KATA
KATA PENGPENGANTAR ANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah me
membmbririkakan n BeBerkrkat at dadan n AAnunugegerarahNhNyya a babagi gi kakami mi sesehihingngga ga kakammi i dadapapatt menyelesaikan penusunan Laporan Praktikum Polarisasi Cahaya.
menyelesaikan penusunan Laporan Praktikum Polarisasi Cahaya. a
ami mi memenynyadadari ari babah!h!a a mamasih sih babanynyak ak kekekukurarangngan an dadalam lam lalapoporarann praktikum ini. "leh arena itu kami sangat berterima
praktikum ini. "leh arena itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik ataukasih apabila ada kritik atau saran yang memba
saran yang membangun untungun untuk mendapatkk mendapatkan hasil yang lebih baik dan an hasil yang lebih baik dan nantinantinyanya dapat berman#aat bagi penyusun serta kalangan pemba$a pada umumnya
%A&TA' ()( %A&TA' ()( KA
KATTA A PEPENGNGANANTTARAR 11 B BAAB B II 33 P PEENNDDAAHHUULLUUAANN 33 1 1..33 AAllaat t ddaan n BBaahhaann 44 BAB III11 BAB III11 M MEETTOODDE E PPEENNEELLIITTIIAANN 1111 3
3..11.. JJeenniis s PPeenneelliittiiaann 1111 3.
3... TTe!e!"a"at dt dan an ##a$a$t% t% PPelela$a$sasananaanan 1111 B
BAAB B II&& 1133 HA'IL
HA'IL DAN DAN PEMBAHPEMBAHA'ANA'AN 1313 4
4..11.. HHaassiil l PPeenn((aa!!aattaann 1133 4
4.... AAnnaalliissa a DDaattaa 1133 BA
BAB &B & )) P PEENNUUTTUUPP )) * *..11.. KKeessii!!""%%llaann )) * *.... ''aa++aann )) D
DA,A,TTAAR R PUPU'T'TAKAKAA 11
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 1..11.. LLaattaar r BBeellaakkaanngg
Cahaya adalah suatu gelombang yang memiliki arah getar. *elombang $ahaya Cahaya adalah suatu gelombang yang memiliki arah getar. *elombang $ahaya dap
dapat at di di bedbedakan akan menmenjadjadi i dua dua yaiyaitu tu $ah$ahaya aya monmonokrokromaomatik tik dan dan polpolikrikromaomatiktik.. Cahaya monokromatik adalah $ahaya yang memiliki satu arah getar. )edangkan Cahaya monokromatik adalah $ahaya yang memiliki satu arah getar. )edangkan
$ahaya polikromatik yaitu $ahaya yang memiliki banyak arah getar. *elombang $ahaya termasuk gelombang trans+ersal sehingga dapat di polarisasikan. Polarisasi gelombang hanya dapat terjadi pada gelombang trans+ersal, tidak terjadi pada gelombang longitudinal. *elombang $ahaya memiliki tingkat intensitas yang berbeda tergantung sedikit banyaknya $ahaya yang di berikan. Begitu pula hanya dengan $ahaya yang terpolarisasikan memiliki tingkat intensitas $ahaya masing-masing. %an intensitas ini dapat di ukur melalui suatu per$obaan polarisasi $ahaya.
Peristi!a polarisasi tidak dapat diamati se$ara langsung oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut. Melalui per$obaan ini gejala polarisasi dapat ditunjukan.
%engan prinsip polarisasi tersebut dilakukan pada per$obaan polarisasi hukum Malus/ dengan menggunakan laser 0e-Ne sabagai sumber $ahaya yang termasuk dalam gelombang elektromagnetik.
"lehnya, untuk membuktikan hal ini kami kelompok 1 melakukan per$obaan yang berjudul 2Polarisasi Cahaya3 dengan menggunakan peralatan pas$o s$ienti#i$.
1.2. Tujuan
4.5.4. Mahasis!a dapat mengetahui intensitas $ahaya polarisasi 4.5.5. Mahasis!a dapat membuktikan persamaan 0ukum Malus. 4.6.
1.3 Alat dan Bahan
4.6.4. 'ed %ioda Laser 4.6.5. 'otary motion sensor 4.6.6. Polari7ation anali7er
4.6.1. 0igh )ensiti+ityLight )ensor 4.6.8. Aparature Bru$ket
4.6.9. (nter#a$e :8;
4.6.:. Capstone )o#t!are Pas$o 4.6.<. Bangku "ptik 44; $m 4.6.=. Laptop 1.. 1.!. 1.". 1.#. 1.$. 1.%. 1.1&. 1.11. 1.12. 1.13. 1.1. 1.1!. 1.1". 1.1#. 1.1$. 1.1%.
1.2&. BAB II
1.21. KA'IAN PU(TAKA 1.22.
2.1 Pengert)an P*lar)+a+)
4.56. Polarisasi adalah suatu peristi!a perubahan arah getar gelombang pada $ahaya yang a$ak menjadi satu arah getar atau dapat diartikan pula bah!a polarisasi adalah peristi!a penyerapan arah bidang getar dari gelombang. *ejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang trans+ersal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi, hal ini menunjukkan bah!a $ahaya merupakan gelombang trans+ersal.
4.51. Pada umumnya, gelombang $ahaya mempunyai banyak arah getar. )uatu gelombang yang mempunyai banyak arah getarnya disebut gelombang tak terpolarisasi. )edangkan gelombang dengan hanya memiliki satu arah getarnya disebut gelombang terpolarisasi. *ejala polarisasi dapat kita lihat pada gelombang yang terjadi pada tali yang dile!atkan di $elah. Apabila tali kita getarkan searah dengan $elah, maka gelombang yang akan terjadi dapat mele!ati $elah tersebut. )ebaliknya, jika kita getarkan tali tersebut dengan $ara tegak lurus terhadap $elah maka yang akan terjadi, gelombang yang ter$ipta tidak akan dapat mele!ati $elah.
1.2!.
2.2 'en)+,jen)+ P*lar)+a+) -ahaa
4.59. )uatu $ahaya dikatakan terpolarisasi apabila $ahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini di$irikan oleh arah +ektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah +ektor bidang medan magnetnya. Beberapa ma$am>jenis polarisasi antara lain?
1. Polarisasi Linier
4.5:. )uatu gelombang dikatakan terpolarisasi linier apabila +ektor medan elektrik atau medan magnetik/ pada suatu titik selalu diorientasikan sepanjang garis lurus yang sama pada setiap !aktu sesaat. ondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila +ektor medan elektrik atau magnetik/ memiliki?
a. 0anya satu komponen, atau
b. %ua komponen orthogon allinear yang se#asa dalam !aktu atau berbeda#asa sebesar 4<;oatau kelipatannya/.
4.5<.
2. Polarisasi Lingkaran
4.5=. )uatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila +ektor medan elektrik atau medan magnetik/ pada suatu titik membentuk suatu
lingkaran sebagai #ungsi !aktu. ondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila +ektor medan elektrik atau magnetik/ memiliki ?
a. Medan harus mempunyai dua komponen "rthogonal linear, b. edua komponen harus mempunyai besaran yang sama, dan
$. edua komponen harus mempunyai perbedaan #asa sebesar perkalian ganjil dari =;odalam !aktu.
4.6;.
3. Polarisasi Elips
4.64. )uatu gelombang dikatakan terpolarisasi elips apabila ujung +ektor medan elektrik atau medan magnetik/ pada suatu titik membentuk kedudukan elips dalam ruang. Pada +ariasi !aktu sesaat, medan +ektor berubah se$ara kontinue seiring !aktu dengan $ara yang sama untuk
menggambarkan tempat kedudukan elips.
4.65. ondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila +ektor medan elektrik ataumagnetik/ memiliki ?
a. Medan harus mempunyai dua komponen orthogonal linear, dan b. edua komponen dapat memiliki besaran yang sama atau berbeda.
c. 4/ @ika keduanya memiliki besaran yang berbeda, beda #asa-!aktu diantara keduanya tidak boleh ;o atau perkalian 4<;o karena akan bersi#at linier/.
4.66. 5/ @ika kedua komponen memiliki besaran yang sama, beda #asa-!aktu diantara keduanya tidak boleh kelipatan bilangan ganjil dari =;o karenaakan bersi#at $ir$ular/.
1.34.
2.3 (e/a/,+e/a/ dar) P*lar)+a+) -ahaa
4.68. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai $ara, antara lain karena peristi!a pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selekti#, dan hamburan.
1. Polarisasi karena Pemantulan
4.69. Peristi!a pemantulan oleh bidang batas dua medium mengakibatkan polarisasi. @ika $ahaya tak terpolarisasi jatuh pada bidang batas antara 5 medium yang transparan seperti ka$a ke udara atau udara ke ka$a, berkas $ahaya yang dipantulkan dan dibiaskan akan terpolarisasi sebagian. Lalu tingkat Polarisasi tergantung pada sudut datang serta indeks bias medium dan ketika terbentuk sudut sedemikian tersebut sinar-sinar yang dihasilkan oleh pemantulan dan pembiasan akan saling tegak lurus, maka saat itulah $ahaya terpolarisasi sempurna atau terjadi saat sinar pantul dan sinar bias membentuk sudut =; derajat.
4.6:.
4.6<. *ambar 5? Polarisasi *elombang arena Pemantulan 4.6=.
4.1;. Cahaya yang datang ke $ermin dengan sudut datang sebesar 8:o, maka sinar yang terpantul akan merupakan $ahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari $ermin ( adalah $ahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke $ermin. Apabila $ermin (( diputar sehingga arah bidang getar antara $ermin ( dan $ermin (( saling tegak lurus, maka tidak akan ada $ahaya yang dipantulkan oleh $ermin ((. Peristi!a ini menunjukkan terjadinya peristi!a polarisasi. Cermin ( disebut polarisator, sedangkan $ermin (( disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
4.14.
2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan
4.15. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmu!an &isika menunjukkan bah!a polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila $ahaya yang dipantulkan dengan $ahaya yang
dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut =;o.
4.16. %i mana $ahaya yang dipantulkan merupakan $ahaya yang terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. )udut datang sinar yang dapat menimbulkan $ahaya yang dipantulkan dengan $ahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi.
4.11. )udut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi ip/ atau sudut Bre!ster. Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus membentuk sudut =;o/ akan berlaku ketentuan bah!a ?
4.18. i r =;o atau r =;o i
4.19. %engan demikian, berlaku pula
4.1:.
4.1=.
4.8;. %engan n2 adalah indeks bias medium tempat $ahaya datang n1 adalah medium tempat $ahaya terbiaskan, sedangkan i p adalah sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari 0ukum Bre!ster.
4.84.
4.85. *ambar 6? Polarisasi karena re#leksi
3. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)
4.86. Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila $ahaya mele!ati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit.
4.81.
4.88. *ambar 1? Polarisasi karena Bias embar Pembiasan *anda/ 4.89.
1.57. Perhatikan gambar diatas, seberkas $ahaya yang jatuh tegak lurus pada permukaan kristal kalsit, maka $ahaya yang keluar akan terurai menjadi dua berkas $ahaya, yaitu satu berkas $ahaya yang tetap lurus dan berkas $ahaya yang dibelokkan. Cahaya yang lurus disebut $ahaya biasa, yang memenuhi hukum )nellius dan $ahaya ini tidak terpolarisasi. )edangkan $ahaya yang dibelokkan disebut $ahaya istime!a karena tidak memenuhi hukum )nellius dan $ahaya ini adalah $ahaya yang terpolarisasi.
1.58.
4.8=. )elekti# Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar gelombang $ahaya dan hanya mele!atkan salah satu bidang getar. )eberkas sinar yang telah mele!ati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga sinar yang telah mele!ati polaroid adalah sinar
yang terpolarisasi.
4.9;. Peristi!a polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selekti#. Polaroid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada ka$amata dari sinar matahari ka$amata sun glasses/ dan polaroid untuk kamera
1.61.
1.62. *ambar 8. )kema polarisasi selekti# menggunakan #ilter polaroid. 0anya $ahaya dengan orientasi sejajar sumbu polarisasi polaroid
yang diteruskan.. 1.63.
5. Polarisasi Karena !amburan
4.91. Polarisasi $ahaya dapat terjadi pada peristi!a terhamburnya $ahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmos#er yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. (tulah sebabnya pada hari yang $erah langit kelihatan ber!arna biru. 0al itu disebabkan oleh !arna $ahaya biru dihamburkan paling e#ekti# dibandingkan dengan $ahaya-$ahaya !arna yang lainnya.
4.98. @ika $ahaya dile!atkan pada suatu medium, partikel- partikel medium akan menyerap dan meman$arkan kembali sebagian $ahaya itu. Penyerapan dan peman$aran kembali $ahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai #enomena hamburan.
4.99. Pada peristi!a hamburan, $ahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek $enderung mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. 0amburan ini dapat diamati pada !arna biru yang ada di langit kita.
4.9:.
4.9<. *ambar 9. Darna biru langit akibat #enomena polarisasi karena hamburan
4.9=.
4.:;. )ebelum sampai ke bumi, $ahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di atmos#er sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmos#er itu. "leh karena $ahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada $ahaya merah, maka $ahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan !arna itulah yang sampai ke mata kita.
4.:4.
6. Pemutaran bidang Polariasi
1.72. )eberkas $ahaya tak terpolarisasi mele!ati sebuah polarisator sehingga $ahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi mele!ati 7at optik akti#, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.
4.:6.
1.#!. BAB III 0ETDE PENELITIAN 3.1. 'en)+ Penel)t)an
@enis penelitian ini adalah eksperimen murni yang dilakukan melalui praktikum di laboratorium dengan mengambil data dari hasil pengamatan langsung. Eksperimen murni adalah eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengendalian se$ara ketat +ariabel-+ariabel yang tidak dikehendaki pengaruhnya yang merupakan sumber in+aliditas/ terhadap +ariabel terikat.
3.2. Teat dan 4aktu Pelak+anaan
Daktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada hari )elasa ,58 "ktober 5;49. Adapun penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Program )tudi Pendidikan &isika, &akultas eguruan dan (lmu Pendidikan ni+ersitas Tadulako.
3.3. Pr*+edur Kerja
4. Menyiapkan alat dan bahan yng akan digunakan pada per$obaan 5. Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar 4 berikut.
Ga/ar 1. 'angkaian alat per$obaan polarisasi $ahaya
6. Menghidupkan 0igh )ensiti+ity Light )ensor.
1. Mengatur posisi polarisator pada kedudukan 18 o sebagaiɵ 4/
8. Mengklik tombol 'e$ord pada layar monitor, kemudian memutar analisator ɵ5/ sebesar 69; o searah jarum jam pada bagian atas, agar $ahaya tidak terhalang oleh tangan
9. Men$atat besar nilai presentase intensitas $ahaya yang tertera pada layar monitor untuk kedudukan F5 yaitu 6; o, 9; o, =; o, 45; o, 48; o,4<; o, 54; o,51; o, 5:; o, 6;; o
:. Mengulangi langkah 1-< untuk polarisator pada kedudukan 558osebagai ɵ4/
BAB I5
HA(IL DAN PE0BAHA(AN .1. Ha+)l Pengaatan N". θ2 o/ θ 1 o/ 18G 558G ( H/ ( H/ 4 6;G 4;4,6 4;;,6 5 9;G 4;4,; 4;;,6 6 =;G 4;4,6 4;;,6 1 45;G 4;4,6 4;;,; 8 48;G 4;4,6 4;;,6 9 4<;G 4;4,6 4;;,6 : 54;G 4;4,6 4;;,6 < 51;G 4;4,; 4;;,6 = 5:;G 4;4,6 4;;,6 4; 6;;o 4;4,6 4;;,;
Nst busur derajat ? 4o
Gra6)k hu/ungan )nten+)ta+ 7ahaa (")dengan *+)+) +udut( )ɵ
#ntukɵ1$ 4%o
.2. Anal)+a Data a. #ntuk θ1 $ 4% ° • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os548o/ / 1:,58H • (5 I (; $os5 F I 4;4,;H $os5-48o/ / 1:,44H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-18o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-:8o/ / 6,6=H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-4;8o/ / 6,6=H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-468o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-498o/ / 1:,58H • (5 I (; $os5 F I 4;4,;H $os5-4=8o/ / 1:,44H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-558o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-588o/ / 6,6=H /. Untuk θ1 8 22! ° • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os54=8o/ / 1:,58H
• (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5498o/ / 1:,58H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5468o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,;H $os54;8o/ / 6,6<H • (5 I (; $os5 F I 4;4,;H $os5:8o/ / 6,6<H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os518o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os548o/ / 1:,58H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-48o/ / 1:,58H • (5 I (; $os5 F I 4;4,6H $os5-18o/ / 58,65H • (5 I (; $os5 F I 4;4,;H $os5-:8o/ / 6,6<H .3. Pe/aha+an
Polarisasi adalah suatu peristi!a perubahan arah getar gelombang pada $ahaya yang a$ak menjadi satu arah getar atau dapat diartikan pula bah!a polarisasi adalah peristi!a penyerapan arah bidang getar dari gelombang. *ejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang trans+ersal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi, hal ini menunjukkan bah!a $ahaya merupakan gelombang trans+ersal.
Pada umumnya, gelombang $ahaya mempunyai banyak arah getar. )uatu gelombang yang mempunyai banyak arah getarnya disebut gelombang tak terpolarisasi. )edangkan gelombang dengan hanya memiliki satu arah getarnya disebut gelombang terpolarisasi. *ejala polarisasi dapat kita lihat pada gelombang yang terjadi pada tali yang dile!atkan di $elah. Apabila tali kita getarkan searah
dengan $elah, maka gelombang yang akan terjadi dapat mele!ati $elah tersebut. )ebaliknya, jika kita getarkan tali tersebut dengan $ara tegak lurus terhadap $elah maka yang akan terjadi, gelombang yang ter$ipta tidak akan dapat mele!ati $elah.
Per$obaan ini dilakukan dengan tujuan yaitu agar mahasis!a dapat mengetahui intensitas $ahaya polarisasi serta untuk membuktikan persamaan 0ukum Malus.
Alat dan bahan yang digunakan pada per$obaan ini adalah bangku optik 44; $m sebagai tempat dudukan dari peralatan yang digunakan, )umber $ahaya laser (laser dioda light ) yaitu indikator yang akan di polarisasikan , high sensitivity light sensor untuk mendeteksi $ahaya dengan keakuratan dan sensiti+itas yang tinggi, rotary motion sensor sebagai sensor gerak, interface 75 untuk menghubungkan peralatan dengan PC, monitor ,CP, dan mouse sebagai komponen yang penting untuk mengolah data yang didapatkan, !parat"re #r"c$et , , %olari&ation analy&er sebagai penganalisis terjadinya polarisasi, %ata
studio Capston Pas$o/ yaitu aplikasi yang digunakan untuk memba$a serta mengolah data, laptop
Adapun langkah-langkah dalam per$obaan ini yaitu yang pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada per$obaan. emudian merangkai alat dan bahan seperti pada gambar yang ada di modul. )etelah itu menghidupkan 'igh ensitivity ight ensor lalu menagtur posisi polarisator pada kedudukan 18o
(se*agai ɵ1 ). )etelah itu mengklik tombol +ecord pada layar monitor, kemudian memutar analisator ɵ5/ pada bagian atas, agar $ahaya tidak terhalang oleh tangan
dengan kedudukan 6;o. )elanjutnya men$atat besar nilai presentase intensitas
$ahaya yang tertera pada layar monitor. emudian memutar kembali analisator pada bagian atas, agar $ahaya tidak terhalang oleh tangan dengan kedudukan 9;o
langkah selanjutnya yaitu mengulangi langkah sebelumnya untuk sudut =;o,45;o,
48;o,4<;o, 54;o,51;o, 5:;o, 6;;o. kemudian mengulangi per$obaan pada
kedudukan 18o untuk polarisator pada kedudukan 558o(se*agaiɵ
1 ).
Adapun hasil pengamatan dari per$obaan ini yaitu pada kedudukan 18G di peroleh intensitas untuk 6;G sebesar 4;4,6H J untuk 9;G sebesar 4;4,;H J untuk
=;G sebesar 4;4,6H J untuk 45;G sebesar 4;4,6H J untuk 48;G sebesar 4;4,6H J untuk 4<;G sebesar 4;4,6H J untuk 54;G sebesar 4;4,6H J untuk 51;G sebesar 4;4,;H J untuk 5:;G sebesar 4;4,6H J untuk 6;;G sebesar 4;4,6H. )edangkan pada kedudukan 558G di peroleh intensitas untuk 6;G sebesar 4;;,6H J untuk 9;G sebesar 4;;,6H J untuk =;G sebesar 4;;,6H J untuk 45;G sebesar 4;;,;H J untuk 48;G sebesar 4;;,6H J untuk 4<;G sebesar 4;;,6H J untuk 54;G sebesar
4;;,6H J untuk 51;G sebesar 4;;,6H J untuk 5:;G sebesar 4;;,6H J untuk 6;;G sebesar 4;;,;H.
Pada perhitungan analisa data diperoleh besar intensitas $ahaya polarisasi pada kedudukan 18G yaitu untuk (56;G yaitu 1:,58H, (5 9;G yaitu 1:,44H, (5 =;G
yaitu 58,65H, (5 45;G yaitu 6,6=H, (5 48;G yaitu 6,6=H, (5 4<;G yaitu 58,65H, (5
54;G yaitu 1:,58H, (5 51;G yaitu 1:,44H, (5 5:;G yaitu 58,65H, (5 6;;G yaitu
6,6=H. )edangkan pada kedudukan 558G di peroleh intensitas untuk sudut 6;G yaitu 1:,58H, (5 9;G yaitu 1:,58H, (5 =;G yaitu 58,65H, (5 45;G yaitu 6,6<H, (5
48;G yaitu 6,6<H, (5 4<;G yaitu 58,65H, (5 54;G yaitu 1:,58H (5 51;G yaitu
1:,58H, (5 5:;G yaitu 58,65H, (5 6;;G yaitu 6,6<H.
Per$obaan ini menggunakan laser yang merupakan singkatan dari ight !mplification *y tim"lated of +adiation-, yaitu sebuah berkas $ahaya yang bersi#at monokromatik dan koheren yang diperoleh dari adanya emisi radiasi yang terstimulus. Laser yang memiliki si#at koheren yang merupakan syarat utama untuk melihat atau mengamati pola inter#erensi yang terbentuk. Penggunaan sensor $ahaya yang terhubung pada inter#a$e dan monitor bertujuan untuk mengetahui intensitas pola gelap terang di#raksi $ahaya yang terekam dan ditampilkan pada monitor.
Polarisasi dengan penyerapan selekti# diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu Polarisator dan Analisator. Polarisator ber#ungsi untuk
menghasilkan $ahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah $ahaya sudah terpolarisasi atau belum. Peristi!a polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selekti#.
Berdasarkan per$obaan bah!a seberkas $ahaya alami menuju ke polarisator. %i sini $ahaya dipolarisasikan se$ara +ertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi. )elanjutnya $ahaya terpolarisasi menuju analisator. %i analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator diteruskan.
Pada per$obaan ini penyebab terjadinya polarisasi dengan $ara absosrbsi selekti# menggunakan #ilter palaroid. Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal palroid. Bahan palroid bersi#at meneruskan $ahaya dengan arah
getar tertentu dan menyerap $ahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah $ahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi
palaroid. Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa diperoleh dari $ahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan bahan bias ganda yang disebut polaroid. Polaroid yang terdiri atas molekul panjang yang rumit yang tersusun paralel satu sama lain. @ika satu berkas $ahaya terpolarisasi bidang jatuh pada polaroid yang sumbunya membentuk sudut terhadap arah polarisasi datang, amplitudonya akanɵ
diperke$il sebesar $os , karena intensitas berkas $ahaya sebanding denganɵ
kuadrat amplitudo, maka intensitas terpolarisasi bidang yang ditransmisikan oleh alat polarisasi adalah 0ukum Malus.
Berdasarkan hukum Malus, intensitas polarisasi dapat digambarkan sebagai berikut? Cahaya merupakan salah satu dari gelombang elektromagnetik yang berosilasi se$ara trans+ersal yang merupakan salah satu si#at unik yang dimiliki oleh $ahaya tersebut dan tidak dimiliki oleh gelombang pada umumnya, maka dalam $ahaya akan terjadi gejala di#raksi serta inter#erensi didalamnya. )eperti yang telah diketahui bah!a di#raksi merupakan suatu gejala penyebaran arah yang dialami oleh seberkas gelombang pada saat mele!ati $elah sempit dibandingkan dengan ukuran panjang gelombangnya. (nte#erensi merupakan akibat bersama yang ditimbulkan oleh beberapa gelombang $ahaya, yang diperoleh dengan $ara menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut. omponen medan listrik disepanjang lubang diserap, dan komponen arah tegak lurus lubang diteruskan dengan redaman sangat ke$il. @adi polaroid memiliki sumbu dalam bidangnya, jika medan listrik gelombang $ahaya sejajar dengan sumbu ini, maka $ahaya diteruskan dengan redaman sangat ke$il. %engan menggunakan dua buah polaroid, $ahaya keluaran akan lebih smooth. Polaroid pertama ber#ungsi untuk
men$iptakan $ahaya menjadi terpolarisasi linier, sehingga sering disebut dengan plarisator. Polaroid kedua digunakan untuk menganalisa arah atau ma$am
polarisasi yang dihasilkanoleh polaroid pertama, sehingga disebut analisator. Pada per$obaan ini sinar laser dile!atkan pada sebuah polalisator dengan intensitas ;, pada polarisator ideal intensitas $ahaya yang dile!atkan adalah 8;H atau ;,8. Akan tetapi, jika $ahaya dile!atkan pada polalisator dan analisator yang dipasang bersilangan, tidak ada intensitas $ahaya yang mele!ati analisator. )e$ara umum, intensitas yang dile!ati analisator adalah sebesar (5 .%engan 5 adalah intensitas $ahaya yang le!at analisator. ; adalah intensitas a!al sebelum masuk polalisator dan F adalah sudut antara arah polarisasi polalisator dan arah polarisasi
analisator. @ika keduanya sejajar, maka F;o dan jika keduanya saling bersilangan, maka F=;G.
%alam per$obaan ini untuk sudut 18; kami memperoleh hasil sangat ber+ariasi. Begitu pula dengan 558;. ntuk intensitas a!al (
;/ adalah 4;; H 4 oleh karena itu hasil yang kamu peroleh mendekati nilai itu, yaitu ==,9 H ;,==9.
Penerapan polarisasi $ahaya pada kehidupan sehari-hari yaitu ? a$amata ryben, &ilter pada #otogra#i, &ilter Polaroid, a$amata 6 %imensi, a$a mobil, )a$harimeter, LC% LiKuid Crystal %isplay/ dan Langit Ber!arna Biru
BAB 5 PENUTUP
!.1. Ke+)ulan
4. Polarisasi adalah peristi!a perubahan arah getar gelombang $ahaya yang a$ak menjadi satu arah getar. Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bah!a $ahaya termasuk gelombang trans+ersal. 0al ini dibuktikan oleh peristi!a polarisasi $ahaya.
5. (ntensitas sinar yang diteruskan oleh analisator (, dapat dinyatakan sebagai berikut?
( (oCos5ɵ
6. %ari persamaan 0ukum Malus tersebut dapat disimpulkan bah!a?
(ntensitas $ahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar ;ɵ oatau 4<;ɵ o/
(ntensitas $ahaya yang diteruskan ; diserap seluruhnya oleh analistor/ jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain.
!.2. (aran
)ebaiknya dalam melakukan per$obaan atau praktikum disesuaikan dengan materi perkuliahan, karena #akta dalam lapangan lain materi yang disampaikan oleh dosen lain pula yang dipraktekkan. )ehingga mahasis!a kurang mengetahui tentang materi yang dipraktekkan.
DA9TAR PU(TAKA
Carl, 5;;=/. !$tif #ela/ar 0isi$a "nt"$ ! ! elas , @akarta ? Pusat Perbukuan, %epartemen Pendidikan Nasional.
%arling, %a+id. 5;;= /. %olarisasi cahaya, "nline. Tersedia ?
http?>>!!!.da+iddarling.in#o>en$y$lopedia>P>polarimeter.html.;< "ktober 5;49
%!i )atya Palupi )uharyanto. 5;;=/. 0isi$a "nt"$ ! dan ! $elas , @akarta ? Pusat Perbukuan, %epartemen Pendidikan Nasional.
"#id, 5;44/. %erco*aan %olarisasi cahaya, "nline. Tersedia ?
http?>>o#id#isika.blogspot.$o.id>5;44>;4>per$obaan-polarimeter.html. ;< "ktober 5;49
Tim Penyusun, 5;49/. od"l %ra$ti$"m elom*ang dan pti$. Palu J ni+ersitas Tadulako.