KEBI
KEBI
AKAN
AKAN
ANC
ANC
erpa
erpa
du
du
Pencegahan P
Kerangka Penyajian
Kerangka Penyajian
1.
1.
Latar Belakang
Latar Belakang
2.
2.
Konsep Pelayanan ANC Terpadu
Konsep Pelayanan ANC Terpadu
3.
3.
Kebijakan dan Strategi
Kebijakan dan Strategi
4.
4.
Tantangan
Tantangan
5.
Kerangka Penyajian
Kerangka Penyajian
1.
1.
Latar Belakang
Latar Belakang
2.
2.
Konsep Pelayanan ANC Terpadu
Konsep Pelayanan ANC Terpadu
3.
3.
Kebijakan dan Strategi
Kebijakan dan Strategi
4.
4.
Tantangan
Tantangan
5.
Latar Belakang
Latar Belakang
RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI-ANAK RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI-ANAK
S
Seellaammaa kkeehhaammiillaann 110 0 %% – – 25 %25 %
S
Saaaatt ppeerrssaalliinnaann 3355%% – – 40 %40 %
S
Seellaammaa mmeennyyuussuuii ((rraattaa--rraattaa 1155%%)) 3355%% – – 40 %40 %
90
90% % ininfefeksksii HHIV paIV paddaa babayiyi ddikikaarerenanakakann tetertrtulularar dadariri iibubunnyaya se
selalamama hahamimil, l, bebersrsalalinin dadann memenynyususuiui..
ART
ART duringduring thethe MTCTMTCT riskrisk periodperiod oror lifelonglifelong forfor ALLALL pregnantpregnant andand breastbreast feedingfeeding women,women, WHOWHO (2013)
Pelayanan Antenatal Terpadu
Definisi:
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan
antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil serta
terpadu
dengan
program
lain
yang
memerlukan intervensi selama kehamilannya
Tujuan Pelayanan Antenatal Terpadu
Tujuan umum:
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan khusus:
•
Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif
dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan ibu hamil,
konseling KB pasca persalinan dan pemberian ASI
•
Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif
dan berkualitas
•
Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang
diderita ibu hamil
•
Melakukan intervensi terhadap
kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin
•
Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan
KONSEP
Pelayanan Antenatal terpadu ( SOP )
A. Anamnesis
B. Pemeriksaan meliputi:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur Tekanan darah
3. Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas /LILA) 4. Ukur Tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan
7. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus: Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah, (Hb)Pemeriksaan protein urin
,Pemeriksaan kadar gula darah (bila curiga),Pemeriksaan darah Malaria (di daerah endemis malaria), Pemeriksaan tes Sifilis, Pemeriksaan HIV , Pemeriksaan BTA 9. Tatalaksana/penanganan Kasus
10. Konseling
Langkah-langkah
Pelayanan Antenatal Terpadu
• Keluhan, masalah
• Tanda-tanda penting terkait
masalah
kehamilan/penyakit
• Status kunjungan, riwayat
kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat penyakit
• Status imunisasai TT • Konsumsi tablet Fe
• Obat-obatan yang
dikonsumsi
• Gejala malaria dan riwayat
pemakaian obat
• Gejala IMS dan riwayat
penyakit pasangan • Pola makan • Kesiapan menghadapai persalinan 9
Anamnese
Langkah-langkah ...
No Jenis Pemeriksaan Trim I Trim II Trim III
1 Keadaan umum 2 Suhu tubuh 3 Tekanan darah 4 Berat badan 5 Penapisan status TT/ Pemberian TT 5 LILA 6 TFU 7 Presentasi janin 8 DJJ 10
Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Trim I Trim II Trim III 10 Hemoglobin * 11 Golongan darah 12 Protein urin * * 13 Gula darah/reduksi * * * 14 Darah malaria * * * 15 BTA sputum * * * 16 Darah sifilis * * * 17 Serologi HIV ** * * 18 USG * * * 11 Pemeriksaan, lanj ...
: Dilakukan pemeriksaan rutin
* : Dilakukan pemeriksaan atas indikasi
* : Pada daerah endemis akan menjadi pemeriksaan rutin
** : Pada daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil
PPIA
•
Merupakan bagian dari rangkaian upaya
pengendalian HIV dan AIDS
•
Tujuan utamanya adalah
agar bayi
yang
dilahirkan dari ibu dengan HIV
terbebaskan
dari HIV
serta ibu dan bayi tetap hidup dan
INTEGRASI PPIA
DALAM ANC
Ibu hamil dengan masalah gizi
Ibu hamil berisiko
Ibu hamil dgn komplikasi kebidanan Ibu hamil SEHAT Ibu hamil dengan PTM Ibu hamil dgn penyakit menular
Ibu hamil dengan gangguan jiwa ANC Ibu hamil Persalinan aman ,Bayi Sehat Rujukan penang
gizi dan tinjutnya
Perencanaan p’salin aman di faskes Penanganan komplikasi dan rujukan Rujukan penang PM dan tinjutnya Rujukan penang PTM dan tinjutnya Rujukan penang gg jiwa dan
ANC Terpadu:pelayanan antenatal berkualitas agar: Kehamilan sehat, bersalin dengan selamat, dan Bayi lahir sehat.
CONTINUUM OF CARE PPIA
Pelayanan bagi bayi Pelayanan bagi
balita Pelayanan bagi
anak SD Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja
•ANC terpadu (gizi, ATM,
PTM, IMS, imunisasi)
•Tes HIV (TIPK) •ART
•Konseling persalinan
aman, pemberian makanan pada bayi, KB pasca persalinan •Persalinan aman: partus normal/SC •ART •Konseling menyusui (manajemen laktasi) •IMD •ASI eksklusif •KB pasca persalinan •Pemberian makanan
pada bayi: ASI eksklusif
•Imunisasi dasar lengkap •ARV profilaksis •Kotrimoksasol profilaksis •Diagnosis HIV •ART • ART • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan • PMT •ART •Penyiapan pengungkapan status HIV • Kespro remaja (PKPR) • Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll • ABAT • Terapi ARV (ART) Lansia • Kualitas • Hambat Degeneratif • Konseling Kespro • KIE Kespro Catin • Pelayanan KB
• Perencanaan kehamilan
Persalinan, nifas & neonatal
Pemeriksaan
Kehamilan
Pelayanan PUS & WUS
PENGENDALIAN IMS PADA
KEHAMILAN Permenkes 97 thn 2014 Bag Kedua : pelayanan
masa kehamilan Pasal 12 ayat 3
ANC Terpadu (10 T)
1.Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan
2.UkurTekanan Darah
3.Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4.(ukur) Tinggi Fundus Uteri
6.Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT)
5. Tentukan Presentasi Janin dan DJJ
7.Pemberian Tablet Besi
8. Pemeriksaan laboratorium
9.Tata Laksana Kasus
10.Temu Wicara Hb Golongan Darah Glukoprotein urine HIV Sifilis Hep B RUMAH SAKIT PUSKESMAS 5 Juta Ibu Hamil Pusk ; Klinik ;Bidan ;RS Fasyankes yang memiliki layanan: - HIV/PPIA -IMS -ARV Permenkes 59/2014 ttg standar tarif JKN PMK 51/2013 tentang Pedoman PPIA
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PPIA
•
SE Menkes No GK/ Menkes/001/1/2013 tentang
layanan PPIA
•
Permenkes No 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan
HIV dan AIDS
•
SE Menkes No 129 tahun 2013 tentang pelaksanaan
Pengendalian HIV-AIDS dan IMS
•
SE Dirjen P2PL No HK.02.03/0/III/2/823/2013 tentang
alokasi pembiayaan Logistik Program Pengendalian
HIV-AIDS dan IMS
•
SE Dirjen BUK tentang Penyelenggaraan Pelayanan
orang dengan HIV-AIDS di Rumah sakit
•
Permenkes nomor 25 tahun 2015 tentang
penyelenggaraan pemeriksaan laboratorium
untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas di fasilitas
pelayanan kesehatan dan jaringan
pelayanannya
•
Permenkes RI Nomor 53 tahun 2015 tentang
1. Layanan PPIA terintegrasi dengan layanan KIA, KB dan konseling remaja, melibatkan peran swasta dan LSM
2. PPIA dalam pelayanan KIA merupakan bagian dari Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
3. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA-KB dan remaja harus mendapat informasi mengenai PPIA.
4. Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tes HIV wajib
ditawarkan kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
5. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV diprioritaskan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
(Permenkes No. 51 tahun 2013 )
6. Daerah yang belum mempunyai tenaga kesehatan yang mampu / berwenang, layanan PPIA dilakukan dengan sistem rujukan atau pelimpahan wewenang (task shifting)
7. Ibu hamil yang positif HIV wajib diberi obat ARV dan layanan PDP.
8. Dinkes merencanakan ketersediaan logistik berkoordinasi dengan Ditjen P2PL, Kemenkes.
9. Pelaksanaan persalinan harus memperhatikan indikasi obstetrik Ibu dan bayinya serta harus menerapkan kewaspadaan standar.
10. Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI ekslusif selama 0-6 bulan, ibu dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak antenatal pertama. Namun apabila Ibu memilih lain (Pengganti ASI), maka Ibu pasangan & keluarga perlu mendapatkan konseling makanan bayi yang memenuhi persyaratan teknis.
( Permenkes No. 51 Tahun 2013)
Strategi Pelayanan PPIA
1. PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan
ekspansi bertahap
2. Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat
memberikan pelayanan PPIA
3. Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai
bagian dari LKB ( Layanan Komprehensif
Berkesinambungan )
4. Melibatkan peran swasta dan LSM
5. Daerah menetapkan wilayah yang memerlukan task
shifting
6. Ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes
HIV
)CAKUPAN LAYANAN PPIA DI JAWA
TIMUR TAHUN 2016
CAKUPAN LAYANAN PPIA DI JAWA
TIMUR TAHUN 2016
CAKUPAN LAYANAN PPIA DI JAWA
TIMUR TAHUN 2016
Tantangan
1. Program PPIA belum mendapat perhatian cukup dari
para pemangku kepentingan (penganggaran dana)
2. Masih terbatasnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyediakan pelayanan PPIA HIV dan Sifilis termasuk
ketersediaan bahan pendukung
3. Pengetahuan , keterampilan dan motivasi tenaga
kesehatan masih belum memadai
4. Masih ada Stigma dan diskriminasi oleh Petugas
kesehatan
5. Sistem pencatatan-pelaporan, belum dilaksanakan
maksimal dan capaian hasilnya belum optimal,
Dukungan yang di Harapkan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
1. koordinasi dan kerjasama dengan LP terkait dan LS dalam program IMS termasuk PPIA dan sifilis pada bumil
2. memperkuat jejaring dan koordinasi dengan sektor terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta
donor dalam penyusunan perencanaan IMS termasuk PPIA dan sifilis pada bumil
3. Mengalokasikan anggaran untuk pelatihan serta
melengkapi berbagai sarana, prasarana dan peralatan 4. Monitoring dan Evaluasi program PPIA dan sifilis
terintegrasi layanan KIA-KB dan konseling remaja di tingkat Kabupaten/Kota
Dukungan Yang Diharapkan
Rumah Sakit :
1. Meningkatkan Pengetahuan dan Kompetensi petugas kesehatan di RS khususnya terkait PPIA
2. Ikut aktif dalam up-date standar pelayanan pencegahan HIV dari Ibu Ke Anak
3. Memberikan Pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak yang berkualitas
4. Turut dalam Pembinaan pelayanan Pencegahan
penularan HIV dari Ibu ke Anak kepada tenaga kesehatan di Puskesmas dan jejaringnya