• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIFITAS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) TERHADAP KINERJA USER PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (STUDI KASUS: PT. ADITEC CAKRAWIYASA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH EFEKTIFITAS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) TERHADAP KINERJA USER PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (STUDI KASUS: PT. ADITEC CAKRAWIYASA)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIFITAS ENTERPRISE

RESOURCE PLANNING (ERP) TERHADAP

KINERJA USER PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR (STUDI KASUS: PT.

ADITEC CAKRAWIYASA)

Kathleen Vinata

Jl. Pluit Permai 4 no. 4 Penjaringan – Jakarta Utara

kvinata@live.com

Dosen Pembimbing: Aries Wicaksono S.Kom., M.Ak.

Abstrak

Persaingan yang ketat membuat setiap perusahaan berusaha meningkatkan performa untuk

tetap bertahan bahkan agar perusahaan dapat lebih unggul dari perusahaan lain. Di era

globalisasi dengan berbagai kecanggihan teknologi yang telah berkembang, solusi yang

tepat untuk menghindari berbagai kendala tersebut adalah dengan pengimplementasian

sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Namun pada pengaplikasiannya, efektivitas

ERP memiliki tingkatan yang berbeda sehingga pengaruhnya terhadap kinerja user pun

akan berbeda pada setiap perusahaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh efektifitas ERP terhadap kinerja user pada perusahaan manufaktur.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Data

diperoleh dari sebaran kuesioner yang kemudian diolah dengan uji validitas dan reliabilitas,

normalitas, uji korelasi dan uji regresi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa setiap

butir pernyataan sudah valid dan reliabel dan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya,

persebaran data normal dan tidak mengandung heterokedastisitas. Penelitian ini juga

menghasilkan persamaan regresi Y = 10.413 + 0.160X. Simpulan dari penelitian ini adalah

efektifitas sistem ERP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja user.

Kata Kunci: Efektifitas, ERP, Kinerja, User, Manufaktur.

Abstract

Intense competition among globalization makes every company trying their best to improve

their performance in order to survive even superior to the other companies. In the era of

globalization with a variety of technological sophistication that has evolved, the right

solution to avoid the obstacle is the implementation of the Enterprise Resource Planning

system (ERP). However, in its application, the effectiveness of ERP has different levels in

every company performed ERP which makes a variety effect on user’s performances in each

company. The purpose of this study is to determine the influence of ERP’s effectiveness to

the user’s performance in a manufacturing company. The methodology used in this research

is quantitative research methods. Data is obtained from the distribution of a questionnaire

(2)

which is then processed with validity and reliability, normality, correlation and regression

tests. The result of this study stated that each item from the statement is valid and reliable

and can be used in future studies, has normal data distribution and does not contain

heterocedastity. This study also resulted in regression equation Y=10.413+0.160X. the

conclusion from this research is the effectiveness of the ERP system has a positive and

significant impact on user’s performance.

Keywords : Effectiveness, ERP, Performance, User, Manufacture.

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara didukung oleh banyak faktor, salah satunya adalah performa dari perusahaan yang bergerak diberbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Perusahaan dibagi menjadi 3 jenis; jasa, dagang dan manufaktur. Dari 3 jenis perusahaan yang ada, perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang jumlahnya mendominasi dibandingkan kedua jenis perusahaan lainnya. Hal ini menciptakan persaingan yang cukup ketat bagi setiap perusahaan manufaktur, baik yang sudah memiliki performa baik, maupun yang masih dalam tahap pertumbuhan. Persaingan yang ketat ini membuat setiap perusahaan berusaha meningkatkan performa untuk tetap bertahan bahkan agar perusahaan dapat lebih unggul dari perusahaan lain. Namun, dapat ditemukan berbagai kendala secara umum bagi perusahaan manufaktur. Salah satu contoh dari kendala tersebut adalah kurangnya terintergrasi data antara satu divisi dengan divisi lain yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Contoh lainnya adalah tingginya resiko terjadinya human-error apabila pengaplikasian pada perusahaan masih dilakukan secara manual.

Di era globalisasi dengan berbagai kecanggihan teknologi yang telah berkembang, solusi yang tepat untuk menghindari berbagai kendala tersebut adalah dengan pengimplementasian sistem Enterprise Resource Planning (ERP). ERP (Enterprise Resource Planning) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Perencanaan Sumberdaya Perusahaan adalah struktur sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur/jasa yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan. Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat. ERP lebih ditujukan pada sistem back-office, dimana sistem ERP tidak bersentuhan secara langsung dengan konsumen. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu cara untuk mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi. Penggunaan teknologi ERP dilengkapi dengan hardware dan software. Teknologi ini berfungsi untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan data informasi pada setiap area business processes sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat karena menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat. Teknologi ERP ini merupakan suatu solusi yang paling ideal bagi setiap perusahaan yang telah berkembang dengan pesat dan memiliki banyak keunggulan yang dapat membantu lebih meningkatkan performa perusahaan. Namun efektivitas pengaplikasian ERP ini berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Beberapa kesalahan yang tanpa disadari dilakukan oleh pihak perusahaan akan mengurangi efektivitas dari ERD sehingga dapat juga menyebabkan terjadinya kerugian pada perusahaan. Salah satu contoh dari kesalahan tersebut adalah kurangnya persiapan yang matang dalam menghadapi perubahan sistem sehingga dalam pengaplikasiannya pun tidak akan maksimal.

Penelitian ini juga merupakan penelitian lanjutan dari beberapa penelitian terdahulu. Menurut Tarigan, proses implementasi ERP yang efektif akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yakni pemakaian sumber daya yang efektif dan dapat mengidentifikasi aktivitas bisnis yang tidak sesuai. Sedangkan untuk melakukan proses implementasi ERP yang baik, perusahaan harus memiliki key user yang baik berupa tim projek atas implementasi ERP tersebut. Implementasi yang kuat tersebut juga memerlukan kepemimpinan yang kuat, komitmen dan partisipasi pihak top manajemen, yang tugasnya mengkoordinasi dan menciptakan suatu wadah untuk berbagi pengetahuan mengenai ERP, memberikan pemahaman yang jelas dan tepat atas tanggung jawab individu, serta menciptakan suatu budaya organisasi dimana budaya tersebut berorientasi pada perubahan, pengendalian, rasional, motivasional, terfokus dan berjangka panjang.

(3)

Kemudian penelitian Yasin (2013) juga menyatakan bahwa pengimplementasian ERP merupakan investasi perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas dan kinerja perusahaan. Sistem ERP ini didasarkan dengan pemikiran bisnis dimana sistem dirancang sedemikian rupa dengan fungsi yang mendukung proses yang berjalan dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat menikmati banyak keuntungan karena produktivitasnya optimal, contohnya biaya-biaya operasional dapat dikurangi seperti biaya inventory atau biaya kesalahan teknis.

Hendarti dan Gui (2008) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa terdapat hubungan positif pada tingkat sedang antara Efektifitas Sistem Informasi Penjualan dengan kinerja user, dimana korelasi keduanya bersifat positif dan linear yaitu apabila ESI penjualan meningkat maka kinerja user juga akan meningkat, namun variabel ESI penjualan hanya dapat menjelaskan variabel kinerja user sebanyak 29,4%.

Oleh karena itu, peneliti menentukan 3 rumusan masalah utama yang ada dalam penelitian, yaitu apakah efektivitas Enterprise Resource Planning mempunyai pengaruh terhadap kinerja user, faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT. Aditec Cakrawiyasa, dan indikator kinerja apa saja yang dipengaruhi oleh efektifitas Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT. Aditec Cakrawiyasa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah efektifitas Enterprise Resource Planning mempunyai pengaruh terhadap kinerja user pada PT. Aditec Cakrawiyasa, untuk mengukur pengaruh efektivitas penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap kinerja user pada PT. Aditec Cakrawiyasa, untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT. Aditec Cakrawiyasa dan untuk mengetahui indikator kinerja apa saja yang dipengaruhi oleh efektifitas Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT. Aditec Cakrawiyasa.

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan 3 (tiga) metode pengumpulan data, yaitu interview (wawancara), Kuesioner (angket), dan Observasi.

Interview yang dilakukan akan menjelaskan tentang bagaimana perlakuan manajemen terhadap sistem ERP yang ada, proses pelatihan pada sistem ERP, jenis sistem ERP yang digunakan pada perusahaan dan fungsinya. Interview dilakukan dengan salah satu karyawan pada divisi IT yang bertempatkan di kantor pusat PT. Aditec Cakrawiyasa, Kebon Jeruk. Terdapat 2 sesi interview dengan total pertemuan sebanyak 2 kali. Sesi interview pertama dilakukan dengan harapan bahwa peneliti dapat mengenal lebih jauh tentang sistem ERP yang berjalan pada perusahaan. Sedangkan sesi interview kedua dilakukan dengan harapan bahwa peneliti dapat mengetahui bagaimana proses pengimplementasian sistem ERP yang berjalan dari sisi perlakuan manajemen dan training yang diadakan pada perusahaan. Tujuan diadakan interview, antara lain untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail, untuk mendapatkan informasi tidak dapat dijabarkan dengan statistika dan sebagai data pendukung dalam penelitian.

Observasi dilakukan berfokus pada tampilan sistem ERP yang berjalan pada perusahaan. Proses observasi dilakukan di kantor pusat PT. Aditec Cakrawiyasa, Kebon Jeruk. Harapan peneliti atas dilakukannya observasi ini adalah untuk mengerti lebih jauh bagaimana cara mengaplikasikan sistem ERP yang berjalan dalam perusahaan. Peneliti melakukan observasi dengan cara mencoba mengaplikasikan sistem ERP perusahaan yaitu QUANTUM ERP dengan asistensi dari salah satu karyawan divisi IT perusahaan. Proses observasi diawali dengan meminta izin dari pihak perusahaan agar peneliti dapat melihat dan mengaplikasikan sistem ERP yang berjalan tanpa merubah data apapun yang ada didalamnya. Kemudian setelah mendapat izin, peneliti mencoba mengaplikasikan sistem ERP yang berjalan dengan melihat tampilan-tampilan apa saja yang ada dalam sistem tersebut. Dengan asistensi dari salah satu karyawan divisi IT perusahaan, peneliti dapat mengetahui lebih detail tentang modul yang ada dan fungsi-fungsi yang terdapat dalam modul tersebut. Setelah itu peneliti meminta izin agar dapat meng-capture tampilan yang ada pada sistem sebagai bukti pendukung

(4)

penelitian. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan proses capture tampilan yang akan dijadikan bukti penelitian.

Kuesioner yang akan disebar berfokus pada butir-butir pernyataan mengenai efektivitas sistem ERP yang berjalan dalam perusahaan dan tingkat kinerja user yang dipengaruhi oleh penggunaan sistem ERP. Penilaian kuesioner menggunakan skala likert dimana jawaban sangat setuju diberi poin 5, setuju diberi poin 4, netral diberi poin 3, tidak setuju diberi poin 2, dan sangat tidak setuju diberi poin 1. Kuesioner disebarkan pada keseluruhan populasi pengguna sistem ERP pada perusahaan PT. Aditec Cakrawiyasa, yaitu 80 orang, terhitung bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014. Total kuesioner yang disebarkan adalah 80 buah dan total kuesioner yang kembali juga sebanyak 80 buah.

Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan statistik deskriptif inferensial dan statistik parametrik dalam menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian. Mula-mula data yang telah diperoleh akan diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian apabila data tersebut sudah valid, akan dilanjutkan keproses selanjutnya yaitu uji normalitas dan uji heterokedestisitas, apabila persebaran data sudah normal dan tidak ada unsur heterokedestisitas, data dapat diolah lebih lanjut dengan menggunakan uji korelasi dan uji koefisien determinasi, tahap akhir pengujian adalah uji regresi dan uji t. Data bagian awal berupa profile responden akan disajikan dalam bentuk persentase dan grafik lingkaran sehingga mudah dimengerti dan mudah diidentifikasi jumlah responden dari berbagai kriteria. Kemudian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas setiap instrumen penelitian yaitu data efektifitas sistem dan data kinerja. Setelah kedua instrumen valid dan reliabel, tahap selanjutnya adalah pengujian normalitas kedua instrumen untuk mengetahui apabila persebaran datanya normal atau tidak. Kemudian dilanjutkan ketahap uji selanjutnya yaitu uji heterokedestisitas dengan menggunakan uji gleiser. Setelah instrumen valid, reliabel, normal dan tidak mengandung unsur heterokedestisitas, maka dapat dilanjutkan kedalam tahap pengolahan analisis korelasi-regresi dan pengujian hipotesis, yaitu uji korelasi, koefisien determinasi, uji regresi dan uji t. Dari setiap uji akan diberikan keterangan untuk memudahkan pembaca dalam memahami hasil pengujian yang telah dilakukan.

Desain Penelitian

Terdapat 10 (sepuluh) dimensi dasar yang saling berkaitan dalam pengukuran efektifitas sistem informasi menurut Zaied (2012), yaitu system quality, information quality, service quality, management support, training, users’ involvement, perceived usefulness, perceived ease of use, behavioral intention, dan user satisfaction. Dari setiap dimensi dasar tersebut, akan diambil 5 (lima) elemen yang menjadi indikator dasar dari dimensi tersebut. Dimensi pertama adalah kualitas dari sistem yang digunakan, dari kualitas tersebut akan dilihat apakah sistem dapat diandalkan, apakah sistem mudah digunakan, bagaimana kesesuaian sistem dengan kebutuhan kerja, apakah sistem dapat dipercaya dan apakah maintenance dari sistem mudah. Dimensi kedua adalah kualitas dari informasi, dari kualitas tersebut akan dilihat apakah sistem memiliki kelengkapan informasi yang cukup, apakah sistem mudah dimengerti, apakah sistem aman, apakah sistem tersedia dengan baik, dan bagaimana akurasi dari informasi yang didapat dari sistem tersebut. Dimensi ketiga adalah kualitas dari servis yang diberikan oleh vendor, apakah vendor tersedia dengan baik, apakah vendor dapat diandalkan, apakah vendor memiliki integritas tinggi, apakah vendor berfungsi dengan baik, dan apakah vendor meningkatkan efisiensi pengguna sistem. Dimensi keempat adalah dukungan dari pihak manajemen, akan dilihat bagaimana dukungan dari manajemen terkait penggunaan sistem, apakah manajemen menyediakan sumber daya yang diperlukan, apakah manajemen mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan sistem, apakah manajemen mengapresiasi penggunaan optimal dari sistem dan apakah manajemen menyediakan pengetahuan yang cukup mengenai sistem. Dimensi kelima adalah pelatihan, akan dilihat dari apakah ada pelatihan program aplikasi sistem, apakah pelatihan tersebut jelas bagi pengguna, apakah pengguna mengerti perannya atas sistem, bagaimana kesediaan dari materi pelatihan dan bagaimana dukungan yang ada selama pelatihan berjalan. Dimensi keenam adalah keterlibatan dari pengguna, dapat dilihat dari keterlibatan dari sisi input dan output desain, bagaimana persepsi pengguna atas evaluasi servis, apa nilai yang dirasakan pengguna, dan bagaimana perlakuan pengguna atas sistem yang berjalan. Dimensi ketujuh adalah kegunaan yang dirasakan atas sistem tersebut, dapat dilihat dari performa kerja pengguna, efektivitas kinerja pengguna, produktivitas pengguna, persepsi pengguna atas resiko yang mungkin muncul, dan kepercayaan pengguna atas sistem. Dimensi kedelapan adalah kemudahan penggunaan sistem yang dirasakan, dapat dilihat dari kemudahan sistem untuk dipelajari, kemudahan sistem untuk digunakan, peningkatan efisiensi pribadi pada pengguna, kesederhanaan sistem dan kecocokan sistem dengan

(5)

pekerjaan pengguna. Dimensi kesembilan adalah niat perilaku dari pengguna, dapat dilihat dari personalisasi pengguna, tingkat interaktif, waktu untuk merespon, penghindaran ketidakpastian dan tingkat keseringan sistem tersebut dikunjungi. Dimensi kesepuluh adalah kepuasan pengguna, dapat dilihat dari tingkat bermanfaatnya sistem tersebut, tingkat pengunjungan kembali pada sistem, personalisasi yang ada, resiko yang dirasakan atas sistem dan kegembiraan pengguna terhadap penggunaan sistem.

Terdapat 8 (delapan) dimensi dasar yang saling berkaitan dalam menentukan kriteria penilaian kinerja, yaitu quantity of work, quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative dan personal qualities. Quantity of work merupakan jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam suatu periode yang telah ditentukan. Quality of work merupakan kualitas pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Job knowledge merupakan pengetahuan mengenai pekerjaan dan hal-hal apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Creativeness merupakan kreativitas untuk menciptakan solusi atas masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan. Cooperation merupakan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Dependability merupakan kesadaran atas suatu penyelesaian pekerjaan yang harus dilakukan. Initiative merupakan kesadaran dan kemauan untuk memperluas tanggung jawab dalam pekerjaan. Personal qualities merupakan kualitas seorang pekerja yang meliputi kepribadian, kepemimpinan, sikap dalam keseharian dan integritasnya.

Hipotesis Penelitian

Dari desain penelitian tersebut maka penulis menetapkan bahwa hipotesis penelitiannya adalah “Efektivitas Sistem Informasi (ERP) memiliki pengaruh terhadap Kinerja User”. Dengan statistika hipotesis sebagai berikut:

H0 → “Efektivitas Sistem Informasi (ERP)” tidak memiliki pengaruh terhadap “Kinerja User”. H1 → “Efektivitas Sistem Informasi (ERP)” memiliki pengaruh terhadap “Kinerja User”.

HASIL DAN BAHASAN

Analisis Deskriptif

Variabel Sistem.

Berikut adalah tabel Interval dan Pengaruh sebagai acuan tingkat pengaruh:

Tabel Interval dan Pengaruh

INTERVAL PENGARUH 0 - 1.00 SANGAT RENDAH 1.10 - 2.00 RENDAH 2.10 - 3.00 NORMAL 3.10 - 4.00 TINGGI 4.10 - 5.00 SANGAT TINGGI Sumber Data : Microsoft Excel 2007

(6)

Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang pengaruh variabel sistem:

Tabel 4.8. Pengaruh Variabel SISTEM

DIMENSI EFEKTIFITAS SISTEM MEAN PENGARUH

System Quality 4.17 SANGAT

TINGGI

Information Quality 4.19 SANGAT

TINGGI

Service Quality 4.35 SANGAT

TINGGI

Management Support 4.33 SANGAT

TINGGI

Training 4.27 SANGAT

TINGGI

User's Involvement 4.28 SANGAT

TINGGI

Perceived Usefulness 4.21 SANGAT

TINGGI

Perceived Ease of Use 4.30 SANGAT

TINGGI

Behavioral Intention 4.23 SANGAT

TINGGI

User's Satisfaction 4.19 SANGAT

TINGGI Sumber Data : Microsoft Excel 2007

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh dimensi memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap efektifitas sistem informasi yang digunakan. Urutan tiga teratas ada pada dimensi Service Quality dengan nilai 4.35, Management Support dengan nilai 4.33 dan Perceived Ease of Use dengan nilai 4.30. Faktor urutan pertama adalah service quality. Hal ini disebabkan karena para pengguna sistem mengutamakan service quality yaitu kualitas layanan yang tinggi atas sistem, contohnya apabila terjadi error, pihak pengembang sistem (dalam hal ini staff IT perusahaan) selalu tanggap dan langsung melakukan perbaikan dan selalu melakukan perawatan terhadap sistem secara berkala. Faktor urutan kedua adalah management support yang artinya pengguna sistem merasa bahwa adanya panduan dan dukungan dari pihak manajemen sangat membantu dalam pengaplikasiannya, contohnya dalam pembagian tugas dan pembatasan ruang lingkup sistem yang digunakan. Faktor urutan ketiga adalah perceived ease of use yang artinya kemudahan dalam penggunaan yang dirasakan oleh pengguna sistem, semakin mudah dan sederhana tampilan sistem, maka pengguna akan merasa dapat lebih menguasai penggunaan sistem lebih baik dan dapat meningkatkan performa kerja mereka. Kemudian faktor urutan keempat adalah user’s involvement yang artinya adanya keterlibatan user dalam penggunaan sistem, setiap user harus memahami fungsi-fungsi yang ada dalam sistem sehingga sistem dapat diaplikasikan dengan maksimal dan membantu pekerjaan user. Faktor urutan kelima adalah training, yang artinya diperlukan training secara rutin dalam jangka waktu tertentu agar user dapat memahami lebih lanjut tentang fungsi-fungsi yang terdapat dalam sistem dan bagaimana cara mengaplikasikan masing-masing fungsi yang ada sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masing-masing. Kemudian faktor urutan keenam adalah behavioral intention, maksudnya adalah seberapa sering sistem digunakan oleh user, bagaimana cara user mengaplikasikan sistemnya, dan apakah hasil berupa informasi yang disediakan user memuaskan kebutuhan user. Faktor selanjutnya adalah faktor urutan ketujuh yaitu perceived usefulness, yang artinya semakin sistem dirasakan memiliki kegunaan oleh user, maka sistem itu akan meningkat penggunaannya dan membawa manfaat positif bagi user. Contohnya sistem dirasakan membawa manfaat positif bagi user dalam proses menginput dan mengolah data sehingga tidak perlu lagi dilakukan pencatatan manual atas transaksi-transaksi yang

(7)

terjadi, user akan menghemat waktu dan energi yang dikeluarkan dengan adanya sistem yang berjalan. Faktor urutan kedelapan adalah user’s satisfaction, artinya semakin cepat dan tanggap sistem memenuhi kebutuhan user, maka kepuasan user akan semakin meningkat juga. Kemudian faktor urutan kesembilan adalah information quality, kualitas informasi yang dimaksud disini adalah apakah informasi yang disajikan sesuai dengan informasi yang diinginkan user atau apakah informasi disediakan cepat dan langsung kepada user yang ditujukan. Faktor terakhir yaitu faktor urutan kesepuluh adalah system quality. Kualitas sistem yang dimaksud adalah seberapa baik sistem dapat beroperasi dan menunjang kebutuhan user. Contohnya apakah sistem sering mengalami error atau tidak, atau apakah sistem memiliki user interface atau tampilan yang menarik atau tidak, contoh lainnya adalah apakah sistem memiliki tingkat kerumitan yang tinggi untuk diaplikasikan atau tidak. Seluruh dimensi tersebut akan mempengaruhi kinerja user dari setiap aspeknya.

Variabel Kinerja.

Berikut adalah tabel Interval dan Pengaruh sebagai acuan tingkat pengaruh:

Tabel 4.10. Interval dan Pengaruh

INTERVAL PENGARUH 0 - 1.00 SANGAT RENDAH 1.10 - 2.00 RENDAH 2.10 - 3.00 NORMAL 3.10 - 4.00 TINGGI 4.10 - 5.00 SANGAT TINGGI Sumber Data : Microsoft Excel 2007 Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang pengaruh variabel KINERJA:

Tabel 4.11. Pengaruh Variabel KINERJA

INDIKATOR KINERJA MEAN PENGARUH

Quantity of Work 4.26 SANGAT TINGGI

Quality of Work 4.55 SANGAT TINGGI

Job Knowledge 4.39 SANGAT TINGGI

Creativeness 4.36 SANGAT TINGGI

Cooperation 4.54 SANGAT TINGGI

Dependability 4.58 SANGAT TINGGI

Initiatives 4.54 SANGAT TINGGI

Personal Qualities 4.39 SANGAT TINGGI

Sumber Data : Microsoft Excel 2007

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh indikator kinerja mendapat pengaruh yang sangat tinggi dari efektifitas sistem informasi yang digunakan. Urutan tiga teratas ada pada indikator Dependability dengan nilai 4.58, Quality of Work dengan nilai 4.55 dan Cooperation dengan nilai 4.54. Indikator urutan pertama, yaitu dependability memiliki arti bahwa sistem meningkatkan kesadaran pengguna atas lingkungan dan pekerjaan yang harus diselesaikan, contohnya sistem berperan sebagai reminder atas pekerjaan yang masih harus diselesaikan sehingga pengguna tidak melewatkan pekerjaan apapun dan merasa sangat terbantu dengan adanya sistem tersebut. Indikator urutan kedua adalah quality of work yang artinya sistem membantu pekerjaan pengguna agar memiliki kualitas lebih dari standar yang telah ditentukan, contohnya adalah dengan adanya informasi kondisi pasar yang terbaru, informasi tersebut disediakan dengan cepat oleh sistem yang ada dan proses decision making akan dibuat apabila perusahaan mau melakukan inovasi terbaru sehingga kualitas pekerjaan akan meningkat lebih baik. Sedangkan indikator urutan ketiga adalah cooperation, artinya sistem memudahkan pengguna sistem untuk berinteraksi karena sistem sudah terhubung dari setiap

(8)

aspek dan divisi dalam perusahaan. Contohnya adalah apabila ada perubahan dibagian produksi, maka bagian penjualan akan mendapatkan notifikasi secara cepat dan proses pengambilan keputusan pun akan terjadi lebih cepat yang menghasilkan feedback untuk tahap selanjutnya. Indikator urutan keempat dengan nilai sama dengan indikator ketiga adalah initiatives, artinya adanya inisiatif dari user untuk menyelesaikan pekerjaan lebih dari kuantitas atau kualitas yang telah distandarkan dengan bantuan dari sistem yang mempermudah pekerjaan user. Selanjutnya, indikator kelima adalah job knowledge, artinya user dapat lebih mudah memahami pekerjaan yang telah diberikan dengan adanya bantuan sistem, selain itu sistem juga membantu meningkatkan ketrampilan user dalam mengaplikasikan sistem informasi seputar pekerjaan. Indikator keenam adalah personal qualities, maksudnya adalah sistem memiliki fungsi yang mempengaruhi kualitas personal user, seperti integritas, tanggung jawab, dan kepribadian lainnya. Contohnya dengan ada fungsi login pada sistem, maka kinerja user akan terdeteksi dan dapat dianalisa oleh pihak manajemen, bagaimana kinerjanya, apakah user memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan, dan lain sebagainya. Indikator ketujuh adalah creativeness, yang artinya user dapat menciptakan ide-ide baru atau gagasan berupa inovasi lebih cepat dengan adanya bantuan dari sistem dalam menyediakan informasi yang cepat dan akurat. Indikator yang terakhir yaitu indikator kedelapan adalah quantity of work, yang artinya kinerja user dari segi kuantitas pekerjaan yang telah diselesaikan meningkat diatas standar yang telah ditentukan dengan adanya bantuan dari sistem. Semakin tinggi efektifitas sistem informasi, maka semakin meningkat pula kinerja usernya. Dengan mengaplikasikan sistem ERP, maka perputaran informasi terjadi dengan cepat dan akurat, dari hasil informasi tersebut dapat dianalisa berupa penemuan solusi atas masalah yang muncul dan penemuan inovasi untuk pengembangan perusahaan yang lebih baik, dari proses tersebut akan muncul feedback berupa perputaran informasi kembali, siklus itu akan terus berputar dan kinerja user akan semakin meningkat sehingga performa dan produktifitas perusahaan juga akan semakin membaik dari waktu ke waktu.

Uji Persyaratan Analisis

Validitas. 50 butir pernyataan yang ada pada variabel SISTEM dan 10 butir pernyataan yang ada pada variabel KINERJA sudah dinyatakan valid dengan r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0.2199 atau 0,220.

Reliabilitas. Variabel SISTEM sudah reliabel karena Cronbach’s Alpha 0.968 > 0.06 sehingga data dapat diolah lebih lanjut. Variabel KINERJA juga sudah reliabel karena Cronbach’s Alpha 0.839 > 0.06 sehingga data dapat diolah lebih lanjut.

Normalitas. Sig SISTEM 0.073 > 0.05, maka data SISTEM berdistribusi normal, Sig KINERJA 0.184 > 0.05, maka data SISTEM juga berdistribusi normal.

Heterokedastisitas. Sig 0.082 > 0.05, maka model regresi tidak mengandung heterokedastisitas.

Uji Hipotesis

Korelasi.

Berikut adalah hasil analisis korelasi antara variabel:

Tabel 4.17. Uji Korelasi Correlations SISTEM KINERJA SISTEM Pearson Correlation 1 .815** Sig. (2-tailed) .000 N 80 80 KINERJA Pearson Correlation .815** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber Data : IBM SPSS Statistics 21

(9)

Korelasi variabel SISTEM dan KINERJA = 0.815, artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat kuat dan searah.

Hipotesis:

a. h0 : Tidak ada hubungan antara variabel SISTEM dan KINERJA b. h1 : Ada hubungan antara variabel SISTEM dan KINERJA Dasar pengambilan keputusan:

a. Sig ≥ 0.05 maka h0 diterima

b. Sig < 0.05 maka h0 ditolak dan h1 diterima Hasil Analisis:

Sig = 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui uji signifikansi diatas, dapat diketahui bahwa variabel efektifitas sistem (SISTEM) dan penilaian kinerja (KINERJA) memiliki hubungan yang searah dan hubungan keduanya masuk dalam kategori sangat kuat. Hubungan kedua variabel tersebut dikatakan searah karena korelasi bernilai positif, maka apabila nilai variabel efektifitas sistem (SISTEM) naik, maka nilai variabel penilaian kinerja (KINERJA) pun akan naik. Dalam arti lain, apabila perusahaan meningkatkan efektifitas sistem informasi (ERP) dalam pengaplikasiannya, maka kinerja dan performa perusahaan juga akan meningkat.

Koefisien Determinasi.

Berikut adalah hasil dari olahan data koefisien determinasi yang didapat: Tabel 4.18. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .815a .665 .661 1.999

a. Predictors: (Constant), SISTEM

Sumber Data : IBM SPSS Statistics 21

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R Square adalah 0.665, artinya variabel efektifitas sistem informasi (ERP) mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 0.665 atau 66.5%. Maka sisanya sebesar 33.5% dipengaruhi oleh variabel independen lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Regresi.

Berikut adalah hasil analisis regresi antara variabel:

Tabel 4.19. Uji Regresi Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.413 2.738 3.803 .000

SISTEM .160 .013 .815 12.442 .000

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber Data : IBM SPSS Statistics 21

(10)

Y = 10.413 + 0.160X

Pada persamaan regresi tersebut, koefisien regresi variabel independen berpengaruh positif terhadap kinerja, artinya apabila variabel independen naik, maka variabel dependen juga meningkat, dan apabila variabel independen turun, maka variabel dependen juga akan menurun.

Sig 0.000 < 0.05 memiliki arti bahwa variabel tersebut memiliki nilai signifikan, dimana efektifitas sistem informasi (ERP) berpengaruh terhadap kinerja user.

Uji t.

Berikut adalah hasil analisis regresi antara variabel:

Tabel 4.20. Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.413 2.738 3.803 .000

SISTEM .160 .013 .815 12.442 .000

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber Data : IBM SPSS Statistics 21

Kriteria penilaian:

a. h0 diterima apabila nilai signifikansi > 0.05 b. h1 diterima apabila nilai signifikansi < 0.05 c. t hitung harus > t tabel

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 12.442 pada tingkat signifikansi sebesar 0.000. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari t tabel, karena dF=98, maka diketahui t tabelnya adalah 1.991

a. Nilai t hitung 12.442 > t tabel 1.991

b. Sig 0.000 < 0.05, maka h0 ditolak, h1 diterima

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Efektifitas Sistem Informasi (ERP) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja User.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Efektifitas Enterprise Resource Planning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja user pada PT. Aditec Cakrawiyasa. Hasil penelitian menyatakan efektifitas ERP tersebut mempengaruhi kinerja user sebanyak 66.5% yang artinya masih ada 33.5% faktor lain yang mempengaruhi kinerja yang tidak termasuk dalam penelitian. Hubungan antara efektifitas ERP dengan kinerja user juga termasuk dalam kategori sangat tinggi dan bersifat linear, artinya apabila terjadi peningkatan yang signifikan dalam efektifitas ERP perusahaan, maka kinerja user juga akan meningkat secara signifikan. Kemudian, dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa seluruh dimensi efektifitas sistem informasi yang terdiri dari system quality, service quality, information quality, management support, training, user’s involvement, perceived usefulness, perceived ease of use, behavioral intention, dan user’s satisfaction memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap efektifitas sistem informasi yang berjalan dalam perusahaan dengan angka rata-rata diatas 4 dari interval 0 sampai dengan 5. Dapat diketahui pula dari hasil penelitian bahwa seluruh indikator kinerja yang terdiri dari quantity of work, quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiatives,

(11)

dan personal qualities dipengaruhi oleh efektifitas sistem informasi dengan pengaruh yang sangat tinggi dimana angka rata-rata dari setiap indikator diatas 4 dari interval 0 sampai dengan 5.

Maka penulis dapat menyatakan bahwa hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan terdahulu.

Saran

Saran Akademis. Saran bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor apa saja yang dipengaruhi oleh efektifitas sistem informasi (ERP) selain daripada kinerja user.

Saran Praktis. Diharapkan agar kedepannya perusahaan dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan efektifitas sistem informasi (ERP) dengan berbagai alternatif, antara lain:

a. Meningkatkan pelatihan / training yang dapat membantu user untuk lebih memahami sistem ERP. b. Menyediakan bantuan atau dukungan terhadap setiap user yang mengalami kendala dalam

pengaplikasian sistem ERP.

c. Memastikan bahwa setiap user mengerti dan mampu mengaplikasikan sistem ERP dengan baik dan maksimal sesuai dengan kebutuhan.

d. Melakukan perawatan secara berkala terhadap sistem sehingga sistem selalu berfungsi secara maksimal.

REFERENSI

Hendarti H., Gui A. (2008). “KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DENGAN KINERJA USER”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008).

Sujadi, Setiyanti S.W. (2012). “PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN KOMPETENSI SPENCER”. Jurnal STIE Semarang. Vol 4. No 1. Tarigan Z.J.H. (2009). “PENGARUH IMPLEMENTASI ERP TERHADAP PRODUCT

DIFFRENTIATION DAN COST LEADERSHIP DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Manufaktur Jawa Timur)”. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol 4. No 1.

Yasin V. (2013). “PENTINGNYA SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DALAM RANGKA UNTUK MEMBANGUN SUMBERDAYA PADA SUATU PERUSAHAAN”. Jurnal : Manajemen Informatika. Edisi: No.4 Tahun VI / Januari 2013. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jayakarta.

Zaied A.N.H. (2012). “An Integrated Success Model for Evaluating Information System in Public Sectors”. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences. Vol 3. No 6.

RIWAYAT PENULIS

Kathleen Vinata lahir di kota Jakarta, 12 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.

Gambar

Tabel 4.8.  Pengaruh Variabel SISTEM
Tabel 4.10.  Interval dan Pengaruh
Tabel 4.17.  Uji Korelasi  Correlations  SISTEM  KINERJA  SISTEM  Pearson Correlation  1  .815 **Sig
Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  nilai  R  Square  adalah  0.665,  artinya  variabel  efektifitas  sistem  informasi  (ERP)  mampu  menjelaskan  variabel  kinerja  sebesar  0.665  atau  66.5%
+2

Referensi

Dokumen terkait

Citra penginderaan jauh bersifat permanen sehingga mudah digunakan untuk kajian / penelitian; Citra penginderaan jauh dapat memberikan gambaran 3 dimensional apabila

Bagian kedua adalah tabel dataset protein, bagian ketiga adalah menunjukkan jumlah dataset dan cluster serta menampilkan nilai akhir dari Silhouette Coefficient ,

Pemakaian metode ini harus memperhitungkan adanya kontraksi aliran pada ambang. Kontraksi pada ambang sengaja dibuat dengan cara menyusun tata letak tembok sisi dan dasar

NRR persyaratan pelayanan 2.93 atau Baik, yang berarti persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

IJMWXSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA. 1995.. PENGARUH BEBERAPA

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kemampuan analogi siswa, hasil belajar matematika siswa dan pengaruh kemampuan analogi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X

Jika ROE suatu bank meningkat, menunjukkan terjadi peningkatan laba setelah pajak yang diperoleh bank dengan persentase yang lebih besar dibanding peningkatan modal inti.. Maka

Suprotno tome, islam ima jasan princip za finansijera. Prema islamskim principima, finansijer mora odrediti da li daje zajam da pomogne dužniku na dobrotvornoj osnovi ili želi