• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL USTADZ DENGAN SANTRI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM TAHFIZHUL QUR’AN (STUDI PADA PESANTREN MODERN ULUMUL QUR’AN PAGAR AIR

ACEH BESAR) Oleh:

CUT EKA HERAWATI 1210102010108 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH 2017

(2)

Corresponding Author :ekacut18@gmail.com 324 JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 4, November 2017

(1Mahasiswi, 2Pembimbing)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL USTADZ DENGAN SANTRI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM TAHFIZHUL QUR’AN (STUDI

PADA PESANTREN MODERN ULUMUL QUR’AN PAGAR AIR ACEH BESAR)

INTERPERSONAL COMMUNICATION OF USTADZ AND STUDENTS ON THE SUCCESS OF TAHFIZHUL QUR'AN PROGRAM (A STUDY ON PESANTREN

MODERN ULUMUL QUR’AN PAGAR AIR ACEH BESAR) Cut Eka Herawati1), Dr. Mahyuzar, Drs, M. Si2)

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK - Penelitian ini berjudul “Komunikasi Interpersonal Ustadz dengan Santri terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi interpersonal antara ustadz dengan santri dan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi ustadz adalah mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta, populasi dan objek tertentu. Teori yang digunakan adalah teori penetrasi sosial. Penelitian ini dilakukan di Pesantren modern Ulumul Qur’an. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal ustadz dengan santri terhadap keberhasilan program Tahfizhul Qur’an berupa memberikan target hafalan, melakukan pendekatan secara individu, memberikan motivasi, memberikan bimbingan, memberikan hukuman, sedangkan hambatan yang dihadapi ustadz untuk mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an adalah salah menafsirkan apa yang dikatakan oleh ustadz sehingga terjadinya kesalahpahaman dan kurangnya respon santri terhadap nasehat-nasehat yang diberikan oleh ustadz.

Kata kunci: komunikasi interpersonal, keberhasilan, program Tahfizhul Qur’an ABSTRACT - This study is titled “Interpersonal Communication of Ustadz and Students on the Success of Tahfizhul Qur'an Program (A Study On Pesantren Modern

(3)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

325 Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)”. The purpose of this study was to determine the interpersonal communication between ustadz and the students and to know the obstacles faced by ustadz in order to achieve the success of the Tahfizhul Qur'an program. The approach used in this research was qualitative approach with descriptive method that was intended to make descriptions that were systematic, factual, and accurate about facts, populations and particular objects. The theory used in this study was the theory of social penetration. This study was conducted in Pesantren Modern Ulumul Qur'an. Technique of data collection used was observation, interview, and documentation. Technique of data analysis used was data reduction, data presentation, and conclusion and verification. The results of this study showed that interpersonal communication of ustadz and the students on the success of Tahfizhul Qur'an program was in the form of giving rote learning targets, doing individual approach, providing motivation, providing guidance, providing penalties, and meanwhile the barriers faced by ustadz in order to achieve the success of Tahfizhul Qur'an program was the misinterpretation of what was said by the ustadz so it could occur misunderstandings and lack of response from students about the advice given by the ustadz.

Keywords: interpersonal communication, success, program Tahfizhul Qur'an PENDAHULUAN

Perkembangan dunia pendidikan dari masa ke masa semakin pesat. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan bagi kepentingan dimasa depan agar dapat bersaing di era global.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi antara guru dan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang disampaikan guru (Sanjaya, 2006: 98).

Ketidaklancaran komunikasi antara pendidik dan peserta didik akan mengalami hambatan dalam meraih keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan interaksi dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pendidik dan peserta didik sehingga dapat tercapainya tujuan pengajaran dan pendidik. Dimana pendidik berhasil dalam mendidik begitu pula dengan peserta didik berhasil dalam tugas belajarnya.

(4)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

326 Kemampuan komunikasi interpersonal sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik. Mulyana (2008:81) Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Peran pendidik sangatlah penting dalam proses belajar mengajar begitu juga dalam proses pembelajaran menghafal Al-Qur’an juga diperlukan seorang pendidik untuk membimbing, memberikan motivasi, memberikan saran. Untuk mencapai keberhasilan menghafal Al-Qur’an 30 juz dalam jangka waktu tentunya membutuhkan guru yang berperan sebagai motivator serta metode atau cara yang tepat untuk membantu santri dalam menghafal Al-Qur’an. Pembinaan calon hafiz biasanya dilakukan oleh pesantren yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan program Tahfizhul Qur’an. Salah satu pesantren yang mengkhususkan program Tahfizhul Qur’an yaitu Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pagar Air.

Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pagar Air, merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang ada di Aceh Besar. Madrasah Ulumul Qur’an memiliki pendidikan Umum dan Dayah. Program Tahfizhul Qur’an yaitu program menghafal Al-Qur’an yang wajib diikuti oleh para santri di Pesantren Modern Ulumul Qur’an yang dilaksanakan pada malam hari. Pendidikan klasikal (sekolahan) yang bertujuan agar para santri di samping mereka harus mampu menghafal Al-Qur’an 30 Juz, juga untuk mendapatkan akreditasi studi lebih lanjut untuk belajar keberbagai Lembaga Pendidikan Tinggi baik di dalam maupun di luar Negeri. Tentunya terdapat beberapa metode atau cara yang dilakukan oleh para ustadz selama santri menempuh pendidikan di pesantren Pesantren Modern Ulumul Qur’an untuk mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an. Proses pembelajaran yang terjadi setiap saat mulai dari pagi hari hingga malam hari pastinya tidak terlepas dari komunikasi untuk mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial. Untuk memahami kedekatan hubungan antara dua orang, Irwin Almant dan Dalmas Taylor (1973) mengonseptualisasikan Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory-SPT). Keduanya melakukan studi yang ekstensif dalam suatu area mengenai ikatan

(5)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

327 sosial pada berbagai macam tipe pasangan. Teori mereka menggambarkan suatu pola pengembangan hubungan, sebuah proses yang mereka identifikasi sebagai penetrasi sosial. Penetrasi Sosial (Social Penetration) merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu-individu bergerak dari komunikasi superfisial menuju ke komunikasi yang lebih intim (West & Turner, 2009:196).

West & Turner (2009: 205-208) mengatakan tahapan proses penetrasi sosial:

1. Orientasi: membuka sedikit demi sedikit

Tingkatan penetrasi sosial yang mencakup pembukaan sedikit bagian dari diri kita

2. Pertukaran penjajakan afektif: munculnya diri

Tahapan penetrasi sosial yang berakibat pada munculnya kepribadian di hadapin orang lain

3. Pertukaran afektif: komitmen dan kenyamanan

Tahapan penetrasi sosial yang lebih spontan dan cukup nyaman bagi pasangan.

4. Pertukaran stabil: kejujuran total dan keintiman

Tahapan penetrasi sosial yang menghasilkan keterbukaan yang total dan spontanitas bagi pasangan.

Almant dan Taylor (1973) mengemukakan suatu model perkembangan hubungan yang disebut social penetration. Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan lainnya. penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi dan akrap, seiring dengan berkembangnya hubungan (Bungin, 2006:268).

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar. Beralamat di Desa Bineh Blang Kemukiman Pagar Air Kabupaten Aceh Besar. Dayah Ulumul Qur’an merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang ada di Aceh yang mempunyai Program khusus bidang Tahfizhul Qur’an.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2006:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

(6)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

328 menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Sugiyono (2005: 3) metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna

Subjek penelitian ini ialah adalah ustadz dan santri di pesantren Modern Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar. Objek penelitian pada kajian adalah komunikasi interpersonal ustadz dengan santri terhadap keberhasilan program Tahfizhul Qur’an.

Pemilihan informan berdasarkan teknik purposive sampling. Kriyantono (2008:156) menjelaskan teknik Purposive sampling ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Adapun yang menjadi kriteria informan pada penelitian ini ialah sebagai berikut: Adapun yang menjadi kriteria informan untuk ustadz: Staf pengajar di Pesantren Modern Ulumul Qur’an. Sedangkan yang menjadi kriteria untuk santri yaitu: Santri di Pesantren Modern Ulumul Qur’an, Santri yang telah menempuh pendidikan minimal tiga tahun.

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan

No Nama Jenis Kelamin Usia Jabatan

1 Zainuddin Arif Laki-laki 25 Kepala Asrama

2 Miftahul Khairi Laki-laki 23 Guru Tahfiz

3 Fauzan Asyifa Laki-laki 28 Guru Tahfiz

4 Abdul Aziz Laki-laki 21 Guru Tahfiz

5 Riski Akbar Laki-laki 21 Guru Tahfiz

6 Ahmad Saad Muayyid Laki-laki 19 Santri

7 Ichsanul Akmal Laki-laki 18 Santri

8 Arfi Rahman Laki-laki 16 Santri

(7)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

329

10 T. Arif Munanzar Laki-laki 18 Santri

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan ada 2, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan ustadz dan santri. . Sedangkan untuk data sekunder Peneliti menggunakan literatur, artikel, jurnal serta situs internet.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) observasi, Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung di lapangan atau lokasi untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Moleong, 2006:173). (2) wawancara, Mulyana (2006:180) mengatakan wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. (3) dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, Miles dan Huberman. Model ini terdiri dari tiga hal utama,yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Miles dan Huberman (1992:16).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Komunikasi Interpersonal Ustadz dengan Santri Terhadap

Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an

Dayah Ulumul Qur’an merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Aceh yang mempunyai program khusus bidang Tahfizhul Qur’an. Tahfidz Qur’an adalah program menghafal Al-Qur’an. Program tahfiz ini diikuti oleh santri putra dan santri putri dengan guru pembimbing yang berbeda pula sesuai dengan gender. Sistem pembelajaran Tahfizhul Qur’an menggunakan sistem halaqah dimana para santri dibagi kepada beberapa kelompok, dan satu kelompok oleh satu ustadz atau ustadzah. Ustadz merupakan orang yang bertugas membimbing santri untuk dapat berhasil dalam menghafal Al-Qur’an. Salah satu faktor keberhasilan program Tahfizhul Qur’an yaitu dari komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh ustadz. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya akan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara

(8)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

330 verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004:73). Santri yang berada di Dayah Ulumul Qur’an dituntut untuk mampu menghafal Al-Qu’an begitu juga dengan ustadz yang berada di Dayah Ulumul Qur’an pun diharuskan dapat menghafal Al-Qur’an. Terdapat beberapa metode atau cara untuk keberhasilan program Tahfizhul Qur’an di Dayah Ulumul Qur’an yaitu dengan memberikan target hafalan, melakukan pendekatan secara individual, memberikan motivasi, memberikan bimbingan dan memberikan hukuman.

Pemberian target hafalan diharapkan santri dapat berhasil dalam menghafal Al-Qur’an sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada saat menamatkan pendidikan di Dayah Ulumul Qur’an maka mereka telah dapat menghafal 30 juz. Upaya ustadz disini adalah dengan memberikan jangka waktu tertentu untuk santrinya menghafal. Setelah menghafal maka santri diwajibkan untuk menyetor hafalan kepada ustadz yang bersangkutan pada waktu yang telah ditentukan. Pengaturan waktu penyetoran dan menghafal Al-Qur’an sangatlah penting dikarenakan santri disamping belajar menghafal Al-Qur’an juga menempuh pendidikan formal. Adapun waktu-waktu yang telah ditetapkan oleh pihak Dayah Ulumul Qur’an untuk santri menghafal dan menyetor adalah pagi hari setelah salat subuh berjamaah digunakan untuk setoran hafalan, sore hari setelah salat asar digunakan untuk sotoran hafalan, malam hari setelah salat magrib digunakan untuk menghafal.

Pendekatan secara individu perlu dilakukan oleh ustadz untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dialami oleh santri. Berkomunikasi langsung dengan santri dapat membantu ustadz memberikan masukan yang tepat kepada santri begitupun sebaliknya memudahkan santri menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya guna mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an.

Motivasi merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar. Memberikan motivasi kepada santri dapat mengembalikan semangat bagi santri. Dengan adanya motivasi yang didapat dari ustadz dapat berguna bagi santri sebagai dorongan untuk dirinya sendiri untuk mencapai keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an. Motivasi dapat menumbuhkan semangat bagi santri dalam proses menghafal. Ustadz memberikan motivasi kepada santri dalam menghafal Al-Qur’an, seperti menceritakan figur-figur orang sukses, dengan begitu diharapkan santri dapat mengikuti jejak orang tersebut.

(9)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

331 Memberikan bimbingan merupakan salah satu usaha ustadz untuk membantu santri ketika mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an. Ustadz memberikan teguran, nasehat, saran dan juga akan memperbaiki bacaan santri apabila ada kesalahan dalam menghafal. Memberikan bimbingan kepada santri merupakan hal diperlukan dikarenakan dalam proses menghafal Al-Qur’an dipastikan terdapat kesalahan-kesalahan dalam bacaannya, disini ustadz bertugas untuk memperbaikinya.

Memberikan hukuman adalah upaya ustadz untuk mendisiplinkan santri yang melanggar aturan. Pemberian hukuman ini diberikan kepada santri yang tidak menyetorkan hafalan pada waktu yang telah ditentukan ataupun santri yang tidak mau melanggar perintah ustadznya. Tulus (2004: 48-49) mengatakan bahwa hukuman merupakan upaya untuk menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan perilaku yang salah sehingga orang tersebut kembali pada perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan.

Teknik menghafal Al-Qur’an di Dayah Ulumul Qur’an yaitu semua santri yang berjumlah 475 dibagi secara berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 9-11 santri yang didampingi oleh seorang ustadz yang selalu mengikuti kegiatan menghafal. Dengan terlibatnya ustadz maka akan membantu santri dalam menghafal Al-Qur’an.

Metode yang diterapkan oleh Dayah Ulumul Qur’an kepada santri dalam menghafal Qur’an yaitu: pertama metode setor hafalan, setor hafalan Al-Qur’an adalah kegiatan memperdengarkan nafalan baru kepada ustadz. Setor hafalan wajib dilakukan oleh semua santri. Kegiatan setor hafalan di Dayah Ulumul Qur’an yaitu dengan cara santri satu persatu memperdengarkan hafalan barunya yang telah dihafal kepada ustadz. Kedua, metode muroja’ah, metode muroja’ah adalah suatu metode mengulang hafalan yang sudah dihafal guna menjaga agar materi yang sudah dihafal tidak lupa.

Dari 5 santri yang menjadi informan program Tahfizhul Qur’an di Dayah Ulumul Qur’an maka dapat diperoleh hasil dalam proses menghafal Al-Qur’an bahwa dari 5 informan tersebut terdapat 4 santri telah dapat menghafal 30 juz sedangkan 1 lainnya telah dapat menghafal 18 juz.

Namun komunikasi yang selama ini telah diterapkan, diakui efektif sebagai komunikasi untuk mendorong semangat dan menciptakan hubungan yang baik dengan santri, karena komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh ustadz sebagai sarana komunikasi yang dilakukan oleh ustadz untuk mencapai

(10)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

332 keberhasilan program Tahfizhul Qur’an. Liliweri (1997:13) mengatakan untuk mendapatkan komunikasi interpersonal yang berhasil, maka pelaku komunikasi interpersonal tersebut harus berpartisipasi satu terhadap lainnya, baik dengan pesan verbal maupun non verbal. Keberhasilan program Tahfizhul Qur’an di Dayah Ulumul Qur’an dapat dilihat dari beberapa santri yang masih menempuh pendidikan di MUQ telah berhasil menghafal 30 juz, untuk tahun 2016 MUQ Pagar Air memiliki 165 lebih para alumninya yang mampu mengkhatamkan Al-Qur’an 30 juz, dan juga dari minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MUQ Pagar Air setiap tahun semakin bertambah.

Komunikasi interpersonal yang telah dipaparkan dan disebutkan di atas merupakan komunikasi yang dilakukan oleh ustadz di Dayah Ulumul Qur’an dalam usahanya untuk mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an, komunikasi interpersonal tersebut bersesuaian dengan teori penetrasi soaial. Almant dan Taylor (1973) mengemukakan suatu model perkembangan hubungan yang disebut social penetration. Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan lainnya. penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi dan akrap, seiring dengan berkembangnya hubungan (Bungin, 2006:268). Disini dijelaskan perkembangan hubungan antara ustadz dan santri dimulai dari mengenal satu sama lain hingga terus berlanjut hingga ke tahap yang lebih akrab.

2. Hambatan yang Dihadapi Ustadz untuk Mencapai Keberhasilan

Program Tahfizhul Qur’an

Komunikasi interpersonal yang terjadi antara ustadz dengan santri tentu ada hambatannya, seperti hambatan yang ditemukan oleh ustadz. hambatan komunikasi interpersonal yang ditemukan oleh ustadz yaitu terjadinya kesalahpahaman dan kurangnya respon santri terhadap nasehat-nasehat yang diberikan oleh ustadz.

Pertama, Kesalahpahaman terjadi ketika santri salah menafsirkan apa yang dikatakan oleh ustadz sehingga apa yang dijelaskan oleh ustadz akan dianggap tidak baik oleh santri. Adapun solusi yang dilakukan oleh ustadz untuk mengatasi kesalahpahaman yaitu dengan menyampaikan pesan secara berulang sampai santri mengerti. Melakukan pengulangan penyampaian pesan dimaksudkan agar pesan yang disampaikan oleh ustadz dapat dimengerti oleh

(11)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

333 santri. Effendy (2008:11) menyatakan bahwa salah satu hambatan yang biasa terjadi dalam proses komunikasi adalah Hambatan Sosio-Antro-Psikologis, Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiologis-antropologi-spsikologis. Hambatan sosiologis sering ditemui karena massyarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam situasi sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan dan sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi. Hambatan antropologis terjadi karena manusia memiliki perbedaan postur, warna kulit dan kebudayaan, yang selanjutnya berbeda dalam gaya hidup, norma, kebiasaan dan bahasa. Sementara itu hambatan psikologis terjadi dalam komunikasi disebabkan karena si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit berhasil apabila sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, juga jika komunikasi menaruh prasangka pada komunikator. Prasangka menjadi salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator.

Kedua, Pada saat ustadz memberikan nasehat kepada santri, terkandang santri kurang merespon dengan baik nasihat yang di dapat dari ustadz sehingga tidak adanya perubahan dari santri itu sendiri. Dengan begitu, dibutuhkan pemberian nasihat secara berulang-ulang sehingga mampu merubah sikap santri. Sementara dari pihak santri mereka mengaku bahwa selama melakukan komunikasi dengan ustadz tidak mengalami kesulitan.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya mengenai komunikasi interpersonal ustadz dengan santri terhadap keberhasilan program tahfizhul qur’an, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. komunikasi interpersonal ustadz dengan santri terhadap keberhasilan program Tahfizhul Qur’an

a. memberikan target hafalan

(12)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

334 c. memberikan motivasi

d. memberikan bimbingan e. memberikan hukuman

2. hambatan yang dihadapi ustadz untuk mencapai keberhasilan program Tahfizhul Qur’an

a. salah menafsirkan apa yang dikatakan oleh ustadz sehingga terjadinya kesalahpahaman

b. kurangnya respon santri terhadap nasehat-nasehat yang diberikan oleh ustadz

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. ustadz mempunyai peran dalam keberhasilan program Tahfizhul Qur’an. Mulai dari mengajarkan mereka dan juga memberikan bimbingan. Penulis mengharapkan agar ustadz lebih bersemangat lagi dalam mengajarkan dan membimbing para santri, agar tidak terjadi kemunduran prestasi kedepanya.

2. Hendaknya santri mematuhi nasehat, larangan, perintah dari ustadz agar ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Efendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Interpersonal. Bandung: PT. Citra Aditya Putra Miles, B. Matthew & Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia

Moleong, Lexy. J, 2006. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya . 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

(13)

Komunikasi Interpersonal Ustadz Dengan Santri Terhadap Keberhasilan Program Tahfizhul Qur’an (Studi Pada Pesantren Modern Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 4, November 2017 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

335 . 2008. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Richard West, Lynn H. Turner. 2009. Pengatar Teori Komunikasi Analisis Dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Sanjaya, Wina, 2006. Strategi Pembelajaraan. Jakarta: Prenademedia Group Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan

Referensi

Dokumen terkait

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

Pelaksanaan E-Retribusi Pasar yang telah direncanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi dan bekerjasama dengan PT Bank Jatim sebagai bentuk

Merupakan surat berharga dimana pemegangnya memiliki hak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), serta

Dalam penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh Hidayat dkk (2016) menunjukan hasil bahwa CSR berpengaruh positif signifikan terhadap ETR sebagai proxy tax avoidance

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

Puskesmas memiliki fungsi utama untuk memberikan perawatan dan pengobatan kepada pasien baik pasien rawat inap, pasien rawat jalan maupun pasien gawat darurat.

2 Sistem informasi inventori obat memudahkan karyawan gudang untuk mengetahui sirkulasi obat di gudang Apotek K24, membantu karyawan dalam hal mencari informasi mengenai data

Konsentrasi yang lebih berpotensi memberikan efek imunostimulan dari fraksi daun katuk (Sauropus androgynus L. Merr) adalah pada kelompok kelima dengan pemberian fraksi