• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENUJU ARAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENUJU ARAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENUJU ARAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

VITRI INTAN SARI

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Padang intasarivitri@gmail.com

Abstract: Concept is a general representation that can provide and explain something related and classify it in detail. The four concepts of citizenship education that we must both understand as Indonesian citizens are the essence, function, purpose and scope of citizenship education. Citizenship education has a classification of material that is summarized in the scope of learning. The scope of the civic education subject matter is in accordance with Permendiknas No. 22 of 2006 regarding content standards, including: a) National unity and integrity. b) Norms, laws and regulations. c) Human rights. d) The needs of citizens. e) State constitution. f) Power and Politics. g) Pancasila. h) Globalization. So that the development direction of the civic education subject must include three components as well as the three components of student assessors, namely Civic Knowledge (civic knowledge), Civic Skills (civic skills), and Civic Disposition (civic character).

Keywords: Concept, Development Direction, and Citizenship Education.

Abstrak: Konsep merupakan sebuah representasi yang bersifat umum kemudian dapat memberikan dan menjelaskan terkait sesuatu serta mengklasifikasikannya secara detail. Empat konsep Pendidikan kewarganegaraan yang harus sama-sama kita pahami sebagai warga negara Indonesia ialah hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sesuai dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, meliputi: a) Persatuan dan kesatuan bangsa. b) Norma, hukum, dan peraturan. c) Hak asasi manusia. d) Kebutuhan warga negara. e) Konstitusi negara. f) Kekuasan dan Politik. g) Pancasila. h) Globalisasi. Sehingga arah pengembangan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen sama halnya seperti tiga komponen penilai peserta didik, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak kewarganegaraan).

Kata Kunci: Konsep, Arah Pengembangan, dan Pendidikan kewarganegaraan

A. Pendahuluan

Pendidikan kewarganegaran (Civic education) merupakan suatu konsep yang mengglobal, setiap negara memiliki, melaksanakan dan memikirkan kemudian mengevaluasi sendiri terkait permasalahan kenegaraannya masing-masing. Ketika kita berbicara tentang apa yang menjadi empat konsep Pendidikan kewarganegaraan dan bagaimana arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan, terlebih dahulu kita akan bertemu dengan yang namanya konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan tersebut. Konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan ialah warga negara dan pemerintah. Setiap orang yang berada disuatu negara membutuhkan dan perlu mengerti dengan status serta kedudukannya yang pada akhirnya akan menyangkut kepada hak dan kewajiban sebagai anggota sebuah negara. Selain mengerti dan memahami hak serta kewajiban dalam bernegara, seorang warga negara juga perlu memahami dan

(2)

menyadari bahwa diluar dari status yang dimiliki ada pihak yang akan mengawasi, mengatur dan melindungi ketika ada keputusan-keputusan yang mengikat seluruh warga negara yaitu pemerintah.

Setelah mengetahui konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan, selanjutnya kita akan membahas empat konsep Pendidikan kewarganegaraan yang harus dipahami dan dimengerti oleh setiap warga negara khususnya para pendidik yang memiliki kewajiban mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada peserta didik. Masing-masing warga negara harus mempunyai pengetahuan yang luas yaitu pengetahuan dari masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka memperoleh pemahaman terkait ini. Pengetahuan ini bukan untuk ditiru begitu saja namun sebagai perbandingan atau pencerminan sebagai penambah wawasan dalam rangka memperkuat jati diri menuju arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan yang sesuai dan dicita-citakan. Pemaparan serta ulasan sebelumnya sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam sehingga dapat diperoleh hasil kajian yang komprehensif tentang implementasi konsep Pendidikan kewarganegaan dalam menuju arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, pada pembahasan artikel ini penulis memfokuskan kajian pada konsep Pendidikan kewarganegaraan yang menyangkut hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan serta arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan tersebut.

B. Metodologi Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam menulis artikel ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan atau library research. Data yang penulis gunakan bersumber dari artikel ilmiah dalam jurnal nasional maupun internasional dikumpulkan melalui teknik identifikasi wacana dari artikel tersebut serta sumber bacaan yang relevan dan berhubungan dengan konsep Pendidikan kewarganegaraan serta arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan. Kemudian teknik analisis data penulis menggunakan Teknik analisis isi dengan mengorganisasikan dan mengkategorikan data untuk menemukan hasil yang akan menjadi kesimpulan.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Konsep Pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) itu sendiri merupakan mata pelajaran yang bertugas bagaimana membentuk warga negara yang baik / how a good citizen sadar akan hak dan kewajiban sehingga warga negara bisa kritis dalam berfikir, partisipatif, serta bertanggungjawab (Kariadi, 2016). Konsep merupakan sebuah representasi yang bersifat umum kemudian dapat memberikan dan menjelaskan terkait sesuatu serta mengklasifikasikannya secara detail. Empat konsep Pendidikan kewarganegaraan yang harus sama-sama kita pahami sebagai warga negara Indonesia ialah hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan. Pertama, hakikat Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sebuah program Pendidikan yang berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai tonggak dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai luhur dan moral sebagai jati diri yang berakar budaya bangsa dan diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Akbal, 2016). Pada hakikatnya Pendidikan kewarganegaraan ialah mata pelajaran baik disekolah maupun perguruan tinggi yang memfokuskan pada pembentukkan diri dari segala bidang kehidupan untuk

(3)

menjadi warga negara yang cerdas, terampil serta berkarakter berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Berbalik kebelakang, apabila kita menkaji sejarah mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sudah banyak mengalami perubahan dan sering mengalami pasang surut baik pemikiran dalam kurikulum nasional. Pasang surut pemikiran terjadi sejak lahir kurikulum nasional tahun 1946 diawal kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini. Namun, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini karakteristiknya didominasi oleh proses value incucation dan knowledge dissemination. Ini dapat kita lihat dari materi pembelajarannya yang dikembangkan berdasarkan butir-butir dari setiap sila Pancasila. Tujuan pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku yang beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari.

Kedua, fungsi Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang berda dalam bidang sosial kenegaraan. Mata pelajaran yang memiliki fungsi essensial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas manusia sebagai warga negara untuk memiliki keterampilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu fungsi dari mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ialah sebagai wahana merefleksikan diri baik secara individu maupun bermasyarakat dalam kebiasaan berfikir dan berprilaku cerdas, terampil, berkarakter, dan setia kepada bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.Numan Somantri (2001) memberikan pemaparan mengenai fungsi Pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut: “Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari”.

Pendidikan kewarganegaraan versi Indonesia berfungsi memberdayakan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan Pancasila (Kariadi, 2016). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan kemudahan proses belajar bagi para peserta didik dalam menginternalisasikan moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku di kehidupan sehari-hari. Ketiga, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Sapriya (2001), tujuan Pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Penguasaan dalam seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk dapat berperan serta sangat diperlukan dalam membentuk warga negara yang memiliki kemampuan partisipasi efektif dan penuh tanggung jawab. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu lebih lanjut ditingkatkan melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu sebagai perbaikan kemampuan individu dalam bermasyarakat yang dapat meningkatkan keikut sertaan dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat. Tujuan umum Pendidikan kewarganegaraan ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik seperti pendapat Somantri (2001): “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, Pancasila sejati”.

(4)

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik (to be good and smart citizens) yang memiliki komitmen yang kuat dalam mempertahankan kebhinekaan di Indonesia dan mempertahankan integritas nasional (Kariadi, 2016). Di negara Australia pengajar memanfaatkan Justice Citizens, sebuah alternatif Pendekatan Pendidikan kewarganegaraan yang mengedepankan minat dan kemampuan siswa sebagai pusatnya pembangunan menjadi warga negara yang aktif sebagai contoh praktik pendidikan yang dapat mempromosikan dan memperkuat kewarganegaraan aktif di antara siswa sekolah (Heggart, Arvanitakis, & Matthews, 2018). Sama hal di negara Indonesia memfokuskan yang memfokuskan pembentukkan peserta didik aktif. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan program dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup secara utuh baik ranah kognitif, rahan afektif, dan ranah psikomotorik dalam mengembangkan Pendidikan berbasis nilai-nilai.

Keempat, ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan. Setiap ilmu harus bersifat universal dan memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem. Kejelasan suatu objek pembahasan baik objek material maupun objek formal harus terpenuhi. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warga negara baik yang empiris maupun yang nonempiris, yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara. Dan objek formalnya yaitu hubungan antara warganegara dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan pembelaan negara.

Pendidikan kewarganegaraan memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sesuai dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, meliputi: a) Persatuan dan kesatuan bangsa. b) Norma, hukum, dan peraturan. c) Hak asasi manusia. d) Kebutuhan warga negara. e) Konstitusi negara. f) Kekuasan dan Politik. g) Pancasila. h) Globalisasi. Dapat diketahui bahwa materi mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan memiliki hubungan erat dengan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan, ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.

2. Arah Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam proses menuju kearah pengembangan pendidikan kewarganegaraan yang dicita-citakan Pendidikan kewarganegaraan mempunyai misi yang lebih khas. Misi yang khas ini seperti dalam mewujudkan sikap warga negara toleransi, tenggang rasa dalam persatuan dan kesatuan, menerima secara rasional pandangan orang lain demi terciptanya stabilitas nasional sebagai prasyarat bagi kelangsungan pembangunan bangsa dan negara. Namun kondisi saat ini Pendidikan kewarganegaraan dialih fungsikan sebagai alat penguasa untuk melanggengkan kekuasaan. Disejumlah negara-negara, khususnya negara berkembang penampakan Pendidikan kewarganegaraan (Civic atau Citizenship Education) yang seperti ini sering muncul. Sesuai pandangan Cogan (1998) dalam penelitian yang dikutip oleh Ace Suryadi dan Somantri (Sunarso,

(5)

2009) yang mengatakan:“Citizenship education has often reflected the interest of those in power in particular society and thus has been a matter of indoctrination and the establishment of ideological hegemony rather than of education”.

Menurut Branson (Kariadi, 2016) arah pengembangan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen sama halnya seperti tiga komponen penilai peserta didik, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak kewarganegaraan). Pertama, civic knowledge berkaitan dengan nilai-nilai terkandung apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Kedua, Civic Skills meliputi keterampilan intelektual (intellectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, Civic Disposition (watak kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Selain itu Pendidikan kewarganegaraan berkaitan erat dengan globalisasi sehingga memudahkan dalam arah pengembangan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang lebih baik untuk memulai Pendidikan berwawasan global. Konsep kewarganegaraan global sangat kompleks dan diperdebatkan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah besar Sastra telah bermunculan dari berbagai sarjana di berbagai bidang yang menunjukkan keragaman perspektif, filosofi dan makna yang terkait dengan istilah tersebut (Asgharzadeh & Nazim, 2017).

D. Penutup

Konsep merupakan representasi yang bersifat umum guna memberitahukan atau menjelaskan sesuatu secara detail. Berbicara tentang konsep Pendidikan kewarganegaraan, maka meliputi 4 (empat) hal yaitu hakikat, fungsi, tujuan dan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program Pendidikan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila. Fungsi Pendidikan kewarganegaraan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas warga negara dalam hidup berbangsa dan bernegara. Lalu, tujuan dari Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik (to be good and smart citizens) Adapun ruang lingkup dari Pendidikan kewarganegaraan diantaranya Persatuan dan kesatuan bangsa, Norma dan Hukum, serta konstitusi negara. Konsep tersebutlah yang diterjemahkan kedalam proses pengembangan Pendidikan kewarganegaraan guna memperkaya dan memperdalam kajian-kajian kewarganegaraan. Pengembangan Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu keharusan akan tetapi tidak sampai harus meninggalkan roh dasar/ awal dari keilmuannya dan menjangkau banyak sendi kehidupan bernegara seperti sosial, politik, hukum dan agama. Selain itu, pengembangan ini juga mempertimbangkan kemajuan zaman yang sudah jauh menuju era digital. Maka Pendidikan kewarganegaraan harus mampu mempersiapkan peserta didik yang cakap dan paham serta siap akan kemajuan. Konsep Pendidikan kewarganegaraan harus menjadi pedoman utama bagi setiap pemegang kepentingan dalam kurikulum PKn pada setiap gagasan atau ide untuk memperbaiki atau menyempurnakan keilmuan Pendidikan kewarganegaraan. Agar tak lahir generasi penerus yang tak paham bagaimana hidup berbangsa dan bernegara yang berlandaskan empat (4) pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Daftar Pustaka

(6)

Bangsa. Gadjah Mada University Press Bekerjasama Dengan LAN RI., 1(1), 485–493.

Asgharzadeh, A., & Nazim, Z. (2017). The Enlightenment conceptions of pedagogy and global citizenship education: A Canadian case study. Education, Citizenship and Social Justice, 13(2), 1–14. https://doi.org/10.1177/1746197917731276 Heggart, K., Arvanitakis, J., & Matthews, I. (2018). Civics and citizenship education:

What have we learned and what does it mean for the future of Australian democracy? Education, Citizenship and Social Justice, 14(2), 1–17. https://doi.org/10.1177/1746197918763459

Kariadi, D. (2016). Revitalisasi Nilai-Nilai Edukatif Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Masyarakat Berwawasan Global Berjiwa Nasionalis. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 1(1), 14–23. https://doi.org/10.26737/jpipsi.v1i1.112

Sunarso, S. (2009). Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia Dari Rezim Ke Rezim. Humanika, 9(1), 67–80. https://doi.org/10.21831/hum.v9i1.3784

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan: Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011..

Tabel. 1 Skor aktifitas siswa dalam pembelajaran.. Selain itu dalam memotivasi dan membimbing siswa untuk memecahkan masalah juga sudah baik, karena guru

[r]

Sifat open source arduino juga banyak memberikan keuntungan tersendiri untuk kita dalam menggunakan board ini, karena dengan sifat open source komponen yang kita pakai

Sahabat MQ/ Komisi Pemberantasan Korupsi akan melibatkan kepolisian dan Kejaksaan Agung/ untuk mengungkap kasus dana talangan Bank Century/ senilai Rp 6,7 triliun//

temu sehari bersama teman

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran mekanisme koping pada pasien luka kaki diabetes di Asri Wound Care Centre. Design penelitian dalam

Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang kompensasi, maka dapat dikatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik dalam