• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi kesesuaian dosis antibiotika pada lansia berdasarkan estimasi laju filtrasi glomerulus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi kesesuaian dosis antibiotika pada lansia berdasarkan estimasi laju filtrasi glomerulus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. EVALUASI KESESUAIAN DOSIS ANTIBIOTIKA PADA LANSIA BERDASARKAN ESTIMASI LAJU FILTRASI GLOMERULUS DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi. Oleh : Maria Debora Endartanti Kusuma Pratiwi NIM : 148114141. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN JUDUL EVALUASI KESESUAIAN DOSIS ANTIBIOTIKA PADA LANSIA BERDASARKAN ESTIMASI LAJU FILTRASI GLOMERULUS DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi. Oleh : Maria Debora Endartanti Kusuma Pratiwi NIM : 148114141. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus sumber harapan dan kekuatanku Orang tua sebagai wujud baktiku Adik dan keluarga tercinta Almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EVALUASI KESESUAIAN DOSIS ANTIBIOTIKA PADA LANSIA BERDASARKAN ESTIMASI LAJU FILTRASI. GLOMERULUS. DI. RUMAH. SAKIT. PANTI. RINI. YOGYAKARTA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Penulis hendak berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain: 1. Seluruh staf di Rumah Sakit Panti Rini Yoyakarta atas ijin dan kesediaannya meluangkan waktu ditengah kesibukan. 2. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma 3. Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt. yang dengan sabar membimbing serta memberikan masukan kepada penulis. 4. Dr. Rita Suhadi, M.Si, Apt. dan dr. Fenty, M.Kes, Sp.P.K. selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis. 5. Seluruh staf sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 6. Keluarga terutama Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, mengingatkan dan memberi dukungan kepada penulis. 7. Teman-teman angkatan 2014 terlebih FSM D 2014 yang selalu menyemangati dan membantu satu sama lain. 8. Teman-teman seperjuangan skripsi Petrus, Mella, Vita, Dian, Nita yang saling membantu mulai dari proposal, ambil data, hingga skripsi. 9. Dara, Wita dan Ines yang selalu menemani penulis mengerjakan skripsi. 10. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Semoga Tuhan Senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 17 Mei 2018 Penulis. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi PRAKATA............................................................................................................ vii DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL DAN GAMBAR........................................................................x DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi ABSTRAK ............................................................................................................ xii ABSTRACT........................................................................................................... xiii PENDAHULUAN ...................................................................................................1 METODE PENELITIAN.........................................................................................3 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................5 KESIMPULAN......................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13 BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................25. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL DAN GAMBAR. Tabel I. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.................................................................................... 5 Tabel II. Karakteristik Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Pasien Berdasarkan LFG Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta ...................................................................8 Tabel III. Karakteristik Penggunaan dan Kesesuaian Dosis Antibitoika.................9 Tabel IV. Hasil Evaluasi Antibiotika yang Dosisnya Tidak Sesuai ........................9 Gambar 1. Skema Sampel Penelitian.......................................................................3. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik ........................................................15 Lampiran 2. Definisi Operasional Penelitian.........................................................16 Lampiran 3. Referensi Penyesuaian Dosis menurut Drug Information Handbook 24th ed tahun 2015 .................................................................................................18 Lampiran 4. Lembar Pengambilan Data ................................................................20. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Pada lansia fungsi fisiologi semakin menurun, salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) merupakan parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal juga penentuan dosis obat, seperti beberapa antibiotika yang dieliminasi di ginjal. LFG dalam penelitian dihitung dengan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian dosis antibiotika pada pasien lansia di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari-Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Terdapat 30 pasien dengan 39 kasus peresepan antibiotika. Data diperoleh melalui rekam medis Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari-Maret 2017. Karakteristik pasien lansia mayoritas berjenis kelamin laki-laki sejumlah 19 (63,3%) orang, berusia 76-90 tahun 15 (50,0%) orang, serum kreatinin berada pada rentang diatas nilai normal 15 (50,0%) orang. Suku bangsa seluruhnya adalah non afrika amerika, derajat penurunan fungsi ginjal berdasarkan LFG pada stage 2 (LFG 60-89mL/min/1,73m2) dan 3A (LFG 45-59mL/min/1,73m2) masingmasing sebanyak 9 (30,0%) orang. Terdapat 8 jenis antibiotika yang diterima pasien yaitu azithromycin, ceftriaxone, clindamycin, doxycycline, metronidazole, cefuroxime, ciprofloxacin dan levofloxacin. Tiga kasus peresepan antibiotika yang perlu dievaluasi kesesuaian dosisnya berdasarkan LFG yaitu antibiotika ciprofloxacin dan levofloxacin karena dosis yang berlebih. Kata kunci : Lansia; Antibiotika; LFG; MDRD. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Physiologic function decreased in elderly patients, also in renal function. Glomerular Filtration Rate (GFR) is parameter used for asses renal function and also for drug dose adjustment, like some antibiotics were eliminated in renal. GFR calculated with Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) equation. This study aimed to evaluate the suitability of abtibiotics dose in elderly patients based on GFR at Panti Rini Hospital Yogyakarta Period from January to March 2017. This study was an observational research with cross sectional design. There were 30 patients with 39 cases of antibiotic prescribing. The data were obtained through the medical records of Panti Rini Yogyakarta Hospital from January to March 2017. The major characteristic of elderly patients were male 19 (63.33%), aged 76-90 years old (50.00%), and had serum creatinine in the high range 15 (50.00%). The whole race is non-African American, the level of renal impairment based on GFR at stage 2 (GFR 60-89mL/min/1.73m2) and 3A (GFR 4559mL/min/1.73m2) each of 9 (30.00%). There are 8 types of antibiotics received by patients azithromycin, ceftriaxone, clindamycin, doxycycline, metronidazole, cefuroxime, ciprofloxacin and levofloxacin. Three antibiotic prescribing cases that need to be evaluated for dose conformity based on LFG are ciprofloxacin and levofloxacin because overdose. Key words : Elderly; Antibiotic; GFR; MDRD. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Populasi lansia di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 populasi lansia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa dan meningkat menjadi 18,7 juta jiwa pada tahun 2014. Diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa (DEPKES RI, 2015). Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Proses penuaan ditandai oleh penurunan fungsi organ tubuh secara progresif (Murphy, 2012). Terkait dengan usia pula, kemampuan respon imun akan menurun. Selain menurunnya imunitas, terdapat faktor lain yang dapat membuat lansia menjadi lebih rentan terkena infeksi diantaranya adalah komorbiditas seperti diabetes, penyakit paru-paru, serta penggunaan obat-obatan yang menekan inflamasi dan atau obat-obatan yang menekan respon imun. Penyakit infeksi yang seringkali dialami oleh lansia antara lain infeksi saluran kemih dan infeksi pada saluran pernafasan (Larbi et al., 2008 dan Katzung, 2004). Antibiotika atau antimikroba adalah obat atau zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain khususnya mikroba yang merugikan manusia (penyebab infeksi pada manusia). Kasus terapi antibiotika yang tidak sesuai pada pasien lansia dapat mengarah pada kerusakan ginjal kronis yang ireversibel. Hasil penelitian Hu et al. (2001) menyatakan terdapat rata-rata 34% kesalahan dosis pada pasien lansia yang diberikan antibiotika setelah disesuaikan dengan perhitungan klirens kreatinin dengan formula Cockroft-Gault (Hu et al., 2001). Seiring bertambahnya usia fungsi ginjal akan semakin menurun bahkan terkadang secara signifikan (Wooten, 2012). Dengan demikian penting untuk menilai fungsi ginjal dengan benar dan menyesuaikan dosis obat menurut fungsi ginjal. Tanpa penyesuaian dosis pada kasus penurunan fungsi ginjal dapat berakibat pada berkurangnya klirens obat, obat-obatan akan terakumulasi dan pasien dapat terkena risiko toksisitas dan reaksi obat yang merugikan (Karsch-Volk et al., 2013).. 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan parameter terbaik untuk mengukur level fungsi ginjal dan menentukan tingkat kerusakan ginjal. LFG yang normal bervariasi menurut usia jenis kelamin dan ukuran tubuh, dan menurun seiring bertambahnya usia. Serum kreatinin adalah yang paling umum digunakan dalam evaluasi fungsi ginjal, dan persamaan yang menggunakan konsentrasi serum kreatinin adalah dasar dari LFG (Florkowski dan Chew, 2011). National Kidney Foundation merekomendasikan penggunaan Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration Creatinine Equation (CKD-EPI) atau Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) untuk menghitung LFG berdasarkan nilai kreatinin (National Kidney Foundation, 2017). Persamaan CKD-EPI dan persamaan MDRD sama akuratnya pada subkelompok dengan LFG kurang dari 60mL/min/1,73m2. Persamaan CKD-EPI lebih akurat pada subkelompok dengan LFG antara 60 sampai 120mL/min/1,73 m2 (Miller et al., 2005). Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta yang dimiliki oleh Yayasan Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rini memberikan pelayanan medik bersifat umum dengan kelas D. Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dengan judul Evaluasi Kesesuaian Dosis Antibiotika Pada Pasien Lansia Berdasarkan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus dengan tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pasien lansia yang dirawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari-Maret 2017 meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, serum kreatinin, derajat penurunan fungsi ginjal berdasarkan LFG yang dihitung menggunakan formula MDRD dan terapi antibiotika yang diterima serta mengevaluasi kesesuaian dosisnya berdasarkan Drug Information Handbook edisi 24 tahun 2015.. 2.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medik. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2017 - Maret 2017. Data yang diambil serta digunakan pada penelitian ini adalah data jenis kelamin, usia, suku bangsa, nilai serum kreatinin dan terapi antibiotika yang diterima pasien. Terapi antibiotika yang dimaksud meliputi nama antibiotika, potensi, administrasi, dosis dan frekuensi pemberian. Penelitian ini memiliki Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dengan nomor 564/C.16/FK/2018. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Populasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan beberapa diagnosa penyakit berikut yang masuk dalam daftar 10 besar: Gastroenteritis (GE), Diabetes Mellitus (DM), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi Saluran Pernafasan (Pneumonia&Bronchopneumonia), dan Paru Paru Obstruksi Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta pada periode Januari 2017-Maret 2017. 118 Pasien Rawat Inap JanuariMaret 2017 dengan diagnosa GE, DM, ISK, Pneumonia & Bronchopneumonia, dan PPOK Memenuhi kriteria inklusi Pasien Usia ≥60 tahun Pasien menerima terapi antibiotika Pasien memiliki data nilai serum kreatinin. 32 pasien Kriteria Eksklusi 2 Pasien dengan data tidak lengkap. 30 pasien. Gambar 1. Skema Sampel Penelitian. 3.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien lansia dengan usia lebih dari atau sama dengan 60 tahun, memiliki data nilai serum kreatinin dan menerima terapi antibiotika. Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu catatan data rekam medik yang tidak lengkap. Total sampel penelitian ini sejumlah 30 pasien. Instrumen Penelitian 1. Rekam Medik Rekam medik yang digunakan adalah rekam medik pasien lansia rawat inap dengan diagnosa GE, DM, ISK, Pneumonia & Bronchopneumonia, dan PPOK pada periode waktu Januari 2017-Maret 2017 2. Referensi Terapi Referensi terapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Drug Information Handbook edisi 24 tahun 2015 Analisis Data Perhitungan LFG dilakukan menggunakan kalkulator LFG melalui website National Kidney Foundation. Metode penyesuaian dosis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengurangan dosis atau perpanjangan interval pemberian atau keduanya (Munar dan Singh, 2007). Penyesuaian dosis antibiotika dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan referensi Drug Information Handbook edisi 24 tahun 2015 dan sebagian besar antibiotika memerlukan penyesuaian dosis mulai LFG 50mL/min/1,73 m2. Naughton (2008) menyatakan bahwa sebagian besar obat yang diekskresikan melalui renal tidak memerlukan penyesuaian dosis sampai nilai LFG kurang dari 50mL/min/1,73 m2.. 4.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pasien Jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini yaitu 30 pasien lansia rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta dengan periode waktu Januari 2017Maret 2017 dengan diagnosa GE, DM, ISK, Pneumonia & Bronchopneumonia, dan PPOK. Pembagian pasien berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel I, jumlah pasien dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 19 (63,3%) orang, lebih banyak dibandingkan dengan pasien dengan jenis kelamin perempuan yang berjumlah 11 (36,7%) orang. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam persamaan MDRD, untuk perempuan dikalikan dengan 0,742 sebagai faktor koreksi karena laki-laki memiliki nilai LFG yang lebih tinggi dari perempuan pada level serum kreatinin yang sama, hal ini mengarah pada rata-rata massa otot yang lebih tinggi pada laki-laki (National Kidney Foundation, 2014). Tabel I. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Jumlah Persentase (%) Usia L P L P 7 7 23,3 23,3 60-75 tahun 11 4 36,7 13,4 76-90 tahun 1 0 3,3 0 >90 tahun 19 11 63,3 36,7 Total Keterangan : L (laki-laki), P (perempuan).. Pembagian pasien berdasarkan usia pada Tabel I di atas mengikuti klasifikasi menurut WHO yaitu dibagi menjadi 3 golongan : old dengan rentang usia 60 sampai 75 tahun, elderly 76 sampai 90 tahun dan very old lebih dari 90 tahun. Total pasien dengan usia 76-90 tahun adalah yang paling banyak yaitu 15 pasien, dengan 11 (36,7%) pasien laki-laki dan 4 (13,4%) pasien perempuan. Usia merupakan salah satu faktor untuk menghitung LFG dalam persamaan MDRD. Usia menjadi faktor pengali dan dipangkatkan. -2,03. . Usia berpengaruh terhadap. LFG, karena orang yang lebih muda memiliki LFG yang lebih tinggi daripada orang yang lebih tua pada serum kreatinin yang sama. Hal ini disebabkan massa. 5.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. otot rata-rata dan serum kreatinin yang lebih tinggi pada orang yang lebih muda (National Kidney Foundation, 2014). Dalam persamaan MDRD serum kreatinin merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan, serum kreatinin ini digunakan sebagai faktor pengali dan dipangkatkan dengan. -1,154. .Serum kreatinin dipilih untuk menghitung LFG karena. kreatinin paling mendekati substansi endogen ideal untuk menghitung LFG (Traynor et al., 2006). Nilai normal kreatinin serum pada laki-laki dan perempuan berbeda, laki-laki memiliki nilai kreatinin yang lebih tinggi dibanding perempuan yaitu dalam rentang 0,70-1,30 mg/dL sedangkan perempuan dalam rentang 0,601,10 mg/dL. Total terdapat 19 pasien laki-laki yang memiliki nilai serum kreatinin normal sebanyak 8 (26,7%) pasien, pasien dengan nilai serum kreatinin dibawah normal 1 (3,3%) pasien dan diatas normal sebanyak 10 (33,3%) pasien. Dari total 11 pasien perempuan, yang memiliki nilai serum kreatinin normal yaitu sebanyak 5 (16,7%) pasien, pasien dengan nilai serum kreatinin dibawah normal 1 (3,3%) pasien dan diatas normal sebanyak 5 (16,7%) pasien. Hal ini berhubungan dengan masalah massa otot rata-rata perempuan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki (National Kidney Foundation, 2014) sehingga nilai serum kreatinin pada perempuan juga lebih rendah dan dapat diinterpretasikan menjadi peningkatan nilai LFG. Suku bangsa atau ras juga merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam persamaan MDRD. Jika pasien merupakan ras Afrika Amerika maka dikalikan faktor koreksi 1,210 hal ini dikarenakan ras Afrika Amerika memiliki LFG lebih tinggi daripada ras lain (non Afrika Amerika) pada serum kreatinin yang sama. Hal ini disebabkan rata-rata massa otot dan serum kreatinin yang lebih tinggi pada ras Afrika Amerika (National Kidney Foundation, 2014). Karakteristik pasien berdasarkan suku bangsa, semuanya merupakan non Afrika Amerika sehingga tidak perlu dikalikan faktor koreksi pada perhitungan LFG menggunakan persamaan MDRD.. 6.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Karakteristik Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Karakteristik derajat penurunan fungsi ginjal dikelompokkan berdasarkan nilai LFG, menurut National Kidney Foundation (2015) dibagi menjadi 5 stage. LFG digunakan untuk mengetahui derajat penurunan fungsi ginjal pasien dan sebagai dasar penyesuaian dosis antibiotika. LFG adalah volume plasma yang terdapat di nefron per satuan waktu selama proses pembentukan urin (Murray et al., 2013). National Kidney Foundation merekomendasikan penggunaan CKDEPI (Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration) Creatinine Equation atau MDRD (Modification of Diet in Renal Disease) untuk menghitung estimasi LFG berdasarkan nilai kreatinin (National Kidney Foundation, 2017). Penelitian Polkinghorne (2011) menunjukkan bias yang rendah serta presisi tinggi saat menggunakan MDRD untuk menghitung LFG kurang dari 60..Menurut Miller et al. (2005) dalam penelitiannya persamaan CKD-EPI lebih akurat digunakan untuk nilai LFG lebih dari 60 dibandingkan persamaan MDRD. Persamaan CKD-EPI dan persamaan MDRD sama akuratnya pada subkelompok dengan LFG kurang dari 60. Namun, persamaan CKD-EPI lebih akurat pada subkelompok dengan LFG antara 60 sampai 120mL/min/1,73 m2. Hal yang sama ditunjukkan dalam penelitian Kuster et al. (2014) pada LFG 60mL/min/1,73m2 bias antara MDRD dan CKD-EPI sama, sedangkan pada LFG yang lebih tinggi bias lebih tinggi bias lebih kecil bila menggunakan CKD-EPI. Penggunaan CKDEPI lebih cocok untuk pasien dengan usia muda atau kurang dari 60 tahun dengan nilai LFG normal atau mendekati normal (Johnson et al., 2012). Faktor yang diperhitungkan dalam persamaan MDRD yaitu usia, jenis kelamin, nilai serum kreatinin dan suku bangsa. Persamaan MDRD tidak memerlukan variabel berat badan dan atau tinggi badan karena hasilnya dinormalisasi menjadi 1,73m2 luas permukaan tubuh atau body surface area(BSA) yang merupakan rata-rata BSA yang diterima (Levey et al., 2009). Pada LFG 60-89mL/min/1,73m2 atau pada stage 2 masih dapat dikatakan normal pada beberapa orang seperti pada bayi dan lansia, sedangkan LFG kurang dari 60mL/min/1,73m2 sudah mengarah pada gagal ginjal kronik. Rata-rata LFG berdasarkan usia pada orang tanpa gagal ginjal kronik yaitu 85mL/min/1,73m2. 7.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk usia 60-69 tahun dan 75mL/min/1,73m2 untuk usia 70 tahun atau lebih (National Kidney Foundation, 2014) Tabel II. Karakteristik Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Pasien Berdasarkan LFG Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Derajat Penurunan LFG (mL/min/1,73m2) Jumlah Persentase Fungsi Ginjal (%) Stage 1 ≥ 90 3 10,0 Stage 2 60-89 9 30,0 Stage 3A 45-59 9 30,0 Stage 3B 30-44 5 16,7 Stage 4 15-29 3 10,0 Stage 5 < 15 1 3,3 30 100 Total Keseluruhan Dari Tabel II dapat diketahui bahwa pasien paling banyak mengalami penurunan fungsi ginjal pada stage 2 dan 3A yang jumlahnya sama yaitu 9 (30%) pasien. Pada stage 2 derajat penurunan fungsi ginjal pasien ringan dan pada stage 3A derajat penurunan fungsi ginjal pasien ringan hingga sedang kemudian diikuti dengan stage 3B sebanyak 5 (16,7%) pasien, pada stage ini pasien mengalami penurunan fungsi ginjal dalam level sedang hingga berat. Stage 1 dengan fungsi ginjal normal dan stage 4 dengan derajat penurunan fungsi ginjal berat pada jumlah yang sama yaitu 3 (10%) pasien serta yang paling sedikit yaitu pada stage 5 hanya 1 (3,3%) pasien dimana pada stage ini pasien sudah memasuki gagal ginjal. Karakteristik Kesesuaian Dosis Antibiotika Cara terbaik untuk menentukan dosis obat adalah dengan persamaan CKDEPI atau MDRD. Keduanya terbukti lebih akurat daripada formula CG (Cockcroft-Gault), CG memiliki kemungkinan hasil perhitungan 10-20% lebih tinggi, oleh karena itu penggunaan estimasi ClCr yang dihitung dengan menggunakan CG akan menghasilkan rekomendasi dosis obat yang lebih tinggi daripada yang dimaksudkan dalam studi farmakokinetik (National Kidney Foundation, 2017). Penyesuaian dosis antibiotika menurut Leekha, Terrell dan Edson (2011) bahwa ginjal dan hati merupakan organ utama dalam proses eliminasi obat,. 8.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sehingga memastikan fungsi keduanya saat pemberian antibiotika adalah hal yang penting. Sebagian besar kasus melakukan pengurangan dosis untuk mencegah akumulasi dan toksisitas pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal maupun hati. Tabel III. Karakteristik Penggunaan dan Kesesuaian Dosis Antibitoika Antibiotika Jumlah Persentase Kesesuaian Dosis n = 39 (%) Sesuai Tidak Sesuai 19 Tidak perlu penyesuaian Azithromycin 2 5,1 2 0 Ceftriaxone 11 28,2 11 0 Clindamycin 2 5,1 2 0 Doxycycline 1 2,6 1 0 Metronidazole 3 7,7 3 0 20 Perlu penyesuaian Cefuroxime 14 35,9 14 0 Ciprofloxacin 4 10,3 3 1 Levofloxacin 2 5,1 0 2 Terdapat 39 kasus peresepan antibiotika (Tabel III). Terdapat 20 kasus peresepan yang memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan LFG dan 3 kasus diantaranya memerlukan evaluasi karena dosis yang diberikan kepada pasien sewaktu dirawat inap tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya disesuaikan berdasarkan fungsi ginjal pasien. Tabel IV. Hasil Evaluasi Antibiotika yang Dosisnya Tidak Sesuai No Antibiotika& Dosis Umum LFG Referensi (mL/min Kasus Dosis Pemberian Penyesuaian Dosis 2 /1,73m ). 3. 12. 13. Ciprofloxacin Oral 500 mg setiap 12 jam Levofloxacin Oral 500 mg setiap 24 jam Levofloxacin IV 1 g setiap 24 jam. 250 mg – 750 mg setiap 12 jam 250 mg -500 mg setiap 24 jam 250 mg -500 mg setiap 24 jam. 21. 250 mg – 500 mg setiap 18 jam. 45. 500 mg dosis awal diikuti dengan 250 mg setiap 24 jam 45 Berikan 500 mg dosis awal diikuti 250 mg setiap 24 jam Tabel IV di atas merupakan hasil evaluasi dari 3 kasus peresepan. antibiotika yang dosis pemberiannya tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya disesuaikan berdasarkan fungsi ginjal pasien. Pada antibiotika ciprofloxacin oral. 9.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dosis yang diberikan kepada pasien yaitu 500mg setiap 12 jam sedangkan dosis yang seharusnya diberikan jika disesuaikan dengan fungsi ginjal pasien adalah 250–500mg setiap 18 jam, penyesuaian dosis pada kasus nomor 3 ini yaitu dengan memperpanjang interval pemberian yaitu dari 12 jam menjadi 18 jam. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Czock dan Rasche (2005) yang pada penelitiannya dengan model farmakokinetik-farmakodinamik menunjukkan bahwa penyesuaian dosis ciprofloxacin dapat dilakukan dengan memperpanjang interval penggunaan obat, cara penyesuaian dosis obat ini lebih direkomendasikan dibandingkan pengurangan dosis dengan interval tetap. Metode penyesuaian dosis ini juga berlaku untuk antibiotika yang dose-dependent. Pada kasus nomor 12 peresepan levofloxacin dengan administrasi oral dosis yang seharusnya diberikan yaitu 500mg sebagai dosis awal diikuti dengan 250mg setiap 24 jam jika disesuaikan dengan fungsi ginjal pasien, namun dosis yang diberikan 500mg setiap 24 jam tanpa adanya pengurangan dosis pada pemberian berikutnya setelah dosis awal. Penyesuaian dosis levofloxacin dengan kombinasi perpanjangan interval dan pengurangan dosis pemberian baru diterapkan pada pasien dengan LFG kurang dari 20, sedangkan pada kasus nomor 12 ini pasien memiliki LFG 45 sehingga hanya dilakukan pengurangan dosis saja tanpa perpanjangan interval pemberian. Kasus nomor 13 yaitu levofloxacin dengan administrasi intravena juga memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan fungsi ginjal pasien dengan mengurangi dosis pemberiannya, dari 1 gram setiap 24 jam seharusnya menjadi 500 mg untuk dosis awal diikuti 250 mg setiap 24 jam. Menurut CDC (2003) dosis 750mg atau 1000mg per hari hanya dikhususkan untuk terapi tuberculosis saja. Farmakokinetik dari obat-obat golongan fluoroquinolone (ofloxacin, levofloxacin dan ciprofloxacin) menunjukkan jalur eliminasi didominasi melalui ginjal yang dapat berkurang dalam kasus penurunan fungsi ginjal, hal ini sering ditemui. pada. populasi. lansia.. Oleh. karena. itu. penyesuaian. dosis. direkomendasikan, baik dengan pengurangan dosis atau dengan perpanjangan interval pemberian.. 10.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pengambilan data dilakukan secara retrospektif sehingga peneliti tidak dapat melakukan kontrol asupan makanan yang diterima pasien, penggunaan obat selain antibiotika dan penyakit penyerta yang dialami pasien saat dirawat inap, hal ini dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan serum kreatinin. Selain itu evaluasi penyesuaian dosis dalam penelitian ini berdasarkan estimasi laju filtrasi glomerulus dan menggunakan satu referensi terapi yaitu Drug Information Handbook edisi 24.. 11.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KESIMPULAN 1. Karakteristik pasien lansia mayoritas berjenis kelamin laki-laki sejumlah 19 (63,3%) orang, berusia 76-90 tahun 15 (50,0%) orang, serum kreatinin berada pada rentang diatas nilai normal 15 (50,0%) orang. Suku bangsa seluruhnya adalah non afrika amerika, derajat penurunan fungsi ginjal berada pada stage 2 (LFG 60-89mL/min/1,73m2) dan 3A (LFG 4559mL/min/1,73m2) masing-masing sebanyak 9 (30,0%) orang. 2. Terdapat 8 jenis antibiotika dari yang diterima pasien yaitu azithromycin 2 kasus peresepan, ceftriaxone 11 kasus peresepan, clindamycin 2 kasus peresepan, doxycycline 1 kasus peresepan, metronidazole 3 kasus peresepan, cefuroxime 14 kasus peresepan, ciprofloxacin 4 kasus peresepan dan levofloxacin 2 kasus peresepan. 3. Terdapat 3 kasus peresepan antibiotika yang perlu dievaluasi kesesuaian dosisnya berdasarkan LFG yaitu antibiotika ciprofloxacin dan levofloxacin karena dosis yang berlebih.. 12.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA. Czock, D., dan Rasche, F.M., 2005. Dose Adjustment of Ciprofloxacin in Renal Failure: Reduce the Dose or Prolong the Administration Interval?, European Journal of Medical Research, 10:145-148. Departemen Kesehatan RI, 2015. Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut, http://www.depkes.go.id/article/view/15052700010/pelayanandan-peningkatan-kesehatan-usia-lanjut.html, diakses tanggal 20 Mei 2017. Florkowski, C. dan Chew-Harris, J., 2011. Methods of Estimating GFR – Different Equations Including CKD-EPI, 2011, Clin Biochem Rev, 32:75– 79. Hu, K., Matayoshi A., Stevenson F., 2001. Calculating of the Estimated Creatinine Clearance in Avoiding Drug Dosing Errors in the Older Patient, The American Journal of the Medical Science, 322:133-136. Johnson, D.W., Jones, G.R.D., Mathew, T.H., et al., 2012. Chronic Kidney Disease and Automatic Reporting of Estimated Glomerular Filtration rate : New Developmentsand Revised Recommendations, MJA, 197(4):1-5. Karsch-Volk, M., Schmid, E., Wagenpfeil, S., et al., 2013. Kidney Function And Clinical Recommendations Of Drug Dose Adjustment In Geriatric Patients, BMC geriatrics, 13:92. Katzung, 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th Edition, Mc Graw-Hill, US, pp 1007,1012. Kuster, N., Cristol, J.P., Cavalier, E., et al., 2014. Enzymatic Creatinine Assyas Allow Estimation of Glomerular Filtration Rate in Stages 1 and 2 Chronic Kidney Disease Using CKD-EPI Equation, Clinical Chimica Acta, 428:8995. Larbi, A., Franceschi, C., Mazzatti, D., et al., 2008. Aging Of The Immune System As A Prognostic Factor For Human Longevity, Physiology (Bethesda), 23:64-74. Leekha, S., Terrel, C.L., Edson, R.S., 2011. General Principles of Antimicrobial Therapy, Mayo Clin Proc, 86(2):156-157. Levey, A. S., Stevens, L. A., Schmid, C. H., et al., 2009. A new equation to estimate glomerular filtration rate. Ann Intern Med, 150:604–612. Miller, W.G., Myers, G.L., Ashwood, E.R., et al., 2005. Creatinine measurement: state of the art in accuracy and interlaboratory harmonization, Arch Pathol Lab Med, 129:297–304.. 13.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Munar, M.Y. dan Singh, H., 2007. Drug Dosing Adjustment in Patients with Chronic Kidney Disease, American Academy of Family Physician, 10:1487-1496. Murphy, J., 2012. Clinical Pharmacocinetics 5th edition, American Society of Health System Pharmacists Inc, p 45. Murray, A.W., Barnfield, M.C., Waller, M.L., et al., 2013. Assessment of Glomerular Filtration Rate Measurement with Plasma Sampling : A Technical Review, J Nuci Med Technol, (41):67-75. National Kidney Foundation, 2014. Frequently Asked Questions About GFR Estimates, New York, National Kidney Foundation Inc. National Kidney Foundation, 2017. Glomerular Filtration Rate, https://www.kidney.org/professionals/kdoqi/gfr_calculator, diakses pada tanggal 18 Oktober 2017. National Kidney Fondation, 2015. Glomerular Filtration Rate, https://www.kidney.org/atoz/content/gfr, diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Polkinghorne, K.R., 2011. Controversies in Chronic Kidney Disease Staging, Clin Biochem Rev, 55:55-59. Traynor, J., Mactier, R., Geddes, C.C., et al., 2006. How to Measure Renal Functional in Clinical Practice, BMJ, 333:733-737. Wootem, J., 2012. Pharmacotherapy Considerations in Elderly Adults, Southern Medical Journal, 105(8):437-445.. 14.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik. 15.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2. Definisi Operasional Penelitian. 1. Metode pengukuran LFG : formula yang digungakan untuk menghitung nilai LFG yaitu MDRD sebagai berikut LFG = 186 x (sCr)-1,154 x (usia)-0,203 x (0,742 jika perempuan) Keterangan : LFG. = estimasi Laju filtrasi glomerulus (mL/menit/1,73m2). sCr. = Serum kreatinin (mg/dL). usia. = (tahun). 2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) : volume total dari cairan yang terfiltrasi oleh glomeruli per satuan waktu (Murray et al, 2013), dihitung dengan formula MDRD dan dinyatakan dalam satuan ml/menit/1,73m2. 3. Kesesuaian dosis antibiotika : antibiotika yang diterima oleh pasien berdasarkan resep. dokter. dengan. kelengkapan. dosis. pemberian yang dilihat dari rekam medik, termasuk. dalam. antibiotika. adalah. semua. golongan antibiotika menurut WHO (2011), Terdapat dua kategori kesesuaian dosis yaitu dosis sesuai dan dosis tidak sesuai, dosis disesuaikan berdasarkan Drug Information Handbook 24th ed oleh APA pada tahun 2015 pada bagian dosage adjustment in renal impairment. 4. Dosis sesuai :dosis dan atau frekuensi pemberian antibiotika sesuai dan atau tidak melampaui penyesuaian dosis dalam Drug Information Handbook edisi 24 serta tidak memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan LFG.. 16.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Dosis tidak sesuai : dosis dan atau frekuensi pemberian antibiotika melebihi penyesuaian dosis dalam Drug Information Handbook edisi 24 berdasarkan LFG. 6. Tidak perlu penyesuaian dosis :tidak diperlukan penyesuaian dosis antibiotika berdasarkan LFG, digolongkan dalam dosis sesuai.. 17.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3. Referensi Penyesuaian Dosis menurut Drug Information Handbook 24th ed tahun 2015 No. Nama Antibiotika. Dosis Umum. 1. Azithromycin Oral. 250 mg – 600 mg sekali sehari. 2. Ceftriaxone IV. 1 g – 2 g setiap 12-24 jam. 3. Cefuroxime IV. 750 mg – 1500 mg setiap 6-8 jam dosis maksimum 6 g per hari. 4. Ciprofloxacin Oral. 250 mg – 750 mg setiap 12 jam. 5. Ciprofloxacin IV. 200 mg – 400 mg setiap 12 jam. 6. Clindamycin Oral. 150 mg – 450 mg setiap 6 jam. 7. Doxycycline Oral. 8. Levofloxacin Oral. 9. Levofloxacin IV. 10 mg – 200 mg per hari dalam 1-2 dosis terbagi 250 mg -500 mg setiap Dosis 250 mg per hari : 24 jam LFG 20-49 tidak perlu penyesuaian dosis, LFG 10-19 berikan 250 mg setiap 48 jam. Dosis 500 mg per hari : LFG 20-49 berikan 500 mg dosis awal diikuti 250 mg setiap 24 jam, LFG 18. Penyesuaian Dosis Pada Penurunan Fungsi Ginjal Tidak perlu penyesuaian dosis, perhatian untuk penggunaan pada pasien dengan LFG <10 Tidak perlu penyesuaian dosis, dosis maksimum ≤2g per hari LFG >20 tidak perlu penyesuaian dosis, LFG 10-20 berikan 750 mg1500 mg setiap 12 jam, LFG <10 berikan 750 mg1500 mg setiap 24 jam LFG >50 tidak perlu penyesuaian dosis, LFG 30-50 berikan 250 mg – 500 mg setiap 12 jam, LFG 5-29 berikan 250 mg – 500 mg setiap 18 jam LFG >50 tidak perlu penyesuaian dosis, LFG 10-50 berikan 150 mg-300 mg setiap 12 jam, LFG <10 berikan 100 mg-200 mg setiap 12 jam Tidak perlu penyesuaian dosis pada penurunan fungsi ginjal ringan sampai sedang Tidak perlu penyesuaian dosis.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10 11. Metronidazole Oral Metronidazole IV. 500 mg 3 kali sehari. 19. 10-19 berikan 500 mg dosis awal diikuti 250 mg setiap 48 jam Dosis 750 mg per hari :LFG 20-49 berikan 750 mg setiap 48 jam, LFG 10-19 berikan 750 mg dosis awal diikuti 500 mg setiap 48 jam Dosis 750 atau 1000 mg (hanya untuk tuberculosis) LFG <30 berikan 750 atau 1000 mg 3 kali per minggu Tidak perlu penyesuaian dosis.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4. Lembar Pengambilan Data No Kasus. 1. No RM. 025572. Diagnosis. PPOK. JK. Usia. SCr. (L/P). (th). (mg/dL). P. 71. 3,66. LFG. Derajat. Antibiotika. (mL/min/. Penurunan Fungsi. (Administrasi-dosis-. 1,73m2). Ginjal. frekuensi). 12. Stage 5. Cefuroxime iv-1gram-12jam Clindamycin. 2 184846. DM. L. 79. 2,89. po-300mg-8jam. 21. Ciprofloxacin. 3 Stage 4 4. 184946. DM (ulcus). L. 79. 2,62. 24. 5. 250191. DM. P. 60. 2,06. 25. 6. 224864. PPOK. L. 78. 2,07. 31. 7. 156012. GE. P. 69. 1,58. 32. 20. po-500mg-12jam Ceftiaxone iv-1gram-12jam Ceftiaxone iv-1gram-12jam Ceftiaxone iv-1gram-12jam Metronidazole iv-500mg-8jam.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. 009518. GE. L. 61. 2,1. Cefuroxime. 32. iv-1gram-12jam Stage 3B. 9 234427. DM (ulcus). L. 61. 1,81. iv-1gram-12jam. 38. Clindamycin. 10. 11. Ceftriaxone. po-300mg-8jam 230141. Bronchopneu monia. L. 81. 1,58. Ceftriaxone. 42. iv-1gram-12jam Levofloxacin. 12 249925. Pneumonia. L. 75. 1,53. iv-1gram-24jam. 45. Levofloxacin. 13 Stage 3A 14 249536. PPOK. L. 81. 1,50. 45. 15. po-500mg-24jam Cefuroxime iv-1gram-12jam Ciprofloxacin iv-200mg-12jam. 21.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Cefuroxime. 16 230401. PPOK. P. 69. 1,12. iv-1gram-12jam. 48. Ciprofloxacin. 17. po-500mg-12jam Metronidazole. 18 092185. GE. P. 63. 1,11. iv-500mg-8jam. 50. Metronidazole. 19. po-500mg-8jam. 20. 084952. PPOK. L. 90. 1,34. 50. 21. 157963. PPOK. L. 76. 1,31. 53. 22. 139670. PPOK. L. 63. 1,27. 57. 23. 159484. GE. L. 83. 1,19. 58. 24. 186661. PPOK. P. 76. 0,94. 58. 22. Stage 3A. Cefuroxime iv-1gram-12jam Cefuroxime iv-1gram-12jam Ceftriaxone iv-1gram-24jam Ceftriaxone iv-1gram-24jam Ceftriaxone iv-1gram-12jam.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Azithromycin. 25. 26. po-500mg-24jam 082764. ISK. P. 78. 0,85. Cefuroxime. 65. iv-1gram-12jam Ceftriaxone. 27 250246. Pneumonia. P. 76. 0,84. iv-1gram-12jam. 66. Azithromycin. 28. 29. po-500mg-24jam 250840. ISK. P. 72. 0,78. Cefuroxime. 73 Stage 2. 30. 183696. PPOK. L. 76. 1,00. 73. 31. 232705. ISK. P. 78. 0,72. 78. 32. 249526. GE. L. 71. 0,87. 87. 33. 244533. PPOK. L. 79. 0,85. 87. 23. iv-1gram-12jam Cefuroxime iv-1gram-12jam Cefuroxime iv-1gram-12jam Doxyxyxline po-500mg-12jam Cefuroxime iv-1gram-12jam.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. 232805. PPOK. L. 60. 0,88. 88. 35. 184674. PPOK. L. 65. 0,87. 88. 36. 146298. DM. L. 71. 0,71. 109. Cefuroxime iv-750mg-12jam Ceftriaxone iv-1gram-12jam Cefuroxime iv-1gram-12jam Ceftriaxone. 37 136211. PPOK. L. 93. 0,52. 148. 38. 39. Stage 1. iv-1gram-12jam Ciprofloxacin iv-200mg-12jam. 148775. DM (ulcus). P. 64. 0,41. 156. 24. Cefuroxime iv-750mg-12jam.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS. Maria Debora Endartanti Kusuma Pratiwi, penulis skripsi berjudul “Evaluasi Kesesuaian Dosis Antibiotika Pada Lansia Berdasarkan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta” dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 8 November 1996. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara pasangan Antonius Totok Endaryanto dan Veronica Anitasari Astuti yang beralamat di Tegal Kemuning DN II/819 Yogyakarta. Penulis telah menyelesaian pendidikan TK di Kanisius Kotabaru pada tahun 1999-2002, Sekolah Dasar Kanisius Kotabaru 2002-2008, SMP Negeri 1 Yogyakarta 2008-2011 dan SMA Negeri 11 Yogyakarta 2011-2014. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014. Selama di bangku kuliah penulis pernah menjadi Organizing Committee dari 17th Asian Conference on Clinical Pharmacy Indonesia tahun 2017, selain itu penulis juga pernah bekerja sebagai shopkeeper di Psychogenic & Evilwar Clothing pada tahun 2016 sampai 2017 dan sebagai cashier di Matahari Departement Store pada tahun 2018.. 25.

(40)

Gambar

Gambar 1. Skema Sampel Penelitian
Tabel I. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Tabel III. Karakteristik Penggunaan dan Kesesuaian Dosis Antibitoika Antibiotika Jumlah n = 39 Persentase(%) Kesesuaian Dosis Sesuai Tidak Sesuai Tidak perlu penyesuaian 19

Referensi

Dokumen terkait

Metode: Pengujian aktivitas antelmintik dilakukan terhadap cacing Pheretima posthuma yang diberikan ekstrak etanol daun pugun tanoh (EEDPT), albendazol, dan kombinasi

Sanggup mengikuti kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha mulai dari Pelatihan/Workshop dan magang sampai dengan Pelaksanaan Kegiatan Bisnis

bahwa sehubungan dengan maksud tersebut dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 141 huruf a dan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Akhirnya, para pengecer prihatin bahwa berbagai display serta material P-O-P lainnya hanya membantu peningkatan penjualan dari suatu merek khusus dari produsen selama periode display

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa para responden telah melakukan prosedur auditing yang wajar dan memenuhi kriteria yang telah

Sementara dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan

Atas perhatiannya kami ucapkan

Manajemen usahatani ternak yang mulai dikembangkan di Amerika Serikat sebenarnya tidak lain dari prinsip-prinsip ilmu ekonomi mikro yang diterapkan pada produksi