• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 233/PN Prod. 86/87

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 233/PN Prod. 86/87"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

Surat Kabar Boedi Oetomo tanggal 17 September 1920 Nomor 44 Tahun IV.

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 233/PN Prod. 86/87

(2)

LAMPIRAN II

Surat Kabar Boedi Oetomo tanggal 11 Juni 1924 Nomor 68 Tahun V

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 238/PN Prod.86/87

(3)

LAMPIRAN III

Surat kabar Boedi Oetomo tanggal 4 Oktober 1920 Nomor 53 Tahun I

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 233/PN Prod. 86/87.

(4)

LAMPIRAN IV

Surat Kabar Boedi Oetomo tanggal 8 Oktober 1920 Nomor 55 Tahun I

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 233/PN Prod. 86/87

(5)

LAMPIRAN V

Surat Kabar Boedi Oetomo tanggal 25 Juni 1924 Nomor 74 Tahun V

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 238/PN Prod. 86/87

(6)

LAMPIRAN VI

Surat Kabar Boedi Oetomo tanggal 9 Mei 1924 Nomor 53 Tahun V

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil 238/PN Prod. 86/87

(7)

LAMPIRAN VII

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 1 Juni 1916 Lembar Pertjontohan

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(8)

LAMPIRAN VIII

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 1 Januarai 1918 Nomor 1 Tahun III.

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(9)

LAMPIRAN IX

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 18 Februari 1918 Nomor 4 Tahun III.

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(10)

LAMPIRAN X

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 1 Maret 1918 Nomor 5 Tahun III

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(11)

LAMPIRAN XI

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 1 April 1918 Nomor 7 Tahun III

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(12)

LAMPIRAN XII

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 1 Juli 1918 Nomor 1 Tahun I

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(13)

LAMPIRAN XIII

Surat Kabar Soeara Djawa tanggal 16 April 1918 Nomor 8 Tahun III

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi microfilm dengan nomor panggil Port Pos 486.

(14)

LAMPIRAN XIV

Anggaran Dasar Organisasi “Budi Utomo” ditetapkan di Yogyakarta Pas. 1 Organisasi didirikan untuk jangka waktu 29 tahun, dimulai pada

tanggal 20 Mei 1908. Ia bernama Budi Utomo, usaha utama, dan berpusat di Yogyakarta.

Pas. 2 Tujuan organisasi untuk menggalang kerja sama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan madura secara harmonis.

Pas. 3 Untuk mencapi tujuan ini organisasi akan menempuh segala cara yang telah disetujui, dan akan memberikan dukungan seperuhnya kepada usah pihak-pihak lain yang ditujukan ke arah tujuan yang sama. Organisasi ini akan mencurahkan perhatiannya terutama pada:

a. Usaha pendidikan dalam arti seluas-luasnya,

b. Peningkatan pertanian, peternakan, dan perdagangan, c. Kemajuan teknik dan kerajinan,

d. Menghidupkan kembali kesenian dan tradisi, e. Menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan,

f. Hal-hal lain yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pas. 4 Anggota organisasi terdiri atas anggota tetap, anggota kehormatan, dan

donatur atau dermawan.

Anggota tetap terbatas pada penduduk pribumi Jawa dan Madura. Anggota diperoleh dengan pendaftaran kepada badan pengurus, dan bisa ditarik kembali dengan pengunduran diri, pemecatan, atau oleh mayoritas suara sidang.

Mereka yang bukan anggota tetapi telah memberikan banuan yang tidak ternilai pada organisasi, dapat diangkat sebagai anggota kehormatan organisasi, melalui pengangkatan pengurus pada sidang umum.

Donatur bisa perseorangnan tak pandang kebangsaan, atau bisa sesuatu organisasi atau badan apapun yang berwenang.

Seseorang dinyatakan sebagai donatur, jika ia menyatakan bersedia menyokong organisasi dengan sumbangan bulanan

(15)

sekurang-kurangnya f. 0,50 uang Belanda, atau sekali sumbangan sedikitnya f. 25,00.

Pas. 5 Pimpinan organisasi diserahkan pada Badan Pengurus yang terdiri dari sembilan orang, dipilih dari dan oleh anggota tetap organisasi. Pengurus terdiri atas seorang ketua, wakil ketua, sekretaris pertama dan kedua, bendahara, dan empat orang komisaris. Untuk masa kegiatan pertama, anggota badan pengurus ialah tokol-tokoh sebagai berikut:

a. Ketua: Raden Tommenggoeng Aria Tirtikoesoemo, Bupati Karang-anyar

b. Wakil ketua: Mas Soedirihoesodo, dokter pribumi pensiunan di Yogyakarta.

c. Sekretaris Pertama: Mas Ngabei Dwidjosewojo, guru bahasa Jawa pada sekolah pendidikan guru pribumi di Yogyakarta.

d. Sekretaris Kedua: Raden Sosrosoegondo, guru bahasa Melayu pada sekolah pendidikan guru di Yogyakarta

e. Bendahara: Raden Mas Pandji Gondoatmodjo, mantan legiun Pakualam di Yogyakarta

f. Komisaris-komisaris: Raden Mas Aria Soejodipoetro, jaksa kepada Bondowoso, Raden Masn Pandji Gondosoemoarjo, jaksa kepala di Solo, Raden Djojosebroto, jaksa di Garut, dan Mas Tjipto, dokter pribumi di Demak.

Badan pengurus ditinjau oleh anggota tetap dalam sidang umum, dan dipilih oleh mayoritas mutlak suara dalam sidang. Masa kerja pengurus tidak lebih dari tiga tahun, dan anggota pengurus mengundurkan diri secara bersama-sama, tetapi kemudian bisa dipilih kembali. Badan pengurus akan merumuskan peraturan-peraturan untuk mengatur kegiatan masing-masing anggota pengurus sejelas-jelasnya. Tetapi peraturan tersebut tidak boleh mencantumkan hal-hal yang bertentangan dengan anggaran dasar organisasi.

Pas. 6 Cabang organisasi bisa dibentuk apabila ada sepuluh atau lebih anggota tinggal di suatu tempat, cabang diatur oleh pengurus cabang itu sendiri.

Pas. 7 Pengurus cabang boleh menyusun peraturannya sendiri, tetapi di dalamnya tidak boleh mengandung suatu peraturan apa pun yang

(16)

bertentangan dengan anggaran dasar. Pertauran cabang harus mendapat pengesahan Badan Pengurus. Setiap penolakan terhadap perturan cabang yang diusulkan oleh Badan pengurus harus mempunyai alasan yang sehat, dan pengurus cabang boleh minta banding pada sidang umum atas keputusan pengurus itu. Peraturan cabang hanya berlaku setelah mendapat pengesahan dari Badan Pengurus.

Pengurus cabang harus mendapat persetujuan dai Badan Pengurus untuk setiap yang hendak diambilnya.

Pas.8 Setiap tahun antara tanggal lima belas sa’ba dan lima belas sawal, Badan Pengurus menyelenggarakan sidang umum. Pengurus mempunyai wewenang mengadakan sidang tambahan apabila diperlukan, dan harus melakukannya atas permintaan paling sedikit seratus orang anggota organisasi. Badan pengurus menetapkan tanggal dan tempat sidang umum.

Pas. 9 Semua keputusan yang diambil oleh sidang umum harus mendapat persetujuan mayoritas mutlkan suara dari anggota berhak suara yang hadir, dan dalam waktu empat belas hari diumumkan di dalam orgaan resmi organisasi. Keputusan ini tetap berlaku sampai pembatalannya oleh sidang umum.

Pas. 10 Masing-masing cabang mengadakan sidang umum setiap tahun di dalam bulan Sa’ban. Sidang-sidang tambahan bisa diadakan atas pertimbangan pengurus cabang, atau atas perimtaan paling sedikit enam orang anggota cabang bersangkutan.

Pas. 11 Badan pengurus mengadakan rapat pengurus paling sedikit dua kali satu tahun, untuk menetapkan kegiatan organisasi dalam tahun itu. program kegiatan harus disiarkan di dalam organ resmi, dalam dua minggu sesudah penutupan rapat pengurus.

Pas. 12 Pengurus cabang bersidang sekali satu bulan, untuk membahas kegiatan yang diputuskan oleh Badan Pengurus, dan masalah-masalah yang menyangkut cabang masing-masing.

Pas. 13 Pendapatan organisasi berasl dari: a. Sumbangan dari anggota tetap,

(17)

b. Donasi,

c. Warisan, pusaka, hadiah, dan keuntungan tak menentu, d. Keuntungan yang didapat dari harta milik organisasi.

Pas. 14 Anggaran rumah tangga mengatur segala hal yang belum secara jelas diatur di dalam anggaran dasar.

Pas. 15 Semua sengketa yang terjadi antara anggota Badan Pengurus, atau antara seorang anggota pengurus cabang diputuskan oleh sidang umum.

Pas. 16 Amandemen terhadap anggaran dasar hanya sah apabila disetujui oleh tiga per empat mayoritas dari anggota berhak suara yang menghadiri sidang umum, yangkhusu diselenggarakan untuk maksud ini.

Pas. 17 Menurut hukum organisasi menjadi tidak berfungsi apabila jumlah anggota merosot sampai di bawa seratus orang. Organisasi dapat juga dibubarkan leh tida per empat mayoritas suara dari anggota berhak suara yang hadir pada sidag umum.

Pas. 18 Sesuai Pasal 1665 Hukum Perdata Hindia Belanda, pada saat pembubaran atau penangguhan kegiatan, organisasi menetapkan agar ang dan harta kekayaan organisasi dimanfaatkan untuk pendidikan panduduk pribumi Jawa dan Madura. Petunjuk lebih jelas ditetapkan oleh mayoritas mutlak anggota berhak suara yang hadir pada sidang umum terkahir, pada saat pembubaran atau penangguhan kegiatan sudah disetujui.

Pas. 19 Tahun kegiatan organisasi berjalan dari tanggal lima belas sawal sampai lima belas sawal tahun Jawa berikutnya.

Sumber: Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1989), hlm. 272-274.

(18)

LAMPIRAN XV

VERSLAG BOEDI OETOMO

Afd. Tebing Tinggi Deli dari boelan December 1916 sampei December 1917 BESTUUR

Pada tanggal 1 Agustus 1917 jang telah dipilih mendjadi lid bestuur:

1. President R.M.P. Ario Koesoemoe, Gep. Tolk arbiedinpectie Tebing Tinggi 2. Vice President R. Soediran opnemer L.W. Tebing Tinggi

3. Secretaris I M.D Hardjiwasito Tolk Magistraat Tebing Tinggi 4. Secretaris II R. Tjokrosoeparto Ass. Coll. O.R. Tebing Tinggi 5. Penningmeester M. Atmosoekarto Mantri O.R. Tebing Tinggi COMMISSARISSEN:

6. M. Soekirno Tolk arbiedinspectie Tebing Tinggi 7. R. Soemoatmodjo opnemer B.O.W. Pabatoe 8. M. Astrowirjo Hoofdmandoor L.W Tebing Tinggi PEROBAHAN BESTUUR:

Dalam tahoen 1917 banjaknja toean-toean lid bestuur jang pindah ke lain tempat mendjadi terpaksalah beliau-beliau itoe meletakan djabatannja lid bestuur.

Maka menoeroet kepoetoesan Algemeene vergadering pada 1 November 1917 telah memilih bestuur baroe, jang soedah dipilih mendjadi bestuur menoeroet soeara terbanjak jaitoe:

1. President Dr. M. Oetara Ind. Arts Ramboetan

2. Vice President R.M Gondosonarjo Mantri v/d belastingen Tebing Tinggi 3. Secretaris I R. Soetojo klerk P.T. Tebing Tinggi

4. Secrestaris II R. Jahja Tolk Arbiedinspectie Tebing Tinggi 5. Penningmeester I M. Atmosoekarto mantri O.R. Tebing Tinggi 6. Penningmeester II M. Alib mantri O.R Tebing Tinggi

COMMISSARISSEN

7. R. Tjokrosoeparto Ass. Coll. O. R Tebing Tinggi 8. M. Achmad Klerk Landraad

(19)

9. M. Sastrohoedojo mantri O.R Inderapoera 10. M. Wirjotaroeno Mantri kawat Tebing Tinggi 11. M. Atmowisastro Hoofdmandoor Pajabagas ADANJA LEDEN

Pada boelan December 1916, adanya leden B.O 141 orang jaitoe 17 orang lid Donateur dan 124 orang lid biasa, maka pada pengabisan boelan December 1917 telah mendjadi 282 orang banjaknja, mendjadi dalam tahun 1917 141 orang leden jang keloear sebab mati dan pindah tempat 18 orang.

Adanja pembajaran Contributie teritoeng baik. VERGADERING

Boedi Oetomo dalam tahoen 1917 telah mengdakan 3 kali Algemeene Vergadering, 1 kali Buitengewone vergadering dan 3 kali bestuur vergadering.

ADANJA WANG KAS B.O

Ketinggalan dalam masa pada pengabisan boelan December 1917. a. Wang kas Boedi Oetomo f 127.83

b. Wang kas sekolahan f 70.88 c. Wang kas kematian f 100.80

Dari adanja kematian hanja tetap 20 orang sebagai tahoen yang soedah dan dalam tahoen 1917 telah menoeloeng 2 orang jaitoe: 1 Saman kematian orang toeanja jang tjampoer satoe roemah dapat oeang pertolongan f.3- 2. Mas Moestopo kematian anaknja jang masih ketjil dapat pertolongan f.3.-

KEKAJAAN B.O

Pada 31 Dec’ 17 kekajaan B.

a. Oewang kas B.O f 127.83 b. Oewang kas sekolahan f 70.83 c. Barang Invetaris f 758.61

Totaal f 957.32

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian nilai HU pada phantom dengan ukuran diameter 15 cm, 20 cm dan 32 cm baik phantom gold standar maupun phantom buatan menunjukkan pesawat CT scan

Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purworejo mempunyai tugas Pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah bidang pendidikan dan kebudayaan,

Terkait dengan program, sehubungan dengan responden penelitian ini adalah peserta Program Usaha Khusus (UPSUS) yang terintegrasi dengan program pemberdayaan by

- Apakah anda dapat memimpin diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

Mereka (ulama NU) telah banyak mengambil keputusan hukum Islam dengan jalan melakukan bahstul masail (mencari solusi dari sebuah masalah) dengan banyak merujuk

Selain itu, cerpen tersebut juga memiliki pesan dan moral yang menggambarkan perempuan selalu dianggap makhluk yang lemah karena identik memiliki sifat yang lugu dan

Tetanus neonatorum adalah:merupakan penyakit pada bayi baru lahir yang bukan karena trauma Tetanus neonatorum adalah:merupakan penyakit pada bayi baru lahir yang bukan karena

Pada imaging plate ukuran 18x24 cm yang mempunyai ukuran pixel 0,097 mm menghasilkan nilai kontras yang paling tinggi pada stepwedge step kedua yaitu dengan