27 Maret 2015
Pasar saham Amerika Serikat ditutup turun pasca penurunan tajam Indeks Nasdaq Composite sejak April ini. Menyusul pelemahan saham produsen chip dan bioteknologi serta memanasnya konflik Timur Tengah atas penyerangan Arab Saudi ke pemberontak syiah di Yaman. Indeks Standard & Poor 500 melemah 0,24% atau 4,90 poin ke level 2.056,15 sementara, Dow Jones Industrial Average turun 0,23% atau 40,31 poin ke level 17.678,23 dan Indeks Nasdaq Composite ditutup turun 13,16 poin atau 0,27% ke level 4.863,36.
Sementara itu, pasar saham Eropa juga ditutup negatif, ketegangan Baru di Timur Tengah menambah risiko geopolitik lain untuk market. Saham sektor energi turut terseret meski harga minyak mentah rally. Indek FTSE di inggris melemah 1.37%, DAX Jerman turun 0.18% dan CAC Perancis turun 0.29%.
Dari dalam negeri, Pemerintah melakukan lelang empat seri obligasi Negara dengan jumlah indikatif Rp 10 triliun pada 31 Maret 2015, untuk memenuhi seba-gian dari target pembiayaan dalam APBN. Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis, menyebutkan keempat seri SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp 1 juta. Keempat seri obligasi negara yang akan dilakukan lelang adalah seri SPN03150701, SPN12160401, FR0070, dan seri FR0068. Sebelumnya, dalam lelang empat seri obligasi negara pada 17 Maret 2015, pemerintah hanya me-nyerap dana sebesar Rp 6,75 triliun atau belum mencapai target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 10 triliun. Dari pasar saham, IHSG yang terus melemah se-jak awal pekan ini dipengaruhi oleh tekanan dari investor asing yang kembali mencatatkan net sell. Para investor telah kehilangan rasa optimismenya terhadap ekonomi dalam negeri. Lewat regulasi yang dibuat, saat ini pemerintah cender-ung pro stabilitas. Ditambah lagi, para investor juga tengah khawatir mengenai data ekonomi AS yang terus menghasilkan hasil yang positif. Hal tersebut bisa mempengaruhi keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunganya lebih cepat dibandingkan perkiraan yakni pada pertengahan tahun ini. Ketegangan Baru di Timur Tengah juga menambah sentimen negatif pada indek hari ini. IHSG hari ini kami prediksi akan melanjutkan pelemahan dengan pergerakan dikisaran 5,350-5,450.
IHSG Statistics
Chg (%) Close 5,368 -36.68 -0.68% Volume (Miliar Lembar) 6,410
Value (Rp Triliun) 6,560
Year to Date (YTD) +2.71% Quarter to Date (QTD) +2.71% Month to date (MTD) -1.49% PE 17.16 x Div Yld 1.92%
Market Indices
Last Chg (%) Amerika Dow Jones 17,678 -40.31 -0.23% Nasdaq 4,863 -13.16 -0.27% S&P 500 2,056 -4.90 -0.24% Eropa FTSE 100 6,895 -95.64 -1.37% DAX 11,843 -21.64 -0.18% CAC 5,006 -14.64 -0.29% Asia Nikkei 19,471 -275.08 -1.39% Hang Seng 24,497 -31.15 -0.13% Straits Times 3,431 +12.57 +0.37%Top Volume
Stock Sector Price Chg (%)
SRIL TEXTILE GARMENT 240 -9 -3.61%
CPRO FISHERY 92 +1 +1.10%
MTFN FINANCE 267 -1 -0.37%
TRAM TRANSPORTATION 66 0 0.00%
PWON PROPERTY 491 -9 -1.80%
PT Timah Tbk (TINS) ingin menyebar portofolio asetnya ke beberapa sektor demi meraih laba tinggi pada tahun ini. TINS mulai serius menggarap bebera-pa proyek diversifikasi di luar bisnis utama, yakni memproduksi timah. Selain menggemukkan laba dari sektor hilir, TINS bakal memperbesar cuan dari bisnis properti, rumahsakit hingga pembangkit listrik. Saat ini kontribusi bisnis timah menguasai 95% dari pendapatan TINS. Tahun lalu, TINS meraup penda-patan Rp 5,48 triliun dan laba bersih Rp 637,98 miliar. TINS akan menggenjot kontribusi dari produk di luar bisnis timah dari sebelumnya 5% menjadi 25% terhadap pendapatan. Dengan target itu, TINS akan mengejar pertumbuhan laba dan pendapatan hingga dua kali lipat dari tahun lalu. Target pendapatan tahun ini hampir Rp 10 triliun dan laba bersih Rp 1 triliun. Porsi dari timah akan berkurang menjadi 75% dari pendapatan. Ada empat pilar bisnis yang akan digenjot. Pertama, bisnis mineral timah dan mineral ikutan lainnya dengan membangun pabrik miniplant monasit di Muntok, Bangka Barat. Kedua, penambangan nontimah yang ditandai mergernya dua anak usaha TINS di bisnis nikel dan batubara. Ketiga, hilirisasi produk pertambangan berupa tin solder dan tin chemical. Terakhir, mendorong bisnis properti, ru-mahsakit hingga pembangkit listrik.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berhasil menjual lahan industri seluas 5,4 hektare (ha) atau 9% dari target SSIA tahun ini. Penjualan tersebut berasal dari lahan industri Surya Cipta Swadaya di Karawang. Rata-rata lahan dijual dengan US$ 155 per m². Total nilai penjualan lahan mencapai Rp 107,9 miliar jika menggunakan kurs Rp 12.900 per dollar AS. Tahun ini, SSIA ber-harap bisa menjual 60 ha lahan industri. Target ini naik 163% dari pencapaian tahun lalu sebesar 22,8 ha.
Top Value
Stock Sector Price Chg (%)
TLKM TELEKOMUNIKASI 2,810 -70 -2.43% BBRI BANKING 13,125 -25 -0.19% ASII OTOMOTIF 8,150 -50 -0.61% BBCA BANKING 14,525 -100 -0.68% PGAS ENERY 4,650 -5 -0.11%
Market Review
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 26 Maret 2015 ditutup negatif. Indek turun sebesar 36 poin atau 0.68% ke level 5,368 setelah bergerak di antara 5,368-5,413. Sebanyak 84 saham naik, 200 saham turun, 89 saham tidak berge-rak, dan 180 saham tidak ditransaksikan. Investor membukukan transaksi sebe-sar Rp 6.56 triliun, sementara investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 385.38 miliar.
Market Outlook
News Emiten
IHSG kembali melemah setelah panah turun di hari sebelumnya. Candle merah dengan body kecil dan shadow di atas indikasi tekanan atas pen-guatan yang didapat. IHSG masih berpeluang koreksi test support 5350 sampai 5342 dan resistance di level 5413 sampai 5440.
IHSG Teknikal Chart
Trading Idea
Stock
Last
Rekomendasi
Price
Stop Loss
INTP 21025 BUY 20475-21000 20000
SCMA 3325 BUY 3150-3300 3070
BBCA 14525 SELL 14500-14750 -
Teknikal View dari Trading Idea
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk
INTP setelah turun dari awal maret berpeluang rebound. Akumulasi beli di level 20475 – 21000. Area cut loss di level 20000 dan target penguatan ke level 22000 – 22600.
PT SURYA CITRA MEDIA, Tbk
SCMA memberikan indikasi rebound,akumulasi beli di level 3150 sampai 3300. Area cut loss di level 3070 dan target penguatan ke level 3480 – 3550.
Teknikal View dari Trading Idea
PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk
BBCA indikasi konsolidasi dengan shadow di atas, pertimbangkan sos dulu di level 14750 – 14500. Area buy back jika menguat di level 14900 dan target pelemahan ke level 13600 – 14000.
PT TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE, Tbk
Matrik Analisis Teknikal Saham
PENJELASAN MATRIKS SAHAM :
W&S = Wait and See
HOLD = Tahan, apabila masih punya posisi jangan jual
We have based this document on information obtained from sources we believe to be reliable, but we do not make any representation or war-ranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Expressions of opinion contained herein are those of PT Danpac Sekuritas only and are subject to change without notice. Any recommendation contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is for the in-formation of the addressee only and is not to be taken as substitution for the exercise of judgment by the addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities.