• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Keluarga Full

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Keluarga Full"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009). Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi hipertensi ?

2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?

6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?

7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan Tujuan Umum

(2)

 Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

Tujuan Khusus

 Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

 Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.

 Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

 Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.

 Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KELUARGA

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

(4)

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga 1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

(5)

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

(6)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

(7)

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

(8)

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

(9)

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI 2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

(10)

 Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap

detiknya

 Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar

kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

 Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal

ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

(11)

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya

diabetes.

10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya

hipertensi.

12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau

disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.

13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal dan ureter.

14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/

EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.

15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.

Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

(12)

2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis. 1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

2.6 Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

(13)

BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum :

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S

2. Alamat dan Telepon : Dsn Sawi

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Karyawan Swasta

4. Agama & Suku : Islam / Jawa

5. Bahasa Seharai hari : Jawa 6. Yankes Terdekat : Mayangan

7. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Hubungan dengan KK

Jenis Kelamin

Suku Umur Pendidikan Pekerjaan Status Gizi 1. 2. 3. 4. Tn. S Ny. I An. R An. S Suami Istri Anak Anak L P P L Jawa Jawa Jawa Jawa 50 th 45 th 13 th 6 th SD SMP SMA SD Karyawan IRT Pelajar Pelajar TD 130 / 90 TD150/100 TD 100/70 TD 100/70 LANJUTAN

(14)

1. 2. Tn S Ny I Tidak Ada Tidak Ada

Tidak Ada Masalah Kesehatan Ny I mengataka bebereapa hari mengeluh pusing, kaku-kaku di tengkuk, Ny. I Sudah tau kalua terkena Tekaan Darah Tinggi setelh berobat ke puskesmas

Tidak ada

Analisa Kesehatan Individu : Ny I, mengatakan kepala pusing, kakau kaku di tengkuk, dan punya riwaayat hipertensi.

GENOGRAM :

B. Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 17 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. S dan Ny. I mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.

3. Riwayat keluarga inti :

Ny.I mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karenaayah Ny.I juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.I juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.S dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).

4. Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.I adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.I masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.S adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn. S meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

C. Struktur Keluarga

(15)

Keluaga Ny.I dan Tn.S melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.I adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.s sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.

2. Struktur Peran Keluarga :

Ny. I adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.s menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

Tn. S sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga Ny. I sebagai istri yang bekerja sebagai IRT.

An. R sebagai anak pertama sekolah di SMA. An. S sebagai anak kedua sekolah di SD.

4. Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.I sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

D. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif :

Ny.I dan Tn.S menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.

2. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.I meskipun secara awam,saat Ny. I kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakNy. Iehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.I sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

(16)

Ny.I dan Tn.S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.I masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.I sakit dan Tn.S jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.

E. POLA Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.I sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.S hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.I dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.

F. DATA PENUJANG KELUARGA

1. Rumah dan Sanitasi Ligkungan :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.

(17)

Keluarga Ny.I bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.I beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

Keluarga Tn.S tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny. I aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.I aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

G. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN

Selama Ny.I sakit Tn.S dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.S harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar rotisehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.I dan Tn.S mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.I dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.I dan Tn.S juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.I dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.

G. KEMANDIRIAN KELUARGA

Dalam hal kebijakan dan system pada keluarga, Tn. S memiliki peran yag sangat vitl, Tn. S menjadi peyelesai masalah, jika suau maslah belum terselasaikan, Makai Ny I membantu dalam menyelsaikan masalah yang ada pada keluarga terebut. Keluarga tidak bergantung pada ligkugan dalam hal kebijakan keluarga.

VII. Pemeriksaan Fisik.

 Keluhan utama Ny.I:, mengeluh pusing.

No Pemeriksaan Fisik

Tn. S Ny.I An. R An. S

1 Kepala Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. Simetris,tidak ada ketombe,Rambut sedikit kusut Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.

2. Leher leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,

(18)

tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).

3. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas 4. Telinga Simetris, keadaan

bersih,Fungsi pendengaran baik Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik 5. Hidung Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi habis ½. Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan

7. Dada Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) 8. Abdomen Pada pemeriksaan

abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi 9. TTV dan ekstremitas TD : 120/80 mmHg, N : 74x/m, TD : 150/100mmHg, N : 100x/m, S : 36,50C TD: 100/70 mmHg R: 18 x/mnt TD: 100/70 mmHg R: 18 x/mnt

(19)

S : 360C R: 20x/m R: 20x/m\ N: 84 x/mnt S: 37,2OC N: 72 x/mnt S: 370C NIM.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

DS:

 Pasien mengatakan

pusing dan lemas.

 Ny.I mengatakan

menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat MRS d RSUD selama 3 hari.

 Karena merasa sudah

sehat Ny.I jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa.

 Ny.I bekerja berdagang

di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah

 Ny.I mengatakan

jarang berolah raga

 Ny.I tidak merokok

 Ny.I suka

mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.

 Tn.S mengatakan

bahwa ibu sudah biasa

Riwayat hipertensi, gaya hidup

Penumpukan kolesterol

dalam pemb.darah

Vasokontriksi vaskular

Tekanan darah meningkat

(20)

seperti ini. DO:

 Ny.I tampak lemas dan

berbaring di tempat tidur. TD : 150/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

Diagnosa keperawatan.

1. Hipertensi pada Ny. I keluarga Tn. S b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

karakteristik penyakit dan perawatannya.

B. Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluargaTn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :

1. Hipertensi pada Ny.I keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan 1. Sifat masalah

1. Actual (3)

2. Resiko tinggi (2)

3. Potensial (1)

3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

1. Tinggi (2)

2. Sedang (1)

3. Rendah (0)

1/2 x 2 1 membawa Ny. I ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.

(21)

3. Potensi untuk mence-gah masalah

1. Mudah (3)

2. Cukup (2)

3. Tidak dapat (1)

2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan dengan menjaga pola hidup dan pola makan.

4. Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan dan

perlu penanganan segera (2)

2. Masalah dirasakan, tidak

perlu di tangani segera (2)

3. Masalah tidak di rasakan

(0)

2/2 x 1 1 Tn. S dan Ny. I bisa menerima keadaan mereka saat ini meskipun belum stabil.

(22)

RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA Ny. I TANGGAL _

No Diagnosis Kep. Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standart 1. Hipertensi pada Ny.I

keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya Setelah dilakukan kunjungan keperawatan, keadaan penyakit Ny. I berangsur membaik 1. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30 menit Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakithipertensi Verbal Pasien dapat menyebutkan dengan jelas dan benar a. Pengertianhipertensi b. Penyebab :  Keturunan  Kelelahan

 Kurang olah raga

 Penyakit tekanan

darah tinggi

Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

1. Berrikan pengetahuan keluarga tentang

karakteristik penyakit hiprtensi dan perawatannya.

2. Mendiskusikan bersama tentang

karakteristik penyakit hipertensi dan perawatannya.

3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi

menggunakan brosur dan sebagainya.

4. Mendengarkan dengan seksama

sanggahan yang diajukan keluarga.

5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar.

6. Membimbing keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang sudah diberikan.

7. Berikan pujian bila keluarga mampu

(23)

2. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30menit Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pengobatan Ny. I ke sarana kesehatan dan bersedia memberikan perawatan yang baik dan benar.

Verbal Pasien

memperhatikan dengan baik

Keputusan yang dibuat keluarga dan Ny. I sendiri

1. Mendiskusikan alternatif untuk

mengatasi masalah yaitu :

- Pentingnya berobat teratur ke sarana

kesehatan.

- Pentingnya kerjasama dengan petugas

kesehatan.

- Manfaat istirahat dan olah raga teratur

2. Berikan dorongan kepada keluarga dan

Ny. I untuk membuat keputusan.

Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru 3. pada akhir pertemuan Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu. Perilaku Pasien melaksanakn apa yang sudah di ajarkan dengan baik

- melakukan olah raga yang cukup

- makan teratur

- meluangkan waktu untuk istirahat dan refreshing.

1. Menjelaskan manfaat evaluasi

sewaktu-waktu.

2. Menjelaskan bahwa diskusi akan

dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat keluarga.

(24)
(25)

EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu

1 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.I keluarga Tn.S b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit. Tgl ____ Jam _____  Mengucapkan salam  Memvalidasi keadaan keluarga  Mengingatkan kontrak  Menjelaskan tujuan TUK 1. Memberitahu kepada

pasien dan keluarga betapa pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi walaupun saat sakit.

2. Memberitahu pasien

dan keluarga tentang komposisi nutrisi yang seimbang.

3. Memberikan

kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan mengulangi penjelasan apa yang sudah kita ajarkan.

4. Memberitahu keluarga

untuk lebih aktif dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi secara parsial.

5. Memberikan motivasi

pasien dan membantu anggota keluarga untuk membantu Ny. I perlahan-lahan memenuhi kebutuhan nutrisi sampai tujuan tercapai.

S:

 Keluarga menjawab

salam

 Tn.S mengatakan

Ny.I masih mual, pahit di mulut, dan belum bisa sepenuhnya

menghabiskan porsi makannya.

 Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan komposisi seimbangnya.

 Keluarga

mengatakan sudah faham tentang proses membantu pemenuhan nutrisi Ny. I. O:

 Keluarga kooperatif

dan aktif saat dijelaskan.

 Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.  Keluarga membantu proses pemenuhan kebutuhan nutrisi Ny. I sampai akhirnya bisa makan dan minum.

 Ny. I belum

menghabiskan seluruh porsi, tapi 2/3 porsi dan minum kurang lebih 5 gelas/hari.

(26)

A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi. 2 Hipertensi pada Ny. I keluarga Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya Tgl ____ Jam _____  Mengucapkan salam  Memvalidasi keadaan keluarga  Mengingatkan kontrak  Menjelaskan tujuan TUK 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi yang meliputi:

- Pengertian hipertensi

- Tanda dan gejala

- Penyebab dan

pencegahan

2. Memeberikan

masukan /saran kepada keluarga untuk membawa Ny. I untuk berobat ke pelayan kesehatan sebagai keputusan yang baik.

3. Mengajukan kontrak

waktu pada akhir pertemuan untuk di lakukan evaluasi keadaan Ny. I dan keluarga.

S:

 Keluarga menjawab

salam

 Tn. S mengatakan

Ny. I masih sedikit pusing dan belum bisa sepenuhnya melakukan aktifitas.

 Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya aktifitas sehari-hari.

 Keluarga dan pasien

mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang berkaitan dengan hipertensi.

 Keluarga sudah

membawa Ny. I ke dokter yang biasa di kunjungi.

O:

 Keluarga kooperatif

dan aktif saat dijelaskan.

 Keluarga

mendengarkan

penjelasan yang diberikan.

 Ny. I masih terlihat

(27)

sedikit lemas , tapi sudah agak lebih baik.

 TD: 130/90mmHg A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi.

(28)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4.2 Saran

Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian herbisida paraquat diklorida per−oral terhadap pembengkakan hepatosit

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan

Aspek yang dinilai dalam mendengarkan didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman pembelajaran serta Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan di dalam Kurikulum khususnya

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Penyandaran Makna Hirâbah dengan Hukum Ta‘zîr Bagi Pelaku Korupsi Sebagaimana telah dijelaskan penulis se- belumnya, hirâbah merupakan tindakan me- ngambil harta orang

Laba yang diperoleh koperasi sering disebut sisa hasil usha (SHU), laba tersebut akan dikembalikan ayau dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa-jasanya. Akan

Uji residual yang dihasilkan model adalah untuk melihat apakah model yang dihasilkan sudah layak atau tidak digunakan dalam peramalan.. Uji ini untuk melihat