v method used was quantitative method with survey techniques is the method of research that takes a sample from a population and use the questionnaire as a tools of data collecting, then processed, analyzed and also compared to existing theory, while data examination used data examination and device of hypothesis examination. From result of research which writer have execute in PT.Perkebunan VIII Nusantara (Persero), the company has implemented responsibility accounting well enough, it can be determined based on the conditions that must be met.
End of the test results obtained from the center of accountability in PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero) that become responder are that there are positive relationship between the application of adequate responsibility accounting controls to increase the effectiveness of maintenance and repair assets of 0.510. The coefficient of determination is 26.01%. This means that the increased effectiveness of cost control of maintenance and repair of assets affected by the application of responsibility accounting, while the remaining amount of 73.9% is the contribution of other factors is not examined by author.
The conclusion of this study is that there is a role in the implementation of accounting control effectiveness increase the cost of maintenance and repair of assets in PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero).
vi
Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi konsep akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan sebagai alat manajemen pada PT Perkebunan Nusantara VIII(Persero) dalam mencapai keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik survey yaitu metode penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, diproses kemudian dianalisis serta dibandingkan dengan teori yang ada sedangkan pengujian data diperlukan langkah-langkah yaitu pengujian data dan rancangan pengujian hipotesis. Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero), perusahaan tersebut telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui berdasarkan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi.
Hasil akhir pengujian yang diperoleh dari pusat pertanggungjawaban pada PT.Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang menjadi responden adalah bahwa terdapat hubungan yang positif antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai dengan peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset sebesar 0,510. Koefisien determinasinya sebesar 26,01%,. Hal ini berarti bahwa peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset dipengaruhi oleh penerapan akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan sisanya sebesar 73,9% merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti penulis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat peranan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset di PT.Perkebunan Nusantara (Persero).
vii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL………...
LEMBAR PENGESAHAN………
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……….. i
KATA PENGANTAR………. iii
ABSTRACT……….. v
ABSTRAK……… vi
DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR TABEL………... xiii
DAFTAR GAMBAR……… xiv
DAFTAR LAMPIRAN……… xv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah……….... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Kegunaan Penelitian……… 6
1.5 Kerangka Pemikiran………. 7
1.6 Metode Penelitian……… 15
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 18
viii
Universitas Kristen Maranatha
2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban………..……. 20
2.1.2 Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban.. 23
2.1.3 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban………….. 24
2.1.3.1 Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban…………. 24
2.2 Penentuan Kontrolabilitas Biaya………... 29
2.3 Efektivitas Pengendalian Biaya………...…… 31
2.3.1 Pengertian Biaya………... 15
2.5 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan ……… 38
2.5.1 Tujuan utama dari fungsi pemeliharaan ……… 41
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan ……... 43
2.5.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan ……….. 43
2.5.4 Bentuk-bentuk Pemeliharaan ………... 45
2.5.5 Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan……….. 46
2.6 Hubungan Akuntansi Pertanggunjawaban Dalam Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan ... 50
BABIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 53
ix
Universitas Kristen Maranatha
3.1.2 Visi, Misi PT. Perkebunan Nusantara VIII
(Persero)……….. 55
3.1.2.1 Visi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)………. 55
3.1.2.2 Misi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan………. 55
3.1.4 Aktivitas PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)… 86 3.2 Metode Penelitian……….. 87
3.2.1 Metode Yang Digunakan……….. . 87
3.2.2 Jenis Data……… 88
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data……… 89
3.2.4 Tipe Skala dan Metode Penskalaan Yang Digunakan… 90 3.2.5 Populasi dan Sampel……… 91
3.2.6 Operasionalisasi Variabel………. 91
3.2.7 Pengujian Data………. 95
3.2.8 Penetapan Hipotesis Penelitian……… 100
3.2.9 Metode Analisis Data………. 101
3.2.10 Kriteria Penarikan kesimpulan………. 104
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 105
4.1 Hasil Penelitian……… 105
x
Universitas Kristen Maranatha
4.3 Variabel Akuntansi Pertanggungjawaban……… 108
4.4 Uji Validitas……… 113
4.5 Uji Reliabilitas………..……….. 114
4.6 Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset……….. 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……… 120
5.2 Saran………... 121
DAFTAR PUSTAKA………. 123
LAMPIRAN………
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel X………
92-94 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Y ... 95
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Indeks Validitas dan Reliabilitas………..……… 98
Table 3.4 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi………... 102
Tabel 4.1 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban……….. 106
Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Skor Atas Jawaban……… 108
Tabel 4.3 Skor Jawaban Responden atas Variabel Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban……….…… 109
Tabel 4.4 Pengkategorian Skor Mengenai Akuntansi Pertanggungjawaban……… 110
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Akuntansi Pertanggungjawaban ……….………. 113
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas……….. 114
Tabel 4.7 Uji T………..……… 115
Tabel 4.8 Analisis Korelasi……….………. 116
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Hubungan Peranan Akuntansi pertanggungjawaban terhadap
Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset
……... 14
Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)…… 56
xiii
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Validitas... 124
Lampiran 2 Uji Reliabilitas………125
Lampiran 3 Uji Regresi………. 126
Lampiran 4 Uji Korelasi... 126
Lampiran 5 Data Realisasi dan Anggaran Kebun……….. 127
Lampiran 6 Varians……… 128
Lampiran 7 Data Responden………. 129
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara
pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan.
Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha
dengan adanya kemudahan dalam melakukan aktivitas perusahaan.
Dengan adanya fenomena yang terjadi tersebut mengakibatkan setiap perusahaan
yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur bersaing untuk menciptakan
inovasi baru terhadap barang atau jasa agar memiliki nilai tambahan dengan
menghasilkan barang yang berkualitas baik dengan harga yang bersaing.
Agar perusahaan menghasilkan barang dengan kualitas yang baik, diperlukan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam memimpin perusahaan. Seorang
pemimpin atau manajer dituntut untuk dapat melakukan efisiensi di segala bidang
dengan menjalankan fungsi dari manajemen agar sesuai dengan tujuan perusahaan.
Perkembangan teknologi juga memberi dampak yang positif bagi manajer untuk
dapat mengambi keputusan secara tepat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
dengan efektif.
Manajemen Perusahaan memiliki beberapa fungsi yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Salah satu
fungsi manajemen yaitu control. Kegiatan pengendalian ini mencakup pengendalian
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha
Menurut Waluya S.P. Hasibuan (2001) :
“Pengendalian secara langsung dilakukan terhadap kegiatan (action)
yang sedang dilakukan sedangkan pengendalian tidak langsung dilakukan terhadap evaluasi pelaporan kinerja (performance evaluation) yang telah dilakukan. Fungsi pengendalian perlu dikuasai dan dilaksanakan oleh setiap tingkat manajemen pada suatu perusahaan agar tujuan perusahaan berjalan efektif.”
Salah satu alat bantu bagi manajemen untuk meningkatkan efektivitas
pengendalian kinerja manajer perusahaan adalah dengan melaksanakan akuntansi
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)
merupakan salah satu bagian dari sistem pengendalian manajemen yang dapat
mengukur dan mengevaluasi suatu anggaran dan realisasinya.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, terdapat informasi biaya yang
direncanakan untuk masing masing pusat pertanggungjawaban dalam bentuk laporan
yang bersifat objektif, relevan, dan tepat waktu. Informasi tersebut akan membantu
manajer menilai kinerja setiap pusat pertanggung jawaban. Apabila terdapat
penyimpangan, maka dapat dilakukan koreksi dan evaluasi atas kegiatan tersebut
agar kinerja pusat pertanggungjawaban menjadi lebih efektif dan efisien.
Menurut Juaniva Sidharta (2004) :
“Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan membantu
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen & Mowen
(2005:116) adalah sebagai berikut :
”Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai
hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”
Sedangkan untuk melakukan sistem akuntansi pertanggungjawaban, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Terdapat struktur organisasi dengan job description yang jelas serta adanya
identifikasi pusat pertanggung jawaban yang dipimpin oleh manajer.
2. Adanya pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.
3. Adanya anggaran yang disusun oleh setiap bagian pusat pertanggung
jawaban.
4. Adanya sistem pelaporan biaya dan susunan kode rekening perusahaan yang
dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban.
(Mulyadi , 2001)
Semakin besar perusahaan, maka semakin kompleks aktivitas dari perusahaan
tersebut. Dalam situasi yang demikian, diperlukan perencanaa terhadap biaya-biaya
secara efektif. Akuntansi pertanggungjawaban diperlukan untuk dapat
mengendalikan biaya-biaya tersebut, dengan menyelenggarakan suatu sistem
pencatatan atas biaya-biaya. Dari sistem pencatatan tersebut, dihasilkan laporan
biaya-Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
biaya yang terjadi pada unit organisasi. Dengan adanya laporan tersebut, kinerja
manajer masing masing unit organisasi dapat dinilai dan dievaluasi.
Dilihat dari hubungan antara masukan dan keluaran, pusat biaya dibagi dua
macam, yaitu :
1. Pusat biaya teknis, adalah pusat biaya yang sebagian besar masukannya
mempunyai hubungan yang jelas dengan keluarannya. Contohnya : Biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
2. Pusat Biaya Kebijakan, adalah pusat biaya yang sebagian besar masukannya
tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan keluarannya. Contohnya :
pusat biaya yang meliputi unit unit administratif dan pendukung (akuntansi,
hukum, hubungan masyarakat, dan sumber daya manusia) (Haninum : 2003)
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dapat dikategorikan sebagai pusat biaya
kebijakan, karena secara langsung merupakan bagian dari unit administratif dan
sifatnya sebagai penunjang kegiatan perusahaan. Pengendalian biaya pemeliharaan
dan perbaikan dalam perusahaan dapat berjalan efektif apabila output yang
dihasilkan sesuai dengan tujuan perusahaan dan sesuai dengan anggaran yang telah
diteapkan oleh perusahaan.
Pemeliharaan merupakan fungsi dalam suatu perusahaan yang mempunyai
peranan yang penting dalam menunjang operasi perusahaan. Pemeliharaan yang baik
dapat menjamin bahwa fasilitas fasilitas produksi akan dapat beroperasi secara
efektif.
Anggaran biaya pemeliharaan dan perbaikan merupakan alat untuk menilai
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
organisasi. Adapun cara untuk melihat penilaian anggaran adalah dengan
membandingkan anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui efektivitas
kinerja manajer pusat biaya tersebut.
Dalam kegiatan perusahaan, diperlukan adanya pengendalian atas biaya-biaya
agar aktivitas perusahaan berjalan secara efektif dan efisien. Dalam hali ini, yang
menjadi bagian yang diperhatikan oleh peneliti adalah pusat biaya, mengingat biaya
pemeliharaan dan perbaikan harus sesuai dengan anggaran dan direalisasikan secara
efektif. Penelitian ini difokuskan pada bagian biaya pemeliharaan dan perbaikan
asset. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan
Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset.”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Apakah penerapan akuntansi pertanggung jawaban yang baik dapat
mempengaruhi peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan
perbaikan asset.
2. Seberapa besarkah pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang
baik terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha 1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka tujuan yang hendak
dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggung jawaban
berpengaruh positif terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya
pemeliharaan dan perbaikan asset.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara akuntansi
pertanggungjawaban terhadap peningkatan keefektifan pengendalian biaya
pemeliharaan dan perbaikan asset.
1.4Kegunaan Penelitian
Hasil perolehan penelitian dari karya tulis ini, diharapkan akan memberikan
Informasi berguna dan akurat yang dapat bermanfaat:
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, penulis akan dapat lebih memahami
penerapan teori-teori dan konsep-konsep mata kuliah yang telah ditempuh
selama di bangku kuliah serta dalam praktek-praktek lapanganya, terutama
yang berhubungan dengan judul karya tulis yang penulis teliti.
2. Bagi Perusahaan
Diharapakan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan pengendalian terhadap biaya pemeliharaan an
perbaikan asset, agar dilakukan secara efektif dalam upaya untuk
Bab I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha
3. Pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang pertambahan informasi yang
dibutuhkan oleh para pembaca dan dapat dijadikan sebagai landasan
pemikiran untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan cakupan yang
lebih luas dan spesifik.
1.5Kerangka Pemikiran
Dalam perusahaan yang semakin besar operasinya maka masalah yang muncul
di dalamnya akan semakin komplek, pimpinan yang semula dapat mengadakan
pengawasan secara langsung di setiap tahapan kegiatan operasi perusahaan, tidak lagi
dapat dilakukan sepenuhnya. Oleh karena itu manajemen memerlukan suatu alat
bantu pengendalian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Untuk
melakukan aktivitas perusahaan diperlukan manajer yang bertanggungjawab
terhadap segala sesuatu yang telah menjadi tanggungjawabnya menurut struktur
organisasi yang ada pada perusahaan tersebut.
Pada perusahaan yang relatif besar perlu menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban karena perusahaan semacam ini pada umumnya menetapkan
pembagian unit-unit organisasi dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
secara jelas dan tegas.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk
mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya
Bab I Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen & Mowen
(2005:116) adalah sebagai berikut :
”Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai
hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut L.M Samryn,SE
(2001:256) :
“Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi
yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pertaggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001) dikemukakan:
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun
Bab I Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha
Dari pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat
menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :
1. Struktur organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan
aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja
dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas
dengan jelas pula. Dimana organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga
wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang
mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab
adalah sebaliknya.
2. Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus
ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran
rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam
penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan.
3. Penggolongan Biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan
oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus
dipertanggungjawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan
dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi
pertanggungjawaban.
a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh
Bab I Pendahuluan 10
Universitas Kristen Maranatha
b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan
pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena
biaya ini diabaikan.
4. Sistem akuntansi biaya
Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer
maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan
manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen
merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi
didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dengan biaya tidak
terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan
perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba.
5. Sistem pelaporan biaya
Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban
untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar
total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi
biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan
pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan
menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya,
sedangkan untuk tungkatan manajemen diatasnya disajikan total biaya, tiap pusat
biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan dan
Bab I Pendahuluan 11
Universitas Kristen Maranatha
Syarat-syarat utama dalam membentuk dan mempertahankan akuntansi
pertanggungjawaban menurut Matz Usry (2001;420),adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas penggolongan tanggung jawab
manajemen (departemen-departemen) pada semua tingkatan dalam setiap
organisasi dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-masing departemen.
Individu yang mengepalai klasifikasi pertanggungjawaban, harus
bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya dari kegiatannya.
Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya yang dapat
atau tidak dapat dikendalikan oleh manajer departemen tersebut.
2. Titik awal dari sistem akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagian
organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan. Wewenang
mendasar pertanggungjawaban biaya-biaya tertentu dan dengan pertimbangan
serta kerjasama biaya tersebut diajukan dalam anggaran.
3. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat
dikendalikan oleh orang yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan
supaya dapat dilakukan pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan atau
pertanggungjawaban dalam kerangka kerja yang mencakup dalam wewenang.
Dari uraian di atas dapat diambil gambaran mengenai garis besar prinsip
akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam akuntansi
pertanggungjawaban dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Menentukan garis wewenang dan tanggungjawab secara jelas bagi setiap tingkatan
manajemen.
2. Menyusun sistem administrasi yang sesuai dengan garis wewenang dan
Bab I Pendahuluan 12
Universitas Kristen Maranatha
3. Mencatat dan menilai pegawai sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab
masing-masing.
Pusat pertanggungjawaban adalah unit-unit pada sebuah organisasi yang
memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang tertentu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang dipimpin oleh seorang manajer.
L.M. Samryn,SE (2001:259) mengartikan pusat pertanggungjawaban sebagai
berikut :
” Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi
yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.”
Pusat pertanggungjawaban secara umum dibagi menjadi :
1. Pusat biaya
a. Pusat biaya teknik
b. Pusat biaya kebijakan
2. Pusat pendapatan
3. Pusat laba
4. Pusat investasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban ini menghubungkan informasi
akuntansi yang diperlukan oleh seorang manajer dengan wewenang yang
dimiliki manajer tersebut. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer
Bab I Pendahuluan 13
Universitas Kristen Maranatha
dibawahnya dan pendelegasian wewenang menuntut manajer yang ada untuk
mempertanggungjawabkan pelaksananaan tugas yang dibebankan kepadanya.
Dalam pengendalian kegiatan operasional perusahaan, salah satu alat ukurnya
adalah anggaran. Anggaran dapat memotivasi manajer untuk mengambil tindakan
perbaikan apabila terjadi penyimpangan.
Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa :
“Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara yang
dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran lainnya, yang mencakup jangka waktu setahun.”
Berdasar definisi anggaran di atas, dapat disimpulkan manfaat anggaran sebagai
berikut :
1. Memberikan tanggung jawab pada manajer atas perencanaan yang telah
dibuat.
2. Penganggaran memberikan bayangan sebuah kerangka kerja yang relative
baik untuk penilaian prestasi kerja.
3. Membantu para manajer mengkoordinasikan segala upaya demi tercapainya
sasaran yang telah ditetapkan secara keseluruhan oleh perusahaan sejalan
Bab I Pendahuluan 14
Universitas Kristen Maranatha
Berdasar uraian tersebut di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
“Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan
Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset”
Bagan Kerangka Pemikiran
Ho: Tidak Terdapat Pengaruh positif dan Kuat Antara Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan
dan Perbaikan.
Hi: Terdapat Pengaruh positif dan Kuat Antara Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan
dan Perbaikan.
X
Y
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Peningkatan
Keefektifan
Pengendalian
Biaya
Pemeliharaan
dan Perbaikan
Asset
(Ha) (+) Berperan positifBab I Pendahuluan 15
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Metode Penelitian
I.6.1 Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif analitis. Moh. Nazir (1999:64), dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian menjelaskan bahwa metode deskriptif analitis adalah
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diteliti.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus menurut
Nazir yaitu penelitian tentang status subjek peneltian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik atau ciri khas dari keseluruhan personalitas
subjek penelitian bisa berupa individu, kelompok, lembaga, maupun
masyarakat. Data yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisis,
dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari
untuk kemudian ditarik kesimplan. Hasil dari penelitian studi kasus
merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,
kelompok, serta lembaga-lembaga lainnya. Pemilihan metode studi kasus
didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian hanya dilakukan pada satu
perusahaan untuk melihat kecenderungan penelitian ini hanya berlaku pada
perusahaan tersebut pada periode waktu penelitian dan tidak dapat
Bab I Pendahuluan 16
Universitas Kristen Maranatha I.6.2 Jenis Data
Di dalam penelitian ini, data dan informasi yang digunakan oleh
penulis yaitu:
1. Data Primer
Menurut Nur dan Bambang dalam bukunya Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (1999:146) data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab penelitian yang masih
perlu diolah kembali data yang telah diperoleh tersebut agar
tercapainya hasil yang akurat
2. Data Sekunder
Menurut Nur dan Bambang dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen (1999:147) data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung. Contohnya : Data sejarah perusahaan maupun struktur
organisasi yang telah tersedia di perusahaan.
I.6.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang
bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang
dibutuhkan, dengan cara :
Bab I Pendahuluan 17
Universitas Kristen Maranatha
Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan
data dengan cara menanyakan langsung kepada pihak yang
berkaitan dengan penelitian.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan suatu daftar pertanyaan dalam lembaran kertas
untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.
4. Dokumentasi
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan suatu daftar pertanyaan dalam lembaran kertas
untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.
2. Studi Kepustakaan
Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan
membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang
Bab I Pendahuluan 18
Universitas Kristen Maranatha І.7 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi dari penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan yang ada di
Bandung. Perusahaan tersebut telah terbentuk dan berkembang menjadi
120
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai
dengan teori-teori yang mendukung mengenai Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban
Terhadap Peningkatan Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan
Asset pada PT. Perkebunan Nusantara (Persero) maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum, peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan
Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Asset pada PT.
Perkebunan Nusantara (Persero) adalah cukup baik. Dimana sistem akuntansi
dalam pengumpulan dan pelaporan biaya pemeliharaan dan perbaikan sesuai
dengan aturan yang berlaku pada perusahaan. Penerapan akuntansi
pertanggungjawaban tersebut dilihat berdasarkan keteraturan dan kejelasan
wewnang dan tanggung jawab dalam organisasi, adanya penyusunan anggaran
sehingga semua manajer pusat pertanggungjawaban empunyai tanggung jawab
bagiannya masing-masing. Terdapat penggolongan biaya terkendali dan tidak
terkendali, sehingga dapat mengendalikan realisasi dan anggaran yang ada.
Adanya klasifikasi rekening yang memungkinkan setiap pusat
pertanggungjawaban mempunyai anggaran dan pengeluarannya sendiri. Sistem
Pelaporan yang sudah jelas, sehingga penyimpangan yang mungkin terjadi
terhadap realisasi anggaran dapat dikendalikan.
2. Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang dapat mempengaruhi
peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset,
Bab V Kesimpulan dan Saran 121
Universitas Kristen Maranatha
3. Pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban memberikan pengaruh terhadap
peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan asset
sebesar 26,01%, sedangkan sisanya sebanyak 100%-26,01%=73,9% merupakan
pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.
5.2 Saran
1. Saran untuk pihak PT . Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
a. Berkaitan dengan hasil penelitian, maka perusahaan disarankan untuk
dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan penerapan akuntansi
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
b. Keefektifan Pengendalian Biaya Pemeliharaan dan perbaikan aset berjalan
dengan baik, dengan begitu, perusahaan harus tetap mempertahankannya
agar bisa tercapai hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan beberapa saran :
a. Mengevaluasi pertanyaan yang digunakan untuk kuesioner penelitian
beserta alternatif jawabannya, terutama untuk pertanyaan yang
menyimpang dari jawaban yang diharapkan serta pertanyaan yang tidak
valid. Penyimpangan jawaban kemungkinan yang terjadi kemungkinan
disebabkan karena responden kurang mengerti maksud dari pertanyaan.
b. Menggunakan responden yang lebih luas, sehingga hasil penelitian dapat
Bab V Kesimpulan dan Saran 122
Universitas Kristen Maranatha
c. Penelitian dapat pula dengan mencari faktor-faktor lain yang
mempengaruhi peningkatan keefektifan pengendalian biaya pemeliharaan
123
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogya UPP dan YKPN.
Anthony, Robert N. And Vijay Govindarajan, 2003, Management Control System, 11th edition, Singapore : Mc Graw Hill.
David Doyle, Pengendalian Biaya, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta, 2001.
F.X. Kurniawan Tjakrawala., 2005, Sistem Pengendalian Manajemen edisi sebelas, Jakarta ; Salemba Empat.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hansen & Mowen, Management Accounting, Buku 2, Edisi ke-7 Salemba Empat, Jakarta 2005.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia..
R.A.Supriyono.S.O.,Akuntan.,2006, Sistem Pengendalian Manajemen, edisi satu, Yogya : BPFE
Robert N.Anthony, Vijay Govindarajan, SPM Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Edisi Ke-4, CV. Alfa Beta, Bandung, 2002