• Tidak ada hasil yang ditemukan

DERMATITIS. Oleh kelompok 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DERMATITIS. Oleh kelompok 3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DERMATITIS

(2)

Konsep Dasar

Medik

(3)

PENGERTIAN DERMATITIS

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai

respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endoge,

menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,

edema, papula, vesikel, skuama, likenifiksasi) dan keluhan gatal.

Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. (Djuanda Adhi, 2010)

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit

kulit yang mengalami peradangan karena bermacam sebab dan timbul

dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umunya berupa

pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).

(4)

ANATOMI DAN FISIOLOGI

You can simply impress your audience

and add a unique zing and appeal to your

(5)

KLASIFIKASI DERMATITIS

1. Contact Dermatitis

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang di sebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul di picu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami papula. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu

penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/ detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu. Akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Timbul karena goresan pada kulit secara berberulang-ulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga irirtasi. Irirtasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

(6)

LANJUTAN

3. Seborrheich Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor

keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stress atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson.

4. Statis Dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat isufisiensi konik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna, menjadi memerah atau coklat menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis

Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak – anak, sering berhubungan dengan

peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A,rhinitis alergi, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan (fleksural). Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal – gatal kulit menebal dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku dan belakang lutut.

(7)

LANJUTAN

6. Dermatitis Okupasional

Dermatitis okupasional adalah peradangan kulit yang di akibatkan oleh lingkungan kerja 7. Dermatitid Numularis

Adalah dermatitis yang bentuknya menyerupai uang logam dan biasanya menyerang daerah ekstremitas.

8. Dermatitis Solaris

Adalah suatu penyakit kulit berupa proses peradangan pada epidermis dan dermis timbul akibat perjalanan pada sinar matahari yang lama.

9. Pomfoliks (eczema dishidrotik)

Suatu kondisi dengan vesikel – vesikel pada tangan dan / atau kaki yang bersifat rekuren, akut atau kronik.

Penyebab : Stres emosi, reaksi akibat infeksi jamur atau bakteri, makanan atau obat – obatan. Banyak pada orang dewasa, pria dan wanita. Sering pada orang – orang yang banyak berkeringat pada tangan dan kaki dan pada orang yang cenderung mempunyai stigma atopic.

Gejalah : pada keadaan akut timbul gelembung – gelembung pada telapak tangan dan kaki, dan terasa sangat gatal.

(8)

ETIOLOGI

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contohnya: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic, sejumlah kondisi kesehatan,

(9)

PATOFISIOLOGI

Dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk

merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka posfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan tranduksi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan

membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan

mengaktivasi platelet yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangkas ekspresi gen dan sintesis protein.

(10)

Portfolio Presentation

Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu:

1. Fase Sensitisasi

Fase ini disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada kulit selama 18-24 jam kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel E

(Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan protein karier yang berada di epidermis, menjadi komplek hapten protein.

Fase Elisitasi

Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang sama dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis. Sel langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T untuk mengeksresi IL-2. Selanjutnya IL-2 akan merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 dan INF gamma akan merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang

langsung beraksi dengan limfosit T dan leukosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan tampak sebagai dermatitis.

(11)

pathway

(12)

KOMPLIKASI

1.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2.Infeksi sekunder khususnya oleh stafilokokus aureus

3.Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi pos inflamasi

4.Jaringan parut muncul padapaparan bahan korosif atau

ekskoriasi

(13)

M A N I F E S TA S I K L I N I S

Subjektif ada tanda-tanda radang akut terutama priuritis (sebagai pengganti

dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema

atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Objektif, biasanya

batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara

serentak atau berturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat

jelas pada kulit yang longgar misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan

genitalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.

Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat

sumber dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel fungtiformis yang berkelompok

yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika

disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans bila

gelembung-gelembung mengering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta.

Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematitis sika. Pada stadium

tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik.bila proses menjadi kronis tapak

likenifikasi sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

(14)

PENATALAKSANAAN MEDIK

1.PENCEGAHAN

Merupakan hal yang sangat penting pada

penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet diganti dengan sarung tangan plastik,

menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen,

2. PENGOBATAN

a. Pengobatan Topikal : kortikosteroid , radiai ultraviolet , siklosporin A, antimiotika dan

antibiotika , imunosupresif.

b. pengobatan sistemik : antihistamin,

kortikosteroid, siklosporin, pentosiklin, FK 506 (trakolimus), ca++ antagonis, derivate vitamin D 3,

(15)

Konsep Dasar

Keperawatan

(16)

Pengkajian

1. Data Demografi

2. Riwayat Kesehatan Dahulu 3. Riwayat Kesehatan Keluarga 4. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan utama

Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri. Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.

b. Riwayat keluhan utama

Provoking insiden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama. Pada beberapa kasus dermatitis kontak timbul lesi kulit (vesikel), terasa panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh pengeluaran sekret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan pasien.

(17)

6. Pemeriksaan Fisik

Kulit : pemerikasaan kulit meliputi inspeksi dan palpasi a. Inspeksi

Hygiene kulit : penilaian atas kebersihan merupakan petunjuk umum atas kesehatan seseorang. Kelainan yang bisa nampak pada inspeksi, yaitu:

• Makula : suatu bercak yang Nampak berwarna kemerahan, permukaan kulit datar dan ukurannya kurang dari 1 cm, misalnya pada morbili atau campak

• Eritema : suatu bercak kemerahan yang ukurannya lebih besar dari makula, misalnya crysipelas • Papula : suatu lesi kulit yang lebih tinggi daripada sekitarnya, misalnya gigitan

• Vesikula : suatu tonjolan kecil kurang dari 1 cm, berisi cairan yang jernih, misalnya cacar air, herpes simpleks. Jika tonjolannyalebih dari 1 cm disebut bula, misalnya luka bakar

• Pustula : suatu tonjolan berisi cairan nanah, misalnya impetigo, jerawat, infeksi kuman staphylococcus (bisul)

• Hiperpigmentasi : suatu daerah di kulit yang lebih tua warnanya dari kulit sekitarnya. b. Palpasi

Pada palpasi pertama dirasakan kehangatan kulit (dingin, hangat, demam) kemudian kelembabannya, pasien dehisrasi terasa kering dann pasien hipertiroidisme berkeringat terlalu banyak.

• Tekstur kulit dirasakan halus, lunak, lentur, pada kulit normal. Teraba kasar pada defisiensi vitamin A, hipotitoid.

• Turgor dinilai pada kulit perut dengan cubitan ringan. Bila lambat kembali ke keadaan semula menunjukkan turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi.

• Krepitasi terba ada gelembung-gelembung udara di bawah kulit akibat fraktura tulang-tulang iga atau trauma leher yang menusuk kulit sehingga udara bisa berada di bawah kulit dada.

(18)

Uji temple dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.

Dermatitis atopic : erupsi kulit yang bersipat kronik residip, pada tempat-tempat tertentu eperti lipat sikut, lipat lutut disertai riwayat atopi pada penderita atau keluarga nya. Penderita dermatitis atopic mengalami efek pada sistem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan mensekresi IL 4 yang akan merangsang sel bentuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinophil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap allergen kontak menurun.

(19)

Portfolio Presentation

Laboratorium

Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin Urin : pemeriksaan histopatologi

Biopsy kulit

Biopsy kulit merupakan salah satu cara yang bisa digunakan mencari tahu penyebab masalah kulit.

Prosedur biopsy untuk dermatitis ini dilakukan dengan mengambil sampel kulit kecil untuk dilihat dibawah mikroskop

Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes tempel. Pada tes tempel,dokter akan menempelkan kertas yang mengandung beberapa zat allergen untuk mengidentifikasi penyebab munculnya dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari,kertas dilepas dan reaksi pada kulit diperiksa.

Pununjang (Pemeriksaan Histopatologi)

Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa edema

interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan kadang-kadang parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis.

(20)

Diagnosa keperawatan

Risiko infeksi b.d. peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

01

Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas

(kelemahan otot napas)

03

Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (misalnya inflamasi)

02

Gangguan integritas kulit/jaringan b.d. perubahan sirkulasi akibat lesi pada kulit

04

5

Gangguan citra tubuh b.d. penampakan kulit yang tidak bagus

(21)

Rencana keperawatan

n o

DK Tujuan Intervensi Rasional

1 Risiko infeksi b.d.

peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama….x24 jam, diharapkan akan

menangani dan meminimalkan komplikai dan mencegah

terjadinya penyebaran infeksi dengan kriteria hail :

1. Mengenali tanda dan gejala yang

mengindikasikan resiko dalam penyebaran infeksi. 2. Mengetahui cara

mengurangi penularan infeksi.

3. Mengetahui aktivitas yang dapat meningkatkan

infeksi

1. Kaji tanda-tanda infeksi : suhu tubuh, nyeri, perdarahan, dan pemeriksaan laboratorium.

2. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local. 3. Menaikkan asupan

gizi yang cukup dan cairan yang sesuai. 4. Monitor hitung

granulosit, WBC. 5. Kolaborasi

pemberian antibiotic yang sesuai.

1. Untuk mengetahui tanda infeksi dan perubahan suhu tubuh, nyeri, perdarahan serta mengetahui hasil abnormal yang terjadi pada pasien. 2. Mengetahui tanda dan gejala

infeksi pada pasien.

3. Untuk mengetahui jumlah WBC. 4. Memulihkan kondisi pasien.

(22)

2

Nyeri akut b.d. agen pencede ra fisiologi s (misalny a inflamas i) Sesudah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x24 jam maka meri yang di di alami berkurang

dengan kriteria hasil : 1. Klien sudah tidak

mengalami gelisah. 2. Klien dapat

beraktivitas kembali seperti biasanya. 3. Skala nyeri klien

berkurang atau hilang. 1. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam. 2. Beri kompres hangat pada bagian yang nyeri. 3. Kolaborasi dalam pemberian analgesik. 1. Relaksasi napas dalam merupakan tindakan penurunan nyeri. 2. Merupakan tindakan untuk menigkatkan sirkulasi dan relaksaki otot 3. Analgesik dapat menurunkan nyeri

(23)

3 Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas (kelemahan otot napas) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam, klien tidak mengeluh sesak dan pola nafas klien kembali efektif dalam batas

normal(16-20x/permenit)

dengan kriteria hasil : 1. Pola nafas kembali efektif. 2. Mengekpresikan redanya perasaan sesak.. 3. Klien tidak mengeluh sesak. 1. Evaluasi fungsi pernapasan, catat kecepatan pernapasan serak, dyspnea, dan perubahan tanda vital. 2. Auskultasi bunyi napa dan catat bunyi napas tambahan.

3. Tinggikan kepala tempat tidur. Letakkan pada posisi semi fowler. 4. Bantu klien untuk

melakukan napas dalam.

5. Berikan tambahan oksigen.

1. Distress pernapasan dan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dn nyeri atau dapat

menunjukkan terjadinya syok sehubungan dengan perdarahan.

2. Bunyi napas menurun/taka da bila jalan napas abstruksi sekunder terhadap perdarahan, bekuan, atau kolaps jalan napas kecil.

3. Merangsang fungsi pernapasan/ ekspansi paru.

4. Meningkatkan kemampuan pernapasan. 5. Memberikan pasokan oksigen.

(24)

Evaluasi

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah

sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Kolagen pada tulang ikan nila merah dapat dihidrolisis setelah demineralisasi dalam asam menjadi ossein, dengan waktu ekstraksi gelatin dalam air yang optimal adalah 5

Jadi dapat disimpulkan bahwa Current Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) secara bersama-sama ada pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada

Disposal yang sudah terbentuk cukup lama umumnya akan merubah kondisi lereng baik kondisi fisik, kimia, maupun mekanik batuan yang berimbas pada kestabilan lerengnya

Pencarian identitas meliputi sebuah proses penjajakan, bertanya dan uji coba atas sebuah identitas lain, orang harus terus mencari dan belajar tentang itu. Pencarian ini bisa

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami karakteristik perusahaan industri sekaligus mengerti tentang sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dan perhitungannya yang pada

Adanya proses adsorpsi reaktan pada situs aktif katalis padat ini akan melepaskan energi dalam bentuk panas sehingga akan mempermudah molekul reaktan melewati energi aktivasi

PT MITRA: UAD YOGYAKARTA, UPY YOGYAKARTA Sekretariat Pelaksana :.. WARSUTI NOOR AZIZAH P Guru Kelas PAUD/TK TK Masyitoh 25 Skj.. Tirtomartani, Kalasan, Sleman, D'1. Yoygakarta.

Jika pencarian tersebut gagal, maka ES akan mencari rule lain yang memiliki konklusi yang sama dengan rule pertama tadi.. Tujuannya adalah membuat rule kedua