• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak

Kewajiban

Perpajakan bagi Dokter

PJ.091/PL/S/008/2014-00

(2)

Gambaran Umum

Apa Itu Pajak?

Subjek Pajak Objek Pajak

Sumber Penghasilan Dokter Kewajiban Pajak

Penghasilan (PPh) Dokter

Daftar Hitung Bayar Lapor Kewajiban PPh

Wanita Dokter Kewajiban Perpajakan Lainnya

Contoh Penghitungan PPh

Dokter

(3)

APA ITU PAJAK?

(4)

”Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pasal 1 ayat (1) UU KUP

Outline

(5)

SUBJEK PAJAK

(6)

Subjek pajak

OP dan warisan

Orang Pribadi

Warisan yang belum terbagi Badan

Bentuk Usaha Tetap

(7)

Dimulai sejak saat orang pribadi tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di

Indonesia

Berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan

Indonesia untuk selama-lamanya

Outline

(8)

OBJEK PAJAK

(9)

Sejak memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP)

(10)

• Setiap

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

atau untuk

Wajib Pajak yang bersangkutan,

dengan nama dan dalam bentuk apa

pun.

(11)

Jenis Penghasilan Keterangan Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor,

tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang

pensiun Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh

pemberi kerja/pemberi hadiah. Harus

dilaporkan dan dihitung kembali besarnya PPh dalam SPT Tahunan

Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan

Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan

pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung besarnya PPh di SPT Tahunan

Keuntungan karena penjualan harta, misalnya penjualan perhiasan, kendaraan dsb

Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan

Bunga di luar bunga bank

Royalti, keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan selisih kurs

Tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan PPh

(12)

Jenis Penghasilan Keterangan Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan

merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau hubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

 Harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh

 Namun

tidak

diperhitungkan dalam penentuan pajak

terutang/pajak yang dibayarkan Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan

objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Warisan, klaim asuransi, beasiswa

Outline

(13)

SUMBER

PENGHASILAN

DOKTER

(14)

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final Penghasilan dari luar negeri

Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final

(15)

Antara lain:

a. Praktik dokter sendiri (membuka klinik pribadi);

b. Praktik dokter di rumah sakit atau klinik (atas penghasilan berupa jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit atau klinik tersebut):

• dokter tetap;

• dokter tamu;

• dokter yang menyewa ruangan di rumah sakit sebagai tempat praktiknya.

c. Pekerjaan bebas selain dari praktik dokter di rumah sakit/ klinik

Misalnya: honorarium sebagai pembicara.

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas

(16)

Misalnya:

a. Usaha apotek;

b. Rumah makan;

c. Toko

*) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *)

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Antara lain:

a. pengurus atau pimpinan rumah sakit atau klinik;

b. pegawai tetap di rumah sakit, universitas (dosen), atau

perusahaan.

(17)

Antara lain:

a. komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya dari produsen obat- obatan dan alat kesehatan;

b. royalti;

c. sewa harta selain tanah/bangunan;

d. penghargaan dan hadiah;

e. keuntungan dari penjualan/pengalihan harta.

Antara lain:

a. dividen;

b. royalti;

c. bunga,

d. honor sebagai dokter di luar negeri.

Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final

Penghasilan dari luar negeri

(18)

Antara lain:

a. warisan;

b. bagian laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham;

c. pembayaran klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna, kecelakaan, kesehatan dan beasiswa.

Antara lain:

a. bunga tabungan atau deposito;

b. dividen;

c. penjualan saham di bursa efek;

d. sewa tanah dan/atau bangunan.

Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final

Outline

(19)

KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)

DOKTER

(20)

DAFTAR HITUNG

BAYAR

LAPOR

(21)

DAFTAR

(22)

KANTOR

PELAYANAN PAJAK

Syarat Subjektif Syarat Objektif

Wilayah tempat tinggal

ORANG PRIBADI (Dokter)

Pasal 2 PP Nomor 74 Tahun 2011

(23)

Caranya:

1. Menyampaikan formulir permohonan secara langsung ke KPP

2. Menyampaikan formulir permohonan melalui kantor pos/jasa pengiriman ke KPP

3. Melalui internet dengan

menggunakan e-registration

Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2011

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013

Outline

(24)

HITUNG

(25)

1. Penghasilan Neto dari:

a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas Rp ...

b. pekerjaan Rp ...

c. dalam negeri lainnya Rp ...

d. luar negeri Rp ... +

Jumlah Penghasilan Neto Rp ...

dikurangi:

2. Zakat/ sumbangan keagamaan yang wajib Rp ...

3. Kompensasi Kerugian Rp ...

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp ... +

Jumlah Pengurang Penghasilan Neto Rp ... -

Penghasilan Kena Pajak Rp ...

5. PPh Terutang

(Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17 UU PPh) Rp ...

6. Kredit Pajak Rp ... -

7. PPh Kurang/(Lebih Bayar) Rp ...

(26)

Dapat diperoleh dengan 2 cara:

1. menyelenggarakan pembukuan; atau 2. menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto (Norma).

peredaran usaha yang lebih dari atau sama dengan Rp 4.800.000.000 dalam setahun

wajib menyelenggarakan pembukuan

(Pasal 14 ayat (2) UU PPh)

(27)

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Biaya 3M

Dokter menyelenggarakan pembukuan

Penghasilan Bruto:

seluruh penghasilan yang diterima dokter sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai dokter.

Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M):

biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan

memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang tidak

dikenai PPh Final.

(28)

Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya 3M antara lain:

 Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha;

 Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi;

 Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP);

 Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta;

 Kerugian dari selisih kurs;

(Pasal 6 UU PPh)

28

(29)

Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto (lanjutan)

• Sumbangan khusus untuk :

- Penanggulangan Bencana Nasional,

- Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia,

- Pembangunan infrastruktur sosial, - Fasilitas pendidikan , dan

- Pembinaan olahraga.

(Pasal 6 UU PPh jo. PP No. 93 Tahun 2010)

29

(30)

Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh WP OP

Penggantian/imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan

Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

Pajak penghasilan

Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atau orang yang menjadi tanggungan

Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan

Pasal 9 UU PPh

Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya yang tidak termasuk 3M antara lain:

(31)

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Norma

Dokter menggunakan Norma

Besarnya persentase Norma untuk pekerjaan bebas dokter *):

No. Daerah Persentase

1. 10 Ibu kota Provinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak)

45%

2. Ibu kota Propinsi lainnya 42,5%

3. Daerah lainnya 40%

*) KEP-536/PJ./2000

(32)

Syarat-syarat penggunaan Norma

Dokter dapat menggunakan Norma apabila:

1. jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas kurang dari Rp4.800.000.000,00 setahun;

2. memberitahukan penggunaan Norma kepada

Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan

sejak awal tahun pajak yang bersangkutan.

(33)

• Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberi kerja atas penghasilan dokter sebagai pegawai tetap.

• Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilan bruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangi dengan:

1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimal Rp6.000.000,00 setahun);

2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri Keuangan.

(34)

• Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas dan pekerjaan serta bukan merupakan penghasilan yang dikenakan PPh Final.

• Antara lain:

- bunga pinjaman;

- royalti;

- Sewa (selain tanah dan/atau bangunan) - Hadiah/penghargaan;

- Keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.

(35)

• Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri (LN):

- untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang diperoleh;

- untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang diterima.

• Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LN

atas penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap Pajak

Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.

(36)

• Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis.

• Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepala keluarga) berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga:

1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali:

a. penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan

b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.

2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun)

digabung dengan penghasilan orang tuanya.

(37)

3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri

- Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung jawab kepala keluarga (suami);

- Apabila:

a. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis, atau

b. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yang berbeda),

penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahan

penghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul beban

PPh sebanding dengan besarnya penghasilan neto.

(38)

• Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya yang bersifat wajib kepada lembaga/badan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah

• Dibuktikan dengan dokumen pembayaran

Zakat/

Sumbangan Keagamaan yang

sifatnya wajib

• Berlaku bagi Dokter yang menyelenggarakan pembukuan

• Kerugian pada suatu tahun pajak dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya

berturut-turut sampai dengan 5 tahun.

Kompensasi kerugian

• Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan

PTKP

(39)

1. Badan Amil Zakat Nasional, 2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, 3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 8. LAZ Persatuan Islam,

9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia,

10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, 11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat

Indonesia,

13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil, 14. LAZ Baituzzakah Pertamina,

15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT),

16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia, 17. LAZIS Muhammadiyah,

18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU),

19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI),

20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI), dan

21. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).

(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012)

(40)

Keterangan PTKP Setahun

(Mulai 1 Januari 2013)

Untuk diri Wajib Pajak 24.300.000

Tambahan pegawai kawin 2.025.000

Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda dalam garis keturunan lurus, anak angkat,

maksimum 3 orang

2.025.000

Pasal 1 PMK No. 162/PMK.011/2012

(41)

WP Tidak Kawin Kode PTKP

0 Tanggungan TK/0 24.300.000 1 Tanggungan TK/1 26.325.000 2 Tanggungan TK/2 28.350.000 3 Tanggungan TK/3 30.375.000

WP Kawin Kode PTKP

0 Tanggungan K/0 26.325.000

1 Tanggungan K/1 28.350.000

2 Tanggungan K/2 30.375.000

3 Tanggungan K/3 32.400.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP

0 Tanggungan K/I/0 50.625.000

1 Tanggungan K/I/1 52.650.000

2 Tanggungan K/I/2 54.675.000

3 Tanggungan K/I/3 56.700.000

(42)

NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

1.

s.d. Rp50.000.000,00 5%

2.

Di atas Rp50.000.000,00 s.d.

Rp250.000.000,00

15%

3.

Di atas Rp250.000.000,00 s.d.

Rp500.000.000,00

25%

4.

Di atas Rp500.000.000,00 30%

Pasal 17 UU PPh

 PPh terutang = tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak.

 Tarif PPh Orang Pribadi:

(43)

 Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:

- PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan, jasa atau kegiatan).

- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi tertentu lainnya)

- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan harta selain tanah dan/atau bangunan)

 Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)

 PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)

(44)

Kredit Pajak PPh Pasal 24

• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah yang lebih kecil antara:

a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).

44

Batas maksimum KPLN = Penghasilan di Luar Negeri

Penghasilan Kena Pajak x PPh Terutang

 Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:

-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak

(45)

PPh Kurang Bayar:

- PPh terutang > kredit pajak

- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.

PPh Lebih Bayar:

- PPh terutang < kredit pajak

Outline

(46)

BAYAR

(47)

1. Pembayaran dalam tahun berjalan:

a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25

b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat final

2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)

(48)

Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25

• Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan

• Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

48

Angsuran PPh Pasal 25 = PPh terutang – Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24)

12

(49)

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru

• Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan.

49

Angsuran PPh Pasal 25 = Tarif PPh OP x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan – PTKP) 12

PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 stdd PerMenkeu No. 208/PMK.03/2009

(50)

Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain

• Pemotongan PPh Pasal 21

Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

• Pemungutan PPh pasal 22

Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan antara lain sehubungan dengan impor barang dan pembelian barang sangat mewah, yang dipungut oleh pihak lain.

• Pemotongan PPh Pasal 23

Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain antara lain bunga, dividen, royalti, hadiah, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, jasa teknik, jasa manjemen, jasa konsultan, dan jenis jasa lainnya.

50

(51)

Pembayaran PPh Yang Bersifat Final

Antara lain:

• Bunga deposito dan tabungan

• Bunga obligasi dan SUN

• Hadiah undian

• Transaksi saham

• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

• Persewaan tanah dan/atau bangunan

• Penghasilan atas usaha WP yang memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)

Outline 51

(52)

LAPOR

(53)

Dokter wajib:

- mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan

- menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.

(54)

Media Penyampaian

SPT Tahunan

Langsung

KPP/KP2KP

Tempat lain

Pojok Pajak

Drop Box

Mobil Pajak Kantor Pos

Perusahaan ekspedisi/kurir

e-Filing

melalui website DJP (www.pajak.go.id) khusus formulir 1770 S & 1770 SS

dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar

Media Penyampaian SPT Tahunan

(55)

Batas Waktu Pelaporan

Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan PPh Pasal 25 Paling lama tanggal 15 bulan

berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) PPh Pasal 4 ayat (2)

“Setor Sendiri”

Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) PPh Pasal 29 Paling lama dilunasi sebelum

SPT Tahunan disampaikan

3 bulan setelah akhir tahun pajak

55

*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN,

tidak perlu melaporkan SPT Masa.

Outline

(56)

KEWAJIBAN PPh

WANITA DOKTER

(57)

Kewajiban PPh (DHBL)

- Belum kawin - Hidup berpisah

berdasarkan Putusan Pengadilan

Kawin - Kawin dengan

perjanjian pisah harta dan penghasilan

- Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban

perpajakan sendiri

Daftar Wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri

Tidak wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

Dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri

Hitung Penghitungan PPh terutang atas penghasilan sendiri

Penghasilan atau kerugian dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suami.

Penghitungan PPh terutang didasarkan pada penggabungan penghasilan neto suami isteri dan besarnya PPh terutang bagi isteri tersebut dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri.

Bayar Sebesar PPh terutang atas penghasilan sendiri

Tidak bayar (karena sudah diperhitungkan dalam penghasilan suami)

Sebesar PPh terutang bagi isteri sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri

57

(58)

Kewajiban PPh (DHBL)

- Belum kawin - Hidup berpisah

berdasarkan Putusan Pengadilan

Kawin - Kawin dengan

perjanjian pisah harta dan penghasilan

- Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri

Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri

Tidak perlu menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP-nya sendiri (cukup suaminya saja yang menyampaikan SPT Tahunan PPh)

- Wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri terpisah dengan SPT Tahunan PPh suaminya

- Penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan

PPh adalah seluruh

penghasilan yang diterima atau diperoleh wanita kawin tersebut dalam suatu tahun pajak, tidak termasuk penghasilan anak yang belum dewasa.

- Harta dan kewajiban/utang yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah harta dan kewajiban yang dimiliki

dan/atau dikuasai wanita kawin tersebut pada akhir tahun pajak.

Outline 58

(59)

KEWAJIBAN

PERPAJAKAN LAINNYA

(60)

• Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak.

• Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan.

• Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012.

• Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir  kode MAP : 411121, KJS : 100

• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir

Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

(61)

• Dokter yang melakukan pekerjaan bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal 25 setiap bulannya

• Setor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

 kode MAP : 411125, KJS : 100

• Lapor paling lama tanggal 20 bulan berikutnya

Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

(62)

• Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP)

• Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau bangunan

• Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat final

• Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir (Pasal 4 ayat (2)

“Pemotongan”)

 kode MAP : 411128, KJS : 403

• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir

Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

(63)

• Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuai dengan KEP-50/PJ./1994.

• Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selain tanah dan/atau bangunan.

• Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidak final.

• Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir  kode MAP : 411124, KJS : 100

• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir.

Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

Outline

(64)

CONTOH

PENGHITUNGAN

PPh DOKTER

(65)

1. Nama Dokter Riko Jaya

2. Alamat Jalan Abadi No. 25 Jakarta 3. Jabatan Wakil Direktur Rumah Sakit

Mawar

4. Status/Tanggungan Kawin/3 Anak

5. NPWP 06.234.567.8-035.000

6. Masa Kerja Januari – Desember 2013

“ Contoh penghitungan kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai pegawai),

pekerjaan bebas, dan penghasilan dari istri yang bekerja”

(66)

Ilustrasi

 Membayar zakat melalui Badan amil Zakat sebesar Rp16.500.000,00.

 Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar Rp2.000.000,00 dan untuk bulan April sampai Desember 2013 masing-masing sebesar Rp3.500.000,00.

 Telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar pada tanggal 27 Maret 2013 dan berdasarkan pencatatannya diketahui bahwa peredaran bruto selama tahun 2013 kurang dari Rp4.800.000.000,00, sehingga memenuhi syarat untuk menghitung penghasilan neto atas pekerjaan bebasnya menggunakan norma (Besarnya norma untuk profesi dokter yang melakukan pekerjaan bebas di wilayah Jakarta berdasarkan KEP-536/PJ./2000 adalah 45%).

 Istri dr. Riko Jaya, Melisa, bekerja pada PT Aman Sentosa. Untuk kepentingan

pemotongan PPh Pasal 21 oleh PT Aman Sentosa, Melisa menggunakan NPWP

suami (06.234.567.8-035.001).

(67)

Ilustrasi

1 228.000.000

2 300.000.000

3 275.000.000

a. Narasumber Talkshow di salah satu stasiun TV 5.000.000 b. Narasumber pada "Seminar Kesehatan Ibu dan Bayi" yang

diselenggarakan Yayasan Ibu dan Anak Jakarta

5.000.000

c. Hadiah/ imbalan berupa Paket wisata ke Singapura dari PT Pharma (produsen obat)

15.000.000

d. Hadiah/ imbalan berupa telepon seluler dari PT Kuat (produsen obat & alat kesehatan)

5.000.000

e. Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000 f. Royalti atas penerbitan buku karangan dr. Riko dari PT Oke 10.000.000

g. Persewaan Ruko dengan PT Asri 100.000.000

h. Persewaan kamar kos-kosan (indekos) 24.000.000 i. Bunga tabungan dari Bank Abadi 1.000.000 Penghasilan dr. Riko Jaya (Rp)

4

Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai Wakil Direktur (pegawai tetap) RS Mawar setelah dikurangi biaya jabatan

(Rp6.000.000,00) dan iuran pensiun(Rp6.000.000,00) (sesuai formulir 1721-A1)

Penghasilan bruto dari praktik dokter ahli kandungan di Rumah Sakit Mawar

Penghasilan bruto dari praktik dokter di klinik pribadi Penghasilan lainnya

(68)

Ilustrasi

Praktik di RS Mawar Praktik Klinik Pribadi Januari 27.000.000 23.000.000 Februari 25.000.000 21.000.000 Maret 28.000.000 25.000.000 April 25.000.000 20.000.000 Mei 25.000.000 23.000.000 Juni 23.000.000 22.000.000 Juli 25.000.000 25.000.000 Agustus 22.000.000 23.000.000 September 15.000.000 22.000.000 Oktober 35.000.000 20.000.000 Nopember 20.000.000 25.000.000 Desember 30.000.000 26.000.000 Jumlah 300.000.000 275.000.000

Jasa Dokter yang dibayar Pasien (Rp) Bulan

Perincian Penghasilan Bruto atas Pekerjaan Bebas berupa praktik dokter

 Peredaran bruto tersebut merupakan jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien dari praktik dr. Riko di RS Mawar dan klinik pribadi

(69)

Ilustrasi

1 468.000.000

a. Hadiah undian berupa uang tunai dari Bank Jaya 100.000.000

b. Bunga Deposito dari Bank Jaya 2.000.000

Penghasilan Melisa, istri dr. Riko Jaya (Rp)

2

Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai kepala bagian keuangan PT Aman Sentosa (sesuai formulir 1721-A1) setelah dikurang biaya jabatan Rp6.000.000,00 dan iuran pensiun Rp6.000.000,00

Penghasilan Lainnya:

(70)

Ilustrasi

1 24.340.000

2 15.625.000

3 80.925.000

4 125.000

5 125.000

6 1.500.000

a. bunga tabungan dr. Riko Jaya dari Bank Abadi 200.000 b. persewaan Ruko dengan PT Asri 10.000.000

c. hadian undian Melisa 25.000.000

d. bunga deposito Melisa dari Bank Jaya 400.000 PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber Talkshow

PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber seminar 7

PPh Pasal 23 atas royalti

PPh yang telah dipotong Pemotong Pajak (didasarkan pada bukti Pemotongan PPh, Rp) PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan sebagai wakil direktur

Rumah Sakit Mawar

PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan dari praktik dokter di Rumah Sakit Mawar

PPh Pasal 21 Melisa atas penghasilan sebagai kepala bagian keuangan PT Aman Sentosa

Pajak Penghasilan yang bersifat Final (Pasal 4 ayat (2)):

(71)

Ilustrasi

No Uraian Aset

Nilai Perolehan (Rp)

Tahun Perolehan

1 Rumah 600.000.000 2006

2 Tanah 400.000.000 2010

3 Mobil 182.000.000 2010

4 Mobil 220.000.000 2011

5 Tabungan di Bank Abadi 100.000.000 2009 6 Deposito di Bank Jaya 35.000.000 2012 7 Ruko di Jl. Pemuda 25 400.000.000 2010

8 Sepeda Motor 13.750.000 2007

(72)

Penghitungan PPh terutang dr. Riko Jaya Tahun Pajak 2013 1. Penghasilan Neto dari:

a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas 1) Praktek di Rumah Sakit Mawar

45% x 300.000.000 135.000.000

2) Praktek di klinik pribadi

45% x 275.000.000 123.750.000

3) Narasumber Talkshow

50% x 5.000.000 2.500.000 4) Narasumber Seminar

50% x 5.000.000 2.500.000

Penghasilan neto dari usaha dan pekerjaan bebas 263.750.000 b. pekerjaan

Wakil Direktur Rumah Sakit Mawar 228.000.000

c. dalam negeri lainnya

1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000 2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000 3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000

4) Royalti dari PT Oke 10.000.000

Penghasilan neto dalam negeri lainnya 80.000.000

Jumlah Penghasilan Neto 571.750.000

*) Penghasilan sebagai narasumber dikategorikan sebagai pekerjaan bebas (PER-31/PJ/2012)

**) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainnya wilayah Jakarta (KEP-536/PJ./2000)

*)

*)

**)

**)

(73)

2. Zakat 16.500.000

3. Kompensasi Kerugian -

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3)

Wajib Pajak Sendiri 24.300.000

Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000

Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000

Jumlah PTKP 32.400.000

5. Penghasilan Kena Pajak 522.850.000

6. PPh Terutang

a. 5% x 2.500.000

b. 15% x 30.000.000

c. 25% x 62.500.000

d. 30% x 22.850.000 6.855.000

PPh yang terutang 101.855.000

50.000.000 200.000.000

250.000.000

(74)

7. Kredit Pajak

a. PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain:

PPh Pasal 21 dan 23 (sesuai bukti potong):

1) BukPot. 1721-A1 dari RS Mawar 24.340.000 2) BukPot. PPh dari praktik di RS Mawar 15.625.000 3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000 4) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000 5) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000 Jumlah PPh yang dipotong/dipungut pihak lain 41.715.000 b. PPh yang dibayar sendiri

Angsuran PPh Pasal 25 37.500.000

Jumlah kredit pajak 79.215.000

8. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29

22.640.000

(75)

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2014 1. Penghasilan Neto

Jumlah Penghasilan Neto 571.750.000

Penghasilan Neto tidak teratur:

1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000 2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000 3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000

Jumlah Penghasilan Neto tidak teratur 70.000.000

Penghasilan Neto teratur 501.750.000

2. Zakat 16.500.000

3. Kompensasi Kerugian -

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3)

Wajib Pajak Sendiri 24.300.000

Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000 Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000

Jumlah PTKP 32.400.000

5. Penghasilan Kena Pajak 452.850.000

(76)

6. PPh Terutang

a. 5% x 2.500.000

b. 15% x 30.000.000

c. 25% x 50.712.500

d. 30% x - -

PPh yang terutang 83.212.500

7. Kredit Pajak

PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain

1) BukPot. 1721-A1 dari RS Mawar 24.340.000 2) BukPot. PPh dari praktik di RS Mawar 15.625.000 3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000 4) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000

5) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000

Jumlah kredit pajak PPh Pasal 21 dan 23 41.715.000

8. PPh yang kurang dibayar 41.497.500

9. Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2014:

1/12 x Rp 41.497.500 3.458.125

50.000.000 200.000.000

202.850.000

(77)

Penghasilan Melisa tidak perlu digabung dengan penghasilan suaminya, dr. Riko Jaya, karena:

- penghasilan Melisa hanya dari satu pemberi kerja, dan - atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh oleh

pemberi kerja yang bersangkutan.

(78)

tidak diperhitungkan dalam menghitung PPh Terutang Tahunan, namun wajib dilaporkan pada SPT Tahunan 1770 lampiran III.

a. telah dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan:

- persewaan ruko dengan PT Asri, - bunga tabungan dari Bank Abadi, - hadiah undian dari Bank Jaya, dan - bunga deposito dari Bank Jaya,

b. tidak dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan:

- persewaan kamar kos-kosan (indekos),

dr. Riko Jaya wajib membayar sendiri PPh

Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah

bruto nilai sewa paling lama tanggal 15 bulan

berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

(79)

1. melakukan pencatatan atas semua penghasilan yang diterima;

2. menghitung jumlah PPh terutang atas penghasilan yang diterima selama tahun 2013;

3. menyetor kekurangan pembayaran PPh (PPh Pasal 29) menggunakan SSP sebesar Rp22.640.000,00 ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan sebelum pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi;

4. melakukan pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2013 paling lambat tanggal 31 Maret 2014;

5. menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar (apabila dr. Riko masih memilih untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dalam menghitung PPh terutang Tahun 2014 atas pekerjaan bebas yang dilakukan);

6. melakukan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 sebesar

Rp3.458.125,00 untuk tiap masa pajak tahun 2014 paling lambat

tanggal 15 bulan berikutnya.

(80)

“ Contoh penghitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter atas penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh bersifat final”

 dr. Riko Jaya pada contoh kasus 1 membuka apotik di klinik pribadinya

 Apotik mulai beroperasi tanggal 10 Januari 2014

 Peredaran bruto apotik per Januari 2014 = Rp50.000.000,00.

 Peredaran bruto apotik selama Tahun 2014:

Bulan Peredaran Bruto Januari 50.000.000 Februari 65.000.000 Maret 55.000.000 April 60.000.000

Mei 65.000.000

Juni 68.000.000 Juli 55.000.000 Agustus 65.000.000 September 52.000.000 Oktober 75.000.000 Nopember 55.000.000 Desember 60.000.000 Jumlah 725.000.000

(81)

 Peredaran bulan Januari 2014 yang disetahunkan

= 12 x Rp50.000.000,00 = Rp600.000.000,00

 Peredaran bruto usaha apotek yang disetahunkan tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000,00

 Dengan demikian, pada tahun 2014, penghasilan dari usaha apotek tersebut termasuk dalam kriteria penghasilan yang dikenai PPh bersifat final (PP No. 46 Tahun 2013)

 Tarif PPh final adalah 1% dikalikan peredaran bruto apotek

tiap bulan.

(82)

Bulan Peredaran Bruto Tarif PPh Ps 4 ayat (2) final Januari 50.000.000 1% 500.000 Februari 65.000.000 1% 650.000 Maret 55.000.000 1% 550.000 April 60.000.000 1% 600.000 Mei 65.000.000 1% 650.000 Juni 68.000.000 1% 680.000 Juli 55.000.000 1% 550.000 Agustus 65.000.000 1% 650.000 September 52.000.000 1% 520.000 Oktober 75.000.000 1% 750.000 Nopember 55.000.000 1% 550.000 Desember 60.000.000 1% 600.000 Jumlah 725.000.000 7.250.000

 Penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usaha apotek dr. Riko untuk masa Januari

sampai dengan Desember 2014 adalah sebagai berikut:

(83)

1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final setiap masa pajak dengan SSP ke Kantor Pos/bank yang ditunjuk Menteri Keuangan atau melalui ATM)*, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

2. Dalam hal:

a. SSP telah mendapat validasi NTPN, atau

b. telah menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) berupa cetakan struk ATM,

dr. Riko tidak perlu melakukan pelaporan SPT PPh Pasal 4 ayat (2) ke KPP.

3. Pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final oleh dr. Riko tidak perlu diperhitungkan kembali dalam menghitung PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh OP, namun tetap dilaporkan rincian PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final pada lampiran III SPT 1770.

)* = ATM Bank BRI, BCA, BNI atau Bank Mandiri

(84)

1. Nama dr. Budiman Jaya

2. Alamat Jalan Sakti No. 18 Jakarta

3. Jabatan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri X di Jakarta 4. Pangkat/Golongan Pembina / IVa

5. Status/Tanggungan Kawin/2 Anak

6. NPWP 48.999.666.2-035.000

7. Masa Kerja Januari – Desember 2013

“ Contoh penghitungan dan pengisian SPT Tahunan PPh atas kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan (sebagai PNS) dan pekerjaan bebas”

(85)

A. Dari Pemberi Kerja: Penghasilan dari profesi Dosen Fakultas Kedokteran di Universitas X sudah dipotong oleh pemberi kerja

B. Dari pekerjaan bebas: Dr. Budiman juga membuka praktik dokter dengan omzet sebesar Rp 100.000.000. Norma Penghitungan Penghasilan Netto yang diperkenankan untuk usaha tersebut adalah sebesar 45% (KEP-536/PJ./2000)

C. Dari Harta: Bunga Deposito dari Bank Mandiri Rp 10.000.000.

D. Penghasilan Lain-lain:

1. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak.

2. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak.

3. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh media swasta dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak.

4. Menerima warisan dari orang tua berupa perhiasan senilai Rp50.000.000 pada tahun 2013.

Ilustrasi

(86)

Ilustrasi

A. Angsuran PPh Pasal 25 yang telah dibayar selama tahun 2013 sebesar Rp750.000;

B. PPh Pasal 21 yang telah dipotong pemberi kerja (Universitas Negeri X) sebesar Rp635.900;

C. PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja lainnya (Media Kesehatan)

sebesar Rp1.500.000.

(87)

1. Rumah yang ditempati dibeli tahun 1990 dengan harga Rp 50.000.000;

2. Mobil Toyota Kijang tahun 1990 dibeli tahun 1999 dengan Harga Perolehan Rp60.000.000;

3. Mobil Toyota Avanza di beli tahun 2010 dibeli kredit dengan harga Rp 100.000.000 melalui lembaga pembiayaan Oto Multi Finance;

4. Tanah di Jalan Ceger No. 12, Tangerang, luas tanah (500m2) dibeli tahun 2000 dengan harga Rp. 600.000.000;

5. Deposito di Bank Mandiri cabang Senayan semenjak tahun 1999 sejumlah Rp150.000.000 dengan bunga per tahun Rp 10.000.000. PPh final atas bunga deposito telah dipotong oleh Bank Mandiri (tarif PPh atas bunga deposito sebesar 20%);

6. Perhiasan senilai Rp50.000.000 pada tahun 2013 (warisan);

7. Pinjaman kepada Lembaga Leasing Oto Multi Finance Tahun 2012 sejumlah Rp.

104.000.000 (selama 5 tahun) dengan sisa pinjaman pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 80.000.000.

Data Wajib Pajak Tahun 2013

(88)

PERINCIAN PENGHASILAN TAHUN 2013 (Formulir 1721-A2)

:

:

:

:

: (+)

: *)

: **)

=

(-)

= Rp 2,845,320 Rp 1,138,128 Rp 11,760,000 Rp 2,786,400 Rp -

= Rp 46,983,048

Rp 2,349,152 Penghasilan Bruto

1,540,741 Rp

Rp 3,889,893 Pengurangan :

Tunjangan struktural/fungsional Tunjangan istri/suami

Tunjangan anak

Tunjangan lain-lain

Gaji pokok Rp 28,453,200

- Biaya Jabatan 5% x46.983.048

- Iuran Pensiun

Penghasilan Neto Rp 43,093,155

Tunjangan beras

BIAYA JABATAN = 5% x Penghasilan Bruto (Maksimal

: 6.000.000/Th, 500.000/Bln

IURAN PENSIUN =

4.75% x (Gaji Pokok+Tunjangan Keluarga) = 4.75% x32.436.648

(89)

=

:

:

:

(+)

= (-)

=

=

= (-)

*)

**)

N I H I L

Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatk an, menagih, dan memelihara penghasilan sebesar 5 % dari penghasilan bruto dengan jumlah mak simum sebesar Rp 6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,- sebulan.

Rp 12.718.155

PPh Telah Dipotong

PPh yang kurang atau lebih dibayar

Penghasilan Neto Rp 43.093.155

Rp 635.900

Rp 635.900 - Anak 2 orang @ Rp 2.025.000

Penghasilan Kena Pajak

Total Penghasilan Tidak Kena Pajak

Rp 24.300.000

Iuran pensiun sebesar 4,75 % x (gaji pok ok +tunjangan k eluarga)

Rp 12.718.000 Rp 2.025.000

Rp 4.050.000 PTKP ( K/3 )

- Wajib Pajak

PPh Terutang 5 % x Rp 12.718.000 = 635.900 - Status Kawin

Rp 30.375.000

Pembulatan Penghasilan Kena Pajak adalah Ribuan

Penuh (000)

(90)

Honorarium Instansi

Pemotong Pajak/ NPWP

Penghasilan Bruto

PPh 21 FINAL + NON

FINAL

Nomor & Tanggal Bukti Potong

Juni 2013 Kemenkes( 00.094.420.1.061.000) Rp 2.000.000 Rp 300.000 BP21-02/VI/2013 ( 15/06/2013) September

2013

Kemenkes( 00.094.420.1.061.000) Rp 4.000.000 Rp 600.000 BP21-10/IX/2013 ( 10/09/2013)

Oktober 2013 Media Kesehatan(01.090.209.1.014.000) Rp60.000.000 Rp 1.500.000 BP21-05/RT/X/2013 (29/10/2013)

Jumlah Total Rp 66.000.000 Rp 2.400.000

2

3 1

Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh salah satu media sebesar Rp60.000.000 dan telah melakukan pemotongan PPh 21 sesuai ketentuan Pasal 17. (Bukti

Pemotongan PPh 21 Non Final Nomor : BP21-05/RT/X/2013 Tanggal 29/10/2013).

Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan sebesar Rp 2.000.000 dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. ( Bukti Pemotongan PPh Nomor : BP21-02/VI/2013 Tanggal 15/06/2013)

Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di

Kementerian Kesehatan sebesar Rp 4.000.000 dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. (Bukti Pemotongan PPh 21 Final Nomor : BP21-10/IX/2013 Tgl10/09/2013)

(91)

Diisi dengan tahun pajak bersangkutan

Di isi dengan jenis harta

wajib pajak

Diisi dengan harga perolehan atau harga/nilai pada

saat membeli/

menerima harta Perhitungan Menggunakan

Norma Diisi dengan

NPWP dan nama sesuai

dengan formulir 1721 –

A1/A2

Diisi dengan tahun perolehan atau tahun mendapatkan/

menerima harta

Diisi dengan Hasil Penjumlahan Seluruh Harta pada

kolom (4).

Diisi dengan NOP Tanah/Bangunan, nomor BPKB atau

keterangan lain

(92)

Diisi dengan jumlah seluruh kewajiban

termasuk bunganya

Diisi dengan Nama sesuai Akte

Diisi dengan pekerjaan

Diisi dengan Tanggal Lahir sesuai Akte

Diisi dengan Hubungan Keluarga

(93)

Diisi dengan jumlah bunga yang diperoleh

Diisi dengan PPh yang terhutang

Jangan lupa mengisi

kolom- kolom

ini

Diisi dengan jumlah PPh yang

terhutang

(94)

Diisi dengan jumlah penghasilan bruto dari warisan yang diterima

(bila ada)

(95)

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Diisi dengan nama pemotong/ pemungut bila ada dalam tahun 2013 dan bila lampiran

tidak cukup dapat ditambah

Diisi dengan nomor bukti/tanggal, jenis, dan

jumlah PPh yang dipotong/pungut sumbernya

dari bukti potong/pungut yang diterima wajib pajak

(96)

Diisi dengan jumlah seluruh

PPh yang dipotong/

dipungut

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15 dst

*) - =

- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)

- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat buku petunjuk tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

1 dari 1 halaman Lampiran-II Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15 PPh Ditanggung Pemerintah

2.135.900

Halaman ke - JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

JBA

DTP

JUMLAH BAGIAN A

(97)

Jumlah peredaran usaha

dikali norma yang ditetapkan

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Norma penghitungan penghasilan netto yang telah ditetapkan dalam

KEP-536/PJ./2000 Diisi dengan jumlah peredaran

usaha (omzet) selama setahun

Jumlah penghasilan

neto

(98)

*) Penghasilan sebagai narasumber dikategorikan sebagai pekerjaan bebas (PER-31/PJ/2012)

**) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainnya wilayah Jakarta (KEP-536/PJ./2000)

LAMPIRAN

Jenis Penghasilan Penghasilan Bruto

(Rp) Norma Penghasilan Neto (Rp)

Penghasilan Jasa Dokter dari praktek di klinik pribadi 100.000.000 45% 45.000.000 Honorarium Pembicara Seminar 60.000.000 50% 30.000.000

Total 160.000.000 75.000.000

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI PEKERJAAN BEBAS (Sebagaimana Dimaksud Lampiran 1770-I hal 2)

*) **)

(99)

Diisi dengan NPWP dan nama

pemberi kerja

Diisi dengan penghasilan bruto selama satu tahun

Diisi dengan pengurang penghasilan bruto

Diisi dengan penghasilan neto

(Ph bruto- pengurang)

Jumlah penghasilan

netto

(100)

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Karena menggunakan

norma, maka semua Bagian A

ini kosong

(101)

Jangan lupa mengisi kolom-kolom

ini

Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 2 bagian B Diisi dengan klasifikasi lapangan

usaha sesuai dengan jenis usaha/pekerjaan

Hitung PTKP sesuai status dan

jumlah tanggungan Di isi dengan

nomor telepon dan atau faksimili yang

dapat dihubungi

Pilih sesuai status perkawinan dan diisi dengan jumlah tanggungan

Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 2 bagian D

(102)

Yang masih harus dibayar

dengan SSP

Angsuran PPh Pasal 25 Kredit pajak yang

diperoleh dari 1770-II bagian a

kolom 7 Kredit pajak dari

angsuran PPh pasal 25 setiap

bulan selama tahun 2013

Jangan lupa memberi tanda silang pada bagian yang akan dilampirkan

Jangan lupa tanda tangan

(103)

Perhitungan Sendiri

Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2014 Form Induk 1770 Nomor 21

Nama : Dr. Budiman Jaya

NPWP : 48.999.666.2-035.000

Penghasilan Selama Tahun Pajak 2013

1 Penghasilan Neto atas Gaji PNS Rp 43.093.155

2 Penghasilan Neto atas Kegiatan Usaha Rp 45.000.000

3 Honor sebagai Narasumber seminar Rp 30.000.000 (+)

4 Penghasilan Total Tahun 2013 Rp 118.093.155

-/- Penghasilan Tidak Teratur Rp 0 (-)

5 Penghasilan Teratur Tahun 2013 Rp 118.093.155

6 Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/2) Rp 30.375.000 (-)

7 Penghasilan Kena Pajak Rp 87.718.000

8 PPh Terutang Rp 8.157.700

-/- Kedit Pajak : PPh 21 Telah Dipotong Rp 2.135.900

9 Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2014 Rp 6.021.800

10 Angsuran PPh Pasal 25 setiap Bulan Rp 501.817

Wajib Pajak

Budiman Jaya

Budiman Jaya

(104)
(105)
(106)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), Direktur Jenderal atas nama Menteri, Ketua Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik, Gubernur, atau

Ketenagalistrikan Daerah disusun masing-masing oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan sebagaimana tercantum

Beberapa data (proxy) kesehatan indonesia tahun 2010/2011 diambil. tanggal 18 januari 2013

7 Jika berat badan balita ibu naik setiap bulannya, apakah tenaga kesehatan pernah menjadikan ibu sebagai contoh yang baik bagi ibu-ibu lainnya.. 8 Jika berat

International Journal of 3-D Information M odeling (IJ3DIM ). 54th Photogrammetric Week. Kuala Lumpur: Oxford University Press. Surveying and modelling the main spire of

Kustodian Sentral Efek Indonesia announces ISIN codes for the following securities :..

1) Own management plan for land contaminated with hazardous waste or hazardous waste spills as required in the regulation. 2) Implementing of hazardous. waste contaminated land

[r]