• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara umum"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Suami 1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita berprilaku tertentu, motivasi juga berhubungan dengan keinginan, dorongan dan tujuan (Quinn, 1995 dalam Notoatmodjo, 2010).

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2011).

Motivasi adalah interaksi antara pelaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku (John Elder (et.al), 1998 dalam Notoatmodjo, 2010).

2. Unsur-unsur Motivasi

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, 2011 motivasi mengandung 3 unsur penting:

a) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

(2)

afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.

c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akn menyangkut kebutuhan yang akan di capai oleh orang tersebut (Sardiman, 2011).

3. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).

4. Jenis-jenis Motivasi

a. Motivasi intriksik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

(3)

dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2011).

Menurut Taufik (2007, hal.51), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:

1) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktifitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi suami terhadap istrinya untuk mendapatkan pelayanan KB seperti pemasangan tubektomi.

2) Harapan (Expectancy)

Seseoarang di motivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseoarang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya suami membawa istri ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan KB dengan harapan dapat membatasi jumlah kelahiran dalam keluarga.

3) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain). b. Motivasi eksterinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Sardiman, 2011).

(4)

motivasi ekstrinsik adalah; 1) Dorongan keluarga

Suami mendukung istri untuk melakukan tubektomi bukan kehendak sendiri tetapi karena adanya dorongan dari keluarga seperti orangtua, teman. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, biasanya terdapat rasa kesetiakawanan yang tinggi.

3) Imbalan

Seseorang dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.

5. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

(5)

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian (Sardiman, 2011).

B. Keluarga Berencana

1. Definisi Keluarga Berencana

Menurut WHO (World Health Organization)(Expert Committee, 1970) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Anggraini, 2012).

Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Sujiyatini, 2009).

2. Tujuan Program KB

Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,

(6)

menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Sujiyatini, 2009).

Tujuan KB berdasarkan RENSTRA (Rencana strategi) 2005-2009 meliputi: a. Keluarga dengan anak ideal

b. Keluarga sehat

c. Keluarga berpendidikan d. Keluarga sejahtera e. Keluarga berketahanan

f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya g. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. Tubektomi

1. Definisi Tubektomi

Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan/pemotongan tuba uterina dengan maksud tujuan tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup (Meilani dkk, 2010).

2. Kelebihan Tubektomi

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding). c. Tidak bergantung pada faktor senggama.

d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.

(7)

f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidakada efek pada produksi hormon ovarium).

3. Kelemahan Tubektomi

a. Risiko dan efek samping pembedahan.

b. Kadang-kadang merasa nyeri pada saat pembedahan.

c. Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar.

4. Keterbatasan Tubektomi

a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi.

b. Klien dapat menyesal di kemudian hari.

c. Resiko komplikasi kecil, meningkat apabila digunakan anestesi umum. d. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. e. Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi

untuk proses laparoskopi).

f. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS (Anggraini, Martini, 2012).

5. Yang Dapat Menjalani Tubektomi

Klien mempunyai hak merubah pikiran pada waktu sebelum proses ini. Informed consent harus diperoleh dan standard consent form harus di tanda- tangani oleh klien sebelum prosedur dilakukan, informed consent form dapat ditandatangani oleh seorang saudara atau pihak yang bertanggung jawab atas seorang klien yang kurang paham atau tidak dapat memberikan informed consent.

(8)

b. Paritas (jumlah anak) minimal dengan umur anak terkecil > 2 tahun c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya d. Pada kehamilannya menimbulkan resiko kesehatan yang serius

e. Pascapersalinan dan atau pasca keguguran

f. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Arum, Sujiyatini, 2009).

6. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi

a. Hamil atau dicurigai hamil.

b. Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.

c. Infeksi sistematik atau pelvik akut yang belum sembuh atau masih dikontrol.

d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

e. Belum mantap/kurang pasti dengan keinginannya untuk fertilitas dimasa mendatang.

f. Belum memberikan persetujuan tertulis

7. Waktu Pelaksanaan

a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil.

b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).

c. Pascapersalinan, yaitu sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pertama atau selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka tubektomi akan dipersulit oleh oedema tuba uterina, infeksi dan kegagalan. Oedema akan berkurang setelah hari VII-X pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan mudahnya terjadi perdarahan (Meilani dkk, 2010).

(9)

d. Pasca keguguran,

- Triwulan pertama dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ditemukan infeksi pelvis untuk minilap dan laparaskopi.

- Triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvis (untuk minilap saja) (Pinem, 2009).

8. Mekanisme Tubektomi

a. Saat operasi

Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. b. Cara mencapai tuba

Laparatomi biasa, laparatomi mini dan laparaskopi 1) Laparotomi Biasa

Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomi di Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubuktomi dengan tindakan laparotomi biasa dilakukan terutama pasca persalinan. Selain itu,dapat dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea.

2) Laparotomi Mini

Tindakan ini paling mudah di lakukan 1-2 hari pasca persalinan. Saat itu, uterus masih besar, tuba uterine masih panjang dan dinding perut masih longgarsehingga mudah dalam mencapai tuba uterine dengan sayatan kecil 1-2 cm di bawah perut.

Pasien dibaringkan. Lipatan kulit di bawah pusat yang berbentuk bulatan sabit ditegangkan antara 2 buah doek klem hingga menjadi lurus. Pada tempat lipatan itu, dilakukan sayatan kecil 1-2 cm sampai hamper menembus rongga peritoneum.

(10)

3) Laparaskopi

Suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen. Dapat dilakukan 6-8 minggu setelah persalinan atau kapanpun pasien siap melakukannya. Operasi dilakukan biasanya seminggu sesudah mestruasi dengan puasa 6 jam sebelum operasi (Anggraini, Martini, 2012).

c. Cara penutupan tuba 1) Pomeroy

Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi.

2) Kroener

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yang tidak mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong (fimbriektomi).

3) Irving

Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau no. 00. Ujung potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus, ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. 4) Pemasangan cincin falope

Dengan aplikator, bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak

(11)

keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.

9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi

a. Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan.

b. Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis, pernah mengalami operasi abdominal atau pelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit paru-paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem dengan anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini.

c. Pemeriksaan fisik: meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.

d. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan urin dan pap smear.

e. Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani oleh suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi mantap sebelum dilakukan. Umumnya penandatanganan dokumen Informed consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya mendapatkan konseling (Pinem, 2009).

10. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

a. Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik.

b. Demam pasca operasi (>380C), obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.

(12)

c. Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi). Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila ditemukan pascaoperasi, dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.

d. Hematoma subkutan, gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut. Amati hal ini biasannya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif.

e. Emboli gas yang diakibatkan laparoskopi (sangat jarang terjadi).

f. Rasa sakit pada lokasi pembedahan, pastikan adanya infeksi, atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

g. Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan), mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan (Saifuddin, 2006).

11. Perawatan post-operatif

a. Istirahat 2-3 jam sampai rasa ngantuk dan atau pusing hilang. b. Ambulasi dini, diet biasa.

c. Jaga luka operasi tetap kering sampai pembalut dilepaskan

d. Mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal di dalam waktu 7 hari setelah pembedahan)

e. Hindarilah bersenggama sampai merasa cukup nyaman

f. Hindari bekerja berat dan mengangkat benda-benda berat selama 1 minggu

g. Apabila merasa sakit minumlah 1 atau 2 tablet penghilang rasa sakit setiap 4 hingga 6 jam.

h. Jadwalkan kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan

(13)

i. Kembalilah setiap waktu bila diinginkan atau ada tanda-tanda dan gejala-gejala yang tidak biasa (Pinem, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Karakter-karakter seperti umur panen, jumlah cabang produktif/tanaman, jumlah polong berisi/tanaman, jumlah biji /tanaman, bobot biji kering/tanaman, bobot 100 biji/tanaman

Pola ini memiliki bayangan atas yang panjang dengan sedikit atau tidak ada bayangan yang lebih rendah, dan pola kecil didekat titik terendah dari sebuah sesi yang berkembang

Rekomendasi berisi atribut kebutuhan pendidikan program studi Creative Multimedia Professional yang diprioritaskan untuk ditingkatkan sebagai true customer needs

Mode awal yang dimaksud adalah tampilan awal pada saat led cube 2x2x2 akan dijalankan. Setalah arduino uno mendapat supply tegangan, baik dari laptop atau sumber

Pemahaman makan sepuasnya atau all you can eat merupakan suatu konsep rumah makan dimana tamu yang datang dapat mengambil dan memilih sendiri dengan sepuasnya

Dengan demikian, apabila ada perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian, maka yang harus dibuktikan selain adanya perbuatan yang melawan hukum, harus

Implementasi pewarnaan graf fuzzy dengan pengembangan software matlab dapat menampilkan pembagian klasifikasi dengan warna yang sama sehingga dapat memberikan

Pada bab ini penulis lebih banyak menjelaskan latar belakang mengenai kepuasan pelanggan pada NC Tours and Travel , rumusan permasalahan mengenai pengaruh