INTERAKSI AIR HUJAN – TANAH – PENGELOLAAN LAHAN
(1)
(3)
(2)
EROSI:
(1) Sheet (interill) & rill erosion
(2) Morpho-erosion erosi jurang, erosi tebing sungai
(3) Land slide (Tanah Longsor)
foto: pramono hadi
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) UNIT PENGELOLAAN INPUT (HUJAN) – PROSES (LAHAN DAN MANUSIA) – OUTPUT (ALIRAN SUNGAI)
DAS : wilayah daratan yg merupakan satu kesatuan dgn sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
PENSELARASAN WILAYAH DAS DAN DMINISTRASI
SPAS
DAS SEBAGAI UNIT HIDROLOGI TERUKUR
Wil DAS =/ (beda) Wil Hidrologi terukur krn : . Aliran balik (back water)
. Pemisah topografis bocor krn gambut . Sudetan (sungai buatan memotong batas DAS)
PP No 37 Thn 2012
Pasal 1Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Pasal 2
(3) Pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan rencana
tata ruang dan pola pengelolaan sumber daya air
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bid. penataan ruang dan sumber daya air.
PENGELOLAAN =
F (Perenc., Kelembagaan, Implementasi, Monev)
Sistem/Metoda
Teknologi
SISKAR
DAS
FUNGSI & SUMBERDAYA PENGELOLAAN
DAS
S D Method Machines Men Material Money MarketsPENGELOLAAN DAS = PEMBANGUNAN SD A & M Jenjang
Pemerintahan
Jangka Waktu Pembangunan
Panjang Menengah Tahunan
Nasional RPJP Nasional RPJM Nasional RKP
Kementer/Lembag - Renstra-KL Renja-KL
Provinsi RPJP Daerah RPJM Daerah RKPD
SKPD - Renstra-SKPD Renja-SKPD
Kabupaten/Kota RPJP Daerah RPJM Daerah RKPD
SKPD - Renstra-SKPD Renja-SKPD
Hierarki Perencanaan Pembangunan Nasional
(UU No. 25 Thn 2004)
Penyusunan & Penetapan Rencana Pengelolaan DAS dilakukan oleh (PP 37 Tahun 2012): a. Menteri untuk DAS lintas negara dan DAS lintas Provinsi;
b. gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS dalam provinsi dan/atau lintas kabupaten/kota;
c. bupati/walikota sesuai kewenangannya untuk DAS dalam kabupaten/kota.
S I S R E N C D A S DAS DAS/SUB DAS DAS/SUB-DAS SUB-SUB DAS MIKRO DAS KABUPATEN PROPINSI PEMERINTAH DESA 1 : 50 rb 1 : 250 rb 1 : 1 JT 1 : 5 rb DTA UU No. 25 Thn 2004 (RenBangNas) PP 37 Thn 2012 (Lola DAS) PP No. 15 Thn 2010 (RTRW)
Hierarki Perencanaan Pengelolaan DAS Dalam Perencanaan Pembangunan
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tetang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah :
pelaksanaan tugas dan fungsi
perencanaan pembangunan di Daerah
Provinsi, Kabupaten, Kota adalah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Bappeda.
PP No 37 Thn 2012
Pasal 2(1) Peraturan Pemerintah ini mengatur Pengelolaan DAS dari hulu ke hilir secara
utuh.
(2)Pengelolaan DAS secara utuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui tahapan:
a. perencanaan; b. pelaksanaan;
c. monitoring dan evaluasi; dan d. pembinaan dan pengawasan.
PROSES PENETAPAN BATAS DAS
Penyiapan Bahan Penentuan Batas DAS Verifikasi Batas DAS Penetapan Batas DAS
PENYUSUNAN KLASIFIKASI DAS
DAS Dipulihkan Daya Dukungnya DAS Dipertahankan
Daya Dukungnya PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS INVENTARISASI DAS PENYUSUNAN RENC. PENGELOLAAN DAS PENETAPAN RENC. PENGELOLAAN DAS KONDISI LAHAN
Persentase lahan kritis Persentase penutupan vegetasi Indeks erosi
SOSIAL EKONOMI
Tekana Penduduk thp lahan Tk kesejahteraan penduduk
Ikeberadaan dan penegakan aturan
KUANT, KUALT, & KONT. AIR
Koef Rejim Aliran Koef Aliran Tahunan Muatan Sedimen Banjir
Indeks penggunaan air
INVESTASI BANGUNAN AIR Klasifiksi kota
Klasifikasi nilai bangunan air
PEMANFAATAN RUANG WIL Kawasan lindung
Kawasan budidaya
PENENTUAN KLASIFIKASI DAS
PENYUSUNAN RENCANAPENGELOLAAN
DAS DILAKUKAN OLEH:
a. Menteri untuk DAS lintas negara dan DAS lintas Provinsi;
b. Gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS dalam provinsi dan/atau lintas kabupaten/kota;
c. Bupati/walikota sesuai kewenangannya untuk DAS dalam kabupaten/kota.
Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan Klasifikasi DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri terkait.
DAS SERAYU
SPAS
Sub DAS Serayu Hulu SISTEM PENGELOLAAN: -DAS
- SUB DAS - MIKRO DAS
SISTEM PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Tim Penyusun :
Paimin Irfan Budi Pramono Purwanto Dewi Retna Indrawati
Penyunting :
Dr. Harry Santoso Prof. Ris. Dr. Pratiwi
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
SALAH SATU OUTPUT (HASIL) SINTESIS ANTARA
Diagram Alir Analisis “TIPOLOGI DAS” Daerah Kebanjiran
Hujan Potensi Banjir
Tipologi Banjir Wil DAS Luas DAS Tipologi Wilayah Bentuk Lahan Penutupan Lahan Tipologi Lahan Tipologi DTA Pertbn Ekonomi Kerawanan Ekonm Pendapatan Strkr Ekonomi Kepdtn Penduduk Kerawanan Penddk
Tipolog Sosek Tipologi Pengelolaan
DAS
Bentuk/Sistem Lahan* Penutupan Lahan* Air Payau, air Tawar, Gedung (1) Hutan lindung, Hutan Konserv (1) Hut Prod/ Perkebuna n, (2) Sawah, Rumput, Semak/Bel ukar (3) Pemuki man (4) Tegal, Tanah berbatu (5) Rawa-rawa, Pantai: PTG, UPG (1) 1 1 1 1 1 1
Dataran Aluvial, Lembah
alluvial: ACG, KHY (2) 1 1,5 1,5 2 2 2,5 Dataran,: ABG, BTK, CSG,
PKS, SSN (3) 1 2 2,5 3 3,5 4
Kipas dan Lahar, Teras-: AAR, GJO, KNJ, NPA,
LKU(4) 1 2,5 3 3,5 4 4,5 Pegunungan & Perbukitan: AGA, BBG, BBR, BMS, BTA, CRG, GSM, HBU, PDH, TGM, TLU (5) 1 3 3,5 4 4,5 5
Kerawanan/Sensitivitas Lahan Terhadap Degradasi Oleh Erosi
.
*Angka dalam kurung merupakan nilai/skor dari parameter yang bersangkutan
Kategori Nilai Tingkat Kerentanan
Sangat Tinggi > 4,3 Sangat Rentan
Tinggi 3,5 – 4,3 Rentan Sedang 2,6 – 3,4 Sedang
Rendah 1,7 - 2,5 Agak Rentan
Sangat Rendah < 1,7 Tidak Rentan
Klasifikasi Tingkat Kerentanan/Degradasi
Kepadatan Penduduk (Org/km2)
Struktur Ekonomi Pertanian (5) Industri (3) Jasa (1) Jarang ( < 250) (1) (3) (2) (1) Sedang (250 – 400 ) (3) (4 ) ( 3) (2) Padat ( > 400) (5) ( 5) ( 4) ( 3) Tipologi/Kerentanan Penduduk Terhadap Lahan
Pedapatan Pertumbuhan Ekonomi Pentil 5 (1) Pentil 4 (2) Pentil 3 (3) Pentil 2 (4) Pentil 1 (5) > 1,5 SK (1) 1 1,5 2,0 2,5 3,0 1,26 – 1,5 SK (2) 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 1,1 – 1,25 SK (3) 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 0,67 – 1 SK (4) 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 < 0,67 SK (5) 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
Kerawanan Ekonomi DAS
Ket. SK = Standar Kemiskinan
Kerawanan Ekonomi
Kerawanan Penduduk Thdp Lahan
Rendah (skala 1 + 2) Sedang (skala 3) Tinggi (skala 4 + 5) Rendah (skala 1 + 2) 1 2 3 Sedang (skala 3) 2 3 4 Tinggi (skala 4 + 5) 3 4 5
Kerawanan Sosial Ekonomi DAS
Kerawanan Lahan Kerawanan Sosial Ekonomi
Rendah Sedang Tinggi
Rendah
1 2 3
Sedang 2 3 4
Tinggi 3 4 5
Tipologi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area)
Tipologi Kewilayahan
Tipologi Daerah Tangkapan Air <1,7 (Sangat Rendah) 1,7 – 2,5 (Rendah) 2,6 – 3,4 (Sedang) 3,5 – 4,3 (Tinggi) 4,7 (Sangat Tinggi) Rendah <1,7 <1,7 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 Sedang <1,7 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 > 4,7 Tinggi 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 > 4,7 Tipologi Pengelolaan DAS
Hujan Harian Maksimum (mm) Kerawanan Lahan <1,7 (Sangat Rendah) 1,7 – 2,5 (Rendah) 2,6 – 3,4 (Sedang) 3,5 – 4,3 (Tinggi) >4,7 (Sangat Tinggi) < 20 (Sangat Rendah) <1,7 <1,7 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 21-40 (Rendah) 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 41-75 (Sedang) 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 76-150 (Tinggi) 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3 >150 (Sangat Tinggi) 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3 >4,7 >4,7
Tipologi Pasokan Air Banjir Terkoreksi Tipologi DAS – alat diagnosis kerentanan dan potensi DAS - dimanfaatkan utk:
!. Menilai tingkat kerentananan pengelolaan tingkat DAS: Tingkat Kerentanan Lahan
Tingkat kerentanan sosial ekonomi Kerentanan banjir
Koordinasi pengelolaan dalam satuan DAS lintas wilayah adm. 2. Nilai tingkat kerentanan DAS sebagai dasar klasifikasi DAS 3. Tingkat Kerentanan Bagian DAS dasar penetapan urutan prioritas pengelolaan bagian DAS atau Sub DAS atau d t a dlm kab. dominan. 4. Konsep perencanaan pengelolaan DAS digunakan sebagai dasar untuk memperoleh pertimbangan teknis dari stakeholders 5. Penetapan tujuan pengelolaan DAS yang didasarkan pada tingkat kerentanan dan jenis rentannnya.
Tipologi Lahan: DAS: 3.24 Sub DAS Tuntang Hulu: 3.46 Sub DAS Tuntang Tengah: 2.66 Sub DAS Tuntang Hilir: 1.93 Tipologi Sosek: DAS:3,75 Sub DAS Tuntang Hulu: 3,0 Sub DAS Tuntang Tengah: 4,5 Sub DAS Tuntang Hilir: 5
Prioritas I :
Sub DAS Tuntang Hulu
Tipologi DAS : (3.59 + 3.71 )/2 “tinggi” (skor 3.65)
Pasokan air banjir tiap Sub DAS : “ Tinggi”
Tipologi DTA : (3.42+ 3.75)/2
“ Tinggi” (3.59)
Tipologi Wil : 2 Luas <150 rb ha; DAS lintas kab
Tipologi pengelolaan DAS : (3.65 + 2)/2 “sedang” (skor 2.83)
Secara umum usulan kegiatan meliputi:
!. Usulan penutupan lahan hutan optimal. UU 41 Tahun 1999 - luas kawasan hutan minimal 30% hutan pinus minimal 33%,
hutan jati minimal 53%
2. Tipologi lahan, terutama sistem lahan Rencana Pola Ruang RTRW
3. Hasil identifikasi daerah rentan kebanjiran kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung maupun pengembangan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. 4. Usulan alternatif kegiatan pengelolaan yang bersifat lintas kabupaten
Mekanisme atau Proses Perencanaan Pengelolaan DAS Konsep Usulan Penyelesaian Masalah
dari Para Pihak
RTRW Kesepakatan Masalah &
Penetapan Tujuan Bappeda (Tim) Musyawarah Para Pihak Terkait Karakterisasi DAS RTRW Usulan Penyelesaian
Masalah dari Para Pihak Rencana Pengelolaan DAS Tersusun : - Kebijakan
- Program - Kegiatan
- Pembagian Peran Para Pihak
SALAH SATU OUTPUT (HASIL) SINTESIS ANTARA
(MARET 2012)
Karakteristik Dasar DAS Faktor Alami
Iklim (Hujan & suhu), Morfometri, Geologi, Bentuk Lahan, Lerang, Tanah
Kerentanan Potensial DAS : Kekeringan
Banjir Kekritisan/Erosi Longsor
Potensi Alami DAS : 1. Air
2. Lahan
Karakteristik Aktual DAS Kerentanan Aktual DAS 1. Kekeringan 2. Banjir 3. Kekritisan/Erosi 4. Longsor 5. Sosek Potensi Aktual DAS : 1. Air
2. Lahan 3. Sosek
Faktor Manajemen
Penggun lahan, Teknik KTA, Limpasan, Sedimen, Evapotrans., Kondisi Sosek,dll
Faktor – Faktor Karakteristik DAS
Rumusan Dasar Karakterisasi DTA Dalam Kab Dominan
No Parameter/Bobot Klasifikasi Kategori Skor I POTENSI AIR BANJIR
A ESTIMASI (100%) 1 ALAMI [60]
a Hujan harian maksimum rata-rata pada bulan basah (mm/hari) [35%] < 20 21-40 41-75 76-150 >150 Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 b Bentuk DAS [5%] Lonjong Agak Lonjong Sedang Agak Bulat Bulat Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 c Gradien Sungai (%) (10%) < 0,5 0,5-1,0 1,1-1,5 1,6-2,0 > 2,0 Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 d Kerapatan drainase (5%) Jarang Agak Jarang Sedang Rapat Sangat Rapat Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 e Lereng rata-rata DAS (%)
(5%) < 8 8-15 16-25 26-45 > 45 Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 2 MANAJEMEN (40%)
2 MANAJEMEN (40%)
a Penggunaan lahan (40%)
Hutan Lindung/ Konservasi*) Hutan Produksi/Perkeb**) Pekarangan/Semak/Belukar Sawah/Tegal-teras Tegal/Pmk-kota Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 B PENGUKURAN (100%)
a Debit puncak spesifik (m3/dt/km2) (100%) < 0,58 0,58-1,00 1,01-1,50 1,51-5,00 > 5,00 Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5
*) dan **) dalam kondisi normal atau tidak dalam kondisi kritis atau terganggu
II DAERAH RAWAN KEBANJIRAN
1 ALAMI (55%)
a Bentuk lahan (10%)
Pegunungan & Perbukitan Kipas & Lahar Dataran, Teras Dataran Aluvial Lembah Aluvial, Jalur Kelokan
Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 b Meandering Sinusitas (P) = panjang/jarak sungai sesuai belokan : jarak lurus (5%) 1 – 1,1 1,2 – 1,4 1,5 – 1,6 1,7 – 2,0 > 2 Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 c Pembendungan oleh percabangan sungai/air pasang (10%) Tidak ada Anak Cab S Induk
Cab S Induk S Induk/Bottle neck
Pasang Air Laut
Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5 d Drainase (% lereng lahan
kiri-kanan sungai) (30%) Sangat Lancar (>8) Lancar (2 - 8) Terhambat (<2) Rendah Sedang Tinggi 1 3 5 2 MANAJEMEN (45%) a Bangunan air (45 %)
Waduk+Tanggul tinggi & baik Waduk Tanggul/sudetan/banjir kanal Tanggul buruk Tanpa Bangunan/pengurangan dimensi sungai Rendah Agak Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi 1 2 3 4 5
KATEGORI TINGKAT KERENTANAN/DEGRADASI Sangat Tinggi : > 4,3 - Sangat Rentan/ Sangat Terdegradasi Tinggi : 3,5 – 4,3 - Rentan/Terdegradasi Sedang : 2,6 – 3,4 - Agak Rentan/ Agak Terdegradasi Rendah : 1,7 - 2,5 - Sedikit Rentan/ Sedikit Terdegradasi Sangat Rendah : < 1,7 - Tidak Rentan/ Tidak Terdegradasi
Jumlah dari (bobot x skor)/100 setiap parameter
No Parameter/Bobot Bobot
A ALAMI 60%
a Hujan tahunan (mm) 20%
b Evapotranspirasi aktual tahunan (mm) 17.5% c Bulan kering (< 100 mm/bl) 12.5%
d Geologi 10%
B MANAJEMEN 40%
a Kebutuhan Air (Indeks Peng Air) Kebutuhan Air (m3)
IPA = --- Potensi Air (m3)
25%
b Debit minimum spesifik (m3/dt/km2) 15% Formulasi Kerentanan Kekeringan Dan Potensi Air
No Parameter/Bobot Bobot
A. Alami 45%
1. Solum tanah (Cm) 10%
2. Lereng (%) 15%
3. Batuan Singkapan (%) 5%
4. Morfoerosi (erosi jurang, tebing sungai, sisi jalan). Persen dari Unit Lahan
10% 5. Jenis Tanah terhadap kepekaan erosi 5% B. Manajemen *) 55%
1. Kawasan Budidaya Pertanian 55%
a. Vegetasi Penutup 40%
b. Konsevasi tanah mekanis 15%
2. Kawasan hutan dan Perkebunan 55%
a. Kondisi vegetasi 45%
b. Konservasi tanah 10%
Formulasi Kekritisan dan Potensi Lahan
No Parameter/Bobot Bobot
A ALAMI 60%
a Hujan harian kumulatif 3 hari berurutan (mm/3 hari) 25%
b Lereng lahan (%) 15%
c Geologi (Batuan) 10%
d Keberadaan sesar patahan/gawir (m) 5% e Kedalaman tanah (regololit) sampai lapisan kedap (m) 5%
B MANAJEMEN 40%
a Penggunaan Lahan 20%
b Infrastruktur (jika lereng <25% = skore 1) 15% c Kepadatan Pemukiman (org/km2)
(jika lereng <25%, skor=1)
5% Formulasi Kerentanan Tanah Longsor
Kriteria Parameter Bobot
SOSIAL (50%)
Kepadatan Penduduk: Geografis 10%
Kepadatan Penduduk: Agraris 10%
Budaya : Perilaku/tingkah laku konservasi 20%
Budaya : Hukum Adat 5%
Nilai Tradisional 5%
EKONOMI (40%)
Ketergantungan terhadap lahan 20%
Tingkat Pendapatan*) 10%
Kegiatan Dasar Wilayah (LQ pertanian) 10% Kelemba
gaan (10%)
Keberdayaan kelembagaan informal konservasi 5% Keberdayaan lembaga formal pada konservasi 5% Formulasi Kerentanan dan Potensi Sosial Ekonomi
dan Kelembagaan KATEGORI TINGKAT KERENTANAN/DEGRADASI
Tinggi : > 4,3 - Sangat Rentan/ Sangat Terdegradasi Agak Tinggi : 3,5 – 4,3 - Rentan/Terdegradasi Sedang : 2,6 – 3,4 - Agak Rentan/ Agak Terdegradasi Agak Rendah: 1,7 - 2,5 - Sedikit Rentan/ Sedikit Terdegradasi Rendah : < 1,7 - Tidak Rentan/ Tidak Terdegradasi
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
SUMBERDAYA LAHAN & AIR
DALAM
SISTEM PENGELOLAAN DAS
Pengelolaan lahan optimal
Penggunaan lahan benar
Sesuai Kemampuan & Kesesuaian Lahan
Teknik budidaya pertnian konservatif
Dukungan SosEkLemb
PENGELOLAAN LAHAN
Kompetisi Penggunaan Lahan
-HUTAN BAIK (belakang)
DEFORESTASI:
- PERLADANGAN (latar depan) - SEMAK BELUKAR (tengah)
Penambangan Feldspar
PRINSIP DASAR KONSERVASI TANAH & AIR
Asas konservasi tanah :menjaga strukur tanah tidak terdispersi dan mengatur gerak dan jumlah limpasan permukaan
Berdasar asas tsb ada 3 pendekatan :
1. tutup tanah dengan vegetasi dan sisa vegetasi 2. jaga dan perbaiki tanah agar resisten thdp penghancuran agregat dan pengangkutan, serta lebih besar daya serap air di permukaan
3. atur aliran/limpasan permukaan agar mengalir dgn kecepatan tidak merusak dan memperbesar infiltrasi
Mulsa & Konturing Pd Tumpangsari Hutan
1 THN FASE PERTUM BUHAN HUTAN MAHONI THD TK KONSERV ASI TANAH & AIR 8 THN 4 THN 8 THN 1 THN
Tanaman Hutan
Tanah terlindung oleh seresah
-Batu bertanah tak banyak pilihan budidaya
Jati & mahoni ditanam disela retakan batu
Agroforestry – Sengon + kopi
. Pengolahan tanah minimal
. Tanah tertutup rapat oleh kanopi & seresah
Reboisasi di Hutan Produksi dengan Tumpangsari (pinus + tanaman semusim)
Secara bertahap akan dikonversi Tumpangsari Pinus + Rumput Gajah + Gamal
Lantai Hutan Kehilangan Serasah Mudah Tererosi
Gambar 4. Tanaman MPTS – durian – Ditanam Tersebar dan Jalur Tanaman Sengon – batas milik
Jalur Tanaman Sengon Tanaman Durian - Individu
Cover Crop di
Kebun Karet
Mana yang
protektif??
Galian Urugan/TimbunanLereng lahan asli Talud (riser) ditanami rumput
Saluran pembuangan air
Penutupan tanah jarang Pengolahan tnh intensif Tanpa konservasi Monokultur Kentang Bawang Putih Teras Bangku :
. Tanah Tipis berbatu Teras talud batu
Tanah masih tebal
Morfoerosi (Erosi jurang) => Bangunan Pengendali
Jurang
Tanah longsor sumbat sungai
Lereng batuan (geologi) tegak (patahan?) tanah mudah longsor
Dam Pengendali (Check Dam) : = Pengendali sedimen = Konservasi air
Dam pengendali tipe busur Pengendali Sedimen & air
Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat