• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KOTA PEKANBARU AL FITRA PRATAMA. Dosen Pembimbing : Drs. H. Zaili Rusli, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KOTA PEKANBARU AL FITRA PRATAMA. Dosen Pembimbing : Drs. H. Zaili Rusli, M.Si"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KOTA PEKANBARU

AL FITRA PRATAMA

Dosen Pembimbing : Drs. H. Zaili Rusli, M.Si

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau

Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Telp (0761)63277

One of the fundamental problems in city government Pekanbaru city is : social problems, especially the problems of waste in the outcome of the public either indiduals or groups, population growth and changes in the pattern public consumption raises a lot of waste of an increasingly diverse. Waste management has not been in accordance with the methods and techniques of waste management environment so that the negative impact on public healty and environment. In control of hygiene do some process, in the process control is : establish standards, measure performance and make improvements if there are irregularities. This study aims to look at the cleanliness of the city controlling Pekanbaru, and factors affect the controlling. The concept of the theory is the concept of control used by Siswanto. This research eses descriptive qualitative method. The place of research in a lot of garbage strewn. Soure of data used primary and secondary file. File collection techniques are interview, observation and literature study. Based on research in the field that cleanliness in the city Pekanbaru is good enough by author it can seen from interviews and observations that researches.

Keyword : controlling, cleanliness and environment.

Dengan padatnya jumlah penduduk Kota Pekanbaru setiap tahunnya dan perubahan pola konsumsi masyarakat dapat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam, permasalahan sampah semakin komplek dan perlu dikelola secara profesional berdasarkan UU RI Nomor 08 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2000 Tanggal 31 Oktober 2000 tentang Retribusi kebersihan. Penekanan UU RI Nomor 08 Tahun 2008 dan Perda Nomor 04 Tahun 2000 , diamanatkan bahwa pengelolaan kebersihan merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru serta SKPD lainnya. Untuk kelancaran pengelolaan kebersihan di Kota Pekanbaru, maka keluarlah Keputusan Walikota Pekanbaru No. 07 Tahun 2004 Tanggal 01 Februari 2004 tentang Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Kebersihan di Kota Pekanbaru.

Pekanbaru merupakan Kota yang sedang berkembang menjadi Kota Metropolitan dan seiring dengan itu maka Kota Pekanbaru memerlukan pembenahan diri dengan

(2)

penataan Kota, dimana salah satunya adalah penanganan kebersihan, keindahan dan ketertiban Pekanbaru. Pembangunan suatu kota akan terwujud dan dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat dalam kondisi yang baik dan bersih. Artinya kebersihan, merupakan modal bagi keberhasilan suatu pembangunan. Secara fisik pembangunan Kota telah dilaksanakan namun dalam keseharian belum mencerminkan kebersihan terhadap lingkungan yang ada. Dalam upaya mewujudkan kota yang bersih , indah dan gemerlap, kota Pekanbaru melaksanakan pengelolaan dan kebersihan melalui program K3 (Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban ) di lingkungan kota dan lingkungan tempat usaha, namum dalam pelaksanaannya program ini belum berhasil harapan. Sampah yang volumenya masih banyak membuat Kota ini harus bekerjaextra keras dalam menanggulanginya, banyak sekali masalah persampahan yang kita hadapi. Tumpukan samaph dibeberapa ruas jalan seringkali membuat sakit mata jika melihatnya, sampah – sampah ini berasal dari sampah rumah tangga yang sengaja ditumpuk diruas jalan (biasanya pada malam hari), dan berharap pada pagi harinya ada petugas dari kebersihan Kota yang akan membersihkannya. Hal ini bisa kita temui di jalan Tuanku Tambusai, tepatnya didepan jalan Duyung dan di pasar Cik Puan, di jalan Soekarno Hatta tepatnya di depan pasar pagi Arengka dekat simpagn lampu merah menupumk begitu banyak dipinggiran jalan beberapa tempat di Kota Pekanbaru. Belum lagi jika kita melihat keberadaan bak sampah untuk umum menyimpan sampah – sampah buangan dari warga. Artinya, kalaupun ada petugas kebersihan yang mengambil sampah – sampah tersebut kedalam bak sampah, samaph tersebut tidak semuanya terangkut sampai bersih, yang terjadi adalah sisa- sisa sampah yang kemudian membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Sistem penanganan sampah di Kota Pekanbaru masih mengikuti pola konvensional mulai dari kegiatan penyapuan jalan, pewadahan, pengumpulan sampah, penampungan sampah sementara di TPS dan pengangkutan sampah ke TPA Muara Fajar Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Untuk kelancaran pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru menunjuk dan melimpahkan tugas tersebut pada Bidang Kebersihan Kota, sehingga permasalahan sampah dapat tertangani secara proporsional, efisien, efektif, dan ramah lingkungan.

Pembangunan yang menyeluruh, terencana dan sistematik sudah dilakukan sejak dahulu dan telah menunjukkan hasil yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada hakekatnya pembangunan merupakan suatu rangkaian perubahan yang dilakukan secara sadar, berencana dan berkesinambungan dari keadaan yang serba kekurangan menuju kearah masa depan yang lebih baik lagi. Berbicara mengenai pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah berbagai bidang pembangunan daerah dalam penelitian ini adalah pembangunan Kota dari segi kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3) yang dijalankan oleh pemerintah dan masyarakat.

Keberhasilan pembangunan di bidang lingkungan hidup sangat ditentukan oleh perubahan perilaku dan cara pandang manusia sebagai pelaksana utama kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dilapangan. Dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan manusia tidak dapat bekerja secara perorangan, tetapi memerlukan bantuan dari pihak - pihak lain baik dari kelompok masyarakat, pemerintah maupun kalangan dunia usaha.

(3)

Pengelolaan kebersihan lingkungan saat ini harus menjadi prioritas karena permasalahan yang ditimbulkan akibat pengolahan yang kurang baik akan berdampak langsung kepada derajat kesehatan masyarakat. Salah satu aspek dalam peningkatan kualitas lingkungan yang sehat perlu diperhatikan masalah persampahan dan penyaluran limbah domestic ( rumah tangga ), apabila kualitas lingkungan terjaga dengan baik maka derajat kesehatan masyarakat akan meningkat pula, oleh karena itu pemerintah maupun masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelola lingkungannya agar tidak berdampak buruk bagi penghuninya. Mengingat pentingnya kebersihan penulis merasa perlu melakukan penelitian sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi dalam menanggulangi kebersihan, dengan penelitian ini diharapkan akan didapat suatu yang menggambarkan tingkat kebersihan kota Pekanbaru. Di zaman moderen setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri pathogen dan bahan kimia berbahaya. Kebersihan adalah suatu tanda dari hiegrene yang baik sehingga manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan lingkungan dapat dimulai dengan membuang sampah pada tempatnya.

Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Didalan lingkungan dimana manusia hidup terdiri dari berbagai elemen yang merupakan faktor pembentuk lingkungan diantaranya yaitu masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai satu tujuan. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia, oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan yang bersih dan nyaman. Cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan.

Kebersihan lingkungan itu adalah keadaan suatu lingkungan yang bebas dari kotoran, termasuk diantaranya, debu, sampah dan bau. Di Indonesia masalah kebersihan selalu menjadi polemik yang berkembang. Kasus kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat.Masalah kebersihan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akan pentingnya hal kebersihan tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik, akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit pernapasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang keluarga ekonomi lemah.

METODE

Teknik yang digunakan penulis ini adalah tekhnik analisis Deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menghubungkan dengan teori yang berhubungan dengan masalah kemudian menarik kesimpulan untuk menentukan hasilnya berdasarkan hasil penelitian yaitu Pengendalian kebersihan lingkungan di Kota Pekanbaru. Penggunaan metode tersebut dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pelaksanaan pengendalian kebersihan lingkungan di Kota Pekanbaru.

(4)

Kriteria dalam memilih key informan dalam penelitian ini adalah mengetahui dengan baik tentang pelaksanaan pengendalian kebersihan lingkungan di Kota Pekanbaru. Adapun yang dijadikan informan yang dianggap mengetahui dengan mendalam serta dapat memberikan keterangan yang dapat dipercaya dengan diawasi oleh Kepala bagian pengawasan dan pengendalian dari informan tersebut dan ditambah lagi dengan informan lainnya.

HASIL

Gambaran hasil penelitian

Menjaga kebersihan dapat ditempuh dengan cara membersihkan lingkungan tempat tinggal dari kotoran dan sampah. Dengan menjaga kebersihan lingkungan kita akan menjadi lebih sehat dan kita akan menjadi lebih nyaman untuk berkarya. Pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu untuk bekerja sama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah sebagai aparat negara selama ini sudah berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan diterbitkan perda kebersihan no 5 tahun 2002.

Untuk menanggulangi permasalahan sampah yang ada di pekanbaru, hendaknya dilakukan dengan merujuk kepada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada, yaitu :

1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya Pengurangan sampah dari sumbernya merupakan aplikasi pengelolaan sampah paradigma baru yang tidak lagi bertumpu pada end of pipe system, dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah yang harus diangkut dan dibuang ke TPA dan memanfaatkan semaksimal mungkin material yang dapat di daur ulang. Pengurangan sampah tersebut selain dapat menghemat lahan TPA juga dapat mengurangi jumlah angkutan sampah dan menghasilkan kualitas bahan daur ulang yang cukup baik karena tidak tercampur dengan sampah lain. Potensi pengurangan sampah di sumber dapat mencapai 50 % dari total sampah yang dihasilkan.Hal ini bisa dilakukan dengan cara :

 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga

 Mengembangkan dan menerapkan system insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R

 Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian & perdagangan

2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan

Untuk melaksanakan pengurangan sampah di sumber dan meningkatkan pola-pola penanganan sampah berbasis masyarakat, diperlukan perubahan pemahaman bahwa masyarakat bukan lagi hanya sebagai obyek tetapi lebih sebagai mitra yang mengandung makna kesetaraan. Tanpa ada peran aktif masyarakat akan sangat sulit mewujudkan kondisi kebersihan yang memadai. Disamping masyarakat, pihak swasta/dunia usaha juga memiliki potensi yang besar untuk dapat berperan serta menyediakan pelayanan publik

(5)

ini. Beberapa pengalaman buruk dimasa lalu yang sering membebani dunia usaha sehingga tidak berkembang perlu mendapatkan upaya-upaya perbaikan. Swasta jangan lagi dimanfaatkan bagi kepentingan lain, tetapi perlu dilihat sebagai mitra untuk bersama mewujudkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kehadirannya sangat diperlukan. Strategi yang perlu ditempuh adalah :

 Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah

 Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum

 Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah

 Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat

 Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta

3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan

Tingkat pelayanan yang 40% pada saat ini menyebabkan banyak dijumpai TPS yang tidak terangkut dan masyarakat yang membuang sampah ke lahan kosong/sungai. Banyak anggota masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan pengumpulan sampah secara memadai. Sementara itu berbagai komitmen internasional sudah disepakati untuk mendorong peningkatan pelayanan yang lebih tinggi kepada masyarakat. Sasaran peningkatan pelayanan nasional pada tahun 2015 yang mengarah pada pencapaian 70% penduduk juga telah ditetapkan bersama. Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi ditetapkan yaitu :

 Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan  Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan  Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan  Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan

 Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill serta Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional

 Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.

Menurut Siswanto (2005:139) Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematik untuk mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan apabila belum dilaksanakan diagnosis faktor penyebabnya, untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

Menurut Siswanto (2005:140) terdapat empat langkah dalam pengendalian, yaitu sebagai berikut :

a. Menetapkan standard dan metode untuk pengukuran kinerja ( establish

standard and methods for measuring performance)

Penetapan standard dan metode untuk pengukuran kinerja bisa mencakup standard dan ukuran untuk segala hal, mulai dari target penjualan dan produksi sampai pada catatan kehadiran dan keamanan pekerja. Untuk menjamin efektivitas langkah ini, standar tersebut

(6)

harus dispesifikasikan dalam bentuk yang berarti dan diterima oleh para individu yang bersangkutan.

b. Mengukur kinerja ( measure the performance )

Langkah mengukur kinerja merupakan proses yang berlanjut dan repetitive, dengan frekuensi actual bergantung pada jenis aktivitas yang sedang di ukur.

c. Membandingkan kinerja sesuai dengan standar ( compare performance match

with the standar )

Membandingkan adalah membandingkan hasil yang telah di ukur dengan target atau standar yang ditetapkan. Apabila kinerja ini sesuai dengan standar, manajer berasumsi bahwa segala sesuatunya telah berjalan secara terkendali. Oleh karene itu, manajer tidak perlu campur tangan secara aktif dalam organisasi.

d. Mengambil tindakan perbaikan ( take corrective action )

Tindakan ini dilakukan manakala kinerja rendah dibawah standard an analisis menunjukan perlunya diambil tindakan. Tindakan perbaikan dapat berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau beberapa aktivitas dalam operasi organisasi atau terhadap standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

PEMBAHASAN

Pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru merupakan kegiatan yang dilaksanakan agar terwujudnya lingkungan yang bersih, indah dan tentram. Oleh karena itu didalam mewujudkan kebersihan pada lingkungan Kota sangatlah diperlukannya suatu pengendalian. Hal ini cukup meresahkan mengingat Kota Pekanbaru pada tahun lalu telah dapat meraih Piala Adipura, namun hal terjadi saat ini masih banyak disimpang – simpang jalan tertumpuk sampah – sampah yang tidak sedap dipandang mata.

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaaan pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru, bagian kebersihan Kota dapat dilihat dari beberapa Indikator dan Sub Indikatornya yaitu:

1. Pengendalian Kebersihan di Kota Pekanbaru a. Menetapkan Standar

Dalam proses melakukan penetapan standar dalam penelitian ini adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan bagian kebersihan Kota dalam pelaksanaan pengendalian kebersihan tersebut ialah sebagai berikut:

Standar kerja

Artinya disini disetiap instansi haruslah ada standar kerja, dimana standar kerja tersebut berfungsi sebagai pedoman bagaimana cara dan tindakan yang dilakukan dalam suatu pekerjaan. Standar kerja yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru seperti mengatur dan mengawasi tugas penyapuan dan pembersihan jalan dan lingkungan serta sampai tahap pengangkutan sampah.

(7)

Standar fisik

Merupakan standar kelengkapan dalam melakukan pekerjaan.

Standar waktu

Standar waktu dalam melakukan pemantauan kelapangan, untuk melihat kegiatan kerja yang dilakukan petugas dilapangan.

b. Mengukur dan Membandingkan Kinerja

Dalam proses pengukuran dan membandingkan kinerja dilakukan agar hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak atau sudah sesuaikah dengan standar dan petunjuk – petunjuk.

Laporan lisan dan tulisan

Laporan ini berfungsi sebagai informasi yang dilakukan pekerja dilapangan, laporan tersebut dapat disampaikan secara lisan, yaitu dengan bertatap muka langsung dan dengan laporan tulisan yaitu dengan cara memberikan informasi dengan membuat laporan tertulis.

Menilai dan membandingkan kinerja c. Melakukan tindakan perbaikan

Tindakan perbaikan dilakukan apabila dalam melakukan suatu perkerjaan terdapat suatu penyimpangan ataupun kesalahan. Dan apabila memang terjadi kesalahan akan segera dilakukan tindakan perbaikan. Dari indicator melakukan tindakan perbaikan terdapat beberapa sub indicator, yakni:

Memberikan sangsi / teguran

Pemberian sangsi maupun teguran dilakukan agar dalam suatu pekerjaan tidak dilakukan dengan semena – mena, serta teguran tersebut diberikan kepada pegawai atau pekerja yang melakukan tindakan yang salah dan dilarang dalam instansi pekerjaan.

Menambah jumlah pengawas kerja

Artinya, apabila dalam suatu proses pelaksanaan pengendalian kebersihan kurangnya pengawas, maka kumlah pengawas akan segera ditambah dan apabila jumlah pengawas sudah mencukupi tidak akan ada jumlah penmbahan tersebut.

(8)

Menambah jumlah tenaga kerja

Artinya disini ialah jumlah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dilapangan, seperti tukang sapu dan tukang angkut sampah, jumlah tenaga kerja disini sangatlah penting karena apabila jumlah tenaga kerja sangat minim akan tidak seimbang dengan besarnya volume sampah yang ada.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yangmempengaruhi pelaksanaan pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru. Para pegawai atau pekerja merupakan pokok yang utama dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang telah diembannya.

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah 1. S.2 6 orang 2. S.1 15 orang 3. D.3 1 orang 4. D.2 - orang 5. D.1 - orang 6. SMA/SMU/SMK 35 orang 7. SMP 1 orang 8. SD 1 orang

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru,2012

Berdasarkan tabel diatas, jumlah pegawai yang hanya bertamatan SMA/SMK sederajat sangatlah banyak, tetapi berdasarkan tabel pada bab II dituliskan bahwa semua pegawai sudah menjadi PNS, dan tidak ada yang berstatus honor. Berdasarkan tabel ini masih ada juga pegawai yang hanya bertamatan ijazah SMP dan lebih parahnya masih ada juga yang hanya tamatan SD saja, jika kita lihat berdasarkan tinggi pendidikannya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru tidak melihat dari segi pendidikan terakhir para pegawai akan tetapi Dinas tersebut bisa menerima pegawai yang hanya berpegangan ijazah yang mungkin bisa dikatakan tidak sesuai.

(9)

b. Fasilitas

Fasilitas atau sarana dan prasarana adalah seperangkat alat yang digunakan dalam melakukan proses kegiatan baik alat - alat utama dalam melakukan kegiatan maupun peralatan pembantu yang berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru juga sangat memerlukan fasilitas yang lengkap guna menjalankan tugas – tugas pemerintahan agar tercapai dengan yang telah direncanakan. Dengan adanya sarana dan parsarana yang lengkap Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru dapat melaksanakan tugas dengan baik dan lancar.

Daftar Kendaraan Dinas pada Bidang Kebersihan Kota Tahun 2011

NO JENIS MOBIL JUMLAH YANG MEMAKAI

UNIT I 1 KIJANG SUPER KF / TOYOTA 1 Kepala Bidang Kebersihan Kota

2 KIJANG PICK-UP / TOYOTA 1 Kasi Penampungan

Sampah

3 PHANTHER PICK-UP 1 Kasi Kebersihan

Lingkungan

4 KIJANG PICK-UP / TOYOTA 1 Kasi Pengelolaan

dan Pemanfaatan

Sampah

II 1 HONDA MCB 97 cc 2 Pengawas Penyapuan

Pengawas Penyapuan

2 HONDA NF SUPRA X 125 2

Pengawas TPA Muara Fajar

Pengawas Komposting

T O T A L 8

Sumber : Dinas kebersihan dan pertamanan bidang kebersihan Kota

Kendaraan dinas ini, dipergunakan untuk kelancaran tugas pokok dan fungsi dari Kepala Bidang dan Kepala Seksi masing-masing. Sedangkan sumber daya peralatan yang dimiliki Bidang Kebersihan Kota, berupa mobil angkutan sampah, TPS dan alat berat di TPA Muara Fajar Rumbai Kota Pekanbaru.

(10)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dan penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya tentang pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru, maka diperoleh kesimpulan dari tiga indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur pengendalian pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru bagian Kebersihan Kota yaitu indikator menetapkan standar, mengukur dan membandingkan kinerja serta melakukan tindakan penilaian, menurut penulis dapat di nilai cukup baik. Yang menjadi kendala sekarang ini masalah penanganan yang baik agar tidak terjadi adanya penumpukan sampah yang berkepanjangan.

Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru, penulis memberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru hendaknya selalu tepat dan tegas dalam menjalankan tugas pengendalian kebersihan di Kota Pekanbaru.

2. Sebaiknya Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru lebih memperhatikan masalah kualitas para SDM yang ada.

3. Sebaiknya Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru perlu menerapkan adanya pedoman, penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.

4. Sebaiknya Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru dapat dengan cepat mengendalikan permasalahan sampah yang terjadi di Kota Pekanbaru ini.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal (1993), Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.

Amin Widjaja Tunggal (1995), Struktur Pengendalian Intern, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Anthony, Catanese.J & James, Snyder C (1988), Perencanaan Kota, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Brantas (2009), Dasar – dasar Manajemen, Bandung : Penerbit Alfabet. Daft Richard, L (2007), Manajemen, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Dwijowito, Riant Nugroho (2003), Reiventing Pembangunan, Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Dwijdjowijoto, Riant Nugroho & Wrihatnolo R, Randy (2006), Manajemen Pembangunan

Indonesia, Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Herujito, Yayat (2004), Dasar – dasar Manajemen, Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara. Manullang (2006), Dasar – dasar Manajemen, Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada

University Press

Mukti, Sri Handoyo (dkk) (1995), Manajemen Pembangunan Daerah, Jakarta : Penerbit Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah.

Mitchell David (1994), Pengendalian birokrasi, Jakarta : PT Pertja.

Mulyadi (2001), Sistem Perencanaan dan pengendalian, Jakarta : Penerbit Salemba.

Mulyadi & Setiawan Jhony (2001), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta : Penerbit Salemba empat.

N. Anthony Robert (2005), Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Robbins Stephen. P & Coultermary (1999), Manajemen edisi ke 2, Jakarta : Penerbit PT. Prenhallindo.

Robbins Stephen. P & Coultermary (2002), Manajemen edisi ke 7, Jakarta : Penerbit PT. indeks group gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 6 menunjukkan bahwa 4 orang siswa atau 16.66 menyatakan sesuai dengan dirinya untuk mempertahankan hak, 6 orang siswa atau 25% yang menyatakan sangat sesuai dengan dirinya

Di samping komitmen kuat Perusahaan kepada produk yang ramah lingkungan, misalnya Champiro Eco yang baru diluncurkan pada bulan Juni 2010, dan proses produksi, Gajah Tunggal

Sedangkan, implementasi KM di MedcoEnergi, dapat dilihat dari (1) Leadership, faktor kepemimpinan yang mendukung secara penuh aktivitas KM; (2) Knowledge sharing,

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

kamar mandi” karya Gusmel Riyald, ald, dapat diketahui bahwa d dapat diketahui bahwa drama ini menggunakan rama ini menggunakan alur maju yaitu dari pertama terjadi suatu

Slika 2.21: Prikaz organiziranega omrežja kolesarskih poti in spremljajoče infrastrukture Vir: RS, MPZ, DRSC, strategija razvoja državnega kolesarskega omrežja v RS, Ljubljana 2000

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani