• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain menjadi kota pelajar dan kota gudeg Yogyakarta. Yogyakarta memiliki banyak daya tarik wisata yang sangat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Berbagai macam jenis wisata dapat ditemukan di Yogyakarta mulai dari wisata alam, wisata tirta, wisata budaya, wisata sejarah, wisata pendidikan sampai wisata minat khusus. Selain memiliki banyak potensi dan daya tarik wisata Yogyakarta juga memiliki berbagai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di Indonesia, diantaranya gudeg yaitu merupakan makanan khas dari kota Yogyakarta, bakpia pathuk merupakan oleh-oleh khas dari Kota Pelajar ini yang wajib dibeli oleh wisatawan apabila berkunjung ke kota ini, selain itu ada pula batik. Batik Yogyakarta memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan batik yang berasal dari kota-kota lain di Indonesia.

Batik merupakan gambaran dari kota Yogyakarta yang merupakan buah tangan yang khas dari Kota Yogyakarta yang banyak dijual di sepanjang jalan Malioboro. Batik di Yogyakarta masih terjaga keasliannnya dan perkembangannya pun masih pesat di tengah-tengah kemajuan zaman dan kemajuan teknologi. Batik sangat lekat dengan masyarakat kota Yogyakarta yang santun,ramah tamah,ini menambah kekhasan dari kota ini. Bahkan batik merupakan kekayaan asli yang dimiliki oleh Indonesia dan telah ditetapkan

(2)

sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada bulan Oktober tahun 2009. Batik merupakan sebuah seni yang bermotifkan gambar-gambar yang dituangkan dalam bentuk lukisan di atas kain. Dari motif-motif yang tergambarkan pada kain itu mengandung banyak arti.

Batik mulai dikenakaan sejak zaman raja-raja jaman dahulu hingga sekarang. Popularitas batik pun saat ini masih tinggi tidak dimakan oleh zaman. Bahkan seiring berkembangnya zaman batik semakin dikembangkan menjadi oleh-oleh khas. Di Yogyakarta batik tidak hanya digunakan oleh kalangan atas tetapi masyarakat biasa pun sudah marak menggunakan Batik. Bahkan berbagai model batik pun banyak dijual dengan berbagai macam mode yang tidak kalah menarik dibandingkan tren –tren pakaian yang berkembang seiring perkembangan zaman. Hal ini yang membuat banyak di gemari oleh masyarakat baik di kalangan muda maupun orang tua.

Jika pada zaman kerajaan Mataram pembuatan batik hanya dikerjakan oleh dayang-dayang Ratu, pada saat ini pembuatan Batik sudah banyak dikerjakan oleh masyarakat Yogyakarta. Dari mulai Batik tulis sampai Batik Cap banyak mulai diproduksi oleh perusahan–perusahan lokal Kota Yogyakarta. Seiring dengan berkembangnya dunia Pariwisata, proses pembuatan Batik kini mulai dijual menjadi sebuah produk daya tarik Wisata Minat Khusus yang banyak digemari oleh wisatawan asing. Karena mereka menganggap proses pembuatan Batik sangatlah unik disertai dengan berbagai cara mewarnai dan berbagai macam jenis pewarnaan. Dalam Wisata Minat Khusus ini wisatawan dapat membuat batik

(3)

sesuai selera wisatawan,selain itu alat-alat dan bahan juga sudah disediakan, hasilnya pun dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk membatasi penelitian agar tidak meluas dan keluar dari permasalahan yang ingin diteliti, untuk itu diberikan batasan penulisan. Berdasarkan Latar belakang di atas penulis dapat merumuskan permasalahn untuk diteliti lebih lanjut yaitu:

1. Bagaimana proses pembuatan batik menjadi alternatif Wisata Minat Khusus di Batik Indah Rara Djonggrang?

2. Upaya apa yang tepat untuk mengembangkan proses pembuatan batik sebagai daya tarik Wisata Minat Khusus di Batik Indah Rara Djonggrang?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pembuatan batik yang menjadi daya tarik Wisata Minat Khusus di Batik Rara Djonggrang yang ditawarkan untuk wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui upaya pengembangan proses pembuatan batik sebagai Wisata Minat Khusus di Batik Indah Rara Djonggrang.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

(4)

Agar masyarakat mengetahui bagaimana proses pembuatan batik yang kini mulai digemari oleh wisatawan sebagai salah satu alternatif Wisata Minat Khusus di Kota Yogyakarta.

2. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan serta ilmu pengetahuan tentang batik yang menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.

1.5. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini meninjau tentang proses pembuatan batik yang kini menjadi trend Wisata Minat Khusus di Kota Yogyakarta yang diminati oleh wisatawan menambah daya tarik wisata baru di Kota ini. Daya Tarik Wisata harus diperhatikan guna menunjang perkembangan dunia pariwisata.Karena daya tarik wisata merupakan salah satu faktor berkembangnya suatu pariwisata di suatu daerah. Apabila suatu asset daya tarik wisata di suatu daerah terjaga tentu saja banyak wisatawan yang akan berkunjung dan pariwisata di daerah tersebut akan berkembang. Saat ini mulai berkembang Wisata Minat Khusus yang menjadi dongkrakan baru di dunia pariwisata. Di Yogyakarta proses pembuatan batik sudah mampu menarik wisatawan untuk datang berkunjung mencoba bagaimana cara pembuatan batik yang menjadi khas kota ini. Proses pembuatan batik kini menjadi Wisata Minat Khusus yang dikemas sedemikian rupa agar menarik wisatawan.

(5)

Skripsi yang ditulis oleh Rr. Ayu Kartikasari (2014) dari prodi Pariwisata Fakultas Imu Budaya Universitas Gadjah Mada dengan judul ‘Tradisi memanjangkan Telinga Suku Dayak Kenyah sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Budaya Pampang, Kalimantan Timur’, yang memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengelolaan dari Desa Budaya Pampang untuk mempertahankan tradisi telinga panjang pada masyarakat Suku Dayak Kenyah agar tetap menjadi salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan yang datang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada dua hal yang dihasilkan dari tradisi memanjangkan telinga bagi masyarakat Suku Dayak Kenyah dalam kegiatan pariwisata. Pertama adalah untuk melestarikan tradisi nenek moyang Suku Dayak Kenyah, kedua adalah secara tidak langsung kegiatan pariwisata di desa Buda Pampang dapat meningkatkan pendapatan baik untuk pribadi, untuk desa atau pemerintah karena menjadi daerah wisata.

Tugas Akhir yang berjudul “Pemanfaatan Kawasan Industri Batik Pekalongan sebagai Daya Tarik Wisata” disusun oleh Anggoro Djalu Waskhito(2011). Menjelaskan kawasan industri batik yang menjadi daya tarik wisata baru di Kota Pekalongan. Penelitian ini menjelaskan tentang keberadaan suatu kawasan industri Batik yang menjadi tren wisata baru di daerah Pekalongan. Tetapi kurangnya fasilitas semisal home stay di wilayah kampong batik, atau kesempatan untuk mencoba proses pembuaatan batik dapat berupa workshop membatik. Branding image kampong batik ini juga dibarengi dengan edukasi terhadap warga kampong bahwa mereka tidak hanya sebagai objek tetapi juga

(6)

sebagai subjek Pariwisata. Selain itu warga masih enggan untuk menerima tamu yang sekedar ingin melihat-lihat proses produksi tanpa membeli.

Dilengkapi juga dengan sejarah batik yang sangat dikenal masyarakat. Dalam penelitian ini juga dimuat syarat-syarat menjadi Objek Daya Tarik Wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan (something to see, something to

do, something to buy).Penelitian ini memaparkan tentang proses pembuatan batik

dari beberapa jenis batik yang ada dimulai dari proses awal sampai akhir.

Skripsi yang berjudul “ Upaya Museum Batik Yogyakarta dalam meningkatkan mutu dan promosi wisata agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung” disusun oleh Anita Roni (2007). Penelitian ini memaparkan tentang jenis kain batik dengan motif yang beragam yang ada di Museum Batik Yogyakarta sebagai koleksi museum. Di museum Batik Yogyakarta wisatawan juga dapat membatik, kegiatan membatik ini selain diadakan khusus untuk para wisatawan yang ingin membatik sendiri, bagi para wisatawan yang ingin membatik sendiri akan dikenakan charge/biaya tambahan selain HTM dan wisatawan tersebut dapat membawa pulang hasilnya.

Dalam penelitian ini juga dijelaskan tentang analisis SWOT untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan mutu dan promosi wisata diantaranya penambahan fasilitas serta melakukan kerjasama dengan media elektronik untuk meningkatkan promosi.

Penelitian yang keempat yaitu Tugas Akhir yang berjudul “ Strategi Pengembangan dan Pemasaran Potensi Rumah Produksi Batik Nakula Sadewa sebagai Aset Pariwisata “ disusun oleh Daniati dkk (2005). Memaparkan tentang

(7)

potensi yang dimiliki oleh Rumah Produksi batik Nakula Sadewa yang dapat dikembangkan sebagai aset pariwisata. Wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang pada umumnya dalam rangka wisata pendidikan proses pembuatan batik khususnya batik tulis tangan. Pengembangannya tetap memperhatikan dan melestarikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat serta tetap memelihara ciri khas dari batik itu sendiri.Promosi yang dilakukan masih bersifat sederhana dan belum tersebar secara luas.

Keempat penelitian tersebut membantu untuk meneliti tentang Batik sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus dan memberikan tambahan wawasan dan ilmu dalam melakukan penelitian tentang Batik. Penelitian tersebut juga menjadikan sumber acuan untuk memperkuat tulisan yang akan diteliti.

1.6. Landasan Teori

Menurut Sarjiyati dkk (2013:3) mengemukanan bahwa membatik adalah pekerjaan yang saling berurutan. artinya satu langkah dapat dikerjakan apabila langkah sebelumnya telah selesai dikerjakan. Setiap tahap bisa dikerjakan oleh orang yang berbeda. Akan tetapi sepotong mori tidak dapat dikerjakan oleh beberapa orang dalam satu waktu untuk beberapa tahap.

Pada perkembangan pariwisata saat ini membatik mulai diminati oleh wisatawan menjadi sebuah daya tarik wisata baru di Yogyakarta. Menurut Pitana dan Diarta (2009:59) daya tarik wisata merupakan daerah dengan keunikan tersendiri yang berbeda dengan daerah lain, termasuk daerah atau negara asal wisatawan. Keunikan dan perbedaan tersebut bisa berupa budaya, sejarah, alam

(8)

dan sebagainya. Marpaung (2000:42) menyatakan bahwa daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu yang dilakukan pada daya tarik tersebut.

Batik menjadi daya tarik dalam proses pembuatannya. Dan kini proses pembuatan batik menjadi daya tarik wisata minat khusus. Menurut Weiler and Hall (1992:5) menyatakan bahwa wisata minat khusus merupakan perjalanan bagi orang-orang yang ingin pergi ke suatu tempat karena tempat tersebut memiliki daya tarik khusus yang dapat menjai ciri khas suatu daerah tujuan tertentu

Weiler and Hall (1992) memaparkan bahwa motivasi wisatawan minat khusus pada dua prinsip pokok kegiatan Wisata Minat Khusus yaitu:

1. Novelty seeking

Merupakan motivasi pencarian sesuatu yang unik dan bersifat baru terhadap suatu objek wisata ataupun lokasi yang akan dikunjungi.

2. Quality seeking

Merupakan motivasi untuk mencari atraksi ataupun daya tarik wisata yang berkualitas yang memiliki karakter aktif dimana wisatawan dapat berperan aktif dalam suatu atraksi daya tarik wisata.

Prinsip pengembangan Wisata Minat Khusus dikembangkan lagi dengan istilah REAL travel yaitu perjalanan wisata yang mengandung unsur:

1. Penghargaan (Rewarding) yaitu penghargaan atas suatu objek / daya tarik wisata yang dikunjungi, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan untuk

(9)

dapat belajar bahkan mengambil aktifitas yang berlangsung dalam objek tersebut.

2. Pengkayaan (Enriching) yaitu mengandung aspek penambahan pengetahuan dan kemampuan terhadap sesuatu jenis atau bentuk kegiatan yang diikuti oleh wisatawan.

3. Petualangan (Adventure) yaitu mengandung aspek pelibatan wisatawan dalam kegiatan petualangan.

4. Proses belajar ( Learning) yaitu mengandung aspek pendidikan melalui proses belajar yang diikuti wisatawan terhadap sesuatu kegiatan edukatif tertentu (Weiler and Hall,1992:4-5).

Pengembangan Destinasi Pariwisata memerlukan teknik perencanaan yang baik dan tepat. Teknik pengembangan itu harus menggabungkan beberapa aspek penunjang kesuksesan pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah aspek aksesbilitas (transportasi dan saluran pemasaran ), karakteristik instruktur pariwisata, tingkat interaksi social, keterkaitan /kompatibilitas dengan sektor lain, daya tahan akan dampak pariwisata, tingkat resistensi komunitas lokal (Pitana dan Diarta,2009:134).

1.7. Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Wardiyanta (2006:6) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual dan akurat.yaitu merupakan penelitian

(10)

dengan cara mengamati dan menganalisis secara langsung objek yang menjadi bahan penelitian.

1) Teknik pengumpulan data a. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung pada kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.Dengan cara berkunjung ke Batik Rara Djonggrang yang terletak di Jl Tirtodipuran, Yogyakarta. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan membatik yang dilakukan wisatawan jika memungkinkan akan mencoba membuat batik seperti yang dilakukan wisatawan. Dan mengidentifikiasi hal-hal seperti proses pembuatan batik serta peralatan yang dibutuhkan juga pengembangan Batik Rara Djonggrang.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab lisan dan tatap muka secara langsung. Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan instruktur batik, pemilik, pemandu, serta pengrajin batik, dan wisatawan untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam penulisan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah megabadikan setiap momen kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dalam bentuk foto di tempat/perusahan batik tersebut.

(11)

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari dan mempelajari buku-buku referensi,literature dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan penelitian.

2) Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis diskriptif dengan cara mengubah data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan serta menyusunnya sedemikian rupa dan menyajikannya menjadi suatu informasi. (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:179).

Penelitian ini juga menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui segala potensi, kekurangan, peluang, ancaman, di tempat penelitian dan nantinya akan dapat diketahui strategi yang tepat untuk mengembangkan daya tarik wisata tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji regresi memberikan informasi bahwa variabel independen strategi promosi melalui media TV (X) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen minat

Kelompok kuda G3 memiliki kisaran skor bentuk (shape) yang paling panjang dibandingkan kuda peranakan Thoroughbred lain dan kuda lokal, bahkan mempunyai kisaran skor bentuk

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah web server pada jaringan intranet sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sistem yang menginginkan agar sistem

Karta Sirang (2011) dalam penelitiannya mengkaji potensi ketersediaan sumber daya air dalam suatu wilayah DAS sedangkan peneliti melakukan kajian sumber daya air dan

Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat lebih berhati hati dan penuh pertimbangan dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya terhadap pengembangan nuklir Korea Utara

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan margin murabahah (Y) dengan nilai signifikasi 0,827 atau diatas 0,05, ini artinya Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia

Kemampuan pengerjaan perhitungan bilangan pecahan dan melakukan penyederhanaan bentuk aljabar harus dimiliki oleh siswa SMP. Oleh karena itu guru harus memiliki wawasan

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar kuotasi dan tidak diukur