• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA PAGAR ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA PAGAR ALAM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

KOTA PAGAR ALAM

6.1. Kerangka Kelembagaan

Kota Pagar Alam dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota yang dibantu oleh Sekretaris Daerah dan 3 Asisten (Asisten Tata pemerintahan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta Asisten Administrasi) serta Satuan Kerja Perangkat Daerahnya. Untuk menunjang kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kota Pagar Alam, dibentuk perangkat pemerintahan kabupaten sebagai berikut;

A. WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalankan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;

A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh dua orang Asisten, yaitu;

A.1.1. Asisten Pemerintahan, membawahi 3 orang Kepala Bagian, yaitu; A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan

A.1.1.2. Bagian Hukum A.1.1.3. Bagian Organisasi

A.1.2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, membawahi 2 orang Kepala bagian, yaitu;

A.1.2.1. Bagian Ekonomi

(2)

A.1.3. Asisten Kesejahteraan Rakyat dan Keuangan, membawahi 3 orang Kepala bagian, yaitu;

A.1.3.1. Bagian Kesejahteraan Rakyat A.1.3.2. Bagian Keuangan

A.1.3.3. Bagian Hubungan Masyarakat

A.1.4. Asisten Administrasi Umum, membawahi 3 orang Kepala Bagian Yaitu :

A.1.4.1. Bagian Umum A.1.4.2. Bagian Protokol

A.1.4.3. Bagian Perlengkapan

A.1.5. Dinas-Dinas, sebanyak 14 dinas yang dipimpin oleh Seorang kepala dinas, yaitu;

A.1.5.1. Dinas Pekerjaan Umum A.1.5.2. Dinas Kesehatan

A.1.5.3. Dinas Pariwisata

A.1.5.4. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

A.1.5.5. Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informasi A.1.5.6. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

A.1.5.7. Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Daerah dan Aset

A.1.5.8. Dinas Kehutanan dan Perkebunan A.1.5.9. Dinas Pendidikan Nasional

A.1.5.10. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura A.1.5.11. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

(3)

A.1.5.12. Dinas Pertanian

A.1.5.13. Dinas Peternakan dan Perikanan

A.1.5.14. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pengelolaan Pasar

A.1.6. Badan-badan, sebanyak badan yang dipimpin oleh seorang kepala badan, yaitu;

A.1.6.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) A.1.6.2. Badan Kepegawaian dan Diklat

A.1.6.3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

A.1.6.4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan A.1.6.5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

A.1.6.6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

A.1.7. Kantor, sebanyak 3 kantor, dipimpin seorang Kepala kantor, yaitu A.1.7.1. Kantor Kesbang Linmas

A.1.7.2. Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu

A.1.7.3. Kantor Pengelolaan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

A.1.8. Kesatuan Polisi Pamong Praja, dipimpin oleh seorang K asat yaitu: A.1.8.1. Kepala Kesatuan Pamong Praja

A.1.9. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur, yaitu;

(4)

B. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)

Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan pemerintahan, dalam menjalan fungsinya DPRD, dibantu oleh;

B.1. Sekretaris DPRD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu; B.1.1. Bagian Umum dan Protokol

B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi B.1.3. Bagian Keuangan

6.2. Kondisi Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Organisasi yang menangani keciptakaryaan di lingkungan pemerintah daerah Kota Pagar Alam adalah Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah Provinsi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas PU mempunyai fungsi sebagai berikut :

Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum;

Pengelolaan dan fasilitasi dibidang pekerjaan umum;

Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang pekerjaan umum;

Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum;

(5)

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya.

6.2.1. Susunan Organisasi Dinas PU

Dalam penyelenggaraan kewenangan Pemerintah di bidang pekerjaan umum, terdapat urusan yang akan dilaksanakan daerah, dekonsentrasi dan tugas-pembantuan dari pemerintah pusat untuk kegiatan yang bersifat fisik, khususnya untuk subbidang Sumber Daya Air, Bina Marga, dan bidang Penataan Ruang, Perumahan. Sebagaimana telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, maka kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi sebagaimana telah diatur sebagai berikut :

1) Urusan pekerjaan umum, merupakan urusan wajib pemerintah daerah yang terdiri dari sub bidang sumber daya air, bina marga, cipta karya (perkotaan dan perdesaan, air minum, air limbah, drainase, permukiman, bangunan gedung dan lingkungan) dan jasa konstruksi; 2) Urusan Perumahan, mempunyai peran untuk memfasilitasi pembiayaan

perumahan, melakukan pembinaan perumahan formal dan swadaya, mengembangkan kawasan, mengembangkan kompetensi pelaku pembangunan perumahan dan peran serta masyarakat

Tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pagar Alam tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 4

(6)

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kota Pagar Alam.

Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pagar Alam terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahkan :

1) Subbagian Umum; 2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian perencanaan dan Pelaporan; 4) UPTD PAM

c. Bidang pengairan, membawahkan :

1) Seksi Operasional dan pemeliharaan; 2) Seksi Sungai dan Danau; dan

3) Seksi Pembangunan

d. Bidang Bina Marga, membawahkan :

1) Seksi Pemeliharaan jalan dan Jembatan; 2) Seksi Leger Jalan dan Jembatan; dan 3) Seksi Peningkatan Jalan dan jembatan.

e. Bidang Cipta Karya, membawahkan :

1) Seksi Tata Ruang dan Pembangunan; 2) Seksi Pengelolaan Air Minum; dan 3) Seksi Perumahan dan Pemukiman.

f. Bidang Peralatan dan Pengadaan, membawahkan :

1) Seksi Laboratorium dan Pengujian; 2) Seksi Peralatan dan Inventarisasi; dan

(7)

3) Seksi Pengadaan Barang dan Jasa.

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Pagar Alam

Seksi Leger Jalan &

Jembatan Seksi Pembangunan Seksi Peningkatan Jalan & Jembatan Seksi Perumahan & Pemukiman Seksi Pengadaan Barang & Jasa Kepala Dinas Sekretariat Kelompok Jabatan Fungsional Sub-Bagian Perencanaan & Pelaporan Sub-Bagian Keuangan Bidang

Pengairan Bina Marga Bidang

Bidang

Cipta Karya Peralatan & Bidang Pengadaan

Seksi Tata Ruang & Pembangunan Seksi Pengelolaan & Air Minum Seksi Peralatan & Inventarisasi Sub- Bagian Umum Seksi Laboratorium & Pengujian Seksi Pemeliharaan Jalan & Jembatan Seksi Sungai & Danau Seksi Operasional & Pemeliharaan

(8)

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah dan perbantuan pemerintah Kota Pagar Alam di bidang Pekerjaan Umum.

Untuk melaksanakan tugas Dinas Pekerjaan Umum

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan perencanaan kebijaksanaan tehnis pembangunan, pengeloaan, pembinaan, pemberian bimbingan perizinan, perencanaan dan gambar, jalan, jembatan, gedung dan menapsir rencana anggaran biaya konstruksi serta bangunan sipil lainya

b. Pengawasan dan pengendalian tekhnis dibidang pekerjaan umum dan evaluasi pelaksanaan pembangunan fisik, sarana dan pra sarana; c. Pengelolaan alat berat, pemeliharaan prasarana, pengujian bahan

bangunan, melaksanakan koordinasi fungsional instansi terkait;

d. Penyusunan rencana umum jangka panjang, menengah, jangka pendek, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana jalan/kota;

e. Melaksakan ekploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, perbaikan jaringan irigasi, pengelolaan sumber air. dan penanggulangan bencana alam serta pengelolaan tambang galian golongan C;

f. Melaksanakan perencanaan tata ruang, perizinan dan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

g. Pengelolaan tata usaha dinas, pengelolaan jasa konstruksi dan Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD);

(9)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun Peran Dinas Pekejaan Umum Kota Pagar Alam dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi :

a. Di bidang Pengairan, berkewajiban dan bertanggungjawab untuk merencanakan program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, danau dan jaringan pengairan lainnya; menyusun program dan merencanakan penyediaan dan pengelolaan air bak; merencanakan, pengembangan dan pengelolaan konserfasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya; melaksanakan program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, danau dan jaringan pengairan lainya; melaksanakan program penyediaan dan pengelolaan air bak; melaksanakan program pengembangan dan pengelolaan konserfasi sungai, danau dan sumber daya iar lainnya.

b. Di bidang Bina marga, bertanggungjawab untuk melaksanaan pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan dan Jembatan Provinsi, baik yang terkait pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah Kota Pagar Alam.

c. Di Bidang Cipta Karya, melaksanakan tugas penyediaan infrastruktur dasar (basic infrastructure) untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan kelestarian lingkungan di perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup

(10)

pelayanan ini meliputi: (1) Permukiman, (2) Air Minum, (3) Air Limbah, (4) Drainase, dan (5) Penataan Bangunan dan Lingkungan.

d. Di Bidang Peralatan dan Pengadaan, merumuskan kebijakan operasional Bidang Peralatan dan Pengadaan; merencanakan penyusunan operasional dan pemeliharaan peralatan berikut inventarisasinya; melaksanakan penyusunan rencana pengadaan barang dan jasa; melaksanakan penyusunan mekanisme pelaksana, operasional laboratorium dan pengujian untuk setiap kegiatan; merencanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan pada bidang peralatan dan pengadaan; mengadakan koordinasi dengan bidang lain untuk opersional

6.2.2. Potensi dan Persoalan Terkait Organisasi dan Tata Laksana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

6.2.2.1. Masalah yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi antara lain Sumber Daya Manusia (SDM)Bidang Cipta Karya dan Sarana Prasarana pendukung SDM dengan rincian sebagai berikut:

a. Jumlah dan kualitas SDM keciptakaryaan yang belum mencukupi terkait luasan daerah layanan dan banyaknya unit kegiatan, membutuhkan penyesuaian jumlah dan kapasitas SDM untuk menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam.

(11)

b. Terjadinya perpindahan pegawai yang tidak diikuti dengan regenerasi. Hal ini menjadi kendala karena berpengaruh dalam terbentuknya koordinasi antar SDM.

Selain itu, berdasarkan struktur organisasi, tupoksi organisasi dan tata laksana Bidang Cipta Karya, sudah sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Namun ada beberapa kendala dalam penyelenggaraan tupoksi keciptakaryaan, yaitu :

a. Koordinasi antar lembaga yang belum dilakukan dengan efektif.

b. Belum tersedianya database keciptakaryaan yang terpadu dan mudah diakses.

c. Peningkatan pertumbuhan masalah yang harus ditangani.

Pada bulan Oktober 2016 ini terjadi perubahan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pagar Alam, perubahan meliputi unsur- unsur substansi masing-masing urusan, ketersediaan SDM, sarana prasarana penunjang tugas, luas cakupan tugas dan beban kerja. Sehingga detail perencanaan kelembagaan belum dapat dijabarkan secara rinci.

6.2.2.2. Analisis Potensi dan Permasalahan

Secara potensial terdapat beberapa peluang untuk menumbuh kembangkan pembangunan di Kota Pagar Alam, khususnya di bidang keciptakaryaan. Dilihat dari dorongan meningkatnya keinginan masyarakat untuk mengikuti proses penerimaan pns yang diadakan

(12)

potensi SDM unggul sebagai aparatur negara yang mampu memenuhi kuota kurangnya SDM. Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas pengembangan dan peningkatan layanan Bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam dapat dicapai dengan peningkatan kualitas SDM yang sudah ada, melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dan sebagainya. Tentunya SDM unggul ini juga harus didukung dengan sarana prasarana yang baik.

Dalam pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam terdapat Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang yang berkoordinasi dengan Bappeda, dimana kedua lembaga ini sudah cukup tepat untuk mengawal pelaksanaan pembangunan. Bappeda sebagai lembaga perencanaan daerah secara keseluruhan memiliki kemampuan mengarahkan pembangunan sesuai dengan arah pembangunan sesuai visi misi daerah. Sedangkan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang memiliki kemampuan secara teknis bagaimana pembangunan bidang keciptakaryaan tersebut dilaksanakan.

Dengan adanya perubahan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pagar Alam, potensi yang diperoleh adalah perubahan pemetaan urusan pemerintahan menjadi lebih tepat fungsi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

6.2.2.3. Usulan Program

Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan Bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam selama 5 (lima) tahun kedepan dijabarkan

(13)

secara lebih detail pada sasaran RPJMD. Strategi dan arah kebijakan sebagai rumusan perencanaan komprehensif untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga agar segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat yang baik.

Secara umum strategi yang ditempuh dalam p embangunan Kota Pagar Alam dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: a) strategi pemenuhan kebutuhan dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh, b) strategi penataan kembali Kota Pagar Alam dan, c)strategi keterpaduan antar urusan.

Sasaran akan pembangunan dan pengelolaan bidang

keciptakaryaan kedepan berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

6.2.3. Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan Dengan Kondisi Eksisting

Peningkatan SDM tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal aparatur, kursus singkat, pelatihan dan sebagainya masih sangat dibutuhkan untuk pencapaian kualitas hasil kerja yang baik. Selain itu, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dan sebagainya sehingga belum optimal dalam

(14)

Untuk mengatasi permasalahan belum tersedianya database, sekaligus menanggapi pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya diperlukan kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam di bidang ini sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas Bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam masih sangat dibutuhkan.

6.3. Kerangka Regulasi

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

(15)

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah

sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan

keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi :

“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

(16)

dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub- bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

(17)

aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi

(18)

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu

o Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi

manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

o Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

o Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi

tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

o Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan

tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

o Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan

system rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan

(19)

kompetensi;

o Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

o Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

o Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan

pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

o Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

(20)

Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU,

sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

(21)

penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10.Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian

(22)

memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan

pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Gambaran umum kerangka regulasi dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dalam hal ini, Kota Pagar Alam pada akhir tahun 2016, melakukan perubahan kelembagaan. SKPD yang sebelumnya menangani bidang Cipta Karya yatu Dinas PU berubah menjadi dua SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

(23)
(24)

Tabel 6.1

Matriks Kebutuhan Regulasi

NO ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

SUBSTANSI ARAHAN

REGULASI PENANGGUNG UNIT

JAWAB UNIT TERKAIT/ INSTITUSI TARGET PENYELESAIAN 1 2 3 4 5 6 7 1 Perda Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan

Untuk penataan kawasan kumuh dan pencegahan kawasan potensi kumuh

Peraturan Identifikasi kawasan kumuh, cara penataan dan

pencegahan beserta sanksi yang melanggar

Dinas Pekerjaan Umum

Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, UPTD PAM

2016

2 Penyusunan Perwako

RISPAM

Untuk proses legalisasi RISPAM Kota Pagar Alam

Berisi tentang

pengelolaan Air mInum beserta sangsi bagi yang melanggar Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, UPTD PAM

2016

3 Perda Sanitasi untuk pengelolaan air

limbah, sampah dan drainase serta komponen pendukung di Kota Pagar Alam

Berisi tentang

pengelolaan air limbah, sampah, drainase, beserta sangsi bagi yang melanggar

Dinas Pekerjaan Umum (sesuai nomenklatur maka akan dilaksanakan Oleh Dinas PKP dan Pertanahan)

Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, UPTD PAM

2017

4 Rencana Induk Sistem

Pengelolaan Air Limbah

Untuk merencanakan pengelolaan air limbahn sampai 20 tahun

Berisi tentang perencanaan

mengatasi masalah air limbah sampai proyeksi 20 tahun kedepan

Dinas Pekerjaan Umum(sesuai nomenklatur maka akan dilaksanakan Oleh Dinas PKP dan Pertanahan) Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum,Dinas Kesehatan 2017

(25)

5 Rencana Pemutakhiran Data Jalan Dan Drainase Lingkungan

Untuk merencanakan Jalan Dan Drainase Lingkungan sampai 20 tahun

Berisi tentang perencanaan mengatasi masalah Jalan Dan Drainase Lingkungan sampai proyeksi 20 tahun kedepan Dinas Pekerjaan Umum(sesuai nomenklatur maka akan dilaksanakan Oleh Dinas PKP dan Pertanahan) Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum,Dinas Kesehatan 2017

6 Penyusunan RP3KP Untuk merencanakan

Perumahan dan Permukiman sampai 20 tahun Berisi tentang perencanaan mengatasi masalah Perumahan dan Permukiman sampai proyeksi 20 tahun kedepan Dinas Pekerjaan Umum(sesuai nomenklatur maka akan dilaksanakan Oleh Dinas PKP dan Pertanahan) Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum,Dinas Kesehatan 2017

7 Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan Untuk menata bangunan dan lingkungan sehingga

sesuai dengan peratuan yang berlaku

Berisi tentang cara penataan bangunan dan lingkungan

berdasarkan RTRW dan ketentuan yang

berlaku serta sangsi bagi yang melanggar

Bappeda Badan Lingkungan

Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Fredrickson dan Hart kebijakan adalah “Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu

Bioproses substrat padat (campuran tepung jagung dan bungkil kedele dengan kandungan protein 20%) oleh ragi Saccharomyces cerevisiae yang diperkaya dengan mineral Zn dan Cu layak

Untuk hubungan kepuasan kerja dengan kinerja auditor, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ibnu dan Arfan (2010), yang menunjukkan bahwa kepuasan

Hal ini menunjukkan bahwa buku panduan tidak memeberikan hasil yang signifikan, hal ini bertolak belakang dengan teori yang di ungkapkan oleh Ferguson, Daniel &

Kondisi lingkungan bisnis dengan struktur kepemilikan yang beragam seperti kepemilikan saham yang terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Dari Tabel di atas menggambarkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh dipengaruhi oleh investasi dan tenaga kerja sebesar 94

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal9 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas

Persiapan sebelum pelaksanaan kegiatan PPL II adalah dengan adanya mata kuliah PPL I yang secara khusus bertujuan untuk mempersiapkan PPL II. PPL I lebih banyak