PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM
“Peningkatan Mutu Produk dan Jasa Berdasarkan Cara Pandang Sistem”
Magister Teknik Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung, 30 November – 1 Desember 2011
Editor:
Romy Loice
Yani Herawati
Sekretariat :
Jl. Merdeka No. 30
Bandung – 40117
E-mail : sekre@pps-mti.web.id
Website : www.pps-mti.web.id
Cetakan Pertama
November 2011
Penerbit
Magister Teknik Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung
Hak cipta pada penulis, dilarang keras mengutip, menjiplak, mengopi baik sebagian atau keseluruhan dari isi buku ini tanpa mendapat ijin tertulis atau keseluruhan dari pengarang atau penerbit
DAFTAR ISI
Cover Dalam i
Daftar isi ii
Reviewer dan susunan panitia
Kata pengantar
v vi
PEMBICARA KUNCI
Model of Technology-based and product-based knowledge in new firms: How to thrive on competition
Assoc. Prof. Donna Kelley, PhD.
DK1
Improving Organizational Capability : Development of Knowledge Sharing System Prof. Dr. T. Yuri Zagloel
TYZ1
Pengembangan Sistem Knowledge Sharing Sistem Manufaktur Peningkatan Kapabilitas
Dr. Ir. TMA Ari Samadhi
SISTEM INFORMASI
Dinamika Kerumunan Manusia Menggunakan Model Gaya Sosial (Sebuah Tinjauan Pustaka)
Ali Sadiyoko, Bambang Riyanto, Kusprasapta Mutijarsa
1
Efektivitas Key User terhadap Penyediaan Data Implementasi Teknologi ERP yang Sukses
Zeplin Jiwa Husada Tarigan
7
Tinjauan Manfaat dan Studi Kelayakan Penerapan Teknologi RFID di Industri Ritel Modern di Indonesia
Elkana Timotius
25
Analisis Kebutuhan dan Pemodelan Awal pada Sistem Rekomendasi Pemilihan Provider Kartu Sim
Frans Pratama Konstantius, Veronica Sri Moertini
33
Studi Eksploratif Aktivitas Key User dalam Mengimplementasikan Teknologi Enterprise Resources
Planning (Studi Kasus 5 Perusahaan Manufaktur Jawa Timur) Sautma Ronni Basana, Zeplin Jiwa Husada Tarigan
43
Pembangunan Aplikasi e-Government Berbasis Open Source “Sistem Informasi Peneliti” 57
Didi Rosiyadi, Nana Suryana, Nurhayati Masthurah, Ridwan Suhud
SISTEM PERBAIKAN DAN PENGENDALIAN MUTU
Strategi Dimensi Teknologi dalam Mencapai Keunggulan KompetisiDiana S.Mandar, Leli Deswindi
69
Perbaikan Manajemen Bencana Alam/Darurat di PT X Berdasarkan NFPA 1600:2010
Tika Resmitasari, Carles Sitompul
77
Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas Industri Tahu
Khamdi Mubarok, Dian Setiya Widodo, Nurkholis Abdi Pranata
85
Pengurangan Jumlah Produk Cacat yang Memperhitungkan Biaya Produksi di Perusahaan Garment PT X
Gita Permata Liansari, Y. M Kinley Aritonang
97
Pengembangan Model Kualitas Jasa Penjualan Online Tiket Penerbangan Berdasarkan Integrasi HSQM dan Bauran Pemasaran
Hanky Fransiscus, Paulus Sukapto, Carles Sitompul
107
Six Sigma, Lean Management, dan Lean Six Sigma: Tinjauan Literatur Terhadap Konsep dan
Aplikasi
Simon Herlambang, Y. M. Kinley Aritonang
117
Pengembangan Model Pengukuran Kualitas Layanan e-Banking dengan Melibatkan Faktor-Faktor Bauran Pemasaran
Alfian, Paulus Sukapto, Carles Sitompul
127
Upaya Meminimalisir Produk Cacat pada Proses Pengecatan Shell Helmet dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di Departemen Painting PT Yasunli Abadi Utama Plastik
Muhammad Kholil, Resa Taruna Suhada
135
Analisis Peningkatan Kualitas pada Outsole dengan Menggunakan Metode Six Sigma
Siti Rohana Nasution, Sri Rusdiyanti
141
Pemetaan Aktivitas Layanan Jurusan Teknik Industri Unpar dengan Menggunakan Value Stream
Map
Cindy Marika Amalia, Catharina B. Nawangpalupi, Yogi Yusuf Wibisono
151
SISTEM PRODUK DAN JASA
Pengujian Kriteria Efektivitas Toko Online Appleberryland
Andy Prasetio, Catharina Badra Nawangpalupi
161
Rancangan Kursi Operator SPBU yang Ergonomis dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri
Eko Prasetyo, Agri Suwandi
169
Penggunaan Metode TRIZ Dalam Pemecahan Masalah: Sebuah Tinjauan Literatur terhadap Konsep dan Aplikasinya
Natalia Tadyka Siswadi, Catharina Badra Nawangpalupi
Evaluasi Desain Ramah Lingkungan untuk Kursi Kerja dengan Metode Material Input Per Service
Unit (MIPS)
Andy Chandra H., Catharina B. Nawangpalupi
189
Perancangan Jemuran Otomatis Pendeteksi Hujan
Romy Loice, Hanky Fransiscus, Meity Martaleo
197
SISTEM PRODUKSI
Sistem dan Manajemen Rantai Pasok pada Bisnis Pengembang Permukiman untuk Mencapai Keunggulan Mutu
Hary Agus Rahardjo
205
Perancangan Algoritma Penjadwalan untuk Meminimalkan Frekuensi Set-Up pada PT Bhineka Karya Manunggal II Bogor
Jerry Agus Arlianto, Amelia Santoso, Rendra Tanutama
211
Perancangan Mekanisme Kontrol Kinerja dengan Menggunakan Supply Chain Management (SCM)
Rachmad Hidayat
219
Perancangan Keseimbangan Lintasan Perakitan Timbangan Mekanik dengan Teknik Simulasi untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi di PT. X
Humala L. Napitupulu, Rosnani Ginting, Eddy Setiawan
227
Analisa Waktu Setting Mesin CNC Milling Tipe Sodick HS430l
Rini Prasetyani, Wina Libyawati, Muhammad Nur Ihwan Nudin
233
Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Fleksibel pada Sistem Job Shop Mempergunakan Teknik Shojinka
Arif Rahman
241
Perancangan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) untuk Penyelesaian Vehicle Routing
Problem (VRP)
Paulus Bangun Martua, Komarudin, Armand Omar Moeis, Akhmad Hidayatno
251
Perancangan Sistem Pendistribusian Air Bersih di PDAM X
Budhi Santri Kusuma
261
REVIEWER CALL FOR PAPER
Prof. Dr. Marcellia Susan Karnadi, MSIE. Dr. Ir. Bagus Arthaya, M.Eng.
Dr. Budhi Setyawan, MT. Dr. Carles Sitompul, MT, MIM. Catharina B. Nawangpalupi, Ph.D. Dr. Cecilia Esti Nugraheni
Dr. Ferry Jaya Permana, ASAI. Julius Dharma Lesmono, Ph.D. Dr. Ir. Paulus Sukapto, MBA. Sani Susanto, Ph.D.
Dr. Ir. Veronica Sri Moertini, MT. Y.M. Kinley Aritonang, Ph.D.
PANITIA
Penanggung Jawab : Kepala Program Studi Magister Teknik Industri Ketua : Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D. Wakil Ketua : Kristiana Asih Damayanti, ST., MT.
Sekretaris : Yani Herawati, ST. Bendahara : Loren Pratiwi, ST. Sekretariat dan Publikasi : Romy Loice, ST., MT.
Yosefa Pelangi Puti Ardra, ST.
Meity Martaleo, ST., MBA. Seksi Materi dan Sesi Presentasi : Dr. Carles Sitompul
Seksi Workshop : Hanky Fransiscus, ST. Clara Putri Tunggono Seksi Akomodasi dan Transportasi : Alfian, ST.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
PERBAIKAN MANAJEMEN BENCANA ALAM/DARURAT DI PT X
BERDASARKAN NFPA 1600:2010
Tika Resmitasari 1) Carles Sitompul 2)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Jl Ciumbuleuit 94 Bandung Email: carles@unpar.ac.id2)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbaikan sistem manajemen bencana alam/darurat di PT. X menurut standar NFPA 1600:2010. PT. X saat ini sudah memiliki sistem manajemen bencana, namun belum mengikuti suatu standar tertentu. Selain manajemen bencana alam/darurat, Standar NFPA 1600: 2010 membahas juga kelanjutan bisnis yang diperlukan oleh PT. X untuk dapat bertahan meskipun terjadi bencana alam atau keadaan darurat lain. Oleh karena itu diperlukan sebuah studi untuk meneliti proses perbaikan sistem manajemen bencana alam/darurat di PT. X yang memperhatikan juga kelanjutan bisnisnya. Dalam penelitian ini, perbandingan keadaan sekarang dan keadaan ideal seperti yang diusulkan standar NFPA 1600:2010 dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang bisa diperbaiki. Kesenjangan atau masalah-masalah yang teridentifikasi kemudian diberi bobot kepentingan dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process). Berdasarkan konsep Pareto, masalah-masalah yang diperbaiki di PT. X adalah masalah yang berkaitan dengan proses mitigasi, proses pencegahan, penilaian resiko dan analisis dampak bisnis. Penilaian resiko dilakukan dengan menggunakan what/if techniques yang hasilnya dijadikan acuan untuk merancang strategi mitigasi dan proses pencegahan. Analisis dampak bisnis dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan yang terdapat pada standar NFPA 1600:2010.
Kata Kunci : Manajemen Bencana Alam/Darurat, What/If Technique, Mitigasi dan Pencegahan, Analisis Dampak Bisnis
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan mengalami kejadian bencana alam. Hal ini dikarenakan Indonesia dilewati oleh dua sabuk api dunia dan pertemuan tiga lempengan bumi. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, yaitu seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lainnya. Menurut UU. No.24 Tahun 2007 bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Selain bencana alam, keadaan darurat juga dapat menimbulkan dampak negatif yang hampir sama dengan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam. Keadaan darurat yang mungkin terjadi di Indonesia, yaitu kebakaran, huru hara, terorisme, serta wabah penyakit. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur bagaimana proses persiapan, pencegahan, mitigasi, tanggapan, serta pemulihan dalam menghadapi bencana alam atau keadaan darurat agar dapat meminimasi dampak negatif dari bencana alam atau keadaan darurat tersebut. Perusahaan di Indonesia yang tidak mempunyai sistem manajemen bencana alam atau
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
manajemen darurat akan mengalami dampak yang besar akibat terjadinya bencana alam ataupun keadaan darurat.
PT X merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan berbagai macam produk minuman ringan yang berlisensi dari suatu perusahaan minuman internasional. PT X ini sudah memiliki manajemen darurat yang mencakup juga manajemen bencana alam, namun sistem manajemen ini belum mengikuti suatu standar tertentu. Dalam merancang sistem manajemen bencana alam/darurat, mengikuti suatu standar tertentu dapat membantu dalam proses perancangan sistem manajemen menjadi lebih sistematis dan terarah.
Ada beberapa standar yang dapat diterapkan dalam menghadapi keadaan emergency atau terjadi bencana di suatu perusahaan, salah satunya adalah NFPA (National Fire Protection Association) 1600. NFPA 1600 merupakan salah satu standar internasional yang berisi mengenai manajemen bencana atau emergency serta
business contuinity program. Oleh karena itu standar NFPA 1600:2010 diusulkan dalam melakukan studi ini
agar dapat diketahui bagaimana penerapan sistem manajemen bencana alam/darurat berdasarkan satndar NFPA 1600:2010 ini di PT X.
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut standar NFPA 1600:201, manajemen bencana/darurat merupakan suatu proses berkelanjutan untuk mencegah, mitigasi, bersiap, merespon, dan memulihkan suatu kejadian yang dapat mengancam kehidupan, properti, kegiatan operasional atau lingkungan.
Standar manajemen bencana/darurat NFPA 1600:2010 terdiri dari delapan bab, dimulai dari bab satu mengenai administrasi (administration) hingga bab delapan mengenai perbaikan program (program
improvement). Dalam menerapkan sistem manajemen bencana/darurat berdasarkan standar NFPA 1600:2010
ini hanya dilakukan mulai dari bab empat mengenai program manajemen (program management), bab lima mengenai perencanaan (planning), bab enam mengenai implementasi (implementation), bab tujuh mengenai pengujian dan latihan (testing and exercises), hingga bab delapan mengenai perbaikan program (program
improvement). Hal tersebut dikarenakan bab satu hingga bab tiga merupakan pengertian dasar dari standar
NFPA 1600:2010, sedangkan bab empat hingga bab delapan merupakan langkah praktis dari penerapan sistem manajemen bencana/darurat berdasarkan standar NFPA 1600:2010. Ada hubungan yang saling terkait antara setiap bab pada standar NFPA 1600:2010 mulai dari bab empat hingga bab delapan yang membentuk sebuah siklus yang digambarkan pada gambar 1.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Langkah awal penelitian ini adalah dengan menganalisis bagaimana sistem manajemen bencana alam/darurat yang sekarang diterapkan oleh PT X. Analisis sistem manajemen bencana alam/darurat dilakukan dengan metode wawancara, observasi langsung, serta mempelajari prosedur-prosedur yang telah dibuat oleh PT X. Lalu sistem manajemen bencana alam/darurat tersebut dibandingkan dengan sistem manajemen bencana alam/darurat berdasarkan standar NFPA 1600:2010. Dalam melakukan perbandingan ini hanya dilakukan empat bab, mulai dari bab empat hingga bab delapan yang merupakan langkah praktis dari penerapan standar NFPA 1600:2010 ini.
Proses perbandingan ini dilakukan dengan menilai apakah setiap elemen sistem manajemen bencana/darurat yang diterapkan PT X sekarang itu ada dan sesuai standar NFPA 1600:2010, ada dan sesuai sebagian standar NFPA 1600:2010, ada dan tidak sesuai standar NFPA 1600:2010, atau bahkan tidak ada. Hasil perbandingan yang menunjukkan bahwa sistem manajemen darurat sekarang ada yang sesuai sebagian dengan standar NFPA 1600:2010, tidak sesuai dengan standar NFPA 1600:2010, dan tidak ada menjadi perbedaan antara sistem manajemen bencana/darurat PT X dengan sistem manajemen bencana/darurat PT X. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi masalah-masalah yang perlu diperbaiki.
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk memberi bobot pada setiap masalah untuk menentukan prioritas. Analytic Hierarchy Process atau AHP (Winston, p.798) merupakan salah satu alat untuk membantu membuat keputusan dimana terdapat beberapa tujuan yang multiple. Dalam melakukan perbandingan, pembuat keputusan memilih masalah mana yang lebih penting untuk diperbaiki lebih dahulu berdasarkan skala yang telah ditentukan. Skala dalam melakukan perbandingan ini terdiri dari satu hingga sembilan. Apabila pembuat keputusan memilih skala satu mengindikasikan bahwa antara kedua masalah yang diperbandingkan sama pentingnya sehingga tidak ada masalah yang lebih dahulu diperbaiki dibandingkan masalah yang lain. Apabila pembuat keputusan memilih skala sembilan mengindikasikan bahwa masalah satu dianggap pasti lebih penting dibandingkan masalah yang lainnya sehingga masalah tersebut diperbaiki terlebih dahulu. Sedangkan, skala diantara 1-9 mengindikasikan kondisi diantara keduanya. Ketika menggunakan metode AHP, ketidak konsistenan dari pembuat keputusan merupakan hal yang harus diperhatikan.
Setelah semua bobot antar bab dan bobot antar masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai bobot keseluruhan. Nilai bobot keseluruhan ini didapat dari perkalian antara bobot bab dan bobot masalah. Kemudian, proses pembobotan ini digambarkan dengan diagram pareto untuk melihat masalah mana yang memiliki bobot masalah paling tinggi diantara masalah lainnya sehingga memerlukan proses perbaikan terlebih dahulu. Berikut ini adalah tabel perhitungan bobot keseluruhan beserta diagram paretonya:
Tabel 1 Perhitungan Bobot Keseluruhan
Masalah Bobot Bab Bobot Masalah Jumlah
Bab 4 Program Manajemen
Keterlibatan pihak eksternal dalam keanggotaan LCMT 0.082 0.072 0.005904
Administrasi program 0.082 0.114 0.009348
Sasaran performansi 0.082 0.814 0.066748
Bab 5 Perencanaan
Keterlibatan stakeholder dalam program 0.742 0.025 0.01855
Penilaian resiko 0.742 0.274 0.203308
Analisis dampak bisnis 0.742 0.171 0.126882
Mitigasi 0.742 0.282 0.209244
Strategi pencegahan 0.742 0.249 0.184758
Bab 6 Implementasi
Pengaturan bantuan sumber daya 0.117 0.035 0.004095
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Tabel 1 Perhitungan Bobot Keseluruhan (lanjutan)
Masalah Bobot Bab Bobot Masalah Jumlah
Kerjasama dengan Badan Bantuan Lain 0.117 0.041 0.004797
Analisis situasi yang menggabungkan perkiraan kerusakan dan perkiraan kebutuhan untuk mengidentifikasi sumber daya yang mendukung aktivitas
0.117 0.285 0.033345
Pemondokan, pemberian makanan, dan perawatan sementara, jangka pendek, atau jangka panjang bagi orang yang
diberhentikan
0.117 0.345 0.040365
Menentukan tempat kerja alternatif 0.117 0.023 0.002691
Membangun pusat informasi fisik atau virtual 0.117 0.037 0.004329
Membangun Pusat Operasional Bencana 0.117 0.235 0.027495
Bab 8 Perbaikan Program
Mengevaluasi program saat terjadi perubahan 0.058 1 0.058
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Mitigasi Penilaian resiko Strategi pencegahan Analisis dampak bisnis Sasaran performansi Mengevaluasi program saat … Pemondokan, pemberian … Analisis situasi yang … Membangun Pusat … Keterlibatan stakeholder … Administrasi program Keterlibatan pihak eksternal … Kerjasama dengan Badan … Membangun pusat … Menentukan tempat kerja …
Bobot masalah
Bobot masalahGambar 2 Diagram Pareto Pembobotan Masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan diagram pareto yang digambarkan pada gambar 2, proses perancangan usulan perbaikan yang akan dilakukan adalah pada keempat masalah yang memiliki nilai bobot tertinggi, yaitu mitigasi, penilaian resiko, strategi pencegahan, serta analisis dampak bisnis. Berikut ini adalah usulan perancangan perbaikan sistem manajemen bencana/darurat pada PT X berdasarkan standar NFPA 1600:2010.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
1) Penilaian resiko
Menurut standar NFPA 1600:2010 Penilaian resiko merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi bahaya, analisis kemungkinan, analisis vulnerabilitas, dan analisis dampak.
Metode yang digunakan untuk melakukan identifikasi dan penilaian resiko adalah Structured What-If
Technique (SWIFT). Menurut Kyokai (2009), Structured What-If Technique (SWIFT) adalah metode
untuk menilai dan mengidentifikasikan bahaya dengan menggunakan metode What-If tetapi menjadi lebih sistematik. Metode tersebut merupakan salah satu metode yang diusulkan oleh standar NFPA 1600:2010. Dalam melakukan identifikasi bahaya ini, digunakan pertanyaan dengan menggunakan kata
what-if. Pertanyaan ini diajukan kepada orang yang sudah mengenal seluk beluk keadaan perusahaan.
Hasil identifikasi dan penilaian resiko dapat dilihat pada tabel 2.
2) Strategi pencegahan
Menurut standar NFPA 1600:2010 Pencegahan merupakan suatu aktivitas untuk menghindari sebuah insiden atau untuk memberhentikan insiden yang sedang terjadi.
Strategi pencegahan ini dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian resiko, sehingga setiap resiko yang identifikasi mempunyai strategi pencegahannya sendiri. Hasil usulan strategi pencegahan dapat dilihat pada tabel 2.
3) Mitigasi
Menurut standar NFPA 1600:2010, mitigasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari suatu bahaya. Rencana mitigasi ini dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian resiko, sehingga setiap resiko yang identifikasi mempunyai langkah mitigasi tertentu. Hasil usulan perancangan mitigasi dapat dilihat pada tabel 2. Beberapa contoh mitigasi yang lain dapat dilihat di Carter (1991).
4) Analisis Dampak Bisnis
Menurut standar NFPA 1600:201, analisis dampak bisnis merupakan suatu analisis yang dilakukan pada tingkat manajemen untuk mengidentifikasikan dampak dari kehilangan sumber daya.
Analisis dampak bisnis ini bertujuan untuk mengetahui apabila suatu bisnis mengalami shut down sementara, dampak apa yang paling signifikan terjadi terhadap proses bisnis secara keseluruhan. Analisis dampak bisnis ini dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang dibuat oleh standar NFPA 1600:2010. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi fungsi bisnis apa saja yang ada dalam suatu perusahaan. Kemudian melakukan penentuan prioritas dari semua fungsi bisnis tersebut mana yang mempunyai pengaruh yang paling besar jika terjadi bisnis tersebut mengalami shut down sementara. Lalu langkah berikutnya adalah menentukan skala dampak yang terjadi pada fungsi bisnis tersebut jika terjadi bisnis tersebut mengalami shut down sementara.
Tabel 2 Usulan Penilaian Resiko, Pencegahan, dan Mitigasi
No Resiko Dampak Strategi Pencegahan Usulan Mitigasi 1 Huru hara
1.Terganggunya proses produksi
1. Penyelesaian masalah dilakukan
secara musyawarah 1. Merancang proses evakuasi
2. Kerusakan aset
perusahaan 2. Mengunci kantor atau pabrik
3. Korban jiwa atau
luka
2 Kebakaran
1. Timbulnya kerugian materil
1. Menyimpan bahan kimia dan gas di tempat yang tepat dengan prosedur penyimpanan tertentu
1. Menyiapkan tim pemadam
kebakaran beserta perlengkapan pemadam kebakaran 2. Adanya korban jiwa
2. Kontrol rutin oleh pihak
berwenanang 2. Merancang proses evakuasi
3. Proses produksi terhenti
3. Menyelamatkan aset yang penting
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Tabel 2 Usulan Penilaian Resiko, Pencegahan, dan Mitigasi (lanjutan)
No Resiko Dampak Strategi Pencegahan Usulan Mitigasi 3 Gempa bumi 1. Timbulnya kerugian materil - 1. Merancang proses evakuasi 2. Adanya korban jiwa 2.Membangun konstruksi bangunan tahan gempa 3. Dapat terjadi kebakaran 3.Menyelamatkan aset yang penting 4. Proses produksi terhenti 4 Gunung meletus 1. Timbulnya kerugian materil - 1. Merancang proses evakuasi 2. Adanya korban jiwa 2. Menyediakan masker bagi pekerja
3.Terganggunya
proses kerja
5 Banjir
1. Proses kerja dan distribusi produk terganggu
1. Kerja bakti dengan masyarakat sekitar untuk membersihkan sungai
1.Menyelamatkan aset yang tidak tahan air
2. Terjebak di
perusahaan 2. Membuat tanggul
3. Kerusakan aset
6 Unjuk rasa dan pemogokan
1.Berkurangnya produktivitas perusahaan 1. Penyelesaian masalah dilakukan secara musyawarah 2. Aktivitas kerja terganggu 3. Proses produksi terhenti 4. Terjadi perubahan kebijakan 2. Proses produksi terganggu 7 Keluhan masyarakat 1. Reputasi perusahaan turun 1. Penyelesaian masalah dilakukan secara musyawarah 2. Protes warga sekitar 2. Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) 3. Pencabutan ijin usaaha
8 Kebocoran bahan kimia
1. Kerusakan pada aset perusahaan
1. Memelihara bahan kimia sesuai dengan prosedur tertentu 1. Merancang proses evakuasi 2. Polusi Udara 2. Memberitahu warga sekitar mengenai insiden tersebut 3. Protes warga sekitar 3. Menyediakan masker bagi pekerja
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Tabel 2 Usulan Penilaian Resiko, Pencegahan, dan Mitigasi (lanjutan)
No Resiko Dampak Strategi Pencegahan Usulan Mitigasi 9 Ledakan gas
1. Kerusakan pada aset perusahaan
1. Menyimpan tabung gas di tempat yang tepat dengan prosedur tertentu
1. Merancang proses evakuasi
2. Keselamatan pekerja dan orang yang berada di lingkungan perusahaan
2. Menyediakan
masker bagi pekerja
3. Polusi Udara
4. Korban jiwa
Kemudian langkah terakhir adalah menentukan menentukan waktu pemulihan atau recovery time objective (RTO). RTO adalah (Canton, 2007, p.154) waktu dimana mulai berhentinya proses bisnis hingga waktu dimana berhentinya proses bisnis tersebut dapat mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sehingga perusahaan tersebut harus berusaha mengembalikan keadaan menjadi seperti semula sebelum waktu RTO yang telah ditentukan. Hasil analisis dampak bisnis pada PT X dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Hasil Analisis Dampak Bisnis Fungsi Bisnis Departemen Prioritas RTO (dalam
hari)
Dampak /
kerugian Catatan
Manajemen kualitas Produksi 1 3 3
Pengemasan Produksi 1 3 3
Pemeliharaan mesin Produksi 1 3 3
Proses produksi Produksi 1 3 3
Pengawasan kualitas Produksi 1 3 3
Pengiriman Produksi 1 3 3
Perbaikan teknis Produksi 1 3 3
Distribusi produk Distribusi 2 3 3
Pengawasan persediaan Distribusi 2 3 3
Pergudangan Distribusi 2 3 3
Pelayanan pelanggan Pemasaran 3 3 3
Penjualan produk Pemasaran 3 3 3
Promosi Pemasaran 3 3 3
Akuntasi keuangan Keuangan 4 3 3
Penganggaran Keuangan 4 3 3
Perpajakan Keuangan 4 3 3
Riset pemasaran Perencanaan 5 3 3
Pembelian material Perencanaan 5 3 3
Penjadwalan produksi Perencanaan 5 3 3
Perencanaan distribusi Perencanaan 5 3 3
Hubungan eksternal Administrasi 6 3 1
Hukum Administrasi 6 3 1
SDM Administrasi 6 3 1
Keterangan: 3 = Dampak tinggi, 2 = Dampak sedang, 1 = Dampak kecil
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
KESIMPULAN
Sistem manajamen bencana alam/darurat di PT.X belum mengikuti suatu standar tertentu. Standar yang diusulkan agar diterapkan di PT. X adalah standar NFPA 1600:2010. Selain manajemen bencana alam/darurat, standar ini juga mengatur proses kelanjutan bisnis untuk PT. X. Hasil studi menunjukkan bahwa banyak yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan antara sistem manajemen bencana alam/darurat yang dimiliki PT. X saat ini dengan keadaan ideal menurut standar NFPA 1600: 2010. Penilaian resiko di PT.X dapat dilakukan dengan menggunakan what/if technique yang hasilnya dijadikan acuan untuk melakukan proses pencegahan dan mitigasi. Analisis dampak bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan yang diusulkan oleh standar NFPA 1600: 2010. Dengan perbaikan yang dilakukan pada sistem manajemen yang ada sekarang, PT. X akan memiliki sebuah sistem manajemen yang terstandar secara internasional, serta proses manajemen yang sistematis dan terstruktur. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memperbaiki beberapa masalah yang belum terselesaikan sehingga PT. X dapat terus memperbaiki sistem manajemen bencana alam/daruratnya.
DAFTAR PUSTAKA
Canton, L. G. (2007). Emergency Management : Concepts and Strategies for Effective Programs. John Wiley & Sons, New Jersey.
NFPA 1600 (2010). Standard On Disaster/Emergency Management and Business Contuinity Program. Diakses tanggal 20 Juli 2011 dari http://nfpa.org/assets/files/PDF/NFPA1002010.pdf.
Carter, W. N. (1991). Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Manila.
Kyokai, N. K. (2009). Risk Assessment Guideline. Diakses tanggal 29 Juli 2011 dari
http://www.classnk.or.jp/hp/Rules_Guidance/Guidelines/riskgl.pdf.