Company
LOGO
PERPAJAKAN BENDAHARA
PEMERINTAH
Company name
Objek
Penjelasan
PPh Pasal 21
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa
tertentu
&
sumber
tertentu
(jasa
konstruksi,
sewa
tanah/bangunan,pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah undian
dan lainnya)
PPh Pasal 22
Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan
pembelian barang
PPh Pasal 23
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 26
Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM
Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan
penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
BENDAHARA PEMERINTAH
MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMOTONGAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YG BERASAL DARI APBN/APBD
Company name
PPh Ps.21/26
Dibayarkan kepada
ORANG PRIBADI
sehubungan dgn:
Pekerjaan
Jabatan
Jasa
Kegiatan
Penghasilan
Dibayarkan atas
PEMBELIAN
BARANG
Dibayarkan atas
Hadiah (selain obj.21)
Bunga
Deviden
Royalti
Sewa
Jasa (selain obj.21)
Dibayarkan atas
OBYEK-OBYEK
PPh Final
PPh Ps.22
PPh Ps.23/26
PPh Final
Company
Company name
5
Penghitungan PPh Pasal 21
PENGHASILAN BRUTO
- GAJI KEHORMATAN - GAJI - TUNJANGAN YG TERKAITHONORARIUM DAN IMBALAN LAIN DGN NAMA APAPUN YANG DTERIMA PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI/POLRI
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/ THN ATAU Rp 500.000,-/BLN
- IURAN YG TERIKAT DGN PENGH. TETAP
DIKURANGI:
BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH. BRUTO (UANG PENSIUN)
MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU Rp 200.000,00
PENGHASILAN
NETO
PENGHASILAN KENA PAJAK
DIBEBANKAN KPD KEUANGAN NEGARA/ DAERAH - UANG PENSIUN - TUNJANGAN YG TERKAIT
PTKP
TARIF PS.17 UU PPh
DIKURANGIPAJAK TERUTANG
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
PENGHASILAN TERATUR DARI APBN/APBD
PENGHASILAN BRUTO
PENGHASILAN TIDAK TERATUR
DIPOTONG PPh Ps. 21 : 0% kepada Peg. Gol.II 5% kepada Peg. Gol.III 15% Kepada Peg. Gol IV
DARI PENGH. BRUTO (FINAL)
Company name
Tarif PPh Orang Pribadi
30 %
25 %
15 %
5 %
diatas 500 juta
Rp 250 juta – Rp 500 juta
s/d Rp 50 juta
Rp 50 juta – Rp 250 juta
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
Company name
PTKP (PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK)
•PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,
•PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM BAGIAN
TAHUN KALENDER YG NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA
AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS
7
PTKP Besarnya PTKP (Rp)
Besarnya PTKP (Rp)
Wajib Pajak Orang Pribadi
24.300.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin
2.025.000
Tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung
dengan suami
24.300.000
Tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus,
serta anak angkat (maksimal
3 orang)
Company name
8
PTKP UNTUK KARYAWATI
Status
PT
KP
HANYA UTK DIRI
SENDIRI
STATUS KAWIN
STATUS TDK
KAWIN
- UTK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
STATUS KAWIN
SUAMI TDK MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
- UTK DIRI SENDIRI
- STATUS KAWIN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
Company name
TATA CARA PENYETORAN / PELAPORAN
PPh PASAL 21
TDK
DITANGGUNG
PEMERINTAH
DITANGGUNG PEMERINTAH
PENGHASILAN
TIDAK TERATUR
PENGHASILAN TERATUR
Setor dengan
SSP
TDK ADA
PENYETORAN
Company name
Mekanisme Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan PPh Pasal 21
Saat Setor
Saat Lapor
Saat Transaksi
1. Bendahara
membuat bukti
potong atas
transaksi
penghasilan tidak
teratur
2. Bendahara
membuat bukti
potong A2 atas
penghasilan teratur
/ tahun utk tiap
pegawai
1. Bendahara
menyetorkan SSP
2. SSP atas nama
Bendahara
3. Paling lambat
disetor tanggal 10
1. Menyampaikan SPT
Masa PPh Pasal 21
2. Khusus di Bulan
Desember, Dilampiri
Formulir 1721-1
(Daftar Bukti
Pemotongan)
3. Paling lambat
tanggal 20
Company name
Contoh Kasus Perhitungan PPh Pasal 21
Aris (tidak kawin) adalah PNS golong IIIa, menerima gaji Rp 2.200.000/ bulan,
tunjangan beras Rp 200.000/bulan dan tunjangan fungsional Rp 100.000/bulan.
Penghitungan PPh pasal 21:
Penghasilan bruto :
(2.200.000,00 + 200.000,00 + 100.000,00) = Rp 2.500.000,-
Biaya jabatan :
(5% x Rp 2.500.000,00) = (Rp 125.000,-)
Iuran pensiun : = (Rp 100.000,- ) –
Penghasilan neto sebulan = Rp 2.275.000,-
Penghasilan neto setahun :
(12 x Rp 2.275.000,00) = Rp 27.300.000,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak = (Rp 24.300.000,-) -
Penghasilan Kena Pajak = Rp 3.000.000,-
PPh Pasal 21 setahun :
5% x Rp 3.000.000,00 =
Rp 150.000,-
PPh Pasal 21 sebulan :
Company name
Contoh Kasus PPh Pasal 21
1
2
.
3
PPh Pasal 21 :
Rp 2.000.000,00 x 5% =
Rp 100.000,-
(bersifat final)
Kantor X mengadakan
pelatihan dan
membayar
honor kepada Rurun
(PNS golongan III b)
sebagai pengajar
sebesar Rp
2.000.000,00
Kantor X pada hari
jadinya mengadakan
panggung hiburan
dengan mengundang
penyanyi. Honor
penyanyi yang diberikan
Bendahara Kantor X
Rp 6.000.000,00.
Penerima honorarium
tidak memiliki NPWP
Pasal 21 :
(50% x 6.000.000) x 5% x 120% =
Rp3.000.000,00 x 6% =
Rp180.000,-
Kantor X membayar
honorarium kepada
peserta rapat yang bukan
PNS/Pejabat Negara/
Anggota TNI dan POLRI
sebesar Rp500.000,-
PPh Pasal 21
Rp500.000,00 x 5% =
Company
Company name
Mekanisme Pemungutan PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN
BARANG
OLEH REKANAN
Khusus
Bendahara
Tarif
1,5 %
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
Company name
15
DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PSL 22
PEMBAYARAN ATAS
PENYERAHAN BARANG YANG
JUMLAHNYA PALING BANYAK
Rp.2.000.000,- DAN TIDAK
MERUPAKAN PEMBAYARAN
YANG TERPECAH-PECAH
DILAKUKAN OTOMATIS TANPA
SKB
PEMBAYARAN UNTUK
PEMBELIAN BAHAN
BAKAR
MINYAK, LISTRIK, GAS,
AIR MINUM / PDAM, DAN
BENDA BENDA POS
DILAKUKAN OTOMATIS
TANPA SKB
PMK 154/PMK.03/2010
Dikecualikan dari
PPh Pasal 22
Pembayaran atas
penyerahan barang
sehubungan dengan
pekerjaan pemerintah
yang dibiayai dengan
hibah/pinjaman luar
negeri
Pembayaran untuk
pembelian barang
sehubungan dengan
penggunaan dana
BOS
Company name
Mekanisme Penyetoran & Pelaporan PPh Pasal 22
SPT
SSP
SSP
Penyetoran
Pelaporan
SSP
Lbr.1
Company name
Contoh Kasus PPh Pasal 22
Kasus 2
Kantor Y mempunyai kegiatan
pengadaan barang modal
berupa Mesin Absensi yang pada DIPA
tersedia anggaran Rp99.000.000,00.
Dana yang tersedia dalam DIPA sudah
termasuk PPN-nya , sehingga untuk
menghitung PPh Pasal 22 adalah :
(100/110 x Rp99.000.000,00) x 1,5% =
Rp1.350.000,00.
Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong
100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal
22, sehingga menjadi : (100/110 x Rp
99.000.000,00) x 1,5% x 200% =
Rp2.700.000,00
KASUS 1
Kantor Y membeli
komputer untuk keperluan
kantor dengan harga
Rp100.000.000,- (harga
tidak termasuk PPN
dan/atau PPnBM).
PPh pasal 22 yang harus
dipungut Bendahara
sebagai pemungut pajak
adalah : Rp100.000.000,00 ×
1,5% = Rp1.500.000,00
Company
Company name
Objek PPh Pasal 23
Dipotong
PPh
Pasal 23
Imbalan
Modal
Jasa
Hadiah/ Penghargaan Selain PPh 21Sewa
Selain
Tanah/
Bangunan
Tarif
2%
Tarif
2%
Tarif
15%
Tarif
15%
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGI
Company name
Jasa Objek PPh Pasal 23
JENIS PENGHASILAN YANG TERKENA
OBJEK PPH PASAL 23
Tarif PPh
Psl 23
1. Jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan,
2. Jasa Lainnya : Jasa penilai, jasa aktuaris,
jasa akuntansi, jasa perancang, jasa
pengeboran migas, jasa penunjang di bidang
penerbangan, jasa penebangan hutan, jasa
pengolahan limbah, jasa penyedia tenaga
kerja, jasa perantara, jasa instalasi, jasa
pemeliharaan, jasa maklon, jasa penyelidikan
dan keamanan, jasa penyelenggaraan
kegiatan, jasa pengepakan, jasa media masa,
jasa pembasmian hama, jasa kebersihan, jasa
catering
Company name
Mekanisme Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan PPh Pasal 23
Saat Setor
Saat Lapor
Saat Transaksi
1. Bendahara
membuat bukti
potong untuk
rekanan
(sbg kredit
pajak bagi rekanan)
2. Bendahara
mencatat nilai
transaksi dan
pemotongan PPh
Pasal 23
1. Bendahara
menjumlahkan
pemotongan PPh
Pasal 23 selama 1
bulan
2. Membuat SSP atas
nilai tersebut.
3. SSP atas nama
Bendahara
4. Paling lambat
disetor tanggal 10
1. Menyampaikan SPT
Masa PPh Pasal 23
2. Dilampiri Daftar
Bukti Pemotongan,
Bukti Pemotongan,
dan SSP
3. Paling lambat
tanggal 20
Company name
1
2
Fakultas B
menggunakan jasa
catering untuk kegiatan
Rapat Koordinasi
dengan biaya Rp
2.000.000,- namun
pengusaha jasa
catering tidak memiliki
NPWP.
3
Fakultas A memakai jasa
service kendaraan (bengkel
yang
memiliki NPWP) untuk
menservice kendaraan
dinasnya. Besarnya biaya
yang dikeluarkan
Rp1.000.000,00 (harga
tersebut sudah termasuk
pembelian suku cadangnya,
namun tagihan tidak
dipisah-pisahkan) .
PPh Psl 23
Rp1.000.000,00 × 2% =
Rp20.000,00
PPh Psl 23
2.000.000× 2% x 2
Rp 80.000,00
Fakultas C menyewa
tenda dari pengusaha
yang tidak memiliki
NPWP sebesar Rp
800.000,-, PPh Pasal 23
yang terutang adalah :
PPh Psl 23
800.000× 2% x 2
Rp 32.000,00
Company name
PPh Pasal 26
Wajib Pajak
Wajib pajak LN (baik OP/badan) selain BUT yang menerima atau
memperoleh penghasilan di Indonesia
Obyek daan tarif PPh pasal 26
dividen;
bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang (Premium terjadi apabila surat obligasi
dijual di atas nilai nominalnya, diskonto terjadi apabila surat obligasi
dibeli di bawah nilai nominalnya).
royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
hadiah dan penghargaan;
pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
premi swap (selisih harga satu mata uang yang menjadi lebih mahal
untuk dibeli) dan transaksi lindung nilai lainnya;
keuntungan karena pembebasan utang.
PPh pasal 26 = 20% X Penghasilan Bruto
Company name
Contoh PPh Pasal 26
Suatu badan subjek pajak dalam negeri membayarkan royalti
sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) kepada Wajib
Pajak luar negeri, subjek pajak dalam negeri tersebut
berkewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan sebesar 20%
(dua puluh persen) dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Seorang atlet dari luar negeri yang ikut mengambil bagian dalam
perlombaan lari maraton di Indonesia kemudian merebut hadiah
uang maka atas hadiah tersebut dikenai pemotongan Pajak
Penghasilan sebesar 20% (dua puluh persen)
Company
Company name
Objek Pemotongan PPh Final
Kecuali di Hotel/Restoran
Tarif berdasar kualifikasi
Perencanaan, Pengawasan,
dan Pelaksanaan
Objek
PPh FInal
Sewa Tanah/Bangunan
Tarif 10 %
Konstruksi
Pengalihan
Tanah/Bangunan
Tarif 5 %
Pekerjaan Kecil Besar
Pelaksanaan 2% 3% Pengawasan 4% 4% Perencanaan 4% 4% Non Kualifikasi Pelaksanaan 4% Pengawasan 6% Perencanaan 6% TERMASUK : BIAYA PERAWATAN; BIAYA PEMELIHARAAN; BIAYA KEAMANAN; BIAYA FASILITAS LAINNYA DAN SERVICE
CHARGE BAIK YG PERJANJIANNYA
DIBUAT SECARA TERPISAH/DISATUKAN
Company name
Mekanisme Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan PPh Pasal Final
Saat Setor
Saat Lapor
Saat Transaksi
1. Bendahara
melakukan
pemotongan PPh
Final saat
pembayaran
2. Bendahara
membuat bukti
potong untuk
rekanan
1. Bendahara
menyetorkan SSP
atas transaksi PPh
Final
2. SSP Atas nama
Bendahara
3. Paling Lambat
tanggal 10
1. Menyampaikan SPT
Masa PPh Pasal 4(2)
2. Dilampiri Daftar
Bukti Pemotongan,
Bukti Pemotongan,
dan SSP
3. Paling lambat
tanggal 20
Khusus untuk Pengalihan
Tanah/Bangunan
menggunakan Laporan
Tersendiri
Company name
Contoh Kasus PPh Final
Contoh Kasus
Kantor Z mempunyai proyek pembangunan kantor
baru dan harus melakukan pembebasan tanah.
Dalam pelaksanaan proyek tersebut Kantor Z harus
membayar Rp 2.000.000.000 untuk pembebasan
tanah tersebut.
PPh Final yang harus dipungut dan disetor oleh
Bendahara Kantor Z atas pembayaran tersebut
Rp 2.000.000.000,- x 5% = Rp 100.000.000,-
Company name
Contoh
Kasus
PPh Final
Sewa Tanah/Bangunan
Contoh Kasus PPh Final
Kantor A
menyelenggarakan
seminar tentang
perumahan dan harus
menyewa sebuah
ruang pertemuan milik
orang pribadi dengan
harga Rp 3.000.000.
PPh final yang harus
dipungut dan disetor
oleh Bendahara
Kantor A atas
pembayaran tersebut :
Rp 3.000.000,- x 10% =
Rp 300.000,-
Kasus
Jawaban
Company name
Contoh Kasus PPh Final
Kantor A memberikan
hadiah undian
kepada
semua peserta pameran
keuangan sebesar
Rp50.000.000,-. PPh
Pasal 4 ayat (2) yang
terutang dan harus
dipotong Bendahara
adalah :
Rp50.000.000.-
× 25% =
Rp12.500.000,-
Kantor B menggunakan
jasa konstruksi
kualifikasi
besar
untuk
merenovasi
gedung
kantor dengan biaya
Rp20.000.000.000,-
(harga tidak termasuk
PPN). PPh Pasal 4 ayat
(2) yang terutang dan
harus dipotong
Bendahara adalah:
Rp20.000.000.000,-
x 3% =
Rp600.000.000,-
Rp200.000.000.-
× 6% =
Rp12.000.000,-
Kantor C menggunakan
jasa konstruksi yang
tidak
memiliki kualifikasi
untuk
MENGAWASI
renovasi
gedung kantor dengan
biaya Rp 200.000.000,-
(harga tidak termasuk PPN).
PPh Pasal 4 ayat (2) yang
terutang dan harus
dipotong Bendahara
Company
Company name
Pajak Pertambahan Nilai
Di Daerah
Pabean
Penyerahan
Barang/Jasa
Kecuali :
Negative List
Kecuali
Barang Tidak Kena PPN 1. Barang Tambang 2. Barang Kebutuhan
Pokok
3. Makanan&Minuman di Hotel/Restoran
4. Uang, Emas batangan, dan surat berharga-
PPN (Tarif 10%)
PPnBM
PAJAK YG DIKENAKAN ATAS KONSUMSI BARANG
YG BERDSRKAN KMK TERGOLONG BRG MEWAH
JasaTidak Kena PPN
SEMUA BARANG
adalah
BARANG KENA PAJAK
Semua Jasa
adalah
Jasa Kena Pajak
Kecuali
Company name
a. Jasa bidang pelayanan kesehatan medik;
b. Jasa bidang pelayanan sosial;
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko;
d. Jasa keuangan;
e. Jasa asuransi
f.
Jasa keagamaan;
g. Jasa pendidikan;
h. Jasa kesenian & hiburan;
i.
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
j.
Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan darat dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar
negeri;
k. Jasa tenaga kerja;
l.
Jasa perhotelan;
m. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
n. Jasa penyediaan tempat parkir;
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
Company name
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN
OLEH BENDAHARAWAN
TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH
BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA
JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN PENERBANGAN
DALAM HAL
PEMBAYARAN
PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN
PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
Company name
Mekanisme Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan PPN
Saat Setor
Saat Lapor
Saat Transaksi
1. Rekanan
membuat faktur
pajak
2. Rekanan
membuat SSP
atas nama
rekanan yang
ditandatangani
Bendahara
1. SSP Disetor oleh
Rekanan/Bendahara
2. Paling Lambat
tanggal 7 Bulan
Berikutnya
1. Bendahara
menyampaikan SPT
Masa PPN 1107 PUT
2. Paling Lambat akhir
bulan berikutnya
3. Walaupun tidak ada
pemungutan, tetap
wajib melapor tiap
bulan
4. Melampirkan SSP
dan Faktur Pajak
Company name
TEXT
PPN
PPN
Jumlah PPN yang dipungut
adalah 10/110 bagian dari
jumlah pembayaran.
Jumlah pembayaran Rp
1.100.000,-
PPN yang harus dipungut:
10/110 x Rp 1.100.000,- =
Rp. 100.000,- -
Jumlah yang dibayarkan
kepada rekanan Pemerintah
Rp 1.000.000,-
Harga Jual = Rp 950.000
PPN: 10% x Rp 950.000 = Rp 95.000
Harga Jual + PPN = Rp 1.045.000
Meskipun harga jual Rp 950.000 tetapi
karena pembayaran termasuk PPN
berjumlah Rp 1.045.000 (di atas Rp
1.000.000), maka PPN yang terutang
harus dipungut oleh BENDAHARA.
Pembayaran yang jumlahnya paling
banyak Rp 1.000.000 dan tidak
merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah.
Company name
TEXT
PPN
PPN
SPM LS Atas transaksi
Perbaikan / Renovasi
Gedung sebesar 110 jt
Jumlah pembayaran Rp 110.000.000,-
PPN yang harus dipungut:
10/110 x Rp 110.000.000,- =
Rp. 10.000,000
Jumlah yang dibayarkan kepada rekanan
Pemerintah Rp 100.000.000,- dikurangi
PPh 4-2
Contoh Kasus PPN
SPM LS,sehingga
pembayaran langsung
dilakukan oleh KPPN.
Namun Bendahara tetap
melaporkan transaksi
tersebut dalam
SPT Masa PPN
Company name
Pemungutan PPN
Dipungut
PPN
10 %
PPh Final
Konstruksi
PPh
Final
PPh
Psl. 22
PPh
Psl. 23
Atas transaksi yang terkena PPh Pasal 22, PPh Psl 23, PPh Final = dikenakan PPN
Kemungkinan
Company name
Contoh Kasus Pembelian Barang
PPh Pasal 22
1,5% x 100/110 x harga barang
1,5% x 100/110 x 11 jt =
Rp. 150.000,-
Beli Motor
Rp. 11 jt
(Termasuk PPN)
PPN
10 % x 100/110 x harga barang
10% x 100/110 x 11 jt =
Rp. 1.000.000,-
Barang
Company name
Contoh Kasus Penyerahan Jasa
Servis Motor
Rp. 220 rb
(Termasuk PPN)
PPh Pasal 23
2%
x
(100/110)
x
220rb
=
Rp. 4.000,-
PPN
Tidak dipungut
karena imbalan
masih dibawah
1 juta
Rekanan yang
memungut PPN
atas transaksi ini
Jasa
Company
Company name
Pengertian PPh Pasal 15 adalah :
Pajak Penghasilan yang dikenakan Atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh oleh Wajib Pajak Tertentu, yaitu :
Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional
Perusahaan pelayaran dalam negeri
Perusahaan penerbangan dalam negeri
Perusahaan asuransi luar negeri
Perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi
Perusahaan dagang asing
Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk
bangun-guna-serah atau BOT (“build, operate, and transfer”).
Company name
No Uraian Tarif x DPP Penyetoran & Pelaporan Dasar Hukum 1 Charter Penerbangan Dalam Negeri 1,8%x Peredaran Bruto yang diterima berdasarkan perjanjian charter. TIDAK FINAL
Disetor oleh pemotong paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Setor dengan menggunakan SSP, dengan:
KAP: 411129, KJS: 101
Dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 15, dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. •KMK 475/KMK.04/1996 •SE 35/PJ.4/1996 2 Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri 1,2% x Peredaran bruto FINAL
Disetor oleh pemotong: disetor paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
Disetor sendiri:disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
Setor dengan menggunakan SSP, dengan:
KAP: 411128 KJS: 410
Dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 15, dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. •KMK 416/KMK.04/1996 •SE 29/PJ.4/1996 3 Perusahaan pelayaran dan penerbangan Luar Negeri 2,64% x Peredaran Bruto FINAL
Disetor oleh pemotong:disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Disetor sendiri:disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
Setor dengan menggunakan SSP, dengan: KAP: 411128,
KJS: 411
Dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 15, dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.
•KMK 417/KMK.04/1996 •SE 32/PJ.4/1996
Company name
No Uraian Tarif x DPP Penyetoran & Pelaporan Dasar Hukum 4 WPLN yang
mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia
Untuk negara yang tidak ada P3B dengan Indonesia:
0,44% x nilai ekspor bruto
Penghasilan neto= 1% x nilai ekspor bruto
Untuk negara yang mempunyai P3B dengan Indonesia:
disesuaikan dengan tarif P3B, untuk contoh penghitungan lihat di SE 2/PJ.03/2008.
FINAL
Disetor sendiri paling lambattanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterima penghasilan. Disetor dengan
menggunakan SSP dengan:
KAP: 411128 KJS: 413
Dilaporkan paling lambat tanggal 20bulan berikutnya dengan menggunakan
Formulir dalam Lampiran I KEP 667/PJ./2001 dan
dilampiri SSP lembar ke-3.
•KMK 634/KMK.04/1994 , berlaku mulai 1 Januari 1995 •KEP 667/PJ/2001,berla ku mulai 29 Oktober 2001 •SE 2/PJ.03/2008, ditetapkan tgl 31 Juli 2008. 5 WP yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon (Contract Manufacturing)
Internasional di bidang produksi mainan anak-anak.
7% x tarif tertinggi Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh x total biaya
pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk biaya pemakaian bahan baku (direct materials). Didalam SE 02/PJ.31/2003 disebutkan:
7% x 30% x total biaya
pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk biaya pemakaian bahan baku (direct materials).
FINAL
berlaku sejak 1 Januari 2003
Disetor dengan
menggunakan SSP PPh Final paling lambat tgl 15 bulan berikutnya.
KAP: 411128
KJS: 499 (krn tdk ada
disebutkan secara spesifik ttg jasa maklon ini)
Dilaporkan paling lambat tgl 20 bulan berikutnya. Tetapi tidak ada formulir khusus utk pelaporannya.
•KMK
543/KMK.03/2002 •SE 02/PJ.31/2003
Company
Company name
Pajak Per Transaksi
PPh 21
PPh 23
PPN
PPh 22
PPN
Pembelian Barang
Penyerahan Jasa,
Sewa Selain Tanah/Bangunan,
Imbalan Modal
Konstruksi & Pengalihan/
SewaTanah/Bangunan
Pembayaran Gaji PNS dan non PNS
Mekanisme
Pemungutan/
Pemotongan
oleh
Bendahara
PPh Final
PPN
Company name
PPN NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP Kecil Sedang Besar Non Klasifikasi
1. Pembelian Barang >= Rp 2 Juta 1.5% 3% 10%
2. Pembelian Barang < Rp1 Juta 3. Penyerahan Jasa Konstruksi :
a. Perencana Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%
b. Pelaksana Konstruksi 2% 3% 3% 4% 10%
c. Pengawas Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%
4. Penyerahan Jasa Selain Konstruksi 2% 4% 10%
5. Sewa Tanah&/Bangunan 10% 10%
6. Sewa Selain Tanah &/ Bangunan 2% 4% 10%
7. Pembayaran Gaji PNS DTP
8. Pembayaran Gaji Non PNS (PB-PTKP)XTarif Ps.17 Lebih Besar 20% 9 Selain Gaji Kepada PNS Gol.III 5% Final Lebih Besar 20% 10 Selain Gaji Kepada PNS Gol.IV 15% Final Lebih Besar 20% DASAR HUKUM:
1. PPh Pasal 22 ====> UU No.36 Tahun 2008, KMK-154/2010
2. PPh Pasal 21 ====> UU No.36 Tahun 2008, PP 68/2009, PER-31/PJ/2009, PER-57/PJ./2009 3. PPN =====> UU No.42 Tahun 2009, KMK-563/2003
4. PPh Pasal 4 (2) (PPh Final) ====> UU No.36 Tahun 2008, PP-51 Tahun 2008, PP-80 Tahun 2010
PPh Ps.21 PPh Ps.22 PPh Ps.23/26 No. Jenis Transaksi Kewajiban Perpajakan