• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Akuisisi dan Merger terhadap Return Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Akuisisi dan Merger terhadap Return Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Akuisisi dan Merger terhadap Return Saham Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011

Nindya Tri Wahyu Kusumawardhani Chandra Wijaya

Administrasi Niaga

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi dan merger terhadap return saham perbankan. Pengambilan sektor perbankan pada penelitian ini dipicu oleh salah satu kebijakan Bank Indonesia yakni Single Presence Policy yang ditetapkan tahun 2006 silam. Sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling ini sebanyak 13 bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta aktif diperdagangkan. Data yang digunakan meliputi data perusahaan yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011, tanggal akuisisi dan merger dilakukan, dan data abnormal return. Nilai abnormal return diperoleh dari selisih antara actual return dengan

expected return, dimana expected return dihitung dengan menggunakan metode Single Index Market Model (SIMM). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah one sample t-test dan paired sample t-test. Hasil penelitian menujukkan 1) dari 61 hari periode pengamatan hanya terdapat 4 hari yang menghasilkan rata-rata abnormal return (AAR) signifikan, dan CAAR tidak ada satupun yang signifikan, ini mengindikasikan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap aktivitas akuisisi dan merger. 2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan, artinya aktivitas tersebut tidak mempengaruhi perubahan return saham perbankan, dan hasil ini mendukung hasil hipotesis 1.

This study aimed to analyze the short-term effect of merger and acquisition (M&A) activities on bank stock returns. Intake of banking sector in this study triggered by one of Bank Indonesia’s policy, Single Presence Policy, which established in 2006. Samples’re taken by using purposive sampling method’s as many as 13 M&A banks on 2006-2011 period, listed on Indonesia Stock Exchange, and actively traded. Data used in this study include the M&A companies on 2006-2011 period, the date of M&A done, and data of abnormal return which’s obtained from the difference between actual return and expected return, where the expected return is calculated by using Single Index Market Model. The statistical methods used to test the hypothesis of this study’s one sample t-test and paired sample t-test. The results showed 1) from 61 days observation period, there’re only 4 days which show the results of average abnormal return (AAR) is significant, none of CAAR is significant, it indicates that the market does not react to M&A activities. 2) there’s no significant difference between the AAR before and after M&A is done, it means that this activity doesn’t affect changes in banking stock returns, and these results support the hypothesis 1 results.

(2)

I. LATAR BELAKANG

Krisis global yang terjadi pada tahun 1997-1998 silam memberi dampak signifikan terhadap perekonomian dunia. Harga barang meningkat, inflasi melonjak tinggi, kurs berbagai negara mengalami depresiasi secara drastis dan membuat kondisi ekonomi negara-negara di dunia termasuk Indonesia menjadi tidak stabil. Ada beberapa penyebab terjadinya krisis tersebut, antara lain stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan ketidakstabilan kondisi perekonomian negara-negara khususnya di kawasan Asia Pasifik. Penyebab lain yakni lemahnya sistem perbankan di Indonesia yang menyebabkan masalah hutang swasta eksternal beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Beberapa diantara bank pada masa tersebut mengalami krisis yang parah hingga akhirnya kolaps, selain itu juga banyak bank yang terpaksa harus dilikuidasi.

Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia membuat berbagai kebijakan dan alat untuk menstabilkan kondisi sektor keuangan dan perbankan khususnya, yang merupakan sektor utama penggerak ekonomi Indonesia. Salah satu alat untuk menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia yakni API (Arsitektur Perbankan Indonesia) yang dibentuk pada 9 Januari 2004 oleh Bank Indonesia. API merupakan suatu blue print atau policy direction mengenai industri perbankan kedepan, bagaimana arah dan bentuknya, juga menyangkut hampir semua aspek perbankan seperti kelembagaan, struktur, pengaturan, pengawasan, dan lembaga penunjang lainnya.

Untuk mempermudah pencapaian API, Bank Indonesia menetapkan 6 (enam) sasaran yang ingin dicapai dan dituangkan ke dalam 6 (enam) pilar yang terkait satu sama lain, yaitu : 1) menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat juga mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. 2) menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional. 3) menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko. 4) menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional. 5) mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat. 6) mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

(3)

Berbagai upaya dan kebijakan diterapkan oleh Bank Indonesia untuk mencapai sasaran API tersebut. Salah satu kebijakan yang diciptakan oleh Bank Indonesia dalam rangka penguatan struktur perbankan adalah kebijakan kepemilikan tunggal atau Single Presence Policy (SPP). Menurut PBI Nomor 8/16/PBI/2006 tentang kepemilikan tunggal perbankan Indonesia, SPP merupakan suatu kebijakan yang mengkondisikan satu pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali pada 1 (satu) bank. SPP diharapkan dapat membantu fungsi Bank Indonesia dalam mengawasi, mengontrol, dan menilai kinerja bank-bank yang ada di Indonesia. Menurut pasal 3 ayat 1 PBI Nomor 8/16/PBI/2006, SPP dapat dilakukan dengan 3 cara yakni sebagai berikut : 1) mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya pada salah satu atau lebih bank yang dikendalikannya kepada pihak lain sehingga yang bersangkutan hanya menjadi pemegang saham pengendali pada 1 (satu) bank. 2) melakukan merger atau konsolidasi atas bank-bank yang dikendalikannya. 3) membentuk perusahaan induk di bidang perbankan (Bank HoldingCompany).

Berikut ini tabel yang memaparkan tentang kebijakan mikro perbankan periode 1997-2010 oleh Bank Indonesia.

Tabel 1.1

Kebijakan Mikro Perbankan 1997-2010

TAHUN KEBIJAKAN

1997

1. Likuidasi 23 bank 2. Rekapitalisasi bank

3. Merger 4 bank pemerintah menjadi Bank Mandiri 2004 Pembuatan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

2004-2010

Serangkaian aktivitas merger, akuisisi, dan konsolidasi perbankan dilakukan untuk memenuhi Single Presence Policy dan kebutuhan modal minimum

(4)

Kegiatan akuisisi dan merger bank di Indonesia sendiri telah dimulai sejak tahun 1970, akan tetapi baru hangat dibicarakan dikalangan pengamat ekonomi, ilmuan, maupun praktisi bisnis, di era tahun 90an, terutama paska terjadinya krisis global tahun 1998. Istilah Akuisisi sendiri berarti pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999). Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).

Pokok permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah tentang pengaruh akuisisi dan merger terhadap return saham perbankan yang dapat dilihat dari rata-rata abnormal return

yang dihasilkan perbankan tersebut pada periode tertentu setelah akuisisi dan merger dilakukan. Oleh karena itu pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger di seputar tanggal pengumuman?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman akuisisi dan merger oleh bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara memperhatikan rata-rata abnormal return yang dihasilkan saham bank-bank tersebut, oleh karena itu yang dituju dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger di seputar tanggal pengumuman

2. Untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan

(5)

II. TINJAUAN TEORITIS

Penelitian terdahulu oleh Anson Wong & Kui Yin Cheung (2009) yang meneliti tentang pengaruh pengumuman akuisisi dan merger terhadap harga sekuritas perusahaan penawar dan perusahaan target di negara-negara Asia, mengambil sampel sebanyak 6 negara yakni Cina, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, dan Hongkong. Penelitian ini melakukan pengujian terhadap abnormal return (AR), cumulative abnormal return (CAR), dan cumulative average abnormal return (CAAR) pada masing-masing saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAAR sebelum pengumuman akuisisi dan merger bagi perusahaan penawar yang menjadi sampel, mayoritas bernilai positif. Saat pengumuman akuisisi dan merger, hanya negara Singapura dan Jepang yang memiliki nilai CAAR positif. Lain halnya setelah pengumuman akuisisi dan merger, Korea Selatan memiliki nilai CAAR tertinggi, diikuti oleh Cina, Singapura, Taiwan, dan Jepang.

Penelitian ini juga menguji pengaruh pengumuman akuisisi dan merger terhadap perusahaan target. Pada perusahaan target di tiap negara, terdapat 2 metode pembayaran yang digunakan yakni metode pembayaran cash dan stock. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan metode pembayaran kas, CAAR yang dihasilkan bernilai negatif. Berbeda dengan perusahaan yang menggunakan metode pambayaran saham, CAAR yang dihasilkan bernilai positif.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Vaziri (2011) tentang reaksi harga saham terhadap akuisisi pada sektor perbankan, mengambil sampel 6 negara di Asia yakni Cina, Hongkong, Taiwan, Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Periode penelitian antara tahun 2005-2010. Penelitian ini menggunakan metodologi event-study dan melakukan pengujian pada AR, CAR, dan uji signifikansi Z statistik oleh karena sampel yang digunakan lebih dari 30. Event-window yang dipilih peneliti untuk menghitung CAR yakni t-230 dan t+30. Hasil menunjukkan bahwa CAR yang dihasilkan pada event-window di negara Cina, Hongkong, dan Taiwan, mayoritas bernilai positif. Sebaliknya CAR yang di hasilkan di negara Singapura, Indonesia, dan Malaysia, mayoritas bernilai negatif.

(6)

III. METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yakni sebanyak 14 bank. Pemilihan sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan tujuan dan syarat tertentu. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 13 bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan syarat saham bank tersebut aktif diperdagangkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode event study. Penelitian ini menguji abnormal return yang dihasilkan sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi dan merger, untuk mengetahui bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman tersebut. Abnormal return (AR) dihitung pada event-window yang telah ditentukan dan dilakukan uji signifikansi pengaruh akuisisi dan merger tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

1. Return Saham Bank Individual

Dihitung selama periode estimasi yakni 30 hari dan periode peristiwa yakni 30 hari sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Menurut Vaziri (2011),

return saham bank individual dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

R

it

= Ln(P

it

) - Ln (P

it-1

)

dimana,

Rit = Return saham bank individual

Pit = Harga penutupan saham pada hari t

(7)

2. Return Pasar

Dihitung selama periode estimasi yakni 30 hari dan periode peristiwa yakni 30 hari sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Menurut Vaziri (2011),

return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

Rmt = Ln(Pmt) - Ln (Pmt-1)

dimana,

Rmt = Return indeks pasar

Pmt = Indeks pasar pada hari t

Pmt-1 = Indeks pasar pada t-1

3. Return Ekspektasi Saham

Menurut Wong (2009), return ekspektasi saham dihitung menggunakan Single Index Market Model (SIMM) dengan rumus sebagai berikut :

Rjt

= α

+

β.Rmt

dimana,

Rjt = Return ekspektasi saham pada periode t

Rmt = Return indeks pasar pada periode t

α = Intercept saham

β = Beta saham

4. Abnormal Return (AR)

Menurut Jogiyanto (2003:416), Abnormal Return (AR) dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

(8)

dimana,

AR = Abnormal return

Rit = Return saham individual

Rjt = Return ekspektasi

5. Cumulative Abnormal Return (CAR)

CAR setiap saham menurut Vaziri (2011), dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

dimana,

CARj = Cumulative abnormal return

ARjt = Abnormal return pada waktu t

6. Average Abnormal Return (AAR)

AAR setiap saham dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

AAR =

dimana,

AAR = Average abnormal return

CAR = Cumulative abnormal return

n = Total sampel

7. Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)

(9)

CAAR =

dimana,

CAAR = Cumulative Average Abnormal Return

AARt = Average Abnormal Return yang diakumulasikan dari hari pertama sampai hari terakhir

8. Standar Deviasi (σ)

Standar Deviasi setiap saham dihitung dengan rumus berikut :

σ =

dimana,

σ = Standar deviasi saham

AR = Abnormal return

AAR = Average abnormal return

9. Standardized Abnormal Return (SAR)

Standardized Abnormal Return dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

SAR =

σ

dimana,

SAR = Standardized abnormal return

(10)

σ = Standar deviasi saham 10.Uji Signifikansi t (pada α = 5%)

t =

dimana,

t = Signifikansi

SAR = Standardized abnormal return

n = Jumlah sampel

11.Pengujian hipotesis menggunakan uji t.

Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a) Perumusan Hipotesis

Hipotesis 1 :

H0 : Tidak ada reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger yang ditandai

dengan nilai rata-rata abnormal return mayoritas tidak signifikan

Ha : Adanya reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger yang ditandai dengan nilai rata-rata abnormal return mayoritas signifikan

Hipotesis 2 :

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan

sesudah akuisisi dan merger

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger

b) Penentuan nilai kritis (t tabel)

Degree of freedom (df = n-1), dimana n adalah jumlah sampel. Dari df dan tingkat signifikansi (α) dan bantuan tabel distribusi normal, diperoleh t tabel.

(11)

c) Penentuan t hitung

t =

d) Penentuan daerah terima

Jika probabilitas > 0,05 : H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 : H0 ditolak

e) Pengambilan keputusan : menerima atau menolak H0

IV. HASIL PENELITIAN

Pengujian hipotesis 1 menggunakan metode one sample t-test. Variabel yang digunakan untuk adalah average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang dihasilkan 30 hari sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Lihat tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Uji Signifikansi AAR dan CAAR

Periode AAR t-Hitung AAR CAAR t-Hitung CAAR

-30 .002138 .377 .002138 .377 -29 -.003754 -.736 -.001623 -.205 -28 -.001908 -.509 -.003508 -.529 -27 .000569 .068 -.002954 -.275 -26 .004300 .587 .001369 .129 -25 .020185 1.928* .021546 1.296 -24 -.006769 -1.171 .014785 .868

(12)

-23 .006015 .960 .020792 1.169 -22 -.005892 -.935 .014908 1.100 -21 -.001723 -.501 .013185 .983 -20 -.005600 -.923 .007585 .592 -19 -.005362 -1.631 .002192 .174 -18 -.000346 -.101 .001854 .151 -17 .005485 1.109 .007338 .508 -16 -.004177 -.527 .003162 .201 -15 .009900 1.774 .013038 .671 -14 .007015 1.630 .020062 1.060 -13 .007908 1.493 .027985 1.323 -12 .007454 1.031 .035462 1.577 -11 -.002508 -.518 .032923 1.428 -10 -.001346 -.233 .031608 1.325 -9 -.004031 -.422 .027577 1.035 -8 -.008738 -2.154* .018862 .720 -7 -.014908 -1.398 .003962 .145 -6 .008262 1.050 .012223 .464 -5 .001669 .281 .013900 .461 -4 -.008462 -1.014 .005438 .209

(13)

-3 .005508 .694 .010938 .405 -2 .006600 .686 .017554 .526 -1 -.027262 -.829 -.009692 -.237 0 .034869 1.283 .025169 .665 1 -.001038 -.156 .024146 .595 2 -.001400 -.162 .022731 .582 3 -.000677 -.096 .022062 .624 4 .000438 .127 .022477 .612 5 .010062 .760 .032546 .872 6 .008154 .825 .040708 1.247 7 -.003238 -.558 .037469 1.160 8 -.008962 -1.082 .028538 .963 9 .002754 .590 .031285 1.050 10 -.008000 -1.880* .023277 .783 11 -.000169 -.037 .023100 .785 12 -.002346 -.418 .020738 .704 13 -.002200 -.474 .018569 .620 14 -.003277 -.734 .015292 .473 15 .001646 .413 .016946 .502 16 -.004277 -.534 .012677 .450

(14)

17 -.007892 -.903 .004800 .188 18 .003846 .602 .008615 .328 19 -.000462 -.121 .008146 .299 20 .004238 .552 .012400 .497 21 .005554 1.096 .017938 .741 22 .005623 1.152 .023569 1.064 23 -.002892 -1.012 .020669 .971 24 .000138 .026 .020831 .841 25 .004631 .751 .025462 1.217 26 -.013366 -2.161* .012092 .608 27 .001585 .145 .013700 .583 28 .018323 1.415 .032015 1.032 29 -.021054 -1.307 .010985 .596 30 -.002715 -.593 .008254 .417 *t tabel (alfa 10%, df = n-1 = 12) = 1.782288

Dari tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata abnormal return (AAR) memiliki 28 hari nilai positif dari 61 hari pengamatan atau sebesar 45.90% dan selebihnya saham menghasilkan rata-rata abnormal return negatif yakni sebesar 54.10% atau 33 hari pengamatan dengan tidak satu hari pun menghasilkan abnormal return bernilai 0.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa akuisisi dan merger tidak memberi banyak keuntungan bagi perusahaan, oleh karena rata-rata abnormal return yang dihasilkan setelah akuisisi dan merger mayoritas bernilai negatif. Hasil ini akan ditinjau kembali dari segi signifikansinya. Dari hasil perhitungan t statistik diketahui bahwa nilai rata-rata abnormal return

(15)

yang signifikan sebelum akuisisi dan merger, terjadi pada hari ke -25 dan -8 dengan tingkat signifikansi 10%, hal ini memungkinkan adanya kebocoran informasi tentang akuisisi dan merger yang menyebabkan pasar bereaksi secara signifikan pada hari tersebut.

Selain AAR, cumulative average abnormal return (CAAR) juga dihitung untuk melihat perkembangan kemakmuran pemegang saham perusahaan yang akuisisi dan merger. Dari tabel 4.1 diketahui perkembangan CAAR cenderung meningkat sesudah akuisisi dan merger. Hal ini mengindikasikan tidak ada tambahan abnormal return secara kumulatif bagi pemegang saham perbankan yang akuisisi dan merger, selain itu nilai CAAR yang dihasilkan tidak ada satupun yang signifikan. Pergerakkan AAR dan CAAR selama periode pengamatan dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut ini :

Grafik 4.1 Pergerakkan AAR dan CAAR

Pengujian hipotesis 2 menggunakan metode beda 2 sampel dependen atau paired sample t-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara 2 sampel yang berhubungan. 2 (dua) sampel yang akan diuji pada penelitian ini adalah rata-rata abnormal return (AAR) yang dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger. Lihat tabel 4.2 berikut ini :

-0,06 -0,04 -0,02 0 0,02 0,04 0,06 0,08 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61

Grafik Pergerakkan AAR dan CAAR

(16)

Tabel 4.2 Perbandingan AAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi dan Merger

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 AAR 30 hari

sebelum - AAR 30 hari sesudah

.000246 2

.0078760 .0021844 -.0045133 .0050056 .113 12 .912

Berdasarkan pengujian beda AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger yang terlihat pada tabel paired samples t-test, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.912 (α > 0.05) yang artinya bahwa H0 diterima, atau tidak terdapat perbedaan nilai AAR yang signifikan antara 30 hari

sebelum dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger.

V. PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian hipotesis 1 diketahui terdapat rata-rata abnormal return (AAR) yang bernilai signifikan positif pada hari ke -25 dan bernilai signifikan negatif pada hari ke -8. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum akuisisi dan merger dilakukan, telah terdapat kebocoran informasi yang menyebabkan pasar bereaksi secara signifikan terhadap isu aktivitas tersebut. Sesudah akuisisi dan merger dilakukan, terdapat 2 hari pengamatan yang menghasilkan AAR signifikan negatif, yakni pada hari ke 10 dan ke 26. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas akuisisi dan merger tidak menimbulkan reaksi pasar, oleh karena mayoritas AAR yang dihasilkan tidak signifikan.

Kecilnya pengaruh yang signifikan dari hasil pengujian ini bisa jadi disebabkan oleh karena akuisisi dan merger bukan merupakan suatu aktivitas baru yang dilakukan oleh perusahaan di berbagai sektor, termasuk perbankan, sehingga para pelaku pasar modal memiliki tanggapan yang hampir sama terhadap saham perusahaan tersebut baik sebelum maupun sesudah

(17)

akuisisi dan merger. Hal inilah yang menyebabkan signifikansi rata-rata abnormal return yang dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger sangat kecil, yakni hanya sebesar 6.55%.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 yang menguji perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi dan merger, diketahui bahwa AAR sebelum dan AAR sesudah akuisisi dan merger tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas akuisisi dan merger tidak memberi pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sutrisno (1999), Rachmawati dan Tandelilin (2001), Amihud (2002), Erni (2002), dan Laily Hidayati (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan, atau dengan kata lain akuisisi dan merger tidak memberi pengaruh yang signfikan terhadap return saham. Ini terjadi oleh karena aktivitas akuisisi merger bukanlah suatu hal baru yang dilakukan perusahaan diberbagai sektor termasuk perbankan, sehingga keputusan akuisisi dan merger tidak mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham secara signifikan.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1, diketahui bahwa dari 61 hari periode pengamatan, hanya terdapat 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah akuisisi dan merger, yang menghasilkan AAR signifikan, yakni pada t-25, t-8, t+10 dan t+26. Artinya pada hari tersebut pasar bereaksi secara signifikan terhadap saham perusahaan yang akuisisi dan merger, selain itu juga terdapat kebocoran informasi sebelum aktivitas tersebut dilakukan. Hasil ini tidak cukup menggambarkan bahwa selama periode pengamatan, pasar bereaksi secara signifikan terhadap aktivitas akuisisi dan merger, oleh karena mayoritas AAR yang dihasilkan bernilai negatif dan tidak signifikan. Hal ini mungkin terjadi oleh karena periode pengamatan yang digunakan hanya 61 hari, atau dengan kata lain hanya melihat dampak jangka pendek dari aktivitas tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 dengan paired sample t-test, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara AAR yang dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi

(18)

dan merger. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi dan merger terhadap return saham, dan juga mendukung hasil pengujian hipotesis 1.

VII. SARAN

 Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengaruh akuisisi dan merger terhadap return saham yang menjadi masukan bagi investor dalam menentukan keputusan investasi, khususnya pada perbankan yang melakukan aktivitas akuisisi dan merger.

 Bagi Perusahaan

Perusahaan perlu mempertimbangkan keputusan akuisisi dan merger, dengan memperhatikan dampak positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas tersebut dalam jangka pendek.

 Bagi Akademisi

1. Penelitian berikutnya perlu menambahkan variabel penelitian yang akan diuji untuk melihat pengaruh akuisisi dan merger terhadap kinerja perusahaan, struktur kepemilikan, atau variabel lainnya.

2. Penelitian berikutnya diharapkan dapat memberi gambaran pengaruh jangka panjang akuisisi dan merger terhadap return saham, hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan periode pengamatan setelah akuisisi dan merger.

VIII. KEPUSTAKAAN

Amihud, Y, DeLong, G and Saunders, A (2002), „The effects of cross-border bank mergers on bank risk and value‟, Journal of International Money and Finance, Vol. 21, pages 857-77.

Erni, 2002, “Analisis Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merger dan Akuisisi terhadap Abnormal Return Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, Yogyakarta.

(19)

Hartono, Jogiyanto (2003). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, edisi kelima, BPFE, Yogyakarta.

Hidayati, Laily, 2010, “Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merger dan Akuisisi terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia”, Yogjakarta.

H.M, Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi II, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Rachmawati, Eka Nuraini dan Tendelilin, 2001, “Pengaruh Pengumuman Merger Dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol. 1,Agustus.

Sutrisno, 1999, “Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi dalam Merger dan Akuisisi terhadap Harga Saham pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Yogyakarta.

Vaziri, 2011, “Stock Price Reaction to Acquisitions in Banking Sector : An Empirical Analysis on Selected Asia Pacific Countries”, Journal of American Academy of Business, Cambridge.

Wong, 2009, “The Effects of Merger and Acquisitions Announcement on the Securities Price of Bidding Firms and Target Firms in Asia”, International Journal of Economics and Finance, Macau.

Gambar

Tabel 4.1 Uji Signifikansi AAR dan CAAR
Grafik 4.1 Pergerakkan AAR dan CAAR
Tabel 4.2 Perbandingan AAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi dan Merger

Referensi

Dokumen terkait

Ditanya tentang rahasia eksistensi club hingga sekarang, Ko- rpri Hadi 35 tahun pemain andalan juga pengurus menambahkan bahwa satu hal yang unik di Bimantara ini adalah pengurus dan

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERMOHONAN PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI SEBAGAI UPAYA HUKUM LUAR BIASA DALAM PROSES PERKARA PIDANA A. Pengertian Proses Perkara

Inter berhasil meraih gelar scudetto mereka yang ke tigabelas kali pada tahun 1989 dan membutuhkan waktu yang sangat panjang hingga 17 tahun hingga mereka dapat memenanginya

C Dari hobi hingga

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini lJniversitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihrnediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Dari penelitian ini dihasilkan beberapa hal yang baru, hasil pengujian benda uji dengan penambahan bahan tambah ban bekas sebagai pengganti agregat kasar berdasarkan spec

Berikut ini urutan yang benar mengenai rantai makanan adalah .... Berikut ini yang termasuk dalam komponen biotik

Salah satu program kegiatan pada PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan fasilitas kredit yang mudah untuk perkembangan UMKM dengan memfokuskan pada pemberdayaan perempuan