• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 7- k3 Listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 7- k3 Listrik"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1.

MEMAHAMI BENTUK BAHAYA LISTRIK

2.

MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR PROTEKSI

UNTUK KESELAMATAN LISTRIK.

3.

MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3

LISTRIK.

4.

MENGETAHUI PERSYARATAN DAN PROSEDUR

PENGAWASAN K3 LISTRIK

(3)
(4)

Data kecelakaan

Sektor listrik (PLN) 95-99.

-

Korban tewas 835 orang

>

karyawan 183 orang &

>

masyarakat 635 orang

-

Kasus kebakaran 741 kasus

-

Gangguan teknis 2720 kasus

(5)

KASUS KEBAKARAN

Data Mabes Polri 1997-2001

-

Jumlah kasus kebakaran 1121 kasus

-

76,1 % terjadi di tempat kerja

(6)

- Api terbuka

:

415 (37,19 %)

- Listrik

:

297 (26,6 %)

- Pembakaran

:

80

(7,17 %)

- Peralatan panas :

35 (3,14 %)

- Mekanik

:

24 (2,15 %)

- Kimia

:

15

(1,34 %)

- Proses biologi :

5

(0,45 % )

- Alam

:

2

(0,18 %)

- Tidak dpt ditentukan :

50

(4.48 %)

- TKP rusak

:

168 (15.05 %)

Data Mabes Polri 97-2001

(7)

»

20% kasus kebakaran habis total

»

Sarana K3 kurang memadai

-

Kegagalan sarana proteksi kebakaran

-

Kegagalan petugas tidak terlatih / tidak ada

-

Kesalahan prosedur

-

Hambatan Access bantuan darurat

(8)

Melindungi :

- Tenaga kerja dan orang lain

- Asset perusahaan &

(9)

UNDANG UNDANG

NO 1 TH 1970

KESELAMATAN KERJA

UNDANG UNDANG

NO 20 TH 2002

KETENAGALISTRIKAN

(10)

Tujuan K3 Listrik

1.

Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan

penggunaannya.

2.

Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik

N

bahaya sentuhan langsung

N

bahaya sentuhan tidak langsung

(11)

Dasar hukum :

undang

No

1 t

ahun

19

70

Kese

lam

at

an

Ker

ja

Pasal 2 ayat (1) huruf q

(Ruang lingkup)

Setiap tempat dimana listrik

dibangkitkan, ditranmisikan,

dibagi-bagikan, disalurkan dan

digunakan

(12)

Dasar hukum :

undang

No

1 t

ahun

19

70

Kese

lam

at

an

Ker

ja

Pasal 3 ayat (1) huruf q

(Objective)

Dengan peraturan perundangan

ditetapkan syarat-syarat keselamatan

kerja untuk:

q.

mencegah terkena aliran listrik

berbahaya

(13)

Peraturan

Menteri Tenaga Kerja &

Transmigrasi RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan

PUIL 2000

Dasar hukum :

Undang

undang

No

1 t

ahun

19

70

Kese

lam

at

an

Ker

ja

(14)

STANDAR K3 LISTRIK

DI INDONESIA

Peraturan

KHUSUS B

Peraturan

Khusus B

Peraturan

04/78

Peraturan

04/88

(15)

Ditetapkan

Sebagai Standar Wajib

Kep Menteri Energi & Sumber Daya

Mineral

No. : 2046 K/40/MEN/2001

Tanggal 28 Agustus 2001

Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(16)

• Instalasi listrik adalah bangunan

mulai dari pembangkit tenaga sampai

titik penggunaan akhir

• Peralatan listrik adalah setiap alat

pemakai listrik

• Perlengkapan listrik adalah

komponen-komponen yang diperlukan

pada jaringan instalasi

(17)

Bahaya kejut listrik

• Langsung

• Tidak langsung

E (Volt) 90 100 110 125 140 200

I (mA) 180 200 250 280 330 400

t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2

(18)

Sentuhan langsung

adalah bahaya sentuhan pada bagian

konduktif yang secara normal

bertegangan

Sentuhan tidak langsung

adalah bahaya sentuhan pada bagian

konduktif yang secara normal tidak

bertegangan, menjadi bertegangan

karena terjadi kegagalan isolasi

(19)

• Proteksi dari kejut listrik

• Proteksi dari efek thermal

• Proteksi dari arus lebih

• Proteksi dari tegangan lebih akibat petir

• Proteksi dari tegangan kurang

• Pemisahan dan penyakelaran

SISTEM PROTEKSI UNTUK

KESELAMATAN

(20)
(21)

Tegangan sentuh yang berbahaya:

N

> 50 V a.b. di ruang normal,

N

> 25 V a.b. di ruangan lembab

SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN

(BAB III)

• Proteksi dari kejut listrik

• Proteksi dari efek thermal

• Proteksi dari arus lebih

• Proteksi dari tegangan lebih akibat petir

• Proteksi dari tegangan kurang

(22)

PROTEKSI BAHAYA

SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :

1.

Isolasi bagian aktif

2.

Penghalang atau Selungkup

3.

Rintangan;

4.

Jarak aman atau diluar jangkauan

5.

Gawai proteksi arus sisa

(23)

Pembebanan lebih

Sambungan tidak sempurna

Perlengkapan tidak standar

Pembatas arus tidak sesuai

Kebocoran isolasi

Listrik statik

(24)

SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN

L1

L2

L3

N

(25)

SISTEM HANTARAN PENGAMAN

L1/R

L2/S

L3/T

N

PE

(26)

SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN

L1

L2

L3

N/PE

(27)

PROTEKSI BAHAYA

SENTUHAN LANGSUNG

Jarak aman atau diluar jangkauan

Tegangan kV

Jarak cm

1

50

12

60

20

75

70

100

150

125

220

160

500

300

(28)

TANAH

1.

ISOLASI LANTAI KERJA

SISTEM PENGAMANAN

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)

Kayu

75 kg

Kain basah 27 x 27 Cm

V

V

2

V

1

Rd 3000

R1 = Rd ( V

1

/V

2

-1) Ohm

R1 mak. 50 kilo Ohm

Pelat logam

(29)

Proteksi bahaya

N

Sentuhan tidak langsung

1.

Sistem TT atau

Pembumian Pengaman (PP)

2.

Sistem IT atau

Hantaran pengaman (HP)

3.

Sistem TN atau

(30)

1. Sistem TT atau

Pembumian Pengaman (PP)

Tujuan pembumian :

Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke

bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga

pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 2 kawat

Aktif

(31)

2.

Sistem IT atau

Hantaran pengaman (HP)

Tujuan pembumian :

Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke

bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat

dan pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat

Penghantar Aktif

Penghantar Nol/Netral

(32)

3.

Sistem TN atau

Pembumian Netral

Pengaman (PNP)

Nol &

Ground

dihubungkan

(33)

INSTALASI LISTRIK SEDERHANA

(Sistem pasa satu 3 kawat)

M

PENGAMAN

1. PEMBATAS ARUS

2. PEMUTUS

3. GROUNDING

4. SEKERING

5. KOTAK KONTAK

6 TUSUK KONTAK

7. POLARITAS

1

3

4

5

6

7

2

(34)

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR

PUIL 87 Ayat 520

SARANA PEMUTUS

PENGAMAN BEBAN LEBIH

KENDALI

(35)

1

2

3

4

MOTOR SANGKAR

In.1 = 42 A

MOTOR SEREMPAK

MOTOR ROTOR LILIT

In.3 =

68 A

MOTOR ROTOR LILIT

In.4 = 68 A

SETELAN MAK

2,5 In 1

= 105A

1,5 In 3

= 102A

2 In2

=

108A

1,5 In

= 102A

KHA. MIN.

1.1 In

KHA. MIN.

1.1 (68)

+ 42 + 54 =

170,8A

SETELAN MAK

108 + 42 + 68 =

218A

SETELAN MAK

218

+ 68 = 286 A

PENGAMAN HUBUNG SINGKAT

PUIL 2000 Ayat 556

(36)

KARAKTERISTIK PENGAMAN

HUBUNG PENDEK, TERBUKA

BILA MERASAKAN 600% In

DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK

KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR

POMPA KEBAKARAN

BILA SUPLAI LISTRIK

TERPUTUS HARUS ADA

INDIKASI ALARM

TIDAK PERLU

PENGAMAN BEBAN LEBIH

KENDALI

JENIS KABEL FRC

DARI SISI IN COMING

(37)

KEMAMPUAN HANTAR ARUS

KHA kabel listrik ditentukan

oleh jenis bahan konduktornya

dan ukuran penampangnya

(Periksa tabel PUIL)

SYARAT K3

KHA : MIN 1,1 X I

nominal

RESISTANS ISOLASI

1000 Ohm /Volt (diruang normal)

100 Ohm / Volt (diruang lembab)

(38)

1 HYDRANT

2 SPRINGKLER

3 LIFT

4 PRESSURIZED FAN

5 EMERGENCY

6 MDB

G

MDB

1

2

3

4

5

6. Spare

Suplai daya listrik untuk

sarana keselamatan

tidak beleh terganggu

pada kondisi apapun

(39)

W1

W1

: 5 A,

W2

: 3A:

W3

: 6 A

KK 3 : 250V- 10 A

KK1 : 250 V- 15 A

MCB : 25 A

KHA kabel

1,5 mm2 : 19 A

2,5 mm2 : 25 A

W3

W2

KK 3

KK 1

25 A

2 x 2,5 mm2

2 x 1,5 mm2

(40)

W1 W3

W2

KK 3

KK 1

W total= 5 A + 6A + 6 A

= 17 A

KK 3 : 250V- 10 A

(terbakar)

KK1 : 250 V- 15 A

(terbakar)

MCB : tidak menjamin sbg pengaman

(kabel panas MCB belum bekerja melebihi

KHA kabel)

25 A

2 x 2,5 mm2

(41)

PENGHANTAR R S

T

BEBAN kW

1

NYY 4 x 15

3P.25 kW

2

NYY 4 x 15

3P.20 kW

3

NYY 4 x 15

3P.15 kW

4

NYY 3 x 4

-

-

1P. 25 kW

5

NYY 3 x 4

-

-

IP. 20 kW

6

NYY 3 x 4

-

-

1P. 15 kW

120 kW

M1 M2 M3 M4 M5 M6

(42)

Klasifikasi :

Kelompok 1 :

Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila

terputus tidak berpengruh langsung

terhadap pasien

Kelompok 1 E :

Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang

berfungsi langsung dengan penderita, bila

terputus dari dalam tempo kurang 10

detik harus segera mendapat catu daya

pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E :

Instalasi listrik untuk intalasi medik

berfungsi langsung dengan penderita, bila

terputus harus langsung mendapat catu

REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT

PUIL-1987

(43)

Sumber Normal

Sumber Emergency

Baterai atau

Motor Generator

RUANG

RUANG

RUANG

G

< 10 dt

< 0,5 dt

(44)

Ref

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989

tentang instalasi penyalur petir

Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi

bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)

Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi

bahaya sambaran tidak langsunglangsung

(45)

-- - -

- - -

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

+ + + +

+ + + + + + + BUMI+ + +

(46)

+ + + + + +

+ + + + +

+ + + + + +

- - -

- - -

- - -

+ + + + + +

+ + + + +

+ + + + + +

- - -

- - -

- - -

PELEPASAN MUATAN LISTRIK

-

DARI AWAN KE AWAN

(47)

Sasaran

OBYEK YANG TERTINGGI

Arus : 5.000 ~ 200.000 A

Panas: 30.000

o

C

AWAN KE AWAN

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN

• THERMIS,

• ELEKTRIS

,

• MEKANIS,

(48)

Instalasi penyalur petir

yang tidak

memenuhi syarat dapat

mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

(49)
(50)

++++++++

++++++++

++++++++

---

---

---

- - -

- - -

- - -

+++++++

+++++++

+++++

+++++++

+++++++++

+++++++

- - -

- - -

- - -

DARI AWAN

KE AWAN

DARI AWAN

KE BUMI

MENYAMBAR

JARINGAN LISTRIK

(51)
(52)

BAHAYA SAMBARAN PETIR

• SAMBARAN LANGSUNG

• SAMBARAN TIDAK

LANGSUNG

KERUSAKAN

(53)

KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA

SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN

SAMBARAN LANGSUNG

Dengan memasang instalasi penyalur petir pada

bangunan

Jenis instalasi :

-

Sistem Franklin

-

Sistem Sangkar Faraday

-

Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN

SAMBARAN TIDAK LANGSUNG

Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan

pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

(54)

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

A : Peruntukan bangunan

(-10 0

1

2

3

5

15)

B : Struktur konstruksi

( 0 1

2

3 )

C : Tinggi bangunan

( 0 2

3

4

5

-

10)

D : Lokasi bangunan

( 0 1

2)

E : Hari guruh

( 0 1

2

3

4

-

7)

R

= A + B + C + D + E

< 11

ABAIKAN

= 11

KECIL

= 12

SEDANG

= 13

AGAK BESAR

PERTIMBANGAN PEMASANGAN

INSTALASI PENYALUR PETIR

(55)

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

A :

Peruntukan bangunan

Rumah tinggal

1

Bangunan umum

2

Banyak orang

3

Instalasi gas,minyak, rumah sakit

:

5

Gudang handak

:

15

B :

Struktur konstruksi

Steel structure

0

Beton bertulang, kerangka baja atap logam

1

Beton bertulang, atap bukan logam

2

Kerangka kayu atap bukan logam

3

C :

Tinggi bangunan

(56)

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

C :

Tinggi bangunan

s/d

6 m

0

12 m

2

17 m

3

25 m

4

35 m

5

50 m

6

70 m

7

100 m

8

140 m

9

200 m

10

(57)

D :

Lokasi bangunan

Tanah datart

0

Lereng bukit

1

Puncak bukit

2

E :

Hari guruh per tahun

2

0

4

1

8

2

16

3

32

4

64

5

128

6

256

7

100 m

8

(58)

INSTALASI PENYALUR PETIR

PERMENAKER PER-02 MEN/1989

PENERIMA

(AIR TERMINAL)

HANTARAN PEMBUMIAN

(GROUNDING)

HANTARAN PENURUNAN

(DOWN CONDUCTOR)

SISTEM FRANKLIN

BAGIAN BAGIAN PENTING

Sudut perlindungan

112

o

Resistan pembumian

mak 5 ohm

(59)
(60)

H

arus dipasang instalasi

PROTEKSI PETIR

(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi

bahaya ledakan

gas/uap/debu/serat

SNI 225 - 1987

PUIL-1987

(820 - B.16 dan - C.4)

(61)

PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

GROUNDING

ARRESTER

RSTN

RSTN

Semua bagian konduktif dibonding

Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester

Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi

listrik semua kawat RSTN

(62)

Pengawasan K3

Instalasi

Penyalur Petir

+++++++++

+++++++

+++++++

- - -

- - -

- - -

PERMENAKER

No. PER 02/MEN/1989

Tentang

Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :

Sistem eksternal

Jenis :

konvensi onal &

elektrostatik

(63)

LIFT

MENGANDUNG POTENSI BAHAYA &

BERAKIBAT FATAL

(64)

• PENYELIA PEMASANGAN

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Proyek pemasangan

• TEKNISI (Ajustment)

Melaksanakan Comissioning,

• TEKNISI PEMELIHARAAN

Merawat dan memperbaiki lift

• PENYELIA OPERASI LIFT

KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT

KEPUTUSAN MENTERI

No KEP-407/M/BW/99

(65)

Pola Pengawasan K3

Commissioning

Pengesahan

gambar rencana

Test &

Commissioning

Pengesahan

Pemakaian

Gambar

rencana

Pasang

Pemakaian

Test

Berkala

(66)

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :

memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,

ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan

ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar

UNDANG UNDANG

NO 1 TH 1970

KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI

KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN

MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG

TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG

INI DAN

MEMBANTU PELAKSANAANYA

(67)

Proses pengesahan gambar ins. listrik

Dokumen perencanaan listrik

1. Peta lokasi

2 Gambar instalasi

- Lay out perlengkapan dan

peralatan listrik

- Rangkaian peralatan dan

pengendalinya

3. Diagram garis tunggal

4. Gambar rinci

5. Perhitungan beban

6. Tabel bahan

7. Ukuran teknis

- Sepesifikasi & cara pasang

- Cara menguji

- Jadwal waktu

Berkas

perencanaan.

Analisis:

Berdasarkan SNI -225 1987

oleh pegawai pengawas

Memenuhi syarat

Ya

PENGESAHAN GAMBAR

Setuju dipasang.

Tidak

Commissioning.

Rekomendasi.

Rekomendasi.

(68)

Pencegahan Kecelakaan Kerja

1.

Peraturan

2.

Standardisasi

3.

Pengawasan

4.

Penelitan Teknik

5.

Penelitian Medis

6.

Penelitian Psikologis

7.

Penelitian Statistik

8. Pendidikan

9. Pelatihan

10. Persuasi

11. Asuransi

12. Penerangan 1 s/d 11

Referensi

Dokumen terkait

Dokumentasi lain yang diperlukan sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya tanda tangan perawat atau dokter yang menerima, nama staf yang memonitor pasien selama rujukan)

Secara visual, dengan adanya pencahayaan LED yang pada dinding rak bar yang mengeluarkan cahaya dengan warna-warna yang bervariasi membuat suasana ruang yang atraktif dan ceria

Adalah alat yang digunakan untuk menjepit kertas yang telah selesai diproses untuk selanjutnya dike- ringkan pada wadah/laci kertas foto, juga alat yang digunakan untuk

Pembagian bahan oksidan etilen berdasarkan jumlah kemasan tidak memengaruhi umur simpan, indeks skala warna kulit buah, susut bobot buah, kekerasan kulit buah,

1) Diharapkan pemerintah dapat terus berupaya untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, yang terdiri dari peningkatan proporsi jumlah rumah tangga untuk

Skripsi yang berjudul “Pemodelan Interaksi Turunan Potensial Asam Benzoil Salisilat dengan Reseptor Enzim Siklooksigenase - 2” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi

ekstern, dari kedua faktor tersebut faktor intern berupa hereditas, tingkat usia, dan kepribadian manusia, sedangkan faktor ekstern berupa keluarga sebagai pendidikan pertama