• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS DIPONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS DIPONEGORO"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

YANG MEMPENGARUHI TERGANGGUNYA SIRKULASI

LALULINTAS DI JALAN UTAMA PERUMAHAN BUMI

TLOGOSARI SEMARANG

TUGAS AKHIR

UMMI HANIFAH MARSHUSH

L2D 009 018

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG

JULI 2013

(2)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

YANG MEMPENGARUHI TERGANGGUNYA SIRKULASI

LALULINTAS DI JALAN UTAMA PERUMAHAN BUMI

TLOGOSARI SEMARANG

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

UMMI HANIFAH MARSHUSH

L2D 009 018

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG

JULI 2013

(3)

Tugas akhir yang berjudul, “Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Utama Perumahan Bumi

Tlogosari Semarang” ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk, telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA

: Ummi Hanifah Marshush

NIM

: L2D009018

Tanda Tangan : ……….

Tanggal

: 1 Juli 2013

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

NAMA : Ummi Hanifah Marshush

NIM : L2D 009 018

Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas : Teknik

Judul Tugas Akhir : Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari Semarang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI

Pembimbing : Wakhidah Kurniawati ST., MT

Penguji I : Dr. – Ing. Asnawi, ST

Penguji II : Diah Intan Kusuma Dewi, S.T., M.Eng

Semarang, 1 Juli 2013 Mengetahui,

Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Dr.-Ing Asnawi, S.T NIP. 197107241997021001

(5)

Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ummi Hanifah Marshush

NIM : L2D009018

Jurusan : Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyutujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari Semarang”

beserta perangkat yang ada. Dengan hak bebas royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada Tanggal : 1 Juli 2013

Yang Menyatakan

Ummi Hanifah Marshush

(6)

Tidak akan ada satu usaha yang sia-sia dalam belajar,

meskipun harus mengalami kesalahan. Namun, dari

kesalahan itulah kita tahu akan kebenaran

(7)

ABSTRAK

Pertumbuhan Pedagang Kaki Lima (PKL) di perkotaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat dihindari. Pertumbuhan PKL ini menyebar di seluruh fungsional kota, salah satunya pada kawasan perumahan. Perumahan Bumi Tlogosari merupakan salah satu kawasan yang menjadi daerah pertumbuhan PKL. Di dalam Perumahan ini, PKL tersebar secara linier pada bahu jalan di sepanjang Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2. Aktivitas PKL yang menggunakan ruang bahu jalan tentu saja akan memberikan dampak pada sirkulasi lalulintas yang ada. Hal ini disebabkan karena pada Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 merupakan jalan utama untuk memasuki dan keluar dari perumahan dengan volume lalulintas yang tinggi. Volume lalulintas yang tinggi pada kedua ruas jalan tersebut kemudian membutuhkan kapasitas jalan maksimum. Namun, kapasitas jalan yang ada justru terlihat semakin sempit. Hal ini disebabkan karena adanya PKL yang menjadi faktor hambatan samping jalan. Keberadaan PKL ini kemudian akan menyebabkan faktor hambatan samping jalan lainnya seperti kendaraan parkir konsumen. Berdasarkan pada kondisi yang terjadi tersebut maka dapat dipastikan bahwa keberadaan PKL akan berimplikasi pada terganggunya sirkulasi lalulintas yang ada. Namun, tiap jenis PKL yang ada pada ruas jalan tersebut yaitu PKL unprocessed, PKL prepared food, PKL semiprocessed, PKL non food dan PKL service memiliki tingkat pengaruh yang berbeda terhadap terganggunya sirkulasi yang ada. Hal ini disebabkan karena karakteristik yang dimiliki oleh tiap jenis PKL tersebut.

Permasalahan yang berinti pada terganggunya sirkulasi lalulintas tersebut dapat dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian (research question) yaitu Bagaimana tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas di sepanjang jalan utama Perumahan Bumi Tlogosari berdasarkan pada karakteristiknya?. Untuk menjawab dari permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari.

Dalam mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan teknik analisis distribusi frekuensi, analisis sirkulasi lalulintas dan analisis pembobotan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data primer yaitu observasi langsung (direct observation) dan traffic counting.

Output yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristiknya. Berdasarkan hasil analisis pembobotan yang telah dilakukan, PKL dengan jenis semiprocessed sangat mempengaruhi sirkulasi lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 2, hal ini disebabkan karena ruang aktivitas yang digunakan adalah lebih besar jika dibandingkan dengan jenis PKL lainnya yaitu >3 m2. Ukuran sarana aktivitas yang besar ini digunakan untuk meletakkan peralatan memasak, meja, kursi dan peralatan makan lainnya. Sarana aktivitas tersebut diletakkan tepat memenuhi bahu jalan, sehingga ruang parkir yang tersedia untuk konsumen hanyalah pada jalur lalulintas. Hal ini tentu saja akan mengurangi lebar efektif jalur lalulintas. Sarana aktivitas tersebut tergolong dalam tipe unit static dimana terdapat perkerasan sehingga tidak mudah dipindahkan dan dibongkar. Kondisi ini menyebabkan sarana aktivitas PKL semiprocessed setiap saat akan mengurangi ruang sirkulasi lalulintas. Kemudian waktu aktivitas PKL service ini adalah selama 6-10 jam dimana melewati 2 jam puncak pergerakan penduduk yaitu pagi-siang, siang-sore dan sore-malam, dimana memberikan kemungkinan yang lebih besar terjadinya perebutan ruang antara aktivitas PKL dengan aktivitas pergerakan penduduk. Selain itu, waktu aktivitas PKL jenis ini tergolong cukup lama sehingga akan memberikan peluang yang cukup besar bagi konsumen untuk datang berbelanja. Banyaknya konsumen yang datang akan menyebabkan tingginya hambatan samping jalan karena parkir konsumen.

Dengan menilik output di atas, maka dapat disusun rekomendasi khususnya bagi pemerintah sebagai pemangku kebijakan diantaranya pemerintah hendaknya tanggap terhadap keberadaan PKL yang menggunakan sarana aktivitas static dimana jelas melanggar peraturan yang ada dan hendaknya untuk kedepannya lebih ketat dalam mengontrol dan mengawasi penggunaan sarana aktivitas dengan tidak melakukan perkerasan. Melihat pada keterbatasan lahan yang terjadi, untuk peletakkan sarana aktivitas PKL semiprocessed ini dirasa di pertahankan pada bahu jalan selama keberadaannya tidak menggunakan jalur lalulintas. Selain itu, pemerintah hendaknya melakukan penataan mengenai parkir konsumen PKL agar tidak menggunakan jalur lalulintas. Salah satu lokasi parkir yang menungkinkan yaitu berdampingan dengan parkir perdagangan informal yang ada.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul „Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi lalulintas di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari Semarang”.

Penulis menyadari bahwa mulai dari persiapan sampai menyelesaikan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dan disajikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga diberikan kemudahan dan kelancaran selama proses penyusunan tugas akhir.

2. Ibu Wakhidah Kurniawati, ST., MT sebagai dosen pembimbing atas masukan, kritik, ide semangat, kesabaran dan motivasi yang luar biasa dalam mendukung penyelesain tugas akhir.

3. Bapak Dr – Ing Asnawi Manaf, ST. dan Ibu Diah Intan Kusuma Dewi, S.T., M.Eng selaku Dosen Penguji yang memberikan saran dan masukan untuk membuat tugas akhir ini menjadi lebih baik.

4. Kedua orang tua tercinta, Papa H. Maksus, S.T dan Mama Siti Marzukoh yang selalu selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Adek tercinta Ilham Fitria Marshush yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Teman-teman terbaik Planologi angkatan 2009 atas dorongan dan kebersamaannya selama ini.

7. Semua pihak yang secara tidak langsung terkait dan membantu dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyusunan laporan selanjutnya yang lebik baik.

Semarang, Juli 2013

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Dan Sasaran ... 6

1.3.1. Tujuan ... 6

1.3.2. Sasaran ... 6

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

1.4.1. Ruang Lingkup Spasial ... 7

1.4.2. Ruang Lingkup Substansial ... 9

1.4.3. Ruang Lingkup Waktu ... 11

1.5. Manfaat Penelitian ... 12

1.6. Posisi Penelitian Dalam Perencanaan Wilayah Dan Kota ... 12

1.7. Keaslian Penelitian ... 13

1.8. Kerangka Penelitian ... 14

1.9. Metode Penelitian ... 15

1.10. Tahapan Penelitian ... 16

1.10.1. Tahap Pengumpulan Data ... 16

1.10.2. Metode Pengumpulan Data ... 17

1.10.3. Kebutuhan Data... 18

1.10.4. Teknik Analisis Data ... 20

1.11. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II KAJIAN LITERATUR KARAKTERISTI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DAN SIRKULASI LALULINTAS ... 26

2.1. Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 26

(10)

2.1.2. Karakteristik Pedagang Kaki Lima... 28

2.1.3. Lokasi Berdagang Pedagang Kaki Lima ... 35

2.2. Sirkulasi Lalulintas ... 36

2.2.1. Hambatan Samping Jalan ... 37

2.2.2. Kapasitas Jalan ... 41

2.2.3. Volume Lalulintas ... 42

2.2.4. Tingkat Pelayanan Jalan (LOS) ... 43

2.3. Sintesa Kajian Literatur ... 45

BAB III KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DAN SIRKULASI LALULINTAS DI DALAM PERUMAHAN BUMI TLOGOSARI ... 54

3.1. Gambaran Umum Administrasi Perumahan Bumi Tlogosari ... 54

3.2. Karakteristik PKL Di Dalam Perumahan Bumi Tlogosari ... 56

3.2.1. Jumlah Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya ... 56

3.2.2. Jenis Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 59

3.2.3. Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2... 61

3.2.4. Ukuran Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2... 63

3.2.5. Lokasi Aktivitas Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2... 65

3.2.6. Tipe Unit Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 67

3.2.7. Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2... 68

3.3. Karakteristik Sirkulasi Lalu Lintas ... 69

3.3.1. Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 69

3.3.2. Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 72

(11)

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA YANG MEMPENGARUHI TERGANGGUNYA SIRKULASI LALULINTAS DI

DALAM PERUMAHAN BUMI TLOGOSARI ... 73 4.1. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima di Sepanjang Jalan

Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 73 4.1.1. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima Unprocessed di

Sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 73 4.1.2. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima Prepared Food

di Sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 76 4.1.3. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima Semiprocessed

di Sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 80 4.1.4. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima Non Food di

Sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 83 4.1.5. Analisis Tipe Karakteristik Pedagang Kaki Lima Service di

Sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari ... 86 4.2. Analisis Pengaruh Keberadaan Pedagang Kaki Lima Terhadap

Terganggunya Sirkulasi Lalulintas di Sepanjang Jalan Utama Perumahan

Bumi Tlogosari ... 90 4.2.1. Analisis Tingkat Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 Dan

Jalan Tlogosari Raya 2 ... 91 4.2.2. Analisis Kapasitas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari

Raya 2 ... 95 4.2.3. Analisis Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan

Tlogosari Raya 2 ... 97 4.2.4. Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan

Tlogosari Raya 2 ... 100 4.3. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik Pedagang Kaki Lima Tterhadap

Terganggunya Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan

Tlogosari Raya 2 ... 105 4.3.1. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Unprocessed

Tterhadap Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan

Jalan Tlogosari Raya 2 ... 105 4.3.2. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Prepared Food

Tterhadap Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan

(12)

4.3.3. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Semiprocessed Tterhadap Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan

Jalan Tlogosari Raya 2 ... 108

4.3.4. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Non Food Tterhadap Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 109

4.2.5. Analisis Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Service Tterhadap Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 111

4.3. Temuan Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Yang Mempengaruhi Sirkulasi Lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 112

BAB V PENUTUP ... 119 5.1. Kesimpulan ... 119 5.2. Keterbatasan Studi ... 120 5.3. Rekomendasi... 121 DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN ... 125

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 13

Tabel I.2 Data Yang Dikumpulkan Dengan Observasi Lapangan... 17

Tabel I.3 Kebutuhan Data Penelitian ... 19

Tabel I.4 Analisis Distribusi Frekuensi... 20

Tabel I.5 Analisis Sirkulasi Lalulintas Akibat Keberadaan PKL ... 20

Tabel I.6 Kriteria Pembobotan Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 22

Tabel I.7 Tingkat Pengaruh Berdasarkan Bobot ... 23

Tabel II.1 Jenis Aktivitas Hambatan Samping Jalan ... 38

Tabel II.2 Kelas Hambatan Samping Jalan ... 38

Tabel II.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) ... 40

Tabel II.4 Kapasitas Dasar (Co) Jalan Perkotaan ... 41

Tabel II.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalan (Fcw) ... 42

Tabel II.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pembagian Arah (Fcsp) ... 42

Tabel II.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping (Fcsf) ... 43

Tabel II.8 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fccs)... 43

Tabel II.9 Nilai Emp Tiap Jenis Kendaraan ... 44

Tabel II.10 Standar Tingkat Pelayanan Jalan ... 45

Tabel II.11 Pemilihan Variabel Dan Indikator Untuk Penelitian Mengenai Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 48

Tabel II.12 Justifikasi Pemilihan Variabel Dan Indikator Untuk Penelitian Mengenai Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 49

Tabel II.13 Variabel Dan Indikator Sirkulasi Lalulintas ... 52

Tabel II.14 Variabel Penelitian ... 53

Tabel III.1 Jumlah PKL Di Jalan Utaman Perumahan Bumi Tlogosari ... 57

Tabel III.2 Jenis Barang Dagangan PKL Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 59

Tabel III.3 Ukuran Bagian Jalan Utama Di Dalam Perumahan Bumi Tlogosari ... 71

Tabel IV.1 Karakteristik PKL Unprocessed Di Jalan Tlogosari Raya I ... 74

Tabel IV.2 Tipe Karakteristik PKL Unprocessed Di Jalan Tlogosari Raya ... 76

Tabel IV.3 Karakteristik PKL Prepared Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 77

Tabel IV.4 Tipe Karakteristik PKL Prepared Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 79

(14)

Tabel IV.5 Karakteristik PKL Semiprocessed Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 80

Tabel IV.6 Tipe Karakteristik PKL Semiprocessed Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 83

Tabel IV.7 Karakteristik PKL Non Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 84

Tabel IV.8 Karakteristik PKL Non Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 86

Tabel IV.9 Karakteristik PKL Service Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 87

Tabel IV.10 Karakteristik PKL Service Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 89

Tabel IV.11 Analisis Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 ... 92

Tabel IV.12 Analisis Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 2 ... 94

Tabel IV.13 Analisis Kapasitas Jalan Pada Jalan Tlogosari Raya 1... 95

Tabel IV.14 Analisis Jalan Pada Jalan Tlogosari Raya 2 ... 96

Tabel IV.15 Analisis Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 1 ... 98

Tabel IV.16 Analisis Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 2 ... 100

Tabel IV.17 Tingkat Pelayanan Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 100

Tabel IV.18 Sintesa Hasil Analisis Karakteristik Sirkulasi Lalulintas Pada Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya ... 101

Tabel IV.19 Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Unprocessed Di Jalan Tlogosari Raya 1 ... 105

Tabel IV.20 Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Prepared Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 107

Tabel IV.21 Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Semiprocessed Di Jalan Tlogosari Raya2 ... 108

Tabel IV.22 Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Non Food Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 110

Tabel IV.23 Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Service Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 111

Tabel IV.24 Temuan Studi Karakteristik PKL Yang Mempengaruhi Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 114

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Penstrukturan Masalah ... 6

Gambar I.2 Ruang Lingkup Spasial Makro Kota Semarang ... 7

Gambar I.3 Ruang Lingkup Spasial Makro Perumahan Bumi Tlogosari ... 8

Gambar I.4 Ruang Lingkup Spasial Mikro Perumahan Bumi Tlogosari ... 9

Gambar 1.5 Posisi Penelitian Dalam Perencanaan Wilayah Dan Kota ... 12

Gambar 1.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 15

Gambar 1.7 Kerangka Analisis Penelitian ... 24

Gambar 2.1 Tipe Sebaran PKL Mengelompok (Market Focus Aglomeration) ... 31

Gambar 2.2 Tipe Sebaran PKL Linier (Street Concentration) ... 32

Gambar 2.3 Ruang Terbuka Pasif ... 35

Gambar 2.2 Variabel Penelitian ... 41

Gambar 3.1 Penggunaan Lahan Perumahan Bumi Tlogosari ... 55

Gambar 3.2. Penggunaan Lahan Di Sekitar PKL ... 56

Gambar 3.3 Sebaran Jumlah PKL Pada Weekday ... 58

Gambar 3.4 Sebaran Jumlah PKL Pada Weekend ... 58

Gambar 3.5 Sebaran PKL Berdasarkan Jenis Barang Dagangan ... 61

Gambar 3.6 Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima ... 62

Gambar 3.7 Sebaran PKL Berdasarkan Sarana Aktivitas ... 63

Gambar 3.8 Ukuran Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima ... 64

Gambar 3.9 Sebaran PKL Berdasarkan Ukuran Sarana Aktivitas ... 64

Gambar 3.10 Lokasi Aktivitas Pedagang Kaki Lima ... 65

Gambar 3.11 Pelebaran Sarana Aktivitas PKL Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 66

Gambar 3.12 Sebaran PKL Berdasarkan Lokasi Aktivitas ... 66

Gambar 3.13 Tipe Unit Pedagang Kaki Lima ... 67

Gambar 3.14 Sebaran PKL Berdasarkan Tipe Unit Sarana Aktivitas ... 68

Gambar 3.15 Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima ... 69

Gambar 3.16 Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 70

Gambar 3.17 Kapasitas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 71

Gambar 3.18 Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 72

Gambar 4.1 Analisis Tipe Karakteristik PKL Unprocessed ... 75

Gambar 4.2 Analisis Tipe Karakteristik PKL Prepared Food ... 78

Gambar 4.3 Analisis Tipe Karakteristik PKL Semiprocesed ... 83

(16)

Gambar 4.5 Analisis Tipe Karakteristik PKL Service ... 88

Gambar 4.6 Tahapan Analisis Pengaruh Keberadaan PKL Terhadap Terganggunya Sirkulasi Lalulintas ... 90

Gambar 4.7 Jumlah Indikator Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 ... 91

Gambar 4.8 Jumlah Indikator Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 2 ... 93

Gambar 4.9 Jumlah Kendaraan Melintas Pada Jalan Tlogosari Raya 1 ... 97

Gambar 4.10 Jumlah Kendaraan Melintas Pada Jalan Tlogosari Raya 2 ... 99

Gambar 4.11 Analisis Karakteristik Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Tlogosari Raya ... 103

Gambar 4.12 Analisis Karakteristik Sirkulasi Lalulintas Di Jalan Tlogosari Raya 2 ... 104

Gambar 4.13 Temuan Studi Tingkat Pengaruh Karakteristik PKL Terhadap Sirkulasi Lalulintas ... 117

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel A.1 Form Pengumpulan Data Hambatan Samping Pagi/Siang/Sore/Malam Hari ... 125

Tabel A.2 Form Pengumpulan Data Ukuran Geometrik Jalan ... 125

Tabel A.3 Form Pengumpulan Data Volume Lalulintas Pagi/Siang/Sore/Malam ... 126

Tabel A.4 Form Pengumpulan Data Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 126

Tabel B.1 Jumlah Tiap Indikator Hambatan Samping Pagi Hari ... 127

Tabel B.2 Jumlah Tiap Indikator Hambatan Samping Siang Hari ... 128

Tabel B.3 Jumlah Tiap Indikator Hambatan Samping Sore Hari ... 129

Tabel B.4 Jumlah Tiap Indikator Hambatan Samping Malam Hari ... 130

Tabel B.5 Jumlah Tiap Jenis Kendaraan Melintas Pagi Hari ... 131

Tabel B.6 Jumlah Tiap Jenis Kendaraan Melintas Siang Hari ... 132

Tabel B.7 Jumlah Tiap Jenis Kendaraan Melintas Sore Hari ... 133

Tabel B.8 Jumlah Tiap Jenis Kendaraan Melintas Malam Hari ... 134

Tabel B.9 Ukuran Geometrik Jalan ... 135

Tabel B.10 Karakteristik Pedagang Kaki Lima ... 135

Tabel C.1 Analisis Tingkat Hambatan Samping Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 143

Tabel C.2 Analisis Kapasitas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 143

Tabel C.3 Analisis Volume Lalulintas Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 144

Tabel C.4 Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Tlogosari Raya 1 Dan Jalan Tlogosari Raya 2 ... 144

Tabel C.5 Pembobotan Tingkat Pengaruh Karakteristik Pedagang Kaki Lima Terhadap Terganggunya Sirkulasi Lalulintas ... 145

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.4. Latar Belakang

Fenomena sektor informal seperti Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan fenomena umum yang terjadi di berbagai negara, yaitu berkisar antara 30-70% dari total tenaga kerja pada negara-negara dunia ketiga seperti Amerika, Afrika, Timur Tengah serta Asia Selatan. Para pelaku PKL ini merupakan kelompok yang tergolong marginal, karena mereka rata-rata tersisih dari arus kehidupan yang formal, tidak terjangkau dan tidak dilindungi oleh hukum, serta sering kali menjadi objek penertiban dan penataan kota (Alisjahbana dalam Priartha, 2011). Sedangkan di Negara Indonesia, keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di perkotaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat dihindari yaitu keberadaannya mencapai 30-50% (Effendi dalam Amiranti dan Sudarma, 2008).

Fenomena keberadaan PKL pada perkotaan berkembang di seluruh kawasan fungsional kota seperti kawasan perkantoran, pendidikan, perbelanjaan, industri, perumahan dan lain sebagainya. Dengan demikian, fenomena keberadaan PKL seperti membentuk kantong-kantong pertumbuhan mengikuti adanya pusat aktivitas. Keberadaan pusat aktivitas memberikan suatu peluang bagi PKL untuk mendapatkan lebih banyak konsumen. Selain itu, dengan mendekati keberadaan pusat aktivitas maka akan memberikan aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh konsumen. Disisi lain, adanya pusat kegiatan yang memiliki banyak pekerja sebenarnya sangat membutuhkan keberadaan PKL untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan pangan. Hal ini disebabkan karena para PKL biasanya menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih murah dan dapat terjangkau oleh pekerja tersebut. Namun dilain sisi, kantong-kantong aktivitas PKL ini juga memberikan dampak negatif bagi ruang kota, dimana aktivitas yang dilakukan oleh PKL menggunakan ruang-ruang yang tidak sesuai dengan fungsinya. Secara umum, PKL menggunakan ruang-ruang publik yang memiliki kelonggaran pengawasan dari pemerintah setempat maupun pemerintah kota.

Ruang-ruang publik yang seringkali digunakan oleh PKL untuk beraktivitas yaitu taman bermain, trotoar, bahu jalan dan lain sebagainya. Namun, jika dilihat secara menyeluruh maka PKL lebih memilih lokasi dimana ruang tersebut merupakan ruang terbuka pasif. Keberadaan PKL pada ruang terbuka pasif biasanya tidak mendapatkan larangan dari penduduk sekitar. Pemerintah seringkali melakukan penataan PKL yang ada pada ruang terbuka pasif tersebut dengan cara penggusuran secara paksa tetapi hal ini tidak membuat PKL menjadi jera

(19)

melainkan akan kembali beraktivitas pada lokasi semula. Fenomena PKL semacam ini kerap terjadi pada wilayah perkotaan di Indonesia, salah satunya di Kota Semarang.

Kecamatan Pedurungan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Semarang. Kecamatan ini berada di bagian timur Kota Semarang dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak. Kecamatan Pedurungan masuk dalam Bagian Wilayah Kota V (BWK V), dimana menurut Peraturan Daerah BWK V tahun 2000-2010, kecamatan ini memiliki fungsi sebagai kawasan permukiman padat penduduk, sistem transportasi, campuran (perdagangan, jasa dan perkantoran) dan campuran (perdagangan, jasa dan permukiman). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pedurungan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman padat penduduk. Hal ini terlihat dengan banyaknya permukiman dan perumahan baik yang dibangun secara swadaya, pemerintah maupun oleh developer. Permukiman dan perumahan yang ada di dalam Kecamatan Pedurungan mengalami perkembangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Pedurungan dilalui oleh Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Majapahit sebagai jalan arteri sekunder yang dilengkapi dengan berbagai moda transportasi umum sehingga memberikan aksesibilitas yang tinggi. Dengan adanya perkembangan permukiman dan perumahan yang disertai dengan aksesibilitas tinggi maka menjadi magnet penarik bagi munculnya PKL. Salah satu perumahan yang menjadi tujuan aktivitas PKL yaitu Perumahan Bumi Tlogosari.

Perumahan Bumi Tlogosari merupakan salah satu perumahan yang ada di Kecamatan Pedurungan. Secara administratif, perumahan ini berada dalam dua wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul. Perumahan ini dibangun oleh Perum Perumnas pada tahun 1986 yang kini berkembang menjadi salah satu perumahan padat penduduk. Perkembangan tersebut disebabkan karena ketersediaan fasilitas umum yang memadahi, lokasinya yang aksesibel atau mudah dijangkau dan dilengkapi dengan sarana transportasi umum. Adanya keunggulan yang dimiliki oleh Perumahan Bumi Tlogosari tersebut, tidak heran jika perumahan ini menjadi target utama bagi perkembangan PKL. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pasar Kota Semarang (2012), jumlah PKL yang ada di dalam Perumahan Bumi Tlogosari sebanyak 222 unit yang tersebar di berbagai ruang publik seperti bahu jalan, median jalan dan taman bermain.

Penelitian mengenai fenomena PKL ini difokuskan pada PKL yang berada di sepanjang Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2. Pemilihan lokasi penelitian pada kedua ruas jalan tersebut disebabkan karena terdapat kumpulan PKL dengan jumlah yang besar yaitu sebanyak 126 unit. Keberadaan PKL pada kedua ruas jalan tersebut menggunakan bahu jalan dan sekitarnya. Aktivitas PKL yang menggunakan ruang bahu jalan dan sekitarnya ini tentu saja akan memberikan dampak pada sirkulasi lalulintas yang ada. Hal ini disebabkan karena pada Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 merupakan jalan utama untuk memasuki dan

(20)

keluar dari perumahan dengan pergerakan penduduk yang tinggi, sehingga pada waktu puncak (peak hour) terjadi volume lalulintas yang tinggi. Volume lalulintas yang tinggi pada kedua ruas jalan tersebut kemudian membutuhkan kapasitas jalan maksimum. Namun, kapasitas Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 ini justru terlihat semakin sempit. Hal ini disebabkan karena adanya PKL yang menjadi faktor hambatan samping jalan. Keberadaan PKL ini kemudian akan menyebabkan faktor hambatan samping jalan lainnya seperti kendaraan parkir konsumen. Dapat dikatakan bahwa aktivitas PKL tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas konsumen yang keduanya berikteraksi pada bahu jalan bahkan adapula yang sampai menggunakan jalur lalulintas. Berdasarkan pada kondisi yang terjadi tersebut maka dapat dipastikan bahwa keberadaan PKL akan berimplikasi pada terganggunya sirkulasi lalulintas yang ada.

Menurut teori yang diungkapkan oleh McGee dan Yeung (1977: 81-82), PKL dapat diklasifikasikan menjadi 5 jenis berdasarkan pada barang dagangannya yaitu PKL unprocessed, PKL prepared food, PKL semiprocessed, PKL non food dan PKL service. Kelima jenis PKL tersebut seluruhnya tersebar di sepanjang ruas Jalan Tlogosari Raya 1 dan jalan Tlogosari Raya 2. Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya yaitu keberadaan PKL akan berimplikasi pada terganggunya sirkulasi lalulintas, maka dapat dikatakan bahwa kelima jenis PKL inilah yang menyebabkan terganggunya sirkulasi lalulintas. Namun, tingkat pengaruh dari tiap jenis PKL terhadap sirkulasi lalulintas tidaklah sama. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh tiap jenis PKL. Karakteristik tersebut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu aspek ruang aktivitas PKL, aspek aktivitas PKL dan aspek pergerakan konsumen. Karakteristik aspek ruang aktivitas PKL yaitu meliputi Lokasi berdagang PKL, jenis sarana aktivitas dan ukurannya serta tipe unit PKL. Untuk aspek aktivitas PKL yaitu meliputi jenis barang dagangan PKL dan waktu aktivitas PKL, sedangkan aspek pergerakan konsumen yaitu meliputi moda transportasi yang digunakan konsumen dan lokasi parkir konsumen. Perbedaan barang yang dijual oleh PKL maka akan berbeda pula aktivitas yang dilakukan. Kemudian tiap jenis PKL menggunakan sarana aktivitas dan ukuran yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena perbedaan jenis barang dagangan PKL menyebabkan perbedaan peralatan pendukung aktivitas yang digunakan, misalnya pada PKL semiprocessed membutuhkan peralatan pendukung seperti alat memasak, meja dan kursi untuk konsumen serta peralatan makan, namun peralatan tersebut tidaklah dibutuhkan oleh PKL non food. Semakin banyaknya peralatan pendukung yang digunakan maka ruang aktivitas yang dibutuhkan akan semakin besar. Kemudian untuk kerakteristik tipe unit tiap jenis PKL juga berbeda yaitu meliputi PKL yang bersifat mobile, semistatic dan static. Perbedaan unit PKL ini berimplikasi pada perlakuan sarana setelah aktivitas selesai dilakukan. Untuk unit PKL mobile akan membawa pulang seluruh sarana aktivitas karena sifatnya yang mudah dipindahkan. Sedangkan unit PKL static

(21)

akan meninggalkan saran aktivitas dilokasi berdagang karena sifatnya yang tidak dapat dipindahkan karena adanya perkerasan, sehingga PKL tersebut akan selalu memberikan hambatan samping sepanjang hari. Perbedaan karakteristik tiap jenis PKL yang telah dijelaskan tersebut menyebabkan adanya perbedaan tingkat pengaruhnya terhadap sirkulasi lalulintas.

Berdasarkan pada penjelasan mengenai fenomena PKL di sepanjang Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan PKL memiliki jenis yang beragam yaitu meliputi PKL unprocessed, PKL prepared food, PKL semiprocessed, PKL non food dan PKL service. Tiap jenis PKL tersebut memiliki karakteristik yang beragam pula. Keberadaan PKL dengan jenis dan karakteristik yang beragam tentu saja akan berimplikasi pada terganggunya sirkulasi lalulintas. Hal ini disebabkan karena ruang aktivitas yang digunakan yaitu pada bahu jalan bahkan sampai menggunakan jalur lalulintas. Terganggunya sirkulasi lalulintas yang disebabkan oleh tiap jenis PKL memiliki tingkat pengaruh yang berbeda. Perbedaan tingkat pengaruh tiap jenis PKL ini disebabkan karena perbedaan karakteristik yang dimiliki. Dengan menilik fenomena keberadaan PKL pada lokasi penelitian, maka pada penelitian yang dilakukan bertujuan mengkaji tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas tersebut berdasarkan pada karakteristiknya.

1.5. Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah yang terkait dengan dinamika perkembangan PKL di dalam Perumahan Bumi Tlogosari. Adanya lokasi aktivitas yang berkembang dengan beragam karakteristik, spontan dan tidak teratur menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan pergerakan (sirkulasi) menjadi terganggu. Secara sistematis, rumusan masalah tersebut diantaranya:

1) Tumbuh dan berkembangnya PKL di sepanjang jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 menggunakan ruang bahu jalan. Bahu jalan merupakan daerah manfaat jalan yang boleh saja digunakan sebagai tempat parkir namun untuk kondisi mendesak tertentu. Dengan demikian, ruang yang digunakan oleh PKL pada bahu jalan tersebut sudah tidak sesuai. Namun, penggunaan bahu jalan ini kurang mendapatkan kontrol dari pemerintahan lokal (kelurahan) bahkan sampai berdirinya sarana aktivitas PKL yang bersifat semipermanen.

2) Sarana aktivitas yang digunakan oleh PKLsangatlah beragam yaitu berupa gerobak, meja atau jongko, gelaran, tenda, tenda semipermanen dan kendaraan mobil. Keberagaman jenis sarana aktivitas yang digunakan secara tidak langsung menyebabkan keberagaman ukuran dan lokasi aktivitas yang digunakan. Sebagian besar sarana aktivitas PKL ini diletakkan tepat memenuhi bahu jalan baik yang berada di sisi kanan maupun kiri jalan. Namun, ada pula sarana aktivitas yang diletakkan pada bahu jalan

(22)

sampai masuk pada jalur lalulintas. Hal ini tentu saja akan mengurangi ruang pergerakan kendaraan bermotor sehingga tiap kendaraan yang melintas terkadang harus mengurangi kecepatan.

3) Lamanya aktivitas yang dilakukan PKL secara umum dilaksanakan dari pagi sampai dengan malam hari. Dengan adanya penggunaan waktu yang padat tersebut maka bahu jalan yang digunakan sebagai lokasi beraktivitas juga tidak pernah sepi atau selalu padat dengan aktivitas PKL. Kepadatan jumlah PKL terlihat pada sore sampai dengan malam hari dimana diikuti pula oleh padatnya aktivitas jual beli barang dan pergerakan konsumen.

4) Keberadaan PKL pada bahu jalan merupakan lokasi yang tidak sesuai sehingga tidak dilengkapi dengan adanya tempat parkir yang layak bagi konsumen. Konsumen memiliki beberapa cara parkir saat berbelanja di PKL, yaitu meletakkan kendaraannya di depan PKL dan masuk dalam jalur lalulintas, tepat di sisi kanan dan kiri PKL, di sisi PKL namun berjarak jauh atau bahkan di sisi kendaraan yang sudah parkir sehingga terlihat berjajar pada jalur lalulintas. Aktivitas parkir konsumen PKLini akan menyebabkan keefektifan jalan untuk pergerakan kendaraan menjadi semakin sempit. Permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan PKL dengan karakteristik yang beragam tentu saja akan mengganggu pergerakan (sirkulasi) lalulintas. Namun, tiap jenis PKL memiliki tingkat pengaruh yang berbeda sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Oleh karena itu, dapat ditarik research question yaitu Bagaimana tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas di sepanjang jalan utama Perumahan Bumi Tlogosari berdasarkan pada karakteristiknya?. Untuk lebih jelas mengenai rumusan masalah yang ada di lokasi studi dapat dilihat pada gambar I.1 penstrukturan masalah berikut.

(23)

Sumber: Hasil Analisis, 2013

GAMBAR 1.1

BAGAN PENSTRUKTURAN MASALAH

1.6. Tujuan dan Sasaran 1.6.1. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu mengkaji tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari.

1.6.2. Sasaran

Adapun untuk mencapai tujuan diperlukan adanya sasaran sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari;

2. Mengidentifikasi kondisi sirkulasi lalulintas di sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari;

3. Menganalisis tipe karakteristik pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari;

4. Menganalisis pengaruh keberadaan PKL terhadap sirkulasi lalulintas di sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari yang meliputi analisis tingkat hambatan samping, kapasitas jalan, volume lalulintas dan tingkat pelayanan jalan;

5. Menganalisis tingkat pengaruh tiap jenis PKL yang meliputi PKL unprocessed, PKL prepared food, PKL semiprocessed, PKL non food dan PKL service terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki;

(24)

6. Merumuskan tingkat pengaruh jenis PKL berdasarkan karakteristik yang dimiliki terhadap terganggunya sirkulasi laulintas di sepanjang Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1. Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial makro dalam penelitian ini yaitu Kota Semarang, dimana Perumahan Bumi Tlogosari yang menjadi wilayah penelitian berada pada Kota Semarang. Perumahan Bumi Tlogosari merupakan salah satu perumahan di Kecamatan Pedurungan. Perumahan ini dibangun pada tahun 1986 oleh Perum Perumnas dengan salah satu tujuannya adalah untuk menciptakan suatu pusat pertumbuhan baru di kawasan Semarang bagin timur yang merupakan pinggiran Kota Semarang. Perumahan Bumi Tlogosari memiliki luas lahan sebesar 170,746 Ha dan masuk dalam wilayah administratif 2 kelurahan yaitu Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul. Berikut merupakan ruang lingkup spasial makro Kota Semarang dan Perumahan Bumi Tlogosari yang terlihat pada gambar 1.2 dan gambar 1.3.

Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2000-2010 GAMBAR I.2

(25)

Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2000-2010 GAMBAR I.3

RUANG LINGKUP SPASIAL MAKRO PERUMAHAN BUMI TLOGOSARI

Pemilihan wilayah studi Perumahan Bumi Tlogosari ini didasarkan pada tema penelitian yang terkait dengan Pedagang Kaki Lima. Fenomena terkait dengan PKL di perkotaan secara umum tumbuh dan berkembang secara cepat tidak hanya pada pusat kota, tetapi telah mulai menyebar di daerah pinggiran dan menjalar pada kawasan perumahan, salah satunya adalah pada Perumahan Bumi Tlogosari. Di dalam perumahan ini, PKL tumbuh secara pesat tiap tahunnya dan pada tahun 2012 sekitar 39% PKL di Kecamatan Pedurungan beraglomerasi pada perumahan tersebut. Fenomena PKL di dalam perumahan ini tergolong unik karena para pedagang tidak lagi berasal dari kaum marginal tetapi juga berasal dari kaum berada, hal ini terlihat dari sarana aktivitas yang digunakan menggunakan kendaraan mobil. Selain itu, perkembangan jumlah PKL tiap harinya tidaklah tetap dan cederung semakin meningkat dari pagi hari dan memuncak pada malam hari. Keberadaan PKL yang diambil dalam penelitian ini yaitu PKL yang berada pada bahu jalan di sepanjang jalan utama yaitu Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2. PKL yang menempati bahu jalan tersebut dapat dipastikan akan berimplikasi pada terganggunya sirkulasi lalulintas yang ada. Kondisi tersebut sebenarnya bertentangan dengan fungsi suatu perumahan yang seharusnya memberikan kenyamanan, keamanan dan kemudahan pergerakan bagi penduduk yang ada di dalamnya. Dalam melakukan penelitian ini tidak mengamati seluruh bagian dari kawasan Perumahan Bumi Tlogosari, tetapi objek penelitian kemudian di persempit lagi menjadi dua segmen jalan (Gambar 1.4).

Kecamatan Genuk Kelurahan Tlogosari Wetan Perumahan Bumi Tlogosari Kelurahan Kalicari Kelurahan Tlogosari Kulon Kelurahan Muktiharjo Kidul

(26)

Sumber: Hasil Analisis, 2013

GAMBAR I.4

RUANG LINGKUP SPASIAL MIKRO PERUMAHAN BUMI TLOGOSARI

1.7.2. Ruang Lingkup Substansial 1.4.2.1. Ruang Lingkup Substansial

Ruang lingkup substansial merupakan batasan dari substansi atau materi yang nantinya akan dibahas dalam penelitian ini. Fokus substansi ini berkaitan dengan karakteristik PKL, keberadaan PKL yang menyebabkan terganggunya sirkulasi lalu lintas dan tingkat pengaruh tiap

(27)

jenis pedagang kaki lima terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas tersebut. Adapun substansi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik pedagang kaki lima yang ada di sepanjang Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 Perumahan Bumi Tlogosari yang dapat diidentifikasi melalui 3 variabel yaitu:

a. Aspek ruang aktivitas PKL yang ditentukan berdasarkan pada 3 indikator yaitu lokasi berdagang padagang kaki lima, sarana aktivitas pedagang kaki lima dan ukurannya serta tipe unit pedagang kaki lima.

b. Aspek aktivitas PKL yang ditentukan berdasarkan pada 2 indikator yaitu jenis barang dagangan pedagang kaki lima dan waktu aktivitas pedagang kaki lima. c. Aspek pergerakan (flow) konsumen yang ditentukan berdasarkan pada 2 indikator

yaitu sarana transportasi yang digunakan konsumen dan lokasi parkir konsumen pada PKL.

Substansi karakteristik PKL tersebut kemudian dijabarkan berdasarkan jenis PKL yang ada pada Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2, yaitu:

 PKL unprocessed, yaitu merupakan PKL yang menjual barang atau bahan makanan mentah atau tanpa ada proses memasak, seperti PKL buah.

 PKL semiprocessed, merupakanPKLyang membawa bahan makanan setengah jadi dari tempat tinggal mereka, namun diperlukan proses memasak kembali pada saat melayani konsumen dan biasanya konsumen akan menikmatinya pada lokasi aktivitas PKL. PKL dengan jenis ini meliputi PKL yang menjual nasi goreng, ayam goreng, gado-gado, soto, mie ayam, bakso dan lain sebagainya.

 PKL prepared food, merupakan PKL yang menjual makanan siap saji atau telah dimasak dan langsung disajikan untuk konsumen, seperti PKL cilok, siomay, jagung manis, es pisang ijo, es cincau, es dawet dan lain sebagainya.

 PKL non food, merupakan PKL dengan jenis barang dagangan yang tidak berupa makanan contohnya pakaian, topi, tas, DVD, dompet, lampu dan lain sebagainya..  PKL services, merupakan PKLjasa pelayanan perorangan, seperti tukang membuat

kunci atau ahli kunci, bengkel dan permak pakaian.

2. Sirkulasi lalulintas akibat keberadaan PKL yang dapat digambarkan dengan arus lalulintas yang diidentifikasi dengan tingkat pelayanan jalan. Oleh karena itu, terdapat 4 variabel dalam mengidentifikasi kondisi sirkulasi lalulintas akibat keberadaan PKL, yaitu:

a. Hambatan samping, yaitu dampak terhadap kinerja arus lalu lintas yang berasal dari aktivitas yang ada di samping segmen jalan, hambatan samping ini ditentukan

(28)

berdasarkan 4 indikator yaitu pejalan kaki, kendaraan parkir, kendaraan lambat dan PKL.

b. Kapasitas jalan, yaitu kemampuan maksimum jalan untuk menampung arus lalulintas yang ada. Kapasitas jalan ini dipengaruhi oleh 5 indikator yaitu kapasitas dasar (CO), faktor penyesuaian lebar jalan (FCW), faktor penyesuaian pembagian arah

jalan (FCSP), faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) dan

faktor penyesuaian ukuran kota (FCCS).

c. Volume lalulintas, yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu titik selama periode waktu tertentu atau jumlah kendaraan melewati bagian atau potongan dari ruas jalan selama periode waktu tertentu. Volume lalulintas ini ditentukan oleh indikator jumlah kendaraan yang melintas tiap jam sesuai dengan waktu penelitian.

d. Tingkat palayanan jalan atau LOS yaitu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Dalam menentukan tingkat pelayanan jalan ini dipengaruhi oleh 2 indikator yaitu volume lalulintas dan kapasitas jalan.

3. Tingkat pengaruh karakteristik PKL terhadap sirkulasi lalulintas

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji mengenai tingkat pengaruh jenis PKL yang mempengaruhi terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki. Dalam mengkaji pengaruh tersebut didapatkan dengan cara pembobotan atau scoring. Analisis pembobotan ini menggunakan 3 nilai yaitu kurang mempengaruhi, cukup mempengaruhi dan sangat mempengaruhi. Dalam pelaksanaan analisisnya semakin tinggi nilai atau bobotnya maka menunjukkan kondisi semakin mempengaruhi begitu pula sebaliknya.

1.7.3. Ruang Lingkup Waktu

Penentuan periode waktu kegiatan PKL didasarkan dengan perilaku kegiatan formal. Waktu berdagang PKL dapat terbagi menjadi dua periode waktu dalam satu hari yaitu pagi/siang dan sore/malam (McGee dan Yeung, 1977:38). Melihat kondisi yang ada di lapangan, aktivitas PKL di dalam Perumahan Bumi Tlogosari dimulai pada pagi hari sampai dengan malam hari. Oleh karena itu, waktu aktivitas PKL terpadat terbagi menjadi 4 waktu yaitu pagi, siang, sore dan malam. Pembagian waktu tersebut disebabkan karena pada pagi dan sore hari merupakan jam puncak pergerakan penduduk untuk memulai beraktivitas dan selesai beraktivitas. Sedangkan siang dan sore hari merupakan kecenderungan penduduk untuk memenuhi kebutuhan yaitu pada siang hari dilakukan oleh penduduk sepulang sekolah dan sore hari dimana sebagian besar penduduk telah berada di dalam Perumahan Bumi Tlogosari. Kemudian terjadi perbedaan jumlah unit PKL yang berdagang di sepanjang jalan utama

(29)

Perumahan Bumi Tlogosari pada weekday dan weekend yang perlu untuk dipertimbangkan dalam memilih waktu penelitian. Berdasarkan pada kondisi di wilayah studi, maka waktu penelitian dipilih satu waktu dimana terdapat jumlah PKL dan volume lalulintas yang maksimum. Dasar pemilihan waktu penelitian tersebut disebabkan karena keberadaan PKL dengan jumlah yang tertinggi akan mempengaruhi kelancaran sirkulai lalulintas yang ada. Dengan demikian maka, terpilihlah waktu penelitian pada malam hari weekend.

1.8. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini memberikan manfaat bagi perencanaan kota khususnya penataan PKL di kawasan Perumahan Bumi Tlogosari. Melalui penelitian ini, dapat diketahui karakteristik PKL dengan jenis apa yang dapat memberikan suatu pengaruh terhadap sirkulasi lalulintas. Dengan mengetahui tingkat pengaruh terbesar yang berarti memiliki pengaruh yang erat maka dapat dijadikan suatu masukan untuk perencanaan penataan PKL yang tepat, cepat dan optimal kedepannya.

1.9. Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota

Perencanaan wilayah dan kota memiliki dua cabang ilmu, yaitu perencanaan dalam lingkup wilayah dan kota. Selain itu, dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota ada yang disebut sebagai perencanaan dan perancangan. Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini masuk dalam ranah perancangan suatu ruang kota. Dalam perancangan ruang kota pada dasarnya terdiri dari delapan elemen bentuk fisik kota yang pada penelitian ini menggunakan elemen PKL sebagai aktivitas pendukung (activity support) serta sirkulasi. Berikut merupakan bagan posisi penelitian dalam penelitian yang akan dilakukan ini (Gambar 1.5).

Sumber: Hasil Analisis, 2013

GAMBAR 1.5

(30)

1.10. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai keberadaan pedagang kaki lima pernah dilaksanakan sebelumnya. Namun, apabila dilakukan perbandingan, substansi dari penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Pada bagian ini akan membuktikan keaslian dari penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menghindari kemungkinan terjadinya pengulangan penelitian. Berikut merupakan perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya (Tabel 1.1).

TABEL 1.1

KEASLIAN PENELITIAN

Peneliti Judul Penelitian Lokasi Tujuan Metode

Bambang Dewanto, 2003 Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Jalan Merdeka Di Depan Terminal Cimone Kota Tangerang (TESIS) Jalan Merdeka Di Depan Terminal Cimone Kota Tangerang Menganalisis pengaruh hambatan samping terhadap kinerja Jalan Merdeka Di Depan Terminal Cimone untuk mendapatkan faktor yang dominan dari hambatan samping Deskriptif kuantitatif dengan analisis regresi berganda Panahatan Marpaung, 2005 Analisis Hambatan Samping Sebagai Akibat Penggunaan Lahan Sekitarnya Terhadap Kinerja Jalan Juanda Di Kota Bekasi

(TESIS)

Jalan Juanda Di Kota Bekasi

Menganalisis hambatan samping yang diakibatkan oleh pengguna lahan di sekitarnya terhadap kinerja Jalan Juanda Kota Bekasi

Metode kuantitatif dan kualitatif Octora Lintang Surya , 2006 Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Sekitar Fasilitas Kesehatan (Studi Kasus: Rumah Sakit Dr. Kariadi Kota Semarang) (TUGAS AKHIR) Rumah Sakit Dr. Kariadi Kota Semarang Menemukenali karakteristik berlokasi PKL di kawasan sekitar Rumah Sakit dr. Kariadi

Deskriptif kuantitatif dengan alat analisis yaitu deskriptif kuantitatif, distribusi frekuensi serta metode crosstab (tabulasi silang).

Penelitian yang Dilaksanakan

Ummi Hanifah Marshush, 2013

Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi Lalulintas Pada Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari (TUGAS AKHIR) Perumahan Bumi Tlogosari Kota Semarang

Mengkaji tingkat pengaruh tiap jenis PKL terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari

Deskriptif kauntitatif dengan alat distribusi frekuensi,

perhitungan sirkulasi lalulintas dan pembobotan

(31)

1.11. Kerangka Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini termasuk dalam lingkup perancangan ruang fisik kota, khususnya pada kawasan perumahan. Dimana dalam hal ini merupakan bagian dari perancangan ruang untuk sirkulasi lalulintas. Dalam penelitian ini terdapat dua aspek penting yaitu Pedagang Kaki Lima (PKL) dan sirkulasi lalulintas. Dimana dalam perancangan suatu perumahan tidak menyediakan ruang untuk PKL atau dapat dikatakan PKL merupakan komponen tambahan. Komponen tambahan ini menempati ruang publik yaitu bahu jalan dan sekitarnya sehingga penduduk tidak dapat menggunakan ruang tersebut sebagaimana mestinya. Namun di samping itu, keberadaan PKL pada di sepanjang bahu jalan kurang mendapatkan kontrol dari pemerintahan lokal. Hal ini ditunjukkan dengan dibuatnya tenda semipermanen dengan adanya perkerasan pada bagian lantainya. Sedangkan sarana aktivitas PKL lainnya bersifat non permanen seperti gerobak, gelaran, meja atau jongko dan kendaraan baik motor maupun mobil sebagian besar menempati bahu jalan. Adanya aktivitas PKL pada bahu jalan maka akan mengganggu aktivitas lainnya seperti aktivitas pergerakan lalulintas khususnya di jalan utama dimana terjadi bangkitan perjalan penduduk yang lebih besar. Dengan demikian, terjadi kepadatan ruang antara kedua aktivitas tersebut yang berimbas pada terganggunya pergerakan (sirkulasi) penduduk. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.6 kerangka pikir berikut.

(32)

Sumber: Hasil Analisis, 2013

GAMBAR 1.6

KERANGKA PIKIR PENELITIAN

1.12. Metode Penelitian

Terkait dengan pendekatan yang digunakan yaitu dengan menggunakan paradigma deduktif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif akan membantu dalam mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena yang terkait dengan karakteristik tiap jenis PKL yang beragam, terganggunya sirkulasi lalulintas akibat keberadaan PKL dan tingkat pengaruh jenis PKL berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki. Penggunaan metode ini digunakan karena dengan penjelasan mengenai karakteristik PKL yang

(33)

ada di dalam teori sudah dapat menjelaskan kondisi yang ada di dalam Perumahan Bumi Tlogosari tanpa harus menggali informasi yang lebih detail. Selain itu, dalam mengidentifikasi dan menjelaskan kondisi sirkulasi di dalam Perumahan Bumi Tlogosari menggunakan beberapa perhitungan yang memiliki standar tertentu sesuai dengan teori terkait. Untuk itu, dalam penelitian yang dilakukan ini mutlak menggunakan metode kuantitatif karena berawal dari kajian teori yang kemudian dibuktikan atau diuji di lapangan.

1.13. Tahapan Penelitian 1.13.1. Tahap Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dilakukan melalui tahapan pra survei dan survei. Tahapan pra survei merupakan tahapan persiapan sebelum melaksanakan survei untuk mendapatkan data, sedangkan tahapan survei merupakan tahapan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian, sebaiknya terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan, yaitu:

1) Tahap Pra Survei

Tahapan awal ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan survei. Hal-hal yang perlu dipersiapkan, meliputi:

a) Pelaksanaan survei awal. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mengenali fenomena yang terjadi diwilayah studi dalam penelitian ini yaitu Perumahan Bumi Tlogosari terkait dengan karakteristik tiap jenis PKL dan kondisi sirkulasi lalulintas akibat adanya PKL;

b) Penyusunan desain survey yang di dalamnya meliputi kebutuhan data dan manajemen pelaksanaan;

c) Mempersiapkan surat-surat terkait dengan palaksanaan survei untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan;

d) Mempersiapkan beberapa peralatan teknis yang digunakan untuk mempermudah dalam pelaksanaan survei. Peralatan tersebut meliputi:

 Peta lokasi skala detail yang digunakan untuk membantu dalam observasi lapangan baik untuk menggambarkan karakteristik PKL dan kondisi lainnya secara spasial.

 Kamera, digunakan untuk merekamm kondisi yang terjadi secara visual melalui gambar atau foto.

 Alat tulis, digunakan untuk mencatat informasi penting dalam melaksanakan observasi langsung.

(34)

2) Tahap Survei

Tahap survei merupakan penjelasan lebih detail mengenai pelaksanaan survei dalam rangka untuk mengumpulkan data. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam pelaksanaan survei terbagi menjadi survei primer dan sekunder.

1.10.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk melaksanakan survei. Pengumpulan data adalah prosedur sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memberikan informasi mengenai keberagaman karakteristi tiap jenis PKL, kondisi terganggunya sirkulasi lalulintas akibat keberadaan PKL dan tingkat pengaruh jenis PKL berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui observasi lapangan dan perhitungan lalulintas (traffic counting). Selain itu juga data sekunder yang didapatkan tidak langsung melainkan melalui telaah dokumen yang di dapat dari instansi Dinas Pasar Kota Semarang.

1) Pengumpulan Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan untuk mendapatkan data karakteristik tiap jenis PKL dan perhitungan lalulintas (traffic counting) untuk mengetahui data sirkulasi lalulintas. Berikut merupakan penjelasan dari metode pengumpulan data perimer:

 Observasi lapangan

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti untuk mengamati dan mengidentifikasi fenomena yang terjadi terkait dengan karakteristik tiap jenis PKL. Lokasi observasi langsung sebagaimana yang telah dijelaskan pada ruang lingkup spasial yaitu Perumahan Bumi Tlogosari dimana telah terbagi lagi menjadi dua ruas jalan. Pembagian ruas jalan ini didasarkan pada pengelompokkan keberadaan PKL yang padat yaitu Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2. Observasi lapangan ini dilakukan untuk mengamati fenomena karakteristik PKL yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.

TABEL I.2

DATA YANG DIKUMPULKAN DENGAN OBSERVASI LAPANGAN

No Variabel Indikator

1. Aspek Ruang Aktivitas PKL

1) Lokasi berdagang Padagang Kaki Lima 2) Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima dan

ukurannya

(35)

No Variabel Indikator

2. Aspek Aktivitas PKL 1) Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima 2) Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima 3. Aspek Pergerakan

(Flow) Konsumen

1) Sarana transportasi yang digunakan Konsumen 2) Lokasi parkir konsumen pada PKL

Sumber: Hasil Analisis, 2013

 Perhitungan Lalulintas(Traffic Counting)

Perhitungan Lalulintas(Traffic Counting) untuk mendapatkan data mengenai jumlah kendaraan yang melintas, pejalan kaki, kendaraan parkir dan kendaraan lambat. Kemudian hasil dari perhitungan lalulintas ini digunakan untuk mengetahui tingkat hambatan samping, kapasitas jalan dan tingkat pelayanan jalan pada tiap ruas jalan. Dalam pengamatan lalulintas (traffic counting) tiap ruas jalan yaitu Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 masing-masing terbagi menjadi 2 segmen jalan sehingga. Oleh karena itu, terdapat 4 wilayah amatan. Hal ini disebabkan untuk mempermudah perhitungan. Titik pelaksanakan traffic counting ini dilaksanakan di pintu masuk setiap segmen jalan. Hal ini didasarkan dengan asumsi bahwa setiap kendaraan yang memasuki tiap segmen jalan maka akan melawati deretan PKL. Pelaksanaan dari traffic counting ini dilaksanakan pada weekend dengan waktu puncak atau peak hour malam hari. Waktu puncak tersebut merupakan kepadatan pergerakan maksimum yang dilakukan oleh penduduk pada satuan waktu tertentu.

2) Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta sejumlah dokumen yang mengandung informasi. Data sekunder yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu jumlah PKL di dalam Perumahan Bumi Tlogosari. Data sekunder tersebut di dapatkan dari instansi Dinas Pasar Kota Semarang. Data sekunder lainnya yaitu melalui kajian pustaka seperti tulisan-tulisan atau artikel dan peraturan-peraturan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan kajian mengenai kebijakan yang terkait dengan PKL yaitu Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2000 mengenai Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Selain itu, mengkaji pula standar-standar yang telah ditetapkan seperti Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

1.10.3. Kebutuhan Data

Proses pengumpulan data melalui proses pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder didasarkan pada kebutuhan data yang dibutuhkan, sehingga memudahkan dalam mendapatkan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam analisis. Berikut merupakan kebutuhan data dalam penelitian yang dilakukan (Tabel 1.3).

(36)

TABEL I.3

KEBUTUHAN DATA PENELITIAN

Analisis Sub Analisis Kebutuhan Data Lokasi

Pengamatan Jenis Data

Sumber Data Metode Pengumpulan Data Waktu Tipe Karakteristik PKL

Aspek Ruang Aktivitas PKL

1) Lokasi berdagang Padagang Kaki Lima 2) Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima dan

ukurannya

3) Tipe Unit Pedagang Kaki Lima

Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2

Primer Lapangan Observasi

Lapangan 2013

Aspek Aktivitas PKL 1) Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima

2) Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima Aspek Pergerakan (Flow)

Konsumen

1) Sarana transportasi yang digunakan Konsumen

2) Lokasi parkir konsumen pada PKL

Pengaruh keberadaan PKL terhadap sirkulasi lalulintas Hambatan Samping

1) Jumlah pejalan kaki 2) Jumlah kendaraan parkir 3) Jumlah kendaraan lambat

Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2

Primer Lapangan Traffic

Counting 2013

Kapasitas Jalan

1) Kapasitas dasar (CO)

2) Faktor penyesuaian lebar jalan (FCW) 3) Faktor penyesuaian pembagian arah jalan

(FCSP)

4) Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF)

5) Faktor penyesuaian ukuran kota (FCCS) Volume Lalulintas 1) Jumlah tiap jenis kendaraan yang melintas Tingkat Pelayanan Jalan

(LOS)

1) Volume lalu lintas 2) Kapasitas Jalan (C) Tingkat

pengaruh tiap jenis PKL

Pembobotan karakteristik Pedagang Kaki Lima

1) Aspek Ruang Aktivitas PKL 2) Aspek Aktivitas PKL

3) Aspek Pergerakan (Flow) Konsumen

Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2

Primer Lapangan Analisis

Pembobotan 2013

(37)

Teknik analisis menjadi suatu hal terpenting dalam pengolahan data dimana mengacu pada pada sasaran yang hendak dicapai. Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu:

1) Analisis Distribusi Frekuensi

Analisis deskriptif ini menekankan pada pengkajian dan penjabaran secara detail mengenai variabel karakteristik PKL yang diperoleh melalui survei primer kuesioner. Dalam penelitian yang dilakukan ini, analisis distribusi frekuensi meliputi (Tabel I.4).

TABEL I.4

ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI

No Variabel Analisis Distribusi Frekuensi

1. Aspek Ruang Aktivitas PKL

1) Lokasi berdagang Padagang Kaki Lima 2) Sarana Aktivitas Pedagang Kaki Lima dan

ukurannya

3) Tipe Unit Pedagang Kaki Lima 2. Aspek Aktivitas PKL 1) Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki

Lima

2) Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima 3. Aspek Pergerakan

(Flow) Konsumen

1) Sarana transportasi yang digunakan Konsumen

2) Lokasi parkir konsumen pada PKL

Sumber: Hasil Analisis, 2013

2) Analisis Sirkulasi Lalulintas Akibat Keberadaan PKL

Analisis ini merupakan tabulasi dari angka-angka hasil dari survei primer perhitungan lalulintas (traffic counting) yang kemudian diolah dengan menggunakan standar rumus yang ada. Hasil yang kemudian akan didapatkan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pada standar yang ada. Dengan adanya standar tersebut, maka dapat diketahui secara jelas kondisi sirkulasi lalulintas di Jalan Tlogosari Raya 1 dan Jalan Tlogosari Raya 2 akibat keberadaan PKL. Dalam penelitian yang dilakukan ini, analisis sirkulasi lalulintas akibat keberadaan PKL meliputi (Tabel I.5).

TABEL I.5

ANALISIS SIRKULASI LALULINTAS AKIBAT KEBERADAAN PKL

No Jenis Analisis Indokator

1 Hambatan Samping Jalan

1) Jumlah pejalan kaki 2) Jumlahkendaraan parkir 3) Jumlah kendaraan lambat

2 Kapasitas jalan

1) Kapasitas dasar (CO)

2) Faktor penyesuaian lebar jalan (FCW)

3) Faktor penyesuaian pembagian arah jalan (FCSP) 4) Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan

(38)

5) Faktor penyesuaian ukuran kota (FCCS) 3. Volume Lalulintas 1) Jumlah tiap jenis kendaraan yang melintas

4 Tingkat Pelayanan jalan 1) Volume lalu lintas (V) 2) Kapasitas Jalan (C)

Sumber: Hasil Analisis, 2013

3) Analisis Pembobotan

Analisis untuk mengetahui tingkat pengaruh tiap jenis PKL berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki terhadap terganggunya sirkulasi lalulintas. Analisis ini mengukur suatu konsep berdasarkan realitas empiris dalam suatu susunan kelas maupun indeks yang menunjukkan kondisi prioritas dengan menggunakan skor atau nilai. Dalam membuat tabel distribusi ini, besar interval kelas harus sama dan jumlah interval kelas bergantung dari jumlah variabel yang digunakan. Untuk menentukan jumlah kelas yang didasarkan variabel yang digunakan yaitu variabel aspek ruang yang dibutuhkan PKL, aspek aktivitas PKL dan aspek pergerakan konsumen menggunakan rumus Sturges (dalam Nazir, 2003: 379) yaitu k = 1 + 3,322 log n. Perhitungan jumlah kelas yang digunakan pada penelitian ini yaitusebanyak 3 kelas yang didapatkan pada perhitungan berikut.

Jumlah jenjang skor = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 3 = 1 + 3,322 (0,48) = 3

Keterangan :

n = jumlah variabel yang digunakan

Dari perhitungan di atas dapat diketahui terdapat 3 kelas. Dalam memberikan skor atau bobot pada tiap kelas menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk menjelaskan kondisi yang sudah pasti sehingga tidak ada skala yang menunjukkan baik dan tidak baik (Nazir, 2003 :338). Sedangkan dalam penelitian ini sudah dapat dikatakan bahwa keberadaan PKL mempengaruhi sirkulasi lalulintas sehingga skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk menyatakan suatu tingkat pengaruh tiap jenis PKL yang kurang mempengaruhi, cukup mempengaruhi dan sangat mempengaruhi. Tiap skala yang digunakan tersebut diberikan skor atau bobot yang berbeda, namun konsisten digunakan untuk menilai tiap variabel yang digunakan. Untuk skala dengan bobot 1 untuk menyatakan bahwa karakteristik PKL kurang mempengaruhi sirkulasi lalulintas, bobot 2 untuk cukup menyatakan bahwa karakteristik PKL mempengaruhi sirkulasi lalulintas dan bobot 3 untuk menyatakan bahwa karakteristik PKL sangat mempengaruhi sirkulasi lalulintas. Berikut

Referensi

Dokumen terkait

Menangkap makna terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara kontekstual lirik lagu terkait kehidupan remaja

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Seluruh hasil pengukuran oil and grease telah memenuhi NAB yang terdapat pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014, yaitu 10 mg/L. (5) TSS dapat dipengaruhi

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Jika petani mendapatkan informasi 3 jenis terkait adanya sosialisasi benih padi varietas Mekongga.. 2) Kemampuan adalah keikutsertaan anggota kelompok tani pada saat

Guru meminta siswa menjelaskan alasan alat tubuh yang tersisa dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya evolusi.. Kegiatan Akhir (waktu:

Dalam desain kurikulum, kemampuan technopreneurship dimasukkan sebagai salah satu kompetensi lulusan.Kompetensi itu didukung oleh beberapa mata kuliah teknologi terapan

Dalam menjamin kualitas farmasetik, sediaan yang dibuat harus memenuhi beberapa parameter fisik yang meliputi daya sebar, viskositas, dan daya lekat Uji sifat fisik repelan