PENGERTIAN DAN EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
I.
PENDAHULUAN
Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. setiap ahli memberikan
pandangan yang berbeda tentang batsan manajememn, karena itu tidak mudah member arti yang
universal yang dapat diterima semua orang. namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang
definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajememn merupakan suatu proses
mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Teori manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus
dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer. manajer dalam memanajemeni
otoritasnya tanpa menggunakakn teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah intuisi, firasat, dan
harapan sehingga hasilnya tidak akan memeberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Pengertian Manajemen?
2.
Bagaimana Evolusi Teori Manajemen?
III. PEMBAHASAN
1.
SEJARAH AWAL MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal.
Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manusyang berati
"tangan".
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang
berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadiménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Beberapa orang melihat
(dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern akhir. Dalam istilah tersebut manajemen tidak
memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas
mirip-manajemen di masa pra-modern. Beberapa penulis juga melacak pemikiran manajemen pada
perdagang-pedangang dari Sumeria dan pembangun piramida Mesir.
Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.
Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—
tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus
dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venisia,
Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia
mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di
organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan
sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.
2.
Evolusi Teori Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang
harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen
yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori Modern.
a.
Teori Klasik
Aliran Klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Perhatian dan
kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Tokoh dalam teori ini ada dua
yaitu Robert Owen dan Charless Babbage.
(a)
Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapan di New Lanark,
Skotlandia, beliau mencurah perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi
tenaga kerja. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan
suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula halnya
dengan tenaga kerja.
Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi
ekstern dan intern dari pekerjaan. Menurutnya meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia
minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga layak dan
berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal.
Jadi, dalam bahasa teorinya, pandangan Robert Owen ini bisa dirumuskan menjadi: ”Kuantitas
dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern pekerjaan.
(b)
Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari Inggris, dia mempercayai bahwa
aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan menurunkan biaya.
Dia sekaligus penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisa. Dimana setiap
tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. (pencipta alat
penghitungan/kalkulator mekanis pertama.
Charles Babbage mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan
prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan menejemen untuk menganalisis efektifitas bidang
kedja sebuah perusahaan. Menejemen dapat menentukan seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga
kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Selain efisiensi dan prinsip pengetahuan, Babbage juga memperhatikan faktor manusia, dia
menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik,
sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas.
MANAJEMEN ILMIAH
Aliran Manajemen Ilmiah
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya.
Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk
menjelaskan masalah manajemen. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama
dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
Aliran manajemen ilmiah ( scientific management ) ditandai konstribusi-konstribusidari Federick W. Taylor,Frank dan Lillian Gilbreth ,dan Harrington Emerson, Henry Laurance Gantt yang akan diuraikan satu persatu.
Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitr tahun 1900 an. Karena karyanya tersebut,Taylor disebut “bapak manajemen ilmiah”. Dalam buku-buku
Arti pertama,manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah meode studi,anlisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Arti kedua ,manajemenilmiah adalah seperangkat mekanisme – mekanisme atau teknik – teknik “a
bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah,yaitu:Shop Management,The
Principle of Scientific Management,dan Testimony Before the Special House
Committee,yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Toylor memberikan prinsip – prinsip dasar dalam penerapan pendekatan pada manajemen , sbb: Pengembangan metoda-metoda imiah dalam manajemen,agar,sebagai
contoh,metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
Seleksi ilmiah untuk karyawan,agar setiap karyawan dapat diberikan taggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972).
Contributor utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk Bungker danLilian
Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama
untuk menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja ,seperti seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul” The Psychology of Management”.
Harrington Emerson (1853-1931)
Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
Kegiatan yang dilakukan masuk akal. Adanya staf yang cakap.
Disiplin.
Balas jasa yang adil.
Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap kegiatan. Kondisi yang distandardisasi.
Operasi yang distandarisasi.
Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar. Balas jasa efisiensi-rencana intensif.
Henry Laurance Gantt (1861-1919)
Henry merupakan seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam
menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskan olehnya yaitu :
1.
Kerja sama yang saling manguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan
bersama.
2.
Mangadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3.
Membayar upah pegawai dengan manggunakan sistem bonus.
4.
Penggunaan instruksi kerja terperinci.
2. TEORI ORGANISASI KLASIK
Henri Fayol, seorang industrialis prancis,mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai
pedoman bagi pengelolaan oeganisasi – organisasi yang komplek dalam bukunya yang terkenal,administration industrielle et generale(administrasi industrsi dan umum). Dalam teori administrasinya dia memerincikan manajemen menjadi lima unsur , yaitu:Perencanaan,
pengorganisasian , Pemberian perintah, Pengkordinasian, Pengawasan. B. ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWI
Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau Neoklasik) muncul karena ketidak- puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efesiansi produksi dan keharmonisan kerja.Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustrasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola prilaku yang rasional.
Ada beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi Klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi,yaitu :
1. Hugo Munsterberg ( 1863-1916)
Dia sebagai pencecus psikologi industri’sehingga hugo munsterberg disebut bapak “psikologi industri”. Dalam bukunya Psikology and Industial Effisiensy,dia menguraikan tentang peralatan psikologi untuk mencapai tujuan.
1. Elton Mayo (1880-1949)
Dia mengemukakan bahwa, Hubungan manusia sering digunakan sebagai istilah umumuntuk
menggambarkan cara seorang menejer berinteraksi kepad bawahan bawahannya. Itu bertujuan untuk menciptakan hubungan kemanusian yang baik.
C. ALIRAN MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai prilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,dikenal sbg aliran kuantitatif (operation
research dan management science atau manajemen operasi )
PRILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran prilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang prilaku manusia dan sistem sosial.Toko-toko aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow,yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan“dalam penjelasannya tentang prilaku manusia dan dinamimika motivasi.
2. Douglas McGregor dengn teori X dan teori Y nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manejerial (managerial grid).
5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara extensive mengenai empat sistem manajemen, dari system 1 :exploitif-otoriatif sampai system 4: partisipatif kelompok. 6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan
7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem antar hubungan budaya.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lainnya. Ada beberap prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh- tokoh manajemen modern, yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip) 2. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati hati.
3. Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk pengawasan sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi inggris dalam perang dunia ke II. Rist operasi kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi untuk penganggaran modal , manajemen aliran kas , scheduling produksi , pengembangan strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persedian yang optimaldan sebagainya
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya sebagai berikut: 1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis. 3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model. 5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi. 2.2. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntunan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis.
Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan – perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota – anggota organisasi. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai system dan
kontingensi.
2.2.1 PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala sesuatu adalah saling berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen yang saling tergangtung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh.
2.2.2 PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas seorang menejer adalah mengidentifikasikan eknik mana , pada situasi tertentu , dibawah keadaan tertentu , dan pada waktu tertentu dana akan membawa pencapaintujuan manajemen.