• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI ABSENSI SISWA BERBASIS BARCODE TERINTEGRASI SMS GATEWAY DENGAN VB2010 DAN MYSQL (STUDI KASUS SMK PGRI 1 SUMEDANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI ABSENSI SISWA BERBASIS BARCODE TERINTEGRASI SMS GATEWAY DENGAN VB2010 DAN MYSQL (STUDI KASUS SMK PGRI 1 SUMEDANG)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI ABSENSI SISWA BERBASIS BARCODE TERINTEGRASI SMS GATEWAY DENGAN VB2010 DAN MYSQL

(STUDI KASUS SMK PGRI 1 SUMEDANG) David Setiadi, S.Kom., M.T

Dosen Jurusan Teknik Informatika STMIK Sumedang Email : davidsetiadi1@gmail.com

Abstrak

Absensi siswa merupakan hal penting bagi pihak sekolah sebagai referensi untuk penilaian siswa dalam hal keaktifan dan kehadiran, absensi pun menjadi bahan penting dalam menentukan nilai seorang siswa oleh guru atau walikelas. Banyak cara untuk meringankan beban guru dalam proses absensi siswa dan rekap absensinya, diantaranya adalah absesnsi siswa berbasis barcode yang terintegrasi dengan sms gateway untuk pemberitahuan kepada ponsel Orang tua atau Wali murid untuk memastikan bahwa siswa sampai disekolah dan pulang dari sekolah. Sistem absensi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Studio 2010 dengan Database Mysql dan Gammu sebagai Daemon SMS gateway.

Kata kunci : Absensi, SMS Gateway, Gammu PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi diberbagai bidang kehidupan memang sudah menjadi hal yang biasa, dimana teknologi mampu membantu manusia dalam melakukan pekerjaannya sehingga bisa dilakukan dengan lebih cepat, ringan dan efektif. Salahsatunya adalah pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan dari mulai membantu dalam proses pembelajaran hingga membantu dalam proses manajemen sekolah untuk mengelola administrasi yang melibatkan sistem yang besar yaitu siswa, guru, orang tua, staff hingga lingkungan sekolah yang mungkin akan sangat rumit jika diproses dengan cara manual.

Hal yang tidak kalah penting adalah dalam hal pengolahan proses absensi siswa, dimana biasanya pihak sekolah menyerahkan kepada organisasi kelas seperti ketua kelas atau sekretaris kelas untuk mengelola absensinya dan guru melakukan rekap manual dari hasil laporan dari organisasi kelas. Hal ini tentu saja sedikit merepotkan guru, siswa, wali kelas hingga pihak sekolah dalam hal merekap seluruh kehadiran yang kemudian dijadikan sebagai rujukan proses penilaian kehadiran siswa disekolah.

Atas dasar permasalahan tersebut diatas penulis membangun aplikasi sistem absensi siswa dengan harapan dapat membantu komponen sekolah dalam proses absensi siswa dan proses rekap kehadiran siswa dengan bantuan sistem aplikasi absesnsi, barcode scanner dan modem sms gateway sebagai notifikasi ke orangtua/wali siswa.

b. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah absensi siswa di Smk PGRI 1 Sumedang dengan menggunakan kartu siswa sebagai identitas unik untuk dibaca oleh mesin barcode reader dan di proses oleh aplikasi absensi yang dibangun menggunakan VB 2010 dan database Mysql yang terintegrasi dengan SMS Gateway untuk notifikasi otomatis kepada nomor ponsel orang tua siswa sebagai pemberitahuan absen masuk dan keluar.

(2)

c. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi absensi berbasis barcode yang terintegrasi dengan Sms Gateway sebagai notifikasi kehadiran siswa kepada orangtua siswa. d. Metodologi

Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur

Mempeajari sumber-sumber pustaka untuk dijadikan referensi yang dapat berupa buku, paper, dan halaman-halaman web mengenai sistem absensi , smsgateway, dan pembangunan sistem menggunakan VB2010.

2. Analisis

Menganalisis aplikasi sebelumnya yang pernah dibuat oleh peneliti lainyang kemudian dilengkapi kekurangannya dan ditambahkan fitur-fitur lain agar aplikasi menjadi memiliki nilai tambah daripada aplikasi lainnya.

3. Membangun Perangkat Lunak dengan pendekatan berorientasi objek dengan proses sebagai berikut :

(1) Analisis Perangkat Lunak (2) Perancangan Perangkat Lunak (3) Implementasi Perangkat Lunak

(4) Pengujian dan Evaluasi Perangkat Lunak PEMBAHASAN

a. Konsep aplikasi

Adapun Flowchart dari konsep aplikasi absensi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : Flowchart Aplikasi

Dari gambar 1 diatas dapat diuraikan bahwa konsep aplikasi absensi ini adalah dimulai dari inputan nomor unik (NIS) melalui barcode scanner yang dikonversi menjadi angka kemudian di inputkan ke sistem, sistem akan mengecek id/NIS tersebut ke dalam database, jika ada maka sistem akan mencatat dan menampilkan semua informasi tentang siswa dan selesai, tetapi jika tidak ada maka sistem tidak akan memproses dan keluar, atau boleh mengulang kembali menginput melalui barcode scanner.

(3)

b. Prinsip Kerja aplikasi

Prinsip kerja dari aplikasi ini secara garis besar dapat digambarkan seperti gambar berikut ini :

Gambar 2 . Cara kerja Aplikasi Absensi & SMS Gateway (1) Kartu siswa

Kartu siswa digunakan sebagai id yang bersifat unik karena memiliki nomor induk siswa (NIS) yang unik atau berbeda satu dengan yang lainnya. NIS di generate menjadi sebuah barcode untuk di cetak pada bagian kartu siswa.

(2) Barcode Scanner

Barcode scanner berfungsi untuk membaca code dari barcode yang ada di kartu siswa yang kemudian di terjemahkan menjadi angka NIS dan di input ke dalam textbox pada form absensi aplikasi.

(3) Komputer

Komputer berfungsi untuk menjalankan aplikasi absensi dengan cara menerima inputan dari barcode scanner berupa deretan angka NIS yang dijadikan kode unik oleh sistem absensi melalui inputan textbox pada tampilan form masuk dan keluar. Aplikasi ini akan mengolah semua data absensi siswa dari input hingga output berupa dokument printout juga softcopy berupa MS.Excel. dan mengirimkan report berupa notifikasi ke nomor handphone orang tua siswa melalui modem sms gateway.

(4) Modem SMS Gateway

Modem sms gateway berfungsi untuk menerima perintah dari sistem atau apikasi untuk mengirimkan isi sms ke nomor tujuan/ nomor handphone orang tua dengan format nama_siswa, Jam masuk,Tanggal masuk,dan identitas sekolah.

c. Implementasi aplikasi (1) Database

(4)

Tabel 1. Kamus Data Absensi Nama Tabel Field

tblsiswa id,nis,nisn,nama,kelas,jurusan,nohp, foto tbluser id,user,pass tbljurusan id,jurusan tblmasuk id,nis,tgl_masuk,jam_masuk,status tblkeluar id,nis,tgl_keluar,jam_keluar,status daemon Start,Info gammu Version inbox UpdatedlnDB,ReceivingDateTime,Text,SenderNumber,Coding,U DH,SMSCNumber,Class,TextDecoded,ID,RecipientID,Processed outbox Text,Coding,UDH,Class,TextDecoded,ID,SequencePosition outbox_multip art text,UDH,class,textDecoded,ID,sequencePosition pbk ID,groupID,number,name pbk_groups name,ID phones ID,UpdatedlnDB,InsertIntoDB,TimeOut,send,receeive,IMEI,Clien t,Battery,Signal,Sent,Receive sentitems UpdatedlnDB,InsertIntoDB,SendingDateTime,DeliveryDateTime, text,DestinationNumber,Coding,UDH,SMSCNumber,Class,TextD ecoded,ID,SenderID,SequencePosition,Status,StatusError,TPMR, RelativeValidity,CreatorID (2) Alur Coding a. Login Administrator

Pembatasan hak akses untuk admin yang akan menjalankan aplikasi. Hanya admin yang memiliki username dan password yang dapat menjalankan aplikasi, merubah setting, input, edit dan hapus.

b. Menu Utama

Menu utama untuk mengekses ke beberapa sub-menu lainnya. c. Manage User

Mengganti username dan password administrator absesnsi. d. Input Siswa

Untuk input,update,delete data siswa. e. Absensi Masuk

Proses absensi masuk, waktu, tanggal dan menentukan status tepat waktu atau kesiangan.

f. Absensi Keluar

Proses absensi keluar, pencatatan jam dan tanggal keluar. g. Cetak Laporan

Mencetak semua laporan masuk, keluar, harian, bulanan, perkelas, persiswa dan per-rentang waktu.

h. SMS Gateway

Mengirim sms laporan ke orang tua siswa dari tabel masuk dan tabel keluar tentang informasi siswa.

(5)

(3) Interface

a) Login Administrator

Gambar 14 : Form Login Administrator b) Menu Utama

Gambar 15 : Menu Utama c) Manage User

(6)

d) Input Siswa

Gambar 17 : Form Input Siswa e) Absensi Masuk

Gambar 18 : Form Absen Masuk f) Absensi Keluar

(7)

g) Cetak Laporan

Gambar 20 : Form Cetak Laporan h) SMS Gateway

Gambar 21 : Form Pesan Keluar PENUTUP

a. Kesimpulan

Darihasil implementasi penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Aplikasi absensi yang terpusat menggunakan barcode scanner dapat menyelesaikan beberapa masalah yang timbul dari penggunaan sistem absensi manual.

(2) Integrasi dengan SMS gateway dapat memberi manfaat untuk orang tua siswa dalam memantau anaknya ketika masuk sekolah dan pulang sekolah karena akan menerima notifikasi sms yang berisi rincian waktu masuk dan keluar siswa dari sekolah ketika siswa melakukan absensi.

b. Saran

Adapun saran dari peneliti untuk pengembangan selanjutnya adalah :

(1) Untuk pengembangan selanjutnya, sesuai dengan kemajuan teknologi maka sistem barcode dapat digantikan dengan sistem absensi RFID karena teknologi ini memiliki banyak kelebihan dibanding teknologi barcode.

(8)

(2) Untuk pengembangan selanjutnya dapat diimplementasikan menggunakan aplikasi web base sehingga baik pihak sekolah maupun orang tua dapat memantau siswa dengan cara mengakses aplikasi webnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://wammu.eu/gammu/

[2] https://social.msdn.microsoft.com/Forums/vstudio/en-US/home?forum=vbgeneral [3] http://msdn.microsoft.com/en-us/library/aa712050(v=vs.71).aspx

(9)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN LOGIKA FUZZY METODE TSUKAMOTO

(STUDI KASUS SMA ANGKASA YOGYAKARTA) Hj. Maya Suhayati,S.Kom., M.Kom.

Dosen Jurusan Teknik Informatika STMIK Sumedang Email : mayasuh@stmik-sumedang.ac.id

Abstrak

Penerimaan Siswa Baru merupakan kegiatan pertama yang dilakukan setiap sekolah.Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari adanya langkah penerapan pengembangan metode yang tepat untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut. Setiap sekolah selalu mengalami kesibukan yang luar biasa, saat penerimaan siswa baru dibuka setelah sekolah memutuskan kelulusan bagi siswanya dan dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengambil keputusan berdasarkan kriteria-kriteria yang dikeluarkan oleh pihak sekolah. Alat bantu ini berupa program komputer yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan dalam pemilihan siswa. Sistem dapat memberikan informasi dengan cepat dibandingkan pemilihan secara manual sehingga dapat meningkatkan kualitas keputusan.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Penerimaan Siswa Baru, Logika Fuzzy, Metode Tsukamoto

PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari adanya langkah penerapan pengembangan metode yang tepat untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut. Seperti halnya dalam dunia pendidikan yang mengalami perkembangan sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari indikator banyaknya jumlah lulusan siswa SLTP dari berbagai sekolah di Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan ketingkat SMA.

Pada saat tahun ajaran baru, banyak memancing minat calon siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya di SMA . Hal ini membuat pihak sekolah mengalami kesibukan untuk memilih atau menyeleksi calon siswa yang akan diterima karena pihak sekolah harus benar-benar selektif dalam mengambil keputusan yang tepat yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh pihak sekolah tersebut.

Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan penerimaan siswa baru di SMA , diharapkan dapat membantu pihak sekolah untuk memilih calon siswa yang akan diterima di SMA.

b. Ruang Lingkup Permasalahan

Lingkup masalah yang dikaji adalah :

1. SPK yang dibuat adalah untuk mengetahui apakah calon siswa diterima / tidak.

2. Masukan yang digunakan dalam SPK penerimaan siswa baru berdasarkan kriteria nilai SKHUN, nilai test wawancara, nilai test IQ, ,nilai penampilan. Sedangkan sebagai keluaran yaitu nama siswa dan keterangan diterima atau tidak diterima.

c. Tujuan Penelitian

Membuat sebuah aplikasi sistem untuk membantu sekolah dalam pengambilan keputusan penerimaan siswa baru dengan menggunakan teknik Logika Fuzzy Metode Tsukamoto.

d. Manfaat Penelitian

(10)

1. Mempermudah guru bagian penerimaan calon siswa baru dalam menentukan jumlah siswa baru yang akan diterima berdasarkan kriteria-kriteria apa saja yang mendukung penerimaan tersebut.

2. Kemudahan bagi sekolah dalam mengambil keputusan menyeleksi calon siswa, sehingga menghemat waktu dan dapat meningkatkan kualitas sekolah.

e. Metode Penelitian

Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMA Angkasa Yogjakarta. 2. Observasi ke sekolah yaitu di SMA Angkasa Yogjakarta

3. Studi literatur atau Studi Kepustakaan dengan membaca buku – buku yang relevan terkait dengan topic yang diambil seperti Logika Fuzzy, metode Tsukamoto.

PEMBAHASAN

Sistem Pendukung Keputusan atau SPK merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambil keputusan dalam situasi semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002)

SPK dirancang sedemikian rupa untuk membantu mendukung keputusan-keputusan yang melibatkan masalah-maslah kompleks yang diformulasikan sebagai problem-problem semiterstruktur. SPK bisa dibangun untuk mendukung keputusan sekali saja, keputusan– keputusan yang jarang dibuat atau keputusan-keputusan yang muncul secara rutin.

Untuk mengkaji permasalahan ada beragam rujukan teori yang terkait seperti : 1. Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Suatu nilai dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu). Logika Fuzzy merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran (fuzzyness) antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bisa bernilai benar atau salah secara bersama. Namun berapa besar keberadaan dan kesalahan suatu tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1. Berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai 1 atau 0. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama (Kusumadewi, 2004).

2. Metode Tsukamoto

Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sbagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot (Kusumadewi, 2003). Misalkan ada variabel input, yaitu x dan y, serta satu variabel output yaitu z. Variabel x terbagi atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2, variabel y terbagi atas 2 himpunan juga, yaitu B1 dan B2, sedangkan variabel output Z terbagi atas 2 himpunan yaitu C1 dan C2. Tentu saja himpunan C1 dan C2 harus merupakan himpunan yang bersifat monoton. Diberikan 2 aturan sebagai berikut:

IF x is A1 and y is B2 THEN z is C1 IF x is A2 and y is B2 THEN z is C1

α-predikat untuk aturan pertama dan kedua, masing-masing adalah a1 dan a2. Dengan menggunakan penalaran monoton, diperoleh nilai Z1 pada aturan pertama, dan Z2 pada

(11)

aturan kedua. Terakhir dengan menggunakan aturan terbobot, diperoleh hasil akhir dengan formula sebagai berikut:

Berikut merupakan gambar inferensi dengan Tsukamoto, dimana dalam penentuan akhirnya menggunakan rata-rata terbobot (weight average) :

Gambar 1. Metode Inferensi Tsukamoto. Data-Data Hasil Pengamatan

Data-data yang digunakan dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru dengan Logika Fuzzy ini terdiri dari data nilai SKHUN, nilai hasil test wawancara, nilai hasil test IQ, nilai penampilan. Data-data tersebut antara lain:

Tabel 1. Data Pengamatan

Metodologi Perancangan Sistem Fuzzy.

Dalam merancang sistem pendukung keputusan Penerimaan siswa baru ini dilakukan dengan Metode Tsukamoto. Adapun beberapa tahapan perancangan sistem Fuzzy tersebut sebagai berikut:

a. Mendefinisikan Model Masukan dan Keluaran Sistem

Langkah pertama dalam merancang sistem ini adalah dengan mendefinisikan terlebih dahulu masukan dan keluaran bagi SPK Penerimaan Siswa Baru. Masukan dari pengguna untuk simulasi SPK ini terdiri dari nilai SKHUN, nilai test wawancara, nilai test IQ, dan nilai penampilan. Sedangkan keluaran sistem berupa nama calon siswa dan keterangan diterima atau tidak diterima. Dimana masukan dan keluaran tersebut ditetapkan sebagai kriteria

(12)

penerimaan dan pengambilan keputusan untuk penerimaan siswa baru tahun ajaran 2010/2011.

b. Dekomposisi Variabel Model menjadi Himpunan Fuzzy

Dalam sistem inferensi fuzzy dikenal istilah variabel linguistik, yaitu variabel-variabel yang dinyatakan dengan bilangan fuzzy, dimana bilangan fuzzy merepresentasikan konsep fuzzy seperti kecil, sedang, besar (George J.Klir & Bo Yuan, 1995). Begitu pula dengan sistem inferensi fuzzy yang digunakan untuk menentukan penerimaan siswa baru ini juga menggunakan variabel-variabel linguistik.

Dari variabel-variabel masukan dibentuk himpunan fuzzy antara lain: 1. Nilai SKHUN; terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BAIK dan CUKUP µ[x] C B

0 14 40

Gambar 2. Nilai SKHUN Fungsi Keanggotaan: 1; x ≤ 14 µ nilai C ( 40 – x ) / ( 40 – 14 ) ; 14 ≤ x ≤ 40 0 ; x ≥ 40 0; x ≤ 14 µ nilai B ( x – 14 ) / ( 40 – 14 ) ; 14 ≤ x ≤ 40 1; x ≥ 40

2. Nilai Test Wawancara; terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BAIK dan CUKUP µ[x] C B

0 30 100

Gambar 3. Nilai Test Wawancara Fungsi Keanggotaan: 1 ; x ≤ 30 µ nilai C ( 100 – x ) / ( 100 – 30 ) ; 30 ≤ x ≤ 100 0 ; x ≥ 30 0 ; x ≤ 30 µ nilai B ( x – 30 ) / ( 100 – 30 ) ; 30 ≤ x ≤ 100 1; x ≥ 100

3. Nilai Test IQ; terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BAIK dan CUKUP µ[x] C B

0 80 150 Gambar 4. Nilai Test IQ Fungsi Keanggotaan:

1 ; x ≤ 80

µ nilai C ( 150 - x) / ( 150 - 80 ) ; 80 ≤ x ≤ 150

(13)

0 ; x ≤ 80 µ nila B ( x – 80 ) / ( 150 – 80 ) ; 80 ≤ x ≤ 150

1 ; x ≥ 55

4. Nilai Penampilan; terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BAIK dan CUKUP µ[x] C B

0 10 90

Gambar 5. Nilai Penampilan Fungsi Keanggotaan: 1 ; x ≤ 10 µ nilai C ( 90 – x ) / ( 90 – 10 ) ; 10 ≤ x ≤ 90 0 ; x ≥ 90 0 ; x ≤ 10 µ nilai B ( x – 10 ) / ( 90 – 10 ) ; 10 ≤ x ≤ 90 1; x ≥ 90

Untuk Keluarannya, dibentuk himpunan fuzzy yaitu:

1. Penilaian Siswa; terdiri atas 2 himpunan fuzzy yaitu: Terima (T) dan Tidak diTerima (TD) µ[x] TD T

0 20 60

Gambar 6. Penilaian Siswa

Setelah variabel tersebut ditentukan himpunan fuzzy-nya kemudian menentukan domain batas dari masing-masing himpunan fuzzy tersebut. Domain batas ditentukan berdasarkan data-data yang telah ada. Data-data tersebut dianalisa sehingga dihasilkan nilai batas dari setiap himpunan fuzzy pada setiap variabel tersebut. Domain himpunan fuzzy Penerimaan Siswa Baru yang digunakan antara lain:

1. Nilai SKHUN;

a. Batas Atas (B) = [ 27 40] b. Batas Bawah (C) = [ 14 27] 2. Nilai Test Wawancara;

a. Batas Atas (B) = [ 65 100 ] b. Batas Bawah (C) = [ 30 65 ] 3. Nilai Test IQ;

a. Batas Atas (B) = [ 115 150 ] b. Batas Bawah (C) = [ 80 115 ] 4. Nilai Penampilan;

a. Batas Atas (B) = [ 50 90 ] b. Batas Bawah (C) = [ 10 50 ]

Nilai batas untuk himpunan fuzzy pada tiap-tiap variabel fuzzy tersebut sama. c. Pembuatan Aturan Fuzzy.

(14)

Dari keempat masukan dan dua buah keluaran yang telah didefinisikan di atas, dengan melakukan analisa data terhadap batas tiap-tiap himpunan fuzzy pada tiap-tiap variabelnya maka dibentuk 16 aturan fuzzy yang akan dipakai dalam sistem Penerimaan Siswa Baru ini, yaitu:

d. Proses Logika Fuzzy 1. Fuzzifikasi(pakai 1) )

Merupakan proses untuk mendapatkan derajat keanggotaan dari sebuah nilai numerik masukan (crisp).

Misalnya: suatu variabel mempunyai nilai X1 maka nilai X1 tersebut dicari derajat

keanggotaannya (μ[X1]). Di dalam mencari derajat keanggotaannya tersebut X1 harus

diketahui dahulu letaknya berada dimana. Misal diambil salah satu variabel yaitu nilai SKHUN, apakah X1 tersebut berada di himpunan cukup atau baik. X1 dapat menempati di

dua tempat himpunan misalnya baik dan cukup atau bahkan satu himpunan saja. Fungsi Keanggotaan Bawah :

1 x ≤ a

µBAWAH[X1] (x - a) / (c - a) a ≤ x ≤ c

0 x ≥ c

Keterangan :

a = Batas Bawah a/ Batas MIN b = Batas Bawah b

c = Batas Bawah c

Berikut implementasi X1 tersebut di dalam Fuzzifikasi untuk himpunan cukup :

1 x ≤ 14

µ nilai C (x - a) / (40 - 14) 14 ≤ x ≤ 40

0 x ≥ 40

Diambil suatu nilai untuk X1 = 35.50. Dimana nilai 35.50 hanya memenuhi untuk

himpunan cukup.

π nilai B [35.50] = (35.50 - 14) / (40 - 14) = 21.50 / 26

= 0.83

Didapat derajat keanggotaan senilai 0.83 yang selanjutnya derajat keanggotaan tersebut diimplementasikan ke dalam aturan fuzzy.

2. Aplikasi Fungsi Implikasi No. R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16

If SKHUN C and wawancara B and IQ C and penampilan B then TD Aturan

If SKHUN B and wawancara B and IQ B and penampilan B then T If SKHUN B and wawancara B and IQ B and penampilan C then T If SKHUN B and wawancara B and IQ C and penampilan B then T If SKHUN B and wawancara B and IQ C and penampilan C then T If SKHUN B and wawancara C and IQ B and penampilan B then T

If SKHUN C andwawancara B and IQ C and penampilan C then TD If SKHUN C and wawancara C and IQ B and penampilan B then TD If SKHUN C and wawancara C and IQ B and penampilan C then TD If SKHUN C and wawancara C and IQ C and penampilan B then TD If SKHUN C and wawancara C and IQ C and penampilan C then TD If SKHUN B and wawancara C and IQ B and penampilan C then T If SKHUN B and wawancara C and IQ C and penampilan B then T If SKHUN B and wawancara C and IQ C and penampilan C then TD If SKHUN C and wawancara B and IQ B and penampilan B then T If SKHUN C and wawancara B and IQ B and penampilan C then TD

(15)

Dimana penggunaan Fungsi MIN sebagai Metode Implikasinya dalam menentukan α-predikat minimum dari tiap-tiap aturan yang ditetapkan, maksudnya dari beberapa pernyataan IF tersebut diambil α-predikat atau nilai derajat keanggotaan terkecil.

Misal: Diambil contoh untuk aturan pertama dengan nilai derajat keanggotaan sembarang. IF nilai SKHUN B And nilai wawancara B And nilai IQ B And nilai penampilan B THEN calon siswa diTerima (T)

α-predikat1:

= µSKHUN B ∩ µWWC B ∩ µIQ B ∩ µPNP B

= MIN (µSKHUN B(35.50), µWWC B (90), µIQ B (49.98), µPNP B(75)) = MIN (0.83; 0.86; 0.87; 0.81)

= 0.81 Keterangan:

α-predikat1 = derajat keanggotaan terkecil/ minimum

3. Defuzzifikasi

Dalam perancangan sistem Penerimaan siswa baru dengan logika fuzzy ini, digunakan Metode Inferensi Tsukamoto. Pada metode ini setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton dalam arti penerimaan nilai Zn tersebut dari hasil implikasi

tiap-tiap aturan masing-masing. Mula-mula Defuzzifikasi ini dilakukan pada tiap-tiap aturan, setelah semua aturan terpenuhi serta didapat nilai Zn dari tiap-tiap aturannya kemudian mulai

melakukan penerimaan hasil akhir. Berikut gambaran melakukan Defuzzifikasi untuk tiap-tiap aturan yang diambil dari aturan pertama:

Di dalam aturan pertama didapat sebuah pernyataan THEN yaitu siswa diterima (T). Sehingga didapat sebuah rumusan Defuzzifikasi aturan pertama sebagai

berikut:

Keterangan:

Z1 : Nilai Defuzzifikasi (aturan 1)

α-predikat1 : Derajat Keanggotaan 1

Defuzzifikasi itu sendiri merupakan suatu proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa derajat keanggotaan keluaran (α-predikat) menjadi variabel numerik kembali (crisp). Sistem Penerimaan siswa baru ini menggunakan rata-rata terbobot (weight average) sebagai metode Defuzzifikasi untuk mendapatkan hasil akhir penerimaan siswa baru. Adapun rumus rata-rata terbobot tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Z : Jumlah Penilaian

αn : Derajat Keanggotaan dari Aturan ke- n

Zn : Nilai penilaian dari Aturan ke- n

Analisis Hasil

Analisis yang melibatkan metode logika fuzzy tsukamoto didapat suatu penyelesaian masalah dalam menentukan Penerimaan Siswa Baru di SMA. Pengujian secara manual akan

(16)

di lakukan untuk mendapatkan perbandingan antara hasil yang ditampilkan sistem yang telah di bangun dan hasil secara manual. Penerapan proses logika fuzzy tsukamoto tersebut melalui tahapan; Fuzzifikasi, Implikasi, dan Defuzzifikasi selanjutnya tiga proses ini di terapkan dalam aturan yang telah dibuat sebelumnya, yaitu 16 aturan. Yang kemudian aturan yang ada, kembali dimasukan dalam rumus pembobotan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Z = Jumlah Penilaian

αn = Derajat Keanggotaan dari Aturan ke- n

Zn = Nilai Penilaian dari Aturan ke- n

Nilai siswa dikatakan diterima apabila perolehan nilai yang di capai dari 40 – 60, sedangkan nilai siswa dikatan tidak diterima apabila perolehan nilai yang di capai dari 20 – 40.

Contoh perhitungan secara manual Penerimaan Siswa Baru dengan empat krikteria (nilai yang di jadikan contoh adalah nilai M.Riski) adalah sebagai berikut:

1. Nilai SKHUN = 35.50 2. Nilai Test Wawancara = 90

3. Nilai IQ = 145

4. Nilai Penampilan = 75

Dari ke empat masukan tersebut, maka akan dibentuk satu keluaran yakni jumlah penilaian yang akan merepresentasikan hasil.

Penerapan aturan dalam sistem penentuan jumlah pembiayaan yang harus dikeluarkan pada anggota adalah sebagai berikut :

R1: IF SKHUN BAIK And Wawancara BAIK And IQ BAIK And Penampilan BAIK THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.93; 0.81)

= 0.81

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z1 = (0.81 * 40) + 20

= 52.50

R2: IF SKHUN BAIK And Wawancara BAIK And IQ BAIK And Penampilan CUKUP THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.93; 0.19)

= 0.19

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z2 = (0.19 * 40) + 20

= 27.50

R3: IF SKHUN BAIK And Wawancara BAIK And IQ CUKUP And Penampilan BAIK THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.07; 0.81)

(17)

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z3 = (0.07 * 40) + 20

= 22.86

R4: IF SKHUN BAIK And Wawancara BAIK And IQ CUKUP And Penampilan CUKUPTHEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.07; 0.19)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z4 = (0.07 * 40) + 20 = 22.86

R5: IF SKHUN BAIK And Wawancara CUKUP And IQ BAIK And Penampilan BAIK THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.14; 0.93; 0.81)

= 0.14

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z5 = (0.14 * 40) + 20

= 25.71

R6: IF SKHUN BAIK And Wawancara CUKUP And IQ BAIK And Penampilan CUKUP THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.93; 0.19)

= 0.14

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z6 = (0.14 * 40) + 20

= 25.71

R7: IF SKHUN BAIK And Wawancara CUKUP And IQ CUKUP And Penampilan BAIK THEN TERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.83; 0.86; 0.07; 0.81)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z7 = (0.07 * 40) + 20

= 22.86

R8: IF SKHUN BAIK And Wawancara CUKUP And IQ CUKUP And Penampilan CUKUP THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.14; 0.07; 0.19)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z8 = (0.07 * 40) - 60

= 57.14

R9: IF SKHUN CUKUP And Wawancara BAIK And IQ BAIK And Penampilan BAIK THEN TERIMA

(18)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.86; 0.93; 0.81)

= 0.17

Lihat himpunan penilaian TERIMA, Z9 = (0.17 * 40) + 20

= 26.92

R10: IF SKHUN CUKUP And Wawancara BAIK And IQ BAIK And Penampilan CUKUP THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.86; 0.93; 0.19)

= 0.17

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z10 = (0.17 * 40) - 60

= 53.08

R11: IF SKHUN CUKUP And Wawancara BAIK And IQ CUKUP And Penampilan BAIK THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.86; 0.07; 0.81)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z11 = (0.07 * 40) - 60

= 57.14

R12: IF SKHUN CUKUP And Wawancara BAIK And IQ CUKUP And Penampilan CUKUP THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.86; 0.07; 0.19)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z12 = (0.07 * 40) - 60

= 57.14

R13: IF SKHUN CUKUP And Wawancara CUKUP And IQ BAIK And Penampilan BAIK THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.14; 0.93; 0.81)

= 0.14

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z13 = (0.14* 40) - 60

= 54.29

R14: IF SKHUN CUKUP And Wawancara CUKUP And IQ BAIK And Penampilan CUKUP THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.14; 0.93; 0.19)

= 0.14

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z14 = (0.14 * 40) - 60

(19)

Z = Z =

= 54.29

R15: IF SKHUN CUKUP And Wawancara CUKUP And IQ CUKUP And Penampilan BAIK THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.14; 0.07; 0.81)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z15 = (0.07 * 40) - 60

= 57.14

R16: IF SKHUN CUKUP And Wawancara CUKUP And IQ CUKUP And Penampilan CUKUP THEN TIDAK DITERIMA

α-Predikat = Min (V01∩V02∩V03∩V04)

= Min (µV01[35.50]; µV02[90]; µV03[145]; µV04[75]) = Min (0.17; 0.14; 0.07; 0.81)

= 0.07

Lihat himpunan penilaian TIDAK DITERIMA, Z16 = (0.07 * 40) - 60

= 57.14

Nilai Z dapat dicari dengan cara sebagai berikut :

α-predikat*Z1 + α-predikat*Z2 + α-predikat*Z3 + α-predikat*Z4 + α-predikat*Z5 + +

α-predikat*Z6 + α-predikat*Z7 + α-predikat*Z8 + α-predikat*Z9 + α-predikat*Z10 +

α-predikat*Z11 + α-predikat*Z12 + α-predikat*Z13 + α-predikat*Z14 + α-predikat*Z15

+ α-predikat*Z16

α-predikat1 + α-predikat2 + α-predikat3 + α-predikat4 + α-predikat5 + α-predikat6 +

α-predikat7 + α-predikat8 + α-predikat9 + α-predikat10 + α-predikat11 + α-predikat12 +

α-predikat13 + α-predikat14 + α-predikat15 + α-predikat16

109.82 2.49 44.12

Jadi nilai penilaian perhitungan manual dari Fuzzy untuk nilai siswa M.Riski adalah 44.12 (TERIMA). Perhitungan manual telah selesai kemudian dibandingkan hasil yang diperoleh sistem yang di bangun maka didapatkan hasil yang sama. Dengan hasil ini sistem dapat dikatakan berhasil.

PENUTUP a. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan uji coba yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru dengan Logika Fuzzy Metode Tsukamoto merupakan solusi bagi para pengambil keputusan dalam menentukan dan mengambil keputusan untuk penerimaan siswa baru setiap tahunnya.Perancangan SPK digunakan Metode Inferensi Tsukamoto dimana penggunaan metode Min sebagai fungsi implikasinya, kemudian output hasil implikasi dari tiap-tiap aturan tersebut diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan derajat keanggotaan terkecilnya yang dikenal dengan Defuzzifikasi tiap-tiap aturan, selanjutnya penentuan hasil akhir dengan menerapkan rata-rata terbobot untuk mendapatkan nama calon siswa yang diterima dan tidak diterima.

(20)

b. Saran

Saran untuk sistem ini adalah nilai penerimaan siswa yang diinput, dalam sistem ini tidak tidak boleh dibawah dan diatas domain nilai himpunan yang sudah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kristanto, Andri, 2004, Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar), Yogyakarta : Penerbit Gava Media

[2] Kusumadewi S. dan Purnomo H., 2010, ”Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan”, Yogyakarta: Graha Ilmu

[3] Turban, Efram, Aronson, Jay E, dan Peng-Liang, Ting, 2003, Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Yogyakarta: CV. Andi Offset

(21)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENCATATAN TRANSAKSI PENJUALAN PULSA DAN PENGELUARAN BIAYA

(STUDI KASUS : 1.4.3 CELL)

Ipan Darmanto, S.Sos., M.Kom

Dosen Tetap Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : ipan3rut@yahoo.com

Abstrak

Perkembangan teknologi mobile dan internet merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan hampir pengguna pada umumnya menggunakan mobile yang terdapat fitur internetnya. Seiring perkembangan tersebut maka penggunaan pulsa pun akan meningkat. Tempat usaha penyedia pulsa akan banyak bermunculan ditambah dengan sistem usaha yang ditawarkan sangat mudah dilakukan. Keuntungan dari penjualan pulsa memang tidak terlalu besar namun antusias pelanggan dapat dipertimbangkan. Untuk itu pelaku usaha yang kurang bisa mengelola keuangan maka tidak akan lepas dari permasalahan. Maka dari itu faktor yang sangat penting dalam mengelola bisnis adalah paham mengelola keuangan. Dengan adanya permasalah tersebut, penelitian ini menawarkan solusi sederhana dalam mengelola usaha penjualan pulsa yaitu dengan menggunakan aplikasi yang didalamnya dapat mengelola pendapatan dan pengeluaran usaha pulsa agar lebih baik lagi dalam mengelola keuangan.

Kata Kunci : pencatatan transaksi penjualan pulsa, pengeluaran pulsa

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pada saat ini perkembangan teknologi informasi telah menjamur disemua kalangan. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan informasi yang tidak mengenal waktu dan tempat sehingga para pengguna mau tidak mau dituntut harus mempunyai alat untuk berkomunikasi. Alat komunikasi yang sekarang sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat adalah alat telekomunikasi yaitu

Handphone, Smartphone, Tablet, dan yang lainnya. Tidak hanya itu munculnya alat-alat canggih tersebut diiringi dengan perkembangan internet. Saat ini kebutuhan Internet sudah menjadi konsumsi

public yang selalu dibutuhkan. Alasan utamanya yaitu kebutuhan informasi yang bisa dengan mudak dapat ditemukan dengan menggunakan media internet sehingga semua pengguna internet berlomba-lomba untuk memberikan dan menawarkan sesuatu yang mudah dan menarik di internet, hal tersebut bisa buktikan dengan banyak munculnya website-website terkemuka baik itu organisasi, perusahaan, bisnis, individu, social network, dan yang lainnya. Sehingga dua hal tersebut yaitu alat komunikasi dan internet menjadikan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan adanya kebutuhan tersebut, untuk mengoprasikan antara alat komunikasi dan internet dibutuhkan yang namanya pulsa. Sehingga tidak heran banyaknya pengguna alat komunikasi dan internet diiringi juga banyaknya bermunculan tempat usaha yang menyediakan jasa penjualan pulsa. Usaha pulsa diyakini akan tetap bertahan karena melihat tingkat pengguna alat komunikasi hampir di semua kalangan maka akan meningkat pula penggunaan pulsa sehingga usaha ini akan mendatangkan keuntungan.

(22)

Dengan banyak bermunculannya usaha penyedia pulsa, tidak sedikit juga yang mengalami kegagalan. Kegagalan yang terjadi yaitu banyak konter pulsa yang gulung tikar dengan alasan karena keuntungan yang dihasilkan tidak seberapa. Kalau dihitung keuntungan dari penjualan pulsa per setiap transaksinya memang tidak begitu besar yang terkadang biaya pengeluaran yang tidak dapat dihindari itu yang biasanya sangat besar. Sehingga ketika pelaku usaha tidak pandai dalam mengelola keuangan maka hal tersebut akan menjadi permasalahan. Maka dari itu pelaku usaha kecil, menengah, ataupun usaha besar mengelola keuangan merupakan faktor yang harus benar-benar dikuasai karena merupakan jantungnya usaha. Selain itu juga jarang adanya dokumentasi tentang palaporan pendapatan dan pengeluaran.

Oleh karena itu, adanya permasalahan tersebut maka dicarilah solusinya. Dalam penelitian ini dibuatlah rancangan bangun aplikasi untuk mendata pendapatan dan pengeluaran pada konter pulsa.

Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat aplikasi dengan konsep selayaknya penjualan pulsa pada umumnya untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran usaha pulsa agar lebih baik lagi dalam mengelola keuangan.

B.

LINGKUP MASALAH

Agar penelitian ini tidak melebarmaka dibuatlah batasan masalah dari penelitian yang dilakukan, yaitu hanya membuat aplikasi tentang pencatatan transaksi pengisian pulsa dan pengeluaran saja yang berhubungan dengan kegiatan operasional harian di konter pulsa.

C.

TUJUAN

Tujuan penelitian ini yaitu :

1. Dapat mengelola kegiatan operasional harian dikonter pulsa

2. Menampilkan laporan yang dibutuhkan untuk mengetahui pendapatan dan pengeluaran di konter pulsa

d. Metode Penelitian

Dibawah ini merupakan kerangka penelitian sebagai gambaran dari metode pengembangan aplikasi yang dibuat.

Mengidentifikasi Kebutuhan pemakai Mengembangkan Prototype Mengkodekan system operasional Prototype dapat diterima

ya

(23)

Gambar 2 Kerangka Penelitian

PEMBAHASAN

Untuk memperjelas pembahasan maka ada beberapa teori yang menjadi rujukan diantaranya yaitu :

Rancang Bangun (desain) adalah tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, serta menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak dari suatu sistem(Jogiyanto 2005:197)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang sudah ada.

Menurut Hengky W. Pramana dalam bukunya Kunci Sukses Visual FoxPro 6.0 menjelaska aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktifitas seperti sistem perniagaan, game pelayanan masyarakat, periklanan, ata semua proses yang hampir dilakukan manusia.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data.

METODE PENGEMBANGAN SISTEM YAITU DENGAN

MENGGUNAKAN PROTOTYPE

Menguji system operasional

Menggunakan system operasi Sistem dapat diterima

Tidak

ya

Mengidentifikasi kebutuhan pemakai

(24)

Gambar 1 Skema Aplikasi [5]

A.

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Analisis ini dilakukan untuk melihat proses bisnis yang sedang berjalan pada saat ini ditempat usaha tersebut. Sehingga sistem yang akan dibuat berdasarkan pada sistem yang sedang berjalan sekarang tanpa harus mengubang sistem keseluruhan.

Mengembangkan Prototype Mengkodekan system operasional Menguji system operasional Menggunakan system operasi Sistem dapat diterima Prototype dapat diterima

ya

Tidak

Tidak

(25)

Sistem Yang Sedang Berjalan di 1.4.3 Cell

Petugas Pemilik

Konsumen

Mulai

Mengisi daftar isi pulsa

Daftar Isi Pulsa Menjual

Pulsa Merekap Daftar Isi Pulsa Daftar Penjualan Pulsa Daftar Pengeluaran Mencatat Pengeluaran Menanyakan kategori pulsa

Info kategori pulsa

Info kategori pulsa

Cek Tidak Ada

Ada

Daftar Isi Pulsa

Konfirmasi Pengiriman Konfirmasi Pengiriman Daftar Penjualan Pulsa Daftar Pengeluaran

Gambar 3 Sistem Yang Sedang Bejalan

ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA

Berdasarkan pada metodologi yang digunakan yaitu prototype yang salah satu tahapannya yaitu mengidentifikasi kebutuhan pengguna maka analisis kebutuhan pengguna harus dirumuskan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna tentang kebutuhan/informasi yang diinginkan.

Tabel 1 Kebutuhan Pengguna

No Pengguna Kebutuhan

1 Pemilik Konter/Usaha  Jumlah Pendapatan

 Jumlah Pengeluaran

 Laba Rugi

2 Petugas Konter/Usaha  Jumlah Transaksi Penjulaan/Pengeluaran

 Jumlah saldo 3 Pembeli/Konsumen  Daftar Harga Pulsa

(26)

USULAN SISTEM BARU

Usulan untuk sistem baru yang diberikan tidak berbeda dengan proses bisnis yang sedang berjalan saat ini namun adanya pembaharuan, penambahan, atau penggabungan proses bisnis untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dilakukan.

Sistem Yang Diusulkan di 1.4.3 Cell

Pemilik Petugas Konsumen Konfirmasi Pengiriman Daftar Pengeluaran Daftar Isi Pulsa

Melihat dan Mengisi Daftar Pulsa Daftar Penjualan Pulsa Menjual Pulsa Daftar Pulsa Konfirmasi Pengiriman Daftar Penjualan Pulsa Daftar Pengeluaran Mulai Merekap Penjualan Pulsa dengan Aplikasi Menginput Pengeluaran dengan Aplikasi Pembuatan Laba Rugi dengan Aplikasi

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi

Gambar 4 Sistem Yang Diusulkan

P

ERANCANGAN

D

ATABASE 1 TABEL

1. Tabel Pulsa

Tabel 2 Tabel Pulsa

Nama Field Tipe Data Ukuran

Field

Keterangan

Kode_Pulsa Text 10 Primarykey

Jenis_Pulsa Text 20

Nominal Number Long Integer Harga_Beli Number Long Integer Harga_Jual Number Long Integer

2. Tabel Kategori Beban

Tabel 3 Tabel Kategori Beban

Nama Field Tipe Data Ukuran Field Keterangan

No AutoNumber Integer Primarykey

Kategori_Beban Text 50

3. Tabel Penjualan

(27)

Nama Field Tipe Data Ukuran Field Keterangan

Nota_Jual Text 10 Primarykey

Tanggal_Jual Date/Time -

Nama_Pelanggan Text 30

4. Tabel Detail Penjualan

Tabel 5 Tabel Detail Penjualan

Nama Field Tipe Data Ukuran Field Keterangan

Nota_Jual Text 10 Froiegnkey

No_HP Text 15

Kode_Pulsa Text 30 Froiegnkey

5. Tabel Pengeluaran

Tabel pengeluaran berfungsi untuk menyimpan transaksi pengeluaran yang sudah dilakukan. Tabel 6 Tabel Pengeluaran

Nama Field Tipe Data Ukuran Field Keterangan

No_Pengeluaran Text 10 Primarykey

Tanggal_Pengeluaran Text 20

Kategori_Beban Text 50

Uraian Text 100

Total Number Long Integer

P

ERANCANGAN

M

ASUKAN

1. Desain Form Menu Utama Aplikasi

Gambar 5 Desain Form Menu Utama Aplikasi

(28)

Gambar 6 Desain Form Input Pulsa

3. Desain Form Input Kategori Beban

Gambar 7 Desain Form Input Kategori Beban

(29)

Gambar 8 Desain Form Transaksi Penjualan

5. Desain Form Input Pengeluaran

Gambar 9 Desain Form Pengeluaran

P

ERANCANGAN

K

ELUARAN

(30)

Gambar 10 Desain Daftar Pulsa

2. Laporan Penjualan

Gambar 11 Desain Laporan Penjualan

3. Desain Laporan Pengeluaran

Gambar 12 Desain Laporan Pengeluaran

(31)

Gambar 12 Desain Laporan Laba Rugi

I

MPLEMENTASI

1. Form Menu Utama Aplikasi

Gambar 13 Form Menu Utama Aplikasi

2. Form Input Pulsa

Gambar 14 Form Input Pulsa

3. Input Kategori Beban

Gambar 15 Form Input Kategori Beban

(32)

Gambar 17 Form Transaksi Penjualan

5. Form Pengeluaran

Gambar 18Form Transaksi Pengeluaran

6. Daftar Pulsa

Gambar 19 Daftar Pulsa

(33)

Gambar 20 Laporan Penjualan

8. Laporan Pengeluaran

Gambar 21 Laporan Pengeluaran

9. Laporan Laba Rugi

(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian tentang rancang bangun aplikasi pencatatan transaksi penjualan pulsa dan pengeluaran biaya, yaitu Telah dibuat aplikasi sederhana mengelola kegiatan operasional harian dikonter pulsa,T elah dihasilkan beberapa laporan sebagai output untuk pengguna(Daftar pulsa, Laporan Penjualan, Laporan Pengeluaran, Laporan Laba Rugi)

B.

SARAN

Sedangkan sebagai saran untuk perkembangan selanjutnya baik itu kepada pengembang maupun pengelola, yaitu bagi pengelola agar dapat mencoba menggunakan aplikasi ini untuk mengetahui sejauh mana manfaatnya dibandingkan sebelum menggunakan aplikasi,k arena aplikasi yang dibuat hanya mendata transaksi saja untuk mendapatkan kalkulasi pendapatan tidak dibuat aplikasi untuk isi pulsanya maka saran yang diberikan yaitu untuk pengembang agar membuatkan aplikasi untuk isi pulsa agar transaksi penjualan tidak perlu diinput kembali sudah berdasarkan pengisian pulsa yang sudah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jeffry, L. Whitten,et al. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Edisi I. Diterjemahkan oleh tim penerjemah ANDI. Yogyakarta: Penerbit Andi Madcoms.

[2] Hengky W. Pramana, Kunci Sukses Visual FoxPro 6.0, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1999

[3] Jogiyanto, H.M . “Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan TerstrukturTeori dan Aplikasi Bisnis ‘edisi kedua “. Andi Offset, Yogyakarta : 2001

[4] Roger S. Pressman, 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), ANDI Yogyakarta.

(35)

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS STMIK SUMEDANG)

Leni Nurhayati, S.Si., M.A.B

Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email: leninurhayati82@gmail.com

Abstrak

Pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan terfokus pada dimensi-dimensi kualitas layanan. Citra kualitas layanan ditentukan oleh pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat layanan Sistem Informasi Akademik (SIA) STMIK Sumedang dengan menggunakan metode ServQual. Variabel penelitian terdiri dari persepsi, ekspektasi, dan kepuasan pelanggan terhadap layanan SIA STMIK Sumedang. Kuisioner terdiri dari kuisioner persepsi dan ekspektasi dengan menggunakan lima dimensi yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi menunjukkan adanya nilai kesenjangan yang negatif, dengan nilai kesenjangan (gap) tertinggi pada dimensi Tangibles. Hal tersebut mengindikasikan ketidakpuasan pelanggan terhadap layanan SIA yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan SIA STMIK Sumedang masih belum memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap setiap dimensi yang telah diukur agar dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan.

Keyword: ServQual, persepsi, ekspektasi, kepuasan pelanggan, kesenjangan PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam lingkungan dunia usaha yang semakin kompetitif, organisasi yang bergerak di bidang jasa atau layanan harus dapat memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan. Peningkatan kualitas pelayanan menjadi salah satu strategi yang dapat diterapkan agar berhasil dalam memberikan kepuasan pelanggan tersebut. Bagi organisasi jasa, kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat vital. Namun, sangat sulit untuk mengetahui secara spesifik keinginan dan kebutuhan pelanggan apabila pelanggan tidak mengutarakannya. Begitu pentingnya kualitas layanan saat ini, baik bagi industri manufaktur maupun jasa, sehingga fokus riset terhadap kualitas layanan, saat ini menjadi tren di berbagai organisasi.

Pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan terfokus pada dimensi-dimensi kualitas layanan. Parasuraman dan kawan-kawan (1990) menyederhanakan berbagai dimensi kualitas layanan menjadi lima dimensi yang dikenal dengan sebutan SERVQUAL (Service of Quality) yang terdiri dari Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangibles. Menilai kinerja kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, pada dasarnya adalah melakukan identifikasi terhadap gap-gap yang timbul antara harapan pelanggan dengan layanan actual yang mereka terima. Dengan mengetahui adanya gap-gap tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerja organisasi yang berkaitan dengan kualitas layanan terhadap pelanggan (Wibisono, 2006).

STMIK Sumedang merupakan suatu organisasi jasa dengan bidang usaha lembaga pendidikan. Dalam menjalankan proses bisnisnya, STMIK Sumedang telah mengembangkan dan mengimplementasikan beberapa sistem informasi diantaranya Sistem Informasi

(36)

Akademik (SIA). Pengembangan sistem informasi akademik ini merupakan salah satu upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan.

Citra kualitas layanan sistem informasi akademik ini ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kualitas layanan sistem informasi akademik untuk mengetahui tingkat layanannya. Citra kualitas layanan yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia layanan, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu layanan.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan kuisioner kepada sejumlah mahasiswa STMIK Sumedang yang dapat dilihat pada tabel 1 mengenai tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan sistem informasi akademik yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan ketidakpuasannya atas layanan sistem informasi akademik yang diberikan.

Tabel 1 Hasil Kuesioner Kepuasan Mahasiswa STMIK Sumedang terhadap SIA

No. Pernyataan Frekuensi Responden

1. Puas dengan SIA 42,67%

2. Tidak Puas dengan SIA 57,33%

Akan tetapi hasil observasi tersebut tidak memberikan gambaran secara spesifik mengenai keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kualitas layanan Sistem Informasi Akademik STMIK Sumedang untuk mengetahui tingkat layanan yang diberikan.

b. Lingkup Masalah

Untuk mendapatkan langkah pemecahan yang tepat dan tidak terlalu melebar pembahasannya, maka pada penelitian ini ditetapkan pembatasan masalah sebagai berikut yaitu penelitian hanya difokuskan pada penilaian kinerja kualitas layanan sistem informasi yang diberikan kepada pelanggan menggunakan metode ServQual.

c. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat layanan Sistem Informasi Akademik STMIK Sumedang dilihat dari dimensi-dimensi kualitas layanan yaitu dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan kualitas pelayanan STMIK Sumedang dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggannya.

d. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal-jurnal dan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk penelitian.

Metode pengumpulan data primer yang ada dalam penelitian ini menggunakan metode ServQual sedangkan skala pengukuran yang digunakan untuk indikator dari setiap jawaban yang ada dalam kuesioner adalah skala Likert yang terdiri dari 5 tingkatan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang bersifat tertutup. Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa STMIK Sumedang. Sedangkan untuk penentuan jumlah sampel digunakan rumus Solvin. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas menggunakan software SPSS 17.0. Setelah adanya pengumpulan data dari penyebaran kuesioner maka selanjutnya dilakukan kegiatan pengolahan dan analisis data. Kegiatan analisis data ini terdiri beberapa tahap yaitu tahap

(37)

persiapan, tabulasi data, dan tahap analisis. Model analisis penelitian seperti dalam gambar 1 berikut:

Gambar 1 Model analisis kinerja layanan dan tingkat harapan pengguna layanan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

PEMBAHASAN Kinerja (Persepsi) Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Empathy Harapan (Ekspektasi) Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Empathy GAP Penyederhanaan pertanyaan ServQual

Pretest (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)

Penyebaran Kuisioner

Pengolahan Data

Analisis Data

Kesimpulan Penentuan Variabel dan Dimensi yang akan diukur

(38)

a. Konsep Kualitas Layanan

Kualitas pelayanan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh para manajer perusahaan. Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen (Lovelock, 1988).

Parasuraman dkk. (1988) dan Kotler (1997) mendefinisikan kualitas layanan sebagai suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Menurut definisi ini, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu, layanan yang diharapkan (expected service) dan layanan yang diterima (perceived service).

Harapan pembeli diyakini berperan dalam menentukan kualitas layanan dan kepuasan pembeli. Karena adanya harapan pembeli suatu perusahaan akan berusaha memberikan layanan yang berbeda dibandingkan perusahaan lain dalam rangka memuaskan pembelinya. Parasuraman dkk. (1988) mendefinisikan harapan sebagai keinginan atau tuntutan konsumen yang seharusnya dipenuhi penyedia jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan konsumen yaitu:

1. Komunikasi dari mulut ke mulut (world of mouth). Komunikasi ini merupakan faktor yang cukup potensial, karena konsumen umumnya cenderung untuk mempercayai konsumen lain yang sudah mencoba produk atau jasa tersebut. Pengaruh ini timbul dari apa yang didengar konsumen dari konsumen lain.

2. Kebutuhan individu (personal need). Pengaruh ini timbul karena konsumen mengharapkan sesuatu, biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi.

3. Pengalaman masa lalu (past experiences). Pengalaman pada waktu yang lalu (sebelumnya) berpengaruh terhadap harapan konsumen. Pada umumnya semakin berpengalaman konsumen, semakin rendahharapannya akan keramahan dan kesantunan (kesopanan), tetapi semakin tinggi harapannya terhadap kompetensi dan efektivitas kerja perusahaan. 4. Komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal, misalnya iklan atau selebaran-selebaran

memegang peranan penting dalam membentuk harapan konsumen.

Expected service dibagi menjadi dua, yaitu desired service dan adequate service. Desired service adalah layanan yang seharusnya diterima pembeli, sedangkan adequate service adalah layanan minimum yang akan diterima pembeli. Daerah antara desired service dan adequate service disebut sebagai daerah toleransi (zone of tolerance). Besarnya daerah toleransi ini berbeda pada setiap orang dan fluktuasinya lebih dipengaruhi oleh tingkat adequate service-nya. Besarnya daerah toleransi ini berbeda pada setiap orang dan fluktuasinya lebih dipengaruhi oleh tingkat adequate service-nya (Parasuraman, dkk., 1994).

Tinggi rendahnya suatu kualitas pelayanan tergantung pada bagaimana penerimaan konsumen akan pelayanan nyata yang diperolehnya sehubungan dengan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain kualitas pelayanan merupakan selisih antara pengharapan konsumen atau keinginan mereka dengan persepsi mereka. Parasuraman dan kawan-kawan (1990) mengidentifikasikan adanya lima gap yang dapat terjadi dalam proses layanan kepada pelanggan, yang dapat diminimasi untuk meningkatkan kinerja. Secara diagramatis, kelima gap tersebut dapat diilustrasikan seperti pada gambar 3 berikut ini :

PELANGGAN Layanan yanng diharapkan Kebutuhan Individu Komunikasi dari mulut ke mulut Pengalaman masa lalu

(39)

Gambar 3 Model Konseptual Kualitas Layanan (Wibisono : 2006) b. Dimensi Kualitas Pelayanan

Parasuraman dan kawan-kawan (1990) menyederhanakan sepuluh dimensi kualitas layanan menjadi lima dimensi saja dengan sebutan SERVQUAL (singkatan dari Service of Quality), yaitu:

1. Tangibles, adalah wujud fisik fasilitas, peralatan, personel, dan bahan komunikasi. 2. Reliability, yaitu kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan yang akurat.

3. Responsiveness, yaitu menggambarkan keinnginan untuk menolong pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang ceppat dan tepat.

4. Assurance, yaitu mengetahui dan menghormati karyawan serta memberikan kepercayaan dan kenyamanan.

5. Empathy, merupakan kepedulian, perhatian individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelangggan.

c. Conceptual Framework

Kepuasan pelanggan suatu organisasi jasa biasanya dituangkan dalam rencana kerja yang dimplementasikan dalam pelayanan terhadap para pelanggannya. Hal ini dapat menghasilkan suatu indikator pengukuran kualitas layanan antara harapan pelanggan yang diterima (tingkat kepentingan pelanggan) dengan pelayanan/kinerja yang diberikan kepada

(40)

para pelanggannya (tingkat kepuasan pelayanan) sehingga dapat menghasilkan adanya suatu kesenjangan (gap). Adanya pengukuran kualitas layanan yang bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan kualitas yang ddiberikan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Peta pemikiran konseptual dalam penelitian ini digambarkan secara skematis pada gambar 4 berikut ini:

Gambar 4 Conceptual Framework

d. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas pada tahap pretest dengan menyebar 30 kuisioner. Hasil menunjukkan bahwa untuk uji validitas diperoeh hasil > 0,3 dan untuk uji reliabilitas diperoleh hasil > 0,7. Dengan demikian rancangan kuisioner valid dan reliable untuk dijadikan instrumen penelitian.

e. Karakteristik Responden

Kuisioner penelitian yang disebarkan kepada 100 orang mahasiswa STMIK Sumedang terdiri dari profil responden, kuisioner persepsi, dan kuisioner ekspektasi. Responden penelitian terdiri dari 63% laki-laki dan 37% perempuan. Usia responden berkisar antara 19-26 tahun. Semua program studi yang ada di STMIK Sumedang terwakili oleh responden terpilih.

f. Analisis Kualitas Layanan

Hasil indeks kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa kelima dimensi yang diukur memiliki kesenjangan negatif. Dimensi yang memiliki kesenjangan tertinggi adalah dimensi Tangibles dengan nilai kesenjangan -1,23 sedangkan untuk kesenjangan terendah pada dimensi Assurance dengan nilai -0,82. Dalam dimensi Tangibles atribut yang memiliki

SISTEM INFORMASI AKADEMIK STMIK

SUMEDANG

TINGKAT KINERJA LAYANAN YANG DIBERIKAN

TINGKAT HARAPAN PENGGUNA LAYANAN

PENGUKURAN KESENJANGAN (GAP) TERHADAP 5 DIMENSI

SERVQUAL

KEPUASAN PELANGGAN PENGEMBANGAN KUALITAS

(41)

kesenjangan tertinggi adalah fasilitas komputer yang tersedia sedangkan atribut yang memiliki kesenjangan terendah adalah penampilan staf atau petugas. Hasil keseluruhan penelitian dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 berikut.

Tabel 2 Indeks Kepuasan Pelanggan Kelima Dimensi

Dimensi Nilai rata-rata Persepsi Nilai rata-rata Harapaan Kesenjangan Tangibles 3,05 4,29 -1,23 Reliability 3,35 4,51 -1,15 Responsiveness 3,42 4,56 -1,14 Assurance 3,69 4,51 -0,82 Empathy 3,46 4,46 -1,01

Tabel 3 Indeks Kepuasan Pelangan Seluruh Atribut dalam Tiap Dimensi

Dimensi Atribut Nilai Rata-rata Persepssi Nilai Rata-rata Harapan Kesenjangan Tangibles

Fasilitas komputer untuk mengakses SIA

mencukupi 2,68 4,71 -2,03

Area ruangan untuk

mengakses SIA luas 2,82 4,25 -1,43

Kondisi ruangan untuk mengaksses SIA nyaman

dan bersih 3,31 4,46 -1,15

Tampilan interface SIA

menarik 2,94 3,92 -0,98

Sttaf/petugas

berpenampilan rapi dan

sopan 3,52 4,09 -0,57

Reliability

Staf/petugas memberikan penjelasan yang akurat mengenai prosedur

penggunaan SIA 3,51 4,6 -1,09

Informasi akademik pada

SIA up-to-date 3,15 4,41 -1,26

Data akademis mahasiswa bebas dari

kesalahan 2,92 4,4 -1,48

Data akademis mahasiswa

terdokumentasi dengan

baik 3,72 4,61 -0,89

Tabel 3 Lanjutan Indeks Kepuasan Pelangan Seluruh Atribut dalam Tiap Dimensi

Dimensi Atribut Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Kesenjangan

(42)

Persepssi Harapan

Responsiveness

Staf/petugas menyelesaikan

permasalahan/keluhan

mahasiswa dengan cepat 3,06 4,51 -1,45

Pemunculan data

akademis tepat waktu 3,2 4,58 -1,38

Penanganan yang cepat dan teapat waktu bila terjadi perubahan data

akademis 3,42 4,56 -1,14

Staf/petugas bersedia memberikan informasi

yang dibutuhkan 4,01 4,59 -0,58

Tabel 4 Indeks Kepuasan Pelangan Seluruh Atribut dalam Tiap Dimensi (lanjutan)

Dimensi Atribut Nilai Rata-rata Persepssi Nilai Rata-rata Harapan Kesenjangan Assurance

Tidak ada gangguan saat

menggunakan SIA 2,9 4,43 -1,53

Data akademis aman dari penggunaan oleh orang yang

tidak berhak 3,85 4,62 -0,77

Staf/petugas menguasai

permasalahan SIA 3,68 4,45 -0,77

SIA mmudah diakses 3,6 4,54 -0,94

Empathy

Staf /petugas ssabar dalam memberikan penjelasan

kepada mahasiswa 3,53 4,36 -0,83

Staf/petugas memahami

kebutuhan setiap mahasiswa 3,37 4,39 -1,02

Staf/petugas mudah dihubungi apabila terjadi

permasalahan 3,43 4,55 -1,12

Staf/petugas meneranggka dengan jelas dalam mengatasi

permasalahan 3,49 4,55 -1,06

Berdasarkan hasil tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengguna layanan SIA STMIK Sumedang belum puas dengan layanan yang diberikan sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas layanan SIA STMIK Sumedang perlu untuk ditingkatkan lagi. Terutama yang menyangkut dimensi Tangibles yang memiliki kesenjangan tertinggi. Atribut dalam dimensi Tangibles yang perlu ditingkatkan berdasarkan urutan kesenjangan adalah fasilitas komputer yang mencukupi.

(43)

PENUTUP a. Kesimpulan

Kualitas layanan SIA STMIK Sumedang dapat dikatakan belum cukup baik karena berdasarkan indeks kepuasaan pelanggan dari lima dimensi ServQual menunjukkan kesenjangan yang negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa penguna layanan SIA STMIK Sumedang belum terpuaskan dengan layanan yang diberikan. Dimensi yang memiliki kesenjangan tertinggi adalah dimensi Tangibles.

b. Saran

Agar dapat memperbaiki tingkat layanan yang diberikan oleh STMIK Sumedang perlu dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) Framework dan Kano Model sehingga dapat diketahui gambaran yang lebih spesifik dalam urutan prioritas perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kotler, Philip, 1997. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control. 9th Edition. Prentice Hall, Inc. New Jersey.

[2] Lovelock, Christoper, 1988. Managing Service: Marketing, Operations and Human Resources. Prentice Hall Int Inc. London.

[3] Parasuraman. A., Zeithaml, V.A. dan Berry, L.L. 1994. Reassessment of Expectations as a Comparison Standar in Measuring Service Quality: Implication for Further Research. Journal of Marketing. January (58): 111-124.

[4] --- .1988. SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing. Vol. 64, No. 1, Spring, 12-40.

[5] --- .1990. Delivery Quality Service: Balancing Customer Perceptions and Expectation. The Free Press Adivision of Macmillan, Inc. New York USA.

Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya saing Perusahaan. Erlangga. Jakarta, INA.

Gambar

Gambar 2 . Cara kerja Aplikasi Absensi & SMS Gateway  (1) Kartu siswa
Tabel 1. Data Pengamatan
Gambar 2. Nilai SKHUN  Fungsi Keanggotaan:  1;  x ≤ 14  µ nilai C  ( 40 – x ) / ( 40 – 14 ) ;  14  ≤ x ≤ 40  0 ;  x ≥ 40  0;  x ≤ 14  µ nilai B  ( x – 14 ) / ( 40 – 14 ) ;  14 ≤ x ≤ 40      1;  x ≥ 40
Gambar 5. Nilai Penampilan  Fungsi Keanggotaan:   1 ;  x ≤ 10  µ nilai C  ( 90 – x ) / ( 90 – 10 ) ;  10 ≤ x ≤ 90  0 ;  x ≥ 90  0 ;  x ≤ 10  µ nilai B  ( x – 10 ) / ( 90 – 10 ) ;  10 ≤ x ≤ 90  1;  x ≥ 90
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual pada remaja, dimana semakin

Selain itu, kualitas layanan dan kepuasan berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas nasabah internet banking melalui kepercayaan sebagai

Laporan akhir ini berjudul “ Alat Tilang Otomatis Bagi Pelanggar Lampu Lalu Lintas Menggunakan Radio Frequention Identification Device (RFID) Berbasis.. Mikrokontroler

Tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 disebabkan oleh gempa di dasar laut dengan kekuatan 9 SR di Samudra Hindia sebelah barat Pulau Sumatra. Desa

Lalu ganti bar Property dengan PELAT yang telah didefinisikan sebelumnya lalu klik pada area yang akan dibuat pelat pada struktur bangunan parkir tersebut

Neuroticsm lebih berkaitan dengan emosi-emosi negatif, sehingga orang yang cenderung memiliki skor neuroticsm tinggi cenderung memiliki skor pemaafan yang rendah,

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,