• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I menjelaskan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan Tesis.

1.1 Latar Belakang

Dalam mengatasi krisis moral yang terjadi di negara kita saat ini, pendidikan karakter sangat penting dan mendasar. Kenyataan menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi, pengaruh budaya asing, dan perkembangan gaya hidup krisis moral melanda anak dan remaja. Berdasarkan penelitian Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 (Zubaedi, 2013:1) krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya kekerasan yang dilakukan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian, kebiasaan menyontek, berbohong, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, perkosaan, perampasan, dan perusakan milik orang lain. Selain itu anak dan remaja juga dihadapkan pada perilaku orang dewasa yang mestinya menjadi teladan, tetapi mereka justru melakukan tindakan-tindakan yang tercela. Seperti perilaku korupsi, konflik, kekerasan, dan perselingkuhan yang semakin meningkat.

Kenyataan semakin maraknya kemerosotan moral anak tersebut, sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang menekankan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan bagian esensial tugas sekolah namun kurang mendapat perhatian. Sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian

(2)

2

prestasi akademis, tetapi juga bertanggung-jawab dalam pembentukan karakter peserta didik.

Temuan dalam penelitian tersebut mengisyaratkan bahwa dalam rangka menghasilkan insan yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter sesuai dengan amanah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, pendidikan karakter sangat urgen dan sangat strategis dilaksanakan di sekolah. Maka dalam implementasinya diperlukan strategi pelaksanaan pendidikan karakter. Terkait dengan strategi pelaksanaan pendidikan karakter, dalam penelitian Teerakiat Jeronsttasin (Zubaedi, 2013:201) menemukan bahwa “Budaya

sekolah sangat menentukan output karakter yang baik”.

Sejalan dengan hasil penelitian Teerakiat tersebut Berkowitz (Samawi, 2012:14) mengemukakan “Effective

character education is nota adding a program or set of programs to a school. Rather it is a transformation of the culture and life of the school“. Bahwa implementasi

pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi pendidikan karakter dalam muatan kurikulum.

Berdasarkan hasil penelitian BKKBN dan Teerakiat serta pendapat Berkowitz di atas, agar pendidikan karakter efektif dapat membangun kecerdasan moral anak sekolah perlu memiliki strategi pendidikan karakter berupa model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Pendidikan karakter dikatakan efektif apabila nilai-nilai karakter yang dibangun berdampak pada peningkatan perilaku positif peserta didik yaitu perilaku cerdas moral, tahu mana yang benar dan salah, tahu apa yang baik untuk dilakukan dan tidak baik sehingga tidak dilakukan.

Sesuai dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang dirancang Kemendiknas (2011:8), bahwa Strategi pelaksanaan pendidikan karakter melalui pengembangan budaya satuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri yang meliputi empat hal, yaitu: (1) kegiatan rutin, (2)kegiatan

(3)

3

spontan, (3) keteladanan, (4) melalui pengondisian. Ke

empat kegiatan tersebut dapat dijabarkan dalam berbagai indikator kegiatan yang mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan sekolah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan budaya satuan pendidikan.

Fenomena di lapangan menunjukkan , meskipun sekolah sudah melaksanakan pendidikan karakter tetapi belum memiliki pedoman yang berupa panduan untuk melaksanaan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan. Sekolah belum memiliki model pelaksanaan pendidikan karakter yang dijabarkan dari nilai-nilai karakter yang diprioritaskan dan menjadi basis budaya yang akan dikembangkan sekolah dalam membangun karakter peserta didik. Maka menjadi sangat penting melakukan riset di sekolah untuk mengetahui model pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di sekolah tersebut, agar dapat diketahui permasalahan dan potensi yang bisa dikembangkan sebagai dasar untuk menemukan dan membuat panduan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang bagaimanakah agar tujuan sekolah untuk membentuk karakter siswa yang memiliki kecerdasan moral di tengah kemerosotan moral masyarakat dewasa ini dapat tercapai.

SMP Mardi Rahayu Ungaran adalah salah satu lembaga pendidikan SMP swasta yang sudah melaksanakan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Berdasarkan wawancara pendahuluan dengan kepala sekolah Suster Maria Valentine AK, menyampaikan bahwa SMP Mardi Rahayu Ungaran merupakan sekolah swasta yang didirikan dan dikelola oleh kaum religius suster-suster Abdi Kristus (Susteran AK), dan budaya yang dikembangkan di sekolah ini adalah budaya religius “semangat hamba Allah” yang memuat nilai-nilai iman, kasih, kejujuran, kerendahan

hati, kesederhanaan, kepedulian, kedisiplinan dan daya juang. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi

pembudayaan atau pembiasaan (habituasi) seluruh warga sekolah, terlebih peserta didik sebagai sasaran

(4)

4

pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter dilaksanakan terintegrasi dalam pembelajaran, dan terprogram secara implisit dalam program kesiswaan yang dijabarkan dalam program Bimbingan Konseling (BK), dan program ekstra kurikuler. Meskipun sudah terprogram secara implisit dan terlaksana namun belum ada pedoman pelaksanaan yang menjabarkan nilai-nilai karakter yang akan dibentuk dalam program aksi/kegiatan, dan belum ada instrumen untuk mengevaluasi sejauh mana dampak kegiatan pendidikan karakter terhadap perubahan perilaku siswa sesuai yang diharapkan sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian model pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran dan mengembangkan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dengan menghasilkan produk sebuah panduaan pelaksanaan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah melalui penelitian yang berjudul “Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran“.

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian

1) Bagaimanakah model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran ?

2) Bagaimanakah pengembangan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang efektif di SMP Mardi Rahayu Ungaran ?

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

(5)

5

1) Mendeskripsikan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

2) Mendeskripsikan pengembangan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang efektif di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap teori Berkowitz yang dikutip oleh Samani ( 2012, 146 ) bahwa: “implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi pendidikan karakter dalam muatan kurikulum”. Dikatakan efektif apabila dengan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dapat meningkatkan perilaku positif peserta didik. Perilaku tersebut dapat terukur dalam penilaian dalam kurun waktu tertentu.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi SMP Mardi Rahayu Ungaran:

a. Diharapkan dapat memberi masukan tentang gagasan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang efektif.

b. Diharapkan menyumbangkan pedoman bagi kepala sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam rangka melaksanakan manajemen berbasis sekolah berupa “Panduan Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran”.

2) Bagi para guru

a. Agar menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah

(6)

6

b. Agar menjadi pedoman dalam membuat program kesiswaan, bimbingan konseling, dan ekstra kurikuler yang terkait dengan pembentukan karakter (character building) 3) Bagi sekolah lain: sebagai panduan untuk

mengimplementasikan pendidikan karakter sesuai dengan budaya sekolah di satuan pendidkan

1.4. Out put Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan produk penelitian berupa: Panduan pengelolaan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran, yang jika dilaksanakan modelnya akan menjadi efektif. Isi panduan tersebut meliputi (1) Pendahuluan membahas mengenai latar belakang disusunnya panduan, tujuan,sasaran, dan ; (2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah membahas mengenai konsep pendidikan karakter, konsep budaya sekolah, prinsip-prinsip pendidikan karakter, dan pengelolaan pendidikan karakter; (3) Pengelolaan Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan implementasi; (4) Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

Metode pemecahan masalah keperawatan secara efektif dan efisien yang dilakukan perawat kepada pasien dengan menggunakan proses keperawatan.. Upaya pemulihan kesehatan

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang