TUGAS AKHIR
Analisa Perbandingan Kualitas Pemancar Televisi Analog
dengan Pemancar Televisi Digital MetroTV Cilegon
Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun oleh:
Nama : Luthfi Bahtiar
NIM : 41415110068
Progam Studi : Teknik Elektro
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
J A K A R T A
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama NIM Jurusan Fakultas Judul Skripsi Luthfr Bahtiar 41415110068 Teknik Elektro Teknik
Analisa Perbandingan Kualitas Pemancar Televisi
Pemancar Televisi Digital MefroTV Cilegon Analog dengan
Dengan
ini
menyatakan bahwa hasil peulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasi karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil karya plagiat atau jiplakan terhadap karya oranglain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksu berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pemyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
1l
vii
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ………iv
ABSTRACT ……….v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ………...vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xii
DAFTAR ISTILAH ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Pokok Permasalahan ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penelitian... 3 1.5 Metode Pendekatan ... 3 1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Televisi Analog ... 5
2.1.1 Macam-macam sistem Televisi Analog ... 6
2.1.2 Kelebihan dan jenis-jenis sistem PAL ... 8
2.2 Televisi Digital ... 10
2.2.1 Keunggulan ... 12
2.2.2 Manfaat penyiaran TV digital ... 13
2.2.3 Standar Siaran Digital ... 14
2.2.4 Proses Migrasi Siaran Analog ke Sistem Digital ... 15
2.2.5 Potensi TV Digital ... 15
2.3 Konfigurasi Pemancar TV analog dan digital ... 17
2.4 Digital Video Broadcasting (DVB) ... 25
viii
2.4.2 Orthogonal Frequency Division Multiplexing ... 28
2.4.3 Sistem Penyiaran DVB-T2 ... 32
2.4.4 Asynchronous Serial Interface ... 32
2.5 Field Strength ... 32
2.5.1 Standarisasi Field Strength Menurut ITU ... 33
2.5.2 Cara Melakukan Field Strength ... 34
2.5.3 Modulation Error Ratio (MER) ... 34
2.5.4 Carrier To Noise Ratio (C/N) ... 36
BAB III METODA PENELITIAN ... 37
3.1 Skema dan Data Teknis Pemancar TV Metro TV Cilegon ... 37
3.2 Pengukuran (Field Strength) ... 39
3.2.1 Field Strength Analog ... 40
3.2.2 Promax HD Ranger ... 40
3.2.3 Lokasi Pengukuran... 42
3.2.4 Hasil Pengukuran ... 43
3.3 Mengubah Pemancar televisi Analog menjadi Digital ... 47
3.3.1 Flowchart ... 47
3.3.2 Konfigurasi Encoder ... 49
3.3.3 Konfigurasi Pemancar ... 53
BAB IV PROSES DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Pengecekan Daya ... 56
4.2 Field Strength Digital ... 57
4.3 Hasil Field Strength Digital... 58
4.4 Perbandingan hasil Field Strength... 60
BAB V KESIMPULAN ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbandingan sistem televisi analog ... 7
Tabel 2. 2 Perbandingan sistem PAL ... 9
Tabel 2. 3 Parameter DVB-T2 ... 28
Tabel 2. 4 Perbandingan bitrate dan symbol rate ... 31
Tabel 2. 5 standar field strength menurut rekomendasi ITU-R BT.417-5 ... 34
Tabel 2. 6 Standar C/N perusahaan... 36
Tabel 3. 1 Data Site Pemancar Metro TV Cilegon ... 39
Tabel 3. 2 Data Site Pemancar Metro TV Cilegon ... 43
Tabel 3. 3 Data Site Pemancar Metro TV Cilegon ... 44
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran menggunakan Promax Field Strength Meter ... 58
Tabel 4. 2 Hasil pengukuran menggunakan Promax Set Top Box ... 59
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pemetaan sistem tv analog ... 6
Gambar 2. 2 TV Analog & Digital ... 11
Gambar 2. 3 Konfigurasi Pemancar televisi ... 17
Gambar 2. 4 Blok Diagram pemancar TV analog ... 18
Gambar 2. 5 Antena Parabola ... 18
Gambar 2. 6 Receiver Tanaka ... 19
Gambar 2. 7 Exciter merk dB Broadcast ... 20
Gambar 2. 8 Vacum Tube Power Amplifier dan Solid State Power Amplifier ... 20
Gambar 2. 9 Band Pass Filter Delta Meccanica ... 21
Gambar 2. 10 Splitter / Power Divider ... 22
Gambar 2. 11 Panel antena 4 dipole ... 23
Gambar 2. 12 Blok Diagram pemancar TV Digital ... 24
Gambar 2. 13 Gelombang sinyal OFDM ... 29
Gambar 2. 14 Perbedaan konstalasi ... 31
Gambar 2. 15 Blok Diagram pemancar TV Digital DVB-T2 ... 32
Gambar 2. 16 I/Q plan ... 35
Gambar 3. 1Skema pemancar TV Analog Metro TV Cilegon ... 37
Gambar 3. 2 Pemancar DB Broadcast XTTK-TW50 300 watt ... 38
Gambar 3. 3 Blok Diagram Pengukuran dengan Promax Field Strength Meter ... 40
Gambar 3. 4 Promax HD Ranger ... 41
Gambar 3. 5 Titik Pengukuran ... 42
Gambar 3. 6 Hasil Pengukuran titik 12 (C/N 36 dB) ... 45
Gambar 3. 7 Hasil Pengukuran titik 11 (C/N 10,7 dB) ... 45
Gambar 3. 8 Hasil Pengukuran titik 4 (C/N 0 dB) ... 46
Gambar 3. 9 Gambar Flowchart mengubah pemancar analog menjadi digital... 47
xi
Gambar 3. 11 Block Diagram Pemancar TV Digital ... 49
Gambar 3. 12 Display setting Input Giant Encoder ... 50
Gambar 3. 13 Display setting Program Giant Encoder... 50
Gambar 3. 14 Display setting IP add Giant Encoder ... 50
Gambar 3. 15 snmpNMS ... 51
Gambar 3. 16 Setting Parameter Video Encoder ... 51
Gambar 3. 17 Setting Parameter Audio Encoder ... 52
Gambar 3. 18 Setting Parameter Input Output Program Encoder ... 52
Gambar 3. 19 Konfigurasi Management ... 53
Gambar 3. 20 Konfigurasi Inputs... 53
Gambar 3. 21 Konfigurasi Outputs ... 54
Gambar 3. 22 Konfigurasi Modulation Parameters ... 54
Gambar 4. 1 Diagram konstalasi ... 56
Gambar 4. 2 Spektrum ... 57
Gambar 4. 3 Blok Diagram Pengukuran dengan Set Top Box ... 58
xii
DAFTAR SINGKATAN
DVB T2 : Digital Video Broadcasting – Second Generation Terrestrial
TV : Televisi
TVRI : Televisi Republik Indonesia RCTI : Rajawali Citra Televisi Indonesia ANTV : Andalas Televisi
MHz : Mega Hertz
ATSC : Advanced Television Systems Committee
VHF : Very High Frequency
UHF : Ultra High Frequency PAL : Phase-Alternating Line
LTE : Long Term Evolution
IF : Intermediate Frequency
dB : Desible
MCPC : Multiple Channel Per Carrier SCPC : Single Channel Per Carrier
OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing QAM : Quadrature amplitude modulation
QPSK : Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) MER : Modulation Error Ratio
ISDB : Integrated Services Digital Broadcasting
IP : Internet Protocol
MPEG : Motion Picture Expert Group
STB : SetTop Box
SD : Standart Definition
HD : High Definition
xiii
DAFTAR ISTILAH
Signal Level : Kuatnya sinyal
Field Strength : Pengukuran daya sinyal yang dipancarkan oleh suatu stasiun TV pada suatu wilayah dengan menggunakan alat tertentu. Cut Off : Mematikan total pemancar televisi analog yang ada di
Indonesia.
Real time : Sistem pemrosesan yang dilakukan secara langsung dengan waktu yang bersamaan dan tidak dapat ditunda.
Power Amplifier : Bagian dalam sebuah pemancar yang digunakan untuk menambahkan nilai daya pancar.
Interferensi : Interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama dengan nol, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
konvensional : Segala sesuatu yang sifatnya mengikuti adat atau kebiasaan yang umum atau lazim digunakan.
free-to-air : Dapat menyiarkan program dengan frekuensi tertentu secara
gratis.
Digital Receiver : Perangkat penerima sinyal pancaran sinyal UHF/VHF digital
untuk diubah menjadi gambar pada monitor.
Standard Definition : Standar televisi digital biasa yang disiarkan dalam format 4:3.
Televisi resolusi standar memiliki resolusi yang jauh lebih buruk dari televisi resolusi tinggi. Istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk televisi digital, terutama ketika menyiarkan resolusi yang sama dengan televisi analog.
High Definition : adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan
dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV yang memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari
xiv
standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas dan dengan warna-warna matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.
Recovery : Pemulihan ketika terjadi kesalahan pengiriman data pada proses
transmisi.
transmission line : Jalur transmisi pada suatau pemancar baik itu feeder maupun jumper