• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point di SMA"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan Program Studi Pendididikan Sejarah. Disusun Oleh: Desi Wulan Sari NIM: 101314040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan Program Studi Pendididikan Sejarah. Disusun Oleh: Desi Wulan Sari NIM: 101314040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya yang sederhana ini kupersembahan untuk:  Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku atas segala rahmat dan karunia-Nya  Bapak dan Ibuku tercinta, atas segala bimbingan, kasih sayang, dan doanya.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan ia akan bertindak (Mazmur 37:5). Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya (Amsal 10:4). Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat kerya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 27 Februari 2015 Penulis. Desi Wulan Sari. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Desi Wulan Sari. Nomor Induk Siswa. : 101314040. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul PENINGKATAN PENERAPAN. PRESTASI. MODEL. BELAJAR. PEMBELAJARAN. SEJARAH. MELALUI. BERBASIS. MASALAH. DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DI SMA Dengan demikian saya memberikan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaly kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 27 Februari 2015 Yang menyatakan. (Desi Wulan Sari). vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DI SMA Desi Wulan Sari Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta pada siswa kelas XI IPA dengan materi “ Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia”. Metode penelitian yang digunakan model Kemmis & Taggart dengan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta dengan jumlah 34 siswa. Obyek penelitian adalah prestasi belajar sejarah, model pembelajaran berbasis masalah. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner, obeservasi, wawancara dan tes tertulis. Analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar sejarah. Peningkatan prestasi belajar sejarah aspek kognitif, pada siklus I (67,0) meningkat menjadi (76,0) pada siklus II.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT THE INCREASING OF STUDYING HISTOTY BY APPLYING PROBLEM BASED LEARNING MODEL AND THE USE POWER POINT IN SENIOR HIGH SCHOOL Desi Wulan Sari Sanata Dharma University 2015 This study aims to improve students achievement of learning history through the use of problem-based learning model using of media power point in SMAN 1 Depok Yogyakarta in class XI IPA. The material includes "entry process and the development of Indonesian occupation in Western Nations". The method used Kemmis & Taggart models with four phases: planning, implementation, observation, reflection. Subjects in this study were 34 students of class XI IPA 3 SMAN 1 Depok Yogyakarta. Object of research is learning achievement and problem-based learning model. In collecting data, questionnaires, observation, interview and written test were used. The data analysis is descriptive. The results showed an increase in learning achievement. The increase in was on cognitive aspects from the initial state of (66.17) into (67.0) in the first cycle, increased to (76.0) in the second cycle.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DI SMA TAHUN 2014/2015” sebagai syarat menempuh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menggucapkan banyak terima kasi kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Kaprodi Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya. 3. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2010, yang bersama merasakan suka dan duka bersama dalam berbagai kegiatan perkuliahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini penulis terima dengan senang hati.. Penulis,. Desi Wulan Sari x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv. HALAMAN MOTTO ............................................................................. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................. vii. ABSTRAK ............................................................................................. viii. ABSTRACT ............................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ............................................................................ x. DAFTAR ISI .......................................................................................... xi. DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv. DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi. BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1. B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4. C. Batasan Masalah ....................................................................... 4. D. Rumusan Masalah ..................................................................... 5. E. Pemecahan Masalah .................................................................. 5. F.. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5. G. Manfaat Penelitian .................................................................... 5. H. Asumsi dan Batasan Penelitian .................................................. 6. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II A.. KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori ......................................................................... 8. 1. Prestasi Belajar ..................................................................... 8. 2. Teori Prestasi Belajar ............................................................ 11. 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................. 14. 4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah. 18. 5. Hakekat dan Tujuan Pembelajaran Sejarah ........................... 19. 6. Media Pembelajaran ............................................................. 21. 7. Kelebihan dan Kelemahan Microsoft Power Point ................ 27. B.. Kerangka Berpikir ..................................................................... 28. C.. Hipotesis Tindakan.................................................................... 29. BAB III METODE PENELITIAN A.. Setting Penelitian ...................................................................... 30. 1. Lokasi Penelitian .................................................................. 30. 2. Waktu Penelitian .................................................................. 30. 3. Siklus ................................................................................... 30. B.. Subyek Penelitian...................................................................... 30. C.. Obyek Penelitian ....................................................................... 30. D.. Desain Penelitian ...................................................................... 31. E.. Desain Oprasional Variabel ....................................................... 32. 1. Variabel-variabel Penelitian .................................................. 32. 2. Definisi Oprasional Penelitian .............................................. 32. F.. Prosedur Penelitian.................................................................... 33. G.. Sumber Data ............................................................................. 41. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. H.. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 41. I.. Instrumen Pengumpulan Data.................................................... 43. 1. Jenis Instrumen ..................................................................... 43. 2. Validitas Instrumen............................................................... 43. Analisa Data.............................................................................. 46. J.. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.. Hasil Penelitian ......................................................................... 49. 1. Keadaan Awal ...................................................................... 49. 2. Siklus I ................................................................................. 53. 3. Siklus II ................................................................................ 57. BAB V PENUTUP A.. Kesimpulan ............................................................................... 64. B.. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 65. C.. Saran ......................................................................................... 65. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66. LAMPIRAN ........................................................................................... 68. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1: Tabel Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah......... 17. Tabel 2: Tingkat Kategori Nilai ............................................................ 48. Tabel 3: Wawancara dengan Guru Sejarah............................................ 50. Tabel 4: Tabel Observasi Guru di Kelas................................................ 52. Tabel 5: Tabel Observasi Siswa di Kelas .............................................. 53. Tabel 6: Hasil Penilaian Kognitif Siklus I ............................................. 56. Tabel 7: Hasil Penilaian Kognitif Siklus II ............................................ 61. Tabel 8: Perbandingan Nilai Keadaan Awal, Siklus I dan Siklus II ....... 62. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1: Kerangka Berpikir ................................................................ 29. Gambar 2: Desain Penelitian Menurut Kemmis & Taggart ..................... 32. Gambar 3: Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II ............................ 62. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ........................................................... 69. Lampiran 2: Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian ... 70. Lampiran 2: Surat Kantor Kesatuan Bangsa ............................................ 71. Lampiran 3: Daftar Hadir Siswa ............................................................. 72. Lampiran 4: Silabus ................................................................................ 73. Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................... 86. Lampiran 6: Angket Penilaian Produk: Media ......................................... 97. Lampiran 7: Angket Penilaian Produk: Model Pembelajaran................... 99. Lampiran 8: Angket Penilaian Produk: Instrumen Penilaian .................... 101. Lampiran 9: Kisi-kisi Soal Siklus I ........................................................ 103. Lampiran 10: Kisi-kisi Soal Siklus II ...................................................... 107. Lampiran 11: Lembar Soal Evaluasi Siklus I........................................... 110. Lampiran 12: Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ............................... 121. Lampiran 13: Lembar Soal Evaluasi Siklus II ......................................... 122. Lampiran 14: Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II .............................. 132. Lampiran 15: Ceklist Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus I .................. 133. Lampiran 16: Ceklist Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus II ................. 134. Lampiran 17: Penilaian Psikomotorik Siklus I......................................... 135. Lampiran 18: Penilaian Psikomotorik Siklus II ....................................... 137. Lampiran 19: Hasil Uji Validitas Siklus I ................................................ 139. Lampiran 20: Hasil Uji Validitas Siklus II .............................................. 142. Lampiran 21: Reabilitas Siklus I ............................................................. 145. Lampiran 22: Reabilitas Siklus II ............................................................ 147. Lampiran 23: Media Power Point ........................................................... 149. Lampiran 24: Jadwal Penelitian .............................................................. 152. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 25: Foto Penelitian .................................................................. xvii. 153.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seorang guru harus mampu mengajar dengan baik bukan hanya dari segi penguasaan materi namun juga dari segi cara penyampaian materi tersebut. Guru harus pintar memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan menyenangkan agar kegiatan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pemilihan strategi pembelajaran sebaiknya juga memperhatikan tingkat kemampuan atau tingkat pemahaman siswa, supaya siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan mereka. Berdasarkan hasil observasi kelas, wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah, dan penyebaran angket kebutuhan siswa dikelas XC. Dari hasil observasi kelas terdapat permasalahan yang muncul di sekolah antara lain nilai prestasi belajar sejarah rendah. Selain itu permasalahan lainya siswa kurang antusias dalam pembelajaran, siswa merasa model dan media yang dieberikan guru kurang menarik. Berdasarkan angket yang dibagikan peneliti kepada siswa sebagian siswa memilih model pembelajaran berbasis masalah dan media power point. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang mengkaji mengenai beberapa peristiwa yang terkait dengan asal-usul dan perkembangan serta peran masyarakat dan bangsa Indonesia pada masa lampau untuk menjadi pelajaran dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Sejarah Indonesia dapat juga dimaknai sebagai kajian tentang kemegahan/keunggulan dan nilai-nilai kemajuan. 1.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. bangsa Indonesia untuk ditransfromasikan kepada generasi muda sehingga melahirkan generasi bangsa yang unggul dengan penuh kearifan. Mata pelajaran Sejarah yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas diharapkan dapat membantu siswa dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Sutarjo Adisusilo, 2014). Model pembelajaran yang diterapkan masih terbilang kurang efektif dan efesien terlihat dalam mata pelajaran Sejarah terdapat banyak materi yang harus dihafalkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu, peneliti juga menemukan bahwa guru biasanya menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi kelompok untuk mengajarkan materi. Sedangkan guru saat ini sangat dituntut untuk menjadi guru yang profesional, menurut guru pengampu sejarah kelas XI IPA, pekerjaan yang diberikan tidak sedikit sehingga guru kurang mampu untuk mengembangkan model dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemecahan masalah terkait proses belajar mengajar, model dan media pengajaran, sesuai hasil observasi dan angket kebutuhan siswa peneliti menarapkan model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai keinginan siswa. Model ini melatih siswa untuk berfikir kritis hal ini mendorong siswa lebih aktif dan mampu bekerjasama serta melatih mereka untuk bisa menemukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan, melatih mereka untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan rasa percaya diri.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. mereka. Dengan begitu, model pembelajaran bebasis masalah dapat membantu peningkatan prestasi peserta didik. Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang efektif antara siswa dan guru. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat di mana saja. Proses belajar yang diselenggarakan. secara. formal. di. sekolah-sekolah,. dimaksudkan. untuk. mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Untuk mencapai perubahanperubahan yang diinginkan dalam proses pembelajaran tersebut guru dapat menggunakan media pembelajaran sebagai sarana dalam menyampaikan materi. Pembelajaran dengan menggunakan media sangat diperlukan sebagai perantara komunikasi antar siswa dan guru. Media dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara menarik dan mudah dimengerti siswa. Media dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pembelajaran anak didik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Agar pembelajaran berbasis masalah tersebut menarik maka diperlukan alat pendukung dalam proses pembelajaran berlangsung . Alat pendukung yang dipilih oleh peneliti ialah dengan media power point berupa slide-slide foto, gambar peta, tokoh-tokoh. Media merupakan penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Guru dapat menggunakan media yang murah dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan. media. yang. tersedia,. guru. juga. dituntut. untuk. dapat. mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan digunakannya media pembelajaran diharapkan dapat mengkonkretkan konsep-konsep diakronis yang ada di dalam materi pelajaran, khususnya Sejarah. Sejarah merupakan mata pelajaran yang materinya bersifat. diakronis.. Media sangat. penting keberadaannya. dalam proses. pembelajaran. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga terjadi penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dan siswa bisa memahami materi yang telah diajarkan dengan harapan siswa mampu prestasi belajarnya baik prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran yang ada saat ini : 1.. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran sejarah.. 2.. Guru jarang menggunakan model dan media yang menarik.. C. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada usaha peningkatan prestasi belajar sejarah dan penerapaan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point dengan materi “ Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia”..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. D. Rumusan Masalah Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti merinci sebagai berikut : 1.. Apakah ada peningkatkan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point dengan materi “Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia” pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta ?. E. Pemecahan Masalah Cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point dengan materi “Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia” pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point pada siswa SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. G. Manfaat Penelitian 1.. Bagi Peneliti Dapat memperoleh pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran sejarah di SMA.. 2.. Bagi Siswa Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran supaya dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Selain itu juga merupakan.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. kesempatan berharga karena mendapat pengalaman dengan pembelajaran yang baru. 3.. Bagi Guru Dapat memberikan masukan kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah dan penggunaan media yang menarik dapat membantu guru dalam menyampaikan materi secara efektif dan efesien.. H. Asumsi dan Batasan Penelitian 1.. Asumsi Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1. Depok Yogyakarta. Permasalahan yang ditemui adalah rendahnya prestasi belajar sejarah siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran dan media yang digunakan guru kurang menarik. Melihat situasi pembelajaran seperti itu, peneliti akan mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran. Penerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media power point diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Batasan Penelitian a.. Pembelajaran Berbasis Masalah/PBL Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. b.. Sejarah Sejarah adalah mata pelajaran yang membantu siswa dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.. c.. Media Pembelajaran Suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas materi yang ingin disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.. d.. Power point Power point adalah program komputer yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berupa tampilan slide-slide..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori 1.. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Menurut Tabrani Rusyan (1993:19), bahwa prestasi adalah suatu bukti. keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan meurut Syamsudin (1990: 34) prestasi adalah sebagai kecakapan nyata atau aktual yang menunjukkan pada aspek kecakapan yang dapat dengan segera didemonstrasikan atau diuji sekarang juga. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah kecakapan nyata atau aktual sebagai hasil dari suatu usaha yang dapat segera diuji dan didemonstrasikan, atau suatu gambaran kongkret yang menyatakan hasil kegiatan atau perbuatan seseorang yang telah dicapai, baik secara individu atau kelompok. b.. Pengertian Belajar. Adapun belajar, kata dasarnya adalah berasal dari kata “ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Sedangkan setelah kata “ajar” mendapat imbuhan “bel” menjadi kata “belajar” sehingga maknanya pun menjadi: a) Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: contohnya membaca. b) Berlatih: contohnya mengetik, mengeja dan lain-lain. c) Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.. 8.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. Definisi mengenai belajar yang memadai bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena itulah maka definisi yang penulis jumpai adalah banyak sekali, mungkin sebanyak ahli yang merumuskannya. Ada beberapa definisi yang dapat dipakai sebagai data untuk mencari inti persoalannya. Menurut M. Arifin (1984:61), belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi, serta menganalisa yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu. Belajar adalah proses pertumbuhan yang tidak disebabkan oleh proses pendewasaan biologis, karena belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (baik yang bisa dilakukan maupun yang tidak) maka keberhasilan belajar terletak pada adanya perubahan yang secara relatif bersifat permanen. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan oleh individu sebagai hasil usaha berdasarkan pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang belajar, pada akhirnya akan menyadari atau merasakan terjadinya suatu perubahan pada dirinya, seperti menyadari bahwa dia telah memiliki pengetahuan tentang bahasa, berhitung, menulis, dan sebagainya. Kalau kita simpulkan, maka kita dapatkan hal-hal pokok dalam belajar adalah sebagai berikut: a) Bahwa belajar itu membawa perubahan. b) Bahwa belajar itu merupakan didapatnya suatu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. c) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya kecakapan baru. d) Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha yang disengaja. Jadi, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil usaha individu berdasarkan pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang belajar, pada akhirnya akan menyadari atau merasakan terjadinya suatu perubahan pada dirinya. c. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar menurut Arifin (1991:2) berasal dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, dan kemudian dibakukan ke dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi, yang artinya hasil usaha. Sedangkan Mas’ud Hasan, mengartikan prestasi adalah sebagai apa yang telah dapat diciptakan dari hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja. Berdasarkan beberapa pendapat bahwa prestasi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu bagi pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar (menggunakan butir-butir soal). Taksonomi Bloom menjelaskan mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Maka untuk lebih spesifiknya, penulis akan akan menguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang terdapat dalam teori Bloom berikut. 2.. Teori Prestasi Belajar a. Affective Domain (Ranah Akfektif) Affective Domain. berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek. perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif (Winkel, 1996). Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek: a) Penerimaan (Receiving/Attending). Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. b) Tanggapan (Responding). Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. c) Penghargaan (Valuing). Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai di bentuk suatu sikap menerima, d) Menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. e) Pengorganisasian (Organization). Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai- nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. f) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya (Winkel, 1996:248). Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. b. Kognisi Domain (Ranah Kognitif) Cognitive domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6) (Winkel,1996). a) Pengetahuan (Knowledge). Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan (Winkel, 1996:247). b) Pemahaman (Comprehension). Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996:247). Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. c) Aplikasi (Application). Aplikasi atau penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru (Winkel, 1996:247). Ditingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. d) Analisis (Analysis). Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. e) Sintesis (Synthesis). Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Sintesis satu tingkat di atas analisa. Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. f) Evaluasi (Evaluation). Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. c. Psikomotorik Domain (Ranah Pisikomotorik) Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan, keterampilan ini disebut motorik. Karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampilan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik ini ialah.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. adanya kemampuan otomatisme, yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan. Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan (Sabri, 1996:99-100). 3.. Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan masalah. untuk menimbulkam motivasi belajar (Rusman,2013). Suksesnya pelaksanaan PBM sangat tergantung pada seleksi, desain dan pengembangan masalah. Bagaimanapun juga, pertama-tama perlu memperkenalkan PBM pada kurikulum atau berfikir tentang jenis masalah yang digunakan. Hal penting adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan PBM. Ibrahim dan Nur (2000:2) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi siswa dalam sistuasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Moffit (Depdiknas, 2002:12) mengemukakan bahawa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan suatu model yang digunakan dalam suatu pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai suatu pedoman dalam pembelajaran yang dihadapkan langsung pada siswa, sehingga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan mampu bekerjasama serta melatih mereka untuk bisa menemukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan, melatih mereka untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. b. Karakteristik PBL Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkan masalah pada awal pembelajarannya, kemudian mencari pemecahan masalah melalui serangkaian penelitian. Menurut Arends dalam Trianto (2009: 93) berbagai perkembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) pengajuan pertanyaan atau masalah yang berdasarkan permasalahannya mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang keduanya–duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa, 2) penyelidikan secara autentik yang berdasarkan permasalahan mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk penyelesaian masalah yang nyata tersebut, 3) pembelajaran berdasarkan permasalahan memiliki ciri siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, saling berpasangan atau kelompok kecil, 4) menghasilkan produk dan dipamerkan 5) kerja sama. Pembelajaran berdasarkan permasalan menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. temukan. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. c. Tujuan PBL Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan dari disiplin heiristic dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBL juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kaloboratif dan belajar tim, dan keterampilan berfikir reflektif dan evaluatif (Rusman, 2013). Secara sederhana berfikir didefinisikan sebagai proses yang melibatkan operasi mental yaitu penalaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai kegiatan menganalisis, mengkritik,. dan. mencapai. kesimpulan. berdasar. pada. interferensi. atau. pertimbangan. Model pembelajaran berbasis masalah dengan sendirinya akan mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi masalah. Siswa dilatih menemukan permasalahan dari hal yang dihadapinya serta merumuskan dengan jelas. Berdasarkan permasalahan yang yang telah dirumuskan dengan jelas diharapkan siswa terlatih dalam kemungkinan-kemungkinan jawaban, dan mampu memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis), dan selanjutnya menguji jawaban tersebut, serta selanjutnya mengevaluasinya. Pembelajaran berbasis permasalahan tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi kepada siswa sebanyak-banyaknya kepada siswa, namun diharapkan dapat membantu. siswa. mengembangkan. kemampuan. berfikir,. kemampuan. memecahkan masalah, kemampuan belajar otonom dan mandiri, bekerjasama.. serta.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. d.. Langkah PBL Ibrahim dan Nur (2000: 13) mengemukakan bahwa langkah-langkah. pemebelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: Tabel 1. Langkah-langkah PBL Fase Indikator 1 Mengorientasi siswa pada masalah 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. 3. Mengembangkan daya dan menyajikan hasil karya. 4. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tingkah laku guru Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Membantu siswa mendeskripsikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.. Dengan menggunakan model pemebelajaran berbasis masalah ini guru harus dapat menyediakan sarana belajar yang dapat merangsang siswa dalam berfikir, menemukan masalah serta memecahkan masalah tersebut dengan relevan yang terjadi pada masa sekarang dan masa yang akan datang..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. 4.. Kelebihan dan Kekurangan PBL a.. Kelebihan PBL. a) Siswa didorong untuk memilki kemampuan memecahkan masalah sendiri melalui aktivitas belajar. b) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. c) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu diperlajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi. d) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. e) Siswa. terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan,. baik dari. perpustakaan, internet, wawancaram dan observasi. f) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri. g) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. h) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching (Sanjaya,2006). b. Kekurangan PBL a) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. b) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas (Sanjaya,2006). 5.. Hakekat dan Tujuan pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Sejarah Pengertian sejarah sebagai studi yang berusaha mendapatkan pengertian. tentang segala sesuatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri/dikemukakan di masa sekarang (Widja,1988: 8). Guna menambah kejelasan pengertian di atas, berbagai aspek dari rumusan itu perlu ditinjau lebih lanjut. Misalnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua kejadian di masa lampau itu dapat diungkapkan. Maka studi sejarah seyogyanya hanya pada bagian-bagian peristiwa yang bukti-buktinya memang masih bisa ditemukan atau memang masih bisa direkonstruksi tersebut. Maka dari itu kalau dikatakan sejarah adalah studi masa lampau, maka pengertian peristiwa masa lampau di sini terutama seyogyanya diartikan sebagai “masa lampau yang masih bisa diselamatkan”. Berdasarkan jalan pikiran ini bisa dikatakan lebih lanjut yang sebenarnya studi sejarah bukan studi masa lampau dalam arti yang sebenarnya, melainkan lebih merupakan studi tentang jejak-jejak mas kini dari perstiwa masa lampau. Sebagai konsekuensinya maka peristiwa-peristiwa yang tidak ada jejaknya (tidak meningalkan jejak), praktis dianggap tidak ada (Widja, 1988: 8). Sejarah adalah akumulasi rekaman pengalaman manusia, sehingga mempelajarin sejarah berarti mempelajari segala bentuk pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad. Dari sejarah masa lampau.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. manusia memperoleh bekal dan titik pijak untuk membangun sejarah baru. Kehidupan manusia selalu harus berdialog dengan sejarah masa lalu untuk dapat membangun sejarah di masa sekarang, serta memproyeksi pandangan ke dalam sejarahnya di masa mendatang. Dimensi kesejarahan menuntut manusia untuk selalu melakukan pembaharuan dan berupaya mencapai kemajuan. b.. Tujuan pembelajaran sejarah Pemerintah melalui UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,. dalam. pasal. 3. mengatakan. bahwa. Pendidikan. Nasional. berfungsi. mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermatabad dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana telah dikutip di atas bahwa menurut Perarturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi, antara lain dijelaskan bahwa tujuan dari pembelajaran sejarah adalah pembentukan karakter dan peradaban bangsa yang bermatabat. ( Rusyan, 1993) Secara lebih rinci tujuan pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Membangun peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; b) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keimuan;.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. c) Membuhkan apreasiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti perdaban bangsa Indonesia di masa lampau; d) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang; e) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplimentasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Dari Permendiknas no 22 tahun 2006, terkait dengan pelajaran sejarah dapat kita kembangkan nilai-nilai luhur bangsa yang harus disampaikan kepada peserta didik lewat pelajaran sejarah. Mengapa hal ini mutlak harus dilakukan guru, karena teori analisa materi belajar mengatakan bahwa komponen materi ajar meliputi kejelasan: 1) fakta/peristiwa; 2) konsep/definisi; 3) prosedur 4) norma dan 5) nilai-nilai (values); 6) generalisasi (Sutarjo Adisusilo, 2014:216-218). 6.. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Arsyad (2010: 3) mengatakan kata media berasal dari bahasa Latin medius. yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, “pengantar”. Menurut bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2010: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap. Dalam penegrtian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. AECT (Assosciation of Education and Communication Tehnology,1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. b. Pengertian Media Pembelajaran Ada beberapa definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Gagne dan Brings dalam Arsyad (2010: 4) mengatakan bahwa, media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera,video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Menurut Gagne dan Brings komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar disebut sebagai media. Hamalik dalam Arsyad (2010: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar. mengajar. dapat. membangkitkan. keinginan. minat. yang. baru,. membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. c. Pengertian Media Menurut Edgar Dale Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari halhal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalan tersebut lebih dikenal dengan kerucut pengalaman (cane of experience), yang terdiri dari 12 macam klasifikasi media pengajaran yang digunakan (Answar dan Usman, 2000:21), yaitu: a) Pengalaman langsung dan bertujuan, pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau obyek yang.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. sebenarnya. Disini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya. b) Pengalaman tiruan, pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya. c) Pengalaman melalui dramatisasi, pengalaman semacam ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan. Dramatisasi ini dapat dilakukan di panggung, dan tempat-tempat terbuka. d) Demonstrasi, yaitu pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan mengenai sesuatu hal atau sesuatu proses misalnya cara membuat penganan, sabun deterjen, dan sebagainya. e) Pengalaman melalui karyawisata, pengalaman semacam ini diperoleh dengan mengajak kelas ke objek di luar kelas dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa. Kelas aktif mengadakan observasi, mencatat, melakukan tanya jawab, membuat laporan, dan lain-lain. f) Pengalaman melalui pameran (study display), pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah. Benda-benda yang dipamerkan dapat berupa model, specimen, barang hasil kerajinan, dan sebagainya. g) Pengalaman melalui televisi, pengalaman ini diperoleh melalui program pendidikan yang ditayangkan lewat televisi, seperti program Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan program TV lainnya. h) Pengalaman melalui gambar hidup atau film, gambar hidup merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan kelayar dengan kecepatan.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. tertentu, bergerak secara bertahap sehingga benar-benar mewujudkan gerakan yang normal dariapa yang diproyeksikan. i) Pengalaman melalui rasio, pengalaman di sini diperoleh melalui siaran radio dalam bentuk ceramah, wawancara, sandiwara, dan sebagainya. j) Pengalaman melalui gambar, pengalaman di sini diperoleh dari segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran, misalnya lukisan ilustrasi, karikatur, kartun, poster, potret, slide, dan sebagainya. k) Pengalaman melalui lambang visual, pengalaman di sini diperoleh melalui lambang-lambang visual; seperti hasil lukisan, grafik, poster, komik, kartun, peta. l) Pengalaman melalui lambang kata, pengalaman semacam ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan. Dalam penggunaan pengalaman kerucut ini harus dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik serta diarahkan pada pembahasan tingkah laku siswa yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan situasi belajar siswa. Dasar pengalaman kerucut ini adalah untuk mengukur tingkat keabstrakan selama penerimaan isi pembelajaran atau pesan dengan menggunakan pengalaman langsung, sejalan dengan makin mantapnya konsepsi tersebut, fungsi media tidak lagi hanya sebagai alat peraga/alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajran terhadap siswa yang mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi, keterbatasan.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. fisik dalam kelas, sikap pasif siswa/mahasiswa serta mempersatukan pengamatan mereka (Answar dan Rusman, 2002). d. Pengembangan Media Berbasis Microsoft Power Point Perkembangan teknologi komunikasi (TIK) berpengaruh terhadap perkembangan media pembelajaran. Media komputer merupakan media yang menarik bahkan antraktif dan interaktif. Pembelajaran bebaasis IT membuat pembelajar menjadi akrap dengan simbol dan tanda ikon di dunia audio dan visual. Media power point adalah salah satu media yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajar, melalui media power point pengajar dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam mengajar di kelas. “Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mempresentasilan. materi. pembelajaran. ataupun. tugas-tugas. yang. a ka n. diberikan”(Sukiman, 2012: 212). Software Microsoft Power Point merupakan salah satu hasil dari kemajuan media dan teknologi yang paling banyak dipakai oleh pengajar untuk pembelajaran, media power point bertujuan untuk melakukan presentasi dengan penggunaan komputer. Kelebihan dari power point adalah sebagai program aplikasi yang menampilkan objek sebagai slide-slide. Slide-slide pada power point dapat menampilkan objek seperti gambar, teks, komposisi warna, animasi dan tombol, musik/sound pada slide, serta tampilan rekaman video. e. Pengertian Microsoft Power Point Sanaky (2009) menyatakan bahwa microsoft power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26. microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office salah satu program komputer. Jadi pada waktu penginstalan program microsoft office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer. Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah microsoft power point. Program ini adalah salah satu aplikasi dalam paket microsoft office. Dengan bantuan media power point, seorang guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam mentransformasikan ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru menguasai kelas dan membantu anak–anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang guru. Media power point adalah alat bantu presentasi, biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang dirangkum dan dikemas dalam slide power point. Sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami penjelasan kita melalui visualisasi yang terangkum di dalam slide. Power point merupakan program untuk membantu mempresentasikan dan menampilkan presentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart, movie, suara, atau video yang dimainkan pada saat presentasi (Purnomo, 2010). 7.. Kelebihan dan Kelemahan Microsoft Power Point Menurut Sanaky (2009), microsoft power point 2007 memiliki beberapa. kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut:.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27. Kelebihan microsoft power point antara lain: a. Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas; b. Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa; c. Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan; d. Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik; e. Dapat dipergunakan berulang-ulang. Disamping kelebihan dari microsoft power point juga memiliki kelemahan diantaranya adalah: a. Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki; b. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan power point; c. Membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft power point sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan; d. Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks. Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing media mempunyai kelemahan dan kelebihan. Begitu juga dengan media power point juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Salah satu kelemahan media power point adalah tidak semua materi pembelajaran dapat disajikan dengan menggunakan media power point. Tetapi disisi lain media power point memiliki kelebihan siswa menjadi tertarik dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28. B. Kerangka Berfikir Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siswa SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) relatif menggunakan model pembelajaran ceramah dan tanya jawab dan jarang menggunakan media setiap kali pertemuan. Hal ini menyebabkan siswa mengalami rasa bosan dan malas untuk melakukan aktivitas pembelajaran di kelas menyebabkan rendahnya prestasi belajar sejarah, nampak dari hasil ulangan yang diberikan guru sebelum peneliti melakukan penelitian. Salah satu model dan media pembelajaran yang mampu menyajikan materi Sejarah tentang peristiwa secara menarik adalah model pembelajaran berbasis masalah dan power point.. Model pembelajaran berbasis masalah dan media. power point merupakan salah satu model dan media yang dapat merangsang siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah bertujuan merangsang siswa berfikir kritis dan aktif, karena model ini menuntut siswa mencari permasalahan yang ada dan memecahkan masalah itu sendiri. Selain itu penggunaan media power point bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menyimak, penggunaan media power point juga dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa karena melalui aktivitas menyimak, siswa mampu berdiskusi dan melakukan tanya jawab..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29. Banyak siswa yang prestasi belajarnya rendah. Dilakukan PBM dan model pembelajaran berbasis masalah dengan media power point. Terjadi siklus 2. Dilakukan PBM dan model pembelajaran berbasis masalah dengan media power point. Hasil prestasi belajar sejarah pada siklus I belum memenuhi target KKM. Prestasi belajar sudah memenuhi target KKM. Gambar 1. Kerangka berfikir C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1.. Peningkatan prestasi belajar dan penerapan model pembelajran berbasis masalah dengan penggunaan media power point..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian 1.. Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta Negeri 1 Depok tahun ajaran 2013/2014, yang terletak Jl. Babarsari, Caturtunggal Depok, Kab.Sleman 55281. Telp. (0274) 485794 Yogyakarta... 2.. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2014.. 3.. Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini banyak siklus tergantung dari prsentase KKM siswa, target yang ditentukan peneliti 50% ketika KKM siswa sudah mencapai target maka siklus berakhir.. B. Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 34 siswa (9 siswa laki-laki dan 25 siswa prempuan) pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. C. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Prestasi Belajar Sejarah (Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik). 30.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31. 2.. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Power Point. D. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam PTK ini yaitu menggunakan model Kemmis & Taggart (1982: 14). Model ini pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat langkah ini dilakukan secara berurutan dan diidentifikasi menjadi sebuah siklus. Dengan mengikuti langkah-langkah secara tepat, peneliti telah melampaui suatu siklus, arena dilakukan secara berulang-ulang dengan langkah yang sama, peneliti melakukan siklus-siklus, sehinga kita mengenal siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan seterusnya. Secara skematis model penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti gambar berikut :. Refleksi Observasi. Siklus I. Identifikasi masalah Perencanaa nI. Pelaksana an Hasil refleksi Refleksi Observasi. Siklus II. Perencanaa n II. Pelaksana an Hasil refleksi.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32. Keterangan : kegiatan : hasilkegiatan : kegiatanberlangsungsecarabersamaan : urutanpelaksanaankegiatan Gambar 2. Desain penelitian menurut Kemmis & Taggart E. Desain Operasional Variabel 1.. Variabel - variabel Penelitian Variabel terikat (Y1). : Prestasi Belajar. Variabel bebas (X1). : Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Power Point. 2.. Definisi operasional variabel a. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh. seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. b. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang sesuai dari materi pelajaran dengan memanfaatkan media power point..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. c. Media Power Point Media power point adalah salah satu media yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajar, melalui media power point pengajar dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam mengajar di kelas. “Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mempresentasilan. materi. pembelajaran. ataupun. tugas-tugas. yang. a ka n. diberikan”(Sukiman, 2012: 212). F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dalam hal ini adalah tahapan. penelitian. Dalam. penelitian tindakan kelas yang menjadi subyeknya adalah prestasi sedangkan model pembelajaran berbasis masalah dan media terakait dengan soal proses pembelajaran oleh karena itu yang disajikan sebagai data, yaitu data prestasi belajar. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat laporan atau data model PBL karena bukan menjadi subyek penelitian. Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra siklus (observasi kegiatan guru, observasi kelas dan observasi siswa), siklus satu dan siklus dua. Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan menggunakan instrumen yang sama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan diuraikan sebagai berikut :.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34. 1.. Pra siklus a. Observasi Guru Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan. kegiatan pra penelitian. Kegiatan tersebut yaitu melakukan observasi dengan guru menggunakan. lembar pengamatan. untuk mengetahui. gambaran proses. pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran serta kendala yang ditemui oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu melakukan observasi terhadap siswa di kelas yang meliputi aktivitas siswa dan observasi sarana pembelajaran. b. Observasi Siswa Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan awal (kesiapan siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti (sikap siswa pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa), kegiatan penutup (evaluasi proses pembelajaran, siswa mengerjakan tugas dengan baik, refleksi). Alat yang digunakan menggunakan lembar kuesioner yang dibagikan sebelumnya pada saat peneliti melakukan observasi pra siklus..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35. 2.. Kegiatan Siklus 1 a. Pertemuan pertama Kegiatan dalam siklus pertama sesuai dengan RPP di laksanakan dalam 3. kali pertemuan/tatap muka di kelas. Siklus pertama ini meliputi perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan, dan refleksi. b. Perencanaan Dalam perencanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan adalah dengan menyusun rancangan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan penemuan masalah dan gagasan awal akan dilaksanakan penelitian. Dalam tahap ini peneliti dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran melalui kerjasama kolaboratif dengan guru dan observer (peneliti). Peneliti juga bekerja berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing sehingga kerja peneliti akan lebih tertata. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar, standar kompetensi yang akan disampaikan kepada siswa dan indikator serta tujuan dari pembelajaran. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, yang meliputi: a) Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kurikulum 2013 b) Peneliti menentukan dan membuat media pembelajaran, seperti materi dalam bentuk diskusi kelompok c) Membuat soal-soal untuk diskusi kelompok d) Membuat lembar obsevasi e) Membuat lembar penilaian f) Menyusun kisi-kisi penilaian (kisi-kisi soal). menyiapkan.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36. g) Membuat Lembar Kerja Siswa (soal-soal) c. Pelaksanaan Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar sesuai dengan rencana perencanaan pembelajaran yang telah siapkan sebelumnya. Tahap pembelajarannya yaitu : 1) Pertemuan pertama a) Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa untuk memipin doa. b) Guru mengajak peserta didik untuk memulai pelajaran (mempersiapkan buku tulis dan bahan ajar) lalu menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan materi yang menjadi pokok pembahasan dan juga nilainilai yang terkandung dalam. materi tersebut untuk menambah tingkat. wawasan dan pemahaman siswa akan materi secara langsung dan menunjang aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. c) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi kelompok dan membagi siswa membagi 4-5 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa. d) Pada materi pembelajaran masuk dan perkembangan Kolonialsme dan Imprealisme Barat. Guru memberikan petunjuk agar siswa mencari permasalahan materi “ Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia” satu kelompok mencari satu permasalahan. Selanjutnya permasalahan tersebut ditukarkan kepada kelompok lain yang nantinya oleh kelompok tersebut dicari solusi pemecahan masalah. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan pengalaman siswa secara langsung dan menunjang aspek.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37. pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam hal kerjasama dan tanggung jawab, kepedulian dan keaktifan dalam bersosial. d. Pengamatan/observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Aspek yang diperhatikan dalam hal ini adalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, aktivitas guru, interaksi antar siswa dalam diskusi kelompok, dan aktivitas siswa. e. Analisis dan refleksi Data yang diperoleh pada tahap observasi siklus pertama ini kemudian dianalisis untuk melihat peningkatan prestasi siswa. Jika hasil dari refleksi siklus I belum terjadi peningkatan, maka di lanjutkan pada siklus II. 2) Pertemuan kedua a.. P e l a k s a na a n Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama. dengan siklus pertama, siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus pertama, yakni sebagai berikut: a) Peneliti mengajak siswa untuk mengingat materi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama. Kegiatan ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran. b) Hasil. dari. kerja. kelompok. pada. pertemuan. pertama. kemudian. dipresentasikan, dan kemudian melakukan sesi tanya jawab pada setiap.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38. kelompok yang maju begitu pun dengan kelompok lain menunggu giliran untuk maju. c) Setelah itu peneliti mengajak siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan dan refleksi terhadap materi pelajaran untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. b. Pengamatan/observasi Pada tahap pengamatan ini, peneliti melihat hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek yang diperhatikan dalam hal ini adalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi antar siswa dalam diskusi kelompok, dan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan serta menanggapi jawaban teman dalam presentasi. Dalam pengamatan ini menggunakan lembar observasi. c. Analisis dan refleksi Data yang diperoleh pada tahap observasi siklus pertama ini kemudian di analisis untuk melihat terjadinya peningkatan di siklus II. 3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga guru melakukan evaluasi selama 90 menit untuk mengukur tingkat hasil prestasi yang dicapai pada siklus I. Hasil dari refleksi siklus 1 belum terjadi peningkatan yang signifikasi, jadi perlu dilaksanakan siklus II. 3. Kegiatan Siklus 2 a. Pertemuan Pertama Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus.

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39. pertama. Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus pertama belum memenuhi target atau mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, maka dilaksanakan siklus kedua. Dalam pelaksanaan siklus kedua siswa mampu mencapai target yang telah ditentukan dalam hal ini adalah peningkatan aspek kognitif (pengetahuan). 1) Perencanaan Peneliti menyusun perencanaan pada siklus 2 yang berpatokan pada hasil refleksi siklus 1, meliputi: a) Peneliti menentukan dan membuat media pembelajaran, seperti menyiapkan media program power point yang nanti akan didiskusikan ke dalam kelompok. b) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk bahan diskusi kelompok c) Menyiapkan. gambar-gambar. pendukung. yang. terkait. dengan. materi. pembelajaran. d) Membuat lembar penilaian e) Menyusun kisi-kisi penilaian,(kisi-kisi soal) f) Membuat Lembar Kerja Siswa (soal-soal) 2) Pelaksanaan Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti menerapkan langkahlangkah PTK sesuai KD sebagaimana diberikan guru. Tahap pembelajarannya yaitu : a) Peneliti menanyakan materi selanjutnya dan memberikan motivasi kepada siswa, siswa mendapatkan penjelasaan tentang proses pelaksanaan teknik diskusi kelompok..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40. b) Peneliti mendorong peserta didik untuk bertanya hal-hal yang sekiranya terkait dengan materi yang diajarkan dan menegaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis masalah. c) Guru memberikan pengantar singkat, misalnya menjelaskan proses masuk dan berkembangnya penjajahan Bangsa Barat di Indonesia. d) Guru menayangkan media program power point yang berisi tokoh-tokoh yang terkait materi yang di sampaikan akan tetapi program power point, tidak ada identitas/keterangannya, sehingga mungkin sedikit membingungkan peserta didik). Materi program power point yang digunakan tentunya merupakan materi yang relevan sesuai dengan materi yang dibahas Kompetensi Dasar. e) Peneliti mengajak siswa untuk berdiskusi terdiri dari 6 kelompok yang masing-masing. kelompok. terdiri. da r i. 5 -6. s i s w a.. Setiap. kelompok. mendapatkan tugas melakukan (eksplorasi) mengumpulkan informasi dan (mengasosiasi) terkait gambar tersebut melalui diskusi kelompok. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua ini siklus II dilanjutkan dengan mengajak peserta didik untuk membacakan hasil diskusinya di depan kelas dalam rangka (mengkomunikasikan) hasil karya kelompok. Pada saat kelompok lain melakukan presentasi, kelompok yang lain dapat bertanya demikian sampai masing-masing mendapat giliran. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing. Setelah semua selesai guru memberikan penjelasan singkat serta peneguhan kepada siswa terkait dengan materi untuk memberikan titik terang kepada siswa yang kurang paham. Dengan memberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada emulsi ganda maka volume. sedimentasi karena sentrifugasi yang dihasilkan

The Effect of Using Think-Pair-Shar e Technique on the Eighth Grade Students’ Reading Comprehension Achievement at SMPN 3 Bangsalsari J ember in the 2012/2013 Academic

Karena itu, melalui dua pendekatan ini walaupun banyak hadits dalam buku tersebut tidak ada perawinya bahkan tidak diketahui kualitasnya menurut penulis tidak akan

Mitra 1 dan mitra 2 sanggup mengikuti seluruh proses Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dimulai dari merumuskan permasalahan, mencari solusi, merencanakan dan

aktivitas perawatan furnitur yang terdapat di Gereja Katolik Santo.

Dalam tahap pengum- pulan data sample penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan metode pembe- lajaran kooperatif make a match ,

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) telah menyadari permasalahan ketersediaan jaringan telekomunikasi di luar pulau Jawa,

Bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini akan dapat memberikan pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berlatar belakang Ilmu Pengetahuan Alam dalam