1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.
Perencanaan tata ruang di Indonesia adalah pada dasarnya berbasis pada perencanaan komprehensif rasional (rational comprehensive). Perencanaan yang bersifat komprehensif pembuat keputusannya dalah para ahli atau perencana dengan melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi, hasil rencana bersifat menyeluruh dan sangat rinci, selain itu dalam perencanan ini kurang memperhitungkan sumber daya yang tersedia karena berasumsi bahwa sumberdaya dapat dicari dan di usahakan agar tersedia. Penerapan di Indonesia berupa dokumen RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
Seiring dengan perkembangan waktu muncul pendekatan baru yang mulai di terapkan di awal tahun 2000-an di Inonesia, yaitu perencanaan strategis (strategic planning) yang berbasis pada konsep strategic planning. Perencanaan strategis dalam prosesnya pembuat keputusan adalah masyarakat dan pihak-pihak terkait (stakeholders) yang dibantu oleh para ahli atau perencana sebagai fasilitator proses, semua aspek dikaji tapi hanya maslah atau isu-isu strategis yang ditangani, selain itu proses perencanaan strategis lebih memperhitungkan sumberdaya yang tersedia dan hasilnya bukan hanya berupa rencana fisik namun juga rencana non fisiik.
2
Produk perencanaan strategis dalam penerapan di Indonesia berupa dokumen Renstrada, RPJP/RPJM, Renstra Dinas.
Menurut Djunaedi (2012), pendekatan dalam proses perencanan yaitu komprehensif rasional dandidominasi oleh ahli perencanaan yang mendapat tugas dari pemerintah, dan tidak hanya berfokus pada fisik namun bersifat umum atau menyeluruh. Karena dalam proses penyusunan bertumpu pada rasionalitas kepakaran sehingga sedikit berkonsultasi dengan masyarakat. Sedangkan pendekatan perencanaan strategis sedikit berbeda dengan pendekatan perencanan komprehensif rasional, dalam pendekatan ini didominasi oleh masyarakat atau para pemangku kepentingan, yang kemudian melakukan kesepakataan.
Pendekatan perencanaan strategis di Indonesia di terapkan dalam perencanaan pembangunan daerah, dengan produk antara lain yaitu RPJP dan RPJM. Dalam suatu penataan ruang wilayah proses perencanaan menjadi sangat penting guna mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah sehingga dapat mewujudkan suatu keefektifan dalam penggunaan dan optimalisasi sumber daya, termasuk didalamnya yaitu penataan ruang wilayah kota. Tujuan penataan ruang wilayah kota adalah tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota, yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kota pada aspek keruangan.
Pendekatan proses perencanaan di Indonesia yang beragam, dan menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan tata ruang, tentu dalam penerapnnya di masing-masing daerah di Indonesia terdapat banyak kelemahan dalam sinkronisasi antar dokumen RTRW dan RPJP/RPJM secara subtansi maupun indikasi program lima tahunan. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki dokumen perencanaan berupa RTRW dan RPJP/RPJMD adalah Kota Jayapura.
3
Kota Jayapura adalah ibukota Provinsi Papua, Indonesia, Kota ini merupakan ibu kota provinsi yang terletak paling timur di Indonesia dan menjadi salah satu wilayah yang berpotensi. Selain sebagai pusat Pemerintahan Provinsi Papua, Kota Jayapura juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Papua. Beberapa kegiatan ekonomi yang tumbuh dengan pesat yaitu bisnis perdagangan barang dan jasa. Pertumbuhan kegiatan ekonomi ini sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di sejumlah Kabupaten yang ada di dalam Provinsi Papua. Guna mengendalikan kegiatan atau aktivitas dalam ruang wilayah, Kota Jayapura melakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang kemudian ditetapkan tahun 2013-2033 melalui PERDA (Peraturan Daerah) Kota Jayapura Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. . Penyusunan dokumen ini merupakan rujukan dalam Undang - Undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Selain itu yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah teori growth management menurut Smith (1993) yang menyatakan bahwa rencana tata ruang akan terimplementasi dengan baik apabila rencana tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam pengaturan pemanfaatan lahan (regulatory tools), pedoman dalam public service location untuk mengarahkan pembangunan, merangsang sumber-sumber pendapatan, dan pedoman dalam pengeluaran atau belanja langsung pemerintah.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Jayapura,isi atau substansi dari dokumen perencanaan tata ruang Kota Jayapura mengacu pada rencana-rencana yang di dalamnya meliputi :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi 2. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang dan,
3. Rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Pada poin ketiga di atas menunjukan penyusunan RTRW Kota Jayapura mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Hal ini dikarenakan RPJPD Kota
4
Jayapura sudah lebih dahulu ditetapkan sehingga dokumen rencana pembangunan ini seharusnya menjadi pedoman bagi rencana tata ruang wilayah.
RPJPD Kota Jayapura ditetapkan tahun 2005-2025 , jangka waktu rencana antara RTRW dan RPJPD adalah 20 (dua puluh) tahun, namun penetapan dan proses pendekatan yang digunakan dalam kedua dokumen perencanaan ini secara teoritis berbeda proses penyusunannya, sementara secara subtansi muatan yang berdasarkan ketentuan hukum seharunya saling memiliki keterkaitan. Keterkaitan muatan RTRW dan RPJPD ditunjukan melalui dokumen RPJMD yang memuat indikasi rencana program prioritas dan pendanaan, dan mengacu pada arahan pemanfaatan di dalam RTRW. Sementara keterkaitan RPJMD dengan RPJPD di tunjukan melalui 4 (empat ) tahap program prioritas dalam jangka waktu yang ditetapkan, ke empat tahap tersebut kemudian digunakan sebagai acuan indikasi program RPJMD Kota Jayapura yang ditetapkan tahun 2012-2016 melalui PERDA (Peraturan Daerah) Kota Jayapura Nomor 20 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Jayapura.
Berdasarkan pada hasil penelusuran peneliti terkait dengan indikasi program usulan dari RTRW yang memuat arahan pemanfaat ruang dan dijadikan sebagai pedoman bagi indikasi program dalam RPJMD, terdapat beberapa program kegiatan yang termuat di dalam RPJMD dan ada beberapa usulan program yang kemudian tidak terwadahi atau di terjemahkan sepenuhnya. Hubungan keterkaitan indikasi program antara dokumen rencana tata ruang dan rencana pembangunan yaitu RTRW dengan RPJMD Kota Jayapura ini yang menjadi sangat penting untuk diteliti guna melihat relevansi indikasi program yang diusulkan oleh RTRW yang kemudian terwadahi di dalam RPJMD melalui beberapa program kegiatan. Sehingga melalui hasil dari penilaian keterkaitan RTRW dan RPJMD, penelitian ini dapat menjadi sebuah ukuran keberhasilan implementasi, apakah sepenuhnya rencana tata ruang menjadi pedoman bagi rencana pembangunan seperti dasar teori yang di tetapkan atau sebaliknya.
5 1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 1. Seperti apa relevansi indikasi program RTRW dan RPJMD di tingkat operasional
pembangunan fisik yang di lakukan oleh pemerintah daerah ?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam keterkaitan indikasi program RTRW dan RPJMD Kota Jayapura ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi indikasi program yang di usulkan oleh RTRW dan RPJMD Kota Jayapura.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam keterkaitan indikasi program RTRW dan RPJMD Kota Jayapura
1..4 Batasan Penelitian 1.4.1 Fokus
1. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi seperti apa relevansi indikasi program antara yang ada di dokumen perencanaan RTRW dan RPJMD Kota Jayapura.
2. Indikasi program yang di evaluasi adalah program fisik pembangunan, dan batas waktunya dalam jangka waktu lima tahunan. Disesuaikan dengan periode perencanaan pembangunan yaitu 2012-2016.
1.4.2 Lokus
6 1.5 Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai objek penelitian rencana strategis, partisipasi masyarakat dalam proses rencana strategis, maupun manajemen strategis yang semuanya itu dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut :
7
NO. Peneliti Judul Penelitian Tahun
Penelitian
Lokasi Fokus Metode
1 Wildani. P.S. Hamzeni Rencana strategis pembangunan
Kota DKI Jakarta 1992-1997
1997 DKI Jakarta Style Atau Gaya Perencanaan yang dilaksanakan di Kota Jakarta Kualitatif dengan pendekatan studi kasus
2 Sardison Proses dan Partisipasi masyarakat
dalam proses perencanaan strategis Kabupaten Kepulauan Riau
2001 Kabupaten Kepulauan Riau
Pada proses rencana strategis dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan tersebut Kualitatif dengan pendekatan studi kasus 3 Bernard Ferdinand D.Burah
Proses perencanaan strategis pembangunan daerah dan partisipasi
stakeholder (Studikasus Kabupaten Banyumas) 2001 Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Mengkaji proses perencanaan strategis daerah dan partisipasi stakeholder
Kualitatif dengan pendekatan studi kasus
4 Yosya Rizal Proses penyusunan rencana strategis
dan keterkaitan subtansi antara RENSTRA dan RTRW Kabupaten
Lampung Selatan 2002 Kabupaten Lampung Selatan Mengkaji proses penyusunan rencana strategi dan keterkaitan subtansi antara RENSTRA dan RTRW Kualitatif dan Kuantitatif
5 Soeryadi Hubungan subtantif antara
POLDAS, PROPERTA, RENSTRADA, dan RTRWP di
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
2002 Propinsi NAD Hubungan subtantif antara poldas, properta,renstrada,dan RTRWP Kualitatif melalui wawancara mendalam Tabel 1.1. Perbandingan Peneliti Sebelumnya
8
(Sumber : Hasil Analisis peneliti, 2016)
6 Erwin Syarif Keterkaitan RENSTRA Kabupaten
Dengan RENSTRA Dinas atau Badan / Kantor di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas
Provinsi Sumatera Selatan
2004 Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan Keterkaitan RENSTRA Kabupaten dengan RENSTRA dinas badan atau kantor
Kualitatif
7 Merisa Dilang Implementasi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Studi Kasus : Indikasi Program Pembangunan Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur 2008 Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur Menemukan konsep atau faktor-faktor tidak terimplementasinya arahan lokasi program
pembangunan dalam RTRW
Kualitatif
8 Demianus Yubu Evaluasi Implementasi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kabupaten
Halmahera Barat 2006-2010 Melalui Presepsi Masyarakat
2013 Kabupaten Halmahera Barat Evaluasi Presepsi Masyakarat Terhadap RPJMD Kabupaten Halmahera Barat. Kuantitatif dan kualitatif
9
Berdasarkan tabel di atas, tidak terdapat penelitian di lokasi yang sama dengan peneliti. Namun ada satu penelitian yang berjudul Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Studi Kasus: Indikasi Program Pembangunan Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur, yang diteliti tahun 2008 oleh Merisa Dilang, dan berfokus pada menemukan konsep atau faktor-faktor tidak terimplementasinya arahan lokasi program pembangunan dalam RTRW.
Hasil dari penelitian sebelumnya adalah kajian kesesuaian antara indikasi program/ proyek dalam RTRW tahun 2005-2013 dengan proram pembangunan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005-2008 menghasilkan rata-rata program pembangunan yang tidak sesuai. Faktor-faktor penyebab tingginya angka kesesuaian adalah 1. Inkonsistensi aparatur pelaksana/ penyusun program pembangunan, 2. Kemampuan teknis administrasi aparatur pemerintah (SDM), 3. Kualitas Subtansi RTRW.
.Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti, dengan judul Relevansi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Jayapura. Fokus dari penelitian ini juga berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian ini lebih berfokus kepada mengidentifikasi seperti apa relevansi indikasi program antara yang ada di dokumen perencanaan RTRW dan RPJMD Kota Jayapura. Hal tersebut menunjukan adanya perbedaan antara kedua penelitan baik secara fokus maupun lokasi penelitian.
10 1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah : 1. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai satu bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kota Jayapura, secara khusus bagi BAPPEDA sebagai salah satu penyelenggara penyusunan rencana pembangunan daerah.
2. Secara Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembang kajian tentang ragam pendekatan dan praktek perencanaan di Indonesia secara khusus penelitian lebih mendalam terkait dengan dokumen RTRW dan RPJMD.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan bab ini menguraikan tentang latar belakang perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat oenelitian, keaslian penelitiaan, dan sistematika penulisan laporan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka. Bab ini menjelaskan tentang pengertian relevansi, pengertian evaluasi, definisi perencanaan tata ruang, definisi perencanaan pembangunan, tujuan dan jenis perencanaan pembangunan, pedoman praktek perencanaan strategis di Indonesia, hubungan RPJMD, RTRW dengan perencanaan lainnya.
11
BAB 3 Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan tentang : penedekatan penelitian, tahapan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian,dan teknik analisa data.
BAB 4 Deskripsi Wilayah Penelitian. Bab Ini menjelasakan tentang kondisi geografis, topografis, fisiografi, kondisi demografis.
BAB 5 Hasil pembahasan. Bab in merupakan temuan terhadap hasil penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.
BAB 6 Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini terakhir berisi kesimpulan akhir dan hasil temuan, dan juga rekomendasi yang menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan juga rekomendasi terhadap peneliti yang lain.