• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP KELUARGA OA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP KELUARGA OA.docx"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. I DENGAN MASALAH OSTEOARTRITIS DI DUSUN NYIUR TEBEL

DESA NYIUR TEBEL KEC.SUKAMULIA 2016

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Keluarga

Di Susun Oleh : ZAENURI,S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR MAMBEN LOMBOK TIMUR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Profesi Ners dengan judul AsuhanKeperawatan Keluarga Pada

Ny. I Dengan Masalah Osteoartritis Di Nyiur Tebel Desa Nyiur Tebel Kec. Sukamulia 2016 telah di syahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

( Zaenuri,S.Kep )

Pembimbing Akademik

( Ns. Hariawan Junardi., S.Kep )

Pembimbing Klinik

(H.Nasrudin.,S.Kep.SPd.S ST

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunanLaporan Asuhan Keperawatan Keluaraga Ny. I dengan salah satu anggota keluarganya menderita Osteoartritis dalam Stase Komunitas dan Keluarga Profesi Ners yang Alhamdulillah selsai tepat pada waktunya.

Penulisaan laporan ini dalam rangka menerapkan praktek Keperawatan Keluarga yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan program Frofesi Ners. Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun inginmengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ns. Saifurrahman.,S.Kep Selaku pembimbing akademik yang banyak memberikan masukan untuk kesempurnaan laporan ini.

2. Bapak kepala Desa Jenggik yang telah memberi izin tempat untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga.

3. Bapak Kadus Dan Ibuk Kader Di Dusun Rungkang, Desa Jenggik, Kec : Terara, yang telah banyak membantu kami dalam proses asuhan keperawatan keluarga di lingkungannya.

4. Kepada Keluarga-ku, teman-teman seperjuangan profesi Ners yang telah bannyak memberi dukungan kepeada saya.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususny serta pembaca pada umumnya.Dan semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan... 1

BAB II LANDASAN TEORI... 2

A. Konsep Keluarga... 2 1. Definisi Keluarga... 2 2. Struktur Keluarga... 2 3. Ciri-Ciri Keluarga... 3 4. Tipe Keluarga... 3 5. Fungsi Keluarga... 5

6. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga... 6

7. Tugas perkembangan Keluarga... 8

8. Tingkat Kemandirian Keluarga... 9

9. Level Pencegahan Perawatan Keluarga... 11

B. Konsep Osteoartritis... 12 1. Definisi Osteoartritis... 12 2. Etiologi Osteoartritis... 12 3. Klasifikasi Osteoartritis... 14 4. Patofisiologi Osteoartritis... 14 5. Manifestasi Osteoartritis... 14 6. Komplikasi Osteoartritis... 15 7. Pemeriksaan Penunjang... 15 8. Penatalaksanaan... 16 9. Pencegahan Osteoartritis... 18

10. Obat Alami Osteoartritis... 19

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Ny. I DENGAN MASALAH OSTEOARTRITIS DI DUSUN RUNGKANG DESA JENGGIK KEC : TERARA... 21

BAB IVPENUTUP... 22

C. Kesimpulan... 22

D. Saran... 22

DAFTAR PUSTAKA... 23

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti darisuatu sistem sosial yang ada dimasyarakat.Sebagai satuan terkecil, keluargamerupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat.

Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga. Pendekatan ini disebut proses keperawatan.

Pelayanan keperawatan keluarga yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada masyarakat khusunya pada keluarga untuk dibina sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan dimasyarakat. Oleh karena itu, sasaran pelayanan keperawatan keluarga adalah individu dan keluarga.

Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga.Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.

Dengan diadakannya program keluarga binaan yang di lakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners (STIKES) Hamzar diharapkan keluarga tersebut dapat memahami tentang pentingnya kesehatan dan jika di temui ada masalah kesehatan dapat segera di tanggulangi walaupun hanya di laksanakan dengan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bangsa menuju indonesia sehat. B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada masalah kesehatan keluarga pada keluargaNy. I? 2. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada keluarga Ny. I yang

salah satu anggota keluarganya yaitu Ny. I yang menderita Osteoartritis?

(6)

1. Untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga pada keluarga Ny. I

2. Untuk dapat memahami proses asuhan keperawatan pada keluarga Ny. I yang salah satu anggota keluarganya yaitu Ny. I yang menderita Osteoartritis

(7)

BAB II KONSEP DASAR A. KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Dibawah ini ada beberapa pendapat tentang pengertian keluargamenurut Padila (2010) :

a. Pendapat yang menganut teori interaksional, memandang keluargasebagai suatu arena berlangsungsnya interaksi kepribadian.Sedangkan mereka berorientasi pada perspektif system socialmemandang keluarga sebagai social terkecil yang terdiri dariseperangkat komponen yang sangat tergantung dan dipengaruhioleh struktur internal dan system-sistem lain.(Padila,2012)

b. Spradley dan Allender, mengemukakan satu atau lebih individuyang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional danmengembangkan dalam ikatan social, peran dan tugas

c. UU No. 10 tahun 1992, mengemukakan keluarga adalah unit terkecildari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak atau suamiistri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

d. Depkes RI, mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil darimasyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orangyang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atapdalam keadaan saling ketergantungan e. Friedman, mendefinisikan keluarga sebagai suatu system

social.Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dariindividu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain,saling tergantung diorganisasi dalam satu unit tunggal dalamrangka mencapai tujuan tertentu.

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga menurut Padila (2012)

(8)

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarahdalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaluijalur ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. Ciri – Ciri Keluarga

Keluarga Indonesian memiliki beberapa ciri-ciri menurut Padila(2012):

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan denganhubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen clatur)termasuk perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyaiketurunan dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumahtangga.

4. Tipe Keluarga

Berbagai bentuk dan tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber,dibedakan berdasarkan keluarga tradisional dan keluarga non tradisional seperti menurut

Maclin dalam Padila (2012), pembagiantipe keluarga : a. Tradisional

(9)

1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat). 2) The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri tanpa anak.

3) Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri. 4) The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat

menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

5) The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

6) “Single Parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

7) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.

8) Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

9) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. 11) “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga

yang terdiri dari satu orang dewasa. b. Non Tradisional

1) The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2) The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian

darah yang hidup serumah.

4) The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah. 5) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai

persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

(10)

6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

7) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

8) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

10) Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11) Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari strukturkeluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.

Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Achjar (2012) yaitu : a. Fungsi Afektif

Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yangdialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, denganmelihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsisosialisasitercermindalammelakukanpembinaansosialisa si pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakinianak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak bolehpada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluargadalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggotakeluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembanganfisik, mental dan spiritual, dengan cara

(11)

memelihara dan merawatanggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggotakeluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga sepertisandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifansumber dana keluarga.

e. Fungsi Biologis

Fungsi biologis, bukan hanya ditujukan untuk meneruskanketurunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya. f. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasihsayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggotakeluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga danmemberikan identitas keluarga.

g. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikanpengetahuan,ketrampilan,membentukperilakuana k,mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anaksesuai dengan tingkatan perkembangannya.

6. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas perkemabangannya.Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.

(12)

Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikuttugas perkembangannya menurut Friedman dalam Padila (2012) :

a. Tahap 1 : Keluarga Pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

b. Tahap II : Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan.Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga.Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal.Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka.Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.

c. Tahap III : Keluarga Yang Anak Usia Prasekolah

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.

d. Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.

e. Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih

(13)

lama jika anak masih tinggal dirumah hingga brumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : Keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.

g. Tahap VII : Orang Tua Pertengahan

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhirpada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.

h. Tahap VIII : Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

7. Tugas Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman Friedman dalam Padila (2012) yaitu :

a. Tahap I : Keluarga Pemula

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. 3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orangtua).

b. Tahap II : Keluarga Yang Sedang Mangasuh Anak

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

2) (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)

3) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

(14)

4) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. 5) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek. c. Tahap III : Keluarga Dengan Anak Usia Pra Sekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,privasi, keamanan.

2) Mensosialisasikan anak.

3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).

d. Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat

4) Meningkatkan komunikasi terbuka e. Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

f. Tahap VI : Keluarga Dengan Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda.

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Tahap VII : Orangtua Usia Pertengahan.

1) Mempertahankan kesehatan dan Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

2) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Tahap VIII : Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

(15)

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.

3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

5) Melakukan life review.

6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.

8. Tingkat Kemandirian Keluarga

Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yaitu dilakukan perawat keluarga, dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Achjar (2012) sebagai berikut :

a. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I/ KM-I) 1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuaidengan rencana keperawatan

b. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II/ KM-II) 1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secarabenar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yangdianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif c. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III/ KM-III)

1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan maslaah kesehatan secara benar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif 6) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran

d. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV/KM-IV) 1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat

(16)

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuaidengan rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secarabenar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yangdianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif 6) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran

7) Melakukan tindakan promotif secara aktif

Tabel : Kriteria tingkat kemandirian keluarga

No Kriteria Tingkat Kemandirian

I II III IV 1 Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat V V V V 2 Menerima pelayanan keperawatan

yang diberikan sesuai dengan rencana

V V V V

3 Tahu dan dapat mengungkapkan

masalah kesehatan secara

V V V

4 Melakukan tindakan keperawatan

sederhana sesuai yang

V V V

5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan secara aktif

V V V 6 Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran V V 7 Melakukan tindakan promotif secara aktif V

9. Level Pencegahan Perawatan Keluarga

Pelayanan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensimenurut Achjar (2012) yaitu:

a. Pencegahan primer (primary prevention), merupakan tahappencegahan yang dilakukan sebelum masalah timbul,

(17)

kegiatannyaberupa pencegahan spesifik (specific protection) dan promosikesehatan (health promotion) seperti pemberian pendidikankesehatan, kebersihan diri, penggunaan lunitasi lingkungan yangbersih, olah raga, imunisasi, pembahan gaya hidup, Perawatkeluarga harus membantu keluarga untuk memikul tanggungjawabkesehatan mereka sendiri, keluarga tetap mempunyaiperanpenting dalam mrmbantu anggota keluarga untuk mencapaikehidupan yang lebih baik.

b. Pencegahansekunder(secondaryprevention),yaitutahappenceg ahan kedua yang dilakukan pada awal masalah timbulmaupun saat masalah berlangsung, dengan melakukan deteksi dini(early diagnosis) dan melakukan tindakan penyembuhan (promptreatment) seperti screening kesehatan deteksi dini adanyagangguan kesehatan.

c. Pencegahan tersier (tertiary prevention), merupakan pencegahanyang dilakukan pada saat masalah kesehatan telah selesai, selainmencegah komplikasi juga meminimalkan keterbatasan (disabilitylimitation) danmemaksimalkan fungsi melalui rehabilitasi(rehabilitation) seperti melakukan rujukan kesehatan, melakukankonselingkesehatanbagi yangbermasalah,memfasilitasiketidakmampuan dan mencegah kematian. Rehabilitasi meliputiupaya pemulihan terhadap penyakit atau luka hingga pada tingkatfungsi yang optimal secara fisik, mental, sosial dan emosional.

B. KONSEP OSTEOARTRITIS 1. Defenisi Osteoartritis

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087) dalam Puspita 2014.

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat

(18)

dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997) dalam Puspita 2014.

Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) dalam Puspita 2014, Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999) dalam Puspita 2014. 2. Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

a. Umur

Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.

b. Pengausan (wear and tear)

Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.

c. Kegemukan

Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang

(19)

disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.

d. Trauma

Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.

e. Keturunan

Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

f. Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.

g. Joint Mallignment

Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.

h. Penyakit endokrin

Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun. i. Deposit pada rawan sendi

Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

3. Klasifikasi

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :

a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis

(20)

b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara, 1996 hal 336) dalam Puspita 2014. 4. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupseakan-akan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis.Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.

Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).

5. Manifestasi Klinis

(21)

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik. b. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.

c. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.

d. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.

Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.

Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

e. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendimerupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalamruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

f. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi. g. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

6. Komplikasi

a. Gangguan/kesulitan gerak

b. Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita. c. Resiko jatuh

d. Patah tulang

7. Pemeriksaan Penunjang a. Sinar-X.

(22)

Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.

b. Tes darah.

Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.

c. Analisa cairan engsel

Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.

d. Artroskopi

Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.

e. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi

f. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal 8. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid (OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.

1) Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal

Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS seperti fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid.Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama

(23)

adalahganggauan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.

2) Injeksi cortisone.

Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu mengurangi nyeri/ngilu.

3) Suplementasi-visco.

Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan jika osteoarhtritis pada lutut.

b. Perlindungan Sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik.Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).

c. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis.Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

d. Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.

e. Persoalan Seksual

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut.Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

f. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang

(24)

diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan.Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.

g. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

h. Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

1) Penggantian engsel (artroplasti).

Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.

2) Pembersihan sambungan (debridemen).

Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan mengganggu pergerakan yang menyebabkan nyeri saat tulang bergerak.

3) Penataan tulang.

Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja.Penataan dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat bergerak.

i. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan, upaya untuk menhistirahatkan sendi

(25)

serta menghindari penggunaan sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk mengadopsi strategi penangan mandiri.

9. Pencegahan

Untuk mencegah osteoarthritis, lakukan hal-hal berikut:

a. Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-kacangan.

b. Minum obat yang direkomendasikan dokter.

c. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk mengurangi bahaya.

d. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.

e. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh sambungan tulang.

f. Pilih sepatu yang tepat.

g. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.

h. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan hipnosis.

10. Obat Alami Osteoarthritis a. Daun Dewa

Siapkan bahan alami yaitu 30 gr daun dewa, 25 gr temu hitam, 2 kuntum bunga soka dan 2 kuntum bunga mawar. Setelah semua bahan tradisional tersedia maka rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum. Minum air hasil ramuan tadi sebanyak 2 kali tiap sehari.

(26)

Berikut adalah cara sederhan membuat jus mengkudu:

1) Carilah 2 atau 3 buah mengkudu yang besar dan setengah matang sudah berwarna kuning tapi belum berbau, pilih pohon mengkudu yang tumbuh di kebun bukan di got atau tempat sampah.

2) Kupas dan buang bijinya

3) Potong-potong kemudian masukkan kedalam blender 4) Blender sampe benar benar cair

5) Campurkan syrup atau gula merah untuk rasa, boleh juga madu

6) Saring dengan saringan.

7) Minum segera (bisa untuk 3x minum) c. Jamur Kuping Hitam

Foto Jamur Kuping Hitam (Auricuralia polytricha)

Untuk mencegah atau mengobati Osteoartritis yang aman tampa menimbulkan effek samping (side effect ) dapat digunakan bahan obat alami yang cocok yaitu jamur kuping hitam. Karena khasiatnya sebagai anti koagulan yang dapat melancarkan aliran darah.Jamur kuping hitam dapat dikonsumsi dalam bentuk masakan atau juga diseduh dengan air panas sebagai obat. Cara penyeduhannya dapat dilakukan sebagai berikut: ambil 10-20 gram jamur kuping hitam, kemudian masukan dalam panci, setelah itu tambahkan 3 butir jahe, selanjutnya tuangkan air bersih sebanyak 6 gelas, rebus sampai air yang tersisia dam panci

(27)

kira-kira 2 gelas, siapkan 2 gelas kosong, kemudian angkat dan tuangkan dalam masing-masing gelas, dan dibiarkan dingin. Minumlah dua kali sehari pagi dan sore.Selamat mencoba, minumlah secara rutin setiap hari sampai keadaan badan sehat.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGAPADA KELUARGA Ny. I

DENGAN MASALAH OSTEOARTRITIS DI DUSUN

(28)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Ny. I DENGAN MASALAH OSTEOARTRITIS DI

DUSUN NYIUR TEBEL DESA NYIUR TEBEL KEC.SUKAMULIA

KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH

ZAENURI.,S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR

LOMBOK TIMUR - NTB

2016

(29)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. I DENGAN

MASALAH OSTEOARTRITIS OSTEOARTRITIS DI DUSUN NYIUR

TEBEL DESA NYIUR TEBEL KEC.SUKAMULIA

I. PENGKAJIAN

Hari / Tanggal : Senin, 5 September 2016 Waktu : 16 : 00 Wita Metode : Wawancara

A. Data Keluarga

1. Identitas Keluarga

Nama KK : Ny. I Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 70 Thn

Pendidikan : Tidak Sekolah Pekerjaan : IRT

2. Alamat : RT 09 Dusun Nyiur Tebel, Desa Nyiur Tebel, Kec. Sukamulia 3. Susunan Anggota Keluarga

No Nama Dengan KKHubungan JK Umur/Th Pendidikan Agama

1. Ny. I KK L 78 Thn T. Sklh Islam

2. Ny. I Anak P 45 Thn T. Sklh Islam

3. 4. 5.

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki ( Meninggal ) --- = Tingal serumah

= Laki-laki ( masih hidup ) = Perempuan ( masih hidup ) = Perempuan ( meninggal ) = Klien ( Ny I )

(30)

4. Tipe keluarga : Keluarga Tradisional, Dan termasuk keluarga Single Parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

5. Suku / Bangsa : Penduduk asli Sasak-NTB, tinggal di Lombok Timur, Dusun Nyiur Tebel, Keluarga Ny. I berbusana sesuai dengan adat istiadat dan lingkungan tempat tinggal mereka, dan keluarga Ny. I menggunakan bahasa daerah ( Sasak ) sebagai bahasa sehari-hari untuk berintraksi.

6. Agama : Islam, Keluarga Ny. I tidak memiliki kebiasaan-kebiasan yang luar dari agama yang di anutnya.

7. Status Ekonomi: Keluarga Ny. I termasuk keluarga dengan status ekonomi menengah dengan pengeluaran Rp. 20.000/Hari semuanya di biayai oleh anaknya karena Ny. I sudah tidak bekerja lagi karena faktor usia, Sehingga semua pemasukan hanya berasal dari anak-anaknya, per bulan sekitar ± Rp. 1.000.000.

8. Aktivitas rekreasi atau waktu luang : Waktu rekreasi tidak pernah, hanya istirahat di rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara dan tetangga dekat.

9. Tahap perkembangan keluarga: Pada saat ini keluarga Ny. I berada pada tahap perkembangan ke VIII. Dimana keluarga dengan usia lanjut.

10. Riwayat keluarga saat ini:

a.Riwayat penyakit keturunan: dalam keluarga Ny. I tidak ada yang menderita penyakit keturunan.

b. Riwayat status kesehatan masing-masing anggota keluarga: pada saat dilakukan pengkajian, ada anggota keluarga yang sakit yakniNy. I yang menderita Osteoartritis.

B. Pola Kesehtan Keluarga

1. Kebersihan diri : Ny. I selalu menjaga kebersihan diri dengan cara mandi 2 X sehari dengan menggunakan sabun.

2. Penyakit yang pernah diderita :

 Riwayat penyakit dahulu : Ny. I sebelumnya hanya menderita penyakit nyeri lutut dan pinggang, batuk, panas dan flu biasa

 Riwayat penyakit keturunan : dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Ny. I mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan.  Riwayat penyakit kronis : Ny. I mengalami Osteoartritis sudah 6 tahun

belakangan ini tetapi masih mampu beraktifitas mandiri seperti jalan, makan dan mandi sendiri.

(31)

4. Pola istirahat : Ny. I istirahat atau tidur malam pada jam 20 :00 dan bangun pada 05:30 Wita, dan siangnya hanya Ny. biasa istirahat tidur siang pada jam 14:00 sampai 16:00 Wita

5. Pola eliminasi : Ny. I biasa BAB 1 X dalam 2 Hari dan keluarga Ny. I memiliki jamban/Kamar Mandi sendiri.

6. Pola aktivitas : Ny. I dalam aktivitas sehari-harinya hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan sudah tidak mampu bekerja.

7. Kesehtan reproduksi : Tidak terkaji secara Objektif, tetapi dari hasil wawancara didapatkan bahwa Tn.M dan Ny. I memiliki alat Reproduksi yang sehat, normal dan tidak ada kelainan.

8. Sumber pelayanan kesehatan : keluarga Ny. I biasanya jika mengalami sakit sering berobat ke Puskesmas.

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah : a. Denah rumah :

Keterangan :

A = Ruang Keluarga F = Sawah

B = Dapur, WC/Kanar Mandi G = Jalan C = Kamar 1

D = Ruang Tamu E = Rumah Menantu

b. Pembuangan air kotor : keluarga Ny. I membuang limbah air kotornya dialirkan begitu saja ke aliran sawah.

c. Pembuangn sampah : keluarga Ny. I membuang sampah pada tempat pembuangan sampah umum dan kadang dibakar sendiri.

d. Jamban keluarga : Ny. I memiliki jamban sendiri dan tampak terawat pembungannya dibuatkan lubang penampungan.

e. Sumber air minum : keluarga Ny. I mengambil air minum dari sumur gali tetangga yang ada didekat rumah, air tersebut kadang dimasak dan kadang tidak untuk dikonsumsi sebagai air minum.

(32)

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

a. Keluarga Ny. I hidup dilingkungan tempat tinggal yang merupakan daerah perdesaan . Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal dari Ny. Iadalah penududuk asli (sasak), dulu bekerja sebagai buruh harian dan petani karena paktor usia Ny. I tidak bekerja lagi. Interaksi antara warga banyak dilakukan pada pagi dan malam hari karena pada siang hari umumya warga sekitar bekerja.

b. Keadaan tempat tinggal dan jalan kurang terpelihara masih jalan tanah dan banyak sampah.

c. Pengangkutan sampahhanya di buang di pinggir jalan dan kadang dibakar d. Polusi udara berasal dari debu jalan yang masih tanah dan asap tungku

masak.

e. Kelas sosial rata-rata sedang artinya tidak kekurangan tetapi juga tidak berlebihan (biasa-biasa saja).

f. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial yang ada dalam lingkungan adalah rumah ibadah (musolla), PAUD dan komunitas seperti Posyandu (ada), tempat rekreasi tidak ada dan kasus kriminal yang terjadi di komunitas tidak ada.

3. Mobilisasi gegrafis keluarga:Keluarga Ny. Isudah menempati rumah yang baru dibangun oleh anaknya, tempat rumah tersebut berada di perdesaan dekat dengan persawahan dan kebun.

4. Sistem pendukung keluarga:

a. Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat

 Puskesmas : ± 4 km Jarak rumah ke Puskesmas  Puskesmas pembantu : ± 1 km jarak rumah ke PUSTU  Rumah sakit : ± 24 km jarak rumah ke rumah sakit  Posyandu : ± 400 m jarak rumah ke posyandu b. Pasilitas sosial

 Masjid/Musolla : 1 buah masjid dan 1 buah musollah  Pasar : hanya ada 1 pasar

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga: Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, pembuat keputusan adalah kepala keluarga tetapi tidak menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain sebagai pengambil keputusan karena segala permasalahan dipecahkan dengan cara musyawarah yang mengatur disiplin dan aktivitas anak adalah orang tua.

2. Struktur kekuatan keluarga: Keluarga Ny. I merupakan keluarga yang saling menghormati dan kepala keluarga sebagai pusat penuh pemegang keputusan dalam keluarga tetapi tidak menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain memberikan saran dan masukan.

(33)

3. Struktur peran :

a. Ny. I sebagai orang tua dan menjadi panutan keluarga

b. Ny. I sebagi anak perperan sebagai ibu rumah tangga dan berperan sebagai tulang punggung keluarga.

4. Nilai dan norma keluarga:

Nilai yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam yang dianut serta norma masyarakat disekitar.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif: Seluruh anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi. Keluarga saling membantu satu dengan lainnya. Keluarga menyadari adanya kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Dari aspek psikis keluarga khususnya Ny. I butuh dukungan untuk menghadapi penyakitnya ( Osteoartritis ). Dari aspek kesehatan, keluarga butuh informasi dan perawatan kesehatan sebagaimana mestinya.Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.

2. Fungsi Perawatan Keluarga

Fungsi Perawatan Kesehatan Persoalan dalam keluarga selalu dibicarakn bersama dan seluruh anggota keluarga saling menghormati dan saling menyayangi. Fungsi Perawatan Kesehatan meliputi lima tugas kesehatan keluarga yaitu:

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

Keluarga Ny. I khususnya Ny. I mengatakan belum pernah mendengar apa itu Osteoartritis.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Saat ditanya apa keputusan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan, Ny. I menjawab tidak pernah di obati sebagaimana mestinya, yaitu berobat ke instansi kesehatan, Ny. I hanya pernah berobat ke dukun.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Keluarga Ny. I merawat Ny. I dengan penuh kesabran dan selalu menemaninya dalam berobat, menyiapkan makanannya.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah.

Keluarga Ny. I khususnya Ny. I mengatakan tidak pernah mencari informasi atau bertanya tentang penyakitnya, Ny. I hanya mengatakan sakitnya ini karena sudah tua.

e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga Ny. I menggunakan fasilitas kesehatan hanya bila ada anggota keluarga yang sakit.

3. Fungsi Reproduksi

Ny. I mengatakan bahwa sistem reproduksinya tidak ada kelainan dan normal-normal saja.

(34)

4. Fungsi Sosialisasi: Seluruh anggota keluarga berinteraksi dengan baik dan berusaha untuk saling menjaga dan mendukung. Keluarga menanamkan nilai-nilai yangbaik untuk saling mengenal tetangga sekitar lingkungannya, saling menghormati setiap orang. Keluarga juga saling membantu orang lain disaat membutuhkan. Dan keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan nilai agama,norma dan prilaku sosial yang baik

5. Fungsi Ekonomi

Keluarga Ny. I khususnya mengatakan bahwa saat ini sudah dalam masa tua dan sudah tidak mampu lagi mencari napkah sendiri. Dari segi ekonomi keluarga Ny. I di tanggung oleh anak-anaknya.

F. Stress Dan Koping Keluarga

a. Stresor jangka pendek: Stressor–stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi adalah keuangan/pendapatan yang kadang tidak mencukupi keluarga. Dalam hubungan sosialnya, biasa terjadi masalah kecil tetapi keluarga mampu menyelesaikan sendiri, sehingga hal itu tidak menimbulkan ketegangan antar keluarga.

b. Stresor jangkapanjang: Stressoryang yang bisa dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan kesehatan masa tua karna sudah tidak mampu mengurus diri dan anaknya sebagai tulang punggung keluarga yang harus bekerja.

c. Strategi koping yang digunakan:

Jika keluarga menghadapi situasi yang penuh stress keluarga menghadapi dengan penuh kesabaran. Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah musyawarah dengan anggota keluarga.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga sabar dalam menghadapi cobaan.

G. Persepsi Keluarga Terhadap Masalah

Keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis terhadap masalah yang dihadapi, mampu melihat dan menempatkan situasi dan kondisi yang tepat.

PENGKAJIAN TAHAP II I. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1 Data Subjektif :

 Keluarga danNy. I menyatakan dia tidak tau mengenai Osteoartritis.

Ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Kurang pengetahuan keluarga

(35)

 Keluarga danNy. I menyatakan bahwa mereka tidak tahu akibat dari Osteoartritis

 Keluarga dan Ny. I menyatakan bahwa tidak mengetahui jenis makanan yang dihindari untuk Osteoartritis

 Keluarga Ny. I menyatakan bahwa pinggang dan lututnya mengalami nyeri saat bergerak..

Data Objektif :

 Keluarga danNy. I terlihat bingung mengenai Osteoartritis

Osteoartritis mengenai Osteoartritis

2 Data subjektif :

 Ny. I menyatakan tidak mempunyai tanaman obat untuk Osteoartritis

 Ny. I menyatakan tidak tau jenis tanaman obat untuk Osteoartritis  Keluarga Ny. I menyatakan tidak

pernah menggunakan tanaman obat untuk Osteoartritis

Data objektif :

 Keluarga Ny. I terlihat tidak memiliki jenis tanaman obat untuk Osteoartritis

Ketidaktahuan keluarga guna dari tananman obat keluarga Tidak epektifnya pemanfaatan sumber tanaman obat keluarga

II. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit Osteoartritis berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Osteoartritis

b. Tidak epektifnya pemanfaatan sumber tanaman obat keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga guna dari tananman obat keluarga

III. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit Osteoartritis berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Osteoartritis

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah aktual

3/3 x 1= 1 Masalah sudah terjadi karena dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. I

(36)

sering nyeri pinggang dan lutut. 2. Kemungkinan

masalah dapat diubah sebagian

1/2 x 2 = 1 Pengetahuan keluarga tentang masalah Osteoartritis masih kurang. Tapi ada motivasi dari keluarga untuk mengetahui masalahOsteoartritis.

3. Potensi masalah untuk dicegah : cukup

2/3 x 1 = 2/3 Masalah lebih lanjut belum sudah terjadi, keluarga belum melakukan tindakan yang maksimal karena masalah biaya dan pengetahuan untuk mengatasi masalah tersebut 4. Menonjolnya masalah : Ada Masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 x 1 = 1

Keluarga mengaggap sakitnya Ny. I merupakan masalah,tapi tidak memerlukanpenanganan segera karenasudah berjalan lama.

Total 3 2/3

b. Tidak epektifnya pemanfaatan sumber tanaman obat keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga guna dari tananman obat keluarga.

No .

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah Resiko

3/3 x 1= 1

Masalah sudah terjadi karena dari hasil pengkajian bahwa Keluarga Ny. I tidak tau jenis obat herbal Osteoartritis

2. Kemungkinan masalah dapat diubah mudah

2/2 x 2 = 2

Pengetahuan keluarga tentang masalah tanaman obat kurang,tetapi ada upanya untuk mencari tau.

3. Potensi masalah untuk dicegah : tinggi

3/3 x 1 = 1

Masalah lebih lanjut belum terjadi,karena pengetahuan tentang tanaman obat kurang dan usaha yang dilakukan masih kurang

4. Menonjolnya masalah : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani

1 x 1 = 1

Masalah tersebut dirasakan oleh keluarga sehingga Ny. I bertanya jenis tanaman atau buah apa yang bisa mengatasi Osteoartritis

(37)

IV. PRIORITAS DIAGNOSA

a. Tidak epektifnya pemanfaatan sumber tanaman obat keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuankeluarga guna dari tananman obat keluarga.

b. Kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit Osteoartritis berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Osteoartritis.

(38)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N o Diagnosa Keperawatan Tujuan

Kriteria Standar Intervensi

Tujuan Umum Tujuan Khusus 1. Tidak epektifnya pemanfaatan sumber tanaman obat keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga guna dari tananman obat keluarga. Diharapkan klien dan keluarga mampu memamfaatkan tanaman obat keluarga. Setelah dilakukan kunjungan selama 3 kalipertemuanselama 20 menitdiharapkan keluarga Ny. I mampu menyebutkan jenis tanaman obat Osteoartritis dengan kriteria : 1. Ny. Imampu Menyebutkan jenis/Nama tanaman obat 2. Ny. Imampu merincikan kembali Cara pengolahan tanaman obat Respon Verbal Jenis tanaman obat Osteoartritis a. Daun Dewa b. Juice Noni c. Jamur Kuping Hitam

Diskusikan pada keluarga Ny. I tentang :

1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat tanaman obat 2. Beri penjelasan kepada klien dan

keluarga jenis tanaman obat yang dapat membantu menurunkan mengatasi penyakit Osteoartritis. 3. Beri penjelasan cara membuat

ramuan tradisional tanaman obat untuk Osteoartritis

4. Sarankan kepada klien dan keluarga agar berusaha untuk memiliki tanaman obat keluarga.

2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan Setelahdilakukanperte muanselama 3 Respon Verbal Verbal : Keluarga 1. Kaji pengetahuankeluarga penyakit Osteoartritis(tanda dan

(39)

keluarga mengenai penyakit Osteoartritis berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Osteoartritis keluarga, pengetahuan Ny. I dapat meningkat tentang Osteoartritis. kalipertemuanselama 20 menitdiharapkankeluar ga klienmampumengenal masalahpenyakitOsteo artritis dapatmenyebut kanpengertian penyakitOsteoa rtritis. Keluarga dapatmenjelask an tandadan gejala penyakitOsteoa rtritis. Keluarga dapatmenjelask anpenanganan penyakitOsteoa rtritis. gejala danpenatalaksanaan) 2. Beri pendidikan kesehatang

tentangpenyakit

Osteoartritis(pengertian,

penyebab,tanda dan gejala danpenatalaksanaan) 3. Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembalipengertian Osteoartritis, tandatanda Osteoartritis, penyebab Osteoartritis danpenatalaksanaannya.

4. Berikan reinforcementpositif pada keluargakarena mau berdiskusitentang penyakit Ny. I

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

(40)

DX Waktu

2 1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mamfaat tanaman obat

2. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga macam dan jenis tanaman obat yang dapat membantu menurunkan tekanan darah

3. Memberikan penjelasan cara membuat ramuan tradisional tanaman obat untuk Osteoartritis

4. Menyarankan kepada klien dan keluarga agar berusaha untuk memiliki tanaman obat keluarga.

S :

 Ny. I mengatakan jenis tanaman obat Osteoartritis yaitu daun dewa, Jus Noni, Dan Jamur kuping hitam

 Ny. I mengatakan cara pembuatan ramuan tradisional yaitu Carilah 2 atau 3 buah mengkudu, Kupas dan buang bijinya, potong-potong kemudian masukkan kedalam blender/diparut, campurkan syrup atau gula merah untuk rasa, boleh juga madu, minum segera (bisa untuk 3x minum)

 Ny. I mengatakan akan berusaha untuk mendapatkan tanaman obat untuk Osteoartritis O :

 Ny. I terlihat memperhatikan penjelasan yang disampaikan

A :

Masalah pemanfaatan tanaman obat teratasi P :

Intervensidihentikan

Ttd

( Zaenuri.,S.Kep )

2 1.Mengkaji pengetahuan keluarga tentang

penyakitOsteoartritis (tanda dan gejala dan S :

(41)

penatalaksanaan).

2.Memberi pendidikan kesehatan tentang penyakit Osteoartritis (pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan penatalaksanaan)

3.Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian Osteoartritis, tanda-tanda Osteoartritis, penyebab Osteoartritis dan penatalaksanaannya.

4.Memberikan reinforcement positif pada Ny. I karena mau berdiskusi tentang penyakitnya

Osteoartritis mengenaiPengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan penangananpenyakitOsteoartritis.  Ny. I mengatakan puas setelah mendapat penjelasan

tentang Osteoartritis. O :

 Ny. I mampu menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala,penyebab serta penanganan penyakit Osteoartritis.

 Ny. I tampak senang setelah diberikan penyuluhan tentang penyakitOsteoartritis. A : Masalah teratasi. P : Intervensi dihentikan. Ttd ( Zaenuri.,S.Kep )

(42)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan keperawatan yangbersifat komprehensip karena yang dikaji adalah semua anggota keluarga dalam satu rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada pada Ny. I dengan masalah Osteoartritis di Dusun Rungkang Desa Jenggik Kec : Terara termasuk keluarga “Single Parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

Ny. Itermasuk usia lanjut dan lebih mengkhususkan pengkajian pada klien dengan usia lanjut. Usia lanjut adalah usia yang rentan berbagai macam penyakit. Untuk itu pengawasan pada klien dengan usia lanjut sangat penting agar klien tidak terkena penyakit

B. Saran

Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Alutfifa. 2012.http://asuhan-keperawatan-keluarga.html. Diaksestanggal 28Agustus 2015 jam 17:20 WIB.

2. Agatha. 2014. http://laporan-pendahuluan-osteoartritis-oa.html. Diakses tanggal 29 Agustus 2015 jam 08.20 WIB.

3. Cania. 2014. http://askep-osteoartritis.html. Diaksestanggal 28Agustus 2015 jam 08.20 WIB.

4. Mawarti dan Farid, 2014,

http://davvhieedreeo.blogspot.com/2014/03/laporan-pendahuluan-osteoartritis-oa.html. Di akses 29 Agustus 2015 jam 08.20 WIB.

5. Puspita. 2014. http://asuhan-keperawatan-osteoartritis_2.html. Diaksestanggal 28Agustus 2015 jam 08.20 WIB.

(44)

Gambar

Tabel : Kriteria tingkat kemandirian keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak pada keluarga atau jika anak belum berkeluarga dan tetap

Perumusan diagnosa yang disepakati oleh keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki – laki

gangguan mobilitas fisik pada Ny.M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit di

Setelah pertemuan 30 menit diharapkan keluarga mampu mengetahui akibat dari ketidaksimbangnya gizi bagi anak yang menderita ISPA dan merawat anggota keluarga untuk mencegah

Kemampuan keluarga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi pada penyakit hipertensi.. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Perumusan diagnosa yang disepakati oleh keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga