• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala. SLTA SLTA 5.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala. SLTA SLTA 5."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

67 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri dari beberapa kelompok orang yaitu, guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, komite sekolah, penjaga sekolah, siswa, dan orang tua siswa.

Tabel 4.1

Deskripsi subjek Penelitian

No Kategori Subjek Jumlah(orang) Lulusan Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel 4 1 1 2 S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala Sekolah 1 1 S1 PJOK 4. Komite

Sekolah 2 1 1 SLTA SLTA

5. Penjaga Sekolah 1 1 SLTP 6. Siswa 3 3 Kelas V1 7. Orang Tua 3 1 1 1 SMA SLTP STM Sumber : SD Negeri 2 Nglangitan

Sebagai unit sekolah negeri, SD Negeri 2 Nglangitan tidak memiliki wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya dalam mengelola pendidikan. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SD hrus diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman maupun kemampuan. Pada kategori guru, semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran, merupakan lulusan Sarjana Pendidikan (PGSD, PAI, PJOK). Walaupun ada beberapa guru yang baru selesai menempuh studi lanjut

(2)

ke jenjang pendidikan S1. Guru wiyatanyapun juga sudah cukup berpengalaman. Semua guru di SD Negeri 2 Nglangitan secara pengalaman dan kualifikasi pendidikan dapat dikatakan sudah memadai untuk menjadi guru di SD Negeri 2 Nglangitan.

Sebagai sekolah negeri keadaan guru yang berjumlah 12 orang (termasuk pimpinan sekolah, karena prinsipnya adalah guru yang disampiri tugas sebagai kepala sekolah) ini merupakan hal yang positif karena minimal guru mempunyai latar belakang pendidikan yang relatif sederajat. Dari 12 guru dan kepala sekolah yang termasuk di dalamnya ada 2 orang yang bertugas sebagai guru wiyata bakti, dan yang lainnya sudah berstatus sebagai pegawai negeri. Guru-guru di SD Negeri 2 Nglangitan sebagian baru selesai mengikuti ujian sertifikasi, karena kebanyakan guru di SD Negeri 2 Nglangitan baru selesai menempuh pendidikan S1. Guru yang sudah ikut sertifikasi dan lolos yaitu kepala sekolah. Adapun juga guru yang belum lolos ikut sertifikasi.

Kepala SD adalah seorang guru yang secara yuridis formal menjalankan tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah. Dari sisi usia dan pengalaman memang kepala sekolah memang tertitung masih muda, namun keterbukaan untuk belajar dan semangat untuk maju sangat baik. Ini merupakan aset positif bagi kemajuan SD Negeri 2 Nglangitan, menjadi faktor penyemangat untuk bekerja keras. Di sisi lain, dalam membangun tim kerja yang kokoh dan solid, memanfaatkan semangat dan mobilitas guru-guru muda untuk menggerakkan inovasi-inovasi pembelajaran dan pembinaan kesiswaan secra lebih profesional serta sebagai sarana pelatihan dan kaderisasi jabatan bagi guru.

Komite sekolah merupakan representatif orang tua/wali peserta didik dan masyarakat adalah orang-orang yang mempunyai komitmen kuat untuk kemajuan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan. Peran serta komite, dalam bentuk partisipasi yang secara terkhusus dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Hal mana sangat didasari sebagai unit sekolah negeri, pengalaman kerja dari sisi bisnis tidak memungkinkan sekolah ini dikelola secara profesional bisnis tapi tetap social oriented. Sebab sekolah-sekolah negeri pada umumnya dalam mengelola pendidikan, terkait dengan

(3)

smber daya dan dana sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sejalan dengan adanya “Sekolah Gratis”. Usia dan kedewasaan komite menjadi aset yang baik juga karena komite sekolah sangat mendorong kemajuan di SD Negeri 2 Nglangitan.

Petugas kebersihan di SD Negeri 2 Nglangitan, pada prinsip tidak ada. Beban tanggung jawab pekerjaan dikerjakan oleh penjaga sekolah. Penjaga Sekolah di SD Negeri 2 nglangitan ini sudah berstatus pegawai negeri. Penjaga Sekolah ini bertanggung jawab penuh atas kebersihan sekolah dan penjagaan sekolah, tetapi semua warga sekolah juga berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan penjagaan sekolah. Penjagaan sekolah menjadi tugas penjaga sekolah karena SD Negeri 2 Nglangitan tidak mempunyai satpam/ orang yang bertugas khusus untuk menjaga sekolah.

Siswa yang diambil sebagai informan adalah siswa kelas VI semua. Siswa kelas VI di SD Negeri 2 Nglangitan yang berani mengungkapkan pendapatnya. Sebenarnya peneliti mau mengambil informan siswa dari kelas IV, V, VI, tetapi anak-anak di SD Negeri 2 Nglangitan sangat pemalu dan kurang pemberani, maklum karena posisi SD yang ada di Desa. Namun walaupun informannya dari klas VI semua, para siswa tersebut juga memiliki beberapa pendapat atau pandangan, mereka memberi informasi dengan jujur dan apa adanya.

Orang tua siswa yang dipilih menjadi informan adalah orang tua yang cukup berani menyampaikan pendapat tentang pengelolaan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan secara objektif dan netral. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data yang cukup akurat tentang pengelolaan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan. Hal ini merupakan wujud nyata peran serta partisipatif dilaksanakan oleh orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan. Partisipasi tersebut tidak hanya bersifat dukungan input (dana), tetapi pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas), sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan.

(4)

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Berdasarkan semua data yang masuk, peneliti mengategorikan seluruh data menjadi tiga. Pertama, data-data aspek-aspek MBS yang meliputi pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Kedua, kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman di SD Negeri 2 Nglangitan berdasarkan hasil analisis SWOT. Terakhir, strategi pengembangan dan rencana tindakan SD Negeri 2 Nglangitan untuk meningkatkan kualitas sekolah melalui prinsip MBS di SD Negeri 2 Nglangitan.

4.2.1 Analisis SWOT aspek-aspek MBS

Dari semua data yang diperoleh akan dianalisis SWOT, dicari yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta peuang dan ancaman, mulai dari pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat.

4.2.1.1 Pengelolaan Kurikulum

Dari instrumen kurikulum akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kurikulum

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

(5)

Tabel 4.2

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Kurikulum No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

1 Sekolah telah mererapkan

kurikulum KTSP 0,1 4 0,4

2 Guru menerapkan kurikulum

KTSP dalam pembelajaran

0,06 4 0,24

3 Membuat program tahunan 0,08 4 0,32

4 Membuat program semester 0,08 4 0,32

5 Penyusunan jadwal mengajar

pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 6

hari/minggu

0,05 4 0,2

6 Menghitung hari kerja efektif

dan jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari tidak efektif

0,05 3 0,15

7 Menjabarkan GBPP menjadi

analisis mata pelajaran (AMP)

0,07 4 0,28

8 Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran 0,08 4 0,32

9 Membuat standar atau syarat

kenaikan kelas : dari ketentuan sikap standar nilai dan prestasi

0,05 4 0,2

10 Menentukan standar penilaian

tiap mata pelajaran 0,06 4 0,24

11 Membuat struktur organisasi

kelas meliputi : ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi

0,05 4 0,2

12 Membuat tata tertib di kelas 0,04 4 0,16

13 Mempunyai prestasi akademis

dan non akademis 0,07 0,28

14 Efektifitas pembelajaran dicek

melaui post tes

0,07 4 0,28

15 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan

memiliki nilai rata” tinggi ditingkat kecamatan

0,09 4 0,36

Total skor 1 3,75

Kelemahan

(6)

secara maksimal menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran

2 Menyusun jadwal perbaikan dan

pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar)

0,2 3 0,6

3 Kurang diadakan remidiasi dan

pengayaan 0,25 4 1

4 Kekhawatiran orang tua bahwa

anak tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan

0,2 3 0,6

5 Orang tua merasa nilai di SD

negeri 2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus

0,15 3 0,45

Total Skor 1 3,25

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group

Discussion

Dalam pengelolaan kurikulum ada banyak faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Pengelolaan kurikulum sangat penting untuk dilakukan tiap sekolah begitu juga di SD Negeri 2 Nglangitan ini. Program KTSP lah yang digunakan pada sekolah saat ini. KTSP ini merupakan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran

2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing

(7)

Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Pelaksanaan kurikulum KTSP didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Guru pun juga harus benar-benar mengerti tentang KTSP agar dalam pembelajaran dapat tercapai tujuan pembelajaran.

Selain itu guru juga mempunyai tugas untuk membuat promes (program semester dan prota (program tahunan). Penyusunan jadwal mengajar diupayakan guru mengajar maksimal 6 hari/minggu, menghitung hari kerja efektif dan dan jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari tidak efektif. Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran (AMP) , membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru akan menyusun standar penilaian, agar penilaian bisa terlaksana dengan baik. SD Negeri 2 Nglangitan juga mepunyai prestasi akademik dan non akademik. SD negeri 2 Nglangitan pernah menjuarai lomba mapel matematika tingkat kecamatan. Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga baik, karena nilainya bagus-bagus dan rata-ratanya nomer 2 tingkat kecamatan, nomer 16 tingkat kabupaten.

Adapun juga Faktor kelemahan dalam pengelolaan kurikulum yaitu, ada guru yang belum secara maksimal mengimplementasikan kurikulum KTSP dengan baik, guru kadang kurang teliti dalam pembuatan jadwal untuk remidiasi atau pengayaan. Kekhawatiran orang tua kepada anak apakah bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik atau tidak, dan orang tua beranggapan untuk mendapatkan nilai di SD itu mudah, sehingga orang tua dalam pemberian motivasi pada anaknya kurang maksimal.

(8)

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel

Tabel 4.3

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Kurikulum

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1 Memasukan model pembelajaran yang

sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

0,25 4 1

2 Memberikan tugas-tugas dan latihan. 0,25 4 1

3 Sekolah menjalin hubungan dengn

jenjang sekolah diatasnya (SLTP) 0,25 4 1

4 Pengikutsertaan siswa dalam

lomba-lomba akademik maupun non akademik 0,25 4 1

Total Skor 1 4

Ancaman

1 SD lain mulai mengembangkan

kurikulum dengan muatan lokalnya. 0,3 3 0,9

2 Evaluasi belum benar-benar

dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran, sehingga banyak orang tua yang protes.

0,3 3 0,9

3 Orang tua lebih melihat keberhasilan anak dari sisi nilai hasil/nilai, bukan dari proses

0,2 3 0,6

4 Ambisi orang tua yang tidak realistis

terhadap anak 0,2 3 0,6

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group

Discussion

Ada beberapa faktor dalam pengelolaan kurikulum, peluang yang pokok

adalah guru harus panadai dalam memasukkan model pembelajaran di dalam proses pembelajaran. guru juga dapat memberikan banyak latihan atau tugas-tugas agar siswa menjadi terbiasa mengerjakan soal-soal latihan atau kita dapat

(9)

mengasah otak anak. Sekolah juga menjalin hubungan dengan jenjang sekolah diatasnya untuk membangun relasi. Agar lulusan siswa dari SD Negeri 2 Nglangitan dapat diterima di sekolah itu. Pihak sekolah juga sering mengikut sertakan murid dalam lomba akademik maupun non akademik. Ancamannya bagi pengelolaan kurikulum adalah SD lain sudah mulai menerapakan mutan lokal. Terkadang guru itu belum sepenuhnya melaksanakan evaluasi, padahal evaluasi itu mempunyai peran yang sangat penting. Orang tua itu seringnya melihat prestasi anaknya dari nilai akhir saja, bukan dari prosesnya. Sehingga membuat orang tua berambisis pada anaknya, padahal orang tua itu belum tau bagaimana sebenarnya tingkat kualitas anaknya di sekolah.

4.2.1.2 Pengelolaan Kesiswaan

Dari instrumen kesiswaan akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kesiswaan

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.4

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Kesiswaan No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

1 Penerimaan siswa baru

dilakukan secara terorganisir 0,14 4 0,56

2 Pembentukan panitia

penerimaan siswa baru

0,13 3 0,39

3 Menyediakan formulir

pendaftaran siswa baru 0,1 4 0,4

4 Menyediakan buku pendaftaran

calon siswa baru

0,09 4 0,36

5 Pengumuman pendaftaran calon

siswa baru

0,09 3 0,27

(10)

baru dilakukan oleh panitia

7 Menentukan waktu pendaftaran

siswa baru 0,09 4 0,27

8 Pemberian bimbingan pada

siswa yang berprestasi di luar bidang akademik

0,09 4 0,27

9 Membuat presensi siswa 0,09 4 0,27

10 Melatih siswa untuk disiplin

dalam semua kegiatan di sekolah 0,09 3 0,27

Total Skor 1 3,6

Kelemahan

1 Semua calon siswa yang

diterima tanpa menggunakan syarat-syarat tertentu

0,2 4 0,8

2 Bimbingan pada siswa yang

pandai dalam bidang akademik belum dilakukan secara

maksimal

0,19 3 0,57

3 Bimbingan pada siswa yang

berkebutuhan khusus belum diberikan sepenuhnya oleh guru

0,17 3 0.51

4 Bimbingan pada siswa yang

bermasalah dalam bidang akademik kurang mendapat perhatian oleh guru

0,15 3 0,45

5 Siswa yang nakal kurang

mendapat perhatian 0,15 3 0.45

6 Pemberian bimbingan bagi siswa

yang bermasalah kurang ditindak lanjuti oleh guru

0,14 3 0,42

Total Skor 1 3,20

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kesiswaan dan Focus Group

Discussion

Data perkembangan jumlah siswa yang masuk di SD N 2 Nglangitan dari tahun ke tahun cukup membaik, atau meningkat. Dalam pengelolaan pendidikan SD ini juga mendapatkan respon yang baik dari Cabang Dinas Pendidikan Kecamatn Tunjungan. Penerimaan siswa baru dilakuakan secara terorgansir, mulai dari menyiapkan formulir pendaftaran, membentuk panitia penerimaan siswa baru, membuat buku daftar penerimaan calon siswa baru, adanya pengumuman akan diadakan pendaftaran dan pengumuman setelah pendaftaran, semua itu dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru.

(11)

Adanya bimbingan oleh guru pada siswa yang berprestasi di bidang non akademik, untuk meningkatkan prestasi siswa biasanya dilakuakan latihan bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Setiap kelas juga dibuatkan presensi, agar semua administrasi dapat terorganisisr dengan baik. Dari situ juga dapat melatih siswa untuk belajar disiplin. Semua warga sekolah harus disiplin dalam semua kegiatan yang ada di sekolah. Agar menjadi kebiasaan untuk disiplin, dan terbawa sampai kerumah. Selain ada faktor kekuatan, pengelolaan kesiswaan juga mempunyai faktor kelemahan yang meliputi: semua siswa diterima tanpa menggunakan syarat tertentu. Bimbingan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, anank-anak yang kurang mampu dalam bidang akademik, ana-anak yang nakal kurang ditindak lanjuti oleh guru.

a. Peluang dan Ancaman

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel

Tabel 4.5

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Kesiswaan

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1 Penentuan daya tampung sekolah

atau jumlah siswa baru yang akan diterima

0,5 3 1,5 2 Membuat rencana kegiatan

ekstrakurikuler yang akan diadakan di sekolah

0,5 4 2

Total Skor 1 3,5

Ancaman

1 Banyak bermunculan SD yang

bertaraf nasional 0,5 3 1,5

2 Orang tua termakan promosi les

yang nampaknya menjanjikan

0,5 3 1,5

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kesiswaan dan Focus Group Discussion

(12)

Peluang yang sangat pokok dari pengelolaan kesiswaan adalah SD ini mempunyai peluang daya tampung siswa yang cukup banyak. Di SD ini juga ada ekstrakulikuler, ekstrakulikuler dikoordinir oleh beberapa guru dan kepala sekolah. Yang banyak adalah ekstra olahraga, ada voli, sepak bola, dan bola takrow. Ancaman yang dimiliki SD adalah banyak bermunculan SD yang bertaraf nasional, orang tua termakan promosi les yang nampaknya menjanjikan.

4.2.1.3 Pengelolaan ketenagaan/SDM

Dari instrumen ketenagaan/SDM akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan ketenagaan/SDM

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan ketenagaan/SDM dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.6

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Ketenagaan/SDM No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1 Mengatur tugas guru mengajar 0,25 4 1

2 Mengatur tugas guru untuk

mendampingi ekstrakulikuler 0,2 3 0,6

3 Memilih guru-guru yang

berkualitas dalam mengampu kelas

0,3 4 1,2

4 Membuat presensi guru 0,25 4 1

Total Skor 1 3,8

Kelemahan

1 Belum ada guru khusus

bimbingan konseling 0,35 3 1,05

2 Beberapa guru kesulitan untuk

kenaikan pangkat 0,3 4 1,2

3 kegiatan KKG dan MGMP

pada gugus kurang ditingkatkan lagi

0,35 4 1,05

Total Skor 1 3,3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan ketenagaan/SDM dan Focus

(13)

Sekolah harus mempunyai SDM yang baik. Pengelolan ketenagaan di SD negeri 2 Nglangitan dilakukan dengan baik. Pengaturan tugas guru mengajar juga dilakukan. Agar semua dapat terencana dan terperinci. Pembagian tugas guru untuk melakukan pendampingan ekstrakulikuler diberikan pada guru yang mampu dalam bidang itu. Kehadiran guru juga ada presensinya. Jadi tahu mana guru yang mempunyai kesadaran yang tinggi atas tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kelemahannya adalah belum adanya guru khusus bimbingan konseling, beberapa guru kesulitan untuk kenaikan pangkat, karena dalam proses kenaikan pangkat juga ada syarat-syaratnya antara lain membuat PTK, serta kegiatan KKG dan MGMP pada gugus kurang ditingkatkan.

b. Peluang dan Ancaman

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel

Tabel 4.7

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Ketenagaan/SDM No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1 Memberi kesempatan guru untuk

mengikuti penataran 0,5 4 2

2 Mulai berkembang banyak

pelatihan yang bagus dan inovatif berkaitan dengan pendidikan yang bisa diikuti oleh guru

0,5 4 2

Total Skor 1 4

Ancaman

1 Perkembangan IPTEK yang

sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya

0,55 3 1,65

2 Adanya persaingan kompetensi

guru dengan sekolah-sekolah lain

0,45 3 1,35

Total skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan ketenagaan/SDM dan Focus

(14)

Dalam pengelolaan ketenagaan SD ini mempunyai peluang yang cukup baik, biasanya ada program-program dari pemerintah penyuluhan tentang apa yan berkaitan dengan pendidikan. Hal itu merupakan peluang atau kesempatan guru untuk mengikutinya, agar wawasan guru, pengetahuan guru bertambah dan berkembang. Tetapi di sini juga ada ancaman bagi SD, dengan adanya perkembangan IPTEK yang sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya. Adanya persaingan kompetensi guru dengan sekolah lain.

4.2.1.4 Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Dari instrumen sarana dan prasarana akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan sarana dan prasarana

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan sarana dan prasarana dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.8

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan sarana dan prasarana No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1 Memiliki buku ajar untuk guru,

siswa, dalam bentuk buku paket, LKS ataupun buku-buku yang lain.

0,1 4 0,4

2 Adanya layanan perpustakaan

oleh petugas

0,09 4 0.36 3

3

Memanfaatkan alat peraga dari pemerintah seperti KIT Ipa, matematika dan yang lainnya

0,09 4 0,36

4 Adanya piket kelas oleh siswa 0,08 4 0,32

5 Adanya kerja bakti yang

dilakukan semua warga sekolah

0,08 4 0,32

6 Menciptakan lingkungan sekolah

yang bersih 0,08 3 0,32

(15)

sesuai dengan jenis sampah, agar sekaligus dapat melatih atau memberi pengetahuan siswa tentang jenis sampak sejak kecil

8 Menjaga dan merawat lingkungan

sekolah dengan baik 0,08 3 0,32

9 Adanya UKS 0,09 4 0,36

Total Skor 1 3,62

Kelemahan

1 Belum adanya layanan

laboratorium 0,135 3 0,405

2 Belum menggunakan alat peraga

secara optimal

0,13 3 0,39

3 Perawatan alat peraga belum

maksimal 0,125 3 0,375

4 Kurang kreatif untuk membuat

alat peraga sendiri 0,123 3 0,369

5 Kekreatifan siswa dalam mebuat

kerajinan dengan memanfaatkan bahan, ataupun barang yang ada di sekitar kurang ditingkatkan

0,121 3 0,363

7 Perbaikan kursi meja ataupun

semua perabot sekolah yang sudah tidak layak pakai belum dilakukan secara optimal

0,122 3 0,366

8 Pemeliharaan gedung dan listrik

belum dilakukan secra maksimal

0,121 4 0,484

Total Skor 1 3,244

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dan

Focus Group Discussion

Sarana dan prasaran merupakan hal yang sangat menunjang dalam pengelolaan pendidikan. Mulai dari buku, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, serta peralatan yang lain yang meruapakan kebutuhan sekolah untuk melangsungkan pendidikan. Kekuatan yang dimiliki SD dari pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah SD telah memiliki buku ajar untuk siswa dan guru yang berupa buku paket maupun LKS. SD ini juga mempunyai perpustakaan, dan ada layanan perpustakaan bagi siswa. Alat peraga dari pemerintah juga digunakan atau dimanfaatkan dengan baik. Lingkungan SD ini juga ditata rapi dan bersih, semua anggota sekolah dilibatkan dalam kebersihan

(16)

sekolah, ada piket kelas bagi siswa, ada kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh seluruh anggota sekolah, meski kebersihan itu tanggung jawab penjaga sekolah, tetapi warga sekolah SD Negeri 2 Nglangitan ikut berpartisipasi semua dan juga ada layanan UKS.

Selain ada kelebihan dalam pengelolaan sarana dan prasarana juga ada kelemahannya, belum adanya layanan laboratorium, untuk melakukan praktek-praktek siswa tetap menggunakan ruangan yang sama, yaitu dalam kelas, atau biasanya pada halaman. Penggunakan alat peraga juga belum maksimal, apalagi untuk membuat alat peraga sendiri. Kekreatifan siswa untuk membuat hsil karya dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar juga kurang ditingkatkan. Perawatan meja, kursi, serta perabot sekolah yang lain belum maksimal, serta untuk peeliharaan gedung dan listrik.

b. Peluang dan Ancaman

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel

Tabel 4.9

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Sarana dan Prasarana No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1 Merenovasi gedung yang rusak 0,5 4 2

2 Mengajukan bantuan pada

pemerintah tentang media pembelajaran, ataupun buku-buku belajar

0,5 4 2

Total Skor 1 4

Ancaman

1 Banyak SD lain yang tampilan

sekolahnya menarik

0,5 3 1,5

2 Kekuatiran orang tua siswa

tentang kenyamanan anak di sekolah

0,5 3 1,5

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dan Focus

(17)

Peluang yang ada dalam pengelolaan sarana dan prasarana adalah merenovasi gedung-gedung yang rusak semua itu dilakukan untuk kenyamanan SD sendiri serta mengajukan bantuan ke pemerintah untuk sumber buku-buku bahan ajar. Ancamannya adalah banyak SD lain yang tampilannya lebih baik atau menarik. Dalam kekuatiran orang tua siswa tentang kenyamanan anak di sekolah.

4.2.1.5 Pengelolaan Keuangan

Dari instrumen keuangan akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan keuangan

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan keuangan dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.10

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan keuangan No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

1 Menyusun rencana

masing-masing program 0,14 4 0,56

2 Menyusun RAPBS 0,12 4 0,48

3 Menggunakan format

penyusunan RAPBS yang ada 0,11 4 0,44

4 Menentukan Bendahara 0,1 4 0,4

5 Mencatat secara tertib dan

cermat pendapatan dan pengeluaran sekolah

0,1 3 0,3

6 Melakukan penyelenggaraan

administrasi keuangan terutama pengamanan uang tunai

0,1 3 0,3

7 Penyusunan laporan keuangan 0,12 4 0,48

8 Pengarsipan laporan 0,11 3 0,33

9 Pemeriksaan kas dilakukan

secara periodik terhadap posisi kas sesuai dengan peraturan

(18)

yang berlaku

Total Skor 1 3,59

Kelemahan

1 Penentuan keperluan dana untuk

setiap kegiatan belum dirinci secara maksimal

0,18 3 0,54

2 Pencatatan sumber-sumber

pembiayaan sekolah krang dirinci

0,17 4 0,68

3 Pengawas keuangan belum

bekerja secara maksimal untuk mengawasi

0,16 3 0,48

4 Penentuan mekanisme

pengeluaran keuangan sekolah kurang diteliti

0,17 3 0,51

5 Penggunaan dana sekolah

kurang sesuai dengan RAPBS

0,16 3 0,48

6 Pembinaan staf untuk

penyusunan RAPBS, dan pembuatan laporan keuangan perlu ditingkatkan lagi

0,16 3 0,48

Total Skor 1 3,17

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan keuangan dan Focus Group

Discussion

Dalam pengeolaan sekolah keuangan itu merupakan hal yang paling pokok, karena semua kegiatan yang ada yang dilakukan semua membutuhkan dana. Di SD ini semua program dirnci dengan biaya yang akan dikeluarkan sehingga merupakan kekuatan dari pengelolaan keuangan SD Negeri 2 Nglangitan yaitu menyusun rencana masing-masing program, penyusunan RAPBS, penyusunan sesuai dengan panduan yang ada, pengguanaan pun dilakukan dengan baik, adanya pengarsipan dan penyusunan laporan keuangan, semua dilakukan baik oleh SD ini.

Selain dari faktor kekuatan, pengelolaan keuangan juga mempunyai kelemahan, penentuan keperluan dana kurang dirinci secara maksimal, pencatatan sumber-sumber pembiayaan sekolah krang dirinci, pengawas keuangan belum bekerja secara maksimal untuk mengawasi, penentuan mekanisme pengeluaran keuangan sekolah kurang diteliti, penggunaan dana

(19)

sekolah kurang sesuai dengan RAPBS, dan pembinaan staf untuk penyusunan RAPBS, dan pembuatan laporan keuangan perlu ditingkatkan lagi

b. Peluang dan Ancaman Pengelolaan Keuangan

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel

Tabel 4.11

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan keuangan

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

1 Mengajukan proposal dana

RAPBS ke instansi terkait pemerintah.

0,5 4 2

2 Mengajukan sumber dana ke

masyarakat sekitar

0,5 3 1,5

Total skor 1 3,5

Ancaman

1 Kurangnya transparansi

administrasi keuangan sekolah

0,35 3 1,05

2 Adanya tidakan yang kurang

berprinsip dalam menggunakan uang

0,32 3 0,96

3 ancaman dari pemerintah akan

dijerat hukum jika dalam penggunaan uang tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

0,33 3 0,99

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan keuangan dan Focus Group Discussion

Peluangnya adalah pengajuan proposal RAPBS ke instansi yang terkait. Jika tidak ada dana maka kegiatan tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Karena semua kegiatan memrlukan dana. Maka SD ini memanfaatkan dana sebaik mungkin. Sekolah jarang melakukan penarikan sumber dana dari siswa,

(20)

karena sekarang ada program sekolah gratis oleh pemerintah. Jadi semua dana ditanggung pemerintah, sekolah mendapatkan dana itu dengan pengajuan proposal RAPBS.

Selain peluang juga ada ancaman bagi sekolah, biasanya sekolah kurang transparansi atau terbuka dalam hal keuangan. Adanya tindakan yang kurang berprinsip dalam menggunakan uang dan adanya ancaman dari pemerintah akan dijerat hukum jika dalam penggunaan uang tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

4.2.1.6 Pengelolaan Hubungan Masyarakat

Dari instrumen hubungan dengan masyarakat akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan hubungan dengan masyarakat

Kekuatan dan kelemahan pengeolaan hubungan dengan masyarakat dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.12

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan hubungan dengan masyarakat No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

1 Adanya komite sekolah 0,3 4 1,2

2 Hubungan orang tua dengan

sekolah baik

0,25 4 1

3 Adanya pertemuan sekolah

dengan komite sekolah 0,25 4 1

4 Melibatkan komite dalam

kegiatan sekolah 0,2 3 0,6

Total skor 1 3,8

Kelemahan

1 Pembuatan jadwal bertemu

dengan orang tua siswa kurang diperjelas

0,2 4 0,8

2 Anjangsana kerumah yang

(21)

berjalan

3 Kurang terbukanya anatara

sekolah dengan orang tua siswa 0,2 3 0,6

4 Pemberian motivasi terhadap

orang tua siswa agar mau membimbing anaknya dirumah belum dimaksimalkan

0,2 3 0,6

5 Sekolah kurang melibatkan diri

jika ada kegiatan dalam masyarakat setempat

0,2 3 0,6

Total Skor 1 3,2

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan hubungan dengan masyarakat dan Focus Group Discussion

Hubungan dengan masyarakat juga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sekolah. Karena masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pendiidkan di sekolah. Maka harus ada pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Pengelolaan hubungan dengan masyarakat dilakukan SD Negeri 2 Nglangitan secara baik. Dari pengelolaan hubungan msyarakat banyak yang menjadi faktor kekuatan SD. Karena sekolah menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Di sekolah ada juga Komite Sekolah, wakil dari masyrakat. Pengikut setaan komite sekolah dalam merencanakan kegiatan sekolah telah dilakukan SD Negeri 2 Nglangitan. SD juga sering mengadakan pertemuan dengan Komite Sekolah, untuk berdiskusi, ataupun bertukar pengetahuan atau pengalaman.

Tetapi juga ada kelemhaan kadang untuk mengadakan pertemuan denagn komite sekolah tidak dilakukan pembuatan jadwal bertemu. Guru juga jarang melakukan anjangsana, jadi mengakibatkan kurang terbuka antara sekolah dengan orang tua siswa. jika hal itu dilakuakn dapat sekaligus memotivasi orang tua untuk memotivasi anaknya dirumah

b. Peluang dan Ancaman

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabe

(22)

Tabel 4.13

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Hubungan Dengan Masyarakat No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

1 Kerja sama sekolah dengan

organisasi daerah setempat 0,5 4 2

2 Kerja sama sekolah dengan

puskesmas setempat

0,5 3 1,5

Total Skor 1 3,5

Ancaman

1 Keluhan masyarakat terhadap

sekolah

0,5 3 1,5

2 Masyarakat lebh tertarik

sekolah dikota

0.5 3 1,5

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan hubungan dengan masyarakat dan Focus Group Discussion

Pengelolaan hubungan dengan masyarakat memberikan banyak peluang bagi Sekolah. Karena sekolah adapat menjalin hubungan dengan instansi-instansi sekitar sekolah. Dengan adanya huungan yang baik dapat dilakuakn kerja sama. Seperti berhubungan dengan kantor pertanian, mungkin suatu asat kantor pertanian itu dapat memberikan penyuluhan tentang pertanian pada siswa ataupun orang tua siswa. Dengan puskesmas setempat juga dapat memberikan keuntungan sekolah karena puskesmas sering terjun langsung ke lapangan untuk memberikan layanan kesehatan, siswasiswa SD dapat mendapatkan layanan kesehatan tersebut.

Ancaman yang perlu diperhatikan oleh sekolah adalah, orang tua yang sering mengeluh tentang sekolah, jika ada pungutan biaya. Juga kemungkinan ada orang tua siswa di sekitar sekolah yang lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang berada di kota.

(23)

4.2.2 Kekuatan dan Kelemahan, serta Peluang dan Ancaman di SD Negeri 2 Nglangitan berdasarkan hasil analisis SWOT

Dari 6 data hasil analisis SWOT yang dikerjakan oleh peneliti saat

melakukan observasi, studi dokumentasi, dan FGD (focus group disscusion) bersama seluruh anggota SD Negeri 2 Nglangitan yang meliputi: 12 orang guru, 2 orang komite sekolah, 3 orang tua siswa, dan 3 orang murid kelas 6, data yang lengkap bisa dianalisis ada 6 data. Data ini dipilah lagi komponen input, proses, dan output. Berdasarkan hasil tersebut dilengkapi dengan wawancara dan focus

group disscusion bersama dengan kepala sekolah SD diperoleh 3 matrik, yaitu

matrik Internal Factor Analysis Summary dan matrik External Factor Summary serta matrik SWOT untuk komponen input, proses dan output.

4.2.2.1 Komponen Input

Berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam

Supramono, 2007), yang masuk dalam komponen input adalah pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/ SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat.

Masing-masing sub ini dikaji berdasarkan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman.

a. Kekuatan dan kelemahan komponen Input

Kekuatan dan kelemahan input dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil:

Tabel 4.14

Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Input

No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1 Sekolah telah mererapkan kurikulum

KTSP 0,14 4 0,56

2 Membuat program tahunan 0,12 4 0,48

(24)

4 Penerimaan siswa baru dilakukan secara terorganisir

0,1 4 0,4

5 Memilih guru-guru yang berkualitas

dalam mengampu kelas 0,1 4 0,4

6 Memiliki buku ajar untuk guru,

siswa, dalam bentuk buku paket, LKS, ataupun buku-buku yang lain

0,08 4 0,32

7 Layanan perpustakaan oleh petugas 0,08 3 0,24

8 Pemanfaatan alat peraga dari pemerintah seperti KIT IPA, Matematika dan lainnya.

0,08 3 0,24

9 Menyusun RAPBS 0,09 3 0,27

10 Adanya komite sekolah 0,09 4 0,36

Total Skor 1 3,75

Kelemahan

1 Semua calon siswa diterima tanpa

menggunakan syarat tertentu

0,15 3 0,45

2 Pemberian bimbingan bagi siswa

yang bermasalah kurang ditindak lanjuti

0,15 3 0,45

3 Belum ada guru khusus untuk

bimbingan konseling

0,14 3 0,42

4 Kegiatan KKG dan MGMP kurang

ditingkatkan lagi 0,15 3 0,45

5 Belum adanya layanan laboratorium 0,14 3 0,42

6 Penentuan keperluan dana belum

dirinci secara maksimal

0,14 3 0,42

7 Kurang terbukanya sekolah dengan

orang tua siswa atau masyarakat

0,13 3 0,39

Total skor 1 2,6

Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion

Komponen input merupakan pengelolaan kurikulum, pengelolaan

kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/ SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Data yang masuk dalam input yaitu hanya data yang paling menonjol dari semua aspek MBS.

Seperti halnya penerapan kurikulum KTSP merupakan hal yang paling

pokok, karena untuk pelaksanaan suatu pembelajaran di sekolah, pembuatan promes, prota dan RPP. Dari pengelolaan kesiswaan adalah penerimaan siswa

(25)

baru dilakukan secara terorganisir. Dari pengelolaan ketenagaan yaitu pemilihan guru-guru yang berkualitas, yang dimaksud disini adalah membagi secara urut tugas guru sesai dengan kemampuan. Dan mengangkat guru-guru yang masih kurang berkompetensi menjadi berkompetensi. Adanya saling menopang, karena demi tercapainya sekolah yang maju dan unggul dalam bidang akademik maupun non akademik. Pengelolaan sarana dan prasarana menciptakan lingkungan yang bersih, juga merupakan faktor kekuatan karena dengan lingkungan yang bersih akan merasa nyaman, proses Kegiatan Belajar Mengajar juga tidak terganggu. Daya tampung siswa merupakan kekuatan dari pengelolaan kesiswaan. Dari unsur pengelolaan keuangan yaitu adanya pencataan semua pendapatan dan pengeluaran sekolah. Karena semua itu sangat penting, untuk penyusunan laporan keuangan dan mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan. Dan kekuatan dari pengelolaan hubungan dengan masyarakat adalah hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat agar masyarakat bisa mendukung secara sepenuhnya semua kegiatan yang ada dalam sekolah. Untuk perpustakaan belum memadai karena buku-buku yanga da masih terbatas. Belum ada juga ruang laboratorium yang khusus, praktek sering dilakukan di ruang kelas atau diluar kelas. alat peraga ada yang belum digunakan sepenuhnya. Dan kadang masih kurang sadar akan kebersihan sekolah.

Dari dua faktor yang mempengaruhi input SD Negeri 2 Nglangitan

tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan yang berkaitan dengan fasilitas dapat diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

b. Peluang dan anacaman Komponen Input

Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel:

(26)

Tabel 4.15

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Komponen Input

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1 Penentuan daya tampung sekolah

atau jumlah siswa baru yang akan diterima

0,3 4 1,2

2 Membuat rencana kegiatan

ekstrakulikuler yang akan diadakan di sekolah

0,18 4 0,72

3 Memanfaatkan alat peraga atau

media pembelajaran

0,18 4 0,72

4 Mengajukan RAPBS ke instansi

terkait pemerintah 0,18 4 0,72

5 Hubungan dengan masyarakat

baik

0,16 4 0,64

Total Skor 1 4

Ancaman

1 Banyak bermunculan SD yan

bertaraf nasional

0,2 3 0,6

2 ancaman yang dijerat oleh hukum

apabila dalam pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur

0,3 3 0,9

3 Keluhan masyarakat terhadap

sekolah 0,3 3 10.9

4 Masyarakat lebih tertarik sekolah dikota

0,2 3 0,6

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion

Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SD Negeri 2 Nglangitan saat

ini ada begitu banayak media yang bisa digunakan guru untuk mengembangkan diri. Mulai dari banyaknya pelatihan yang bagus dan inovatif berkaitan denagn pendidikan, sampai pada banyaknya sumber belajar.

Data perkembangan jumlah daya tampung siswa juga sudah cukup baik, dan terus maju. Rencana pembuatan program ekstrakulikuler ataupun bahkan sudah berjalan itu menunjukan bahwa sekolah ingin lebih maju karena selain sekolah

(27)

mengembangkan diri dalam bidang akademik sekolah juga mau mengembangkan bidang non akademik. Agar semua itu seimbang.

Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang sangat baik

bagi SD negeri 2 Nglangitan. Tetapi selain peluang-peluang tersebut ada bebrapa hal yang menjadi ancaman bagi SD Negeri 2 Nglangitan, ancaman itu antara lain seperti di bawah ini.

Banyak bermunculan SD yang bertaraf internasional, ataupun internasional. Adanya ancaman yang dijerat oleh hukum apabila dalam pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur, adanya keluhan dari masyarakat terhadap sekolah dan masyarakat lebih tertarik untuk sekolah di kota. Dari hasil analisis faktor sksternal tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai banyak peluang yang masih dapat dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal menjadi ancaman input bagi SD Negeri 2 Nglangitan yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih belum dominan.

4.2.2.2 Komponen Proses

Komponen proses berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam wulaningrum, 2007) meliputi desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem aalisis data. Dari analisis terhadap semua faktor itu didapat kekuatan dan kelemahan untuk komponen proses pada tabel 4.16, dan peluang serta nacaman untuk komponen proses pada tabel 4.17

a. Berdasarkan daa yang masuk, diketahui bahwa yang menjadi kekuatan dan kelemhan dari komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan adalah:

Tabel 4.16

Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Proses

No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1 Guru menerapkan kurikulum KTSP

dalam pembelajaran 0,2 4 0,8

2 Guru mengajar 6 hari tiap minggu 0,15 4 0,6

(28)

mata pelajaran

4 Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran 0,2 4 0,8

5 Menentukan standar penilaian tiap mata pelajaran

0,2 4 0,8

Total skor 1 4

Kelemahan

1 Ada guru kelas dua yang belum

menerapkan kurikulum KTSP secara maksimal

0,35 3 1,05

2 Menyusun jadwal perbaikan dan

pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak

memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar)

0,32 3 0,96

3 Kurang diadakan remidiasi dan

pengayaan

0,33 3 0,99

Total Skor 1 3

Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion

Proses transformasi dilihat dari sisi kurikulum sekolah, desain

pembelajaran, metode pembelajaran, sistem data dan analisis data. Desain pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai kekhususan dan membuat beberapa SD lain mengikutinya. Desain ini menjadi faktor kekuatan yang sangat dominan.

Sejalan dengan amanat UU 20/23 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, SD Negeri 2 Nglangitan telah merancang kurikulum tingkat SD yang mengakomodasi penerapan MBS untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum SD Negeri 2 Nglangitan disuusn dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan berlandaskan: tahap perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungnan, kebutuhan pembangunan, perkembanagna IPTEK, serta menekankan kemampuan dan ketrampilan dasar bac, tulis, hitung yang dpat diterapkan dalam kehidpan sehari-hari. SD Negeri 2 Nglangitan juga mengefektifkan sistem pembelajaran 6 hari belajar.

(29)

Metode pembelajaran yang diguankan guru bukan metode konvensional, tetapi guru menggunakan berbagai cara suapaya anak sudah selesai belajar di dalam kelas. misalnya, hand sign, menyanyikan materi pelajaran, cerita lucu, plesetan, gambar, sosiodrama, singkatan, dan berbagai cara lain agar kreatif. Selain semua kekuatan pada transformasi proses ada beberapa kelemahan yang menjadi perhatian. Beberapa guru belum memahami tentang kurikulum sehungga dalam pengimpementasikan kurikulum dalam pembelajaran kurang optimal. Jika ada nilai yang kurang dari KKM, seharusnya guru menyiapakan jadwal remidi dan pengayaan bagi yang sudah memenuhi KKM. Tetapai banyak kemungkinan untuk mengatur jadwal pengayaan dan remidiasi kurang maksimal.

Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai kekuatan yang sanagt dominan dalam sisi proses pembelajaran. sedangkan kelemahan pada komponen proses ini lebih banyak disebabkan karena adanya kelemahan guru dalam melaksanakan proses tersebut. Namun kelemahan ini tidak lebih dominan daripada faktor kekuatan.

b. Untuk komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan ada beberapa peluang dan ancaman yang perlu dicermati. Berdasarkan analisis diperoleh hasil :

Tabel 4.17

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Komponen Proses

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

1 Memasukan model pembelajaran

yang sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran

0,35 4 1,4

2 Memberikan tugas-tugas dan

latihan 0,3 4 1,2

3 Memberi kesempatan guru untuk

mengikuti penataran 0,35 4 1,4

Total skor 1 4

Ancaman

(30)

dimanfaatkan oleh guru untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran

2 Adanya persaingan kompetensi

guru

0,35 3 1,05

3 Perkembangan IPTEK yang sangat

pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion

Memasukan model-model yang sesuai denagn pembelajaran adalah faktor

kekuatan dari komponen proses ini. Dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, bisa mencapai tujuan pembeljaaran yang maksimal. Transformasi yang dilakukan guru pada murid tercapai secara optimal.

Memberikan tugas-tugas ataupun latihan dapat juga menmbah kektifan

siswa dalam belajar. Mereka akan elalu aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mendukung proses KBM. Proses KBM akan lebih aktif dan tidak membosankan. Peluang pada guru untuk mengikuti penatatran atau seminar juga dapat menmbah wawasan guru. Apalagi dengan perkembangan zaman ini, guru juga dituntut untuk selalu mengikuti perkemabangan zaman dan perubahan yang selalu terjadi.

Selain adanya peluang yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah

ada juga ancaman yang harus dihadapi dan siap untuk mencari jalan keluarnya. Ancaman yang ada mungkin dsebabkan juga karena SD berada di desa sehingga anak-anak itu kurang percaya diri. Guru yang tidak verkompeten juga mrupakan ancaman, jika guru tidak berkompeten bagaimana denagn siswanya. Jadi guru harus mampu dan mau meningkatkan kompetensinya.

Ancaman tersebut bisa mengancam SD Negeri 2 Nglangitan dari sisi proses. Tetapi faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman sehingga SD Negeri 2 Nglangitan dapat memanfaat kan peluang untuk kemajuan.

(31)

4.2.2.3 Komponen Out Put

Berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (Wulaningrum, 2007) yang masuk dalam komponen output adalah prestasi murid dan pasca kelulusan. Dari hasil pengkajian terhadap keduanya diperoleh data kekuatan dan kelemahan pada tebel 4.18 serta peluang dan ancaman pada tabel 4.19

a. Kekuatan dan kelemahan komponen output

Untuk prestasi murid dan pasca kelulusan di Sd Negeri 2 Nglangitan ada bebrapa hal yang perlu di perhatikan dari sisi internal berikut iniadalah data kekuatan dan kelemahan output SD Negeri 2 Nglangitan.

Tabel 4.18

Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Output

No

Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1 Mempunyai prestasi akademis dan

non akademis 0,35 4 1,4

2 Efektifitas pembelajaran dicek melaui post tes

0,3 4 1,2

3 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan

memiliki nilai rata” tinggi ditingkat kecamatan

0,35 4 1,4

Total Skor 1 4

Kelemahan

1 Kekhawatiran orang tua bahwa anak

tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan

0,55 3 1,65

2 Orang tua merasa nilai di SD negeri

2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus

0,45 3 1,35

Total Skor 1 3

Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan focus Group Disscusion Proses pendidikan berjalan secara dinamis, seiring dengan perjalanan waktu. Output SD Negeri 2 Nglangitan dilihat dari prestasi murid pasca kelulusan.

(32)

Prestasi murid SD Negeri 2 Nglangitan dapat dikatakan baik. Walaupun SD ini berada di Desa, tetapi prestasi akademik dapat diraih.

Bukan hanya prestasi siswa sebagai individu juga baik, tetapi rata-rata nilai siswa termasuk baik di kecamatan Tunjungan. Mungkin salah satu faktor yang membuat hasil ini adalah karena efektivitas pembelajaran dicek melalui post tes. Kelulusan mencapai 100%, nilai rata-rata hasil ujian pun mendapat peringkat 2 dari 33 SD, dan peringkat 16 dari 593 di Kabupaten. di kecamatan Tunjungan. Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga banyak yang diterima di SLTP Kecamatan Tunjungan. Bagi yang mampu, ada juga siswa yang melanjutkan SLTP di kota. Karena jarak Desa dengan Kota juga dapat dibilang cukup jauh maka anak-anak banyak yang memilih di SLTP Kecamatan saja, SLTP di Kecamatan Tunjungan juga tidaka kalah denagn SLTP di Kota, karena SLTP itu juga masuk 10 besar di kabupaten Blora.

Selain faktor kekuatan yang dimiliki, komponen output juga memiliki

kelemahan. Kelemahan ini berkaiatan dengankekhuatiran orang tua siswa SD Negeri 2 Nglangitan terhadap mutu lulusan SD Negeri 2 Nglangitan. Orang tua khawatir anak-anaknya tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di luar Sekolah SD Negeri 2 Nglangitan. Karena orang tua merasa nilai bagus di SD Negeri 2 Nglangitan mudah dicapai.

Dari hasil analisis, nampak bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan, oleh karena itu pembuatan strategi pengembangan akan memerhatikan hasil analisis ini.

b. Peluang dan ancaman komponen output

Selain kekuatan dan kelemahan, yang menjadi peluang dan ancaman untuk komponen output di Sd Negeri 2 Nglangitan adalah

(33)

Tabel 4.19

Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Komponen Output

No

Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

1 Sekolah menjalin hubungan dengn

jenjang sekolah diatasnya (SLTP) 0,5 4 2

2 Pengikutsertaan siswa dalam

lomba-lomba akademik maupun non akademik

0,5 4 2

Total Skor 1 4

Ancaman

1 Orang tua melihat lebih melihat

keberhasilan anak dari sisi nilai hasil/nilai, bukan dari proses

0,5 3 1,5

2 Ambisi orang tua yang tidak

realistis terhadap anak

0,5 3 1,5

Total Skor 1 3

Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan focus Group Disscusion Untuk komponen output ada dua peluang, peluang pertama adalah sekolah menjalin hubungan dengan jenjang sekolah diatasnya (SLTP), sehingga lulusan dari SD Negeri 2 nglangitan dapat diterima di sekolah tersebut. Pengikutsertaan siswa dalam lomba-lomba akademik maupun non akademik.

Faktor ancaman bagi komponen output di SD Negeri 2 Nglangitan juga

masih berhubungan dengan orang tua. Bagi orang tua keberhasilan masih sering diukur dengan hasil belajar yang baik, bukan dari sisi proses. Karena hasil menjadi hal yang sangat penting, sering orang tua masih memiliki ambisi yang tidak realistis terhadap anaknya.

Tidak mudah untuk mengubah paradigma berfikir orang tua yang kurang

tepat ini. Tetapi faktor peluang yang dimiliki SD Negeri 2 Nglangitan untuk membentuk generasi muda yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan siap menghadapi masa depan lebih dominan daripada ancaman yang muncul.

(34)

4.2.3 Strategi dan Renacana tindakan SD Negeri 2 Nglangitan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kualitas sekolah melalui prinsi-prinsip MBS dan analisis SWOT dibuatlah strategi dan rencana tindakan. Ini yang disebut dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik dimulai dari identifikasi yang memberi arah dan fokus, analisis kondisi eksternal dan analisis kondisi internal termasuk didalamnya pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaa ketenagaan/SDM, pengelolaan Sarana dan Prasaran, pengeolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Dari analisis kondisi eksternal di identifikasi kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan identifikasi itu dibuat strategi rencana tindakan. Ini yang dimaksud dengan perencanaan strategik. Sedangkan proses manajemen startegik adalah keseluruhan proses yang menekankan perencanaan strategik, implementasi, hingga evaluasi (Robbins dan Coulter, dalam Supramono 2007).

Startegi pengembangan di SD Negeri 2 Nglangitan dibagi menjadi tiga, Strategi itu meliputi startegi pengembangan input, strategi pengembangan proses dan strategi pengembangan output.

4.2.3.1 Strategi pengembangan Input di SD Negeri 2 Nglangitan

Dari hasil analisis SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi

skor kelemahan adalah 1,15, skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 2. Ini menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths-Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Menurut Supramono, 2007, strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah. Berikut ini adalah strategi pengembangan input.

(35)

Tabel 4.20

Strategi Pengembangan Input Berdasarkan Analisis SWOT

IFAS

EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)

Opportunities (O) 5 4 3 2 1

1. Penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima

2. Membuat rencana kegiatan ekstrakulikuler yang akan diadakan di sekolah

3. Memberikan kesempatan guru untuk mengikuti penatarn 4. Progam pendanaan yang baik 5. Memanfaatkan alat peraga dalam

pembelajaran 6. Hubungan sekolah dengan

masyarakat yang baik

(1,15 , 1) Treaths (T) -5 -4 -3 -2 -1 -1 -2 -3 -4 -5 1 2 3 4 5

Sumber tabel: komponen input

Strategi pengembangan umum input dibagi menjadi 6 yaitu dari sisi

kurikulum, siswa, SDM, sarana prasarana keuangan dan hubungan engan masyarakat. Siswa dalah komponen yang paling penting. Maka sekolah membuka daya tampung siswa yang cukup banyak. Untuk proses pembelajaran ditentukan adanya pembuatan kurikulum, hubungan dengan masyarkat juga mempengaruhi kelangsungan belajar di sekolah karena sebagai pendukung. Kebersihan dalam sekolah adalah untuk menciptakan kenyamanan di sekolah. Agar proses pembelajaran mecapai tujuan yang diharapkan maka perlu adanya pemanfaatan

WT ST

(36)

alat peraga. Dan semua kebutuhan di sekolah membutuhkan dana, maka perlu adanya program pendanaan yang baik.

4.2.3.2 Strategi Pengembangan proses SD Negeri 2 Nglangitan

Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis SWOT untuk komponen proses, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1, sedangkan skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 1. Jadi strategi pengembangan untuk proses di SD Negeri 2 terletak di kuadran SO (Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategi). Bearti menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang –peluang yang ada di luar sekolah (Supramono, 2007)

Tabel 4.21

Strategi Pengembangan Proses Berdasarkan Analisis SWOT

IFAS

EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)

Opportunities (O) 5 4 3 2 1 1. Mmenerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran

2. Menerapakan 6 hari belajar tiap minggu

3. Memasukkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar untun mencapai tujuan pembelajaran (1,1) Treaths (T) -5 -4 -3 -2 -1 -1 -2 -3 -4 -5 1 2 3 4 5

Sumber tabel: komponen proses

WO SO

ST WT

(37)

Srtategi pengembangan proses yaitu di pusatkan pada tiga hal yaitu: menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran, menerapakan 6 hari belajar dan memasukan model pembelajaran yang sesuai dalam materi ajar untuk mencapai tujuan pebelajaran. Menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajran sangat penting, karena itu merupakan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. penerapan 6 hari belajar adalah untuk mengoptimalkan siswa belajar dalam lingkungan sekolah dan agar beban belajar dirumah adalah untuk mengulas dan mengerjakan tugas atau PR saja. Untuk proses pembelajaran agar sesuai dengan pencapaian tujuan yang diharapakan, diperlukan guru yang kreatif memasukkan model pembelajran agar siswa dapat berkembang secar aktif dan tidak meras jenuh. Jika siswa merasa senang dalam belajar pasti siswa akan dapat menyerap pembelajaran dengan baik.

4.2.3.3 Strategi Pengembangan out put SD Negeri 2 Nglangitan

Dari analisis SWOT diperoleh hasil bahwa untuk output, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1 dan skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 1. Hasil analisis ini berada di kuadran SO (Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategi). Bearti menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang –peluang yang ada di luar sekolah (Supramono, 2007)

(38)

Tabel 4.22

Strategi Pengembangan Output Berdasarkan Analisis SWOT

IFAS

EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)

Opportunities (O) 5 4 3 2 1

1. Menggali prestasi akademis dan non akademis

2. Efektifitas pembelajaran di cek melalui pos tes

3. Meningkatakan lulusan SD Negeri 2 Nglangitan (1,1) Treaths (T) -5 -4 -3 -2 1 -1 -2 -3 -4 -5 1 2 3 4 5

Sumber Tabel: Komponen output

Untuk pengembangan output ada tiga strategi yaitu: menggali prestasi

akademis dan non akademis, efektifitas pembelajaran dicek melalui pos tes, meningkatkan lulusan SD Negeri 2 Nglangitan dan perlu adanya peningkatan prestasi akademis dan non akademis, prestasi akademis dapat dilakukan dengan cara les dari guru, atau bimbingan khusus, dan untuk non akademisnya dapat digali dari ekstrakulikuler. Setelah pembelajaran selesai hendaknya guru melakukan pos tes, untuk mengetahui seberapa jauh siswa itu memahami dan mencek apakah tujuan pembelajran itu sudah tercapai atau belum. Meningkatkan mutu lulusan, agar masyarakat atau para orang tua lebih mempercayai SD kalau mutu lulusan di SD Negeri 2 Nglangitan itu baik, dan merangsang masyarakat

WO SO

(39)

untuk memilih sekolah itu. Menyiapkan siswa yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Pat Dengan desain ini diharapkan siswa dapat menjadi pemimpin bukan selalu berarti menjadi ketua atau pimpinan, tapi minimal siswa dapat mempengaruhi sekitarnya dengan hal positif berdasarkan iman, dan bukan dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang buruk. Untuk itu sedari SD siswa perlu dilihat memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

4.2.4 Pembahasan

Aspek-aspek yang dianalisis meliputi pengelolaan kurikulum, pengelolaan

kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Analisis tiap aspek dilakukan dengan analisis SWOT . Dari analisis SWOT dapat diketahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari tiap aspek.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada aspek-aspek tersebut dimasukkan ke

dalam komponen input, proses dan output. Di dalam komponen proses diambil dari hasil analisis SWOT pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan serta pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Komponen prosesnya diambila dari desain pembelajaran, metode pembelajaran dan analisis data. Sedangkan untuk komponen outputnya diambil dari prestasi murid dan pasca kelulusan.

Berdasarkan analisis SWOT komponen input, proses dan output dirumuskan

strategi dan rencana tindakan . strategi rencana tidakan itu meliputi strategi pengembangan input, proses dan output. Strategi pengembangan input adalah dari hasil analisis SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1,15, skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 2. Ini menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths-Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Strategi pengembangan

proces adalah Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis SWOT untuk

komponen proses, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1, sedangkan skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 1. Jadi strategi pengembangan untuk

(40)

proses di SD Negeri 2 Nglangitan terletak di kuadran SO (Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Strategi pengembangan out put adalah dari analisis SWOT diperoleh hasil bahwa untuk output, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1 dan skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 1. Hasil analisis ini berada di kuadran SO

(Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy).

SD Negeri 2 Nglangitan telah menerapkan prinsip MBS dalam

meningkatkan kualitas sekolah, hal ini dapat dilihat out putnya. SD Negeri 2 Nglangitan ini unggul dalam bidang akademik dan non akademik. Pernah menjuarai lomba matematika tingkat kecamatan. Selain itu lulusan dari SD Negeri 2 nglangitan juga mencapai 100%. Nilai hasil ujian SD Negeri 2 Nglangitan baik, dan memuaskan. Bahkan nilai rata-rata ujian sekolah SD Negeri 2 Nglangitan juga menduduki peringkat ke dua di tingkat kecamatan dari 33 SD dan peringkat ke enam belas di tingkat kabupaten dari 593 SD. Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga banyak yang diterima di SLTP Negeri 1 Tunjungan, SLTP ini juga masuk peringkat sepuluh besar ditingkat Kabupaten. Ada juga siswa yang melanjutkan di sekolah-sekolah yang ada di kota. Prestasi non akademiknya yaitu menjuarai lomba voly dan sepak takraw di tingkat Kecamatan.

Referensi

Dokumen terkait

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Beberapa jenis perdarahan

Desain interior pada setiap gerai HARDWARE menggunakan style yang modern dan cenderung menggunakan warna netral, dengan tujuan barang yang dijual dengan berbagai warna dan pattern

Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan doktrinal (normative) 10 karena dalam penelitian ini hukum dikonsepsikan sebagai norma

biasanya banyak yg applikasi Jarum JJH (Original PWK) / jarum sudco untuk gan ti jarum Skep PE tapi karena harganya lumayan di range 130 - 180rb ada jarum sak ti yg murmer dan

Kesimpulan: Berdasarkan literature review jurnal yang didapatkan menyatakan bahwa ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) efektif dalam membunuh larva nyamuk

Nilai signifikansi Struktur Aktiva yang lebih besar dari signifikansi yang diharapkan (0,05) menunjukkan bahwa variabel Struktur Aktiva tidak berpengaruh terhadap

Alasan peneliti memilih perusahaan tersebut karena sesuai dengan kasus yang sudah dijelaskan diatas tadi yang menyatakan bahwa di tahun 2015 sektor property, real

Suatu program akan dapat terimplementasi dengan baik jika didukung oleh sumber daya yang memadai, dalam hal ini dapat berbentuk dana, peralatan teknologi, dan