• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Gesit Timarna bab 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Skripsi Gesit Timarna bab 3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

29

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jalan A.W. Monginsidi 03 Kabupaten Karanganyar. SMA Negeri1 Karanganyar terletak 1 km sebelah selatan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap-tahap dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1) Observasi awal

Pada kegiatan observasi awal, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di kelas XI IPS dan kelas X SMA N 1 Karanganyar. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Maret 2013.

2) Penyusunan proposal

Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013 dan dilanjutkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran pada bulan Mei 2013.

3) Observasi lanjutan

(2)

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data pada kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar selama bulan September 2013.

c. Tahap pengolahan data dan penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan dan konsultasi dengan pembimbing yang dilakukan pada Oktober sampai Desember 2013. Adapun jadwal pelaksaan penelitian tersebut secara terperinci disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Mar Apr Mei Jun Bulan Jul Ags Sep Okt Nov Des

1. Persiapan Penelitian

a. Permohonan pembimbing b. Survey dan diskusi dengan

guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan

c. penyusunan proposal penelitian d. pembuatan permohonan ijin

penelitian

e. penyiapkan perangkat pembelajaran

f. observasi lanjutan (pra siklus)

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I - perencanaan

- pelaksanaan tindakan - observasi

- refleksi b. Siklus II

- perencanaan

- pelaksanaan tindakan - observasi

- refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data

(3)

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil ulangan/tes siswa untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan hasil pengamatan/observasi selama proses tindakan untuk mengetahui keaktifan siswa. Data berupa hasil tes siklus siswa diperoleh dari siswa-siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan data berupa keaktifan siswa diperoleh dari observasi mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang digunakan, ada dua macam metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode observasi

Menurut Budiyono (2003:53), observasi (pengamatan) adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati.

Menurut Sagala (2010:271) observasi dilakukan untuk mengamati peristiwa dan kegiatan di dalam kelas selama proses pembelajaran. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang dikehendaki.

(4)

pembelajaran materi peluang berlangsung dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif tipe TAPPS.

2. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54) “Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau

suruhan-suruhan kepada subyek penelitian”. Menurut Arikunto (2002: 127) yang

dimaksud dengan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian tertulis. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang bisa dilihat dari setiap langkah-langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa.

E. Validitas Data

Menurut Budiyono (2003:56) yang dimaksud dengan validitas adalah penilaian evaluatif terintegrasi yang dilakukan oleh penilai mengenai seberapa jauh bukti-bukti empirik dan rasional teoritis mendukung ketepatan inferensi dan tindakan berdasar skor tes atau asesmen lain. Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan.

Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Menurut Arikunto (2007:128) triangulasi adalah proses memastikan sesuatu (getting a ‘fix’) dari berbagai sudut pandang untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Lexy J. Moleong (1999:178) menyatakan bahwa

“triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

(5)

Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan untuk menguji keabsahan data keaktifan belajar siswa adalah triangulasi penyidik, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya (Lexy J. Moleong, 1999 :178 ). Triangulasi penyidik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan hasil observasi dari dua observer yang telah mengamati keaktifan masing-masing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi keaktifan siswa dikatakan valid apabila hasil pengamatan dua observer menunjukkan hasil yang sama.

Data hasil tes siswa tidak divalidasi secara langsung seperti data keaktifan siswa. Lather (dalam Arikunto dkk:2008) menyatakan bahwa untuk meningkatkan validasi data dalam penelitian tindakan dapat dilakukan dengan empat cara, salah satunya adalah dengan critical reflection, yaitu apabila pada setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin. Dalam suatu penelitian tindakan kelas, peneliti sengaja memberikan perlakuan kepada kelas dengan tujuan untuk memperbaiki masalah yang ada, dalam hal ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jika data hasil tes siswa menunjukkan hasil yang cenderung naik di setiap siklusnya maka secara tidak langsung peneliti telah melakukan validasi terhadap data hasil tes siswa.

F. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian (Arikunto, dkk., 2007:132).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Berikut ini teknik analisis yang digunakan :

(6)

Analisis hasil observasi keaktifan siswa dilakukan dengan cara pemberian skor, yaitu untuk jawaban “ya” akan diberi skor 1 dan jawaban

“tidak” diberi skor 0. Skor 1 dperoleh jika kedua observer menghasilkan data

yang sama, yaitu keduanya adalah jawaban “ya” dan skor 0 jika hasil amatan dari kedua observer berbeda atau jawaban keduanya adalah “tidak”. Kemudian skor keaktifan pada pertemuan pertama dan kedua dirata-rata untuk menghasilkan keaktifan siswa pada tiap siklus. Selanjutnya, keaktifan siswa tersebut dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil persentase observasi seperti pada Tabel 3 :

Tabel 3. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi

Presentase Kategori adalah 11. Berdasarkan pedoman kualifikasi hasil observasi diatas, maka kategori untuk keaktifan siswa dapat dijelaskan pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Kategori Keaktifan Siswa Skor keaktifan Kategori

2. Analisis Data Hasil Tes

(7)

memecahkan masalah matematika. Skor maksimal setiap soal adalah 10, yaitu 2 skor maksimal untuk tahap memahami masalah, 4 skor maksimal untuk melakukan perencanaan penyelesaian masalah, 2 skor maksimal untuk pelaksanaan rencana, dan 2 skor maksimal untuk tahap memeriksa kembali jawaban yang telah diperoleh. Setiap tes akhir siklus terdiri dari 2 soal, maka skor maksimal setiap tes akhir siklus adalah 20. Pemberian skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa didasarkan pada indikator sebagai berikut : (1) kemampuan siswa untuk memahami masalah yang diberikan, (2) kemampuan siswa untuk merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah, (3) kemampuan siswa untuk melaksanakan penyelesaian masalah yang telah direncanakan, dan (4) kemampuan siswa untuk memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

G. Indikator Capaian Penelitian

Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif tipe Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang dapat dinyatakan dalam bentuk

presentase. Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut :

1) Lebih dari atau sama dengan 65% dari jumlah total siswa mencapai skor tes akhir siklus lebih dari atau sama dengan 6 untuk setiap soal. Dimana skor maksimal tiap soal adalah 10. Skor 6 tersebut diperoleh dari 2 skor maksimal untuk tahap memahami masalah dan 4 skor maksimal untuk tahap melakukan perencanaan penyelesaian masalah.

2) Lebih dari atau sama dengan 65% dari jumlah total siswa mencapai kategori keaktifan belajar tinggi dalam proses pembelajaran.

H. Prosedur Penelitian

(8)

melakukan pengamatan adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan Sanjaya, Wina (2009:59) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaboratif pelaksanaan penelitian bukan dari guru, tetapi dari pihak luar untuk memecahkan masalah pembelajaran. Dalam penelitian ini pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sedangkan pihak yang melakukan pengamatan adalah guru dibantu enam rekan peneliti.

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan pembelajaran TAPPS, yaitu 65% siswa atau lebih memiliki skor kemampuan pemecahan masalah lebih dari atau sama dengan 6 untuk setiap soal dan 65% siswa atau lebih memiliki kategori keaktifan tinggi selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut :

(Arikunto; 2007: 16)

Gambar 1. Bagan Tahapan Setiap Siklus

(9)

observasi atau pengamatan, dan analisis serta refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai sekurang-kurangnya dua kali, dengan catatan bahwa perencanaan pada siklus berikutnya harus didasarkan dari hasil refleksi siklus sebelumnya, dengan menunjukkan apa saja kekurangan dan hambatan pada siklus sebelumnya, kemudian penjelasan tentang bagaimana kekurangan dan hambatan tersebut akan diperbaiki. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus dan tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan melalui penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Berikut adalah penjelasan masing-masing tahapan tiap siklus:

Rancangan Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. (terlampir pada

Lampiran 2)

b. Menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 6)

c. Menyusun lembar observasi mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 9)

d. Menyusun Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa. e. Menyusun tes akhir siklus yang dilaksanakan di akhir siklus. (terlampir

pada Lampiran 16)

f. Melakukan validasi butir soal tes akhir siklus. Validasi ini dilakukan oleh satu dosen dan dua guru matematika. (terlampir pada Lampiran 18) 2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu pembelajaran dengan TAPPS seperti berikut:

a. Pendahuluan

(10)

permutasi dengan beberapa unsur sama, permutasi siklik, ataupun kombinasi. Selain itu guru juga memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan soal yang bisa diselesaikan dengan aturan perkalian dan soal yang tidak bisa diselesaikan dengan aturan perkalian tetapi bisa diselesaikan dengan permutasi atau kombinasi. Setelah itu guru memberikan motivasi siswa dengan memberi tahu manfaat mempelajari permutasi. Sebelum masuk pada materi permutasi, guru bersama siswa membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan LKS kepada siswa

2) Guru menyampaikan/ menjelaskan materi permutasi dan kombinasi kepada siswa dengan LKS yang telah dibagikan kepada siswa. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2

siswa dan mengarahkan siswa untuk menentukan siapa yang akan menjadi problem solver dan listener dalam kelompok tersebut. 4) Guru membagikan soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok.

Pihak problem solver akan menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut kepada listener. Listener harus mendengarkan dan memahami setiap langkah yang diambil oleh problem solver. Setelah itu, problem solver dan listener berganti peran. Selama siswa bekerja, guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa.

5) Guru dan siswa bersama-sama membahas masalah yang telah dikerjakan. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru memberikan penjelasan dan terhadap masalah yang dibahas.

6) Guru memberikan post test kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Dengan adanya post test akan menunjukkan tentang apa yang telah mereka pelajari selama bekerja dalam kelompok.

(11)

c. Penutup

1) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi permutasi dan kombinasi yang telah dipelajari.

2) Guru memberikan pekerjaan rumah pada modul milik siswa dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu ruang sampel dan peluang suatu kejadian.

3. Tahap observasi (pengamatan)

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas siswa maupun guru selama proses belajar mengajar. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam penelitian ini observer adalah guru dan enam orang rekan peneliti. Sebelum observasi dilakukan, peneliti telah mempersiapkan lembar observasi guna mengetahui keaktifan siswa dan keterlaksanaan pembelajaran dengan TAPPS. Setiap aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung diusahakan untuk dicatat seperti apa adanya agar diperoleh informasi lapangan yang sebenarnya. 4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. Peneliti bersama dengan guru mata pelajaran matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan di setiap akhir siklus. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, mengamati masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti dan guru merumuskan tindakan berikutnya.

(12)

Rancangan Siklus II

Perencanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan hasil tindakan pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran matematika. Tahapan pelaksanaan siklus kedua mengacu pada tahapan siklus pertama, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

siklus I. (terlampir pada Lampiran 3)

b. Menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 6)

c. Menyusun lembar observasi mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 9)

d. Menyusun Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa. e. Menyusun tes akhir siklus yang dilaksanakan di akhir siklus. (terlampir

pada Lampiran 20)

f. Melakukan validasi butir soal tes akhir siklus. Validasi ini dilakukan oleh satu dosen dan dua guru matematika. (terlampir pada Lampiran 22) 2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan TAPPS sebagai berikut: a. Pendahuluan

(13)

seseorang itu bisa keluar dari penjara. Setelah itu guru memberikan motivasi siswa dengan memberi tahu manfaat mempelajari peluang untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan LKS kepada siswa

2) Guru menyampaikan/ menjelaskan materi peluang kepada siswa 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2

siswa dan mengarahkan siswa untuk menentukan siapa yang akan menjadi problem solver dan listener dalam kelompok tersebut. 4) Guru memberi soal pada siswa untuk dikerjakan secara berpasangan. 5) Selama siswa memecahkan masalah, guru berkeliling untuk

memantau kegiatan siswa.

6) Guru dan siswa bersama-sama membahas masalah yang telah dikerjakan. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja mereka. Setelah itu setiap siswa diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban kelompok yang maju.

7) Guru memberikan post test kepada siswa untuk dikerjakan mandiri. 8) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang

berhasil mendapatkan skor tertinggi. c. Penutup

1) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi peluang.

2) Guru menginformasikan bahwa akan diadakan ulangan untuk materi peluang pada pertemuan berikutnya.

3) Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk materi peluang.

3. Tahap observasi (pengamatan)

Kegiatan pengamatan yang dilakukan pada tindakan siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu mengamati keaktifan siswa dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan TAPPS.

(14)

Setelah melakukan tindakan siklus II, peneliti dan guru berdiskusi mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti juga melakukan pengolahan data untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dengan TAPPS berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat bagan kegiatan inti penelitian sebagai berikut :

Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian Berhasil ?

a. Ya, siklus berhenti b. Belum, lanjut siklus berikutnya Identifikasi Masalah

1. Perencanaan a. RPP

b. Lembar Observasi c. Tes Akhir Siklus I

3. Observasi

a. Kesesuaian dengan RPP b. Kendala yang dihadapi c. Aktifitas siswa 4. Refleksi

a. Tes unit siklus 1 b. Hasil observasi

1. Perencanaan:

a. RPP

b. Lembar Observasi c. Tes akhir siklus II

3. Pengamatan oleh guru a. Kesesuaian dengan RPP b. Kendala yang dihadapi c. Aktifitas siswa 4. Refleksi

a. Tes unit siklus 2 b. Hasil observasi

2. Pelaksanaan

SIKLUS I

2. Pelaksanaan

Gambar

Tabel 2. Kegiatan Penelitian
Tabel 3. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi
Gambar 1. Bagan Tahapan Setiap Siklus
Gambar 2.  Bagan Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

SANDER B(D/H KLINIK HOSANA MEDICA CIBITUNG) JL. MANGUN JAYA INDAH II BLOK G10 NO. KARTIKA HUSADA SETU JL. ADAM TALIB JL. TAMAN HARAPAN BARU JL. PUSPA HUSADA JL. RAYA PONDOK TIMUR

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI menurut langkah-langkah John Dewey ditinjau dari adversity

Hadis hadis yang ditakhrijkan dalam buku ini mengenai aktivitas manusia sehari hari, yaitu jual beli, makanan dan pakaian, maka Ramli Abdul Wahid merasa penting

Manajemen Kinerja adalah proses penge­ lolaan kinerja dengan maksud untuk meningkatkan prestasi kerja dan kompetensi pegawai serta unit­unit di lingkungan Direktorat

Disamping itu pada kondisi pemeliharaan ayam buras saat ini dimana peternak sudah melaksanakan pemeliharaan di kandang batere untuk tujuan memproduksi telur konsumsi, maka dengan

Untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, mohon maaf jika saya

Untuk membantu anak dalam bersosialisasi, program bimbingan dan konseling di sekolah dasar sebaiknya memasukan kegiatan permainan kelompok, hasil penelitian Landreth

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh rasio fundamental perusahaan diproksikan dengan return on equity (ROE), current ratio (CR), dan debt to equity