• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Bidang Pengembangan Permukiman Petunjuk Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4.1 Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Bidang Pengembangan Permukiman Petunjuk Umum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Kondisi sanitasi lingkungan di Kota Manokwari

B

B

A

A

B

B

4

4

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

I

I

N

N

V

V

E

E

S

S

T

T

A

A

S

S

I

I

I

I

N

N

F

F

R

R

A

A

S

S

T

T

R

R

U

U

K

K

T

T

U

U

R

R

4.1 Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Bidang

Pengembangan Permukiman

4.1.1 Petunjuk Umum

Pengembangan permukiman adalah rangkaian kegiatan yang

bersifat multisektor meliputi kegiatan pengembangan

permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman lama baik di perkotaan (kecil, sedang, besar dan metropolitan), di pedesaan (termasuk daerah-daerah tertinggal dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu di Kabupaten Manokwari.

Sub Bidang Pengembangan Permukiman pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program/kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan pengembangan permukiman adalah sebagai berikut :

1. memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (prasarana dan sarana dasar permukiman);

2. terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi dan teratur;

3. mengarahkan pertumbuhan wilayah;

4. menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman. Program/ kegiatan pengembangan permukiman dapat dibedakan menjadi: 1. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

a. Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar bagi Kawasan Rumah Sederhana (RSH);

(2)

b. Penataan dan Peremajaan Kawasan;

c. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa);

Pembangunan Rusunawa di Kabupaten Manokwari belum dirasakan mendesak karena kepadatan penduduknya masih rendah.

d. Peningkatan Kualitas Permukiman.

2. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

a. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D); b. Pengembangan Kawasan Agropolitan;

c. Pengembangan Prasarana dan Sarana Eks Transmigrasi;

d. Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman di Pulau Kecil dan Terpencil;

e. Pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan Perbatasan;

f. Penyediaan Prasarana dan Sarana dalam rangka Penanganan Bencana.

4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1 Kondisi Umum

A. Gambaran Umum

Rencana program pemukiman di Kabupaten Manokwari meliputi kawasan perkotaan dalam hal ini Kota Manokwari dan pedesaan di distrik-distrik yang ada di Kabupaten Manokwari.

Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni, aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Demikian juga Pemerintah Kabupaten Manokwari selama ini telah melakukan pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan, seperti:

 Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar bagi Kawasan RSH di kota Manokwari;

 Penataan dan Peremajaan Kawasan di kawasan Kampung Nelayan dan Fanindi Pantai;

(3)

1) Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan Baru di Kota Manokwari diarahkan disekitar jalan yang ada mengingat pada lahan-lahan tersebut masih merupakan lahan yang relatif kosong. Pengembangan kawasan perumahan ini diprioritaskan di BWK C, BWK D dan BWK E dengan masing-masing kawasan mempunyai skala insentisitas dan kapasitas yang berbeda. Kawasan Pusat kota (BWK A) yang mempunyai kepadatan relatif tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lain, kawasan perumahan di BWK A ini diarahkan bagi perumahan dengan tipe kecil dengan kepadatan bangunan relatif tinggi. Daerah transisi diprioritaskan pengembangan perumahan tipe sedang dan besar dengan tingkat kepadatan sedang dan rendah, sedangkan daerah pinggiran diarahkan bagi pengembangan perumahan dengan tipe kecil dan sedang dengan kepadatan rendah.

Pada kawasan-kawasan yang sebagian sudah terbangun atau dengan kepadatan bangunan yang relatip rendah (BWK B bagian barat, BWK C bagian tengah dan selatan serta BWK D dan BWK E) kawasan tersebut masih dapat menampung pengembangan perumahan baru dengan peningkatan kepadatan bangunan. Pada saat ini di kampung Inggramui di Kawasan BWK D telah masuk Investor untuk membangun perumahan dengan luas lahan lebih kuang 300 Ha. Selain di Kampung Inggramui, juga dikampung Manggoapi telah dibangun perumahan oleh beberapa pengembang.

2) Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Rencana pengembangan permukiman di kawasan pedesaan diarahkan pada daerah yang mempunyai potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan dari

daerah-daerah hinterlandnya yang sangat urgen membutuhkan

perbaikan lingkungan pemukiman. Wilayah pedesaan di Kabupaten

(4)

Manokwari didominasi oleh bangunan semi permanen dan sederhana yang tersebar di wilayah kabupaten.

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Manokwari diarahkan pada Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D), Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Penyediaan prasarana dan sarana gempa.

Gambar 4.1

Program Pengembangan Permukiman (Kawasan Permukiman Perdesaan)

a) Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa

Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa (KTP2D) merupakan pendekatan pembangunan kawasan perdesaan dengan cara mengembangkan potensi unggulannya, yaitu suatu sumber daya dominan baik yang belum diolah (eksplor) maupun sumber daya yang tersembunyi berupa sumber daya alam, sumber daya buatan ataupun sumber daya manusia yang difokuskan pada kemandirian masyarakat

(5)

sesuai dengan azas Tridaya yang intinya adalah pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan pendayagunaan prasarana dan sarana permukiman.

Desa Pusat Pertumbuhan diarahkan dapat terkait dengan pusat-pusat desa di sekitarnya dan dapat memberikan pengaruh secara mikro bagi kawasan desa di sekitarnya. Desa-desa Pusat Pertumbuhan akan menginduk pada pusat-pusat Ibu Kota Distrik, sedangkan Ibu Kota Distrik menginduk pada pusat wilayah pengembangan yang memiliki peran sebagai pusat pelayanan kegiatan maupun pusat kegiatan wilayah. Pola penataan struktur ruang perdesaan seperti tersebut diatas juga merupakan upaya untuk mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat wilayah pengembangan.

Oleh karenanya pengelolaan kawasan pedesaan di Kabupaten Manokwari adalah dengan meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berbasis pertanian.

b) Pembangunan Kawasan Agropolitan

Selain pengembangan kawasan perdesaan dengan konsep KTP2D, Kabupaten Manokwari juga mengembangkan kawasan agropolitan.

Kegiatan pokok yang dilakukan untuk pengelolaan kawasan agropolitan adalah:

1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan potensial.

2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agrobisnis, dan agroindustri.

Konsep pengelolaannya adalah dengan pola pengembangan agropolis pada skala distrik/unit pedesaan diwilayah pusat-pusat desa pertumbuhan. Pembangunan agropolis distrik disusun tetap dalam suatu jaringan dengan sistem kota secara regional dan disertai oleh pembangunan dan perbaikan fasilitas perhubungan antara agropolitan

(6)

distrik menuju kota-kota disekitarnya sebagai pusat pemasaran dan distribusi barang. Posisi ini memungkinkan peluang ekonomi agropolis pada sektor jasa pelayanan tertentu dari kegiatan-kegiatan penunjang lainnya yang membutuhkan tenaga kerja yang lebih besar daripada yang terdapat dalam suatu unit pedesaan.

Gambar 4.2

Rencana Pengembangan Pasar Agro di Kabupaten Manokwari

Arahan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Manokwari diarahkan di seluruh wilayah kabupaten dengan pusat-pusat pengembangan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Pusat-Pusat Pengembangan Kawasan Agropolitan

Jenis

Komoditas Lokasi/Distrik Luas

Ubi Kayu Warmare 147 Ha

Prafi 151 Ha Masni 153,28 Ha Sidey 23,98 Ha Padi Prafi 1285 Ha Masni 1601,34 Ha Sidey 250,49 Ha Warmare 8 Ha Jagung Warmare 169 Ha Prafi 520 Ha Masni 558,33 Ha Sidey 87,34 Ha Kelapa

Sawit Seluruh wilayah

Kabupaten

(7)

c) Penyediaan Prasarana dan Sarana dalam Rangka Penanganan Gempa

Beberapa lokasi di wilayah Kabupaten Manokwari merupakan kawasan rawan bencana alam khususnya gempa bumi. Peristiwa gempa bahkan pernah menelan korban jiwa, sehingga untuk menghindari jatuhnya korban Pemerintah Kabupaten Manokwari telah membangun beberapa rumah tahan gempa di beberapa tempat di Kabupaten Manokwari.

Gambar 4.3

(8)
(9)

B. Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Kondisi lingkungan perumahan dan permukiman masih banyak yang perlu ditingkatkan, khususnya perbaikan perumahan masyarakat yang belum layak huni dan lingkungan permukiman yang masih terbatas prasarana dan sarana dasarnya.

Warga masyarakat di Kabupaten Manokwari sebagian besar bertempat tinggal di kawasan perkotaan (ibukota kecamatan), hal ini terkait dengan kemudahan aksesibilitas dan tersedianya prasarana dan sarana perkotaan.

Prasarana dan sarana merupakan kelengkapan dasar fisik yang harus dimiliki oleh setiap perumahan dan permukiman baik itu yang terletak di perkotaan maupun perdesaan.

Penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman melalui pembangunan, peningkatan maupun pemeliharaan telah dilakukan selama ini. Selain itu bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan PSD, perumahan dan permukiman juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari, yang diberikan kepada warga/masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk meningkatkan kualitas PSD perumahan maupun lingkungannya.

Prasarana dan sarana dasar permukiman yang ada di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

(10)

Tabel 4.2

PSD Permukiman Skala Besar Yang Ada Di Kabupaten Manokwari Tahun 2008

No. Pengelola/PSD Satuan Jumlah Kondisi Tingkat Pelayanan % KK Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1 Masyarakat

1 Jalan lingkungan M 10.000 Sedang 40 2 Saluran air hujan M3 32.000 Buruk 30 3 Prasarana Air Minum l/det 10 Sedang 30 4 Prasarana Air Limbah

a. On-site Unit 10.000 Baik 15 b. Off-site Unit - - 5 5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit 5 Buruk

-2 Swasta

1 Jalan lingkungan M - - - Inggramui 2 Saluran air hujan M3 - - - Manggoapi 3 Prasarana Air Minum l/det - -

-4 Prasarana Air Limbah

a. On-site Unit - - b. Off-site Unit - - -5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit - - -3 Perumahan

1 Jalan lingkungan M 2.000 Sedang 30 Reremi 2 Saluran air hujan M3 1.000 Baik 30 KPR Mulyono 3 Prasarana Air Minum l/det 10 Sedang 35 Bumi Marina 4 Prasarana Air Limbah Amban Permai a. On-site Unit 500 Sedang 50 b. Off-site Unit - - - -5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit 5 Baik 20 -4 Pemerintah

1 Jalan lingkungan M 4.500 Sedang 20 Ransiki 2 Saluran air hujan M3 300 Sedang 20 Sururey 3 Prasarana Air Minum l/det 10 Sedang 15 Anggi 4 Prasarana Air Limbah Oransbari a. On-site Unit 150 Sedang 15 Warmare b. Off-site Unit - - - Prafi 5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit 2 Buruk 5 Menyambouw

Manokwari Barat Manokwari Timur Manokwari Utara Manokwari Selatan Testega Tanah Rubu Kebar Amberbaken Masni

C. Parameter Teknis Wilayah

Beberapa parameter yang digunakan dalam perencanaan pembangunan prasarana dan sarana permukiman dapat dilihat pada berikut ini.

(11)

Tabel 4.3

Parameter Teknis Wilayah di Kabupaten Manokwari Tahun 2008

No Uraian Besaran Keterangan

1 2 3 4

KARAKTERISTIK FISIK KOTA

1 Jumlah penduduk : 166.322 jiwa 29 distrik Tingkat kepadatan : -       Tinggi (≥ 200 jiwa/ha) - Ha -- Sedang (100--200 jiwa/ha) 600 Ha -- Rendah (50--200 jiwa/ha) 2.000 Ha -2 Tipe bangunan : - Permanen 3.696 unit -- Semi permanen 11.088 unit -- Tidak permanen 18.480 unit -3 Jenis tanah Alluvial hasil uji tanah 4 permeabilitas tanah

5 Tinggi muka air tanah M

6 Ketinggian dan kemiringan lahan (topografi) 0-45% Bervariasi 7 Badan air :

- Sumber Air Sowi, Swapen -- Peruntukan Suplay air bersih -- Debit Liter/dtk

- Kualitas BOD mg/ltr COD mg/ltr

B. TINGKAT PENYEDIAAN AIR BERSIH

1 perpipaan 25%

-8.316 KK -2 Non perpipaan 75% -24.948 KK

-D. Aspek Pendanaan

Aspek pendanaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman. Dilihat dari kemampuan masyarakat yang ada di Kabupaten Manokwari dalam hal pendanaan prasarana dan sarana dasar permukiman sangat kecil. Sejauh ini pendanaan atau pembiayaan prasarana dan sarana dasar permukiman masih sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah daerah dan pihak Swasta.

Bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari, yang diberikan kepada warga masyarakat yang benar-benar membutuhkannya untuk meningkatkan kualitas permukimannya.

E. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan permukiman. Di Kabupaten Manokwari lembaga yang mengelola permukiman adalah sebagai berikut :

(12)

 Memberikan arahan, kebijakan dan strategi dalam pengusulan pembangunan permukiman

 Merumuskan program pembangunan permukiman b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) berfungsi sebagai :

 Instansi teknis pengelola permukiman

 Penyiapan prasarana dan sarana permukiman

 Memberikan pembinaan dan pengaturan dalam hal pengelolaan permukiman

c. Pihak Swasta berfungsi sebagai :

Melaksanakan pembangunan perumahan dan permukiman

4.1.2.2 Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya permukiman yang layak huni.

2. Tersedianya prasarana dan sarana dasar permukiman yang memadai. 3. Tersedianya lingkungan permukiman yang sehat.

4.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman

Permasalahan pembangunan permukiman yang ada di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :

 Lahan untuk pembangunan perumahan  Struktur tanah  Topografi  Pembiayaan/pendanaan  Geografis wilayah  Kelembagaan

Sumberdaya Manusia

4.1.4 Analisa

Permasalahan,

Alternatif

Pemecahan

dan

Rekomendasi

Perkembangan Kabupaten Manokwari terutama di Kota Manokwari, yang berkembang dari Ibukota Kabupaten menjadi Ibukota Provinsi menyebabkan tingkat perkembangan kota menjadi tinggi di kawasan ini, salah satunya adalah arus urbanisasi yang bekerja

(13)

sebagai pegawai baik pegawai negeri maupun pegawai swasta. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh karena lahan dan ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan, trotoar, saluran, ruang terbuka hijau dll dipergunakan untuk tempat jualan atau bahkan sebagai tempat hunian. Permasalahan ini juga dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari, sehingga perlu dilakukan penataan kawasan menjadi lebih baik dan mampu mendukung perekonomian kawasan. Di sisi lain masih banyaknya rumah penduduk yang tidak layak huni sehingga perlu penanganan serta penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya, seperti: jalan lingkungan, sanitasi, air minum dll.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dibangun kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman, selain itu Program/kegiatan perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman serta penyediaan PSD untuk meningkatkan kualitas permukiman di Kabupaten Manokwari masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena masih ada masyarakat yang belum mampu meningkatkan kondisi perumahan dan permukiman menjadi layak huni.

Tabel 4.4

Permasalahan yang dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman Kabupaten Manokwari

Tahun 2008

No. Kondisi Sistem Target Renc. Strategi Besaran Keterangan yang Ada Nasional Pembangunan Permasalahan

Kota A. TEKNIS Mahalnya - - - Bahan -- Bangunan -B. KELEMBAGAAN Status - - - Tanah -C. KEUANGAN Dana - - - Besaran -D. PROMOSI - - -

(14)

-4.1.5 Usulan Pembangunan Permukiman

Usulan pembangunan permukiman di Kabupaten Manokwari ini lebih ditekankan pada pengembangan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan yang telah ada dokumen perencanaannya. Setiap dokumen perencanaan yang ada telah disusun berdasarkan musyawarah desa/ rembug desa dengan melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) yang ada. Usulan program yang disepakati

dan diusulkan dalam rencana program jangka menengah antara lain :

1. Peremajaan Kawasan kumuh di Kota Manokwari sebagian besar merupakan wilayah yang berada di pinggir pantai terutama di Kampung Nelayan Borobudur dan Fanindi Pantai (Sanggeng).

Tabel 4.5

Usulan dan Prioritas Program Peremajaan Kawasan Permukiman, Komponen Permukiman sangat kumuh Kabupaten Manokwari

Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya

5.0 00 .0 00 .0 00 Pe rb ai ka n Li ng ku ng an Pe rmuk ima n Kumu h Se pa nja ng T el uk Sa wa ib u Ke lura han Pa da mi 10 .0 00 60 H a Bi aya (R p.) N o. 20% 20% 20% Vol ume H arg a Sa tuan (R p.) Sa tuan Ke gi at an 20% Loka si 20% Kl as ifi ka si Ta ng gun g Jaw ab Ke te ra ng an K amp un g N el aya n, Fa ni nd i P ant ai , Ang re m, Boro bud ur, Wo ss i BP 3D, DP U 5.0 00 .0 00 .0 00

2. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)

 Peningkatan jalan lingkungan

 Perbaikan drainase

 Pembangunan talud

 Pengadaan jaringan air minum

3. Pengembangan kawasan Agropolitan

 Peningkatan Jalan askses ke pasar

 Perbaikan drainase

 Pengadaan jaringan air minum

 Penataan pasar

 Penyediaan fasilitas persampahan

(15)

4. Pengembangan kawasan eks transmigrasi

 Peningkatan jalan lingkungan

 Pemeliharaan drainase

 Pemeliharaan talud

 Pengadaan jaringan air minum

 Penyediaan faslitas persampahan

 Pembangunan pasar

 Pembangunan sub terminal

5. Penanganan infrastruktur desa terpencil, desa tertinggal dan pulau-pulau kecil

 Peningkatan jalan lingkungan

 Pembangunan jalan poros

 Pembangunan MCK

 Pembangunan Pasar

 Pengadaan jaringan air minum

Sedangkan pembangunan permukiman yang belum disusun dokumen perencanaannya tetap dilakukan sesuai dengan skala prioritas sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Manokwari.

Untuk mewujudkan pembangunan pada Sub Bidang Pengembangan Permukiman di Kabupaten Manokwari didukung pendanaannya dari banyak sumber baik dari Pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Usulan dan Prioritas Program/Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Pengembangan Permukiman terurai dalam tabel di bawah ini.

(16)

Tabel 4.6

Usulan dan Prioritas Program Pengembangan Permukiman

KOMPONEN : PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KABUPATEN : MANOKWARI

(Rp. ) Vol. Biaya Vol. Biaya Vol. Biaya Vol. Biaya Vol. Biaya

1 3 4 5 6 7 8 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan

- Penyusunan DED Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Pkt 142.857.143 4 571.428.572- Kab. Manokwari 1 142.857.143 1 142.857.143 1 142.857.143 1 142.857.143 Pengembangan PS Perkotaan

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Kws 166.666.667 3 500.000.001- Kab. Manokwari 1 142.857.143 1 178.571.429 1 178.571.429 Permukiman Kumuh

- Dukungan PSD Lingkungan Kumuh Kws 1.442.857.143 1 1.442.857.143 - Arowi II 1 1.442.857.143

- Dukungan PSD Lingkungan Kumuh Kws 3.673.469.388 7 25.714.285.714 - Arowi I, Arowi II, Sowi, Sowi 7 25.714.285.714 Amban,Ketapang, Sawaibu

3 Infrastruktur Permukiman RSH/MBR Yang

Meningkat Kualitasnya

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Permukiman Pkt 160.714.286 2 321.428.572- Kab. Manokwari 1 142.857.143 1 178.571.429 RSH/MBR

- Peningkatan Jalan Lingkungan Kws 1.707.142.857 1 1.707.142.857- Lingkar Marina Asri 1 1.707.142.857

- Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan Jalan Lingk. Pkt 121.428.571 1 121.428.571- Lingkar Marina Asri 1 121.428.571

- Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros Kws 14.001.714.286 1 14.001.714.286 - KPR Reremi 1 14.001.714.286 4 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan

- Penyusunan DED Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Pkt 142.857.143 4 571.428.572- Kab. Manokwari 1 142.857.143 1 142.857.143 1 142.857.143 1 142.857.143 Pengembangan PS Pedesaan

5 Infrastruktur Kawasan Permukiman Pedesaan

Potensial Yang Meningkat Kualitasnya

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Perdesaan Pkt 214.285.714 3 642.857.142- Kab. Manokwari 1 214.285.714 1 214.285.714 1 214.285.714 Potensial

- Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros Kws 3.331.428.572 2 6.662.857.143 - Prafi SP I, Masni SP VI 2 6.662.857.143 - Pembangunan Jalan Poros Pkt 1.791.428.571 1 1.791.428.571 - Warikom II 1 1.791.428.571 - Pengawasan Pembangunan Jalan Poros Pkt 121.428.571 1 121.428.571 - Warikom II 1 121.428.571

- Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros Kws 4.081.632.653 7 28.571.428.571 - Warikom II, SP V, SP VI, SP VII, 7 28.571.428.571 SP VIII, Amban Pantai

6 Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

- Pembangunan Jalan Lingkungan Perdesaan Ds 1.249.285.714 4 4.997.142.857 - Desa Bakaro, Desa 4 4.997.142.857 Inggramul, Desa Masabui

Desa Margo Mulyo

87.738.857.143 17.344.285.713 68.573.142.857 857.142.858 464.285.715 500.000.000 Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi

Tanggung Jawab

JUMLAH 2

Lokasi 2012 2014 2015 Ket. No. Kegiatan Sat. Harga Satuan Volume Manfaat Biaya (Rp.) 2013 2016

(17)

Kabupaten Manokwari

Tabel 4.7

Usulan Pembiayaan Program Pengembangan Permukiman

KOMPONEN : PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

LOKASI : AROWI, SOWI, AMBAN, KETAPANG, SAWAIBU KABUPATEN : MANOKWARI

TAHUN : 2012- 2016

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan

- Penyusunan DED Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 571.428.571 400.000.000 114.285.714 57.142.857 Pengembangan PS Perkotaan

2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Kawasan 500.000.000 350.000.000 100.000.000 50.000.000 Permukiman Kumuh

- Dukungan PSD Lingkungan Kumuh 1.442.857.143 1.010.000.000 288.571.429 144.285.714 - Dukungan PSD Lingkungan Kumuh 25.714.285.714 18.000.000.000 5.142.857.143 2.571.428.571 3 Infrastruktur Permukiman RSH/MBR Yang Meningkat

Kualitasnya

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Permukiman 321.428.571 225.000.000 64.285.714 32.142.857 RSH/MBR

- Peningkatan Jalan Lingkungan 1.707.142.857 1.195.000.000 341.428.571 170.714.286 - Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan Jalan Lingk. 121.428.571 85.000.000 24.285.714 12.142.857 - Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros 14.001.714.286 9.801.200.000 2.800.342.857 1.400.171.429 4 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan

- Penyusunan DED Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 571.428.571 400.000.000 114.285.714 57.142.857 Pengembangan PS Pedesaan

5 Infrastruktur Kawasan Permukiman Pedesaan

Potensial Yang Meningkat Kualitasnya

- Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Perdesaan 642.857.143 450.000.000 128.571.429 64.285.714 Potensial

- Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros 6.662.857.143 4.664.000.000 1.332.571.429 666.285.714 - Pembangunan Jalan Poros 1.791.428.571 1.254.000.000 358.285.714 179.142.857 - Pengawasan Pembangunan Jalan Poros 121.428.571 85.000.000 24.285.714 12.142.857 - Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros 28.571.428.571 20.000.000.000 5.714.285.714 2.857.142.857 6 Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

- Pembangunan Jalan Lingkungan Perdesaan 4.997.142.857 3.498.000.000 999.428.571 499.714.286

87.738.857.143 61.417.200.000 17.547.771.429 8.773.885.714 No. Pusat Provinsi Kabupaten SLA

JUMLAH 2 Perusahaan Daerah Masyarakat Swasta Hibah Total Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul ”Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur” merupakan salah

Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami kenaikan jika dibandingkan keadaan

Nilai a menunjukkan intersep (konstanta) persamaan tersebut, artinya untuk nilai variable X = 0 maka besarnya Y = a parameter b menunjukkan besarnya koefisien

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan

Sebaliknya jika faktor protektif lebih rendah daripada faktor risiko maka besar kemungkinan individu tidak dapat atau memiliki kemampuan yang rendah untuk bangkit

Djoko dan Sofyan (2014) juga telah melakukan penelitian mengenai kualitas briket dari cangkang kelapa sawit dengan perekat pati singkong... Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan Gangguan Tidur Insomnia pada