• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi digital membawa perubahan yang. membuat hampir semua bidang keilmuan terkena imbasnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi digital membawa perubahan yang. membuat hampir semua bidang keilmuan terkena imbasnya."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi digital membawa perubahan yang membuat hampir semua bidang keilmuan terkena imbasnya. Perubahan yang terjadi tidak datang dalam satu malam, satu bulan atau satu tahun. Semua yang mengalami perubahan atau perkembangan pasti akan mengalami proses perubahan, dari sebelum berubah sampai ketika perubahan atau perkembangan terjadi.

Secara umum kata teknologi diasosiasikan dengan penggunaan alat atau mesin. Pemahaman umum tersebut sangat melekat, membuat kata teknologi dan kata seni menjadi kata yang hasil kegiatannya mempunyai wilayah masing-masing. Teknologi berada di wilayah industri dan seni berada di wilayah individu. Meskipun demikian kedua kata tersebut sama-sama berhubungan dengan kreativitas dan inovasi.

Seni berkisar pada ide, dan teknologi memberi kemungkinan baru untuk timbulnya ide. Media yang dipilih untuk digunakan pada proses pembuatan karya seni selalu dikaitkan secara erat dengan ide dan maksud sebuah karya. Bagaimanapun juga, teknologi digital membutuhkan sejumlah keahlian yang berbeda

(2)

dengan keahlian yang dibutuhkan pada kesenian yang sudah ada sebelumnya. Mengelola keahlian ini akan membuka proses kreatif baru dan cara berpikir baru yang selanjutnya bisa meningkatkan jangkauan seni serta memberikan kontribusi pada keanekaragaman seni.1

Pengaruh teknologi cetak digital di dunia seni rupa Indonesia mulai terlihat pada akhir tahun 90 an, namun penerimaan karya seni rupa dengan teknologi cetak digital terlihat marak sekitar tahun 2003. Salah satu indikasinya bisa dilihat pada penyelenggaraan kompetisi seni rupa Indonesia/ASEAN Art Awards (IAAA) pada tahun itu. Sebanyak 20 dari 66 finalis menggunakan media digital. Menurut ketua dewan juri Mamannoor, jumlah ini cukup mengejutkan karena semula karya seni semacam itu belum memperoleh kesempatan dan momentum seperti layaknya karya seni lainnya.2 Bahkan salah satu dari lima karya terbaik pada kompetisi seni rupa tersebut, yaitu hasil karya Ayu Arista Murti, menggunakan teknik cetak digital pada neon box.

1 Mamta Herland,A Shift Toward Digital Print in Future Art: The Impact

of Giclee’, www.worldprintmakers.com

2 Kompas, Lima Karya Seni untuk Kompetisi se-ASEAN, 16 September

2003

(3)

Gb 1.1 Ayu Arista Murti (Katalog IAAA 2003)

Seni dan teknologi mempunyai hubungan. Hanya mereka yang melihat seni dan teknologi secara wadah, tidak mampu melihat hubungan seni dan teknologi. Di belakang yang berwujud selalu ada yang tidak berwujud dan yang nampak itu selalu digerakkan oleh yang tak nampak. Semua kebudayaan itu termasuk seni dan teknologi, terwujud akibat munculnya gagasan, ide, imajinasi pada diri manusia.3

Pada dasarnya seni dan teknologi mempunyai persamaan yaitu imajinasi. Dalam kesenian, imajinasi termasuk salah satu

3 Jakob Sumardjo, Teknologi dan Seni, Pikiran Rakyat, edisi cetak 29

September 2007

(4)

unsur yang mendorong kreativitas dan kemudian berlanjut menjadi kegiatan untuk menghasilkan sebuah karya seni. Demikian juga halnya dengan teknologi, dapat dikatakan bahwa hampir semua penemuan baru melalui tahap imajinasi sebelum akhirnya berkembang menjadi sesuatu yang mempunyai wujud fisik. Dalam proses untuk berkembang keduanya sama-sama membutuhkan kreativitas.

Meskipun demikian sampai sebelum abad ke-19 perkembangan pada wilayah seni dan teknologi terlihat berjalan sendiri-sendiri. Perkembangan teknologi masih berupa penemuan alat tepat guna, sedangkan keindahan bentuk visual, yang berhubungan dengan seni masih belum dipertimbangkan. Pada saat teknologi berkembang lebih jauh, keindahan bentuk visual mulai dipertimbangkan. Selanjutnya seni dan teknologi mulai berkembang beriringan.

Perkembangan teknologi secara umum ditujukan untuk manusia. Sebagian besar penemuan baru dalam dunia teknologi merupakan alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan adanya alat-alat baru tersebut banyak aspek kehidupan manusia dipermudah terutama yang berhubungan dengan kegiatan fisik. Kehidupan manusia yang pada awalnya menjadi acuan dalam perkembangan teknologi juga mengalami perubahan. Kemudahan dalam kehidupan sehari-hari yang

(5)

dihasilkan dari perkembangan teknologi tidak bisa dipungkiri memengaruhi pola pikir dan kehidupan manusia sebagai pelaku dalam perkembangan teknologi. Perubahan pola pikir dan kehidupan secara menyeluruh berimbas pada kebudayaan manusia itu sendiri.

Teknologi digital sudah mencapai tahap menjadi alat dalam perubahan kebudayaan yang cakupannya luas, di seluruh dunia dengan waktu yang hampir bersamaan. Perubahan yang cepat sebagai efek dari perkembangan teknologi digital sering disebut sebagai revolusi digital. Istilah revolusi digital digunakan untuk menggambarkan efek pada masyarakat, terutama berkenaan dengan kontroversi yang diakibatkan oleh penyerapan teknologi secara luas dan besar-besaran. Banyak hal yang membuat teknologi digital diserap secara luas dan besar-besaran. Salah satunya yang sangat menonjol adalah kemampuan teknologi digital sebagai media yang dapat dikombinasikan dengan media lain.

Kemajuan teknologi secara kuat memengaruhi dasar pikiran dan kehidupan merubah cara melihat serta berpikir. Hal tersebut memengaruhi muatan, filsafat dan gaya karya seni. Perkembangan teknologi dan usaha artistik selalu memengaruhi satu sama lain, baik dalam garis lurus atau paradoks. Penemuan teknologi

(6)

alat-alat visual memengaruhi cara dunia melihat dan menginterpretasi serta cara kebudayaan terbentuk. 4

Teknologi digital telah menyiptakan perspektif baru dalam seni serta memengaruhi cara berpikir seniman. Teknologi menjadi lebih menarik ketika ada bentuk estetis di dalamnya. Seperti halnya telepon genggam, bentuk estetis yang ada di dalamnya menjadi daya tarik yang tidak ada habisnya. Perubahan yang begitu menyeluruh akibat perkembangan teknologi digital yang berlangsung secara terus menerus dalam beberapa tahun terakhir memengaruhi kehidupan sosial manusia. Perkembangan teknologi menyebabkan tidak sedikit perubahan yang terjadi begitu juga adaptasi yang harus dilakukan manusia. Seniman adalah manusia yang sudah terbukti selama ribuan tahun mampu beradaptasi dan menghasilkan sesuatu yang bisa lebih baik melalui proses adaptasinya.

Eksplorasi yang dilakukan oleh seniman dalam proses kreatif tidak pernah berhenti. Kondisi tersebut secara tidak langsung memacu seniman untuk selalu mencari alat, bahan dan teknik baru untuk berkesenian. Melihat sejarah seni rupa bisa diketahui bahwa hampir semua alat-alat dan bahan yang sekarang umum digunakan dalam berkesenian tidak secara khusus

4 Lovejoy, Margot, Digital Currents: Art in The Electronic Age (New York,

Routledge, 2004) h.14

(7)

diciptakan untuk kepentingan tersebut. Sehingga tidak mengherankan apabila akhirnya teknologi yang berkembang saat ini seperti teknologi digital menjadi bagian dari berkesenian.

Bagi seniman yang mempunyai ketertarikan dengan kerja yang menggunakan sistem berkaitan dengan teknik dalam proses kreatif, komputer merupakan medium alamiah yang sangat menarik untuk dieksplorasi. Proses kreatif yang bisa dilakukan dengan menggunakan komputer mempunyai daya tarik dan tantangan tersendiri serta ditambah dengan adanya perkembangan teknologi yang terjadi secara terus menerus akan selalu berimbas pada komputer.5

Ketertarikan terhadap kemungkinan baru dalam proses berkesenian membuat para pelaku kesenian sering melakukan eksplorasi dengan teknologi dan alat yang ada pada bidang lain salah satunya adalah komputer. Media tersebut sejak awal kemunculannya sudah mendapat perhatian dari para pelaku kesenian. Eksplorasi berkesenian dengan komputer yang dimulai sekitar tahun 1960-an diawali oleh Michael A. Noll, seorang peneliti dari Bell Laboratories, New Jersey. Noll menyiptakan komputer yang dapat digunakan untuk menghasilkan gambar. Sejak saat itu intensitas proses penciptaan dan pengembangan

5 Linda Candy dan Ernest Edmond, Explorations in Art and Technology

(London, Springer-Verlag, 2002) h.12

(8)

komputer yang mempunyai kemampuan menghasilkan serta mengolah gambar meningkat.

Perkembangan teknologi komputer selanjutnya sampai pada tahap yang dikenal saat ini, menggunakan teknologi digital. Pada akhir abad ke-20 perkembangan teknologi digital yang cepat dan dinamis memengaruhi hampir semua aspek kehidupan, termasuk kesenian. Peran serta pelaku kesenian dalam perkembangan teknologi digital sudah dimulai bahkan sejak sebelum teknologi ini menjadi bagian dari masyarakat umum.

Teknologi digital membuat kemampuan komputer

berkembang sangat pesat. Hal tersebut juga didukung oleh perkembangan perangkat elektronik lain yang dalam penggunaannya berhubungan dengan komputer. Tidak dapat dihindari, kemudahan dalam pemanfaatan komputer dan perangkatnya membuat orang menjadikannya sebagai media dalam kegiatan sehari-hari termasuk juga berkesenian. Perangkat-perangkat tersebut juga memberi pemahaman serta wacana baru dalam pemakaian komputer sebagai salah satu media untuk menghasilkan sebuah karya seni rupa.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan karya seni rupa dengan media cetak digital ?

(9)

2. Bagaimana bentuk estetika karya seni rupa yang menggunakan media cetak digital?

3. Bagaimana orientasi yang dilakukan seniman dalam eksplorasi cetak digital pada karya?

III. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Untuk mengumpulkan, mengidentifikasi dan menganalisis penggunaan media cetak digital dalam karya-karya seni rupa di Yogyakarta

Untuk mengetahui karakter dan perkembangan media cetak digital seni rupa di Yogyakarta.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan menambah wawasan tentang media digital dan sumbangan pemikiran ke arah penciptaan seni rupa khususnya yang menggunakan media cetak digital.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai Seni Rupa yang berhubungan dengan media cetak digital pernah dilakukan oleh penulis pada tahun 2007 dengan judul “Karakteristik Teknik Cetak Digital Pada Karya

(10)

Seni Grafis di Yogyakarta”. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik teknik cetak digital dalam Karya-karya Seni Grafis di Yogyakarta pada periode tahun 2001-2007. Dengan demikian hasil yang didapatkan dapat memetakan karya yang dihasilkan dengan menggunakan teknik cetak digital dan eksplorasi yang telah dilakukan selama proses pembuatan karya.

Penelitian ini melihat karya-karya yang menggunakan teknik cetak digital mulai bermunculan sejak 2001 terpengaruh pada kemunculan teknik cetak digital di Indonesia yang lebih kepada kepentingan seni terap yaitu desain, sehingga bisa dikatakan untuk bidang seni rupa murni teknik cetak digital adalah teknik yang relatif baru.

Penggunaan teknik cetak digital sebagai alat membutuhkan kemampuan berbeda dibandingkan dengan teknik-teknik konvensional. Seperti alat-alat baru lainnya teknik cetak digital juga menimbulkan euphoria. Euphoria pada cetak digital membuat penggunaan teknik cetak digital masih sekedar seperti fashion. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa karya cetak digital terlihat sekedar euphoria. Beberapa karya ditampilkan dengan cara hanya dibentang saja seperti spanduk.

Konvergensi seni dan teknologi digital yang terjadi di Yogyakarta terjadi ketika bentuk teknologi tersebut sudah sangat

(11)

umum dipakai dalam proses kreatif. Hal tersebut membuat karakteristik karya-karya cetak digital terlihat masih berada dalam bentuk eksplorasi awal. Masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan dan tahap-tahap yang harus dilewati untuk membuat karya cetak digital di Yogyakarta pantas disejajarkan dengan bentuk-bentuk karya seni murni yang sudah ada sebelumnya.

Tinjauan pustaka mengenai karya seni rupa yang menggunakan media digital di Indonesia sangat terbatas. Oleh sebab itu tinjauan pustaka lainnya yang bisa didapat berasal dari essay yang dibuat berdasarkan tesis yang dilakukan sebagai bagian dari studi Master of Fine Arts di Winchester College of Art, University of Southampton, England oleh Mamata B. Herland pada tahun 2003 dengan judul The Impact of Giclée A Shift Towards

Digital Print in Future Art. Dalam laporan penelitiannya dituliskan

bahwa giclée atau digital inkjet adalah suatu karya seni yang dibuat dengan menggunakan sebuah komputer dan digital inkjet

printer berkualitas tinggi. Herland menambahkan bahwa tujuan

penelitiannya adalah untuk meneliti pengaruh Giclée dan kemunculan teknologi cetak inkjet. Adaptasi seniman pada teknologi memunculkan pertanyan ulang mengenai kualitas seni, konsep orisinalitas dan penerimaan karya di dunia seni.

Pada perkembangan selanjutnya kata “Giclée “ lebih dikhususkan pada inkjet print komersil yang berkualitas tinggi.

(12)

Hal tersebut disebabkan banyak intitusi seni, galeri serta museum yang memilih menggunakan “Ink Jet Art” atau “Digital Print” untuk karya seni yang dihasilkan dengan teknik cetak digital.

Melihat kurangnya penelitian dan pembahasan karya seni rupa dengan media cetak digital terutama mengenai perkembangan dan estetika maka penelitian dengan judul “Karya Seni Rupa Dengan Media Cetak Digital Di Yogyakarta” layak dilakukan.

V. LANDASAN TEORI

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha untuk medefinisikan perkembangan dan eksplorasi pada karya seni rupa yang menggunakan media cetak digital. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan multidisiplin. Penelitian ini menitikberatkan pada karya seni rupa sehingga dibutuhkan pendekatan melalui bentuk estetik pada karya.

Landasan teori dalam penelitian digunakan sebagai batasan agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah. Beberapa istilah penting yang menjadi dasar dalam penelitian ini akan dibahas pada landasan teori sebagai cara untuk memperjelas pengertian sehingga penelitian ini menjadi lebih fokus.

(13)

Techniques is an individual or personal way of using medium.6.

Eksplorasi media yang dilakukan seniman dalam proses pembuatan karya seni menghasilkan variasi dalam seni seperti yang diuraikan Stephen Davies dalam buku The Philosophy of Art.

Karya seni rupa yang menggunakan media cetak digital merupakan interaksi seniman terhadap teknologi digital. Interaksi tersebut juga melibatkan elemen visual yang sudah ada dalam seni rupa seperti garis, warna, ritme, proporsi dan sebagainya.

Sebuah definisi mengenai seni akan menunjukkan apa yang semua dan biasanya hanya dimiliki seni dalam sifat mana itu seni. Dalam kalimat lain, sebuah definisi akan mengidentifikasi seni seperti apapun itu, yang memiliki elemen tersebut dengan cara demikian adalah seni.7

Sebagai elemen dalam sebuah karya baik itu garis, warna, komposisi atau ritme adalah bagian yang membuat hasil dari kreatifitas disebut karya seni. Elemen yang ada pada sebuah karya seni rupa memiliki nilai artistik dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari estetika karya.

Properti estetik biasanya digolongkan sebagai tujuan istimewa yang dirasakan pada karya seni sebagai objek apresiasi.

6 Edmund Burke Feldman, Art As Image and Idea (New Jersey, Prentice

Hall, Inc., 1967)h.306

7 Stephen Davies, The Philosophy of Art (Oxford, Blackwell Publishing,

2006)h. 26

(14)

Properti tersebut sudah ada dalam karya seni, secara langsung tersedia untuk persepsi dalam pengenalan terhadap karya seni dan tidak membutuhkan pengetahuan bahan di luar objek apresiasi. Secara khusus apresiasi tidak membutuhkan informasi tentang keadaan saat karya tersebut dibuat atau tentang tujuan dan fungsi karya yang mungkin dimiliki. Properti estetik seperti itu memperlihatkan tandanya seperti apa adanya melalui pengalaman estetik yang tersedia pada karya seni.8

Karya dengan media cetak digital menggunakan teknologi yang pada awalnya disebut reproduksi mekanik. Perkembangan reproduksi mekanik pada seni dimulai dengan kemunculan fotografi dan film. Mengenai reproduksi mekanik dalam bidang seni fotografi dijelaskan Walter Benjamin dalam essainya yang berjudul The Work of Art in The Age of Mechanical Reproducibility. Gelombang pertama reproduksi mekanik pada seni membuat walter Benjamin mempertanyakan originalitas dari sebuah karya seni saat teknologi reproduksi mekanik mulai berkembang di wilayah seni. Kemampuan reproduksi mekanik yang dimiliki oleh fotografi dan film membuat seni mampu menjadi bersifat massal. Pengaruh yang dibawa oleh fotografi dan film terhadap dunia seni rupa murni menghasilkan pemahaman baru. Selanjutnya secara tidak langsung juga memengaruhi dalam munculnya

bentuk-8 Stephen Davies, h. 53-55

(15)

bentuk seni baru. Konsep aura yang melekat di dunia seni rupa murni pada saat itu juga terkena imbas yang dikhawatirkan akan membuat seni kehilangan aura.

Konsep aura yang dimaksud adalah bahwa budaya reproduksi secara massal dalam masyarakat industri kapitalisme telah menghilangkan kekuatan aura seni dan kedalaman estetis dari hal-hal yang diproduksi. Aura ini lenyap karena kegiatan reproduksi dimaknai sebagai kegiatan teknis belaka untuk mengejar tujuan-tujuan ekonomi kapitalistis. Padahal adanya aura itu memberi makna yang dalam terhadap suatu karya seni yang dihasilkan.9

Istilah seni yang bersifat massal atau Mass Art muncul seiring dengan perkembangan teknologi reproduksi mekanik. Seni massa, singkatnya, dirancang untuk konsumsi massa. Hal ini dirancang untuk dikonsumsi oleh sejumlah besar orang karena seni massa memungkinkan konsumsi simultan dari karya-karya seni yang sama oleh khalayak, terkadang dibagi di berbagai tempat dengan jarak yang sangat jauh.10

9 Mudji Sutrismo dan Hendar Putranto (ed), Teori-teori Kebudayaan

(Yogyakarta, Kanisius, 2005) h.34

10 Noel Carrol, The Ontology of Mass Art, The Journal of Aesthetics and Art

Criticism, Vol.55, No.2, Perspectives on the Arts and Technology (Spring, The American Society for Aesthetics, 1997)h.188

(16)

VI. METODE PENELITIAN

Metode dapat dipahami sebagai cara serta strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian, sebab akibat berikutnya.11 Untuk mempermudah proses maka dalam penelitian meliputi batas penelitian, teknik pengumpulan data serta analisis data sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian.

1. Batas penelitian

Objek penelitian ini dibatasi pada karya seni dua dimensional yang dibuat menggunakan media cetak digital dan ditampilkan pada pameran yang berlangsung di Yogyakarta antara tahun 2008-2012. Rentang waktu empat tahun tersebut dipilih karena pada saat itu banyak aktivitas pameran yang diselenggarakan di Yogyakarta. Dari sekian banyak pameran yang diselenggarakan di Yogyakarta dipilih tujuh pameran yang dianggap dapat merepresentasikan perkembangan seni rupa di Yogyakarta.

Pameran yang dipilih secara garis besar berdasarkan penyelenggara dibagi dua pertama pameran yang diselenggarakan oleh ISI Yogyakarta yaitu “The Highlight: dari medium ke transmedia” tahun 2008 dan Pameran Besar Seni Visual Indonesia: Exposign tahun 2009. Kedua pameran yang

11 Nyoman Kuntha Ratna, Metodologi Penelitian, Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010) h.84

(17)

diselenggarakan oleh Heri Pemad Art Management dengan konsep

art fair yaitu JAF (Jogja Art Fair)#1, JAF #2, ArtJOG10, ARTJOG11

dan ARTJOG12.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah tahapan dalam penelitian yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan. Ada dua metode lapangan yang digunakan yaitu:

a) Metode Lapangan berupa observasi, dokumentasi dan wawancara

 observasi dilakukan untuk mendapatkan data

berdasarkan pengamatan terhadap karya.

 Dokumentasi yang dilakukan berupa pencatatan tertulis, perekaman data gambar ataupun suara.

 Wawancara, dilakukan dengan sampel yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan pedoman wawancara, mendengarkan serta merekamnya dan kemudian menindaklanjuti dengan pertanyaan tambahan yang terkait.

b) Metode pustaka berupa pengumpulan data pustaka pada perpustakaan UGM, ISI Yogyakarta dan IVAA serta buku dan jurnal elektronik melalui internet.

(18)

3. Analisis data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua data yang tersedia dari berbagai sumber melalui pengunaan metode lapangan dan metode pustaka. Sesuai dengan pendapat RM Soedarsono, penelitian ini menempatkan “kualitatif’ yang merupakan kualitas data, sebagai jenis penelitian atau jenis data yang dianalisis, bukan pendekatan.12

VII. SISTEMATIKA

Hasil penelitian dijabarkan dalam lima bagian, yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian serta sistematika penulisan.

• Bab II berisi uraian interaksi seni rupa dan teknologi digital. • Bab III memuat penyajian data yang berupa pemaparan

karya-karya seni rupa yang dihasilkan dengan menggunakan teknik cetak digital serta hasil wawancara dengan para nara sumber.

12 R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa

(Bandung, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999) h.33

(19)

• Bab IV berisi analisa data dan telaah masalah yang menyangkut karya seni rupa dengan media cetak digital di Yogyakarta periode 2008-2011.

• Bab V merupakan bab terakhir yang memaparkan

kesimpulan dari serangkaian pengamatan atas objek penelitian serta analisanya.

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi konsumsi pangan normatif ini dikenal dengan Pola Pangan Harapan (PPH), yaitu susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari setiap

Satuan lahan pendekatan geologi ada 20 macam, satuan lahan pendekatan tanah ada 49 macam, satuan lahan pendekatan land system pada tingkat face* ada 74 macam, satuan

Sampel merupakan bagian dari suatu jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Ulber Silalahi: 2017, Sampel adalah sebagian elemen yang

Kemampuan menguasai berbagai metode pembelajaran yang sesuai (kemampuan pedagogis) dan kemampuan sosial yang berkarakter memuat nilai-nilai konservasi. Tes diagnostik

• Lokal anestetik yang dimasukkan ke dalam ruang subarakhnoid akan memblok impuls autonom,sensorik, dan motorik pada serabut saraf anterior dan. posterior yang melewati cairan

Pada koreksi medan yang diperlihatkan pada Gambar 14 nilai koreksi Bouguer diperbaiki dengan mengasumsikan terdapat suatu efek topografi permukaan yang relatif kasar

Berikut diberikan def,rnis daerah integral, yaitu suatu struktur gelanggang yang mempunyai sifat khusus, yang selengkapnya diberikan pada definisi berikut:. Definisi 4

Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil sidang pleno FATF 20-22 Oktober 2004 yang disampaikan melalui surat resmi kepada PPATK tanggal 22 Oktober 2004, Presiden FATF