Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah
PPNY-BATAN. Yogyakarta 23-25 April 199 6 Buku II
2St
PENENTUANPARAMETERPEMODELANPADA
FLUKTUASI
DAN MIGRASI
CESIUM DALAlVI; T ANAH
Ngasifudin, M. Yazid, Suratman, Herry Poernomo
PPNY-B/fr:,fN. J!. Babarsari Kalak Pas IOOS, Yogyakarla 550!O
ABSTRAK
PENEiVTUAN PARAMETER PEMOBEUN PADA FLUKTUASI DAN MIGRASI CESIU,\-' DALAM
TANAH Cesium-137 merupakan salah satu radionuk/ida hasil fisi yang mempunyai aktivitas tinggi dan umur parD 30 tahun, sehingga sering digunakan sebagai indikato/" adanya pelepasan hasil IlSi dari reaktor nuk/ir maupun dari daerah penyimpanan limbah radioaktij: Proses migrasi Cesium di tanah sangat dipengaruhi o/eh sifat fisik dan kimia tanah, dan lingkungan dimana terjadi proses so/"psi. Data-data mengenai sifat fisik dan kimia suatu daerah serta /aktor retardasi radionuklida pada daerah tersebut sangat diper/ukan untuk dapat mempe/ajari migrasi radionuk/ida dalam bentuk model matematis. Te/ah dilakukan penelitian skala laboratorium menggltnakan tanah berukuran partikel < 75 J.1m. 75 -150 J.1m dan 150 -180 Ilm, dengan metode kolom jenuh tanah tersebut dialiri dengan larutan 0,1 M Cesiunl Klorida bertanda Cs-137. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu porositas 0,479 -0,566; kecepatan a/iran rerata air 5,91xl0 -4 -4,48xl0 -2 cmldetik; dispersivitas longitudinal 0,030 -0,241 cm; koefisien dispersi longitudinal 4,96xlo-5 -7,69xlo-3 cm2/detik dan/aktor retardasi 2,30 -3,39.
ABSTRACT
DETER.\.1INATION OF MODELLING PARAMETER IN THE FLUCTUATION AND ,\.1fGRATION OF CESIU,l.f IN SOILS. Cesium radio nuclide is one of fi.rsion products with high level activity and long .life. (if about 30 years, therefore it is used as an indicator of a fission product released from a nuclear reactor or a radioactive Il'aste stora,~e. The f/ugration process of cesium in soil is influent by pl"ysical and chetnical properties of soil and environment in which the sorption processs occurred. The data of the phisical and chemical properties and the radionuclide retardation in such area are needed for the study of mathematical models of radionuclide migration. The experiment has been performed in laboratory by using soils with particle sizes of < 75 ~m. 75 -150 ~m and 150 -180 ~m. Using saturated column bed method. the soils were flowed by 0, I M cesium chloride solution labelled Cs-l 37. The experiment result were obtai/led porosity. 0.479 -0.566; the average water flow rate 5.91xlo-4 -4.48xlo-2 ctnlsecond; the longitudi/lal dispersiYity 0.030 0.241 cm; the coefficie/lt of longitudinal dispersion was 4.96xlo5 -7. 69xlo-3 cm2/second and retardation factor }I'as 2.30 -3.39.
PENDAHULUAN
M asalah pencemaran air tanah sering muncul di suatu daerah. Pencemaran yang sering dikeluhkan adalah karena penurunan kualitas air tanah baik berupa perubahan wama, rasa maupun timbulnya bau (1,2,5). Bila pencemaran terjadi di
sekitar instalasi, bukan tidak mungkin pencemaran tersebut disebabkan oleh zat radioaktif. Untuk menanggulangi pencemaran air tanah, maka perlu dipelajari terlebih dahulu luas penyebaran zat pencemar pacta daerah tersebut, setelah itu baru ditentukan langkah penanggulangannya. Kemungkinan yang paling besar untuk zat radioaktif dari siklus bahan bakar tertutup masuk
ke dalam biosfer adalah berbentuk gas clan limbah radioaktif cair (3,4). Selama beroperasinya reaktor nuklir atau pabrik olah ulang bahan bakar bekas, wadah penyimpanan limbah radioaktif mungkin mengalami kerusakan, begitu pula pipa. pipa untuk transport limbah radioaktif dapat mengalami kebocoran. Dalam waktu yang lama zat radioaktif tersebut akan terserap akar-akar tanaman atau masuk ke dalam air permukaan atau air tanah.
Menurut Dlouhy (6), tanah mempunyai pengaruh yang sangat renting dalam perpindahan zat radioaktif ke biosfer. Zat radioaktif dapat terserap .tanar"'~ MeKahisme reaksi antara radionuklida clan tanah sangat bervariasi clan
Ngasifudin, dkk
ISSN 0216-1996
Prosiding Per/emllon dol! Presel!tasi J/l1/iah PPNY-BATAN. Yog}'okorto 23.25 April 1996
252 Buku II
TATA KERJA
A. Alat dan Bahan yang Digunakan dipengaruhi sejumlah faktor yang tergantung pada
sifat-sifat tanah, radionuklida dan lingkungan dimana terjadi proses sorpsi.
Radionuklida Cs-137 merupakan hasil fisi bahan bakar nuklir, dengan waktu paro 30 tahun dan mempunyai radiotoksisitas yang tinggi. Penyimpanan !imbah yang mengandung radionuklida ini pad a aktivitas yang rendah dapat dilakukan dengan sistim tanah dangkal. Oalam susunan penyimpanan limbah tersebut resiko potensial yang dapat terjadi adalah penyebaran radionuklida ke biosfer akibat kerusakan barier buatan oleh peran air tanah setelah periode pengungkungan. Barier buatan tersebut berupa imobilisasi limbah, wadah tahan korosi serta bahan urug. Formasi tanah sekitar tapak penyimpanan limbah tersebut selanjutnya merupakan barier fundamental bagi penyebaran radionuklida.
Beberapa tahun terakhir ini dari literatur-literatur (7 -12) terlihat bahwa para peneliti semakin banyak menggunakan model matematis dalam mempelajari migrasi radionuklida. Mereka mendasarkan pada persamaan model migrasi radionuklida dalam sistim air yang melewati media porous, yang secara matematis dalam bentuk persamaan diferensial dua dimensi dapat ditulis scbagai berikut :
Pera!atan yang digunakan a.Pemanas (oven). b. Peralatan penggerus c.Peralatan pengayak. d. Neraca analitis. c. Peralatan gelas. f. Pipet tetes. g. Penggaris. h. Buret.
i. Statip.
j. Stopwatch k. Detektor GM I. Tabung kolom gelas m. Pengaduk listrik n. Lampu pengering 2. Bahan yang digunakanVx.oC
Dyy.O2C
oC Dxx.o2C
--
2' 2 -AC0/
Rd.o.t
Rd.8y
Rd.f.O-t
Dari persamaan di atas terlihat bahwa penyelesaian persamaan tersebut memerlukan parameter-parameter sebagai berikut : Rd = faktor retardasi, C = konsentrasi radionuklida, D = koefisien dispersi, Yx == kecepatan aliran~rerata, A == konstanta peluruhan dan f== porositas.
Dalam hal ini untuk mendapatkan nilai
parameter-parameter di atas dalam suatu daerah
tertentu perlu di!akukan suatu eksperimen.
Sehingga nantinya berda~ar parameter-parameter
yang diperoleh bisa diaplikasikan dalam suatu bentuk model migrasi radionuklida.
Untuk mempelajari masalah tersebut secara
langsung di lapangan memerlukan biaya yang
banyak dan waktu yang lama. Oleh karena itu dalam penelitian ini, direncanakan untuk
mengambil sampel tanah dan mengadakan
penelitian di laboratorium dengan harapan dapat
memberi gambaran kejadian yang sebenarnya di
lapangan.
-1-- a. Sam pel tanah.
b.larut\1n Cs-137 c.larutan CsCI d. akuades e. glass wool
f. pecahan
kaca.
B. Cara Kerja
I. Pcngambilan sam pel tanah
a. Dip~rsiapkan tempat sam pel tanah clan diberi tanda asallokasi pengambilannya.
b. Permukaan lokasi yang akan diambil sampel tanahnya terlebih dahulu dibersihkan dari rerumputan dan kerikil yang ada.
c. Sam pel tanah diambil dari kedalaman 10- 15
cm.
ISSN 0216-3128 Ngasifudin. dkk
b. Masukkan sampel tanah yang telah diayak seberat 25 g ke dalam kolom gelas. Tanah yang masuk kolom gelas dipadatkan dengan cara mengetok-ngetok pelan-pelan pada bagian luar dinding kolom gelas.
c. Kolom gelas dipasang pada statip clan di atasnya dipasang buret.
2. Pengeringan sampel tanah
a. Masing-masing sampel tanah dimasukkan ke dalam mangkok yang telah diberi tanda tempat pengambilan tanah dan ditimbang.
b. Sarnpel tanah dimasukkan ke dalam oven selama 7 jam pad a suhu 10SoC.
c. Setelah dioven sarnpel tanah ditimbang dan kemudian sarnpel tanah dalarn mangkok
dipanasi lagi.
d. Proses di atas diulangi lagi sampai diperoleh berat sarnpel tanah yang konstan.
3. Penggerusan dan pengayakan sampel tanah a. Sampel tanah yang sudah kering digerus sampai
diperoleh ukuran kerikil ka:sar.
b. Sampel tanah digerus lagi setelah kerikil kasamya dipisahkan memakai ayakan kasar. c. Saringan yang akan dipakai dibersihkan terlebih
dahulu. .
d. Saringan yang sudah bersih disusun dengan urutan susunan sebagai berikut : paling bawah ayakan dengan diameter 75 J.1m, kemudian di atasnya dengan diameter 150 J.1m, 180 11m, clan 250 J.1m.
e. Sampel tanah yang sudah digerus dimasukkan ke dalam mesin pengayak yang telah tersusun seperti di atas.
f. Mesin pengayak dihidupkan selama 30 menit. g. Hasil pengayakan diambil dari masing-masing
bagian pengayak sehingga diperoleh ukuran butiran < 75 J.1m, 75 -150 J.1m, 150 -180 J.1m dan> 180 11m.
6. Penjenuhan kolom tanah a. Buret diisi akuades sampai penuh.
b. Kran buret dibuka dan setelah akuades menoalir0
ke dalam kolom tanah sebanyak 25 ml, kranburet ditutup. . c. Langkah-langkah di atas diulangi sampai kolom tanah jenuh, artinya tercapai suatu kondisi dimana jumlah akuades yang masuk ke dalam
kolom tanah sarna dengan jumlah akuades
yang keluar.7. Penentuan permeabilitas tanah
a. Kran kolom tanah ditutup dan diisi akuades sampai ketinggian 20 cm dari dasar kolom tanah (II).
b. Kran kolom tanah dibuka, sehingga akuades mengalir pada kolom tanah dan ditampung dengan erlenmcyer 25 mI. Pada saat membuka kran, stopwatch dihidupkan.
c. Kran buret di atas kolom tanah yang berisi akuades dibuka untuk menjaga agar ketinggian permukaan pad a kolom tanah senantiasa konstan.
d. Pada saat akuades yang tertampung pad a erlenmeyer tepat 25 ml, stopwatch dimatikan dan dicatat waktunya.
e. Langkah-langkah di atas diulangi tiga kali. 8. Penentuan koefisien distribusi din faktor
retardasi Cesium pada kolom tanah.
a. Buret yang berisi akuades diambil dan diganti dengan buret lain yang diisi larutan Cesium bertanda.
b. Kran buret dibuka sehingga larutan Cesium mengalir ke dalam kolom tanah.
c. Debit aliran larutan Cesium diatur dengan mengatur kran buret sehingga ketinggian larutan Cesium senantiasa konstan. Larutan yang keluar .dari kolom ditampung dengan vial yang telah diberi nomor urut dan diambil tiap 2,5 mI.
9. Pencacahan larutan keluaran dari kolom
tanah.a. Dipersiapkan planset dan diberi nomor sesuai dengan n~~~e.luaran larutan dari kolom
tanah.
4. Pembuatan larutan Cesium bertanda
a. Ditimbang CsCI sebanyak 16,84 g kemudian dimasukkan dalam beker gelas 1000 ml dan ditambah akuades sampai volumenya mencapai 1000 ml, sehingga diperoleh larutan Cesium dengan konsentrasi 0, I M.
b. Larutan CsCI stabil tersebut ditambah beberapa ~I larutan Cs-137 dan diaduk memakai
magnetic
stirrer.
c. Setelah diperoleh larutan Cesium bertanda diambil 1 00 ~1, dimasukkan ke dalam planset, dikeringkan dan dicacah memakai detektor
GM.
d. Langkah nomor b dan c diulangi sampai diperoleh aktivitas jenis larutan Cesium bertanda sebesar:!: 150 cpm/lOO~I.
5. Penyiapan kolom tanah
a. Kolom gelas diisi pecahan kaca dan glass wool secukupnya.
Prosiding Perlc?muan don Presenlasi lI,niah PPNY-BATAN. Yogyakarla 23-25 April 1996
25./ Bllku II
air lebih ban yak meskipun ukuran pori rerata lebih kecil dibanding ukuran pori rcrata partikel tanah yang lebih besar.
b. Oari masing~masing sam pel larutan keluaran kolom tanah diambil sebanyak 1001-11 dun dimasukkan ke dalam planset, kemudian dikeringkan memakai larnpu pengering. c. Setelah kering masing-masing planset di cacah
memakai detektor GM selama 5 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menganalisis data yang ada adalah : a). Pad a kondisi jenuh, volume udara clan air pada kolom tanah sarna dengan volume ai. yang tertahan di kolom tanah. b). Koefisien distribusi clan kapasitas sorpsi dihitung pada saat kolom mulai jenuh. c). Perbandingan konsentrasi Cesium
stabil dengan Cesium aktif sebelum clan sesudah perlakuan tetap, sehingga konsentrasi larutan Cesium keluaran dari kolom tanah bisa dihitung berdasarkan perbandingan konsentrasi Cesium sesudah clan sebelum perlakukan.
2. Permeabilitas sam pel tanah
Penneabilitas tanah secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan bergeraknya zat cair pacta medium porous dalam keadaan jenuh. Pada penelitian ini zat cairnya berupa air sedangkan medium porousnya berupa kolom tanah. Penetapan penneabilitas dapat ditentukan berdasarkan hukum
Darcy:
Q = K.A.H.l/L,
1. Porositas sampel tanah
Porositas didetinisikan sebagai perbandingan an tara volume pori-pori rongga terhadap kolom tanah total. Pad a kondisi normal pori-pori tanah terisi larutan tanah clan udara tanah. Besamya nilai porositas dari masing-masing kolom tanah disajikan pad a tabel I.
dengan Q = debit aliran (cm3/detik), H = tinggi tekanan air (cm) L = panjang sampel tanah (cm) A = luas potongan sampel (cm2)
K = koefisien penneabilitas sampel tanah (cm/detik).
Contoh perhitungan penneabilitas dari data yang ada pada tabel 2, untuk ukuran partikel < 75 Jlm diperoleh harga K = (8,8x 1 0-3 x 3,7) / (20 x 6,6) = 2.47x 1 0-4 cm/detik. Data penneabilitas untuk masing-masing kolom disajikan pada tabel2
Tabcl 2 Data permcabilitas pada masing-masing kolom
Tabel 1 Data porositas pada masing-masing kolom
Ukuran
ur.h
(11m) UkUf:ln zaraJl (~m) Nu Kol 0'1' Tin~i kolom (cm) Debit (mVdct) Perme.biti,., (cm/del) No. Kolom Volume air terlahan (ml) Volume total (ml)Is-:l;-:I-o.3
I 9)4xIO.3I 9,)Ox 10.3I 3 9,41x10. ),29x10.1 3,91.10.1 ),5OxI0.1 i .1 3,67.10 i 5,IOx10.1 I 6,25.10.1I 7,35.10.1 7,14x1O.1 <7S <75 <75 < 75, 75-S0, 75-SOG~
7S-50 150-0 ISO.o ISO-OI i ISO-O i2:?2:!
2:!
~
..!.;!.2:.!.
3,2I~
I~
2,9 -1! 3,1 2.47.10~~
2.48.10~
~
~
--;:;;-;;;:r
~
~
~
~
~
-,-1.68.10" I <75 I I < 75 < 75 < 75
~
' 75-150 I 75-150 I 75-150 75-\50 i \50-180 \50-\80 150-180 : 150-180 13,8 13,0 24,4 23,1 12,9!11,7 23,1 i 23,8 S 6 7 S rorosila s 0,566 0,563 0,558 0,534 0.505 0.512 0,505 0,500 0,485 0,479 0,490 0,487 -4-:1 5. 6..,
11,0~
~
10,6 i 9,6 9,2 9,2 10,0 21,8~
~
21,2 19,8 19,2 19,2 20,S 10. II 10. II.I"'
3. Kecepatan aliran air daD koefisien distribusi Data mengenai debit aliran,waktu tampung rerata daD koefisien distribusi untuk masing-masing kolom tanah disajikan pada tabel 4.
Dari tabel 4 terlihat bahwa secara umum semakin kecil ukuran partikel tanahnya akan mempunyai koefisien distribusi yang semakin
Oari label 1 telihat bahwa untuk partikel
tanah yang berukuran kecil akan mempunyai
porositas yang lebih besar dan mampu menyekap
bcsar. Nilai rcrata kocfisicn distribusi ul1tuk masing-masing kolom tanah adalah 6,26; 3,45 dan 2,57 ml/g masing-masing untuk ukuran < 75 ~m; 75-150~mdan 150-180~m.
TabeJ 3 Data debit aliran, waktu rerata, kecepatan aliran rerata air pada masing-masing kolom dan koefisien distribusi
No. Ko-10m Ukuran zarah (/lm) IO3XQw (ml/det) IO4XVW (cm/det) Kd (ml/g) w (det) < 7S 2,22 1130 5,91 6,67.1: 0,31 < 75 2,33 1072 6,27 6,70:1: 0,30 2 < 75 2,33 1072 6,33 5,95:t 0,39
3 Gambarl. Perubahan Konsentrasi rein/if efluen pada
kolom ' < 7S 2,35 1064 6,67 S,72:t 0,26 4 75-150 65,9 38 198 3,60.t. 0,20 5 15-150 78,3 32 232 3,4St 0,14 6 75 -150 10,1 36 210 3,45:tO,15 7 75 -150 73,6 34 232 3,29:1: 0,16 8 150-180 102 25 319 2,40:1: 0,13 9. 150-180 125 20 395 2,58% 0,13 10 150-180 148 17 448 2,44.tO,14 II 150-180 142 18 442 2,75:tO,14
12 Galnbar 2. Peruba/ran Konsentrasi efluen pada
peruba/ran waktu untuk masilrg-masing kolom
Dari gambar I, maka untuk masing-masing kolom tanah akan ditentukan nilai to,o' to.5 dan tl,o' Dengan data-data itu dapat dihitung nilai dispersi-vitas dan koefisien djspersinya. Data estimasi nilai dispersivitas dan koefisien dispersi untuk masing-masing kolom disajikan pad a tabel4. 4. Koefisien dispersi
Sam pel efluen diambil tiap 2,5 ml dengan waktu tampung rerata dihitung berdasarkan rumus Darcian dengan tinggi larutan Cesium 5 cm untuk partikel ukuran < 75 Ilm clan setinggi 4 cm untuk partikel tanah ukuran > 75 Ilm. Koefisien dispersi pada kolom tanah dihitung berdasarkan grafik pe-rubahan konsentrasi relatif antara efluen dengan influennya versus waktu, seperti disajikan pada gambar 1, sedangkan perubahan konsentrasi eflu-en per perubahan waktu disajikan pada gambar 2.
Ngasifudin, dkk ISSN 0216-3128
Prosiding Pertelnuan dan Presentasi I/miah PPNY-BA7:4.tV. Yogyakarta 2.1-2.5 April 1996
2.56 Buku II
Tabcl 4 Data dispcrsivitas dan kocfisicn dispersi untuk masing-mnsing kolom.
T:\bcl 5 D:\ta waktu tiba rcrata dan keccpatan mi grasi rerata untuk masing-masing kolom
N
~
_~.~~~-~~ Ukuran tRKo- Z&rO!I (d.tik)
10m (~m) < 7S IO"xVR (om/det) 1,74 2.11 2.21 2,3S 69,3 97,2 19,2 17,6 12S 172 200 113 mo (del) 21470 171» 171S. 170.4 4S6
3S.
4» 374 .00 110, 136 [-i«-5k I. 2 J 4. s. 6. ---7. c-~ . 9 10. II. 12. i 21278 169 -0,0.18 -O,2ZS .1),505 -0,653 0,178 -0,448 -0,886 -0,082~,483
"
-0,374 II~Iro:ru-l
;'tR (dot) 40 No. Ko-10m Ukuran zarah (fUn) aL {tin} IOSxDL (cm2/del) 10.0 (delik}'o.s
(delik) 11,0 (delik) < 75 12430 21910 29380 0,132 7,80 21440 0.080 4,96 < 7S 10120 17355 <S <7S < 7S 7S- ISO 7S- ISO 7S- ISO 7S- ISO ISO-I30 -~! ISO-I80~
3 < 7S 9648 1631S 20368 0,090 5,71 22344 1,14 4 < 75 9516 17365 0,116s.
75-150 304 475 722 0,153 301 340 448 O,tOS 242 6 75- 150 192 75.150 216 379 504 0,111 232 7 8. 75- 150 170 378 578 0,223 494 237 400 0,241 769 9. 150-180 125 511 150-ISO 80 185 240 0,129 10. 8S 149 204 0,110 510 II. 150-180Oari label 5 terlihat bahwa semakin kecil ukuran partikel tanahnya maka waktu tiba rerata radionuklida rerata radionuklida akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena sejnakin kecil ukuran partikel tanah akan semakin banyak terbentuk pori-pori mikro yang akan membentuk saluran-saluran kapiler. Semakin kecil saluran kapiler yang terbentuk maka akan semakin sulit untuk dilewati radionuklida, sehingga waktu tiba reratanya semakin besar.
Faktor retardasi didetinisikan sebagai per-bandingan waktu tiba rerata radionuklida dengan waktu tiba rerata aliran air. clan datanya disajikan pacta label 6.
Tabel 6 Data faktor retardasi untuk masing-masing
kolom 570 1 SO.ISO 108 173 252 0,128 12
v.
«(midI)--:r
1,74.10~
~
--:r
2,3S.[O
~
~~
~
8,76.10~~
~
~
1,83.10.2 Ukuran zarah (11m) < 7S < 1S < 1S < 1S 1S-ISO 75-ISO 5-ISO S-150 ISO-IIO i 1500110 I ISO-IIO I 150-110 Kolom (cmldl)~
~
~
6,33.10~
6,66,,10-;-~
~.31'10'~-;-~~!~.:
2,~2x10.2~
-;-3.95'10.. ---., 4,6~,10.-~
2S. Kecepatan Migrasi dan Faktor Retardasi Kecepatan migrasi (V R) radionuklida di-hitung berdasarkan panjang kolom tanah (L) dibagi waktu tiba rerata (tR) radionuklida. Waktu tiba rerata dhitung dengan cara membuat grafik peruba-han konse!1trasi versus waktu, sedangkan waktu tiba ditunjukkan oleh puncak grafik tersebut. Contoh perhitungan kecepatan migrasi rerata dari data pada tabel 5 untuk ukuran partikel tanah < 75 11m diperoleh nilai V R = 3,7/21278 = 1,74xIO-4 cm/detik. Data mengenai waktu tiba rerata dan kecepatan migrasi rerata radionuklida untuk masing masing kolom tanah
disajikan pada tabel 5.
~
4' S. 6 R 10-:-ill.Dari tabel 6 tersebut terlihat bahwa untuk masing-masing kolom nilai faktor retardasi adalah lebih besar dari I, yang menunjukkan bahwa kecepatan migrasi radionuklida lebih kecil daripada kecepatan aliran rerata air. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antara radionuklida dengan kolom tanah sehingga acta
ISSN 0216-3128 Ngasifudin, dkk
Prosiding Pertemuan don Presentasi /lmiah
PPNY-BATAN, Yog.,,'akarta 23-25 April 1996 Buku 11 257
sebagian radionuklida yang tertahan oleh kolom
t~n"h Facility, China Institute for Radiation
Protection, Taiyuan, Shanxi, 1991.
8. GUVEN, R. W., "Analysis and fnterpretation of Single-Well Tracer Test in Stratified Aquifer", Water Resourcer Research, Volume 21, May 1985 Number 5, American Geophysical Union, 1985.
-.HANS, B., "Nuclear Power the Environment and Man", Information Booklet Prepared Jointly by IAEA and WHO, Austria, 1982. 10. HARTMAN, R., "Methods for Soil Physical
Analyses", State University of Gent, Faculty .of Agricultural Sciences Department of Soil
Physics, Gent, 1980.
II. HERBERT, F.W. and MARY, P.A., "Introduction to Ground Water Modelling", W.H. Freeman_and Company, San Fransisco, 1982.
KESIMPULAN
9 I. Grafik waktu tiba radionuklida (dC/dt vs.
t) cenderung miring ke kanan (nilai
kemiringan negatif)
2. Nilai variabel rerata yang diperlukan
dalam pengaplikasian migrasi radionuklida
model matematis, disajikan pada tabel 7
berikut ini.
Tnbel7 Nilni variabel rerata untuk aplikasi migrnsi radionuklida model matematis
Ukuran partikel (IUD) at IO4xVw (cm/det) IO"xDL No R (cm) (cm-/det) < 75 2,99 6,55 O,I2S 6,28 o,sss
12 HOGERTON, I.F., "The Atomic Energy Desk-book", Reinhold Publishing
Corporation,
New York, 1963.
75.150 2,53 317 0,148
2.15
0,506 I50-180 2..\0 590 0,152 405 0,485 I
DAFT AR PUS' AKA
BA VER, L.D., "Soil Physics", third edition, John Wiley & Son Inc., New York, 1972. BUCKMAN, H.O., "The Nature and Properties of Soil", The Macmillan Co., New York, 1969.
CONNOLLY, T.J., "Foundation of Nuclear Engineering", John Wiley & Son Inc., New York, 1978.
TANYA JAfVAB.. GU/larlljar
-Mengapa saudara memi/ih runtu.s-/persamaan
pemode/an
dimensi dua ? .Mohon
penje/asan.
-.Mengapa persamaan pemode/an dari hasil
penentuan parameter be/urn bisa dihitungi
dibuat, apa yang masih kurang, mohon
penjelasan.
Ngasifudin
-Pemodelan dimensi dua digunakan untuk kondisi penyebaran/dispersi dua arah.
-Maksudnya, hasil output program belum selesai
dikerjakan.
Bunawas
5
6
-Jenis tanah yang digunakan apa? Karena ada
kemungkinan
untuk jenis tanah yang berbeda
migrasi Cs-1
37 b,erbeda.
-Dalam penelitian yang di/akukan, tanah da/am
benf1lk
butiran ukuran < 75 Ilm, 75-1 50 ~m dan
/50-180 ~m. Padahal kondisi di q/am, tanah
tidak da/am kondisi butiran dan lebih padat,
sehingga dat.a.-.JI~ipero/eh
apa tidak adq
kore/asi ?
DAJAN, A., "Pengantar Metode Teknik Statistik Jilid I", LP3ES, Jakarta, 1976. DARMA WIJA Y A, M.I., "Klasifikasi Tanah", Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung, Bandung, 1980.
.DLOUHY, Z., "Disposal of Radioactive Waste", Elseiver Scientific Pub. Co., New York, 1982.
ERBANG. H., "Migration of Nuclides in the Environment", IZegional Training Course tor Asia and the Pasific Region on Environmental Monitoring and Assesment of Nuclear
Prosiding Perle",uon don Presenta.ri II",iah PPNY.B.47:4N. Yo&>~karta 23-25 Apri//996
258 Buku II
Ngasifudin
/!gus ]ll/tazani
-Mengapa radionuklida yang dianalisis Cs-137. -A-focfelling saudara apakah diperkirakan dapat
dipllkai pada lingkunga,zltanah saul musim kemarau atoll hzljan.
Ngasifudin
-Radionuklida Cs-137 mempunyai umur paro panjang, sehingga mudah untuk dianalisis. -Akan dipertimbangkan sejauhmana kondisi air
tanah pad a musim kemarau atau hujan.
-Tanah yang digunakan, kandungan yang
dominan adalah tanah lempung.
-Sesuai dengan batasan-batasan asumsi yang dibcrikan pada pcmbahasan, maka koreksi-koreksi menjadi sekecil mungkin.
C. Tut; Budialltari
-.Waktu riba radionuk/ida cenderung negarij Apa ar/ijisisnya ?
Ngasifudin .
-Waktu tiba radionuklida cenderung negatif artinyakecepatan migrasi radionuklida lebih lambat dari padakecepatan aliran air rerata ka-rena harga faktor retardasi lebih besar dari I.