• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori penunjang yang mendasari dalam pembahasan yaitu state of the art, metode dan pemodelan sistem.

2.1 State of the Art

Game Tradisional Engklek merupakan game yang dibuat untuk menggambarkan permainan tradisional engklek. Game Engklek dibuat untuk diimplementasikan pada platform mobile berbasis android. Konsep yang dimiliki

game ini adalah terdapat tingkatan level yang berbeda. Tingkatan level terdiri dari 2 level yaitu easy mode dan hard mode. Setiap level memiliki beberapa kategori permainan yaitu single player, two player dan three player. Game ini juga memiliki

scene memilih karakter setelah pemilihan kategori permainan. Terdapat 5 karakter berbeda yang dapat dilipilih pada game. Cara bermain Game Engklek yaitu pada layar terdapat kotak-kotak sebagai arena engklek, lakukan tap/touch pada device

kemudian menarik power untuk melakukan pelemparan batu. Langkah berikutnya melakukan loncatan dan mencari rumah. Pemenang pada Game Engklek ini ditentukan dengan menghitung pemilik rumah terbanyak (Prihandani, Bayupati & Wirdiani 2016).

Game Tajog Race merupakan game yang juga dibuat untuk menggambarkan salah satu permainan tradisional yaitu tajog (egrang). Terdapat 2 game utama pada game Tajog Race yaitu Stage Game dan Explore Game. Stage Game merupakan game balap tajog dan Explore Game merupakan game endless

yang dibuat untuk memberi variasi dalam game. Perbandigan dari Game

(2)

Tabel 2.1 Perbandingan antara game Tradisional Engklekdengan game Tajog Race. Parameter Game Tradisional Engklek Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android Tema Game Permainan Tradisional Permainan Tradisional Game play/ level 1 game utama dengan 2

level mode, yaitu:

1. Level Easy merupakan Game Engklek dengan garis bantu dalam melakukan pelemparan batu.

2. Level Hard merupakan Game Engklek tanpa garis bantu dalam melakukan pelemparan batu.

2 game utama, yaitu: 1. Explore Game merupakan

game endless yang memiliki 3 track yang berbeda,

2. Stage Game adalah game yang terdiri dari 3 stage dengan setiap stage memiliki game yang sama yaitu balap tajog namun terdapat perbedaan kecepatan, rintangan dan fitur menarik dari game di setiap track-nya.

Fitur Multitouch Sensor Accelerometer,

Collision Detection, Fungsi Random, Parallax Effect

Game Casual “Jebyuurrr!” adalah game yang dibuat berdasarkan cerita atau hasil imajinasi. Game ini menceritakan bagaimana gurita telah melepaskan diri dari nelayan dan berusaha menghindari ikan-ikan yang ada untuk masuk ke dalam laut. Tujuan dari Game Casual “Jebyuurrr!” yaitu mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Game ini tidak ada pembagian level yang jelas karena memiliki jenis

survival atau endless game. Fitur sensor accelerometer digunakan dalam mengontrol pergerakan karakter gurita. Pergerakan gurita memanfaatkan sensor

accelerometer difokuskan pada pergerakanan ke kanan dan ke kiri berdasarkan sumbu x (Christian 2013)..

Game Casual “Jebyuurrr!” dan game Tajog Race memiliki fitur game yang sama namun memiliki perbedaan pada gameplay dan genre game. Perbedaan dari

(3)

Tabel 2.2 Perbandingan antara game Casual “Jebyuurrr!” dengan game Tajog Race. Parameter Game Casual “Jebyuurrr!” Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android Alat Pengembang

dan Bahasa Pemrograman

Eclipse IDE, Bahasa Pemgoraman Java

Corona SDK, Bahasa Pemgoraman Lua

Game play/ level 1 game utama yaitu gurita menghindari ikan dan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya (endless game)

2 game utama, yaitu: 1. Explore Game merupakan

endless game yang memiliki 3 track yang berbeda,

2. Stage Game adalah game yang terdiri dari 3 stage dengan setiap stage memiliki game yang sama yaitu balap tajog namun terdapat perbedaan kecepatan, rintangan dan fitur menarik dari game di setiap track-nya.

Fitur Sensor Accelerometer,

Sensor Suara, Multitouch

Sensor Accelerometer, Collision Detection, Fungsi Random, Parallax Effect Genre Endless Race dan Endless -Running

Game

Game Super Noseman merupakan game 2 dimensi dengan genre endless-running game. Game ini diadopsi dari game terdahulunya yang telah mendapatkan respon sangat baik yaitu Temple Run dan Flappy Bird. Cara bermain dari Super Noseman ini adalah menyelamatkan penduduk dengan cara menangkapnya dan memukul obstacle yang ada di dalam gedung. Obstacle yang digunakan adalah karakter ninja. Game akan berakhir ketika Super Noseman gagal menyelamatkan penduduk atau gagal memukul ninja dengan jumlah tertentu. Nilai atau poin yang didapatkan tergantung dari berapa banyak ninja yang berhasil dipukul dan berapa banyak penduduk yang dapat diselamatkan (Handoyo 2014).

(4)

Game Tajog Race dan game Super Noseman memiliki kesamaan genre game yaitu endless-running game. Selain genre, fitur yang digunakan juga ada kesamaan seperti penggunaan fitur parallax effect. Disamping kesamaan tersebut, kedua game memiliki perbedaan dari beberapa aspek. Perbedaan dari game Super Noseman dengan Tajog Race dapat dilihat pada table 2.3.

Tabel 2.3 Perbandingan antara game Super Noseman dengan game Tajog Race.

Parameter Game Super Noseman Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android Game play/ level 1 game utama yaitu

endless-running game dengan Super Noseman sebagai karakter utama.

2 game utama, yaitu: 1. Explore Game merupakan

game endless yang memiliki 3 track yang berbeda,

2. Stage Game adalah game yang terdiri dari 3 stage dengan setiap stage memiliki game yang sama yaitu balap tajog namun terdapat perbedaan kecepatan, rintangan dan fitur menarik dari game di setiap track-nya.

Fitur Parallax Effect, Algoritma Circle Collision, Algoritma Axis-Aligned Bounding Box

Sensor Accelerometer, Collision Detection, Fungsi Random, Parallax Effect Genre Endless-Running Race dan Endless-Running

Wang dan Lin (2012) membuat jurnal mengenai Game AI: Simulating Car Racing Game by Applying Alghorthms. Jurnal tersebut membahas game dengan

genre race. Game tersebut mengimplementasikan algoritma pencarian jarak terpendek (pathfinding). Algoritma yang digunakan adalah algoritma A* untuk menghindari rintangan yang memiliki pergerakan statis dan dinamis. Simulasi

(5)

balap F1 (Formula 1) digunakan sebagai objek penerapan algoritma A* tersebut. Ujicoba dilakukan pada 3 track yang berbeda yaitu Turki, Hungaria dan Italia.

Game Tajog Race dan Simulating Car Racing Game tersebut memiliki kesamaan pada salah genre game yaitu race game. Perbedaan juga nampak pada

game play, fitur dan genre game. Perbedaan dari Simulating Car Racing Game

dengan game Tajog Race dapat dilihat pada table 2.4.

Tabel 2.4 Perbandingan antara Simulating Car Racing Game dengan game Tajog Race. Parameter Simulating Car Racing

Game

Game Tajog Race

Game play/ level 1 game utama yaitu race game dengan Formula 1 sebagai objek simulasi game. Terdapat 3 track berbeda yang digunakan pada game, antara lain: Turki, Hungaria dan Italia.

2 game utama, yaitu: 1. Explore Game merupakan

game endless yang memiliki 3 track yang berbeda,

2. Stage Game adalah game yang terdiri dari 3 stage dengan setiap stage memiliki game yang sama yaitu balap tajog namun terdapat perbedaan kecepatan, rintangan dan fitur menarik dari game di setiap track-nya.

Fitur Algoritma A*, Collision

Detection dan Fungsi Random

Sensor Accelerometer, Collision Detection, Fungsi Random, Parallax Effect

Genre Race Race dan Endless-Running

2.2 Definisi Game

Game berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti dasar permainan. Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian “kelincahan intelektual”

(intellectual playability game). Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara

(6)

maksimal. Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran, kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan sebagai game (Zamroni, Suryaman & Jalaludin 2013).

Game atau permainan biasanya dilakukan untuk kesenangan dan kadang kadang digunakan sebagai alat pendidikan. Pembuat Game harus membuat deskripsi yang menceritakan game yang akan dibuat terlebih dahulu untuk membuat sebuah game. Selain itu dibutuhkan juga desain game yang sederhana untuk mempermudah pembuatan game. Desain yang telah dibuat dapat membantu mengetahui semua elemen-elemen yang dibutuhkan dalam pembuatan game, misalnya karakter user, karakter musuh, animasi serangan dan sebagainya. Membuat game akan mebutuhkan gambar dari tiap elemen-elemen yang ada,

background image, dan sound. Semua hal diatas dapat dikatakan sebagai resources game.

2.3 Jenis-Jenis Game

Menurut Chowanda & Lusiana, game dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis Game diantaranya shooting (tembak-tembakan), fighting

(pertarungan), adventure (Petualangan), Simulasi, Konstruksi, Manajemen, Strategi, Olahraga, puzzle, dan Edugames (Chowanda & Lusiana 2011).

1. Shooting (Tembak-Tembakan)

Game tembak-tembakan sangat memerlukan kecepatan refleks, koordinasi mata-tangan, juga timing, inti dari game jenis ini adalah tembak, tembak dan tembak. Contoh : GTA, dan Crysis.

2. Fighting (Pertarungan)

Fighting (pertarungan) merupakan game yang permainannya memerlukan refleks dan koordinasi mata dan tangan dengan cepat, tetapi inti dari game

pertarungan adalah penguasaan hafalan jurus. Contoh: Mortal Kombat dan Tekken. 3. Adventure (Petualangan)

Game yang lebih menekankan pada jalan cerita dan kemampuan berpikir pemain dalam menganalisia tempat secara visual, memecahkan tekateki maupun menyimpulkan berbagai peristiwa. Contoh: Kings Quest, dan Space Quest.

(7)

4. Simulasi, Konstruksi, Manajemen

Video game simulasi, kontruksi dan manajemen seringkali menggambarkan dunia di dalamnya sedekat mungkin dengan dunia nyata dan memperhatikan dengan detil berbagai faktor. Contoh: The Sims.

5. Strategi

Game strategi memerlukan koordinasi dan strategi dalam memainkan permainan ini. Kebanyakan game strategi adalah game perang. Contoh: Warcraft. 6. Olahraga

Jenis game olahraga merupakan adaptasi dari kenyataan, membutuhkan kelincahan dan juga strategi dalam memainkannya. Contoh : Winning Eleven dan NBA.

7. Puzzle

Game teka-teki, pemain diharuskan memecahkan teka-teki dalam game

tersebut. Contoh : Tetris, Minesweeper dan Bejeweled. 8. Edugames

Edugames dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat pendidikan, baik untuk belajar mengenal warna untuk balita, mengenal huruf dan angka, matematika, sampai belajar bahasa asing. Developer yang membuat edugame, harus memperhitungkan berbagai hal agar game ini benar-benar dapat mendidik, menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan yang memainkannya.

Target segmentasi pemain harus pula disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan desain visual ataupun animasinya. Contoh edugames: Bobi Bola, Dora the Explorer, Petualangan Billy dan Tracy.

Game Tajog Race merupakan game yang memiliki dua genre atau jenis

game. Jenis game running-endless diimplementasikan pada Explore game dan jenis

racing (olahraga) diimplementasikan pada Stage game.

2.4 Metajog

Permainan egrang adalah permainan berjalan menggunakan alat yang terbuat dari bambu dan pelepah sagu atau tempurung kelapa. Nilai budaya yang

(8)

terkandung dalam permainan egrang adalah kerja keras, keuletan dan sportivitas. Permainan egrang pada umumnya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 7-13 tahun dengan jumlah pemain berkisar 2-5 orang. Selain menggunakan bambu, egrang dapat pula dibuat dari batok kelapa. Aturan permainan egrang bambu dapat dibagi menjadi dua yaitu perlombaan lari atau balapan dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu (Purbowinanto 2011, h.23).

Egrang merupakan permainan tradisional yang cukup terkenal di berbagai wilayah di nusantara, tidak terkecuali daerah Bali. Egrang lebih dikenal oleh masyarakat Bali dengan nama tajog (metajog). Tajog merupakan salah satu permainan tradisional yang terkenal di Bali. Nama permainan ini diambil dari nama alat yang dipakai yaitu tajog. Cara bermain tajog yaitu dengan mengandalkan keseimbangan dan kecepatan gerakan tajog untuk bersaing dengan lawan yang lain untuk mencapai garis finish paling cepat.

Metajog merupakan sebuah permainan tradisional Bali yang sudah tidak ada penggemarnya lagi. Metajog ini sebenarnya murah meriah, hanya diperlukan dua potongan bambu untuk kaki-kakian. Untuk alas tempat berpijak bisa dipakai potongan bambu kecil atau kayu. Alas ini kemudian diikat pada kaki tajog dengan ketinggian yang disesuaikan dengan keinginan dan keberanian. Keseimbangan yang baik memang mutlak diperlukan bila tidak ingin jatuh terjerembab dari kaki tajog yang tinggi (Win 2010, h.50).

(9)

Gambar 2.1 Permainan Tajog “Metajog

Permainan tajog dari Bali dimainkan oleh beberapa anak. Bentuk dan ukuran tajog dapat diperkirakan seperti pada gambar 2.1.

2.5 Sensor Accelerometer

Accelerometer merupakan alat atau transduser yang digunakan untuk mengukur percepatan, getaran dan percepatan yang disebabkan oleh gravitasi. Secara umum sensor accelerometer bekerja untuk mengukur percepatan akibat gerakan benda yang melekat dengannya (Nugroho 2013, h.15).

Accelerometer memiliki banyak kegunaan yang diimplementasikan pada berbagai alat untuk membantu kelangsungan hidup manusia, misalnya pada device

yang sedang berkembang yaitu diterapkan pada smartphone sebagai image stabilization dalam camera recorder dan track switching untuk mengubah lagu yang dimainkan. Sensor accelerometer diterapkan pada game Tajog Race sebagai kontrol gerak karakter utama dalam menghindari rintangan yang ada.

(10)

2.6 Collision Detection

Collision detection merupakan suatu algoritma yang digunakan pada saat terjadi tumbukan antara objek satu dengan objek lainnya. Collision detection atau pendeteksian tumbukan adalah proses pengecekan apakah beberapa buah objek spasial saling bertumbuk atau tidak. Jika ternyata ada paling sedikit dua buah objek yang bertumpuk, maka kedua objek tersebut dikatakan saling bertumbukkan (Nugraha 2010).

Collision detection pada game Tajog Race digunakan untuk memberikan tindakan jika terjadi tumbukan. Collision detection digunakan pada game Tajog Race untuk memberikan tindakan terhadap tumbukan yang terjadi antara karakter

game dengan rintangan dan karakter game dengan jajanan bali.

2.7 Fungsi Random

Fungsi random merupakan fungsi yang digunakan untuk melakukan perintah acak. Bahasa pemrograman Lua yang digunakan oleh Corona SDK mendukung penggunaan random function. Corona memiliki libraries math.* yang menangani pembuatan nilai acak dengan mudah untuk digunakan di aplikasi atau

game.

Pembuatan game sering menggunakan fungsi ini untuk memberikan proses yang tak terduga karena perintah acak yang dilakukan. Biasanya random function

digunakan pada game puzzle, shooter game dan masih banyak lagi. Random function diimplementasikan pada game Tajog Race untuk penempatan rintangan, jajanan bali, health dan healing kit.

2.8 Parallax Effect

Parallax effect adalah efek yang dilihat mata terhadap perpindahan atau besarnya sebuah objek yang disebabkan oleh perbedaan posisi objek tersebut. Efek ini dapat diilustrasikan seperti saat seseorang melintasi jalan menggunakan mobil, maka perpindahan tiang listrik di pinggir jalan terasa lebih cepat dibandingkan dengan gunung yang posisinya jauh dari tiang listrik tersebut (Handoyo 2014, h.94).

(11)

Parallax effect ini banyak diimplementasikan pada game yang bertipe

scrolling seperti endless-running game dan race. Game Tajog Race mengimplementasikan parallax effect pada kedua game utama yaitu Explore Game

dan Stage Game. Pergerakan track dan batas track pada game diimplementasikan

parallax effect tersebut.

2.9 Corona SDK (Software Development Kit)

Corona SDK merupakan software engine yang diciptakan oleh Walter Luh. Corona SDK membantu software programmer untuk membuat aplikasi dan game

dalam platform mobile berbasis iOS dan Android. Corona SDK menggunakan bahasa pemrograman Lua. Fitur yang terdapat pada Corona antara lain adalah audio, grafis, jaringan dan beberapa sensor seperti accelerometer dan GPS (Burton 2013).

Game Tajog Race merupakan game 2 Dimensi berbasis Android yang dibuat menggunakan corona SDK. Beberapa library digunakan untuk mengimplementasi game Tajog Race seperti library math.*, physics.* dan transition.*.

2.10 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan game Tajog Race. Pemodelan sistem adalah langkah untuk menggambarkan secara umum game yang akan dibangun, adapun bentuk gambaran umum digambarkan dengan flowchart, use case diagram dan activity diagram. 2.10.1 Flowchart

Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. System flowchart adalah urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses

(12)

pengolahan data. Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Anharku. 2009). Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan flowchart dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Simbol Flowchart

Simbol Nama Keterangan

Terminator Permulaan/ akhir program

Garis Alir Arah aliran program

Preparation Proses inisialisasi/ pemberian harga awal

Proses

Proses perhitungan/ proses pengolahan data

Input/ Output Data

Proses input/ output data, parameter, informasi

Predefined Process (Sub Program)

Permulaan sub program/ proses menjalankan sub program

Decision

Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya

On Page Connector

Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada satu halaman

Off Page Connector

Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada halaman berbeda

(13)

Flowchart digunakan untuk menggambarkan alur proses pengerjaan game

dari awal sampai selesai game dirancang. Flowchart ini membantu untuk mengerjakan pertahap langkah pembuatan game Tajog Race, dengan kata lain

flowchart yang dibuat nantinya sebagai landasan alur perancangan game Tajog Race.

2.10.2 Use Case Diagram

Use case adalah rangkaian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah-laku benda dalam sebuah model serta di realisasikan oleh sebuah collaboration. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips

dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan proses sistem atau kebutuhan sistem dari sudut pandang user (Rumbaugh, Jacobson & Booch 2005, h.78).

Use case diagram adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga user sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun. Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case lebih dititikberatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian. Adapun simbol dari Use Case Diagram dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Simbol dari Use Case Diagram

Simbol Nama Keterangan

Actor

Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem

Use Case

Menggambarkan bagaimana seseorang akan menggunakan atau memanfaatkan sistem

(14)

Relationship

Hubungan antara actor dengan use case. Terdapat dua hubungan, yaitu:

1. <<include>> : kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event dapat terjadi

2. <<extends>> : kelakukan yang hanya berjalan di bawah kondisi tertentu

Use case menggambarkan suatu interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Aktor atau seorang adalah entitas manusia atau mesin yang melakukan interaksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

2.10.3 Activity Diagram

Activity diagram merupakan penyampaian secara grafis dari seluruh tahapan alur kerja. Activity diagram ini mengandung aktivitas, pilihan tindakan, perulangan dan hasil dari aktivitas tersebut. Pada pemodelan UML, diagram ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dan alur kerja operasional secara pertahap dari komponen suatu sistem yang dirancang (Rumbaugh, Jacobson & Booch 2005, h. 96). Adapun simbol dari activity diagram dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Simbol dari Activity Diagram

Simbol Nama Keterangan

Initial State Titik awal dimulai activity

(15)

State Initial activity

Decision

Pilihan untuk mengambil keputusan

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana alir aktivitas dimulai, keputusan yang mungkin terjadi dan bagaimana alir aktivitas berakhir.

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan antara game Tradisional Engklek dengan game Tajog Race.  Parameter  Game Tradisional Engklek  Game Tajog Race
Tabel 2.2 Perbandingan antara game Casual “Jebyuurrr!” dengan game Tajog Race.  Parameter  Game Casual “Jebyuurrr!”  Game Tajog Race
Tabel 2.3 Perbandingan antara game Super Noseman dengan game Tajog Race.
Tabel 2.4 Perbandingan antara Simulating Car Racing Game dengan game Tajog Race.  Parameter  Simulating Car Racing
+5

Referensi

Dokumen terkait

Semen Padang menyadari pentingnya peningkatan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki dalam mendukung pencapaian visi dan misi

Struktur kepemilikan manajerial sebagai vari- abel independen merupakan tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut da- lam pengambilan keputusan, diukur

Investor menanamkan modalnya pada sekuritas untuk mendapatkan return maksimal dengan risiko tertentu ataupun untuk mendapatkan return tertentu dengan risiko yang minimal, untuk

Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dari tiga variabel independen terhadap satu variabel dependen, yang masing-masing variabel telah diketahui

selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan penulisan

 Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan. Dalam upaya mewujudkan permukiman yang bersih, sehat,. indah dan