• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh : NURHAFIZA MURI NIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh : NURHAFIZA MURI NIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURHAFIZA MURI NIM 105361115216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : NURHAFIZA MURI

Nim : 105361115216

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik dan Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, November 2020 Yang Membuat Perjanjian

Nurhafiza Muri NIM. 105361115216

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain”

(QS. Al-Insyirah: 6-7)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka

mengubah diri mereka sendiri”

(QS. Al-Ra’d: 11)

“La’Tahzan (jangan bersedih)”

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan dan inspirasi.

Saudara-saudara ku yang selalu memberi semangat serta sahabat dan

(7)

vii

ABSTRAK

NURHAFIZA MURI, 2020. Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik, dan Kemampuan Komunikasi Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhammad Darwis M dan pembimbing II Abdul Gaffar.

Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan komunikasi matematis secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika, dan pengaruh masing-masing kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 125 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah claster random sampling dengan mengambil 65 siswa dari 2 kelas sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan verbal, tes kemampuan numerik, tes kemampuan komunikasi matematis dan tes hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan verbal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka termasuk dalam kategori rendah dengan skor rata-rata 56 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 15,49, (2) kemampuan numerik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka termasuk dalam kategori tinggi yaitu skor rata-rata 71 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 15,34, (3) kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII termasuk dalam kategori sedang yaitu skor rata-rata 64 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 11,0, (4) hasil belajar siswa kelas VIII termasuk dalam kategori rendah yaitu skor rata-rata 58 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 15,0, (5) kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka, (6) kemampuan verbal berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka, (7) kemampuan numerik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka (8) kemampuan komunikasi matematis berpengaruh positif tehadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka, analisis data perhitungan regresi berganda kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis (X1, X2, dan X3) terhadap hasil belajar (Y) diperoleh regresi Ŷ= 1,59 + 0,31X1 + 0,29X2 + 0,30X3, dengan koefisien determinasi (R2) 59% variasi hasil belajar matematika tersebut dapat ditentukan oleh kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis secara bersama-sama, dengan asusmi bahwa pengaruh variabel lain d abaikan.

Kata Kunci: kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan komunikasi matematis dan hasil belajar matematika

(8)

viii

Abstract

NURHAFIZA MURI, 2020. The Influence of Verbal Ability, Numerical Ability, and Mathematical Communication Ability on Mathematics Learning Outcomes of Class VIII Students of SMP Negeri 1 Baraka. Essay. Department of Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Muhammad Darwis M and mentor II Abdul Gaffar.

This research is an ex post facto study which aims to determine the verbal ability, numerical ability, and mathematical communication skills together on mathematics learning outcomes, and the effect of each verbal ability, numerical ability, and mathematical communication skills on students' mathematics learning outcomes. . The population in this study were all students of class VIII SMP Negeri 1 Baraka which consisted of 4 classes with 125 students. The sampling technique used in this study was cluster random sampling by taking 65 students from 2 classes as the sample. The instruments used in this study were a verbal ability test, a numerical ability test, a mathematical communication ability test and a learning outcome test.

The results showed that (1) the verbal ability of class VIII students of SMP Negeri 1 Baraka was included in the low category with an average score of 56 of the ideal score of 100 with a standard deviation of 15.49, (2) the numerical abilities of the VIII grade students of SMP Negeri 1 Baraka were included in the high category, namely an average score of 71 from an ideal score of 100 with a standard deviation of 15.34, (3) the mathematical communication skills of class VIII students are included in the medium category, namely an average score of 64 from an ideal score of 100 with a standard deviation of 11.0, (4) class VIII student learning outcomes are included in the low category, namely an average score of 58 from an ideal score of 100 with a standard deviation of 15.0, (5) verbal ability, numerical ability and mathematical communication skills together have an effect on mathematics learning outcomes. VIII grade students of SMP Negeri 1 Baraka, (6) verbal ability has a positive effect on the mathematics learning outcomes of class VIII students of SMP Negeri 1 Baraka, (7) numerical ability has a positive effect on the mathematics learning outcomes of grade VIII students of SMP Negeri 1 Baraka (8) mathematical communication skills have a positive effect on student mathematics learning outcomes Class VIII SMP Negeri 1 Baraka, data analysis of multiple regression calculations of verbal ability, numerical ability and mathematical communication skills (X1, X2, and X3) on learning outcomes (Y) obtained regression Ŷ = 1.59 + 0.31X1 + 0.29X2 + 0.30X3, with a coefficient of determination (R2) 59% of the variation in mathematics learning outcomes can be determined by verbal ability, numerical ability and mathematical communication skills together, with the assumption that the influence of other variables is ignored.

Keywords: verbal skills, numerical abilities, mathematical communication skills and mathematics learning outcomes.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Warahmatulaahi Wabarakatuh!

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik, dan Kemampuan Komunikasi Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang” dapat diselesaikan.

Skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Salam dan salawat semoga senantiasa tercurah kepada nabiullah tercinta, Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam, para keluarga beliau, sahabat beliau, dan orang- orang yang senantiasa mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin namun penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan kelemahan yang ada di dalam skripsi ini,hal ini disebabkan oleh keterbatasan data ilmu yang dimiliki oleh penulis dalam mengumpulkan dan mengolah data-data yang ada. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Olehnya itu, pada kesempatan ini penulis dengan segenap

(10)

x

kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Darwis M, M.Pd, selaku pembimbing I dan kepada Bapak Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, motivasi, serta bimbingannya setiap saat dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Ayahanda tercinta Muhajir, S.Pd dan Ibunda tercinta Risma yang telah merawat, membesarkan dan mencurahkan segala kasih sayangnya, yang senantiasa membimbing, menasehati, dan telah memberikan segala yang terbaik buat ananda baik berupa dorongan moril dan materil serta doa tulusnya serta kakak-kakakku Mirnawati Muri, Nur Chaerah Muri, Rasdiana Muri dan adikku Muh.Imam Taufiq Muri, terima kasih atas perhatian, semangat dan cinta yang diberikan.

Dalam kerendahan hati, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Muhklis, S.Pd,. M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

(11)

xi

4. Bapak Dr. Muhammad Darwis M, M.Pd dan Bapak Ilhamsyah, S.Pd.,M.Pd selaku validator I dan Validator II.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa beliau selama penulis berada di kampus utamanya dalam mengikuti perkuliahan.

6. Bapak M. Nur, S.Pd., M.Pd., kepala sekolah SMP Negeri 1 Baraka yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Baraka.

7. Ibu Surahma, S.Pd guru matematika SMP Negeri 1 Baraka yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII B dan VIII C serta senantiasa membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

8. Semua siswa SMP Negeri 1 Baraka khususnya kelas VIII B dan VIII C untuk kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

9. Rekan-rekan di Prodi Pendidikan Matematika Angkatan 2016 khususnya kelas E atas semua doa, dukungan dan bantuannya selama penulis menempuh pendidikan S1.

Semoga Allah, membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Wassalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, November 2020

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN ... iError! Bookmark not defined. SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 10

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 33

(13)

xiii

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 35

C. Desain Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel ... 36

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38

G. Instrumen Penelitian ... 40

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 55

A. Hasil Penelitian ... 55 B. Pembahasan ... 68 BAB V PENUTUP ... 73 A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

3.1 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka ... 30

3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Verbal ... 34

3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Numerik ... 34

3.4 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Tes ... 35

4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Verbal ... 44

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Verbal ... 44

4.3 Statistik Deskriptif Kemampuan Numerik ... 46

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Numerik ... 46

4.5 Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis ... 47

4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Komunikasi Matematis ... 48

4.7 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika... 49

4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa ... 50

4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test ... 51

4.10 Uji Multikolinearitas Variabel Bebas ... 52

4.11 Uji Heterokedastisitas dengan Glejser ... 53

4.12 Uji Autokorelasi dengan Runs Test ... 54

4.13 Uji Linearitas ... 55

4.14 Hasil Analisis Uji-t untuk Masing-masing Variabel Bebas ... 56

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

3.1 Hubungan Antar Variabel ... 29 4.1 Diagram Frekuensi Kemampuan Verbal Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Baraka ... 45 4.2 Diagram Frekuensi Kemampuan Numerik Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Baraka ... 47 4.3 Diagram Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matemastis Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka ... 49 4.4 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian 2. Hasil Uji Coba Instrumen 3. Hasil Penelitian

4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

5. Uji Prasyarat dan Uji Regresi Linear Ganda 6. Lembar Kerja Siswa

7. Dokumentasi 8. Persuratan 9. Presentasi 10. Hasil Turnitin 11. Riwayat Hidup

(17)

1

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan pondasi dari kemajuan bangsa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kekayaan sumber daya yang sangat melimpah. Ketersediaan sumber daya alam yang yang melimpah seharusnya diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang baik pula sehingga sumber daya manusia dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan sangat baik. Kualitas sumber daya manusia yang baik juga akan menentukan ke arah mana negara akan berkembang, ke arah positif atau ke arah negatif. Oleh karenanya sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui pendidikan. Pendidikan pertama yang diperoleh manusia adalah pendidikan karakter yang ditanamkan oleh keluarganya sejak kecil. Selain itu, pendidikan juga harus ditempuh melalui tahap-tahap pendidikan formal dimulai pada pendidikan sekolah dasar hingga pendidikan paling tinggi, hal tersebut sesuai dengan program pemerintah yang mewajibkan belajar 9 tahun mulai jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama. Pendidikan tidak harus dilaksanakan di sekolah, namun dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.

Pada pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa pendidikan dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan:

Pendidikan merupakan usaha demi mempunyai keteguhan dalam keagamaan, pengendalian diri, budi pekerti, intelek, akhlak yang mulia, maupun keahlian yang

(18)

dibutuhkan dalam bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara sadar dan terencana dalam menciptakan semangat untuk belajar dan proses pembelajaran supaya para siswa bisa menumbuhkan potensi dalam diri mereka. Kemajuan teknologi mampu menimbulkan beragam problem serta permasalahan yang akan lebih sulit seiring dengan perkembangan zaman. Arus informasi yang tidak terbatas merupakan salah satu dampak yang terjadi. Dengan mudah kita dapat memperoleh informasi, meskipun itu realistis atau bukan. Semua informasi itu justru bukan kebutuhan. Jika tidak bisa memilah berita yang berguna untuk kita, itu akan sangat merugikan.

Ilmu matematika adalah mata pelajaran yang mempunyai tujuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran, mengkomunikasikan gagasan, memecahkan masalah, serta menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Pada zaman filsafat positivisme, comte mengklasifikasi pembagian ilmu pengetahuan, dan sebagai induk ilmu yang melahirkan ilmu-ilmu baru adalah matematika. Bahkan matematika digunakan dalam ilmu sosial sekalipun. Oleh sebab itu, matematika adalah dasar dalam ilmu pengetahuan, terutama untuk menguasai ilmu sains, teknologi atau ilmu disiplin lainnya dan merupakan ilmu dasar yang memperlajari tentang logika.

Sumber daya manusia (SDM) yang bisa mengatasi problem yang sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Dimana manusia mampu menghadapi berjuta tantangan yang ada, mampu bekerja secara efektif, sistemastis, kritis dan mampu berpikir secara logis. Agar kabar itu bisa diseleksi agar cocok dengan kebutuhan kita, maka sumber daya manusia yang mempunyai keahlian serupa yang menjadi kebutuhan. Dari lembaga pendidikan sekolah dimana sumber daya manusia (SDM)

(19)

semacam itu bisa diperoleh. Mata pelajaran matematika termasuk pelajaran di sekolah yang bisa dipergunakan agar bisa sampai arah itu (Soedjadi, 2000:52).

Potensi akademik adalah termasuk aspek yang dapat memberi pengaruh pada kesuksesan siswa agar bisa mencapai pendidikannya. Apabila dilihat dari beberapa komponen penyusunnya, komponen kemampuan akademik mempunyai kesamaan dengan kepintaran. Kemampuan mental yang terdiri perceptual speed, inductive reasoning, number space, mord fuency, memory, verbal coprehesion, dan assosiative merupakan komponen-komponen penyusun kecerdasan (Trurstone, dalam Azwar 2002:22). Sedangkan kemampuan dasar yang terdiri dari kemampuan verbal, kemampuan numerik, logika dan spasial merupakan komponen penyusun potensi akademik.

Keterampilan matematika siswa merupakan salah satu hal yang bisa memberi pengaruh berupa kemampuan verbal, dimana kemampuan verbal adalah kemampuan siswa untuk mempunyai bahasa, baik dalam bentuk tulisan ataupun lisan. Tidak semua soal-soal merupakan soal numerik, sehingga dalam pemecahan masalah dibutuhkan kemampuan verbal. Soal cerita termasuk dalam soal matematika bentuk verbal, diamana membutuhkan analisis yang tepat dalam penyelesaian soalnya.

Beberapa hal yang bisa memberi pengaruh terhadap kemampuan matematika siswa yaitu kemampuan numerik. Seperti halnya kemampuan siswa dalam pengoperasian bilangan-bilangan serta melakukan perhitungan dapat disebut juga sebagai kemampuan numerik. Murid dilatih menyelesaikan pertanyaan menggunakan

(20)

keterampilam numerik yang dimiliki, setelah siswa memahami soal dengan kemampuan verbal. Dalam menyelesaikan soal matematika yang sangat dibutuhkan yaitu kemampuan verbal dan kemampuan numerik.

Komunikasi menjadi bagian yang erat dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi antar guru dan siswa maupun siswa dengan siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dan guru dalam KBM, terutama dalam pembelajaran matematika. NTCM (Hendriana, dkk,.. 2017) menyatakan bahwa komunikasi matematis adalah salah satu kompetensi dasar matematis yang esensial dari matematika dan pendidikan matematika.

Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan. Salah satu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Aminatuz Zuhriyah (2013) pada siswa SMP kelas VIIIC di SMP Zainuddin Waru. Penelitian tersebut mengkaji “Pengaruh Kemampuan Verbal Dan Kemampuan Numerik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa ”.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Nur Hardiani (2014) pada kelas VIII di MTs Darul Aman. Penelitian tersebut mengungkapkan “Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Bentuk Cerita.

(21)

Begitu juga dengan Mudrika (2015) yang dilakukan di MTsN Pucangbalan. Dimana penelitian ini mengkaji tentang “Pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII”

Berdasarkan pengamatan selama melakukan observasi yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2019, peneliti menemukan beberapa masalah dimana ada sebanyak 25 dari 32 siswa kelas VIII disekolah tersebut menyebutkan jika pelajaran matematika sangat mempengaruhi hasil belajar karena pelajaran itu cukup sulit dalam penyelesaiannya. Mereka juga belum terlalu mengetahui cara membaca, menulis dan membedakan antara simbol-simbol dalam matematika. Demikian juga dengan rendahnya kemampuan numerik siswa yang menyebabkan mereka kesulitan dalam penyelesaian soal-soal matematika, sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka. Adapun beberapa aspek yang bisa mendukung hasil belajar yaitu aspek internal ataupun aspek eksternal. Pertama yaitu komunikasi matematis murid pada pembelajaran matematika merupakan aspek internal yang bersumber dari dalam diri murid tersebut. Yang kedua yaitu teman sepermainan murid yang tidak baik ataupun baik serta adanya kompetisi di dalam kelas merupakan aspek eksternal yang bersumber dari luar, baik itu dari lingkungan, sekolah ataupun keluarga.

Pembelajaran matematika tidak berjalan sebagaimana mestinya apabila murid tidak suka dengan pelajaran itu. Hal ini dikarenakan minimnya komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika siswa. Komunikasi menjadi bagian yang erat dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi antar guru dan siswa maupun siswa dengan siswa

(22)

sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan permasalahan dan uraian diatas, maka penulis memilih melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik, dan Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang”

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini ditulis bersumber dari fakta dan hal-hal yang diteliti atau dari permasalahan yang ada. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Seberapa besar deskripsi kemampuan verbal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

2. Seberapa besar deskripsi kemampuan numerik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

3. Seberapa besar deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

4. Seberapa besar deskripsi hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

5. Apakah kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

6. Apakah kemampuan verbal berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

(23)

7. Apakah kemampuan numerik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

8. Apakah kemampuan komunikasi matematis berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui seberapa besar deskripsi kemampuan verbal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

2. Mengetahui seberapa besar deskripsi kemampuan numerik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka

3. Mengetahui seberapa besar deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

4. Mengetahui seberapa besar deskripsi hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

5. Mengetahui pengaruh kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

6. Mengetahui besar pengaruh positif kemampuan verbal terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

7. Mengetahui besar pengaruh positif kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

8. Mengetahui besar pengaruh positif kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

(24)

D. Manfaat penelitian

Dalam penelitian tentu memiliki kegunaan maupun manfaat. Adapun beberapa manfaat penelitian yaitu:

1. Manfaat teoritis

Hasil tentang penelitian ini diharapkan:

a. Agar bisa meningkatan hasil belajar siswa secara umumnya dan khususnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dalam bidang pendidikan

b. Di bangku kuliah, dijadikan sebagai alat untuk memodifikasi ilmu yang terjadi di lapangan.

c. Dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kemampuan verbal, kemampuan numerik juga kemampuan komunikasi matematis yang memberikan pengaruh terhadap belajar murid dan sebagai wahana dalam mengkaji secara ilmiah.

d. Sebagai acuan untuk peneliti berikutnya yang membahas persoalan yang sejalan sesuai persoalan yang berada pada penelitian ini dan menjadi inspirasi untuk bakal peneliti yang berkeinginan untuk mengadakan penelitian pada aspek pendidikan.

e. Asumsi yang berhubungan tentang kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis, sehingga dapat memberikan informasi dan mengembangkannya.

(25)

2. Manfaat Praktis

a. Untuk sekolah, dimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII dapat berpengaruh pada kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis, sehingga dapat dijadikan sebagai informasi.

b. Untuk para peneliti lain, yang akan melakukan penelitian sejenisnya dapat dijadikan sebagai bekal pengetahuan suatu saat nanti.

c. Untuk guru, terkhusus guru pelajaran matematika pada upaya agar meningkatkan hasil belajar matematika murid dapat dijadikan petunjuk untuk seluruh aspek yang sudah berada pada bidang pembelajarannya.

(26)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Kemampuan Verbal

a. Pengertian Kemampuan Verbal.

Pikiran dan bahasa akan terwujud melalui kemampuan verbal pada siswa. Hal inilah yang merupakan landasan siswa dalam menyusun suatu konsep yang kemudian mengutarakan pikirannya kepada orang lain. Seorang dengan kemampuan verbal tinggi tidak akan menunjukkan suatu penggunaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan dan melaksanakan berbagai tugas yang berkaitan dengan berbicara dan memahami bacaan.

Lwin, Khoo, Lyen, & Sim (Heriani, 2014:31) mendefinisikan kemampuan verbal sebagai kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran, keinginan dan pendapat. Menurut Mayer (Heriani, 2014:31) pengetahuan verbal adalah suatu representasi terstruktur dalam memori kerja seseorang terhadap kata-kata dan frasa-frasa.

Menurut Thrustone (Budiarman, 2015:39) kemampuan verbal yaitu kemampuan untuk memahami hubungan/makna kata, kosakata, dan penguasaan

(27)

komunikasi lisan. Menurut Lewis (Budiarman, 2015:10) kemampuan verbal adalah kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca dan menulis. Individu yang memiliki kemampuan verbal berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas, teratur dan lancar, serta memiliki pembendaharaan kata-kata yang baik dengan ciri-ciri khusus individu yang memiliki kemampuan verbal yang tinggi, yaitu:

1) Memiliki kosakata yang baik.

2) Membaca dengan penuh pemahaman.

3) Ingin tahu secara intelektual.

4) Menunjukkan keingintahuan.

Menurut Wingkel, (Budiarman, 2015:40) kemampuan verbal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menuangkan pengetahuan dan pengalaman ynag dimiliki dalam bentuk bahasa yang memadai, sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Kemampuan verbal memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan pengetahuan, pengalaman, dan kecakapan yang dimiliki kepada orang lain.

Menurut Koyan (Nadzifah dan Sugiman, 2010:51) Kemampuan verbal adalah kemampuan yang menyangkut pengertian terhadap ide-ide yang diekspresikan dalam

(28)

bentuk kata-kata. Aspek-aspek kemampuan verbal meliputi analogi kata-kata, perbendaharaan kata, dan hubungan kata-kata.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kemampuan verbal, dapat disimpulkan bahwa kemapuan verbal matematika merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai syarat keakraban dengan bahasa tertulis maupun lisan untuk menyimak, menelaah isi dari suatu pernyataan sehingga mendapatkan kesimpulan dalam bidang matematika.

b. Tes Kemampuan Verbal Matematika

Menurut Dimas (Budiarman, 2015:42) sub tes kempuan verbal merupakan sub tes yang mengungkapkan kemampuan untuk memahami konsep kata-kata (verbal). Sub tes kemampuan verbal merupakan suatu aspek dari tes IQ (Intelligence Quotient) yang diberikan kepada siswa. Variasi soal tes verbal ini meliputi sinonim, antonim, definisi sebuah kata dan bentuk sejenis lainnya.

Memahami makna yang terkandung dalam simbol matematika ke dalam bahasa sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual. Aspek penilaian atau indikator untuk mengukur kemampuan verbal matematika adalah:

1. Sinonim 2. Antonim 3. Definisi 4. Simbol

(29)

5. Gambar

2. Kemampuan Numerik

Anak-anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Selain itu, anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu, anak-anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dan informasi mereka dan dapat mengingat bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Irawan (Ari, 2016:123) mengemukakan kemampuan numerik adalah kecerdasan dalam menggunakan angka-angka dan penalaran (logika) meliputi di bidang matematika, mengklasifikasikan dan mengkategorikan informasi, berfikir dengan konsep abstrak untuk menemukan hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya.

Menurut (Ari, 2016:123) kemampuan numerik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menggunakan angka-angka, melakukan perhitungan dan merubah permasalahan uraian cerita menjadi angka- angka yang selanjutnya dapat dilakukan perhitungan dengan matematika. Menurut (May Lwin, dkk, 2008:43) Inteligensi matematis-logis (kemampuan numerik) adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Inteligensi ini mencakup kemampuan untuk mengolah angka, matematika, dan juga hal-hal lain yang berhubungan dengan angka.

(30)

Menurut (Masykur dan Fathani, 2008:105-106) Kemampuan numerik mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.

b. Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program logika.

c. Suka menanyakan pertanyaan logis.

d. Menjelaskan masalah secara logis.

e. Merancang eksperimen untuk menguji hal-hal yang tidak dimengerti.

f. Mudah memahami sebab akibat.

g. Menikmati pelajaran matematika, IPA dan berprestasi tinggi.

Menurut Haecker dan Ziehen (Rikayanti, 2005:32) prinsip dasar dari pola pikir matematika terbagi ke dalam empat komponen, yaitu:

a. Komponen spasial yang terdiri dari:

1) Memahami bentuk bangun rung dan kompleksitasnya

2) Ingatan terhadap bangun ruang

3) Abstraksi spasial/ kemampuan dalam menggeneralisasi bentuk dalam ruang dan objek

4) Kombinasi spasial/ruang yakni memahami dan memiliki kemandirian dalam menemukan generalisasi, koneksi dan relasi antara objek bangun ruang.

(31)

b. Komponen logika yang terdiri dari:

1) Menyusun dan memahami konsep dan keterkaitan antar konsep

2) Memahami, mengingat dan mandiri dalam memberikan konklusi atau kesimpulan dan membuktikan berdasarkan bukti formal yang logis.

c. Komponen numerik yang terdiri dari:

1) Memahami/menyusu konsep bilangan

2) Ingatan mengenai bilangan/pola dan mencari solusi yang berkaitan dengan bilangan.

d. Komponen simbolisasi yang terdiri dari:

1) Memahami simbol

2) Mengingat simbol

3) Mengoperasikan dan menggunakan simbol.

Kecerdasan logika matematika biasanya melibatkan beberapa komponen, yaitu perhitungan secara matematis, pemecahan masalah, pertimbangan induktif (penjabaran ilmiah dari khusus ke umum), petimbangan deduktif (penjabaran ilmiah dari umum ke khusus), dan ketajaman pola-pola serta hubungan-hubungan.

Adapun indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan numerik siswa pada penelitian ini adalah:

(32)

2. Berpikir logis

3. Mengenali pola serta hubungan antar bilangan 4. Pemecahan masalah

3. KemampuanKomunikasi Matematis

Komunikasi melalui interaksi sosial memiliki peranan penting dalam membina pengetahuan matematika siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya mewujudkan komunikasi yang berbentuk interaksi sosial di kalangan siswa dengan siswa, siswa dengan guru dalam proses pembelajaran matematika. Melalui tindakan tersebut guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan memperbaiki pengetahuan matematika yang telah terbiasa sebelumnya.

Komunikasi Matematis merupakan satu kemampuan dasar matematis yang esensial dan perlu dimiliki oleh siswa sekolah menengah (SM).BeberapaAlsan yang mendasari pernyataan pentingnya komunikasi matematis adalah:

1. Kemampuan komunikasi matematis tercantum dalam kurikulum pembelajaran matematika SM.(KTSP Matematika,Kurikulum Matematika 2013,NTCM, 1995)

2. Pada dasarnya matematika adalah simbol yang efisien, teratur dan berkemampuan analisis kuantitiatif

3. Komunikasi matematis merupakan esensi dari belajar, mengajar dan mengakses matematika. Peressini dan Basset (Hendriana, dkk., 2017) 4. Komuniaksi matematika Merupakan kekuatan Sentral dalam merumuskan

konsep dan strategi matematika. Greenes dan Schulman (Hendriana, dkk., 2017)

(33)

5. Komunikasi Matematis merupakan modal dalam menyelesaikan, mengekspolitasi, dan menginvestigasi matematik. Baroody (Hendriana, dkk., 2017)

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi harus terdapat beberapa faktor di antaranya pemberi informasi (komunikator), penerima informasi (komunikan), dan pesan/informasi itu sendiri. Komunikasi merupakan wahana atau sarana untuk mengungkapkan perasaan, gagasan, penemuannya pada orang lain saat berinteraksi. Dengan demikian pengertian komunikasi adalah proses dan penerimaan informasi antara dua orang atau lebih, baik secara lisan maupun tulisan.

Beberapa penulis mendefinisikan istilah komunikasi matematis dengan cara berbeda, namun memuat pengertian yang hampir serupa. Istilah Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communmicare yang berarti membuat sama. (Hendriana, dkk. 2009) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan suatu alat bagi manusia untuk berhubungan dengan orang lain di lingkungan baik secara verbal maupun tertulis.

NTCM (1995) Menyatakan bahwa komunikasi matematis adalah suatu kompetensi dasar matematis yang esensial dalam matematika dan pendidikan

matematika. Tanpa Komunikasi yang baik, maka perkembangan matematika akan terhambat. Simbol merupakan lambang atau media yang mengandung maksud dan tujuan tertentu. Simbol komunikasi ilmiah dapat berupa tabel, bagan, grafik, gambar persamaan matematikadan sebagainya.

(34)

Baroody (Hendriana dkk., 2017) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah kemampuan siswa yang dapat diukur melalui aspek-aspek:

1. Representasi (Representing) adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau ide, translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol kata-kata.

2. Mendengar (Listening) merupakan sebuah aspek yang sangat penting ketika berdiskusi. Begitupun dalam kemampuan komunikasi, mendengar merupakan aspek yang sangat penting untuk dapat terjadinya komunikasi yang baik. 3. Membaca (Reading) adalah aktivitas membaca secara aktif untuk mencari

jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan dengan pertanyaan.

4. Diskusi (Discussing) sebuah idea adalah cara yang baik bagi siswa untuk menjauhi ketidakkonsistenan, atau suatu keberhasilan kemurnian berpikir. Selain itu, dengan diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. 5. Menulis (Writing) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar untuk

mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Dengan menulis seseorang telah melalui tahap proses berpikir keras yang kemudian dituangkan ke dalam kertas. Dalam komunikasi, menulis sangat diperlukan untuk merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan, dituangkan dalam bahasa sendiri sehingga lebih mudah dipahami dan lebih lama tersimpan dalam ingatan.

(35)

Sumarmo (Hendriana, dkk., 2017) kemampuan komunikasi matematis perlu dibangun dalam diri siswa agar dapat:

1. Merefleksikan dan menjelaskan pemikiran siswa menegenai ide dan hubungan matematika

2. Memformulasikan definisi matematika dan generalisasi melalui metode penemuan

3. Membaca wacana matematikadengan pemahaman

4. Mengklarifikasi dan memperluas pertanyaan terhadap matematika yang dipelajarinnya

5. Menghargai keindahan dan kekuataan notasi matematika dan peranannya dalam pengembangan ide matematika

Berdasarkan penjelasan tersebut maka indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa pada penelitian ini adalah:

1. Representasi 2. Membaca 3. Menulis

4. Hasil Belajar Matematika a. Hasil belajar

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang terjadi pada diri pelajar sementara pembelajaran merupakan kondisi eksternal pelajar. Dari segi pelajar, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor. Sementara dari segi pembelajar (guru), belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran, dengan perkataan lain belajar ada

(36)

kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajaran.

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap individu sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karna itu, belajar dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di tempat-tempat pendidikan, tidak lain hal itu bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri setiap siswa secara terencana baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang dan dilandasi dengan adanya perubahan tingkah laku yang baik. Perubahan yang ingin dicapai melalui belajar pada dasarnya adalah perubahan yang diperhatikan oleh individu dalam bentuk tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya dengan melalui suatu yang mengarah pada tujuan. Perubahan-perubahan yang dimaksud berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, pemahaman dan aspek- aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar.

Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tadinya tidak tahu suatu hal menjadi tahu. Proses belajar ini sebenarnya merupakan suatu masalah yang kompleks. Dikatakan demikian karna proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran orang). Oleh karena itu, proses belajar tersebut disebut proses intern. Sedangkan tampak dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam diri peserta didik. Proses ekstern ini merupakan

(37)

indikator yang menunjukkan apakah dalam diri sesorang telah terjadi proses belajar atau tidak. Oleh karna itu, hal yng perlu dilakukan pendidik adalah mengarahkan proses ekstern itu agar dapat mempengaruhi proses intern.

Istilah hasil belajar terdiri atas dua kata yakni “hasil” dan “belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil” berarti suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh suatu usaha. Sedangkan secara etimologis “belajar” memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan, dan memiliki tentang sesuatu.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, yang mana hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak di lihat secara pragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif, dalam hal ini bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai dalam usaha belajarnya.

(38)

Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat menjadi indikator tentang batas kemampuan, kesanggupan, penguasaan seseorang tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki.

Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu:

1) Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi disekolah.

2) Strategi kognitif yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat dan berfikir.

3) Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata- kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5) Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar yaitu : 1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

(39)

lingkungan di sekitarnya, dimana lingkungan disekitarnya. merupakan lingkungan yang cinta akan pendidikan maka dia juga terpengaruh untuk selalu belajar yang membawa dampak positif yaitu hasil belajarnya akan bagus, dan sebaliknya.

Selain dari kedua faktor di atas cara belajar juga sangat ikut mempengaruhi hasil belajar siswa. Cara belajar yang baik secara umum menggambarkan bahwa :

1) belajar secara efisien yang ditampakkan pada komitmen yang tinggi untuk memenuhi waktu yang telah diatur.

2) mampu membuat berbagai catatan .

3) mampu membaca yaitu memahami isi bacaan dari mata pelajaran. 4) siap belajar.

5) keterampilan belajar 6) memahami.

Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang terjadi pada diri pelajar, sementara pembelajaran merupakan kondisi eksternal pelajar. Dari segi pelajar, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor. Sementara dari segi pembelajar (guru), belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran, dengan perkataan lain belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dengan demikian, hasil belajar matematika yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah tingkat keberhasilan siswa

(40)

menguasai bahan pelajaran matematika setelah memperoleh pengalaman belajar matematika dalam suatu kurung waktu tertentu. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik biasanya dilakukan kebehasilan, salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran matematika.

b Matematika

Matematika berasal dari kata (mathema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga (mathematikos) yang diartikan sebagai “suka belajar ilmu matematika”. Ilmu matematika telah banyak dikenal orang pada masa pra sejarah. Banyak ditemukan berbagai tulisan matematika di berbagai wilayah yang merupakan sisa peninggalan zaman prasejarah, diantaranya:

1. Matematika Babilonia tahun 1900 SM, ditemukan oleh Plimpton. 2. Matematika Moskow di Mesir tahun 1850 SM.

3. Matematika Rhind di Mesir tahun 1650 SM. 4. Sulbha sultra/ matematika India tahun 800 SM.

Tulisan-tulisan tersebut merupakan bukti bahwa sejak dulu matematika sebagai ilmu hitung dan aritmetika telah dikenal. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman dari masing- masing orang yang memiliki pendapat. Menurut Hariwijaya, matematika adalah suatu ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan yang lain, selain itu juga sebagai penelaah struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi.

(41)

Menurut Ensiklopedia bebas, kata matematika berasal dari kata mathema

dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathematikos yang diartikan sebagai suku belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu studi tentang struktur, ruang, dan perubahan.

Pengertian matematika yang tepat tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena cabang-cabang matematika semakin bertambah dan berbaur satu dengan yang lainnya.

Johnson dan Rising (1956) mengatakan sebagai berikut:

1. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif bardasarkan unsur-unsur yang didefenisikan atau tidak didefenisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

2. Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefenisikan secara cermat, jelas, dan akurat.

3. Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan.

Soedjadi dalam Suharti Kadar mengatakan bahwa tidak mengherankan kalau ada pihak yang mendefinisikan matematika sebagai „ilmu yang mempelajari struktur dan pola‟‟. Sedangkan dilain pihak mengatakan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari bagian-bagian abstrak dan sebagainya. Selanjutnya Soedjadi mempertegas kembali bahwa meskipun terdapat berbagai pendapat yang nampak berlain-lainan itu, tetap dapat ditarik ciri-ciri yang sama, antara lain adalah bahwa:

(42)

1. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak.

2. Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan. 3. Matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif. 4. Matematika dijiwai dengan kebenaran konsisten.

Walau tidak terdapat satu pengertian tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika namun dapat terlihat adanya ciri- ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:

1. Memiliki objek abstrak. 2. Bertumpu pada kesepakatan. 3. Berpola pikir deduktif.

4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. 5. Memperhatikan semesta pembicaraan. 6. Konsisten dalam sistemnya.

Matematika memegang peranan penting dalam memahami berbagai ilmu pengetahuan karena matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur dengan hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Matematika merupakan mata pelajaran yang berstruktur yang tersusun secara berurutan, logis dan berjenjang mulai dari sederhana sampai tingkat yang paling sulit. Matematika sebagai suatu pengetahuan yang terdiri atas struktur-struktur yang disusun secara konsisten dan sistematis. Selain itu, matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.

(43)

Seorang guru pelajaran matematika dapat membantu peserta didik untuk mengalami proses belajar secara utuh dengan cara menyesuaikan sterategi yang digunakan dalam mengajar dengan perkembangan jiwa peserta didik. Selain itu, seorang guru juga harus mengerti apa yang dibutuhkan dan disenangi peserta didiknya dan dapat pula menyusun buku teks sendiri untuk peserta didiknya agar tidak terjadi ketimpangan yang akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai karena guru jauh lebih mengerti materi pelajaran yang diajarkan dan lebih memahami kemampuan peserta didiknya.

Jika dikaitkan dengan belajar matematika maka hasil belajar terjadi karena evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam mempelajari matematika. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dan dimiliki oleh siswa setelah melibatkan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan materi pelajaran yang diberikan siswa sebagai obyek yang dibelajarkan dalam arti luas yaitu belajar dengan optimalisasi potensi subjektif yang dimiliki sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam proses belajar mengajar, dimana selalu diharapkan agar mencapai hasil belajar yang optimal dalam mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Seringkali hasil belajar yang dicapai dalam bidang studi tertentu disebut prestasi belajar siswa dalam bidang studi itu.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah skor atau hasil perolehan nilai yang diperoleh dan dimiliki siswa melalui suatu proses kegiatan belajar mengajar matematika.

Adapun indikator yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah:

(44)

1. Kognitif, meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Afektif, meliputi menjawab dan menilai.

3. Psikomotorik, meliputi manipulasi, menghubungkan dan mengamati. B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang sejalan untuk penelitian ini terdapat beberapa penelitian. Yaitu penelitian yang dilakukan dari Aminatuz Zuhriyah (2013) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Verbal Dan Kemampuan Numerik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIC SMP Zainuddin Waru”. Hasil pada penelitian ini menyebutkan jika (1) adanya pengaruh yang signifikan dari prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan verbal sebanyak 85,43% dengan persamaan regresinya 𝑌 = 65,7 + 0,299𝑋1 + 𝑒 dimana pengaruh prestasi belajar matematika siswa berpengaruh terhadap kemampuan verbal dibuktikan oleh koefisien determinasi (𝑅2) = 0,8543 (2) ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan numerik sebanyak 81% dengan persamaan regresinya 𝑌= 76,3 + 0,162𝑋2 + 𝑒 dimana ada pengaruh prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan numerik dibuktikan oleh koefisien determinasi (𝑅2) = 0,81. (3) ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan verbal dan kemampuan numerik sebanyak 88% dengan persamaan regresinya 𝑌= 66,9 +0,2321𝑋1 + 0,0547𝑋2 + 𝑒 dimana ada pengaruh prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap dibuktikan oleh koefisien determinasi (𝑅2)= 0,88

(45)

Penelitian yang dilakukan dari Nur Hardiani (2014) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Bentuk Cerita”. Hasil penelitian ini menyebutkan jika adanya hubungan antara kedua variabel bebas baik secara simultan ataupun parsial dalam menyelesaikan SPL pada persamaan regresi Y = 19,62 + 0,426X1 + 0,337X2. Dari kedua variabel bebas, kemampuan verbal dan kemampuan numerik memberikan peran paling besar untuk kemampuan menyelesaikan SPL.

Penelitian relevan lainnya yang dilakukan Mudrikah (2015). Menyatakan bahwa 1) ada pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Pucangbalan. yang diperkuat dengan hasil uji lanjut dan diperoleh variabel kemampuan komunikasi matematis berpengaruh terhadap variabel hasil belajar matematika siswa, 2) pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 56,9%. C. Kerangka Pikir

1. Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik dan Kemampuan Komunikasi Matematis Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Keberhasilan proses pendidikan di sekolah merupakan kegiatan yang pokok dan sangat memberikan pengaruh. Hasil belajar siswa sangat ditentukan dari kualitas pendidikan di sekolah. Upaya dalam menggapai perubahan kesisi untuk menjadi baik merupakan pengertian dari belajar. Sehingga dapat diperoleh pengertian bahwa, belajar merupakan hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

(46)

lingkungannya sesuai dengan upaya yang dijalankan setiap orang agar mendapatkan sesuatu perubahan perilaku yang baru, supaya menjadi lebih utuh.

Intelegensi, kemampuan, dorongan, keinginan, kesahatan jasmani seta rohani ataupun dari luar (eksternal) berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat adalah hasil komunikasi antara faktor yang memberi pengaruh baik dari dalam (internal) merupakan hakekat dari hasil belajar. Dari penjelasan di atas, maka kemampuan verbal, kemampuan numerik, serta kemampuan matematis adalah faktor yang memberi pengaruh pada hasil belajar. Dimana murid yang memiliki kemampuan verbal, kemampuan numerik serta kemampuan komunikasi matematis sehingga hasil belajar bisa mencapai batas optimal.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan jika, dalam memperoleh hasil belajar pada pelajaran matematika yang tertinggi maka siswa harus memiliki kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan komunikasi matematis yang baik.

2. Pengaruh Kemampuan Verbal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kemampuan verbal adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata atau bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran. Kosakata yang dibuat dari tata bahasa dalam mengungkapkan suatu jalan pandangan ataupun pernyataan melalui simbol-simbol atau angka-angka dalam matematika. Kosakata ini merupakan pemikiran manusia yang pada hakikatnya merupakan akumulasi pengalaman. Artinya, manusia dapat

(47)

mengkomunikasikan seluruh pengalaman dan pemikirannya dengan perbendaharaan kata-kata yang ada.

Perbincangan lisan, tertulis, ataupun dalam bentuk gambar-gambar merupakan salah satu berita yang bisa diungkapkan lewat kebenaran, ataupun kejadian. Murid diharuskan bisa mengurutkannya pada wujud kalimat untuk dapat melakukannya. Kemampuan dalam mengemukakan pendapat, adalah informasi verbal yang termasuk dalam kemampuan yang dipelajari.

Seperti yang telah disebutkan diawal bahwa nama, bulan, hari, minggu, bilangan, huruf, kota, negara telah memiliki memori yang umumnya digunakan dalam bentuk informasi. Yang diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajaran dimana informasi verbal yang dipelajari pada situasi pembelajaran.

Matematika tidak hanya menulis, menghitung, dan yang lainnya, kemampuan lisan itupun perlu karena matematika disini sangat membutuhkan suatu kemampuan verbal. Bertujuan, agar dalam menyampaikan suatu informasi siswa dapat mengerti seta menyimpan pada ingatan agar mampu diungkapkan dengan lisan. Kemampuan lisan sama dengan kemampuan verbal. Pada pembelajaran matematika apabila semakin besar kemampuan verbal yang dimiliki pada murid maka, menjadi ahli di bidang matematika memiliki kemungkinan semakin besar pula.

(48)

3. Pengaruh Kemampuan Numerik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kemampuan Numerik adalah kemampuan seseorang pada pengoperasian bilangan-bilangan dan melakukan perhitungan. Sehingga, dalam pelajaran matematika kemampuan numerik sangat diperlukan. Kemungkinan besar jika seorang siswa mempunyai kemampuan numerik yang baik, tidak mengherankan dalam matematika juga baik. Dimana kepintaran yang dijabarkan pada bentuk keahlian berlogika (reasoning), serta membilang, ataupun mempertimbangkan seuatu hal yang masuk akan dan tersusun merupakan kecerdasan logika-berhitung-matematika (Logical-Mathematical- Intelegence).

Kemampuan numerik bisa memberi bantuan untuk para pemakai pada pembelajan matematika, dimana matematika memerlukan perhitungan maupun bilangan dimana perlu menggunakan suatu penalaran dan memikirkan secara logis. Sehingga, permasalahan dalam matematika juga harus bisa diselesaikan dengan pemikiran yang logis untuk mempercepat dalam proses menghitung. Jadi, apabila permasalahan-permasalahan matematika dan hasil belajar matematika meningkat maka siswa harus mempunyai kemampuan numerik yang baik.

4. Pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya kepada orang lain. Penjelasan ini tergolong dalam komunikasi matematis yang menyatakan bahwa diantaranya adalah (1) bahasa,

(49)

simbol, ide, atau model matematika merupakan kemampuan yang dinyatakan pada suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata, (2) relasi matematika secara lisan atau tulisan dijelaskan dalam ide ataupun situasi, (3) menulis tentang matematika, mendengarkan dan berdiskusi, (4) representasi matematika tertulis saat membaca dan memahami, (5) komunikasi memegang peranan yang sangat penting membuat konjektur, merumuskan definisi, dan generalisasi, serta mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri dalam matematika,. Melalui komunikasi siswa dapat mengembangkan berbagai ide-ide matematika atau membangun pengetahuannya.

Penjelasan ini menjelaskan komunikasi dalam matematika perlu ditumbuh kembangkan di kalangan siswa karena memiliki dua alasan penting. Pertama,

mathematics as language, diartikan sebagai matematika tidak hanya sekedar alat

bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat dalam mendapatkan model, penyelesaian persoalan dalam memperoleh keputusan, tapi matematika juga sebagai salah satu alat yang berguna dalam menyampaikan beragam ide secara jelas, benar serta cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, diartikan sebagai kegiatan sosial pada pembelajaran matematika, matematika juga sebagai sarana berkomunikasi antara murid serta komunikasi antara guru dan murid.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, dan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan, maka rumusan hipotesis yaitu:

(50)

1. Kemampuan verbal, kemampuan numerik dan kemampuan komunikasi matematis berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

2. Kemampuan verbal berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

3. Kemampuan numerik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

4. Kemampuan komunikasi matematis berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka.

(51)

35

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang diteliti termasuk jenis penelitian ex-post facto, yakni penelitian yang menyatakan bahwa perbuatan variabel sudah berlaku, kemudian jangan berikan perlakuan, sisa mengetahui akibat dari variabel. Penelitian ini termasuk logis sebab mencari tahu keterkaitan pada variabel bebas serta variabel terikat. Penelitian ini menjelaskan keterkaitan karena pada kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan komunikasi matematis serta hasil belajar matematika murid dan melakukan pengujkian hipotesis yang sudah diformulasikan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Baraka bertempat di jl. Pendidikan Nomor. 56 Baraka, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

(52)

C. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel Ket:

X1: Kemampuan Verbal

X2: Kemampuan Numerik

X3: Kemampuan Komunikasi matematis

Y : Hasil belajar matematika

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari 4 kelas.

X1

X3

(53)

Tabel 3.1 Populasi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Baraka

No. Kelas Jumlah Siswa

1 VIII.A 31 siswa

2 VIII.B 33 siswa

3 VIII.C 32 siswa

4 VIII.D 29 siswa

b. Sampel

Sasaran random pada penelitian ini yaitu kelas dimana pada pengambilan sampelnya menggunakan teknik claster random sampling. Sampel yang diambil ialah murid melalui kategori pengetahuan kelas VII tetapi siswanya telah berada di kelas VIII. Dalam mengambil sampel digunakan secara acak dari 4 kelas serta terpilih yaitu dua kelas dengan tidak melihat jenjang, seperti tingkat kepintaran murid. Manfaat dalam mengambil sampel dengan cara random tersebut agar setiap anggota populasi memdapatkan kemungkinan yang sama untuk diambil menjadi sampel. Adapun banyaknya sampel pada penelitian ini yakni 2 kelas sebanyak 65 peserta didik.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada penelitian ini adalah: 1. Tahap Awal

a. Mengurus surat izin observasi penelitian.

(54)

penelitian yaitu, SMP Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang.

c. Mengatur jadwal observasi penelitian dengan guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Menyampaikan tujuan dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa

b. Membagikan tes kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan komunikasi matematis dengan tes hasil belajar siswa c. Mengumpulkan data yang sudah diperoleh dan mengolahnya

kemudian selanjutnya diinterpretasikan F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ialah sebuah proses mendapatkan secara terstrukur pada batas yang relatife lama untuk memanfaatkan sistem rasional dan kaidah yang diterapkan. Agar prosedur penelitian bisa sejalan sesuai yang diharapkan, serta bisa tercapai agar bagus, sehingga peneliti ditegaskan membentuk agenda penelitian, dimana dibutuhkan kepedulian agar semua bagian yang akan diteliti dapat terangkai dengan sistematis.

Adapun dua macam variabel pada penelitian. Variabel dimaksud yaitu variabel bebas serta variabel terikat, variabel aktif serta variabel atribut, variabel kontinu serta variabel kategori masuk pada variabel laten. Dimana kriteria dan syarat pada variabel agar benar untuk mengembangkannya dapat dimengerti serta dipahami agar menjadi awal pengenalan serta mengembangkan variabel dalam penelitian.

(55)

Faktor yang berperan dalam penelitian ataupun gejala yang akan diteliti serta salah satu hal yang menjadi objek pengamatan penelitian disebut juga dengan variabel. Variabel yang dilakukan peneliti tersebut terbagi menjadi 2 bagian yakni variabel bebas serta variabel terikat. Variabel bebas terbagi tiga yaikni kemampuan verbal (X1), kemampuan numerik (X2) dan kemampuan komunikasi matematis (X3).

Variabel terikatnya adalah hasil belaja matematika (Y), dimana terdiri atas: 1. Variabel Bebas

a. Kemampuan Verbal

Kemapuan verbal matematika ialah keahlian seseorang dimana menjadi ketentuan pada bahasa tertulis ataupun lisan dalam mendengar, membahas isi pada pernyataan kemudian bisa disimpulkan pada bentuk nilai yang didapatkan murid kelas VIII dari hasil tes keahlian verbal matematika siswa. Dimana terdapat sinonim, antonim, definisi, simbol, serta gambar.

b. Kemampuan Numerik.

Kemampuan numerik ialah keahlian murid untuk mengolah angka untuk memperhitungkan dengan pikiran yang masuk akal serta objektif. Keahlian numerik pada penelitian itu ialah nilai yang didapatkan murid kelas VIII pada hasil tes keahlian numerik murid. faktor yang diberikan pada tes itu ialah bilangan bulat serta Pecahan.

c. Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam matematika dan pendidikan matematika kompetensi dasar matematis yang esensial merupakan bentuk dari komunikasi matematis. Perkembangan matematika akan terhambat jika tidak adanya komunikasi yang baik. Simbol

Gambar

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel  Ket:
Tabel 3.1 Populasi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Baraka  No.  Kelas  Jumlah Siswa
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Verbal  NO.  Indikator     Butir  Jumlah
Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen Tes Kemampuan Verbal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model yang mirip dengan notasi dialog ini digunakan untuk memahami perilaku user dan menganalisis kesulitan kognitif dari interface... Backus-Naur

Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

67 Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 68 Universitas Negeri Makassar Makassar 69 Universitas Trunojoyo Madura Bangkalan 70 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Banyumas

1. sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Adriani, ST, MT., sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nuswantara (2009) dengan judul “Analisis Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil Pada Beberapa Lembaga Keuangan Mikro di

Ialah perkembangan jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang, melainkan

Untuk memperoleh data tentang jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kriteria Watson pada pokok bahasan

Kowiyah (2012) dalam (Kurniawati, 2017: 624), menjelaskan bahwa: “Kemampuan berpikir kritis merupakan kegiatan dan pengkondisian kognitif untuk memperoleh