Modul ke: Fakultas Program Studi
“TEKNIK LOBBY,
NEGOSIASI DAN
DIPLOMASI”
Metode Pertarungan dan Penutupan Negosiasi: 1.Mengenal metode pertarungan dan taktik negosiasi. 2.Menghadapi metode pertarungan.
3.Penutupan negosiasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Ilmu
Komunikasi Public Relations
Sasaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan metode pertarungan dalam pelaksanaan
negosiasi, dan penutupan negosiasi
REVIEW
NEGOSIASI :
Adalah suatu proses dimana pihak-pihak yang terkait atau tertarik menyelesaikan persoalan, menyetujui
langkah-langkah tawar-menawar keuntungan, atau mencoba membuat keluaran yang menguntungkan fihak-2 yang terlibat;
- suatu seni yang membuat orang memberIkan apa yang anda inginkan
MENGAPA PERLU NEGOSIASI ?
- Adanya perbedaan kepentingan (????) - Konflik kepentingan
- Adanya kesenjangan
- ketersediaan dan kebutuhan - pemahaman antar stakeholder - kepedulian antar stakeholder
- Keberadaan sumberdaya tidak merata
Proses Negosiasi
1.
Persiapan
2.
Pembukaan
3.
Memulai proses negosiasi
a. Proposing
b. Listening
4. Zona tawar menawar (TBZ)
5. Membangun kesepakatan
6. Penutup
The Bargaining Zone
FINAL OFFER ZONE Seller’s Lowest PriceSeller’s Realistic Price Seller’s Ideal Price
Seller’s Opening Price
Buyer’s Opening Offer
Buyer’s Ideal Offer
Buyer’s Realistic Offer Buyer’s Highest Price
Rising
Value
Pertemuan 9
Metode Pertarungan
dan
1.Mengenal metode pertarungan dan
taktik negosiasi
2.Menghadapi metode pertarungan
3.Penutupan negosiasi
1.Mengenal metode pertarungan
dan taktik negosiasi
1.1. Jenis Perundingan Formal:
1. Perundingan Posisional
2. Perundingan Prinsipil
Perundingan Posisional:
Adalah bentuk perundingan tradisional, dimana para
peserta perundingan seringkali bekerja berdasarkan
posisi masing-masing dan mandat yang ketat
Perundingan Prinsipil:
Adalah perundingan yang mendorong perunding
untuk mencari prinsip-prinsip yang mendasari untuk
mendukung posisi para pihak
Perundingan Situasional:
Adalah bentuk perundingan tidak langsung dan
merupakan semacam penjajakan pendahuluan
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
a. Seberapa anda membutuhkan pihak lain b. Seberapa pihak lain membutuhkan anda
c. Apa yang anda ketahui dan yangtidak diketahui oleh pihak lain. d. Apa yang mungkin diketahui pihak lain yang tidak anda ketahui e. Apa yang anda berdua ketahui yang anda tidak ingin terungkap
ditempat lain
f. Tekanan waktu pada kedua belah pihak
g. Tingkat keterlibatan dan pengaruh kelompok sejawat
h. Perasaan takut gagal, kehilangan prestise atau rasa malu pada salah satu pihak
i. Pengaruh pada rencana masa mendatang tentang hasil menang atau kalah
j. Kebutuhan untuk benar, untuk memperoleh pujian dan pengakuan k. Kemampuan mempengaruhi secara formal atau informal
l. Kemampuan membuat pihak lain merasa bersalah m. Perampasan kebebasan bertindak
1.3. Metode Pertarungan Negosiasi
Pertarungan negosiasi adalah tahapan inti
dalam sebuah negosiasi. Pada tahapan
pertarungan ini, negosiator dan adversary
akan saling mengkomunikasikan maksud,
tujuan apa yang mereka inginkan dan
batasan-batasan yang mereka miliki
masing-masing
1.3. Metode Perundingan
Accommodating or Smoothing Allowing other group to win Problem Solving or Collaboration Working together to solve problems Withdrawll/ Avoiding Ignoring or steering clear of other groupDominating Working to dominate and control Compromising Finding acceptable solution so everyone feels good High Low EXTERNAL FOCUS/Concern for Others
INTERNAL FOCUS/Concern for Self
Withdrawll/Avoidance
Adalah strategi menghindar atau menolak tawaran
lawan negosiasi, karena resiko yang akan diterima
sangat besar, atau karena tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Strategi ini dapat digunakan dalam hal:
–
Apabila permasalahan sederhana
–
Bila para pihak tidak mampu memberikan tawaran
win-win solution
–
Bila potensi kekalahan sangat besar dan sangat
merugikan
–
Bila tidak cukup waktu untuk menyelesaikan konflik
Smoothing /Accommodation
Adalah negosiasi untuk menyelesaikan konflik
dengan menjaga agar setiap orang merasa senang,
dengan mengakomodasi kepentingan-kepentingan
bersama yang lebih komprehensip. Strategi ini tepat
digunakan apabila :
–
Permasalahan yang menjadi sumber konflik bersifat
kecil
–
Kerugian yang timbul dari konflik akan diderita oleh
semua pihak yang terlibat dalam konflik
–
Ada pengurangan tingkat konflik agar mendapatkan
informasi lebih banyak
–
Kondisi melunak diantara para pihak yang
bernegosiasi
Force/Dominating
Negosiasi yang bersifat menyerang atau mendominasi situasi dan kondisi negosiasi, yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan diri sendiri, dilakukan dengan cara: Menggunakan otoritas yang dimiliki, ancaman secara fisik, manipulasi, tidak memperhatikan hak-hak orang lain.
Strategi ini tepat digunakan dalam hal :
– Negosiasi memerlukan penyelesaian atau keputusan segera – Isunya sangat penting
– Menghadapi lawan yang hanya mengambil keuntungan sendiri – Para pihak mengharapkan dan senang dengan menggunakan
kekuasaan dan kekuatan
– Para pihak mengerti dan menerima hubungan kekuasaan diantara mereka.
Problem solving
Strategi ini menempatkan keterbukaan dan kejujuran
dari para pihak untuk secara bersama-sama
menemukan penyelesaian masalah secara adil
melalui konsensus-konsensus yang mereka bangun
bersama, menuju win-win solution. Strategi ini efektif
digunakan apabila :
–
Para pihak ingin mencapai solusi terintegrasi dan
memuaskan kedua belah pihak
–
Untuk meningkatkan komitmen dengan cara
pengambilan keputusan berdasarkan consensus
–
Ingin mengetahui dan memahami pihak lain yang
memiliki prespektif berbeda
Compromise
Strategi ini merupakan strategi penyelesaian masalah yang lebih mengedepankan solusi bersama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, para pihak mempunyai kesempatan yang berimbang dalam menyampaikan pendapatnya. Strategi ini dapat dilakukan dalam hal :
– Ingin mencapai pemecahan masalah sementara
– Tujuan yang akan dicapai dianggap penting, tapi tidak menimbulkan masalah
– Masih membutuhkan dukungan untuk bertindak lebih lanjut – Kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan yang sama
dalam dalam kompromi;
– Apabila solusi ideal tidak dapat dicapai
– Apabila kedua belah pihak memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama.
•
Dalam proses negosiasi, pihak-pihak yang berselisih
seringkali menggunakan berbagai taktik agar dapat
memperoleh hasil negosiasi yang diinginkan. Ada
beberapa taktik yang umum dilakukan oleh para
negosiator:
1. Membuat agenda
2. Bluffing
3. Membuat tenggat waktu (deadline)
4. Good Guy Bad Guy
5. The art of Concesión
6. Intimidasi
1. Membuat agenda
Taktik ini harus digunakan
karena dapat memberikan
waktu kepada pihak-pihak
yang berselisih setiap
masalah yang ada secara
berurutan dan mendorong
mereka untuk mencapi
kesepakatan atas
keseluruhan paket
perundingan.
2. Bluffing
Taktik klasik yang sering
digunakan oleh para
negosiator yang bertujuan
untuk mengelabui lawan
berundingnya dengan cara
membuat distorsi
kenyataan yang ada dan
membangun suatu
gambaran yang tidak
benar.
3. Membuat tenggat
waktu (deadline)
Taktik ini digunakan bila
salah pihak yang berunding
ingin mempercepat
penyelesaian proses
perundingan dengan cara
memberikan tenggat waktu
kepada lawannya untuk
segera mengambil
keputusan.
4. Good Guy Bad Guy
Taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh “jahat’ dan “baik” pada salah satu pihak yang berunding. Tokoh “jahat” ini berfungsi untuk menekan pihak lawan sehingga pandangan-pandangannya selalu ditentang oleh pihak lawannya , sedangkan tokoh “baik” ini yang akan menjadi pihak yang dihormati oleh pihak lawannya karena kebaikannya. Sehingga
pendapat-pendapat yang dikemukakannya untuk menetralisir pendapat Tokoh “jahat”, sehingga dapat diterima oleh lawan berundingnya.
5. The art of Concessión
Taktik ini diterapkan dengan cara meminta konsesi
dari lawan berunding atas setiap permintaan pihak
lawan berunding yang akan dipenuhi.
6. Intimidasi
Taktik ini digunakan bila
salah satu pihak membuat
ancaman kepada lawan
berundingnya agar
menerima penawaran
yang ada, dan
menekankan konsekuensi
yang akan diterima bila
tawaran ditolak.
2. Menghadapi Metode Pertarungan
Negosiasi
2.1. Melakukan
pengukuran
1. Melakukan Pengukuran Diri
Melakukan pengukuran diri dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan, kelemahan serta
batasan-batasan yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan
2. Melakukan Pengukuran Terhadap Pihak Lain
Pengukuran terhadap pihak lain juga penting dilakukan, guna mendapatkan gambaran yang utuh tentang adversary (lawan negosiator)
3. Melakukan Pengukuran terhadap Situasi
Mengukur dan memahami stuasi yang berkembang dalam perundingan adalah langkah penting lainnya yang tidak boleh diabaikan negosiator.
2.2. Menghindari
adversary
mengatakan ‘tidak’
1. Gunakan Metode Socrates
Asumsikan bahwa jawaban ‘tidak’ itu bukan keputusan akhir, melainkan dengan maksud ‘belum saatnya’, terutama untuk negosiasi awal
2. Gunakan Berbagai Perspektif
Orang memang akan mengeluarkan katakata “tidak” bila dirasa keinginannya tidak terpenuhi
3. Pecahkan Masalah Bersama-sama
Sekali mereka Anda ada tandatanda tertarik jangan siasiakan kesempatan itu
4. Kepung Lawan dengan Data dan Fakta Akurat
Bila Anda sudah berusaha dengan semaksimal mungkin tetapi tetap jawabannya “tidak”, maka ada baiknya Anda
memberikan ide-ide alternatif, yang mungkin lebih tepat dan bisa diterima oleh adversary
3. Penutupan Negosiasi
Babak terakhir dalam suatu proses negosiasi
adalah membangun kesepatan dan menutup
negosiasi
Perlu dilakukan
verifikasi terhadap
hasil-hasil yang telah
disepakati, sebelum
acara perundingan
ditutup, dan
merumuskan hasil
kesepakatan ke dalam
MoU (
memorandum of
understanding
)
3.1. Verifikasi Kesepakatan
3. Penutupan Negosiasi
a. Sangat jelas apa yang sebenarnya telah disepakati
b. Mengajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa anda berbicara tentang hal yang sama.
c. Mendefinisikan lingkup kesepakatan.
d. Menulis apa saja yang telah disepakati, kondisi-kondisi yang harus dipenuhi sebelum kesepakatan tersebut berlaku.
e. Mulai dengan kesepakatan setelah anda puas dan pasti bahwa kesepakatan itu jelas dan tidak bermakna ganda. f. Memastikan bahwa apa yang disepati jelas tanggal berlaku
dan jangka waktu kesepakatan g. Menyetujui konsekwensi
h. Mempersiapkan prosedur penyelesaian perselisihan. i. Memastikan kesepakatan untuk periode tertentu. j. Tindak lanjuti kesepakatan untuk memastikan
pelaksanaannya.
k. Dalam fase penutup negosiasi, situasi berubah dari “kami”, “anda”, “mereka”, menjadi “kita”.
3.2. Situasi
Deadlock
(jalan buntu)
a. Coba untuk mengerti mengapa lawan berkata “tidak”
b. Cari masalahmasalah baru yang dapat dijadikan konsesi. c. Coba untuk menyetujui untuk menepikan pokokpokok
bahasan yang spesifik untuk sementara waktu untuk
melanjutkan negosiasi tentang pokok bahasan yang lain. d. Jika memungkinkan, konsesi yang telah disepakati dapat
ditawarkan untuk ditukar.
e. Pertimbangkan kemungkinan untuk menukar sekelmpok
konsesikonsesi kecil untuk sebuah konsesi yang lebih besar dan lebih penting.
f. Dimana masih memungkinkan untuk negosiasi lebih lanjut. g. Jangan memperluas lingkup bahasan yang mungkin tengah
diperselisihkan.
h. Jangan ungkit kembali perselisihan lama.
i. Jangan mempublikasikan posisi anda ke pihak ketiga untuk mengamankan dukungan.
a. Mediation (Mediasi)
Mediasi adalah penyelesaian perselisihan yang melibatkan pihak ketiga. Mediator tidak mengambil keputusan apapun, melainkan sebagai fasilitator
b. Consiliation (Konsiliasi)
Konsiliasi adalah proses perdamaian antar pihak yang
bersengketa atau berkonflik dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai juru damai yang disebut konsiliator
c. Arbitrase
Arbitrase adalah teknik hukum untuk penyelesaian sengketa di
luar pengadilan, di mana para pihak yang bersengketa merujuk ke satu orang atau lebih, yang dengan keputusan mereka setuju untuk terikat