• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Purut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Purut"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.) DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

MINYAK GOSOK

Oleh

NAOMI SIMANIHURUK, S.T.P

CALON PSM BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

UPT-P BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

(2)

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

Jln.Adi Sucipto No.284 Pekanbaru Telp,(0761)7078995 Fax.(0761) 64485

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.) DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

MINYAK GOSOK

Oleh

NAOMI SIMANIHURUK, S.T.P

CALON PSM BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

PAPER

Pekanbaru, 23 Januari 2013

Mengetahui :

Kepala Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru,

Ir. Sofyan Hanafi, M. Si NIP. 19671204 199401 1 001

(3)

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.) DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

MINYAK GOSOK

Naomi Simanihuruk, S.T.P., 2013

Calon PSM Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

ABSTRAK

Jeruk purut (Citrus hystrix D. C. ) memiliki kulit buah dengan aroma wangi yang agak keras. Ukuran buahnya lebih kecil dari kepalan tangan, bentuknya bulat tetapi banyak tonjolan dan berbintil. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik. Dalam percobaan ini, pengambilan minyak atsiri dari kulit jeruk purut dilakukan dengan metode penyulingan uap dan air. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air ke dalam bagian dasar ketel sampai mengisi 1/3 bagian. Bahan baku disimpan di atas lempeng penyekat. Setelah itu ketel ditutup rapat lalu dipanaskan. Pada saat air mendidih, uap airnya akan melewati lubang-lubang pada lempeng penyekat dan celah-celah bahan. Minyak atsiri yang terdapat di dalam bahan akan terbawa uap panas menuju pipa kondensor, selanjutnya uap air dan minyak atsirinya akan mengembun dan ditampung di dalam tangki pemisah (separator). Minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya sesuai perbedaan berat jenis dimana lapisan minyak ada di atas dan lapisan air di bawahnya. Minyak diambil menggunakan pipet tetes dan kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna gelap. Pembuatan minyak gosok dilakukan dengan mencampur minyak atsiri jeruk purut dan virgin coconut oil (VCO) dimasukkan ke dalam botol kaca yang selanjutnya digunakan sebagai minyak gosok.

Minyak atsiri jeruk purut mengandung sitronelal yang cukup tinggi, sitronelol, geraniol dan linalol. Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik. Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap dan penambah cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri bahan pengawet sebagai insektisida, dalam industry kosmetik dan personal care products yaitu sebagai bahan aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Paper “EKSTRAKSI MINYAK ASTIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.)

DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF MINYAK GOSOK “ ini.

Paper ini disusun adalah merupakan jurnal hasil Uji Coba Praktek Pengolahan Hasil Pertanian di UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Tahun Anggaran 2012.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada pihak-pihak yang telah membantu selama pelaksanaan uji coba praktek ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk purut hingga paper ini diterbitkan. Semoga paper ini menjadi sumber inspirasi serta pengetahuan bagi siapapun yang akan terjun ke dunia bisnis ini.

Kami menyadari di dalam penyusunan paper ini, masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna penyempurnaan di kemudian hari.

Demikian kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Pekanbaru, Januari 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI ABSTRAK ... 3 KATA PENGANTAR ... 4 DAFTAR ISI... 5 I. PENDAHULUAN ... 6 1.1 Latar Belakang ... 6 1.2 Tujuan ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Minyak Atsiri ... 8

2.2 Jeruk Purut ... 9

2.3 Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Purut dengan Penyulingan Uap dan Air ... 9

2.4 Minyak Kulit Jeruk Purut ... 10

III. BAHAN DAN METODA ... 12

3.1 Bahan ... 12

3.2 Alat... 12

3.3 Metoda Percobaan ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 18

4.1 Hasil ... 18 4.2 Pembahasan... 18 V. KESIMPULAN... 20 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang digunakan dalam industry parfum, kosmetik, farmasi dan makanan. Minyak ini dikenal dengan nama minyak eteris, minyak esensial atau minyak terbang karena mengandung senyawa organic golongan terpen yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri memiliki rasa getir (pungent taste) dan berbau wangi yang sesuai dengan bau tanaman aslinya(Yuliani, S. dan S. Satuhu, 2012).

Minyak atsiri memiliki kandungan aktif yang disebut terpenoid atau terpen. Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini berarti tanaman tersebut berpotensi dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman misalnya rempah-rempah yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri makanan. Di dalam tanaman, minyak atsiri juga mengandung semacam zat yang berguna mengusir serangga dan untuk menarik serangga dalam proses penyerbukan.

Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan parfum, sabun, kosmetik, farmasi, minuman dan makanan baik di dalam maupun di luar negeri. Perkembangannya yang relatif lambat merupakan permasalahan umum yang dihadapi di beberapa negara penghasil minyak atsiri khususnya di Indonesia (Anonimous, 2009).

Di Indonesia daun jeruk purut juga digunakan sebagai bumbu masak untuk menutupi bau amis ikan. Sedangkan buah jeruk purut lebih banyak digunakan untuk perawatan tubuh dan kulit daripada digunakan untuk makanan. Kulit buah ini dapat dimanfaatkan untuk bahan shampo pencuci rambut.

Sebagai produk pertanian, jeruk purut memiliki banyak keterbatasan seperti umur simpannya yang relatif pendek, masalahnya yang berhubung dengan iklim, juga penanganan

(7)

serta penyimpanan yang tidak tepat yang mempengaruhi kualitas flavor yang dihasilkan. Penggunaan bahan mentah langsung sebagai bumbu memiliki berbagai kerugian antara lain : kekuatan flavornya bervariasi, relatif tidak higienik, mudah terkontaminasi, resiko kehilangan dan kerusakan flavor selama penyimpanan relatif tinggi, penggunaan pada bahan pangan relatif terbatas, distribusi flavornya kurang baik terutama pada produk cair dan cenderung memberikan penampakan kurang menarik pada produk akhir (Heat and Reineccius, 1986).

Minyak atsiri banyak digunakan untuk menambah flavor pada makanan dan minuman. Pada umumnya variasi komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang dipergunakan dan cara penyimpanan minyak.

1.2 Tujuan

₋ Untuk menguji-coba ekstraksi minyak atsiri kulit jeruk purut dengan sistem distilasi uap dan air dalam mempersiapkan produksi skala industri rumah tangga.

(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri termasuk produk metabolit sekunder yang mudah menguap dan terdapat dalam berbagai bagian tanaman seperti umbi, akar, batang, kulit, daun, bunga dan biji. Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan di dunia berjumlah 150-200 jenis. Sekitar 40 spesies ada di Indonesia dan 15 jenis diantaranya telah diekspor (Mangun, et al., 2012).

Minyak atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome (Ketaren, 1985).

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen serta persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrikarbon teroksigenasi. Disamping itu minyak atsiri juga mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil merupakan komponen tidak dapat menguap (Guenther, 1947).

Industri memanfaatkan minyak atsiri sebagai campuran farfum. Peran minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman, tetapi juga sebagai pengikat bau atau pixative farfum. Minyak terbang itu juga mampu membawa nutrisi ke seluruh dinding sel. Bila hendak memanfaatkan minyak atsiri secara langsung pada kulit, campurkan dengan minyak pengencer seperti minyak almon atau virgin coconut oil (VCO). Minyak pengencer berfungsi mencegah iritasi, menahan penguapan dan meningkatkan kelembaban kulit (Anonimous, 2009).

(9)

2. 2 JERUK PURUT

Jeruk purut merupakan tanaman yang termasuk dalam salah satu anggota : Suku : jeruk-jerukan (Rutaceae)

Sub Famili : Amantioidae Genus : Citrus Sub genus : Papeda Spesies : Citrus hystrix (Sarwono, 1986).

Tanaman jeruk purut dapat tumbuh di lahan dengan ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Tinggi pohonnya mencapai 12 m. Buahnya berukuran kecil, bulat berwarna hijau dan kulitnya memiliki banyak tonjolan. Daging buahnya berwarna hijau kekuningan, sangat asam dan agak pahit (Rusli, 2010)

Buah jeruk purut memiliki aroma wangi yang agak keras. Ukuran buahnya lebih kecil dari kepalan tangan, bentuknya bulat tetapi banyak tonjolan dan berbintil. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau, hanya buah yang masak benar yang akan berwarna kuning sedikit. Daging buah berwarna hijau kekuningan, rasanya sangat masam dan kadang pahit. Kulit buah diparut dan dicampur air untuk bahan pencuci rambut. Juga digunakan dalam masakan dan pembuatan kue sering juga dibuat manisan (Yuliani dan Satuhu, 2012).

2. 3 PROSES EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK PURUT DENGAN PENYULINGAN UAP DAN AIR

Penyulingan adalah proses pemisahan antara komponen cair atau padat dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan dilakukan untuk minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Untuk memperoleh minyak atsiri yang berkualitas, sebaiknya

(10)

menggunakan ketel yang terbuat dari stainless steel. Penggunaan ketel yang terbuat dari plat besi akan berakibat penurunan kualitas minyak menjadi coklat kekuningan.

Penyulingan dengan uap dan air disebut dengan sistem kukus atau sistem uap tak langsung. Alat yang digunakan menyerupai dandang nasi. Jadi di dalam ketel suling terdapat penyekat berlubang dari lempeng besi yang berfungsi memisahkan air dan bahan bakunya.

Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air ke dalam bagian dasar ketel sampai mengisi 1/3 bagian. Bahan baku disimpan di atas lempeng penyekat. Bahan baku sebaiknya jangan terlalu padat karena akan mempersulit jalannya uap air menembus bahan baku. Setelah itu ketel ditutup rapat lalu dipanaskan. Pada saat air mendidih, uap airnya akan melewati lubang-lubang pada lempeng penyekat dan celah-celah bahan. Minyak atsiri yang terdapat di dalam bahan akan terbawa uap panas menuju pipa kondensor, selanjutnya uap air dan minyak atsirinya akan mengembun dan ditampung di dalam tangki pemisah (separator). Minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya sesuai perbedaan berat jenis dimana lapisan minyak ada di atas dan lapisan air di bawahnya. Minyak diambil menggunakan pipet tetes dan kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna gelap. Penyimpanan sebaiknya pada suhu rendah dan terhindar dari sinar matahari langsung (Yuliani dan Satuhu, 2012).

Keuntungan metode ini adalah penetrasi uap yang terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan. Selain itu suhu dapat dipertahankan sampai 100oC, harga alat lebih murah,

dan rendemen minyak lebih besar dibandingkan dengan penyulingan air Kelemahan metode distilasi uap dan air adalah ketel yang digunakan umumnya tidak mampu

memproduksi uap yang banyak (Rusli, 2010)

2. 4 MINYAK KULIT JERUK PURUT

Beberapa alasan penggunaan minyak atsiri jeruk purut sebagai flavor ingredient pada bahan pangan antara lain : minyaknya bersifat higienis, bebas dari kontaminasi mikroorganisme, kekuatan flavornya tinggi dalam batas yang dapat diterima, kualitas

(11)

flavornya sesuai dengan kualitas flavor bahan mentahnya, tidak memberikan warna pada produk akhir, bebas dari pengaruh enzim dan stabil selama penyimpanan dalam kondisi baik

Minyak atsiri dari kulit jeruk purut mengandung komponen kimia dengan l-sitronelal sebagai komponen utama (81,49%), sintronelol (8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%). Perbedaan komposisi mencolok inilah yang membedakan minyak kulit jeruk purut dengan minyak kulit jeruk lainnya (Anonimous, 2009)

Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik. Minyak dengan kandungan sintronelal yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk isolasi sintronelal. Sintronelal hasil isolasi kemudian diubah menjadi bentuk esternya seperti hidroksi sitronelal atau mentol sintesis. Ester yang dihasilkan dengan cara ini umumnya bersifat statis dan sangat baik digunakan sebagai zat pewangi sabun dan parfum yang bernilai tinggi. Mentol sintesis dapat digunakan sebagai obat gosok, pasta gigi dan obat pencuci mulut. Bentuk ester dari sintronelal dapat digunakan sebagai insektisida (Ketaren, 1985).

Minyak atsiri jeruk purut dapat digunakan sebagai flavour alami pada bahan pangan. Penggunaan minyak jeruk purut sebagai flavor dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok flavor larut air dan flavor yang larut lemak. Flavor jeruk purut yang larut dalam air dapat digunakan sebagai flavoring pada soft drink dan minuman teh beraroma jeruk. Sedangkan flavor jeruk purut yang larut lemak dapat digunakan pada jenis masakan seperti tom yam soup, kue, produk-produk bakeri dan produk-produk coklat.

Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap dan penambah cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri bahan pengawet sebagai insektisida, dalam industry kosmetik dan personal care products yaitu sebagai bahan aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan (Widiastuti, 2012)

(12)

III BAHAN DAN METODE

3.1 BAHAN

₋ Jeruk purut matang segar 6 kg ₋ Air Bersih

₋ Air Es

₋ Natrium sulfat anhidrat 2-5 %

3.2 ALAT ₋ Distilasi ₋ Timbangan ₋ Talenan ₋ Pisau ₋ Baskom ₋ Pengaduk kaca ₋ Erlenmeyer 25 ml ₋ Gelas ukur 500 ml ₋ Botol kaca gelap ₋ Pipet tetes ₋ Jarum Suntik ₋ Pemeras jeruk ₋ Botol sirup ₋ Corong Kaca ₋ Corong plastik

Gambar 1. Jeruk Purut Segar, Air Es, Air Bersih

Bahan

Alat

Distilasi

Gambar 2. Alat -alat

(13)

3.3 METODA PERCOBAAN 1. Tahap Persiapan Alat

A. Pemeriksaan Sebelum Beroperasi (Yuliani, S., dan S. Satuhu, 2012)

1. Periksa kesiapan peralatan untuk beroperasi secara keseluruhan.

2. Periksa ketel penyuling dan lubang penyekat/saringan tidak tersumbat. Jika tersumbat harus dibersihkan. Hal ini penting agar minyak yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan bau dari bahan lain.

3. Periksa kekencangan semua baut penutup supaya tidak terjadi kebocoran uap yang mengakibatkan minyak menguap

B. Mengatur Panas dan Besarnya Api

1. Setelah tungku menyala, sesuaikan besar api ( panas ) dengan memutar kran pengatur aliran bahan bakar pada tangki.

2. Jaga agar udara yang berada di dalam tangki tidak kosong dengan melihat pengukur tekanan pada tangki.

3. Usahakan agar udara dalam tangki dalam keadaan konstan sehingga besarnya api juga konstan

C. Mematikan Alat Penyuling

1. Tutup kran tangki bahan bakar dan habiskan sisa bahan bakar di dalam kompor sampai api mati.

2. Untuk keamanan sebaiknya udara di dalam tangki dibuang melalui saluran pembuang udara.

(14)

2. Tahap Penyulingan

a. Jeruk purut diperas, kemudian Kulit jeruk purut dirajang dengan ketebalan 0,3 - 0,5 cm.

b. Masukkan air ke bagian dasar ketel ( sampai 1/3 bagian dasar )

c. Bahan baku disimpan di atas penyekat sekitar 75%. Bahan baku jangan terlalu padat agar uap tidak kesulitan menembus bahan baku. Ketel ditutup rapat lalu dipanaskan ( penyulingan uap tak langsung dengan suhu 100o C).

d. Suling minyak selama 4 – 6 jam atau sampai minyak tidak menetes lagi.

e. Rendemen minyak yang diperoleh sekitar 2 - 3 %.

f. Minyak dan air akan tepisah dengan sendirinya karena perbedaan berat jenis

Gambar 6. Penyulingan Kulit Jeruk Purut

(15)

g. Dilakukan pengambilan minyak secara manual dengan menggunakan gayung, corong pemisah atau pipet tetes.

h. Tambahkan natrium sulfat anhidrat 2-5 % ke dalam minyak sehingga diperoleh minyak yang bebas air, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring kasar.

i. Kemudian diambil dengan pipet tetes dan diisi penuh dalam botol kaca gelap

j. Keluarkan bahan sisa penyulingan dari ketel setelah ketel penyuling dingin, kemudian ketel dibersihkan.

3. Tahap Pembuatan Minyak Gosok

a. Minyak atsiri jeruk purut sebanyak 10 ml dicampur dengan virgin coconut oil (VCO) sebanyak 40 ml kemudian dimasukkan dalam botol kaca. Minyak ini selanjutnya dapat digunakan sebagai minyak gosok.

Gambar 7. Minyak Atsiri Jeruk Purut

(16)

4. Pemanfaatan Limbah Minyak Jeruk Purut

a. Limbah jeruk purut dikeringkan dengan sinar matahari. b. Dihaluskan kemudian diayak.

c. Digunakan sebagai pestisida nabati pada lahan pertanian, insektisida alami, penambah aroma dupa, pupuk organik dan briket organik.

Gambar 8. Minyak Gosok

Gambar 9. Pemanfaatan Limbah Penyulingan sebagai Pestisida Nabati di Lahan Pertanian

(17)

Gambar 10. Diagram Alir Penyulingan Minyak Atsiri Jeruk Purut Ditimbang

Dirajang

Dimasukkan ke dalam Ketel Suling

Dilakukan Penutupan Ketel Suling dan Pemeriksaan Seluruh Alat Penyuling

Dilakukan Penyulingan selama 4 – 6 jam

Dilakukan Pengambilan Minyak Secara Manual Menggunakan Pipet Tetes

Penyulingan dihentikan jika minyak tidak menetes lagi

Minyak Disaring dengan kertas saring Kasar

Minyak Atsiri disimpan dalam botol kaca

berwarna gelap Kulit Jeruk Purut Segar

(18)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Warna minyak kulit jeruk purut yang dihasilkan adalah kombinasi warna kuning muda dan warna kehijauan. Warna kuning muda berasal dari sintronelal yang merupakan komponen utama minyak kulit jeruk purut. Sitronelal merupakan flavouring agent berbentuk liquid yang berwarna kuning samar atau kuning muda.

Aroma minyak kulit jeruk purut yang dihasilkan adalah aroma segar khas jeruk purut. Tingkat kesegaran ini disebabkan kandungan sintronelal sebagai komponen utama minyak jeruk purut. Komponen kimia minyak jeruk purut seperti geraniol, sitronelol dan linalol merupakan komponen yang memberikan kehalusan dan kelembutan aroma terbaik (Anonimous, 2011)

Perlakuan terhadap kulit jeruk purut sebelum penyulingan sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan. Jika saat perajangan dilakukan pada ruangan terbuka dan waktu yang lama, maka rendemen minyak yang dihasilkan berkurang karena sebagian telah menguap. Sebaiknya melakukan perajangan dengan menggunakan alat perajang tertutup dan suhu rendah. Untuk mendapatkan volume minyak atsiri yang lebih banyak, lebih baik menggunakan jeruk yang sudah matang 1 hari setelah petik dan masih memiliki tekstur kulit yang masih keras, permukaannya halus dan mengkilap serta berwarna hijau dan sedikit kuning.

4.2 Pembahasan

Minyak yang dihasilkan tidak boleh disimpan dalam botol plastik karena dalam percobaan ini minyak disimpan dalam botol plastik dan botol kaca. Botol plastik yang digunakan sebagai kemasan minyak atsiri jeruk purut, setelah disimpan selama empat hari,

(19)

ternyata botol pecah dan minyak atsiri jeruk purut habis menguap sedangkan minyak atsiri jeruk purut yang disimpan dalam botol kaca tidak mengalami perubahan. Diduga minyak atsiri bereaksi dengan kemasan botol plastik sehingga botol meleleh dan minyak menguap. Sebaiknya minyak kulit jeruk purut disimpan di dalam botol kaca berwarna gelap dalam keadaan tertutup rapat pada tempat yang tidak panas karena minyak atsiri jeruk purut mudah sekali menguap.

Untuk diversifikasi produk minyak atsiri, minyak jeruk purut dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan minyak gosok, pembuatan krim, pembuatan balsam dan pembuatan lilin aromatik. Minyak atsiri jeruk purut dapat pula digunakan sebagai bahan tambahan campuran bahan bakar lampu temple atau lampu dinding yang ada sumbunya. Saat pembakaran, lampu akan mengeluarkan aroma jeruk purut yang menyegarkan ruangan, mengusir nyamuk dan bermanfaat sebagai aroma terapi.

Penambahan minyak kelapa murni (VCO) ke dalam minyak atsiri jeruk purut dalam pembuatan minyak gosok berfungsi sebagai minyak pengencer. Minyak pengencer juga berfungsi mencegah iritasi, meningkatkan kelembaban kulit dan menahan penguapan minyak atsiri sehingga aroma minyak atsiri jeruk purut tahan lebih lama. Industri memanfaatkan minyak atsiri sebagai campuran farfum karena berperan memberi keharuman, sebagai pengikat bau dan juga mampu membawa nutrisi ke seluruh dinding sel.

(20)

V. KESIMPULAN

Minyak atsiri hasil destilasi uap tak langsung selama 6 jam mengandung 57 jenis komponen kimia. Yang utama dan yang terpenting adalah sitronelal (81,49%), sintronelol (8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%) (Anonimous, 2009). Perbedaan komposisi kimia dalam minyak atsiri menyebabkan perbedaan dalam kehalusan dan kelembutan aroma. Pada dasarnya makin tinggi kandungan geraniol, sitronelal, sitronelol, linalool dan linalil asetat, aroma minyak makin halus dan lembut. Proses ekstraksi minyak kulit jeruk purut dapat dikerjakan dengan metode sederhana dengan peralatan yang tidak terlalu mahal.

Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik juga sebagai obat gosok, pasta gigi dan obat pencuci mulut. Bentuk ester dari sintronelal dapat digunakan sebagai insektisida.

Minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan sebaiknya disimpan dalam botol kaca berwarna gelap, pada suhu rendah dan terhindar dari sinar matahari langsung untuk mempertahankan mutu minyak atsiri.

Penambahan minyak kelapa murni (VCO) ke dalam minyak atsiri jeruk purut dalam pembuatan minyak gosok berfungsi sebagai minyak pengencer. Minyak pengencer juga berfungsi mencegah iritasi, meningkatkan kelembaban kulit dan menahan penguapan minyak atsiri sehingga aroma minyak atsiri jeruk purut tahan lebih lama.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2009. Minyak Atsiri Trubus Info Kit, PT Trubus Swadaya, Jakarta

Anonimous, 2011. Potensi Baru Nilam, Trubus Cipta Usaha. PT. Trubus Swadaya, Jakarta Guenther, E. 1947 Alih Bahasa Ketaren. 1988. Minyak Atsiri Jilid I. Direktorat Pendidikan

Tinggi. Departemen P dan K. Jakarta.

Heat, H. B., dan Reineccius, G. 1986. Flavor Chemistry and Technology. An AVI Book. Published by Van Nostrand Reinhold Company. New York

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.

Mangun,H., M. S. H. Waluyo and A. Purnama, 2012. Nilam Hasilkan Rendemen Hingga 5 kali lipat dengan Fermentasi Kapang, Penebar Swadaya. Jakarta.

Rusli, M. S., 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri, Agro Media pustaka. Jakarta. Sarwono, B. 1986. Jeruk dan Kerabatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuliani, S., dan S. Satuhu, 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar Swadaya, Jakarta.

Widiastuti, I. 2012. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri Menguak Peluang Usaha Aneka Olahan Minyak Atsiri, Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

(22)

LAMPIRAN 1. Analisis Usaha Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut

Perhitungan analisis minyak atsiri dari kulit jeruk purut diasumsikan contoh perhitungan usaha penyulingan dengan skala 10 kg

1. Asumsi

Asumsi dijadikan dasar acuan dalam analisis usaha minyak atsiri dari kulit jeruk purut sebagai berikut :

a. Bahan baku kulit jeruk purut Rp. 35.000/kg

b. Kapasitas alat penyulingan 30 liter dengan bahan baku 10 kg c. Rendemen yang diperoleh sebesar 2 %

d. Waktu penyulingan 6 jam

e. Harga jual minyak jeruk purut Rp. 700.000,-/kg

f. Dalam 1 hari dilakukan 2 kali penyulingan dan dalam 1 bulan 20 kali penyulingan

2. Biaya

a. Biaya Investasi

Unsur Investasi Jumlah (Rp)

1. Alat penyuling dengan kapasitas 30 liter

2. Kompor Gas 1 tungku

Rp. 8.000.000,- Rp. 135.000,-

Total Investasi Rp. 8.135.000,- b. Biaya Operasi Perbulan

Unsur Biaya Jumlah (Rp)

1. Sewa Bangunan

2. Bahan Bakar gas 4 tabung 4 x 20 hr x 12.500 3. Bahan Baku 2 x 10 kg x 20 hr x 35.000 Rp. 500.000,- Rp. 1000.000,- Rp. 1.400.000,-

(23)

3. Rendemen dan Keuntungan

Dalam satu kali penyulingan minyak atsiri dari kulit jeruk purut sebanyak 2 % dengan bahan baku 10 kg yaitu sebagai berikut :

Jumlahnya

Bila harga jual minyak jeruk purut Rp. 700.000,-/kg maka diperoleh pendapatan dan keuntungan sebagai berikut :

Pendapatan = 8 kg x Rp. 700.000,- = 5.600.000,- Keuntungan Perbulan = 5.600.000 – 2.900.000,-

= 2.700.000,-

Keuntungan pertahun = 12 x Rp. 2.700.000,- = 32.400.000,-

Catatan : Biaya tersebut belum termasuk tenaga kerja, listrik dan transportasi

4. Kelayakan Usaha

a. Return of Investment ROI =

b. Break Even Point

BEP = = 362.500

Harga pasar setiap kg minyak atsiri jeruk purut Rp. 700.000,-. Dengan demikian keuntungan diperoleh untuk setiap 1 kg minyak jeruk purut sebesar = 700.000,- - 362.500,- = 337.500,-

(24)

Dari perhitungan terlihat titik impas dari usaha penyulingan minyak jeruk purut diperoleh pada produksi 4,1 kg. Sementara hasil produksi bulanan diperoleh 8 kg artinya diperoleh sebanyak 3,9 kg sebagai keuntungan.

Gambar

Gambar 2. Alat -alat
Gambar 4. Pemerasan  Gambar 5. Perajangan
Gambar 7. Minyak Atsiri Jeruk  Purut
Gambar 8. Minyak Gosok
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari minyak atsiri jeruk purut ( Citrus.. histrix DC.) terhadap Staphylococcus aureus dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kokamidopropil betain dalam sediaan sabun mandi transparan minyak atsiri buah jeruk purut terhadap stabilitas busa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kokamidopropil betain dalam sediaan sabun mandi transparan minyak atsiri buah jeruk purut terhadap stabilitas busa

Kajian terkait potensi antibakteri minyak atsiri daun jeruk purut yang dikembangkan menjadi formula sediaan gel bermanfaat untuk mengevaluasi peluang prospektif untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bioaktivitas minyak atsiri daun jeruk purut yang berpengaruh terhadap mortalitas rayap tanah adalah pada konsentrasi 2% dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas antibakteri minyak atsiri daun jeruk purut terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan menentukan

0 Pada penelitian ini apakah minyak atsiri dari kulit buah jeruk purut ( Citrus hystrix D.C.) dapat diperoleh secara ekstraksi maserasi dengan pelarut campur olein

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas antibakteri minyak atsiri daun jeruk purut terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan menentukan