• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aset (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aset (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero))."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

v method used was quantitative method with survey techniques is the method of research that takes a sample from a population and use the questionnaire as a tools of data collecting, then processed, analyzed and also compared to existing theory, while data examination used data examination and device of hypothesis examination. From result of research which writer have execute in PT.Perkebunan VIII Nusantara (Persero), the company has implemented responsibility accounting well enough, it can be determined based on the conditions that must be met.

End of the test results obtained from the center of accountability in PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero) that become responder are that there are positive relationship between the application of adequate responsibility accounting controls to increase the effectiveness of maintenance and repair assets of 0.510. The coefficient of determination is 26.01%. This means that the increased effectiveness of cost control of maintenance and repair of assets affected by the application of responsibility accounting, while the remaining amount of 73.9% is the contribution of other factors is not examined by author.

The conclusion of this study is that there is a role in the implementation of accounting control effectiveness increase the cost of maintenance and repair of assets in PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi konsep akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan sebagai alat manajemen pada PT Perkebunan Nusantara VIII(Persero) dalam mencapai keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik survey yaitu metode penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, diproses kemudian dianalisis serta dibandingkan dengan teori yang ada sedangkan pengujian data diperlukan langkah-langkah yaitu pengujian data dan rancangan pengujian hipotesis. Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero), perusahaan tersebut telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui berdasarkan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi.

Hasil akhir pengujian yang diperoleh dari pusat pertanggungjawaban pada PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang menjadi responden adalah bahwa terdapat hubungan yang positif antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai dengan peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset sebesar 0,510. Koefisien determinasinya sebesar 26,01%,. Hal ini berarti bahwa peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset dipengaruhi oleh penerapan akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan sisanya sebesar 73,9% merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti penulis.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat peranan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset di PT.Perkebunan Nusantara (Persero).

(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL………...

LEMBAR PENGESAHAN………

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……….. i

KATA PENGANTAR………. iii

ABSTRACT……….. v

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah……….... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Kegunaan Penelitian……… 6

1.5 Kerangka Pemikiran………. 7

1.6 Metode Penelitian……… 15

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 18

(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban………..……. 20

2.1.2 Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban.. 23

2.1.3 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban………….. 24

2.1.3.1 Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban…………. 24

2.2 Penentuan Kontrolabilitas Biaya………... 29

2.3 Efektivitas Pengendalian Biaya………...…… 31

2.3.1 Pengertian Biaya………... 15

2.5 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan ……… 38

2.5.1 Tujuan utama dari fungsi pemeliharaan ……… 41

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan ……... 43

2.5.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan ……….. 43

2.5.4 Bentuk-bentuk Pemeliharaan ………... 45

2.5.5 Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan……….. 46

2.6 Hubungan Akuntansi Pertanggunjawaban Dalam Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan ... 50

BABIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 53

(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Visi, Misi PT. Perkebunan Nusantara VIII

(Persero)……….. 55

3.1.2.1 Visi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)………. 55

3.1.2.2 Misi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan………. 55

3.1.4 Aktivitas PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)… 86 3.2 Metode Penelitian……….. 87

3.2.1 Metode Yang Digunakan……….. . 87

3.2.2 Jenis Data……… 88

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data……… 89

3.2.4 Tipe Skala dan Metode Penskalaan Yang Digunakan… 90 3.2.5 Populasi dan Sampel……… 91

3.2.6 Operasionalisasi Variabel………. 91

3.2.7 Pengujian Data………. 95

3.2.8 Penetapan Hipotesis Penelitian……… 100

3.2.9 Metode Analisis Data………. 101

3.2.10 Kriteria Penarikan kesimpulan………. 104

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 105

4.1 Hasil Penelitian……… 105

(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

4.3 Variabel Akuntansi Pertanggungjawaban……… 108

4.4 Uji Validitas……… 113

4.5 Uji Reliabilitas………..……….. 114

4.6 Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset……….. 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 120

5.2 Saran………... 121

DAFTAR PUSTAKA………. 123

LAMPIRAN………

(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel X………

92-94 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Y ... 95

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Indeks Validitas dan Reliabilitas………..……… 98

Table 3.4 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi………... 102

Tabel 4.1 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban……….. 106

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Skor Atas Jawaban……… 108

Tabel 4.3 Skor Jawaban Responden atas Variabel Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban……….…… 109

Tabel 4.4 Pengkategorian Skor Mengenai Akuntansi Pertanggungjawaban……… 110

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Akuntansi Pertanggungjawaban ……….………. 113

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas……….. 114

Tabel 4.7 Uji T………..……… 115

Tabel 4.8 Analisis Korelasi……….………. 116

(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Hubungan Peranan Akuntansi pertanggungjawaban terhadap

Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset

……... 14

Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)…… 56

(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas... 124

Lampiran 2 Uji Reliabilitas………125

Lampiran 3 Uji Regresi………. 126

Lampiran 4 Uji Korelasi... 126

Lampiran 5 Data Realisasi dan Anggaran Kebun……….. 127

Lampiran 6 Varians……… 128

Lampiran 7 Data Responden………. 129

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara

pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan.

Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

dengan adanya kemudahan dalam melakukan aktivitas perusahaan.

Dengan adanya fenomena yang terjadi tersebut mengakibatkan setiap perusahaan

yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur bersaing untuk menciptakan

inovasi baru terhadap barang atau jasa agar memiliki nilai tambahan dengan

menghasilkan barang yang berkualitas baik dengan harga yang bersaing.

Agar perusahaan menghasilkan barang dengan kualitas yang baik, diperlukan

sumber daya manusia yang berkualitas dalam memimpin perusahaan. Seorang

pemimpin atau manajer dituntut untuk dapat melakukan efisiensi di segala bidang

dengan menjalankan fungsi dari manajemen agar sesuai dengan tujuan perusahaan.

Perkembangan teknologi juga memberi dampak yang positif bagi manajer untuk

dapat mengambi keputusan secara tepat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai

dengan efektif.

Manajemen Perusahaan memiliki beberapa fungsi yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Salah satu

fungsi manajemen yaitu control. Kegiatan pengendalian ini mencakup pengendalian

(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

Menurut Waluya S.P. Hasibuan (2001) :

Pengendalian secara langsung dilakukan terhadap kegiatan (action)

yang sedang dilakukan sedangkan pengendalian tidak langsung dilakukan terhadap evaluasi pelaporan kinerja (performance evaluation) yang telah dilakukan. Fungsi pengendalian perlu dikuasai dan dilaksanakan oleh setiap tingkat manajemen pada suatu perusahaan agar tujuan perusahaan berjalan efektif.”

Salah satu alat bantu bagi manajemen untuk meningkatkan efektivitas

pengendalian kinerja manajer perusahaan adalah dengan melaksanakan akuntansi

pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)

merupakan salah satu bagian dari sistem pengendalian manajemen yang dapat

mengukur dan mengevaluasi suatu anggaran dan realisasinya.

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, terdapat informasi biaya yang

direncanakan untuk masing masing pusat pertanggungjawaban dalam bentuk laporan

yang bersifat objektif, relevan, dan tepat waktu. Informasi tersebut akan membantu

manajer menilai kinerja setiap pusat pertanggung jawaban. Apabila terdapat

penyimpangan, maka dapat dilakukan koreksi dan evaluasi atas kegiatan tersebut

agar kinerja pusat pertanggungjawaban menjadi lebih efektif dan efisien.

Menurut Juaniva Sidharta (2004) :

“Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan membantu

(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen & Mowen

(2005:116) adalah sebagai berikut :

Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai

hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”

Sedangkan untuk melakukan sistem akuntansi pertanggungjawaban, terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Terdapat struktur organisasi dengan job description yang jelas serta adanya

identifikasi pusat pertanggung jawaban yang dipimpin oleh manajer.

2. Adanya pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.

3. Adanya anggaran yang disusun oleh setiap bagian pusat pertanggung

jawaban.

4. Adanya sistem pelaporan biaya dan susunan kode rekening perusahaan yang

dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban.

(Mulyadi , 2001)

Semakin besar perusahaan, maka semakin kompleks aktivitas dari perusahaan

tersebut. Dalam situasi yang demikian, diperlukan perencanaa terhadap biaya-biaya

secara efektif. Akuntansi pertanggungjawaban diperlukan untuk dapat

mengendalikan biaya-biaya tersebut, dengan menyelenggarakan suatu sistem

pencatatan atas biaya-biaya. Dari sistem pencatatan tersebut, dihasilkan laporan

(13)

biaya-Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

biaya yang terjadi pada unit organisasi. Dengan adanya laporan tersebut, kinerja

manajer masing masing unit organisasi dapat dinilai dan dievaluasi.

Dilihat dari hubungan antara masukan dan keluaran, pusat biaya dibagi dua

macam, yaitu :

1. Pusat biaya teknis, adalah pusat biaya yang sebagian besar masukannya

mempunyai hubungan yang jelas dengan keluarannya. Contohnya : Biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Pusat Biaya Kebijakan, adalah pusat biaya yang sebagian besar masukannya

tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan keluarannya. Contohnya :

pusat biaya yang meliputi unit unit administratif dan pendukung (akuntansi,

hukum, hubungan masyarakat, dan sumber daya manusia) (Haninum : 2003)

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dapat dikategorikan sebagai pusat biaya

kebijakan, karena secara langsung merupakan bagian dari unit administratif dan

sifatnya sebagai penunjang kegiatan perusahaan. Pengendalian biaya pemeliharaan

dan perbaikan dalam perusahaan dapat berjalan efektif apabila output yang

dihasilkan sesuai dengan tujuan perusahaan dan sesuai dengan anggaran yang telah

diteapkan oleh perusahaan.

Pemeliharaan merupakan fungsi dalam suatu perusahaan yang mempunyai

peranan yang penting dalam menunjang operasi perusahaan. Pemeliharaan yang baik

dapat menjamin bahwa fasilitas fasilitas produksi akan dapat beroperasi secara

efektif.

Anggaran biaya pemeliharaan dan perbaikan merupakan alat untuk menilai

(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

organisasi. Adapun cara untuk melihat penilaian anggaran adalah dengan

membandingkan anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui efektivitas

kinerja manajer pusat biaya tersebut.

Dalam kegiatan perusahaan, diperlukan adanya pengendalian atas biaya-biaya

agar aktivitas perusahaan berjalan secara efektif dan efisien. Dalam hali ini, yang

menjadi bagian yang diperhatikan oleh peneliti adalah pusat biaya, mengingat biaya

pemeliharaan dan perbaikan harus sesuai dengan anggaran dan direalisasikan secara

efektif. Penelitian ini difokuskan pada bagian biaya pemeliharaan dan perbaikan

asset. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan

Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Apakah penerapan akuntansi pertanggung jawaban yang baik dapat

mempengaruhi peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan

perbaikan asset.

2. Seberapa besarkah pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang

baik terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan

(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka tujuan yang hendak

dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggung jawaban

berpengaruh positif terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya

pemeliharaan dan perbaikan asset.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara akuntansi

pertanggungjawaban terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya

pemeliharaan dan perbaikan asset.

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil perolehan penelitian dari karya tulis ini, diharapkan akan memberikan

Informasi berguna dan akurat yang dapat bermanfaat:

1. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, penulis akan dapat lebih memahami

penerapan teori-teori dan konsep-konsep mata kuliah yang telah ditempuh

selama di bangku kuliah serta dalam praktek-praktek lapanganya, terutama

yang berhubungan dengan judul karya tulis yang penulis teliti.

2. Bagi Perusahaan

Diharapakan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan pengendalian terhadap biaya pemeliharaan an

perbaikan asset, agar dilakukan secara efektif dalam upaya untuk

(16)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

3. Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang pertambahan informasi yang

dibutuhkan oleh para pembaca dan dapat dijadikan sebagai landasan

pemikiran untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan cakupan yang

lebih luas dan spesifik.

1.5Kerangka Pemikiran

Dalam perusahaan yang semakin besar operasinya maka masalah yang muncul

di dalamnya akan semakin komplek, pimpinan yang semula dapat mengadakan

pengawasan secara langsung di setiap tahapan kegiatan operasi perusahaan, tidak lagi

dapat dilakukan sepenuhnya. Oleh karena itu manajemen memerlukan suatu alat

bantu pengendalian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Untuk

melakukan aktivitas perusahaan diperlukan manajer yang bertanggungjawab

terhadap segala sesuatu yang telah menjadi tanggungjawabnya menurut struktur

organisasi yang ada pada perusahaan tersebut.

Pada perusahaan yang relatif besar perlu menerapkan akuntansi

pertanggungjawaban karena perusahaan semacam ini pada umumnya menetapkan

pembagian unit-unit organisasi dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

secara jelas dan tegas.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk

mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya

(17)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha

Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen & Mowen

(2005:116) adalah sebagai berikut :

Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai

hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”

Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut L.M Samryn,SE

(2001:256) :

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi

yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pertaggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001) dikemukakan:

Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun

(18)

Bab I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha

Dari pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat

menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :

1. Struktur organisasi

Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan

aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja

dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas

dengan jelas pula. Dimana organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga

wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang

mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab

adalah sebaliknya.

2. Anggaran

Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus

ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran

rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam

penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan.

3. Penggolongan Biaya

Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan

oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus

dipertanggungjawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan

dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi

pertanggungjawaban.

a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh

(19)

Bab I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha

b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan

pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena

biaya ini diabaikan.

4. Sistem akuntansi biaya

Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer

maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan

manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen

merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi

didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dengan biaya tidak

terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan

perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba.

5. Sistem pelaporan biaya

Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban

untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar

total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi

biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan

pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan

menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya,

sedangkan untuk tungkatan manajemen diatasnya disajikan total biaya, tiap pusat

biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan dan

(20)

Bab I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha

Syarat-syarat utama dalam membentuk dan mempertahankan akuntansi

pertanggungjawaban menurut Matz Usry (2001;420),adalah sebagai berikut :

1. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas penggolongan tanggung jawab

manajemen (departemen-departemen) pada semua tingkatan dalam setiap

organisasi dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-masing departemen.

Individu yang mengepalai klasifikasi pertanggungjawaban, harus

bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya dari kegiatannya.

Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya yang dapat

atau tidak dapat dikendalikan oleh manajer departemen tersebut.

2. Titik awal dari sistem akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagian

organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan. Wewenang

mendasar pertanggungjawaban biaya-biaya tertentu dan dengan pertimbangan

serta kerjasama biaya tersebut diajukan dalam anggaran.

3. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat

dikendalikan oleh orang yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan

supaya dapat dilakukan pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan atau

pertanggungjawaban dalam kerangka kerja yang mencakup dalam wewenang.

Dari uraian di atas dapat diambil gambaran mengenai garis besar prinsip

akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam akuntansi

pertanggungjawaban dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Menentukan garis wewenang dan tanggungjawab secara jelas bagi setiap tingkatan

manajemen.

2. Menyusun sistem administrasi yang sesuai dengan garis wewenang dan

(21)

Bab I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha

3. Mencatat dan menilai pegawai sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab

masing-masing.

Pusat pertanggungjawaban adalah unit-unit pada sebuah organisasi yang

memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang tertentu untuk mencapai suatu

tujuan tertentu yang dipimpin oleh seorang manajer.

L.M. Samryn,SE (2001:259) mengartikan pusat pertanggungjawaban sebagai

berikut :

” Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi

yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.”

Pusat pertanggungjawaban secara umum dibagi menjadi :

1. Pusat biaya

a. Pusat biaya teknik

b. Pusat biaya kebijakan

2. Pusat pendapatan

3. Pusat laba

4. Pusat investasi

Dalam akuntansi pertanggungjawaban ini menghubungkan informasi

akuntansi yang diperlukan oleh seorang manajer dengan wewenang yang

dimiliki manajer tersebut. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer

(22)

Bab I Pendahuluan 13

Universitas Kristen Maranatha

dibawahnya dan pendelegasian wewenang menuntut manajer yang ada untuk

mempertanggungjawabkan pelaksananaan tugas yang dibebankan kepadanya.

Dalam pengendalian kegiatan operasional perusahaan, salah satu alat ukurnya

adalah anggaran. Anggaran dapat memotivasi manajer untuk mengambil tindakan

perbaikan apabila terjadi penyimpangan.

Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa :

Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara yang

dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran lainnya, yang mencakup jangka waktu setahun.”

Berdasar definisi anggaran di atas, dapat disimpulkan manfaat anggaran sebagai

berikut :

1. Memberikan tanggung jawab pada manajer atas perencanaan yang telah

dibuat.

2. Penganggaran memberikan bayangan sebuah kerangka kerja yang relative

baik untuk penilaian prestasi kerja.

3. Membantu para manajer mengkoordinasikan segala upaya demi tercapainya

sasaran yang telah ditetapkan secara keseluruhan oleh perusahaan sejalan

(23)

Bab I Pendahuluan 14

Universitas Kristen Maranatha

Berdasar uraian tersebut di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

“Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan

Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset”

Bagan Kerangka Pemikiran

Ho: Tidak Terdapat Pengaruh positif dan Kuat Antara Akuntansi

Pertanggungjawaban Terhadap Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan

dan Perbaikan.

Hi: Terdapat Pengaruh positif dan Kuat Antara Akuntansi

Pertanggungjawaban Terhadap Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan

dan Perbaikan.

X

Y

Akuntansi

Pertanggungjawaban

Peningkatan

Keefektifan

Pengendalian

Biaya

Pemeliharaan

dan Perbaikan

Asset

(Ha) (+) Berperan positif

(24)

Bab I Pendahuluan 15

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Metode Penelitian

I.6.1 Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif analitis. Moh. Nazir (1999:64), dalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian menjelaskan bahwa metode deskriptif analitis adalah

suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diteliti.

Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus menurut

Nazir yaitu penelitian tentang status subjek peneltian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik atau ciri khas dari keseluruhan personalitas

subjek penelitian bisa berupa individu, kelompok, lembaga, maupun

masyarakat. Data yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisis,

dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari

untuk kemudian ditarik kesimplan. Hasil dari penelitian studi kasus

merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,

kelompok, serta lembaga-lembaga lainnya. Pemilihan metode studi kasus

didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian hanya dilakukan pada satu

perusahaan untuk melihat kecenderungan penelitian ini hanya berlaku pada

perusahaan tersebut pada periode waktu penelitian dan tidak dapat

(25)

Bab I Pendahuluan 16

Universitas Kristen Maranatha I.6.2 Jenis Data

Di dalam penelitian ini, data dan informasi yang digunakan oleh

penulis yaitu:

1. Data Primer

Menurut Nur dan Bambang dalam bukunya Metodologi Penelitian

Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (1999:146) data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab penelitian yang masih

perlu diolah kembali data yang telah diperoleh tersebut agar

tercapainya hasil yang akurat

2. Data Sekunder

Menurut Nur dan Bambang dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi dan Manajemen (1999:147) data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung. Contohnya : Data sejarah perusahaan maupun struktur

organisasi yang telah tersedia di perusahaan.

I.6.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang

bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang

dibutuhkan, dengan cara :

(26)

Bab I Pendahuluan 17

Universitas Kristen Maranatha

Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan

data dengan cara menanyakan langsung kepada pihak yang

berkaitan dengan penelitian.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan suatu daftar pertanyaan dalam lembaran kertas

untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.

4. Dokumentasi

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan suatu daftar pertanyaan dalam lembaran kertas

untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan

membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang

(27)

Bab I Pendahuluan 18

Universitas Kristen Maranatha І.7 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi dari penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan yang ada di

Bandung. Perusahaan tersebut telah terbentuk dan berkembang menjadi

(28)

120

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai

dengan teori-teori yang mendukung mengenai Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban

Terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

Asset pada PT. Perkebunan Nusantara (Persero) maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum, peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan

Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset pada PT.

Perkebunan Nusantara (Persero) adalah cukup baik. Dimana sistem akuntansi

dalam pengumpulan dan pelaporan biaya pemeliharaan dan perbaikan sesuai

dengan aturan yang berlaku pada perusahaan. Penerapan akuntansi

pertanggungjawaban tersebut dilihat berdasarkan keteraturan dan kejelasan

wewnang dan tanggung jawab dalam organisasi, adanya penyusunan anggaran

sehingga semua manajer pusat pertanggungjawaban empunyai tanggung jawab

bagiannya masing-masing. Terdapat penggolongan biaya terkendali dan tidak

terkendali, sehingga dapat mengendalikan realisasi dan anggaran yang ada.

Adanya klasifikasi rekening yang memungkinkan setiap pusat

pertanggungjawaban mempunyai anggaran dan pengeluarannya sendiri. Sistem

Pelaporan yang sudah jelas, sehingga penyimpangan yang mungkin terjadi

terhadap realisasi anggaran dapat dikendalikan.

2. Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang dapat mempengaruhi

peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset,

(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran 121

Universitas Kristen Maranatha

3. Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban memberikan pengaruh terhadap

peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset

sebesar 26,01%, sedangkan sisanya sebanyak 100%-26,01%=73,9% merupakan

pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

1. Saran untuk pihak PT . Perkebunan Nusantara VIII (Persero)

a. Berkaitan dengan hasil penelitian, maka perusahaan disarankan untuk

dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan penerapan akuntansi

pertanggungjawaban dalam perusahaan.

b. Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan perbaikan aset berjalan

dengan baik, dengan begitu, perusahaan harus tetap mempertahankannya

agar bisa tercapai hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan beberapa saran :

a. Mengevaluasi pertanyaan yang digunakan untuk kuesioner penelitian

beserta alternatif jawabannya, terutama untuk pertanyaan yang

menyimpang dari jawaban yang diharapkan serta pertanyaan yang tidak

valid. Penyimpangan jawaban kemungkinan yang terjadi kemungkinan

disebabkan karena responden kurang mengerti maksud dari pertanyaan.

b. Menggunakan responden yang lebih luas, sehingga hasil penelitian dapat

(30)

Bab V Kesimpulan dan Saran 122

Universitas Kristen Maranatha

c. Penelitian dapat pula dengan mencari faktor-faktor lain yang

mempengaruhi peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan

(31)

123

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogya UPP dan YKPN.

Anthony, Robert N. And Vijay Govindarajan, 2003, Management Control System, 11th edition, Singapore : Mc Graw Hill.

David Doyle, Pengendalian Biaya, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta, 2001.

F.X. Kurniawan Tjakrawala., 2005, Sistem Pengendalian Manajemen edisi sebelas, Jakarta ; Salemba Empat.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hansen & Mowen, Management Accounting, Buku 2, Edisi ke-7 Salemba Empat, Jakarta 2005.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia..

R.A.Supriyono.S.O.,Akuntan.,2006, Sistem Pengendalian Manajemen, edisi satu, Yogya : BPFE

Robert N.Anthony, Vijay Govindarajan, SPM Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Edisi Ke-4, CV. Alfa Beta, Bandung, 2002

Referensi

Dokumen terkait

The writer assumes that Information Resource Center (IRC) is effective as The United States Cultural Diplomacy toward Indonesia. It proved the effective way in shape

 Tingkat perekonomian dan pendidikan masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga secara tidak langsung belum menyadari pentingnya bahaya donor organ tubuh manusia

BAB II ILMU FAAL OLAHRAGA DAN PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA BAB III ILMU GERAK DAN ILMU PENDUKUNG DALAM PENDIDIKAN. JASMANI OLAHRAGA

Berdasarkan pilihan kata dalam penggunaan bahasa Indonesia terdapat gaya bahasa yang mempersoalkan tentang kata yang paling tepat dan sesuai untuk menempati

Jadi, aplikasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pembelajaran dokter kecil untuk siswa SD serta dapat digunakan sebagai metode pendekatan yang baru bagi guru ataupun

2 Tahun 2014 segera dibuat dasar hukumnya berupa Peraturan Menteri Hukum dan HAM agar Majelis Kehormatan Notaris (MKN) dalam ketentuan tersebut dapat segera melaksanakan

Jaminan Fidusia diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar