• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatacara Pelaporan Dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tatacara Pelaporan Dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mensukseskan Pembangunan Nasional, peranan penerimaan dalam

negeri serta mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Roda pemerintahan tidak

akan berjalan tanpa adanya dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan

dalam negeri. Oleh karena itu, volume penerimaan dalam negeri terutama dari pajak

senantiasa diupayakan untuk terus meningkat. Hal ini sesuai dengan kebijakan

pemerintah yang menginginkan pembangunan nasional yang harus dibiayai dari

sumber dana yang berasal dari masyarakat itu sendiri sebagai upaya untuk

mengurangi tingkat ketergantungan pinjaman luar negeri dan meningkatkan

kemandirian bangsa. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa

dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan

kesiapsediaan semua pihak di era globalisasi sekarang ini dibutuhkan orang-orang

yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi kemajuan

tersebut. unsur yang benar - benar harus disiapkan adalah sumber daya manusia.

Selain itu pada dasarnya peranan pemerintah dalam negeri mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan yang sesuai dengan cita -

(2)

Di negara - negara yang sedang berkembang bahwa pelaksanaan pembangunan

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta

pemerintah dan aparatnya tetap penting dan cenderung dominan. Konsekuensi logis

dari pernyataan bahwa pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah dengan seluruh masyarakat baik secara sendiri - sendiri maupun secara

formal melalui berbagai jenis usaha yang terdapat dalam masyarakat harus turut aktif

dalam proses pembangunan.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar disamping minyak dan

gas bumi dan peranan pajak adalah sangat besar dalam mendukung penerimaan

negara yang dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

dari tahun ketahun. Namun, apabila mendengar kata “Pajak” seringkali masyarakat

merasa resah dan masih banyak juga masyarakat yang tidak mengikuti Peraturan

Perpajakan yang telah ditetapkan Pemerintah, bahkan adapula yang merasakan bahwa

pajak itu adalah sebagai beban hidup sehingga banyak masyarakat yang ingin

menghindarinya. Padahal membayar pajak sesungguhnya adalah sebagai bentuk

ucapan rasa terima kasih masyarakat kepada pemerintah yang telah menghidupi,

menyediakan, menumbuh kembangkan fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan oleh

seluruh lapisan masyarakat.

Sistem pemungutan pajak telah diatur dalam Undang - Undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan. Mengumpulkan dana

(3)

kemandirian negara Indonesia untuk melaksanakan pembangunan yang lebih

terjamin. Usaha untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras, kesadaran

akan hak dan kewajiban, serta kedisiplinan dari seluruh aparatur perpajakan dibawah

naungan Direktorat Jenderal Pajak. Namun untuk mencapai target tersebut juga tidak

terlepas dari peran serta masyarakat dan wajib pajak. Untuk itu perlu diusahakan

peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya. Masyarakat

harus menyadari bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan salah satu

perwujudan kewajiban negara yang merupakan sarana peran serta masyarakat dalam

pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Adapun cara - cara yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan sektor

pajak antara lain dengan menyempurnakan sistem perpajakan, mengintensifkan

penerimaan pemungutan pajak dan menciptakan aparatur perpajakan yang bersih dan

berwibawa. Penyempurnaan sistem perpajakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah

Indonesia yaitu dengan mengadakan pembaharuan dibidang perpajakan.

Pembaharuan di dibidang perpajakan tersebut dikenal dengan Tax Reform (Reformasi

Perpajakan). Pembaharuan tersebut dimulai pada tahun 1983 yang ditempuh dengan

mengeluarkan Undang - Undang Perpajakan baru diantaranya adalah Undang -

Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan tersebut telah diubah

beberapa kali yaitu:

(4)

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Suatu perubahan mendasar yang terjadi akibat Tax Reform 1983 tersebut adalah

munculnya sistem Self Assessment System dalam sistem perpajakan yang berlaku di

Indonesia. Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan

kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar

dan melaporkan sendiri pajak terutangnya (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan). Sistem Self Assessment System

menggantikan sistem Official Assessment yang sebelumnya berlaku di Indonesia

yaitu sistem pemungutan pajak yang dipungut oleh fiskus (Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan). Dalam sistem

Self Assessment fiskus juga harus berperan aktif untuk melakukan pengendalian

administrasi perpajakan. Peran aktif fiskus tersebut antara lain meliputi tugas untuk

membina, meneliti, mengawasi dan menerapkan sanksi administrasi perpajakan.

Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan pasal 1 disebutkan bahwa pajak adalah

ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

(5)

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar -

besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor

28 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 mengatur kewajiban Wajib

Pajak yang perlu diawasi yakni pembayaran pajak dengan cara “Angsuran Pajak”.

Dalam hal ini unit operasi Jenderal Pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama, mengupayakan peningkatan penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 25 yang merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Pajak. Pelaksanaan

peningkatan penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 yang

merupakan tugas dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama menjadi sedikit terlambat

karena masih ada Wajib Pajak yang belum juga mendaftarkan menjadi wajib pajak

karena kurangnya pengetahuan wajib pajak dalam melakukan perhitungan pajak

penghasilan (PPh) Pasal 25, oleh karena itu penulis mengangkat judul mengenai

TATACARA PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 25 ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri oleh mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa

dapat belajar dari dunia kerja dan sekaligus membantu memberikan pemecahan

(6)

1.2.1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Di dalam suatu kegiatan yang dilakukan selalu memiliki tujuan yang sesuai

dengan yang di harapkan. Demikian halnya dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

yang dilaksanakan oleh mahasiswa administrasi perpajakan memiliki tujuan

tersendiri. Adapun tujuannya adalah :

1. Untuk mengetahui tatacara perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penyetoran, pelaporan

serta perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25

1.2.2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Bagi Mahasiswa

1. Untuk menerapkan teori - teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan,

khususnya mengenai perpajakan.

2. Sebagai bahan penulis untuk mendalami tatacara pelaksanaan Pajak

Penghasilan ( PPh ) Pasal 25.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pelaksanaan

(7)

Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Binjai dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

2. Sebagai sarana untuk mensosialisasikan citra Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Binjai kepada Wajib Pajak khususnya sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

3. Meningkatkan mutu dan kualitas dengan adanya penelitian jangka pendek.

4. Memperoleh ide - ide baru dalam upaya untuk mengoptimalkan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 25 Orang Pribadi.

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Binjai dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan.

2. Mendapat masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam bidang Administrasi

(8)

1.3. Uraian Teoritis

Menurut Undang - undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

TataCara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang - Undang

Nomor 16 Tahun 2009, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang

dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas – fasilitas yang kita

nikmati untuk dapat hidup layak disuatu Negara. Sedangkan penghasilan adalah

jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau

bentung usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti

mengkonsumsikan dan atau menimbun kekayaan.

Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 25

Pajak penghasilan (PPh) Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang

harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan.

Angsuran pajak penghasilan pasal 25 ini juga dapat dijadikan sebagai kredit pajak

atau pengurang dalam menghitung pajak yang terhutang atas seluruh penghasilan

wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan

(9)

Tujuan dari diberlakukannya Pajak Penghasilan 25 sebagai kredit pajak atau

pengurang pajak dalam penghitungan pajak setahun adalah agar wajib pajak tidak

terlalu berat dalam membayar pajak secara sekaligus pada akhir tahun pajak, karena

sifat pelunasan pajak untuk mencicil hutang pajaknya.

Jenis – Jenis Pelunasan Pajak Penghasilan

Jenis – jenis pelunasan pajak dalam tahun berjalan meliputi :

1. Pemotongan Pajak penghasilan atas gaji/upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran sejenisnya, yang disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 21

yang dibayar oleh pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan,

bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah, badan dana pensiun

atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan badan

– badan lainnya, orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium atau pembayaran

lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi dengan status subjek pajak luar

negeri, peserta pendidikan, pelatihan dan magang, Penyelenggara kegiatan

baik badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional,

perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan

kegiatan (Fidel, 2008 : 182).

2. Pemungutan Pajak Penghasilan atas kegiatan impor barang yang disebut

dengan Pajak Penghasilan pasal 22 impor. Pemungutan Pajak Penghasilan

(10)

atau lembaga pemerintah dan lembaga – lembaga Negara lainnya yang

berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, badan – badan

tertentu, baik badan pemerintahan maupun swasta berkenaan dengan

kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, Wajib Pajak

badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah

(Fidel, 2008 : 185).

3. Pemotongan Pajak penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa,

atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan

Pasal 21 disebut dengan Pajak Penghasilan 23. Pemotongan Pajak

Penghasilan pasal 23 ini dilakukan oleh badan Pemerintah, sunjek pajak

badan Dalam Negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap (BUT),

perwakilan perusahaan Luar Negeri lainnya, wajib pajak orang pribadi

Dalam Negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak (Fidel,

2008 : 188).

4. Pajak penghasilan yang dikenakan atas pengahasilan yang diperoleh dari

luar negeri oleh wajib pajak dalam negeri disebut dengan Pajak

Penghasilan Pasal 24 (Fidel, 2008 : 191).

5. Pembayaran Masa setiap bulan yang di sebut dengan Pajak Penghasilan

(11)

Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25

Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang harus disetor/dibayar dalam jangka

waktu yang ditentukan dalam perundang – undangan perpajakan yang berlaku. Pajak

Penghasilan Pasal 25 yang terutang untuk setiap masa pajak harus dibayar selambat –

lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhir masa pajak. Apabila wajib

pajak tidak/kurang dibayar, atau terlambat membayar maka wajib pajak dikenakan

saksi administrasi berupa denda dan bunga sebesar 2% sebulan atas jumlah pajak

yang tidak/kurang dibayar, atau terlambat dibayar dihitung sejak tanggal jatuh tempo

pembayaran berakhir sampai dengan tanggal dilakukan pembayaran atas pajak yang

tidak/kurang dibayar.

Sedangkan penyetorannya dilakukan melalui Kantor Pos atau Bank – Bank

Persepsi yang ditunjuk Pemerintah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).

SSP ini nantinya sebagai bukti bahwa Wajib Pajak sudah menbayar dan sebagai

sarana untuk melaporkan pembayaran pajaknya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak

Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar.

Setelah Pajak Penghasilan Pasal 25 yang terutang tersebut dibayar di Kantor

Pos atau Bank Persepsi, Wajib Pajak harus melaporkan pembayaran tersebut ke

Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar. Pelaporan

(12)

menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa pajak penghasilan selambat –

lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Masa tidak disampaikan atau

disampaikan tidak sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (3)

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang –

Undang Nomor 16 Tahun 2009, maka akan dikenakan saksi administrasi berupa

denda untuk SPT Masa sebesar Rp 100.000,-

1.4. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam hal ini mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai. Kegiatan yang

akan diteliti pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah:

1. Tatacara perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 Orang Pribadi

2. Kendala yang dihadapi dalam perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25

Orang Pribadi baik dari wajib pajak maupun fiskus

3. Data - data penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 Orang Pribadi di

tahun berjalan agar dapat membantu mahasiswa dalam penulisan laporan.

1.5. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi yang

(13)

1.Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan

topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal,

penentuan tempat pelaksanaan praktik, seminar proposal, penentuan dosen

pembimbing, pengurusan administrasi dan ijin serta konsultasi dengan pihak

dosen.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan

yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan

laporan tugas akhir.

3. Studi Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan

secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Binjai serta mempelajari laporan - laporan yang akan dibahas.

4. Pengumpulan Data

Yaitu kegiatan pengumpulan data mengenai Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25

Orang Pribadi. Data tersebut dikelompokkan menjadi data primer dan data

sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap orang - orang yang

dianggap mampu memberikan informasi serta observasi penulis dilapangan

(14)

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber

- sumber pustaka, Undang - Undang, Dokumentasi, maupun literatur yang

berhubungan dengan PKLM.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan

dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi/jalan

keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut peda pegawai Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai.

1.6. Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis-jenis data yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk

dokumen, tabel, bagan, dan grafik dimana metodenya terdiri dari :

1. Metode Wawancara (Interview)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari dengan melakukan wawancara dan

mengajukan pertanyaan secara langsung dengan Kepala Seksi dan Pegawai

Instansi yang berkompenen dan menambah objektif yang berkaitan dengan

kebutuhan untuk melengkapi laporan penelitian.

2. Metode Pengamatan (Observation)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung maupun tidak terjun langsung

kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan

(15)

dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman

pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan

yang menjadi dan memiliki resiko yang tinggi.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan catatan - catatan, data - data mengenai

pemeriksaan pajak yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Binjai. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan

bacaan diperpustakaan, Undang - Undang Pajak, Peraturan Pemerintah,

Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat

Edaran, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi

penulis, untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas

akhir.

1.7. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan penelitian adalah

untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan penelitian. Sistematika

penulisan laporan penelitian dibuat dalam 5 bab dan dilengkapi dengan sub bab

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat Praktik

(16)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja

Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan

Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mandiri.

BAB II : Gambaran Umum Objek/Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Bab ini terdiri dari Sejarah Singkat berdirinya Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai, metode pengumpulan

data serta gambaran petugas pegawai Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Binjai.

BAB III : Gambaran Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam bab ini penulis menguraikan bagaimana tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai.

BAB IV : Analisis dan Evaluasi Data

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai

penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan

(17)

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan mengenai masalah yang timbul

pada saat melaksanaan penelitian dan juga kesimpulan bab -

bab terdahulu serta saran - saran terhadap pelaksanaan agar

Referensi

Dokumen terkait

MAN Yogyakarta III memiliki 25 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar, ruang kelas di MAN Yogyakarta III terdiri dari 2 lantai dimana untuk 8 lantai satu digunakan

small, and/or segmented capital markets, it can achieve this lower global cost and greater. availability of capital by a properly designed and

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik.. Debitur

• Investment bankers are in touch with potential foreign investors and know what they currently require, and can also help navigate the numerous institutional and. regulatory

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.a. (dalam

After the formal acceptance as National Historic City, government officials gave up the original plan to build modern 6-storey buildings, and requested us to work out

Nomor 45O), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2Ol2 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2Ol1

UNIT PEI,AKSANA TEKNIS DAERAH SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM REGIONAL BENTENG KOBEMA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI BENGKULUa. BAB