VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN WARGA DESA DURENOMBO KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG
JAWA TENGAH
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (SI) pada Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
SEPTI PINTA WAHYUNIATI A 310 080 027
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN WARGA DESA DURENOMBO KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG
JAWA TENGAH
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (SI) pada Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
SEPTI PINTA WAHYUNIATI A 310 080 027
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN WARGA DESA DURENOMBO KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG
JAWA TENGAH
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (SI) pada Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
SEPTI PINTA WAHYUNIATI A 310 080 027
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : Septi Pinta Wahyuniati
NIM : A 310080027
Fakultas/Progdi : FKIP/Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Jenis : Skripsi
Judul : VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN WARGA DESA DURENOMBO KECAMATAN SUBAH
KABUPATEN BATANG JAWA TENGAH Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (databes), mendistribusikanya, serta menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya
Surakarta, 8 Oktober 2012 Yang Menyerahkan
VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN WARGA DESA DURENOMBO KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG
JAWA TENGAH
Septi Pinta Wahyuniati. A 310080027, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 68 halaman
ABSTRACT
The purpose of this study was 3. (1) To describe the level of speech used Java language usage villagers Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang. (2) To describe the factors that determine the use of Java language in conversation villagers Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang. (3) To describe the uniqueness of the lexicon used Javanese villagers Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang.
This study used a qualitative descriptive method, the Java language variation research objects used Durenombo village located in the district of Batang district Subah. Data collection techniques using techniques record, see, and record. Analysis of the data by the method match referential techniques.
The results there are 3. (1) The villagers said Durenombo classified according to the level of speech and manners ngoko middle. (2) Factors determining the use of Javanese villagers Durenombo there 5. (a) the speaker and said partners are equally familiar. (b) the speaker and said partner's age. (c) level of education. (d) Speakers younger. (e) the older speaker. (3) The specificity of the lexicon of the Java language.
Keywords : matching methods, techniques referential, variations in the Java language.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ada 3. (1) Untuk mendeskripsikan tingkat tutur pemakaian bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang. (2) Untuk mendeskripsikan faktor yang menentukan penggunaan bahasa Jawa pada percakapan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang. (3) Untuk mendeskripsikan kekhasan leksikon bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang.
Penelitian ini menggunakan metode dekriptif kualitatif, dengan objek penelitian variasi bahasa jawa yang digunakan warga desa Durenombo yang terletak di kecamatan Subah kabupaten Batang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekam, simak, dan catat. Analisis data dengan metode padan teknik referensial.
Hasil penelitian ada 3. (1) Tingkat tutur warga desa Durenombo diklasifikasikan berdasarkan tingkat tutur ngoko dan krama madya. (2) Faktor penentu penggunaan bahasa Jawa warga desa Durenombo ada 5. (a) Penutur dan mitra tutur sama-sama akrab. (b) Penutur dan mitra tutur seusia. (c) Tingkat pendidikan. (d) Penutur lebih muda. (e) Penutur lebih tua. (3) Kekhasan leksikon bahasa Jawa.
A. PENDAHULUAN
Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan serta pengalamannya kepada orang lain. Tanpa bahasa manusia akan lumpuh dalam berkomunikasi, berinterakasi antarindividu maupun antarkelompok. Adanya alat komunikasi tersebut akan menimbulkan gejala kebahasaan yang berhubungan dengan kehidupan sosial pemakainya.
Gejala kebahasaan tersebut tidak ditentukan oleh faktor lingual saja, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonlingual. Faktor nonlingual yang mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status sosial, tingkat pendidikan, ekonomi, jenis kelamin, umur, dan yang lainnya. Adapun faktor lingual sebagai faktor yang terdapat dalam bahasa itu sendiri, misalnya fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Faktor nonlingiual dalam pemakaian bahasa dapat menimbulkan variasi bahasa. Variasi bahasa sebagai bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Wujud variasi bahasa tersebut dapat berupa idiolek, dialek, ragam bahasa, dan undha-usuk. Idiolek sebagai sifat khas daerah tertentu,
sedangkan dialek variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan situasi disebut ragam bahasa, dan yang didasarkan pada tingkat-tingkat kelas status sosialnya disebut undha-usuk.
Bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa daerah di Indonesia. Situasi kebahasaan masyarakat tutur Jawa diwarnai dengan pemakaian bahasa Jawa serta bahasa Indonesia dan kemungkinan pemakaian bahasa daerah lain. Apabila dalam situasi tersebut terjadi kontak sosial anatar penutur, penutur yang terlibat dalam kontak sosial tersebut akan memilih salah satu bahasa atau variasinya yang paling cocok untuk keperluan serta keadaan tertentu. Pemilihan bahasa yang demikian menunjukkan fungsi tiap-tiap bahasa berhungan dengan keperluan dan situasinya.
Bahasa Jawa mempunyai banyak variasi, baik variasi sosial, maupun variasi regional. Oleh karena itu, masyarakat Jawa sangat berhati-hati dalam berbahasa. Mereka sangat memperhatikan ragam bahasa yang digunakan. Berkomunikasi (barbahasa) masyarakat Jawa menekankan “tepa slira”dalam arti kata bahwa penutur dan mitra tutur Bahasa Jawa sangat memperhatikan dampak dari kata-kata
dan perbuatan mereka terhadap orang lain (Mulder dalam Sudaryanto, 2001: 98).
Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi dengan penggunaan bahasa Jawa dalam interaksi percakapan waraga desa. Seperti interaksi percakapan masyarakat pada umumnya yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Percakapan mereka memiliki variasi kalimat berupa Bahasa Jawa. Percakapan warga desa yang membicarakan suatu topik yaitu percakapan warga desa yang terdapat variasi bahasa Jawa antara warga satu dengan yang lain seperti percakapan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang yang menimbulkan variasi bahasa Jawa.
Maksud dan tujuan berkomunikasi dalam peristiwa tutur diwujudkan dalam sebuah kalimat. Dari kalimat-kalimat yang diucapkan oleh seorang penutur sehingga dapat diketahui apa yang dibicarakan dan diinginkan penutur serta dapat dipahami oleh mitra tutur, akhirnya mitra tutur akan menanggapi kalimat yang dibicarakan oleh penutur. Misalnya, kalimat yang memerlukan jawaban, dan
kalimat yang meminta lawan tutur melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan.
Tingkat tutur (speech levels) menjadi suatu sistem kode penyampaian rasa kesopanan yang di dalamnya terdapat unsur kosa kata tertentu, aturan sintaksis tertentu, atau morfologi, dan fonologi tertentu. Kosa kata dalam bahasa Jawa, berdasarkan tingkat kesopanannya, dibagi atas ngoko (N), madya (M), krama (K), krama inggil (KI), dan krama andhap (KA). Kosa kata N memancarkan arti tanpa sopan, K memancarkan arti sopan, M memancarkan arti sopan pada tingkat setengah-setangah saja, KI dan KA memancarkan arti kesopanan yang sangat tinggi (Poedjasoedarma dalam Markhamah, 2009: 127).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian dipilih judul “Variasi Bahasa Jawa pada Percakapan Warga Desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang Jawa Tengah”.
1. Pembatasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis membatasi
ruang lingkup permasalahan mengenai “Variasi Bahasa Jawa pada Pecakapan Warga Desa Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang Jawa Tengah” pada percakapan antara anak dengan anak, anak dengan orang tua, dan orang tua dengan orang tua. 2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ada tiga masalah yang perlu dicari jawabannya.
a. Bagaimana tingkat tutur pemakaian bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang?
b. Apakah faktor penentu penggunaan ragam bahasa Jawa pada percakapan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang?
c. Bagaimana kekhasan leksikon bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang?
3. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ada tiga tujuan penelitian yang ingin dicapai.
a. Mendeskripsikan tingkat tutur pemakaian Bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo
kecamatan Subah kabupaten Batang.
b. Mendeskripsikan faktor yang menentukan penggunaan Bahasa Jawa pada percakapan warga desa Durenombo kacamatan Subah kabupaten Batang.
c. Mendeskripsikan kekhasan leksikon bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamtan Subah kabupaten Batang.
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian “Variasi Bahasa Jawa Pada Percakapan Warga Desa Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang” ini meliputi dua hal, yaitu manfaat teoretis dan praktis. a. Manfaat teoretis
1) Menambah kajian sosiolinguistik terutama tentang pemakaian Bahasa Jawa yang dipakai oleh warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang.
2) Mengidentifikasi kaidah-kaidah pemakaian Bahasa Jawa yang berhubungan dengan percakapan warga desa
Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang.
b. Manfaat praktis
1) Memberikan informasi tentang Bahasa Jawa yang digunakan oleh warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang.
2) Memberi sumbangan materi pelajaran Bahasa Jawa bagi guru atau pengajar bahasa jawa yang berhubungan dengan bahasa Jawa khususnya bahasa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang.
B. METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Desember 2011 sampai dengan bulan Maret 2012 3. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang, sedangkan data berupa tuturan warga desa pada saat berkumpul di rumah
warga, arisan PKK, kumpulan RT, dan saat warga di lapangan sepak bola desa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik simak
Teknik simak maksudnya melakukan penyimakan terhadap data yang diteliti. Adapun teknik simak yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap. Artinya peneliti tidak terlibat dalam penggunaan bahasa yang dijadikan data dalam penelitian. Jadi peneliti hanya menyimak percakapan warga desa Durenombo dan menulisnya sebagai bahan penelitian.
Untuk mendapatkan data yang diinginkan, pertama-tama dengan segenap kecerdikan dan kemauan harus menyadap pembicaraan atau menyadap penggunaan bahasa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
b. Teknik Catat
Teknik catat adalah metode untuk mengumpulkan data dengan
cara mencatat peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang penting pada subjek penelitian dan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk membahas permasalahan yang telah ditentukan. Adapun teknik catat dalam penelitian ini dipergunakan untuk mencatat hasil percakapan yang telah direkam (mentranskipsikan) percakapan bahasa lisan ke bahasa tulis. c. Teknik Rekam
Teknik rekam untuk mengumpulkan data dengan cara merekam percakapan sehari-hari antar warga. Perekaman dalam praktiknya dilakukan tanpa sepengetahuan pembicara sehingga tidak mengganggu kegiatan pembicaraan.
5. Teknik Validasi Data
Untuk memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data menggunakan trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah data trianggualasi yaitu penelitian dengan sumber data
untuk mengumpulkan data yang sama.
6. Teknik Analisis Data
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode padan. Alat penentu dalam penelitian ini adalah teknik referensial yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis konteks kalimat bahasa warga desa. 7. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap demi tahap kegiatan penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut:
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Tutur Bahasa Jawa
Tingkat tutur bahasa Jawa yang digunakan oleh warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang ada dua macam tingkat tutur, yaitu ngoko dan krama madya. Tingkat tutur ngoko mendominasi dalam tuturan yang digunakan antarwarga
Tingkat tutur ngoko yang ditemukan seperti, “enyong (saya), kowe (kamu), turu (tidur), ora (tidak), njalakake (menjalankan)”. Faktor
Persiapan (A) Pelaksanaa n (B) Penyusuna n Laporan (C)
penentu penggunaan bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang, terdapat lima faktor, yaitu (1) Penutur dan mitra tutur sama-sama akrab, (2) Penutur dan mitra tutur seusia, (3) Kurangnya Tingkat pendidikan, (4) Penutur lebih muda, dan (5) Penutur lebih tua. Bahasa Jawa di desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang berbeda dengan bahasa Jawa di daerah lain, yaitu karena tingkat pendidikan yang kurang sehingga warga desa yang usianya lebih muda menggunakan bahasa Jawa ngoko yang seharusnya menggunakan bahasa Jawa krama untuk berkomunikasi dengan yang lebih tua. 2. Faktor Penentu Penggunaan
Ragam Bahasa Jawa
a. Penutur dan mitra tutur sama-sama akrab
Penggunaan bahasa Jawa ngoko antara penutur dan mitra tutur pada data (1) Mikowati mengutarakan tuturan “Sri, Amat gawekno wedang, Suadi mbarang”. Tuturan tersebut menunjukan keakraban
antara Mikowati dengan Sri Rejeki sebagai adik kandungnya. b. Penutur dan mitra tutur seusia
Penutur dan mitra tutur dikatakan seusia atau sebaya jika selisih umur penutur dan mitra tutur tersebut terpaut satu sampai dengan tiga tahun.
Penggunaan bahasa Jawa ngoko antara penutur dan mitra tutur pada data (9) penutur berusia 19 tahun, sedangkan mitra tutur berusia 22 tahun, sehingga penutur dan mitra tutur seusia tidak menggunakan ragam bahasa Jawa tingkat tutur krama. c. Kurangnya Tingkat pendidikan
Penggunaan bahasa Jawa ngoko antara penutur dan mitra tutur pada data (1) penutur adalah ibu rumah tangga, tamatan sekolah dasar, sedangkan mitra tutur berusia 35 tahun dan 39 tahun juga tamatan sekolah dasar. Sehingga dalam percakapan menggunakan ragam bahasa Jawa ngoko.
d. Penutur lebih muda
Penggunaan bahasa Jawa ngoko antara penutur dan mitra tutur pada data (18) penutur
berusia 51 tahun dan mitra tutur berusia 61 tahun, tetapi penutur tidak menggunakan ragam bahasa Jawa tingkat tutur krama karena sudah terbiasa dan tidak dibiasakan sejak kecil.
e. Penutur lebih tua
Penggunaan bahasa Jawa ngoko antara penutur dan mitra tutur pada data (1) penutur adalah ibu rumah tangga, berusia 51 tahun, sedangkan mitra tutur berusia 35 tahun dan 50 tahun. Peneutur dalam percakapan tidak perlu nggunakan ragam bahasa krama karena usianya lebih tua dari mitra tutur.
3. Kekhasan Leksikon Bahasa jawa Kekhasan leksikon bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang, ditemukan leksikon-leksikon khas seperti, “njigong (duduk), mambengi (tadi malam), kepriwe (bagaimana), kading andangane (dari kemarin), nggonceng (memegang), maring (pergi), denge (dahulu), diplatok (dilempar), gueke (itu), maning (lagi), mbakane (ibunya), kaya
ngana (seperti itu), sego adan (nasi dingin), glowean (ngawur), tetek bengek (segala rupa), kui (akan), gorong (belum), jemuah (jumat), dewek (kita), dan sebrayahe (seumuran)”.
D. PENUTUP 1. Simpulan
Berdasarkan hasil perolehan data dan pembahasan yang mengkaji tentang variasi bahasa Jawa pada percakapan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang di atas, dapat diambil simpulan. a. Variasi bahasa jawa pada
percakapan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang adalah tingkat tutur bahasa Jawa dominan krama terdapat 2 data, dan tingkat tutur dominan ngoko terdapat 18 data. b. Faktor penentu yang
mempengaruhi percakapan sehari-hari warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang adalah dipengaruhi oleh penutur dan mitra tutur sama-sama akrab terdapat 6 data, penutur dan mitra tutur seusia terdapat 5 data, kurangnya tingkat pendidikan
terdapat 4 data, penutur lebih muda terdapat 3 data, dan penutur yang lebih tua terdapat 7 data.
c. Kekhasan leksikon bahasa Jawa yang digunakan warga desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang ditemukan leksikon khas, seperti “njigong (duduk), mambengi (tadi malam), kepriwe (bagaimana), kading andangane (dari kemarin), nggonceng (memegang), maring (pergi), denge (dahulu), diplatok (dilempar), gueke (itu), maning (lagi), mbakane (ibunya), kaya ngana (seperti itu), sego adan (nasi dingin), tetek bengek (segala rupa), gorong (belum), glowean (ngawur), jemuah (jumat), dewek (kita), dan sebrayahe(seumuran)”. 2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh ada tiga saran yang dapat peneliti berikan.
a. Hasil dari penelitian ini diperoleh tingkat tutur bahasa Jawa warga desa Durenombo kecamtan Subah
kabupaten Batang tidak sesuai dengan tingkat tutur yang baik, masih banyak warga desa yang tidak memperhatikan tingkat tutur bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari, sebaiknya warga desa membiasakan sejak dini untuk berbahasa Jawa sesuai tingkat tutur yang baik.
b. Faktor penentu penggunaan ragam bahasa Jawa dalam penelitian ini salah satunya adalah kurangnya tingkat pendidikan, oleh karena itu sebaiknya di desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang memasukan kurikulum lokal mata pelajaran bahasa Jawa agar meningkatakan tingkat tutur warga desanya.
c. Leksikon kekhasan yang terdapat di desa Durenombo kecamatan Subah kabupaten Batang, sebaiknya tetap digunakan dalam percakapan sehari-hari sebagai wujud ciri khas leksikon warga desa.
E. DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2002. “Analisis Tindak Tutur dalam Bahasa Percakapan Para Pedagang di Pasar Legi Surakarta”.Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Asih, Dwi. 2006. "Penggunaan Bahasa Jawa dalam Aktivitas Rewangan Masyarakat Randusari Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta". Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Kartikasari, Ferra. 2005. "Pemekaian Bahasa Jawa dalam Iklan Radio di Kota Pekalongan
(Tinjauan Sosiolinguistik)". Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Markhamah, 2000. Etnik Cina Kajian Linguistik Kultural. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Press
Moeloeng, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Padmaningsih, Dyah dkk. 2000. Etnografi Komunikasi dalam Kesantunan Berbahasa Bahasa
Jawa Studi Kasus di Kodya Surakarta. Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.
Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.