STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau 15 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI STREAMING VIDEO MULTICAST
DI SMA XAVERIUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Nelly Khairani Daulay
Program Studi, Sistem Komputer STMIK MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU Jl. Jend Besar H.M. Soeharto Kel.Lubuk Kupang Kec.Lubuklinggau Selatan I Kota
Lubuklinggau Telp : (0733)(3280300) e-mail: [email protected]
Abstrak
Video merupakan sarana penyampaian informasi yang sangat lengkap dan dapat diimplementasikan menggunakan teknologi streaming. Layanan jaringan untuk pertukaran media secara lokal sangat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya pemutaran video pembelajaran secara simultan. Penyampaian informasi berupa video ini dapat dilakukan dengan pengiriman paket secara unicast maupun multicast. Streaming video multicast dalam implementasinya dimana router SMA Xaverius Lubuklinggau dijadikan Rendezvous Point (RP). Pengujian dilakukan dengan pemutaran video dengan beberapa penerima sekaligus menggunakan protokol HTTP dan RTP. Pengujian dilakukan pada jam sibuk dilingkungan SMA Xaverius Lubuklinggau yang telah ditetapkan berada pada pukul 12.00-14.00. Throughput yang terjadi pada multicast (RTP) sebesar 0.537 Mbit/sec untuk 4 penerima, lebih kecil dari pada unicast (HTTP) yaitu 1.291 Mbit/sec untuk 4 penerima sehingga jaringan tidak terbebani secara berlebihan. Delay dan jitter pada unicast lebih besar daripada multicast yang disebabkan header unicast lebih panjang dari pada multicast. Pengujian juga dilakukan dengan melakukan streaming pada jaringan WiFi di SMA Xaverius Lubuklinggau dimana terjadi kehilangan paket data yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena WiFi mengalami penurunan kualitas sinyal serta dipengaruhi oleh banyaknya pengguna yang mengakses WiFi tersebut.
Kata kunci : Video, VLC, (QoS), Multicast.
Abstract
Video is a means of delivering information that is complete and can be implemented using streaming technology . Network services for local media exchange is very helpful learning activities , such as video playback simultaneously learning . Submission of information in the form of video can be done with the delivery of unicast and multicast packets . Multicast video streaming in its implementation which Xavier High School Lubuklinggau router used as Rendezvous Point (RP). Testing is done with video playback with multiple recipients using the HTTP protocol and RTP. Tests carried out at rush hour High School Xaverius Lubuklinggau environment that has been set is at 12:00 to 14:00. Throughput occurs on a multicast (RTP) of 0537 Mbit / sec for 4 receiver, is smaller than the unicast (HTTP) is 1.291 Mbit / sec to 4 receivers so the network is not burdened excessively. Delay and jitter on unicast greater than that caused multicast unicast header is longer than the multicast. Testing is also done by streaming the WiFi network at Xaverius High School Lubuklinggau where there is high data packet loss. This was due to decreased quality WiFi signal and is influenced by the number of users who access the WiFi..
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi jaringan dan meluasnya penggunaan sistem jaringan saat ini memungkinkan semakin beragamnya penerapan yang dapat dilakukan melalui jaringan komputer. Didukung dengan perkembangan yang sangat cepat teknologi perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak dalam tahun-tahun terakhir, aplikasi-aplikasi penerapan pada jaringan komputer juga mengalami kemajuan secara cepat sehingga banyak aplikasi baru yang berkembang saat ini.Penerapan video streaming melalui jaringan komputer merupakan salah satu bentuk implementasi multimedia dan aplikasi baru yang saat ini masih dikembangkan pada dunia jaringan komputer. Dengan memanfaatkan penerapan ini, seorang user dapat memperoleh kemudahan dalam mengakses video multimedia dimana saja dan kapan saja melalui komputer yang terhubung dengan jaringan, baik kabel maupun nirkabel. Dengan demikian, penerapan teknologi video streaming menjadi solusi baru dalam penyampaian multimedia berbasis jaringan.SMA Xaverius Lubuklinggau, dalam proses pembelajarannya masih manual dan hanya menggunakan LCD dan powerpoint dalam melakukan proses belajar mengajarnya, serta sistem pembelajaran moving class. SMA Xaverius Lubuklinggau belum memakai sistem media pembelajaran streaming Video Multicast yang dapat membantu guru untuk media pembelajaran, serta belum adanya teknologi komputerisasi untuk streaming Video Multicast sebagai media pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi komputerisasi untuk streaming
Video Multicast sebagai media
pembelajaran di SMA Xaverius Lubuklinggau. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Perancangan dan Implementasi Streaming Video Multicast di SMA Xaverius Lubuklinggau Sebagai Media Pembelajaran”
II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data a. Data Primer
Mengumpulkan data secara langsung dari objek yang diteliti. Adapun cara-cara yang dipakai untuk mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi (Pengamatan
Langsung) adalah: metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan langsung pada SMA XAVERIUS Lubuklinggau. 2. Metode Dokumentasi adalah: metode
pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku literature atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topic penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder Yaitu data yang didapat dan digunakan berupa pengetahuan teorotis yang di dapat penulis selama ini, baikdaribahan-bahankuliah, buku-buku referensi yang relevan, serta dari hasil penjelajahan (browsing) di internet yang berhubungan dengan penelitian ini. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Dari hasil yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa video streaming yang dibangun baik sebagai media pembelajaran dan mudah digunakan, serta tampilan yang cukup menarik serta kualitas video streaming sudah sesuai dengan yang diharapkan SMA Xaverius Lubuklinggau. Berikut adalah salah satu bentuk contoh tampilan media pembelajaran .
Gambar 3.1 Scren Shoot VLC
3.2 Pembahasan
Media video streaming dapat menampilkan informasi melalui suara,
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau 17 gambar, gerakan dan warna, baik secara
alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Video streaming juga dapat mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif sehingga Guru SMA Xaverius Lubuklinggau dapat berbagi peran dengan media sehingga lebih banyak waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
3.3.Pengujian
Pengujian yang akan dilakukan menggunakan pengujian black box yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, perancangan, dan pengkodean.
Tabel 3.1 Skrenario Pengujian Kelas Uji Butir Uji Jenis
Pengujian Transmisi Media Mentransmisikan media streaming menuju IP tujuan (IP Lokal Server)
Black-Box Menerima Media Menerima media streaming yang di streamingkan oleh server sebagai penyedia layanan Black-Box 3.3.1 Butir Pengujian
Pengujian dilakukan dengan menguji setiap proses media yang sedang ditransmisikan dan kemungkinan kesalahan yang terjadi untuk setiap proses. Pengujian ini dilakukan secara black box, yaitu pengujian dilakukan dengan hanya memperhatikan masukan ke sistem dan keluaran ke sistem.
3.3.2 Pengujian Transmisi
Tabel 3.2 Pengujian Transmisi Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masuka n Yang Diharap kan Pengam atan Kesimp ulan Textbox IP dimasuk an data: 192.168. 0.21 Tercantu m pada textbox IP Dapat mengisi alamat IP sesuai yang diharapk an  Diterim a   Ditolak Menu pilih media: dipilih video default dan USB Camera Tercantu m pada menu pilih video device Dapat memilih salah satu device untuk menjadi media streamin g  Diterim a   Ditolak Transmit Data IP dan Port menjadi sumber media streamin g Tombol transmit dapat berfungs i sesuai dengan yang diharapk an  Diterim a   Ditolak
Tabel 3.3 Pengujian Transmisi (Data Salah) Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Data Masuka n Yang Diharapka n Pengam atan Kesim pulan Textbox IP dikoson gkan Tidak dapat transmit dan menampilk an pesan “Periksa alamat IP!” Penggun a tidak dapat transmit dan aplikasi menamp ilkan pesan “Periks a alamat IP!”  Diteri ma   Ditolak
Textbox IP dimasuk an data : 192.168. 0.10 Tidak dapat transmit dan menampilk an pesan “Tidak ada sumber media pada alamat IP 192.168.0. 10” Penggun a tidak dapat transmit dan aplikasi menamp ilkan pesan “Tidak ada sumber media pada alamat IP 192.168. 0.10”  Diteri ma   Ditolak
3.4 Pengujian Jumlah Client
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah pengguna yang dapat mengakses video streaming. Spesifikasi komputer server sangat menentukan pada pengujian ini dikarenakan server menyediakan sesi video streaming yang nantinya paket video akan diduplikasikan kepada setiap pengguna (multicast). Dalam pengujian ini digunakan parameter delay dan jitter sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan komputer server dapat melayani pengguna yang akan mengakses video streaming. Ketentuannya adalah sebagai berikut
Tabel 3.4 Parameter Pengujian Jumlah Client Parameter Status Delay (s) Jitter (s) 0 – 10 0 – 15 Normal 10 – 20 15 – 30 Lambat 20 – 30 30 – 50 Sangat Lambat Tabel 3.5 Pengujian pada resolusi 640x480
Jumlah Client Reaksi Komputer Client Reaksi Komputer Server 1 Normal Stabil 2 Normal Stabil 3 Normal Stabil 4 Normal Stabil 5 Normal Stabil 6 Normal Stabil 7 Normal Stabil 8 Lambat Stabil 9 Lambat Stabil 10 Lambat Stabil 11 Lambat Stabil 12 Sangat Lambat Stabil 13 Sangat Lambat Stabil 14 Sangat Lambat Stabil 15 Sangat Lambat Komputer server hang Tabel 3.6 Pengujian pada resolusi 1024x768 Jumlah Client Reaksi Komputer Client Reaksi Komputer Server 1 Normal Stabil 2 Normal Stabil 3 Normal Stabil 4 Normal Stabil 5 Normal Stabil 6 Lambat Stabil 7 Lambat Stabil 8 Sangat Lambat Stabil 9 Sangat Lambat Komputer server hang Dari serangkaian tahapan pengujian, maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain : 1. Bahwa aplikasi live streaming yang
dibangun sudah memenuhi syarat fungsional, karena sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dalam pengujian QoS semakin tinggi resolusi yang digunakan semakin besar pula delay dan jitter, dan kualitas video menjadi baik. Sedangkan semakin kecil resolusi video maka semakin kecil pula delay dan jitter tetapi hal ini akan mengakibatkan kualitas gambar yang buruk.
3. Jumlah pengguna yang dapat mengakses video streaming dengan spesifikasi komputer server yang digunakan pada resolusi 640x480 jumlah pengguna
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau 19 maksimal adalah harus kurang dari 14
pengguna, sedangkan pada resolusi 1024x768 jumlah pengguna maksimal adalah harus kurang dari 8 pengguna. Komputer server akan mengalami hang jika jumlah pengguna yang mengakses URL video streaming mencapai batas maksimal.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai Perancangan dan Implemenasi streaming video multicast di SMA XAVERIUS Lubuklinggau, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Live streaming yang dibangun sudah memenuhi syarat fungsional, karena sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dalam pengujian QoS semakin tinggi resolusi yang digunakan semakin besar pula delay dan jitter, dan kualitas video menjadi baik. Sedangkan semakin kecil resolusi video maka semakin kecil pula delay dan jitter tetapi hal ini akan mengakibatkan kualitas gambar yang buruk.
3. Jumlah pengguna yang dapat mengakses video streaming dengan spesifikasi komputer server yang digunakan pada resolusi 640x480 harus kurang dari 14 pengguna, sedangkan pada resolusi 1024x768 jumlah pengguna harus kurang dari 8 pengguna. Komputer server akan mengalami hang jika jumlah pengguna yang mengakses URL video streaming mencapai batas maksimal.
V. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut, penggunaan Video Live Streaming yang berbasis Video Lan Client dapat diperbaiki dalam beberapa hal :
1. Untuk pengembangan Video selajutnya, Diharapkan dapat menambahkan fasilitas perekaman Video
2. Menambahkan Fasilitas Database, sehingga Sistem dapat menerima permintaan dari client.
VI. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak baik keluarga dan rekan-rekan satu profesi yang telah memberi dukungan moril maupun materil terhadap penelitian ini.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Abror, Ahmad Afis, M.Zen Samsono Hadi, Idris Winarno. 2010. Rancang Bangun Dan Analisa QoS Audio Dan Video Streaming pada Jaringan
MPLS VPN. Jurusan Teknik
Telekomunikasi Politeknik Negeri Surabaya
Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Jakarta
Anonim. 1995. ITU-T Recommendation E.800
Austerberry, David. 2005. The Technology of Video & Audio Streaming. -2nd ed. Oxford: Focal Press. Azhari, Wan Luptan. 2006. Rancang
Bangun Intranet Video Live
Streaming untuk Proses Belajar Mengajar. Institut Teknologi Sepuluh November.
Karl T. Ullrich dan Steven D. Eppinger,
2001, Perancangan dan
Pengembangan Produk.Edisi
pertama. Salemba Teknika, Jakarta Kozamernlk, Franc. 2002. Media Streaming
Over Internet. EBU Technical Department
Kusuma, Darmawan Surya, Kodrat Iman Satoto. 2011. Implementasi Sistem CCTV Live Streaming Untuk
Memantau Kinerja Proyek PT
Pembangunan Perumahan (Persero). Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Sastra, Nyoman Putra, I Mada Oka
Widyantara. 2007. Video Streaming MPEG-4 Pada Jaringan Wireless IP 802.11 b Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana.
Septima, Uzma. 2009. Video Steaming dengan Video LAN Project. Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.
Sofana, Iwan, 2008, Membangun Jaringan Komputer, Bandung; Informatika. Sommerville, Ian. 2011. Software
Engineering Ninth Edition. Boston: Addison-Wesley
Zesterink, Peter, Lisa Amini, Sundas Veliah, Will Belknap. 2000. A Live Intranet Distance Learning System Using MPEG-4 Over RTP/RTSP. Howthorne: IBM T.J Watson Research Center