• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI INSTANSI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

 Nama Instansi : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean BSurakarta

(KPPBC TMP B Surakarta)

 Alamat Instansi : JalanLU Adi Sucipto No. 36 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta

 Telepon/ Fax : (0271) 719601/ (0271) 713346

 Jenis Instansi : Instansi Pemerintah dibawah Kementerian Keuangan

 Tugas Pokok : Melakukan pengawasan dan pelayanan di bidang Kepabeanan dan Cukai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku  Kode Instansi : 060600

 Jumlah Pegawai : 101

 Wilayah Kerja : Surakarta dan sekitarnya

Luas wilayah kerja : +/- 5.724 Km Terdiri dari 1. Kabupaten Boyolali 2. Kabupaten Sukoharjo 3. Kabupaten Karanganyar 4. Kabupaten Wonogiri 5. Kabupaten Sragen 6. Kabupaten Klaten

 Motto - Best (Terbaik Untuk Anda)

- Leladi Kanthi ati lan setiti (Melayani dengan Hati)

 Website : http://www.beacukai-surakarta.com  Email : Info@beacukai-surakarta.com

(2)

2

2. LOGO BEA CUKAI

DASAR HUKUM :

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI No : 52/KMK.05/1996 TANGGAL 29 JANUARI 1996.

LUKISAN

 Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa di dalamnya;

 Tongkat dengan ulir berjumlah 8 di bagian bawahnya;

 Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan 10 sayap besar;

 Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran. MAKNA

 Segi lima melambangkan negara R.I. yang berdasarkan Pancasila;

 Laut, gunung dan angkasa melambangkan Daerah Pabean Indonesia, yang merupakan wilayah berlakunya Undang-undang Kepabeanan dan Undang-undang Cukai;

 Tongkat melambangkan hubungan perdagangan internasional R.I. dengan mancanegara dari/ke 8 penjuru angin;

 Sayap melambangkan Hari Keuangan R.I. 30 Oktober dan melambangkan Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok Kementerian Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai;

 Lingkaran Malai Padi melambangkan tujuan pelaksanaan tugas Bea dan Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

(3)

3. SEJARAH INSTANSI

a) SejarahdanPerkembanganKPPBCTipeMadyaPabeanBSurakarta KantorPengawasandanPelayananBeadanCukai(KPPBC)Tipe Madya Pabean B Surakarta berada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.KPPBC Tipe Madya Pabean B SurakartaTaback Accynsberarti Kantor Cukai Tembakau.Cukai Tembakau dimulai pada tahun 1932. Setelah kemerdekaan, Taback

Accyns Kantor Cabang Surakarta kemudian diganti dengan nama

Kantor Cukai Cabang Surakarta yang berkedudukan di Jalan Slamet Riyadi No. 3 Surakarta. Pada tahun 1957 Kantor Cukai Cabang Surakarta dinaikkan statusnya menjadi Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta yangbertempat di Jalan Bawean No.23PasarLegi,Banjarsari,Surakarta.

Kemudian lokasi kantor dipindahkan lagi ke Jalan Dr. Lambuan Tobing No. 35 Surakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 32/KMK.01/1998 tanggal 4 Februari 1998 Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B meningkat statusnya menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta. Kemudian tanggal 2 November 1998, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dipindahkan ke JalanLU Adi Sucipto No. 36 Blulukan, Colomadu,

Karanganyar, Surakarta.

SesuaidenganPeraturanMenteriKeuanganNo.68/PMK.01/2007tanggal 26 Juni 2007, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dinaikkan statusnya dan berubah nama menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. Berdasarkan status baru tersebut, tugas instansi ini adalah melakukan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PerubahanKantorPengawasandanPelayananBeadanCukaidari Tipe A3 menjadi Tipe Madya Pabean adalah berdasarkan Peraturan

(4)

4

MenteriKeuanganNomor74/PMK.01/2009tanggal8April2009tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK/.01/2011tanggal18Agustus2011menjadiKantorPengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B, adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memberikan pelayanan prima serta pengawasan yang efektif kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai dengan mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efesien, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan pengguna jasadengandukunganinstansiyangterkait.

b) Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Tipologi KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pengawasan dan Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala dan mempunyai tugas melaksanakan

pengawasandanpelayanandibidangkepabeanandancukaidalamdaerah wewenangnyaberdasarkanperaturanperundang-undanganyangberlaku.

Dalam melaksanakan tugas seperti yang dimaksud di atas sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a) Pelaksanaanpelayananteknisdibidangkepabeanandancukai. b) Pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang

kepabeanan dancukai.

c) Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh

(5)

Direktorat Jenderal.

d) Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidangkepabeanandancukai.

e) Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumenkepabeanandancukai.

f) Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan kepabeanan dancukai.

g) Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjataapi.

h) Pengawasanpelaksanaantugasdanevaluasikerjadan,

i) Pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea danCukai.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 6 (enam) Tipe sebagai berikut:

 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean

 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai

 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya PabeanA

 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya PabeanB

 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya PabeanC

(6)

6

KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiyangberadadibawah Kantor Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagaiberikut:

a. KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiTipeMadyaPabea n TanjungEmas.

b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kudus. c. KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiTipeMadyaPabea n BSurakarta. d. KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiTipeMadyaPabea n BYogyakarta. e. KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiTipeMadyaPabea n CCilacap.

f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Pekalongan.

g. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Purwokerto.

h. KantorPengawasandanPelayananBeadanCukaiTipePratamaTega l.

Wilayah kerja KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah meliputi seluruh wilayah eks-Karesidenan Surakarta, yang terdiri dari: 1. KotaSurakarta 2. KabupatenBoyolali 3. KabupatenSukoharjo 4. Kabupaten Karanganyar 5. KabupatenWonogiri 6. KabupatenSragen 7. KabupatenKlaten

(7)

Pengawasan dan Pelayanan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta meliputi: a. BandaraInternasionalAdiSumarmo b. KantorPosLaluBeaSurakarta c. TempatPenimbunanSementara d. KawasanBerikatdanGudangBerikat e. PerusahaanyangmendapatfasilitasKemudahanImporTujuanEksp or f. PabrikHasilTembakau(PabrikRokokdanPabrikTembakauIris) g. PabrikEtilAlkohol(EA) h. PabrikMinumanMengandungEtilAlkohol(MMEA) i. TempatPenjualanEceranEAdanMMEA 4. VISI MISI Visi

Visi dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suarakarta adalah “ Menjadi Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai bertaraf Internasional dalam Pengawasan dan Pelayanan“.

Misi

Misi dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah “ Pelayanan yang terbaik dengan hati serta

profesional kepada masyarakat, lingkungan serta pengguna jasa kepabeanan dan cukai “.

Motto

Motto dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah “Leladi Khanti ati lan setiti (Pelayanan dengan

(8)

8

5. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 168/ PMK/01/ 2012tentangSusunanOrganisasiKantorPengawasandanPelayananBea danCukaiTipeMadyaPabeanBSurakarta.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya pabean B Surakarta terdiri dari:

a) SubbagianUmum,terdiridari: 1. UrusanTataUsahadanKepegawaian 2. UrusanKeuangan 3. Urusan RumahTangga b) SeksiPenindakandanPenyidikan,terdiridari: 1. SubseksiIntelijen 2. SubseksiPenindakandanSaranaOperasi

3. Subseksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan c) Seksi Perbendaharaan, terdiri dari:

1. Subseksi Administrasi Penerimaan dan Jaminan 2. Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian 3. Subseksi Administrasi Manifes

d) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai masing-masing membawahi Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai

e) Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi, terdiri dari: 1. Subseksi Penyuluhan

2. Subseksi Layanan Informasi f) Subseksi Kepatuhan Internal

1. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan dan Administrasi.

2. SubseksiKepatuhanPelaksanaanTugasPengawasan.

g) Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen tidak memiliki subseksi.

Berikut bagan struktur organisasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta :

(9)

Bagan Struktur Organisasi KPPBC TMP B Surakarta 6. DESKRIPSI JABATAN

7. SEKRETARIS PERUSAHAAN 8. SISTEM REKRUITMEN PEGAWAI 9. SISTEM PENGGAJIAN PEGAWAI 10. KINERJA PEGAWAI

11. INFORMASI DAN KEBIJAKAN 12. ISO

13. GOOD CORPORATE GOVERNMENT/ TATAKELOLA INSTANSI 14. MANAJEMEN RESIKO 15. STANDAR PENGAWASAN 16. CSR (14) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(10)

10 6. DESKRIPSI JABATAN

Tugas masing-masing tiap bagian kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012 adalah sebagai berikut:

a. SubbagianUmummempunyaitugassebagaiberikut:

1) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, dan penyusunan rencanakerjadanlaporanakuntabilitas.

2) Pelaksanaan urusan keuangan, anggaran, kesejahteraan pegawai, sertarumahtanggadanperlengkapan.

b. SeksiPenindakandanPenyidikanmempunyaitugassebagaiberikut:

1) Pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian informasidanhasilintelijendibidangkepabeanandancukai.

2) Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan cukai.

3) Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaranperaturanperundang-undangandibidangkepabeanan dancukai.

4) Penyidikantindakpidanadibidangkepabeanandancukai.

5) Pemeriksaansaranapengangkut.

6) Pengawasanpembongkaranbarang.

7) Perhitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan dendaadministrasiterhadapkekurangan/kelebihanbongkar,serta dendaadministrasiataspelanggaranlainnya.

8) Penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan barangbukti.

9) Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dancukai.

10) Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan di bidangkepabeanandancukai.

11) Pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi,dansenjataapiKantorPengawasandanPelayanan.

(11)

c. SeksiPerbendaharaanmempunyaitugassebagaiberikut:

1) Pengadministrasian penerimaan bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal BeaCukai.

2) Pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminanpenangguhanbeamasuk,jaminanPengusahaPengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan bandingsertajaminanlainnya.

3) Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaandanpengembalianpitacukai.

4) Penagihan dan pengembalian bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, pungutannegara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta pengadministrasian dan penyelesaian premi.

5) Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang telah jatuhtempo.

6) Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, sertaadministrasipelelangan.

7) Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan surat keteranganimporkendaraanbermotor.

8) Penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai, dan pengutannegaralainnya.

9) Penerimaan dan penatausahaan rencana kedatangan sarana pengangkutdanjadwalkedatangansaranapengangkut.

(12)

12

d. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Pelayananfasilitasdanperijinandibidangkepabeanandancukai.

2) Penelitianpemberianimpor,ekspor,dandokumencukai.

3) Pemeriksaan dan pencacahan barang, pemeriksaan badan dan pengoperasiansaranadeteksi.

4) Penelitianpemberitahuanklasifikasibarang,tarifbeamasuk,nilai pabean dan fasilitas impor serta penelitian kebenaranperhitunganbea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, pungutan dalam rangka ekspor, dan pungutan negara lainnya.

5) Penetapanklasifikasibarang,tarifbeamasuk,dannilaipabean.

6) Pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasanpabean.

7) Pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat PenimbunanBerikatdanTempatPenimbunanPabean.

8) Pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan, dan pemuatanbarangeksporkesaranapengangkut.

9) Pelaksanaanurusanpembukuandokumencukai.

10) Pelaksanaanurusanpemusnahandanpenukaranpitacukai.

11) Pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dandokumenyangberhubungandenganbarangkenacukai.

12) Pelaksanaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan kadarbarangkenacukai.

13) Pengelolaantempatpenimbunanpabean.

14) Penatausahaan penimbunan, pemasukan dan pengeluaran barang

diTempatPenimbunanBerikatdanTempatPenimbunanPabean.

15) Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi miliknegara.

(13)

16) Penyiapanpelelanganatasbarangyangdinyatakantidakdikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara.

17) Pelaksanaan urusan pemusnahan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi miliknegaradanataubusuk.

e. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanandancukai.

2) Pelayananinformasidibidangkepabeanandancukai.

3) Bimbingan kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai

4) Konsultasidibidangkepabeanandancukai.

f. SeksiKepatuhanInternalmempunyaitugassebagaiberikut:

1) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabeanan dancukai.

2) Pengawasanpelaksanaantugasdibidangadministrasi.

3) Pengawasan pelaksanaan tugas intelijen, penindakan dan penyidikandibidangkepabeanandancukai.

4) Pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, dan kepatuhan terhadap kode etik dan

disiplin di

lingkunganKantorPengawasandanPelayananBeadanCukai.

5) Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di lingkungan Kantor PengawasandanPelayananBeadanCukai.

(14)

14

g. Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen mempunyai tugas melakukan pengoperasian komputer dan sarana penunjangnya, pengelolaan dan penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan teknis komunikasi data pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabean dan cukai, penerimaan, penelitian kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabean dan cukai, serta penyajian data kepabean dancukai.

7. SEKRETARIS INSTANSI

Peran sebagai sekretaris instansi di KPPBC TMP B Surakarta dilaksanakan olehSubBagian Umum, yaitu Subbagian Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga yang mempunyai tugas :

a) Melakukan penyiapan bahan penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai,

b) Hubungan masyarakat,

c) Urusan rumah tangga, perlengkapan; dan kesejahteraan pegawai

8. SISTEM RECRUITMENT

Sistem Recruitment Pegawai Bea dan Cukai melalui Seleski Tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)Kementerian Keuangan Republik Indonesia, selain itu juga berasal dari seleksi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang juga berada dibawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Setiap melaksanakan recruitment, Kementerian Keuangan menggunakan Sistem Sel, yaitu dengan membentuk beberapa tim kerja yang melaksanakan setiap tahapan seleksi secara terpisah dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Panitia Pusat Recruitment. Sistem Sel dibentuk untuk menghindari adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam pelaksanaan recruitment. Proses recruitment di Kementerian Keuangan yang dilaksanakan

(15)

selalu menggunakan prinsip transparan, obyektif, kompetitif, akuntabel, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, tidak diskriminatif, efektif dan efisien. Setiap Peserta yang mengikuti rekruitmen di Kementerian Keuangan, akan melalui tahapan/seleksi yang terdiri dari:

 Seleksi Administrasi;

 Tes Kompetensi Dasar;

 Psikotes;

 Tes Kesehatan dan Kebugaran;

 Wawancara yang diperuntukkan bagi peserta dengan tingkat pendidikan sarjana; serta

 Pemberkasan.

9. SISTEM PENGGAJIAN PEGAWAI KPPBC TMP B SURAKARTA

a)

Komponen Penghasilan PNS Bea dan cukai

Komponen penghasilan yang diterima oleh pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebenarnya tidak jauh berbeda dengan komponen penghasilan PNS Kementerian Keuangan. Artinya penghasilan PNS beacukai sementara ini tidak jauh berbeda dengan penghasil PNS di lingkungan eselon I kementerian Keuangan lainnya seperti DJKN, DJPB, DJA, BPPK, Sekretariat Jenderal Kemenkeu, BPPK, dan sebagainya yang terdiri dari Gaji pokok, Tunjangan Kinerja, Uang Makan, Tunjangan Anak Istri, dan lain-lain. Tambahan penghasilan lain yang mungkin membedakan PNS di beacukai dengan yang lain adalah adanya Premi, Uang Kumandah, dan yang terakhir adalah Insentif Cukai.

b)

Gaji Pokok PNS Bea dan cukai

Besaran gaji pokok ini ditentukan pangkat dan masa kerja golongan.Besaran gaji pokok terakhir PNS diatur dengan Peraturan Pemerintah nomor 30 Tahun 2015.

(16)

16

c)

Tunjangan Kinerja

Selain gaji pokok, pegawai beacukai juga mendapat tunjangan kinerja.Tunjangan ini diberikan sebagai bentuk upaya peningkatan kesejahteraan pegawai dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Tunjangan kinerja PNS beacukai terbaru besarannya di dasarkan pada ketentuan pada lampiran Peraturan Presiden nomor 156 tahun 2014tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan. Besarannya sama untuk semua unit eselon I Kementerian Keuangan kecuali DJP.

Besarnya tunjangan kinerja didasarkan pada peringkat jabatan atau

grading yang ada di lingkungan kementerian keuangan. (PMK

237/PMK.01/2014 jo 45/PMK.01/2015). Rekrutmen masuk yang sama bisa jadi memiliki grading yang berbeda ketika ia mendapat tugas yang berbeda. Besaran tunjangan kinerja untuk pejabat eselon tergantung pada grading jabatan tersebut.Sesama eselonnya bisa memiliki grading yang berbeda.

(17)

10. KINERJA PEGAWAI KPPBC TMP B SURAKARTA  Hari kerja

Hari kerja pegawai KPPBC TMP B Surakarta dimulai hari Senin s/d Jumat

 Jam kerja

Jam kerja pegawai KPPBC TMP B Surakarta dimulai pukul 07.30 - 17.00 WIB

 Jam Istirahat

Jam istirahat dimulai pukul 12.00 – 13.00 WIB  Seragam

Seragam yang digunakan setiap hari oleh pegawai KPPBC TMP B Surakarta berwarna biru tua dengan identitas customs.

 Jumlah Pegawai Tabel 3.1 Gol Jabatan Kepala kantor (eselon III) Kepala Seksi (eselon IV) Kepala Sub Seksi (eselon V) Pelaksana Jml IV 1 2 - - 3 III - 10 28 28 66 II - - - 32 32 Jml 1 12 28 60 101

Berdasarkan umur dan jenis kelamin

Tabel 3.2

Umur (Tahun) Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

50-58 26 7 33

40-50 13 3 16

30-40 23 8 31

20-30 18 3 21

(18)

18

 Reward and Punishment a) Reward

1. Kepada Kantor

Bentuk penghargaan berupa tunjangan kinerja yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada kantor dengan prestasi pencapaian penerimaan kantor yang melebihi target yang ditentukan Kantor Pusat. Untuk tahun 2016, tunjangan kinerja akan diberikan 100% apabila realisasi mencapai 95 persen atau lebih. Selain itu, penghargaan lain juga diberikan kepada Kantor dibagi dalam 3 kategori lainnya, yaitu, peningkatan pelayanan, peningkatan fasilitas dan peningkatan pengawasan kepabeanan dan cukai.

2. Kepada Pegawai

Penghargaan dapat diberikan oleh Direktur Jendral Bea dan Cukai atau Kepala Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jendral Bea dan Cukai kepada pegawai Direktorat Jendral Bea dan Cukai yang telah menunjukan pengabdian kerja atau prestasi kerja dalam pelaksanaan tugasnya dibidang admnistrasi, pelayanan, atau pengawasan. Kategori penghargaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

a. Luar biasa baiknya b. Amat baik

c. Baik

Pengabdian kerja atau prestasi kerja dinilai oleh Tim Penilai yang terdiri atas Tim Penilai Pusat dan Tim Penilai Vertikal berdasarkan bukti dan fakta yang mendukung yang disampaikan oleh Kepala Unit Kerja pegawai yang bersangkutan.Penghargaan juga diberikan kepada pegawai yang berhasil mengagalkan upaya pelanggaran dibidang

(19)

kepabeanan maupun cukai, seperti upaya penyelundupan narkoba dan lain-lain.Penghargaan diberikan dalam bentuk Piagam penghargaan sesuai dengan Peraturan Dirjen Bea Cukai Nomor 55/BC/2010 Tentang Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

b) Punishment

Penegakan disiplin diberikan kepada para pegawai di lingkungan DJBC berupa Pemotongan TKPN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara).

Pemotongan Tunjangan diberlakukan kepada :

- Pegawai yang tidak masuk bekerja atau tidak berada di tempat tugas selama 7 ½ jam atau lebih dalam sehari - Pegawai yang terlambat masuk kerja

- Pegawai yang pulang sebelum waktunya

- Pegawai yang tidak mengganti waktu keterlambatan - Pegawai yang tidak mengisi daftar hadir

- Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin

- Pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara dari jabatan negeri

- Pegawai yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai Pegawai)

- Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan yang diberikan cuti di luar tanggungan Negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun.

Pemotongan Tunjang dinyatakan dalam % (perserratus) dan ketentuan potongan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.01/2015 Tentang Penegakan Disiplin dalam

(20)

20

kaitannya dengan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan.

11. INFORMASI DAN KEBIJAKAN

Arus Informasi dan kebijakan di KPPBC TMP B Surakartamenggunakan modelTop down (atas-bawah). Top down planning adalah model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana sumber informasi, pengambilan kebijakan, dan keputusan oleh atasan, sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja.Model top down cenderung bersifat target-oriented, strategis, dan jangka panjang

12. MANAJEMEN RISIKO

Dasar Hukum Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan DJBCyaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.09/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai instansi yang berada di bawah langsung Kementerian Keuangan telah menerapkan manajemen risiko sebagai upaya menanggulangi risiko (mitigasi) yang dihadapi oleh organisasi. Manajemen risiko DJBC saat ini akan bersifat lebih corporate, artinya manajemen risiko yang memandang organisasi secara komprehensif, dan melihat berbagai aspek yang berisiko menghambat atau menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Ada empat bidang yang wajib mendapatkan prioritas penanganan risiko.Keempatbidang tersebut diantaranya pengoptimalan penerimaan, penegakan hukum, pengoptimalan pengawasan, serta penegakan citra organisasi DJBC.

Dengan diterbitkannya PMK 12/PMK.09/2016, bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tentunya penerapan Manajemen Risiko memiliki tujuan dan manfaatnya.Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian Keuangan bertujuan untuk:

a. meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dan peningkatankinerja;

(21)

c. memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan danperencanaan;

d. meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber dayaorganisasi;

e. meningkatkan kepatuhan kepadaketentuan;

f. meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan;dan g. meningkatkan ketahananorganisasi.

Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki manfaat untuk:

a. berkurangnya kejutan(surprises); b. eksploitasipeluang;

c. meningkatnya perencanaan, kinerja, dan efektivitas organisasi; d. meningkatnya hubungan dengan pemangku kepentingan; e. meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan keputusan; f. meningkatnyareputasi;

g. perlindungan bagi pemimpin;dan

h. meningkatnya akuntabilitas dan governance organisasi.

Penerapan Manajemen Risiko harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. berkontribusi dalam pencapaian tujuan dan peningkatankinerja; b. menjadi bagian dari proses organisasi secara keseluruhan; c. membantu pengambilankeputusan;

d. memperhitungkanketidakpastian; e. sistematis, terstruktur, dan tepatwaktu; f. berdasarkan informasi terbaik yangtersedia; g. disesuaikan dengan keadaanorganisasi;

h. memperhitungkan factor manusia dan budaya organisasi; i. transparan daninklusif;

(22)

22

k. perbaikan terusmenerus.

Setiap pemimpin dan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan harus menerapkan Manajemen Risiko dalam setiap pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaiantujuan Penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud diwujudkanmelalui:

1. pengembangan budaya sadarRisiko,

2. penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko,dan 3. pembentukan struktur ManajemenRisiko.

 Budaya sadar Risiko harus dikembangkan sesuai dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan di seluruh jajaran KementerianKeuangan.

 Budaya sadar Risiko sebagaimana dimaksud diatas diwujudkan dengan adanya pemahaman dan pengelolaan Risiko sebagai bagian dari setiap proses pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi.

 Bentuk pemahaman dan pengelolaan Risiko sebagaimana dimaksud diatas yang menjadi bagian dari setiap proses pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi,berupa:

a. kepemimpinan yang memiliki komitmen untuk mempertimbangkan Risiko dalam setiap pengambilankeputusan;

b. komunikasi yang berkelanjutan kepada seluruh jajaran organisasi mengenai pentingnya ManajemenRisiko;

c. penghargaan terhadap mereka yang dapat mengelola Risiko dengan baik;dan

(23)

PROSES MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan, sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola risiko

1. Penetapan Konteks

Dalam proses ini diidentifikasi pihak-pihak yang paling berkepentingan (stakeholders utama) dengan proses penerapan manajemen risiko, ruang lingkup dan tujuan proses, kondisi yang membatasi, serta hasil yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko. Sebagai bagian dari penetapan konteks, disusunlah kriteria untuk menganalisis dan mengevaluasi risiko. Konteks secara umum menjadi landasan bagi pelaksanaan seluruh tahapan dalam proses manajemen risiko. Dan Proses Manajemen Risiko tidak boleh keluar dari konteks yang ditetapkan.

(24)

24

2. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko bertujuan untuk mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang berpotensi menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya sasaran Unit Pemilik Risiko yang ada di DJBC. Proses ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab dan proses terjadinya peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya sasaran yang ada.

3. Analisis Risiko

Analisis risiko bertujuan untuk mengetahui profil dan peta dari risiko-risiko yang ada dan akan digunakan dalam proses evaluasi dan strategi penanganan risiko. Proses analisis risiko dilakukan dengan cara mencermati sumber risiko dan tingkat pengendalian yang ada serta dilanjutkan dengan menilai risiko dari sisi konsekuensi (level Konsekuensi) dan kemungkinan (Level Frekuensi) terjadinya.

4. Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko yang telah diidentifikasi dan dianalisis.Evaluasi risiko dilakukan agar para pengambil keputusan dalam hal ini Unit Pemilik Risiko (UPR) bisa mempertimbangkan perlu tidaknya dilakukan penanganan risiko lebih lanjut serta prioritas penanganannya.

5. Penanganan Risiko

Proses penanganan risiko bertujuan menentukan jenis penanganan yang efektif dan efisien untuk suatu risiko. Penanganan risiko dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia ( Mengurangi Kemungkinan terjadinya Risiko, menurunkan dampak Risiko, Menerima Risiko, Menghindari Risiko dan Mengalihkan/Mentransfer Risiko) dan memutuskan opsi penanganan risiko yang terbaik yang dilanjutkan dengan pengembangan rencana mitigasi risiko.

(25)

6. Monitoring dan Reviu

Monitoring dan Reviu risiko ditujukan untuk terutama mendeteksi dan mengantisipasi adanya perubahan dalam hal: Konteks organisasi,Profil Risiko,Level setiap risiko dan Efektivitas mitigasi risiko. Proses Monitoring dan Reviu dilakukan dengan cara memantau efektivitas rencana penanganan risiko, strategi, dan sistem manajemen risiko.

7. Komunikasi dan Konsultasi

Proses komunikasi dan konsultasi bertujuan memperoleh informasi yang relevan serta mengkomunikasikan setiap tahapan proses Manajemen Risiko sehingga pihak-pihak yang terkait dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Proses yang melekat pada seluruh proses manajemen risiko ini dilakukan dengan cara mengembangkan komunikasi dengan stakeholder internal maupun eksternal.

Tanggungjawab proses Manajemen Risiko ini ada pada para Pemilik Risiko dibantu oleh Koordinator dan Administrator Manajemen Risiko, serta tim yang terdiri dari para pejabat/ pegawai yang menguasai business procces di UPR masing-masing. Seluruh proses manajemen risiko dituangkan dan didokumentasikan sebagaimana terlampir dalam PMK Nomor PMK 12/PMK.09/2016. Peta risiko yang telah tersusun menggambarkan berbagai risiko yang mungkin dapat menghambat pencapaian sasaran organisasi DJBC sekaligus upaya untuk mitigasinya.Dengan demikian diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.

(26)

26

Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR)

Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan manajemen risiko dalam kreteria berhasil itu ditunjukkan dengan adanya identifikasi dan analisis risiko sesuai tingkat kepentingannya. Risiko dimitigasi, dilacak, dan dikendalikan secara efektif. Permasalahan dicegah sebelum terjadi dan pegawai secara sadar fokus pada apa yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.

Sedangkan Komponen Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko terdiri atas Kepemimpinan, Proses Manajemen Risiko, Aktifitas Penanganan Risiko dan Hasil Penerapan Manajemen Risiko

(27)

KOMPONEN PENILAIAN

Kepemimpinan

Mengukur komitmen pemimpin dan pemahaman pemimpin dalam meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan penerapan manajemen risiko. Hal meliputi Rapat manajemen risiko, Dukungan sumber daya: dana implementasi dan pengembangan sumber daya manusia serta Dukungan perangkat penerapan: prinsip, kerangka, strategi dan kebijakan manajemen risiko; organisasi dan prosedur/tata kerja; dan dokumentasi manajemen risiko. Awarnes pemimpin

Proses Manajemen Risiko

Menilai kualitas seluruh tahapan proses manajemen risiko pada Unit Pemilik Risiko. Kegiatan ini meliputi 7 tahapan yang sudah dijelaskan diatas.

Aktifitas Penanganan Risiko

Menilai tingkat realisasi penanganan risiko yang dijalankan dan efektivitasnya dalam menurunkan level risiko. Penanganan Risiko yang Dijalankan adalah membandingkan antara realisasi penanganan risiko

(28)

28

dengan target kinerja penanganan risiko. Realisasi didukung dengan dokumen yang lengkap dan andal serta realisasi penanganan risiko harus memenuhi syarat kumulatif (inovasi baru/ modifikasi sistem pengendalian yang ada, selaras dengan opsi dan deskripsi apa yang mungkin terjadi, penyebab, dan/ atau dampaknya; dan jelas ukuran kinerjanya dan terukur target penanganannya serta sesuai dengan target dan ukuran kinerja ) Hasil Penerapan Manajemen Risiko

Menilai efektivitas manajemen risiko dalam mendukung organisasi mencapai tujuannya. Hasil penerapan manajemen risiko menggunakan nilai pencapaian kinerja Unit Pemilik Risiko yang mengacu pada hasil capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) pada sasaran strategi Unit Pemilik Risiko berdasarkan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC).

Kegiatan yang bersifat inovasi

Manajemen Risiko adalah bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan yang baik di tiap tingkatan organisasi.Semua bagian pada hakikatnya telah mengelola risiko secara berkelanjutan baik disadari maupun tidak, terkadang lebih ketat dan sistematis dan kadangkala lebih toleran. Dalam Konteks Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pelaksanaan penerapan dan pengembangan Manajemen Risiko harus mengacu pada Pedoman Umum Manajemen Risiko sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Kementerian Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan. Ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi dalam proses manajemen risiko sehingga pendekatan sistematis dalam upaya untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian dapat tercapai.

(29)

Meskipun dalam PMK No. 12/PMK.09/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan dijelaskan bahwa definisi risiko ditekankan pada dampak negatif atas pencapaian tujuan, definisi yang tepat sampai saat ini masih terus berkembang.Perdebatan masih terus berlangsung berkenaan dengan kenyataan bahwa apabila diukur dan dikelola dengan baik risiko dapat meningkatkan inovasi dan kesempatan lebih besar dalam pencapaian tujuan (dampak positif).

Hal ini sekaligus memperjelas pernyataan bahwa pada prinsipnya Manajemen Risiko juga merupakan sarana dan alat perbaikan terhadap pengendalian Manajemen Risiko yang telah ada atau dengan kata lain merupakan sarana dan alat perbaikan standar operasional prosedur (SOP) dan petunjuk teknis (Juknis). Oleh sebab itu, suatu keharusan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan pada proses Manajemen risiko merupakan inovasi baru dan/atau modifikasi sistem pengendalian yang ada.

Model kematangan Manajemen Risiko (risk management maturity

model) Kementerian Keuangan berikut dengan parameter yang digunakan

dalam penilaian atas tingkat kematangan penerapan Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

Tingkat Kematangan Parameter Penilaian Kepemimpinan Proses Manajemen Risiko Aktivitas Penanganan Risiko Hasil Penerapan Manajemen Risiko

(30)

30 Belum SadarRisiko (RiskNaive) Komitmen dan pemahaman pimpinan terhadap implementasi Manajemen Risiko sangat rendah. Proses Manajemen Risiko dilaksanakan secara sangat tidak lengkap dan identifikasi sangat tidak komprehensif. Jumlah persentase mitigasi yang dilaksanakan dan keberhasilan penurunan level Risiko sangat rendah. Keberhasilan pencapaian tujuan strategis sangat rendah. Sadar Risiko (Risk Aware) Komitmen dan pemahaman pimpinan terhadap implementasi Manajemen Risiko rendah. Proses Manajemen Risiko dilaksanakan secara tidak lengkap dan identifikasi tidak komprehensif. Jumlah persentase mitigasi yang dilaksanakan dan keberhasilan penurunan level Risiko rendah. Keberhasilan pencapaian tujuan strategis rendah. Risiko Ditetapkan (Risk Defined) Komitmen dan pemahaman pimpinan terhadap implementasi Manajemen Risiko sedang. Proses Manajemen Risiko dilaksanakan secara cukup lengkap dan identifikasi cukup komprehensif. Jumlah persentase mitigasi yang dilaksanakan dan keberhasilan penurunan level Risiko sedang. Keberhasilan pencapaian tujuan strategis sedang. Risiko Dikelola (Risk Managed) Komitmen dan pemahaman pimpinan terhadap implementasi Manajemen Risiko tinggi. Proses Manajemen Risiko dilaksanakan secara lengkap dan identifikasi komprehensif. Jumlah persentase mitigasi yang dilaksanakan dan keberhasilan penurunan level Risiko tinggi. Keberhasilan pencapaian tujuan strategis tinggi.

(31)

Dapat Menangani Risiko (Risk Enabled) Komitmen dan pemahaman pimpinan terhadap implementasi Manajemen Risiko sangat tinggi. Proses Manajemen Risiko dilaksanakan secara sangat lengkap dan identifikasi sangat komprehensif. Jumlah persentase mitigasi yang dilaksanakan dan keberhasilan penurunan level Risiko sangattinggi. Keberhasilan pencapaian tujuan strategis sangat tinggi. 13. SISTEM PENGAWASAN

 PENGAWASAN INTERNAL KANTOR

A. Unit pengawasan teknis, oleh Seksi Kepatuhan Internal (KI) Pengawasan merupakan suatu proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Bentuk pengawasan teknis Internal kantor kepada para pegawai di KPPBC TMP B Surakarta yaitu berupa pengawasan melekat (waskat), yaitu berupa tindakan atau kegiatan usaha untuk mengawasi dan mengendalikan pegawainya secara langsung, yang pengawasannya dilakukan oleh setiap pimpinan/ Kepala Seksi di tiap-tiap bagian di KPPBC TMP B Surakarta.

Dalam pengawasan terhadap para pegawainya, Kepala Seksi dibantu oleh Bidang Kepatuhan Internal.Sifat pengawasan oleh Bidang Kepatuhan Internal adalah back up Kepala Seksi, yaitu pengawasan tingkat kedua setelah pengawasan pegawai oleh Kepala Seksi.Bidang Kepatuhan Internal mengawasi dan memantau apakah setiap pegawai kantorsudah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsinya dengan baik atau belum, disamping itu juga mengawasi

(32)

32

Kepala Seksi tentang bagaimana para Kepala Seksimengawasi para pegawai bawahannya, apakah sudah baik atau belum.

Seksi/ bidang Kepatuhan Internal terdiri dari :

a. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan,

Mempunyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan resiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai

b. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan,

Mempunyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan resiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyiapan bahan rekomendasi perbaikan proses bisnis di bidangintelijen, penindakan, penyidikan, dan audit kepabeanan dan cukai

c. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Administrasi,

Mempunyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan resiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, penyiapan bahan rekomendasi perbaikan proses bisnis di bidang administrasi, penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, serta pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan apaarat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

(33)

Bentuk Pengawasan Teknis Internal diantaranya : - Kontrak Kinerja

Kontrak Kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsung yang paling sedikit berisi pernyataan kesanggupan, sasaran kerja pegawai dan trajectory target (uraian target Indikator Kerja Utama sesuai periode pelaporan serta jenis konsolidasi periode) yang harus dicapai dalam periode tertentu.Periode pengawasan melalui Kontrak Kinerja dilaksanakan setiap tahun sekali.Kontrak Kinerja terdiri dari IKU (Indikator Kerja Utama) yaitu berupa tolok ukur keberhasilan suatu kinerja.Hal-hal yang tertuang didalam kontrak kinerja tersebut menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secermat mungkin disertai integritas, profesionalitas, tanggung jawab serta transparansi sesuai tugas dan fungsi masing-masing unit kerja yang bersangkutan.

- Sistem Pengendalian Internal

Merupakanproses intergral pada tingkatan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

B. Unit pengawasan lapangan, oleh Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2)

Pengawasan lapangan kepada para pengguna jasa untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran dibidang kepabeanan dan cukai, pengawasan dilaksanakan secara terjadwal, juga atas dasar pengaduan masyarakat.

(34)

34

 PENGAWASAN DARI PUSAT

Pengawasan dari Pusat biasanya berupa Sidak (Inspeksi Mendadak) dilakukan oleh Inspektorat Jendral Kemenkeu, BPK, Kepatuhan Internal Kanwil, atau Kepatuhan Internal Pusat, baik periode terjadwal maupun yang tidak terjadwal, namun tidak diketahui kapan waktu pastinya. Sidak biasanya akan dilakukan kegiatan penegakan disiplin kepada pegawai yaitu dalam hal:

a. Spot check Absensi dan Kehadiran Pegawai b. Pengecekkan Kelengkapan Penggunaan PDH; dan c. Lain-lain

Pada Intinya, Sistem Pengawasan kepada pegawai di lingkungan DJBC baik dari Internal instansi maupun dari Pusat tujuannya yaitu untuk mengawasi dan memantau apakah para pegawai sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya atau belum.

PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKU KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TMP B SURAKARTA

TAHUN TARGET PENERIMAAN CUKAI

HT PERSENTASE

2013 Rp 790.610.499.000 Rp 924.653.822.470 116.95 %

2014 Rp. 900.165.000.000 Rp 870.338.801.500 96.69 %

2015 Rp 994.838.657.354 Rp 1.151.763.661.060 115.77 % (Target berdasarkan surat Kakanwil DJBC Jateng dan DIY)

(35)

PENGGUNA JASA (Stake holder)

Dalam pelaksanaan tugas KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta melayani pengguna jasa yang tersebar sewilayah Solo Raya dengan bidang usaha yang berbeda-beda.

Jumlah pengguna jasa yang berada di bawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah sebagai berikut :

Pengguna Jasa Jumlah

Pabrik Hasil Tembakau 19

Minuman mengandung Ethil Alkohol 1

Ethil Alkohol 1

Tempat Penjualan Eceran Minuman mengandung Ethil Alkohol 18

Ethil Alkohol 4

Kawasan Berikat 39

Gudang Berikat 1

Perusahaan dengan faslitas KITE 13

PPJK 5

Jenis Pengguna Jasa Jumlah Nama Perusahaan Pabrik (Cukai) Hasil Tembakau 19 1 PT. Asia marko 2 PT. Djitoe itc 3 PR gama

4 PT. Harum sari kencana 5 PT. HM sampoerna 6 PT. Kerbau

7 PT. Menara kartika buana 8 PT. Minapadi makmur 9 PT. Pancamas jaya prakasa

(36)

36 10 PT. Panen 11 PT. Patriot 12 PR rajaa tunggal 13 PR santoso 14 PR tiara

15 PT. Tri cakra adiguna 16 PT. Karyadibya mahardika 17 PT.. Gudang garam tbk 18 Pr energi positif 19 Pr taru harum Minuman mengandung Ethil Alkohol

1 1 Wanen cap lonceng, pa

Tempat Penjualan Eceran Minuman mengandung Ethil Alkohol 20 1 PT. Indo acidatama 2 Bola pub 7 rumak karaoke 3 PT.Daegu korean drill 4 Longue dan resto “11 12” 5 North food pub & restrnt 6 O-solo-mio

7 Bintang baru

8 PT. Sekar pace permai 9 Solo inn hotel

10 Agus hotel solo 11 Amarelo hotel 12 Aston hotel 13 Ibis hotel solo

14 Kusuma sahid prince hotel 15 Lor in hotel

(37)

16 Novotel hotel solo

17 Royal surakarta heritage hotel 18 Sahid jaya hotel

19 Solo paragon 20 Sunan hotel

Ethil Alkohol

4 1 Toko saba kimia 2 UD. Arto moro 3 UD. Sumber hidup

Kawasan Berikat 43 1 PT. Adi Kencana Mahkota Buana 2 PT. Andalan Mandiri Busana 3 PT. Bengawan Solo Garmen 4 PT. Bintang Makmur Sentosa 5 PT. Cartini Lingerie Indonesia 6 PT. Danliris

7 PT. Delta Dunia Textile

8 PT. Delta Merlin Dunia Textile 9 PT. Dewi Samudra Kusuma Surakarta 10 PT. Dewi Samudra Kusuma Karanganyar 11 PT. Gemopia Indonesia

12 PT. Globalindo Intimates 13 PT. Hanil Indonesia, Nepen 14 PT. Hanil Indonesia, Mojolegi 15 PT. HJ Glove Indo

16 PT. Indo Cali Plast 17 PT. Jaya Asri Gamindo 18 PT. Kemilau Indah Permana 19 PT. JJ Gloves

(38)

38

21 PT. Liebra Permana 22 PT. Manunggal Adipura 23 PT. Mondrian

24 PT. Pan Brother Boyolali 25 PT. Pan Brother Sragen 26 PT. Panca Prima Eka Btothers 27 PT. Panji Anom Setia

28 PT. Panrama Vista Garment 29 PT. Pelita Tomangmas 30 PT. Prima Sejati Sejahtera 31 PT. Sami Surya Perkasa 32 PT. Sari Warna Asli I 33 PT. Sari Warna Asli II 34 PT. Sari Warna Asli III

35 PT. Sari Warna Asli Pucangsawit 36 PT. SC Enterprises

37 PT. Senang Kharisma Textile 38 PT. Solo Kawistara Garmindo 39 PT. Solo Murni EPTE

40 PT. Sri Rejeki Isma

41 PT. Suarabaya Noor Leather 42 PT. Tupay Adyamas Indonesia 43 PT. Vinsa Mandira Utama

Gudang Berikat 1 1 PT. Djitoe

Perusahaan dgn fasilitas KITE

13 1 PT. Aneka Andalan Asia 2 PT. Angkasa Polypropindo 3 PT. Alis Jaya Ciptatama 4 PT. Asia Cakra Ceria Plastik

(39)

5 PT. HAdo Solo Plast 6 PT. Indo Veneer Utama 7 PT. Kini Indonesia

8 PT. Langengharjo Makmur Plasindo 9 PT. Primayuha Mandirijaya

10 PT. Sami Surya Indah Plastik 11 PT. Teras Adi Kharisma 12 PT. Tifountex Indonesia

13 PT. Delapan Nol Delapan West

PPJK 5 1 Agility

2 Delapan Nol Delapan West 3 PT. Dwi Upaya Sukses 4 PT. Monang Sianipar Abadi 5 PT. Ritra Cargo Indonesia

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun Pesta Adat Belian Paser Nondoi ini juga dirancang untuk menarik wisatawan tetapi pelaksanaannya tetap tidak meninggalkan ciri-ciri ritualnya seperti

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, h.. Hasil belajar adalah pencapaian dari suatu aktifitas belajar yang dilakukan oleh berupa nilai, perubahan tingkah laku

Kesimpulan: (1) Dari 25 jenis penyakit hewan menular strategis yang teridentifikasi, terdapat beberapa jenis diantaranya yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai kadar karbon paling rendah yaitu briket dengan perbandingan komposisi sekam padi dan ampas tebu (3:2) gram

Hasil penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian yang ditemukan pada pertambahan berat badan bayi yaitu bayi yang diberi PASI lebih tinggi dibandingkan dengan

PT TELKOMSEL 15 TOWER GERAGAI 1 Dusun Gerejo Sari Desa Pandan Jaya..

Pengendalian MCF diupayakan dengan mempertimbangkan beberapa aspek epidemiologi penyakit yang telah diuraikan di atas, antara lain (1) kejadian penyakit MCF di

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah pembelajaran kimia dengan metode TGT dapat memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan metode STAD pada