• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA TENUN IKAT BAGI PEREMPUAN TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA TENUN IKAT BAGI PEREMPUAN TESIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKNA TENUN IKAT BAGI PEREMPUAN

(Studi Etnografi di Kecamatan Mollo Utara- Timor Tengah Selatan)

TESIS

Diajukan kepada

Program Pascasarjana Magister Studi Pembangunan Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh:

ASNI SALFIANI LA’A

NPM : 092010101

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

2

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Tesis :MAKNA TENUN IKAT BAGI PEREMPUAN (Studi Etnogerafi Di Kecamatan Mollo Utara-Timor Tengah Selatan)

Nama Mahasiswa : Asni Salfiani La’a NIM : 092010101

Program Studi : Magister Studi Pembangunan

Menyetujui,

Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si Pembimbing

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan

Prof. DR. Ir. Kutut Suwondo, M. S

(3)

3

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya,

Nama : Asni Salfiani La‟a NIM : 09 2010 101

Alamat : Kemiri Barat No.30. Salatiga Instansi Asal : -

dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, tesis dengan judul:

MAKNA TENUN IKAT BAGI PEREMPUAN (Studi Etnografi di Kecamatan Mollo Utara - Timor Tengah Selatan) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik (master), baik di Universitas Kristen Satya Wacana, maupun di perguruan tinggi lain;

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Pembimbing;

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat pendapat yang telah diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dan dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan judul tulisan aslinya serta tahun publikasinya, dan dicantumkan dalam daftar pustaka;

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan kalau kemudian ternyata ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar dan ijazah yang telah diperoleh dengan karya ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di universitas ini.

Salatiga, 12 April 2012 Yang membuat pernyataan,

(Asni Salfiani La‟a) 09 2010 101

Materai 6000 Rp. 6.000,-

(4)

4

MOTTO

“Jangan menunggu karena tak akan ada waktu yang

tepat. Mulailah dari sekarang dan berusahalah dengan

segala yang ada karena seiring waktu, akan ada cara yang

lebih baik asalkan tetap berusaha”

Napoleon Hill”

Pernakah kamu mendapatkan sebuah “PUJIAN” dari seseorang yang “BUTA”, yang tidak mampu melihat wajahmu,,?

Dapatkah kamu mendengar “kATA SAYANG” dari seorang yang “BISU” yang tidak dapat ucapkan sepatah kata pun,,?

Dan mampukah kamu merasakan “SENTUHAN KASIH” dari seorang yang “CACAT” dan hanya terbaring lemah,,?

Dari semuanya itu kamu dapat mengartikan sebuah “KETULUSAN MENYANYANGI SESEORANG” bahwa “RASA SAYANG” yang tulus tidak bisa dinilai dari sebuah “KESEMPURNAAN FISIK” semata, melainkan dari “KETULUSAN HATI”.

(5)

5

PERSEMBAHAN

Bapa Hendrik La’a dan Mama Yohana terimakasih

untuk semua cinta, kasih sayang dan nasehat yang begitu

berarti, Ma Tua tersayang, K’Adi, K’Kormon dan

K’Yanti, Bella, Priska dan Javier untuk semua Doa,

harapan, dan semua keceriaan yang telah diberikan,

sehingga membuat hidup ini semakin berarti.

Bapa Marthen Ingkiluk Mabel (almarhum) dan

Mama Anni Bidana, Tete Agus Bidana, K’Milka dan

K’Jhon, K’Mikhael, K’Oksi dan Abas, Yuli dan

Mambo, Kotipki, Yana, Hubertina, Nela dan Aurelia

untuk semua doanya.

Suami tercinta Paulus Mabel untuk semua cinta dan

kasih sayang, Doa dan harapan, kesabaran dan ketulusan

yang selama ini telah diberikan.

(6)

6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas anugerah serta berkat yang berlimpah yang tiada berakhir, dari awal studi hingga penulisan tesis ini dapat selesai. Tesis berjudul “Makna Tenun Ikat Bagi Perempuan (studi Etnografi di Kecamatan Mollo Utara-Timor Tengah Selatan)”, ini dibuat sebagai sebuah karya tulisan yang disusun oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar Magister Studi Pembangunan (M.Si).

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung, secara moral maupun materiil telah banyak mendukung dan membantu penulis dari proses awal sampai pada akhir penulisan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan penghargaan dan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus untuk semua Berkat, Cinta Kasih, Pengampunan dan Perlindungan yang tiada pernah berhenti dan selalu baru di setiap saat dalam kehidupan saya.

2. Bapak Prof. John A. Titaley, STh, Th.D., selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di UKSW. 3. Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si selaku pembimbing yang

penuh dengan perhatian dan kesabaran, dimana selalu memberikan motivasi, mengkritisi, mengarahkan, membimbing dan mendukung penulis mulai dari proses

(7)

7

persiapan sebelum ke lapangan sampai pada akhir penulisan laporan ini. Terima kasih juga karena tidak pernah bosan-bosannya membaca dan membalas setiap SMS yang masuk dari penulis. Segala kritikan, saran dan diskusi yang konstruktif memberikan pelajaran yang berharga bagi penulis.

4. Dosen penguji Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si dan Titi Susilowati, S.Pd., MA yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca, mengkritisi dan memberi masukan yang penting demi kesempurnaan tulisan ini.

5. Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo; MS. Prof. Dr. Daniel Daud Kameo; SE, MSc. Prof. Dr. Ir. Liek Wilardjo; MS. Prof. Dr. Haryono Semangun. Dr. Soegeng Hardiyanto; Marwata, Ph.D. Dr. Marthen Luther Ndoen, SE., MA., Ph.D., Ph.D. Dr. Gatot Sasongko, SE., Drs. David S.Widihandojo, Ph,D; Dr.Ir.Rukmadi Warsito, MS. Dr. Martanto Martosupono yang telah membekali ilmu kepada penulis yang sangat bermanfaat dalam penulisan Tesis ini, dunia pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Mbak Ayu selaku staff administrasi Program Studi Magister Studi Pembangunan yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi tentang studi.

6. Kantor Dinas Pariwisata dan kantor Dinas Perindustrian Timor Tengah Selatan. para informan yang telah bersedia untuk di wawancara dan juga memberikan data-data kepada saya untuk penulisan tesis ini. Terimakasih untuk semua informasi dan cerita-cerita mengenai segala hal yang membuat saya semakin mengerti akan arti “simbol jati diri” dan semoga tenun ikat tetap dilestarikan dan menjadi kebanggaan.

(8)

8

7. Keluarga besar La‟a dan Maak serta keluarga besar Persekutuan Doa Agung di Soe; keluarga besar Mabel, Bidana dan Fingkreu di Papua untuk semua dukungan doanya.

8. Kawan-kawan mahasiswa Program Pascasarjana Studi Pembangunan UKSW angkatan 2010 dan 2009: Ibu Novalin, Ibu Istichomah, Ibu Naftalia, Pak Hans, Pak Amsal, PakMarten, Pak Karel, Pak Kris, Pak Toni, Pak Ongen, Pak Rangga, MbakYustin, Pak Ardi, Pak Andre, Pak Onas, Pak Vino, PakBelo, Pak Edo, Pak Dani dan Pak Danang, tak lupa juga Ibu Rambu LKR Nugrohowardhani dan Ibu Niata Simanjuntak, terima kasih untuk kebersamaannya dan sudah mau berbagi pengalaman serta diskusi-diskusinya

9. Teman dan saudara Qu; Jane Gracia Akollo, Dona Kurnia Ningrum, Ineke Lahallo, Sepnawitha Sinuhaji, Yansi Iren Tanamal, Teologi 2005 (Arpasso Alazzo), Rony Apriansyah bersama keluarga di Bontang, Vina Y.H.S di Jatinangor, K‟Oi, K‟Omi, K‟Dedy, Papen Yaksih, Yokelin T, Jesika, Mayus, Iki T, Clarce, Novin, Hendra, Indra, Tomi, Misye, Grace Nope, Kristina H, keluarga besar mahasiswa Timor di Salatiga (IKMASTI), keluarga besar mahasiswa Papua di Salatiga (HIMPAR), keluarga besar mahasiswa Pegunungan Bintang sejawa Bali dan Sulawesi (KOMAPO).

10. Masih banyak lagi orang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kepada mereka penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih. Akhirnya penulis menyadari keterbatasan diri dan hasil ini jauh dari sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan karya ini ke depan.

(9)

9

Abstract

Weaving is a woman activity passed by ancestors to youg girls from generation to generation. This kind of occupation is a contribution made by women to parents, husband and family to assist the need of family and to show the inner beauty of girls. This research has s purpose to explain the meaning of weaving for woman in Mollo Utara. The type in conducting the research was etnografi kualitatif research.

The research proved that social change has shifted the role of woman in villages. They tend to buy blanket from the market instead of weaving for their need. They are now lack of skill and equipment in mastering how to weave traditionally. Waving in Mollo Utara is now facing a transition and the impact is that the simbols in weave are disappear gradually, only certain people still hold the custom of weaving because people add outside simbol in traditional motif for an economic reason. From that activity, the researcher draws a conclution that weaving is now facing a fenomen, where there is a attraction from both sides betwen spiritual valuaes and cultures.

Based on that research, the writer hopes that the government should pay attention on preserving the motif of weaving. The government should determine the stable price so that the buyer and seller get profit equally and the activity itself should be involved in a subject in school, whereas the sources of data can be preserved through supliyng books of weaving.

(10)

10

Saripati

Menenun adalah pekerjaan atau kerajinan tangan kaum perempuan yang diturunkan kepada anak gadisnya dari generasi ke generasi. Pekerjaan ini merupakan sumbangan kaum wanita bagi orang tua, suami, anak-anak dan keluarga serta untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang sekaligus memperlihatkan pancaran seni yang terpatri dalam diri sang istri atau anak perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana makna tenun ikat bagi perempuan di kecamatan Mollo Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian etnografi.

Dari hasil penelitian ini telah terjadi pergeseran peranan perempuan dalam proses penenunan. Kini tidak semua perempuan di Mollo Utara menenun, mereka lebih cenderung untuk membeli hasil tenunan dari orang lain untuk diberikan kepada suami, orang tua, anak atau untuk dipakainya sendiri, maka dapat dikatakan bahwa telah mulai hilang keterampilan dalam menenun dan hilang pula peralatan menenun secara tradisional. Kerajinan tenun Mollo Utara sekarang ini memasuki masa transisi. Pesan religius di dalam motif-motifnya yang telah terpelihara secara turun temurun mulai memudar saat ini. Makna dari motif-motif yang dimilikinya dari warisan lelehur kini tidak lagi diketahui oleh mereka. Hanya sebagian kecil perempuan yang masih mengetahui makna dari motif-motif tersebut. Berdasarkan alasan ekonomi maka motif-motif spiritual yang berdasarkan adat yang khas sudah ditambahkan dengan motif-motif dari luar, dengan terjadinya hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa tenunan sekarang ini berada dalam keadaan dimana terdapat tarik menarik antara nilai-nilai spiritual dan adat budaya turun temurun.

Dari penelitian ini diharapkan adanya perhatian yang khusus dari pemerintah di dalam melindungi motif-motif yang dimiliki masyarakat dan menentukan harga paten dari setiap tenunan dengan jalan mengeluarkan Perda (Peraturan Daerah) tentang perlindungan terhadap motif-motif tenunan yang dimiliki dan menentukan harga yang tentu saja menguntungkan pembuat dan pembeli. Di dalam mengembangkannya dapat dengan cara menambahkan ketrampilan menenun di dalam mata pelajaran Mulok (Muatan Lokal) di sekolah sedangkan dalam melestarikannya maka dapat menyimpan data-data tentang tenunan Timor Tengah Selatan secara lengkap dan menerbitkan buku-buku tentang tenunan-tenunan tersebut.

(11)

11

DAFTAR ISI

JUDUL …………...………...i LEMBARAN PENGESAHAN...ii LEMBARAN PERNYATAAN………...iii MOTTO………...………...iv PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR………...…..….………...vi ABSTRAK………...…...x SARIPATI………....xi DAFTAR ISI………...xii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR……….….…...xvi

BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latarbelakang Masalah…..………...1 1.2 Rumusan Masalah...10 1.3 Tujuan Penelitian...11 1.4 Manfaat Penelitian...11 1.4.1 Secara Teoretis...11 1.4.2 Secara Praktis...11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kebudayaan ...12 2.1.1 Sifat Kebudayaan ...13 2.1.2 Wujud Budaya...16 2.1.3 Unsur-Unsur Kebudayaan...18 2.1.4 Fungsi Kebudayaan...19 2.2 Teori Gender...19 2.3 Peran Perempua...21

BAB III. METODE PENELITIAN...24

(12)

12

3.2 Unit Analisis dan Unit Pengamatan...26

3.3 Sumber Data...26

3.4 Jenis Data...27

3.5 Analisis Data...28

3.6 Pemilihan Wilayah Penelitian...29

BAB IV . MOLLO UTARA...30

4.1 Sejarah Mollo Utara...30

4.2 Keadaan Alam dan Penduduk Mollo Utara...36

4.2.1 Keadaan Alam...36

4.2.2 Luas Wilayah...37

4.2.3 Agama dan Kepercayaan...39

BAB V. ARTI SIMBOL RAGAM HIAS KAIN TENUN NUSA TENGGARA TIMUR... 41

BAB VI. TENUNAN DAN MAKNANYA ... 66

6.1 Peralatan Tenun dan Bahan Pewarnaan...66

6.1.1 Peralatan membuat benang...66

6.1.2 . Bahan Pewarnaan...68

6.1.3 Peralatan Tenun...71

6.2 Pembuatan Tenunan...72

6.2.1 Tenun Ikat...72

6.2.2 Tenun Buna...74

6.2.3 Tenun Lotis/Sotis atau Songket...75

6.3 Makna Tenunan Molo...76

6.3.1 Tenunan Pauf...76

6.3.2 Tenunan Lotis...79

6.4 Pergeseran Makna...82

6.4.1 Status Sosial ...82

6.4.2 Budaya Orang Mollo...83

6.4.3 Pendidikan...85

6.4.4 Ekonomi...86

6.4.5 Budaya Luar (Moderen)...86

(13)

13

7.1 Perempuan Dalam Kehidupannya...88

7.1.1 Ume kbubu...89

7.1.2 Lopo...91

7.2 Perempuan dan Adat...92

7.3 Perempuan dan Perkawinan...96

7.4 Perempuan dan Tenun...102

BAB VIII. PENUTUP ... 106

8.1 Kesimpulan ... 106

8.2 Rekomendasi ... 108

(14)

14

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan…………....30 Tabel 1 Jumlah Desa, Dusun, RT, RW dan luas Desa …..…32 Gambar 1 Pou atau Sarung berasal dari pulau Rote Ndao - kabupaten

Kupang………...36 Gambar 2 Ei Ledo atau Sarung perempuan berasal dari pulau Sabu

-kabupaten Kupang………...…39 Gambar 3 Mau atau Selimut berasal dari kabupaten Timor Tengah

Selatan………...…41 Gambar 4 Tais atau Sarung Laki-laki berasal dari kabupaten Timor

Tengah Utara………..…..43 Gambar 5 Tais Mane atau Selimut laki-laki berasal dari kabupaten

Belu………...……45 Gambar 6 Sarung perempuanberasal dari kabupaten Alor…….47 Gambar 7 Kawatek Meanberasal dari kabupaten Flores Timur.48 Gambar 8 Utan atau Sarung perempuan berasal dari kabupaten Sika51 Gambar 9 Lawo Jaranggaja sarung perempuan berasal dari kabupaten

Ende………...53 Gambar 10 Lawo Jara Muti atau Sarung perempuan berasal dari

kabupaten Ngada………54 Gambar 11 Lipa Songke atau Sarung laki-laki berasal dari kabupaten

Manggarai………56 Gambar 12 Lau Pahikung atau Selendang berasal dari kabupaten

(15)

15

Gambar 13 Ingi Marapu atau Selimut Marapu berasal dari kabupaten Sumba Barat………59 Gambar 14 Tenunan Pauf yang memiliki simbol lulat kollo dan lulat

pohok. Hasil tenunan ini hanya dapat dikenakan oleh raja atau penguasa……….70

Gambar 15 Tenunan Pauf yang hanya memiliki simbol lulat pohok. Hasil tenunan ini dipakai oleh atoin amaf dan keluarga kerajaan. ………71

Gambar

Gambar   Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan…………....30  Tabel 1  Jumlah Desa, Dusun, RT, RW dan luas Desa …..…32  Gambar 1  Pou atau Sarung berasal dari pulau Rote Ndao - kabupaten
Gambar 13   Ingi  Marapu  atau  Selimut  Marapu  berasal  dari  kabupaten  Sumba Barat………………………………………59  Gambar 14  Tenunan  Pauf  yang  memiliki  simbol  lulat  kollo  dan  lulat

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul “ Makna Kain Tenun Sumba Timur dan Penataannya di Museum Provinsi Nusa Tenggara Timur” berdasarkan pada permasalahan tentang kelemahan

Dekonstruksi Makna Kedudukan Perempuan Dalam Teks Berita Analisis Wacana Kritis Teks Berita Kasus Korupsi Angelina Sondakh di Jawa Pos Adalah hasil karya saya dan dalam

“ MAKNA BERDANDAN BAGI PEREMPUAN (Studi Kasus tentang Penggunaan Make Up pada Sales Promotion Girl di Kota Surakarta)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian

Penelitian yang dilakukan berkonsentrasi pada makna nilai-nilai moral tradisional dalam ragam budaya tenun ikat dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) apa sajakah ragam

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana keberadaan kain tenun songket Palembang, bagaimana ragam motif songket, dan bagaimana makna motif kain