• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktikum Komunikasi Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Praktikum Komunikasi Data"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KOMUNIKASI

DATA 1

Muhamad Giga Rumanov

2 AEC

214341062

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id

e-mail : [email protected] 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Komunikasi Data 1.

Laporan ini merupakan realisasi dari hasil kegiatan perkuliahan berupa praktikum di laboratorium komputer yang penulis lakukan untuk melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa kepada dosen mata kuliah komunikasi data.

Penulis menyadari bahwa kami mahasiswa kelas 2 AEC banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat. Hal tersebut tidak lain berkat panduan, bimbingan, juga dorongan baik dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung yang membantu pengerjaan serta penyelesaian laporan ini. Maka melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum dan proses penyelesaian laporan ini, terutama kepada :

1. Bapak DR Ing. Yuliadi Erdani, Msc. selaku dosen mata kuliah komunikasi data. 2. Ibu Siti Aminah, S.T M.T. sebagai penanggung jawab Laboratorium Komputer AE 3. Senior Ihsan Saputra sebagai supervisor komunikasi data kelas 2 AEC.

4. Teman kelas 2 AEC serta berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Dalam penulisan laporan ini, penulis masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ataupun penyusunan laporan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan laporan ini dan menjadi bahan pertimbangan penulisan dan penyusunan laporan yang selanjutnya.

September 2015

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii JADWAL KEGIATAN...iv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Metoda Praktikum...2

BAB II LANDASAN TEORI...3

2.1 RS 232 dan RS 485...3 2.1.2 Penjelasan RS 232...3 2.1.3 Penjelasan RS 485...4 2.2 Skew Effect...5 2.3 Motor Stepper...5 2.4 Bit Parity...8

2.5 Mengenal Tabel ASCII...12

2.6 Macam-macam Komunikasi Data...13

2.6.1 Pengertian Komunikasi Serial...13

2.6.2 Pengertian Komunikasi Paralel...18

2.7 Software Komunikasi Data...22

2.7.1 Hyper Terminal...22

2.7.2 VB 6.0...23

BAB III PERAKITAN KABEL DAN TES FISIK KABEL...24

4.1 Perakitan Kabel...24

4.1.1 Kabel Serial Cross...24

3.1.2 Kabel Serial Straight...25

3.1.3 Kabel Paralel...26

3.2 Tes Fisik Kabel...27

3.2.1 Tes Kabel Serial Cross Menggunakan Hyperterminal...27

3.2.2 Pengujian Kabel Serial Straight Menggunakan Oscilloscope...32

BAB IV PERANCANGAN SOFTWARE KOMUNIKASI DATA...38

4.1 Program Chatting...38

4.1.1 Deskripsi Software...38

(4)

4.1.3 Rancangan Program...38

4.1.4 Hasil dan Dokumentasi...45

4.2 Program Motor Stepper Controller...46

4.2.1 Deskripsi Software...46

4.2.2 Hal yang dibutuhkan...46

4.2.3 Rancangan Program...46

4.2.4 Hasil dan Dokumentasi...60

4.3 Program LED Controller...61

4.3.1 Deskripsi Software...61

4.3.2 Hal yang dibutuhkan...61

4.3.3 Rancangan Program...61

4.3.4 Hasil dan Dokumentasi...79

BAB V PENUTUPAN...80

5.1 Kesimpulan...80

(5)

JADWAL KEGIATAN

Hari/Tgl Kegiatan Waktu

Senin 21 – Sep – 15

Apel Pagi, Absensi, Berdo’a 06.55

-07.00 Arahan pembimbing tentang satu minggu praktikum,

pembagian kelompok dan pembagian Tugas individu dan kelompok.

07.00

-09.00

Istirahat Pagi 09.00

-09.20

Membeli Komponen dan membuat kabel serial dan paralel 09.20 -11.40

Istirahat Siang 11.40

-12.40

Tes fisik kabel 12.40

-15.00

Beres-beres Lab, Apel Pulang 15.00

-15.20

Selasa 22 – Sep – 15

Apel Pagi, Absensi, Berdo’a 06.55

-07.00 Arahan supervisi mengenai kegiatan di hari selasa +

Penjelasan Teori

07.00

-09.00

Istirahat Pagi 09.00

-09.20 Penginstallan driver BAFO, serta merancang program

CHAT.

09.20

-11.40

Istirahat Siang 11.40

-12.40 Melanjutkan merancang program CHAT + Troubleshoot 12.40 -15.00

Beres-beres Lab, Apel Pulang 15.00

-15.20

Rabu 23 – Sep –

Apel Pagi 06.50

-07.00

(6)

-15 09.00 Istirahat Pagi 09.00 -09.20 Penyempurnaan Program 09.20 -11.40 Istirahat Siang 11.40 -12.40 Penyempurnaan Program 12.40 -15.00

Beres-beres Lab, Apel Pulang 15.00

-15.20 Kamis 24 – Sep – 15 LIBUR 06.50 -07.00 07.00 -09.00 09.00 -09.20 09.20 -11.40 11.40 -12.40 12.40 -15.00 15.00 -15.20 Jum’at 25 – Sep – 15

Apel, Absensi, Berdo’a 06.50

-07.00

Tes Program Kelompok 07.00

-08.15

Ujian Individu 08.15

-10.00

Inventaris Lab Mingguan 10.00

-11.00

Istirahat Siang 11.00

(7)

UKM 13.20 – 15.00

Apel Pulang 15.00

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi data adalah proses pengiriman informasi di antara dua point menggunakan kode binary (biner) melewati saluran transmisi dan peralatan switching yang dapat terjadi antara komputer dengan komputer, komputer dengan terminal atau komputer dengan peralatan. Komunikasi data merupakan gabungan dari teknik telekomunikasi dengan teknik pengolahan data, Adapun tujuan dari komunikasi data adalah sebagai berikut :

 Memungkinkan pengiriman data dalam jumalh besar efisien, tanpa kesalahan dan ekomis dari suatu tempat ketempat yang lain.

 Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan perlatan pendukung dari jarak jauh (remote computer use).

 Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupu sentralisasi.

 Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai mcam sistem komputer.

 Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.  Mendapatkan da langsung dari sumbernya.  Mempercepat penyebarluasan informasi.

(9)

Secara umum, sistem komunikasi dapat digambarkan secara blok diagram seperti gambar dibawah ini.

Sumber informasi : objek yang akan disampaikan dapat berupa analog atau diskrit. Pengirim : subjek yang dapat memanipulasi dan menyampaikan informasi. Saluran komunikasi : media yang digunakan untuk proses komunikasi.

Sumber noise : gangguan yang terjadi ketika proses komunikasi berlangsung. Penerima : subjek yang menerima informasi.

Tujuan : hasil yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, penting sekali memahami komunikasi data pada jurusan Teknik Otomasi, maka itulah latar belakang penulis membuat laporan ini.

1.2 Metoda Praktikum

Pada praktikum komunikasi data ini, dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Pada setiap kelompok, dipilih ketua kelompok yang bertanggung jawab atas seluruh berjalannya praktikum dan tugas-tugas/jobdesk kelompok.

Pada kesempatan ini, Penulis mendapatkan amanah sebagai ketua kelompok satu (1) yang beranggotakan :

1. Muhamad Giga Rumanov 2. M. Qolbu Ihsan

3. M. Cakti A

(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 RS 232 dan RS 485 2.1.2 Penjelasan RS 232

RS-232 adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara perangkat terminal data (data terminal equipment atau DTE) dan perangkat komunikasi data (data communications equipment atau DCE) menggunakan pertukaran data biner secara serial.

Di dalam definisi tersebut, DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232.

Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung.

(11)

Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan COM2. Base Address COM1 biasanya adalah 1016 (3F3H) dan COM2 biasanya 760 (2F8H). Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakanakan tetapi tergantung dari komputer yang digunakan.

Untuk lebih jelasnya kita bisa melihat pada peta memory tempat menyimpan alamat tersebut, yaitu memory 0000.0400h untuk base address COM1 dan memory 0000.0402h untuk base address COM2. Setelah kita mengetahui base addressnya, maka kita dapat menentukan alamat register-register yang digunakan untuk komunikasi port serial ini.

2.1.3 Penjelasan RS 485

RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun 1983 dimana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh yaitu 1,2 Km. Berbeda dengan komunikasi serial RS232 yang mampu berhubungan secara one to one.maka komunikasi RS485 selain dapat digunakan untuk komunikasi multidrop yaitu berhubungan secara one to many dengan jarak yang jauh teknik ini juga dapat digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban sekaligus hanya dengan menggunakan dua buah kabel saja tanpa memerlukan referensi ground yang sama antara unit yang satu dengan unit lainnya.

Terdapat converter untuk mengubah dari RS485 ke RS232 Sistem komunikasi dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan untuk komunikasi data antara 32 unit peralatan elektronik hanya dalam dua kabel saja. Selain itu, jarak komunikasi dapat mencapai 1,6 km dengan digunakannya kabel AWG-24 twisted pair.

Kelebihan RS485 dibandingkan RS232

(12)

• Kecepatan data bisa sampai 1 mbps • Maksimal panjang kabel data 1200 meter. • menggunakan metoda master-slave 2.2 Skew Effect

Pada cara paralel, bit-bit yang membentuk karakter dikirimkan secara bersamaan melalui sejumlah penghantar yang terpisah. Sistem Pengiriman Paralel hanya ekonomis untuk transmisi data jarak pendek, jika jaraknya terlalu jauh, maka efek skew akan sering terjadi.

Efek Skew adalah suatu efek yang terjadi pada pengiriman sejumlah bit secara serentak dan tiba pada tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehinga terkadang menyebabkan data rusak. Contoh : transmisi data dgn printer, modem dan disk drive. Efek ini semakin berpengaruh dengan semakin panjangnya kabel yang digunakan, hal ini dapat menimbulkan kesalahan pada data yang diterima.

Gangguan yang terjadi dikarenakan pengiriman data yang terlalu banyak dengan rentang waktu yang terlalu panjang. Salah satu akibat terjadinya skew effect adalah pertukaran data.

2.3 Motor Stepper

Motor Stepper adalah motor DC yang gerakannya bertahap (step per step) dan memiliki akurasi yang tinggi tergantung pada spesifikasinya. Setiap motor stepper mampu berputar untuk setiap stepnya dalam satuan sudut (0.75, 0.9, 1.8), makin keil sudut per step-nya maka gerakan per step-nya motor stepper tersebut makin presisi.

Motor stepper banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya cukup menggunakan torsi yang kecil, seperti untuk penggerak piringan disket atau piringan CD. Dalam hal kecepatan, kecepatan motor stepper cukup cepat jika dibandingkan dengan motor DC. Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki komutator. Pada umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya sedangkan pada bagian rotornya merupakan magnet permanent. Dengan model motor seperti ini maka motor stepper dapat diatur posisinya pada posisi tertentu dan/atau berputar ke arah yang diinginkan, searah jarum jam atau sebaliknya.

Kecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian data pada komutatornya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor stepper akan semakin cepat pula berputarnya. Pada kebanyakan motor stepper kecepatannya dapat diatur dalam daerah frekuensi audio

(13)

dan akan menghasilkan putaran yang cukup cepat, Untuk mengatur gerakan motor per step-nya dapat dilakukan dengan 2 cara berdasarkan simpangan sudut gerakannya yaitu full step dan half step.

Pada dasaranya terdapat 3 tipe motor stepper yaitu: 1. Motor stepper tipe Variable reluctance (VR)

Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis motor yang secara struktural paling mudah untuk dipahami. Motor ini terdiri atas sebuah rotor besi lunak dengan beberapa gerigi dan sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi energi dengan arus DC, kutub-kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi ketika gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-kutub stator. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe variable reluctance (VR):

2. Motor stepper tipe Permanent Magnet (PM)

Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti kaleng bundar (tin can) yang terdiri atas lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan kutub yang berlawanan dengan adanya magnet permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini biasanya memiliki resolusi langkah (step) yang rendah yaitu antara 7,50 hingga 150 per langkah atau 48 hingga 24 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah ilustrasi sederhana dari motor stepper tipe permanent magnet:

(14)

3. Motor stepper tipe Hybrid (HB)

Motor stepper tipe hibrid memiliki struktur yang merupakan kombinasi dari kedua tipe motor stepper sebelumnya. Motor stepper tipe hibrid memiliki gigi-gigi seperti pada motor tipe VR dan juga memiliki magnet permanen yang tersusun secara aksial pada batang porosnya seperti motor tipe PM.

Motor tipe ini paling banyak digunkan dalam berbagai aplikasi karena kinerja lebih baik. Motor tipe hibrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu antara 3,60 hingga 0,90 per langkah atau 100-400 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe hibrid:

(15)

Berdasarkan metode perancangan rangkain pengendalinya, motor stepper dapat dibagi menjadi jenis unipolar dan bipolar. Rangkaian pengendali motor stepper unipolar lebih mudah dirancang karena hanya memerlukan satu switch / transistor setiap lilitannya.

Untuk menjalankan dan menghentikan motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang hanya terdiri atas tegangan positif dan nol (ground) pada salah satu terminal lilitan (wound) motor sementara terminal lainnya dicatu dengan tegangan positif konstan (VM) pada bagian tengah (center tap) dari lilitan.

Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya.

Karena itu dibutuhkan rangkaian pengendali yang agak lebih kompleks daripada rangkaian pengendali untuk motor unipolar. Motor stepper bipolar memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor stepper unipolar dalam hal torsi yang lebih besar untuk ukuran yang sama.

(16)

2.4 Bit Parity

Bit parity merupakan bilangan biner yang ditambahkan untuk meyakinkan bahwa jumlah bit yang dikirimkan mempunyai angka satu yang selalu genap atau ganjil. Ada dua varian bit parity, yaitu even parity bit dan odd parity bit.

Even parity bit diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah ganjil (berarti membuat total angka 1 berjumlah genap). Odd parity bit akan diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah genap (berarti membuat total angka 1 berjumlah ganjil). Berikut gambaran even dan odd parity bit:

Jika jumlah bit ganjil (termasuk bit parity) berubah pada waktu transmisi, maka bit parity menjadi tidak benar dan mengindikasikan adanya kesalahan pada waktu pengiriman. Oleh karena itu, bit parity merupakan kode pendeteksi kesalahan (error detecting code), dan bukan merupakan kode

(17)

pengoreksi kesalahan (error correcting code) karena tidak ada cara untuk menentukan bit mana yang keliru.

Data harus diabaikan seluruhnya dan mengulangi lagi transmisi dari awal. Pada media transmisi yang terganggu, transmisi yang berhasil akan membutuhkan banyak waktu atau tidak berhasil sama sekali. Parity mempunyai keuntungan, yaitu hanya menggunakan satu bit saja dan membutuhkan satu saja gerbang XOR untuk men-generate-nya.

Bit parity checking sering digunakan untuk transmisi karakter ASCII, karena karakter ini hanya mempunyai 7 bit dan bit ke-8 dapat digunakan untuk bit parity. Sebagai contoh, diasumsikan pengiriman 4 bit dengan nilai 1001, dengan bit parity terletak di sebelah paling kanan. Penjelasan transmisi menggunakan even parity, sebagai berikut:

 A akan mengirim : 1001

 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0  A menambahkan bit parity dan kirim : 10010  B menerima : 10010

 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^0 = 0

 B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (genap). Jika transmisi menggunakan odd parity, maka penjelasannya sebagai berikut:

 A akan mengirim : 1001

 A menghitung nilai bit parity : ~(1^0^0^1) = 1  A menambahkan bit parity dan kirim : 10011  B menerima : 10011

 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1

 B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (ganjil).

Mekanisme ini dapat mendeteksi kesalahan bit tunggal, karena jika satu bit berubah ketika melewati jalur yang jelek, maka akan terdapat jumlah angka satu yang tidak benar pada saat data diterima. Pada contoh di atas, B menghitung nilai parity dan mencocokkan dengan bit parity pada nilai yang diterima, mengindikasikan bahwa tidak ada kesalahan bit tunggal. Pada contoh di bawah ini akan terjadi kesalahan transmisi pada bit kedua:

 A akan mengirim : 1001

 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0

 A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*

 B menerima : 11010

 B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^0 = 1

(18)

Pada kasus di atas, B menghitung nilai parity (0) tidak sama dengan bit parity (1) pada nilai yang diterima. Hal ini mengindikasikan terjadi kesalahan. Di bawah ini contoh yang sama tetapi dengan kesalahan pada bit parity-nya sendiri.

 A akan mengirim : 1001

 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0

 A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*  B menerima : 10011

 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1

 B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.

Sekali lagi, B menghitung keseluruhan odd parity, dan mengindikasikan kesalahan bit. Ada keterbatasan pada skema parity ini, yaitu ketika ada kesalahan pada pengiriman data dengan bit yang salah berjumlah genap seperti pada contoh di bawah ini:

 A akan mengirim : 1001

 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0

 A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*  B menerima : 11011

 B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^1 = 0

 B melaporkan transmisi berhasil dengan parity yang benar walaupun sebenarnya data sudah tidak benar.

Teknik parity check adalah teknik yang paling tua dalam sistem jaringan komputer. Teknik ini dikenal sangat sederhana dalam melakukan deteksi dengan menambahkan parity bit pada frame yang dikirim. Parity bit digunakan dengan transmisi asynchronous sederhana. Error dideteksi dengan menambahkan sebuah bit extra yang disebut bit parity, di setiap ujung frame. Bit tambahan ini menjamin bahwa jumlah bit 1 yang ganjil dan yang genap dikirim di setiap transmisi.

Ada 3 macam parity check : 1) ParityNone

2) Odd Parity (Parity Ganjil)

Jika data direkam dengan menggunakan Odd Parity, maka jumlah 1 bit (yang merepresentasikan suatu karakter) adalah Ganjil. Jika jumlah 1 bitnya sudah ganjil, maka parity bit (yang terletak pada track ke-9) adalah 0 bit, tetapi jika jumlah 1 bitnya masih genap, maka parity bitnya adalah 1 bit.

(19)

Bila kita merekam data dengan menggunakan even parity, maka jumah 1 bit (yang merepresentasikan suatu karakter) adalah Genap.Jika jumlah 1 bitnya sudah genap, maka parity bit (yang terletak pada track ke-9) adalah 0 bit tetapi jika jumlah 1 bitnya masih ganjil, maka parity bitnya adalah 1 bit.

2.5 Mengenal Tabel ASCII

Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter "|".

ASCII selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111 1111. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dimulai dari kode 0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal, berikut dari tabel ASCII :

(20)

Gambar 2.9 Tabel ASCII

2.6 Macam-macam Komunikasi Data 2.6.1 Pengertian Komunikasi Serial

Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial, sehingga data dikirim satu persatu secara berurutan. Komunikasi melalui serial port adalah asinkron, yakni detak tidak dikirim bersama

(21)

dengan data. Setiap word disinkronkan dengan start bit, dan sebuah clock internal dikedua sisi menjaga bagian data saat pewaktuan (timing). Hal penting dalam komunikasi serial adalah konsep flow control.

Flow control merupakan kemampuan sebuah device untuk memberitahu device lainnya untuk menghentikan pengiriman data untuk sementara. Secara umum Request to Send (RTS), Clear To Send (CTS), Data Terminal Ready (DTR) and Data Set Ready (DSR) digunakan untuk mengenable-kan flow control.

Ada dua jenis komunikasi data melalui port serial yaitu:

a. Sinkron : Komunikasi sinkron adalah komunikasi data dimana clock dikirim bersamaan dengan data.

b. Asinkron : Pada asinkron, clock tidak dikirimkan bersamaan dengan data, tetapi dibangkitkan pada masing-masing sisi pengirim dan penerima.

2.6.2.1 Data Serial

Pada transmisi serial, pada setiap waktu hanya 1 bit data yang dikirimkan. Dengan kata lain, bit-bit data tersebut dikirimkan secara satu per satu. Model transmisi seperti ini dijumpai pada contoh seperti seorang pengguna menghubungkan terminal ke host komputer yang berada pada bangunan yang lain. Mode serial membutuhkan sinkronisasi/penyesuaian yang berfungsi untuk :

 Mengetahui sinyal yang diterimanya merupakan bit data (sinkronisasi bit)

 Mengetahui sinyal yang diterimanya membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)  Mengetahui sinyal yang diterimanya membentuk sebuah blok data (sinkronisasi blok) Selanjutnya, pada transmisi serial dapat berbentuk dua jenis, yaitu transmisi serial sinkron (synchronous) dan transmisi serial asinkron (asynchronous).

(22)

 Pada transmisi sinkron, sebelum terjadi komunikasi, diadakan sinkronisasi clock antara pengirim dan penerima.

 Data dikirim dalam satu blok data (disebut Frame) yang berisi bit2 Pembuka (preamble bit), bit data itu sendiri dan bit2 penutup postamble bit. Ditambahlan juga bit2 kontrol pada blok tersebut.

 Variasi ukuran frame mulai 1500 byte sampai 4096 byte

 Dalam komunikasi sinkron, sbh line 56 kbps mampu membawa data sampai 7000 byte per detik

Transmisi Serial Asinkron (Asynchronous)

 Pada transmisi Asinkron, sebelum terjadi komunikasi, tdk diadakan sinkronisasi clock antara pengirim dan penerima

 Data dikirim per karakter dan masing2 karakter memiliki bit start (biasanya 0) dan bit stop (biasanya 1)

 Start bit berfungsi utk menandakan adanya rangkaian bit karakter yang siap dicuplik.  Stop bit berfungsi utk melakukan proses menunggu karakter berikutnya

Setiap karakter terdiri dari 10 bit dengan rincian  1 bit start bit

 1 bit stop bit  7 bit data

Perbedaan Transmisi Paralel dan Serial

Perbedaan antara transmisi serial dengan parallel adalah transmisi serial mentransmisikan 1 bit dalam 1 waktu sedangkan transmisi parallel mentransmisikan

(23)

beberapa bit dalam 1 transmisi. Hal ini menyebabkan transmisi parallel lebih cepat dibanding transmisi serial.

Hal tersebut, yang dipercayai banyak orang tidak sepenuhnya benar. Komunikasi serial dapat lebih cepat dibanding komunikasi parallel. Yang dibutuhkan hanyalah frekuensi pengiriman data yang lebih tinggi.

Dalam komunikasi parallel, karena transmisi dilakukan pada waktu yang sama, maka dibutuhkan kabel lebih banyak. Sementara pada transmisi serial, kabel yang digunakan tetap dua. Hal ini menyebabkan kabel untuk transmisi serial lebih kompak dibanding kabel untuk transmisi parallel.

Dengan semakin tingginya frekuensi, semakin tinggi juga gangguan elektromagnetik. Setiap kabel dapat diperlakukan sebagai antenna, menangkap noise yang ada di sekitarnya, dan mengganggu data yang sedang ditransmisikan. Dalam komunikasi parallel, karena banyaknya kabel yang digunakan, masalah gangguan elektromagnetik menjadi lebih serius. Di lain pihak, komunikasi serial yang hanya menggunakan dua kabel lebih mudah mengatasi masalah ini dengan melindungi kedua kabel yang digunakan.

Perbedaan lain, yang juga menguntungkan komunikasi serial adalah walaupun secara teoritis komunikasi parallel mengirimkan data pada saat yg bersamaan, data tersebut tidak diterima pada saat yang bersamaan.Kelemahan komunikasi parallel adalah masalah half-duplex. Kabel yang digunakan untuk mengirim dan menerima data adalah kabel yang sama. Bandingkan dengan serial yang full-duplex, dimana masing masing pengiriman dan penerimaan data menggunakan 2 kabel berbeda.

2.6.2.2 Port Serial

Serial Port atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia adalah port seri merupakan sebuah port pada personal computer yang berfungsi untuk mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman informasi tidak memungkinkan untuk melakukan secara banyak sekalius.

Hal ini disebabkan karena dalam melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk penggunaan port serial sekarang ini sudah

(24)

berkurang. Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB dan Firewire. Sedangkan untuk jaringan (networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet.

Berikut beberapa fungsi serial port yaitu menghubungkan antara peripheral (alat) computer lain dengan motherboard, penghubung antara mouse dengan motherboard, penghubung antara modem dengan motherboard, dan mentransmisikan informasi-informasi berupa bit-bit dari mainboard ke perangkat lainnya.

Tipe Pin Penghubung

 Carrier Detect – mendeteksi apakah modem terhubung dengan working telephone line

 Receive Data – Komputer menerima informasi yang dikirmkan dari modem

 Transmit Data – Komputer mengirimkan data ke modem

 Data Terminal Ready – Komputer menyatakan flag siap kepada modem

 Signal Ground - Pin digroundkan

 Data Set Ready – Modem menyatakan flag siap kepada computer

 Request To Send – Komputer meminta modem untuk mengirimkan data

 Clear To Send – modem menyatakan kepada computer bahwa dia bisa mengirimkan data

 Ring Indicator – Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from modem) that a ring is detected.

(25)

Proses pengiriman data serial dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Keuntungan menggunakan transmisi serial :

 Hanya menggunakan satu jalur saja

 Lebih murah instalansinya

 Mempunyai jarak komunikasi yang tidak terbatas Kelemahan menggunakan transmisi serial :

 Kerugiannya adalah efisien pengiriman yang turun karena untuk 8 bit data, minimum ada 2 bit data (start/stop bit) yang tidak mengandung informasi

 Nilai baud rate yang relatif rendah

2.6.2 Pengertian Komunikasi Paralel

Komunikasi Oarallel adalah komunikasi yang mengirimkan data secara bersamaan. Pada penggunaan komunikasi Oarallel semua bit dikirim secara bersamaan pada waktu yang sama. Oleh karena itu, pada komunikasi ini kita membutuhkan banyak kabel. Hal ini memang sering menjadi kelemahan komunikasi Oarallel akibat banyaknya kabel yang dibutuhkan, dan panjang kabel tidak boleh lebih dari 20 m, untuk menjaga keaslian data. Namun kelebihan komunikasi Oarallel adalah lebih cepat dan kapasitas yang dibawa juga banyak serta pemrograman yang lebih mudah.

(26)

Keuntungan menggunakan transmisi paralel :

 Pemrograman lebih mudah

 Data disampaikan lebih cepat

 Kapasitas yang dibawa lebih banyak

 Lebih sederhana dalam proses pengiriman

 Kesederhanaan pemrograman port pararel

 Kecepatan pengiriman yang tinggi dibandingkan transmisi serial

 Resiko kesalahan data lebih kecil

Kekurangan menggunakan transmisi paralel :

 Banyak kabel yang dibutuhkan

 Panjang kabel tidak boleh lebih dari 20 m untuk menjaga keaslian data

 Memerlukan 8 jalur data tiap pengiriman

 Jarak komunikasi yang sangat terbatas 2.6.2.1 Data Paralel

Pada transmisi paralel, sejumlah bit dikirimkan per waktu. Masing-masing bit mempunyai jalurnya tersendiri. Dikarenakan oleh sifatnya yang demikian, maka data yang mengalir pada transmisi paralel jauh lebih cepat pada transmisi serial. Model transmisi paralel biasanya digunakan untuk melakukan komunikasi jarak pendek. Waktu untuk transmisi paralel disediakan oleh sinyal clocking konstan dikirim melalui kawat terpisah dalam kabel paralel; sehingga transmisi paralel dianggap sinkron, Suatu pengiriman data disebut paralel, jika sekelompok bit data ditransmisikan secara bersama-sama dan melewati beberapa jalur transmisi yang terpisah.

 Proses pengiriman data lebih cepat

(27)

Agar data yang diterima itu benar maka selang waktu yang digunakan oleh pengirim dan penerima harus sama. Untuk keperluan tersebut maka pengirim dan penerima harus menambahkan “detak” (Time Pulse).

 Data dikirimkan sekaligus, misal 8 bit bersamaan  Kecepatan tinggi

 Karakteristik Media harus baik

 Masalah “SKEW Efek” yang terjadi pada sejumlah pengiriman bit secara serempak dan tiba pada tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan

Interfacing dengan menggunakan pararel port berbeda dengan interfacing dengan menggunakan serial port. Pada interfacing ini, bit data dikirim secara bersamaan (paralel) dan tiba secara bersamaan. Pada interfacing ini 8 bit data dikirim secara bersamaan pada satu waktu.

Printer Control

PC hanya mempunyai 5 bit keluaran dan hanya 4 bit yang mempunyai keluaran ke soket luar, dimana bit 5 hanya untuk dirinya sendiri. Tiap-tiap bit dari Printer Control di definisikan sebagai berikut :

(28)

Printer Control Nama Sifat

PC-0 Strobe Inverting

PC-1 Autofeed Inverting

PC-2 Init Normal

PC-3 Select In Inverting

PC-4 IRQ-7 Enable Inverting

PC-5 Tidak dipakai

PC-6 Tidak dipakai

PC-7 Tidak dipakai

Printer Status

Tiap-tiap bit dari printer status di definisikan sebagai berikut :

Printer Control Nama Sifat

PS-0 Tidak dipakai

PS-1 Tidak dipakai

PS-2 Tidak dipakai

PS-3 Error Normal

PS-4 Select Normal

PS-5 Paper End Normal

PS-6 Acknowledge Normal

PS-7 Busy Inverting

Fungsi Pin-pin dari DB25

Nomor Pin Nomor Bit Jalur Sinyal

1 1 Kontrol Strobe 2 1 Data Data 3 2 Data Data 4 3 Data Data 5 4 Data Data 6 5 Data Data

(29)

7 6 Data Data 8 7 Data Data 9 8 Data Data 10 7 Status Ack 11 8 Status Busy 12 6 Status P Error 13 5 Status Select 14 2 Kontrol Auto FD 15 4 Status Fault 16 3 Kontrol Init 17 4 Kontrol Select In 18 – 25 Ground 2.6.2.2 Port Paralel

Parallel port atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia adalah port paralel merupakan sebuah port pada personal computer yang berfungsi sebagai alat komunikasi komputer (motherboard) dengan perangkat luar yang bersifat paralel. Pada port paralel, pemindahan informasi dapat dilakukan secara bersamaan sehingga informasi yang terkirim lebih banyak daripada port seri. Port paralel biasa dikenal dengan Printer Port atau Centronics Port.

Fungsi port paralel adalah sebagai penghubung motherboard dengan Printer jenis lama, Zip drive, beberapa Scanner, Sound Cards, Web Cams, Gamepads, Joystick, pemrograman EPROM, peralatan SCSI melalui adapter paralel ke SCSI, percobaan dengan TTL 12 driver, dan External CD-R atau CD-RW. Selain itu, port paralel juga digunakan sebagi uji coba sederhana dalam perancangan peralatan elektronika.

(30)

2.7 Software Komunikasi Data 2.7.1 Hyper Terminal

Hyper Terminal adalah sebuah program yang dirancang untuk melaksanakan fungsi komunikasi dan emulasi terminal.Juga dikenal sebagai HyperTerm, program ini telah ditawarkan sebagai bagian dari sistem operasi Microsoft sejak peluncuran Windows 98. Pada dasarnya, HyperTerminal memungkinkan pengguna komputer memanfaatkan komputer lainnya untuk berhubungan antara dua system.

Rancangan aslinya untuk Hyper Terminal memungkinkan anda untuk menggunakan jalur telepon standar membuat koneksi dial up antara dua komputer. Program ini akan memanfaatkan modem internal dari host atau komputer utama dan menggunakan layanan seperti Telnet untuk membuat sambungan ke komputer sekunder. Sambungan ini dapat dimanfaatkan untuk mentransfer data dan file dari satu sistem ke yang lainnya, tanpa perlu menyimpan data untuk beberapa jenis perangkat luar dan kemudian memuat data secara manual ke sistem lainnya.

Bersama dengan membuat transfer data antara dua komputer proses yang relatif mudah, HyperTerminal juga memungkinkan sistem utama untuk mengakses dan memanfaatkan layanan halaman pemberitahuan yang terletak di sistem kedua. Program ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah masalah dengan modem, atau membantu untuk memastikan modem yang baru dipasang berfungsi dengan benar.

(31)

Hyper Terminal memanfaatkan port serial dan kontrol yang terkait dengan perangkat eksternal. Perangkat ini dapat bervariasi dan meliputi opsi sebagai peralatan komunikasi radio, robot, dan alat-alat yang digunakan untuk pengukuran ilmiah dan usaha serupa. Koneksi yang disediakan oleh HyperTerminal memudahkan untuk mengambil data dari sumber-sumber ini, serta dapat mengeksekusi perintah ke perangkat dari sistem komputer utama.

Ketika memeriksa status dari pengoperasian perangkat seperti modem eksterior, HyperTerminal dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa koneksi yang selaras dengan benar dan bahwa perintah untuk mengaktifkan dialer pada modem berfungsi dengan baik. biasanya HyperTerminal seolah-olah mengirim perintah ke modem dan perangkat yang bekerja melalui semua langkah untuk mendirikan konektivitas dengan jaringan. Mengakses HyperTerminal dapat dilakukan dengan mudah dengan cara menggunakan menu Start dari setiap sistem berbasis Windows.

2.7.2 VB 6.0

VB merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman. Hubungannya dengan komunikasi data adalah VB sebagai media interface sekaligus control pengiriman data dengan model pemrograman.

BAB III

PERAKITAN KABEL DAN TES FISIK KABEL 4.1 Perakitan Kabel

4.1.1 Kabel Serial Cross

1. Alat dan Bahan : a. DB9 Female 2 buah

b. Kabel sepanjang 2 meter (minimal 3 jalur) c. Solder & Timah

d. Port to serial 2. Langkah Kerja:

(32)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Mengupas kedua ujung kabel sebanyak 3 jalur saja menggunakan tang potong untuk Transmitter, reciever, dan ground.

c. Menghubungkan kabel yang telah dikupas tadi ke Plug DB9 menggunakan solder dengan konfigurasi masing-masing kabel di pin 2, pin 3 dan pin 5.

d. Untuk ujung kabel yang satunya lagi sama dihubungkan pada Plug DB9 dengan pin pin yang berbeda, seperti gambar dibawah ini

3.1.2 Kabel Serial Straight A. Alat dan Bahan :

a. DB9F 1 buah

b. Kabel RS 232 sepanjang 2 meter (minimal 3 jalur) c. Solder & Timah.

B. Cara Kerja :

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Mengupas kedua ujung kabel sebanyak 3 jalur saja menggunakan tang potong untuk Transmitter, reciever, dan ground.

c. Menghubungkan kabel yang telah dikupas tadi ke Plug DB9 menggunakan solder dengan konfigurasi masing-masing kabel di pin 2, pin 3 dan pin 5.

(33)

3.1.3 Kabel Paralel

A. Alat dan Bahan : a. DB25 Male 2 buah

b. Kabel sepanjang 1 meter (minimal 9 jalur) c. Solder & Timah

B. Cara Kerja :

a. Sambungkan kabel dengan DB25M menggunakan solder dan timah seperti gambar di bawah ini.

(34)

3.2 Tes Fisik Kabel

3.2.1 Tes Kabel Serial Cross Menggunakan Hyperterminal

Pengujian sinyal data serial sangatlah penting untuk memastikan kondisi kabel terpasang dengan baik dan benar. Pengujian dilakukan dengan menggunakan hyper terminal dengan langkah sebagai berikut :

1. Menghubungkan antara satu PC dan PC lain dengan menggunakan kabel serial cross yang telah dibuat, hubungkan kedua konektor DB9 female pada kabel serial cross dengan DB 9 male yang berada pada kabel USB to serial BAFO. Setelah itu hubungkan kabel USB to serial BAFO ke port USB pada kedua laptop.

(35)

2. Pada kedua komputer yang akan dipakai klik Start –> All Programs –> Accesoris –> Communication –> Hyper Terminal. Atau menuju lokasi dimana hyper term di-extract/install.

Kabel Serial Cross yang telah dibuat

PORT USB USB to serial

(36)
(37)

Beri nama connection pada kolom yang tersedia , lalu klik ok. 4. Setelah itu memilih koneksi yang akan dipakai.

Pilih jenis COM yang ada. Nomer COM akan tergantung pada port mana yang dipakai oleh kita, setiap port pada laptop akan memiliki nomer COM yang beda. Untuk mengecek nomer COM pada port, disarankan memeriksa Device manager pada bagian Port. Untuk penggunaan kabel USB to serial, kita harus menginstall driver BAFO terlebih dahulu. Jika tidak, nomer COM pada port yang digunakan tidak akan muncul.

(38)

5. Setelah menentukan koneksi, Selanjutnya akan muncul tampilan untuk mengatur port yang akan digunakan. Pada kolom ini kita tidak perlu mengaturnya, hanya klik restore default saja lalu klik OK.

Setelah diklick Restore Defaults, pengaturan akan berubah menjadi default. Yaitu : 1. Baud rate : 9600

2. Data bits : 8 3. Parity : None 4. Stop Bits : 1

(39)

6. Setelah itu akan muncul halaman seperti berikut :

Jika kabel serial yang dibuat benar maka jika kita mengetik di komputer yang ke 1 maka akan muncul pada komputer yang ke 2, begitupun sebaliknya.

Contoh :

(40)

3.2.2 Pengujian Kabel Serial Straight Menggunakan Oscilloscope

Pada pengujian kabel ini, kami mencoba untuk mengetahui bagaimana bentuk sinyal yang dikirim oleh PC kita. Sinyal tersebut berupa gelombang output yang dihasilkan oleh PC kami saat kami mengetik suatu karakter di hyper terminal. Masing-masing karakter akan menghasilkan output yang berbeda sesuai dengan tabel nilai ASCII karakter-karakter tersebut.

Langkah kerjanya adalah :

1. Siapkan Oscilloscope Digital, dan mengalibrasinya terlebih dahulu.

2. Sambungkan kabel serial lurus dengan PC dan ujung kabel Transmitter dan Ground yang telah di solder di hubungan ke probe oscilloscope.

3. Lalu buat koneksi menggunakan hyper terminal dengan pengaturan seperti sebelumnya. 4. Pada hyper terminal, ketik suatu karakter dan amati sinyal outputnya di Oscilloscope.

Diusahakan menekan karakter pada keyboard dengan lama agar sinyal mudah diamati. Karena sinyal output sangat cepat hilang apabila hanya ditekan sekali.

Hasil Pengujian Kabel Menggunakan Osiloskop

Pada praktikum ini beberapa huruf diketikkan pada program, kemudian pada osiloskop terlihat adanya perubahan gelombang pada osiloskop. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Huruf A(bukan kapital).

(41)

Huruf d(bukan kapital). Huruf e(bukan kapital).

Huruf f(bukan kapital). Huruf g(bukan kapital).

(42)

Huruf j(bukan kapital). Huruf k(bukan kapital).

Huruf l(bukan kapital). Huruf m(bukan kapital).

(43)

Huruf p(bukan kapital). Huruf q(bukan kapital).

Huruf r(bukan kapital). Huruf s(bukan kapital).

(44)

Huruf v(bukan kapital). Huruf w(bukan kapital).

Huruf x(bukan capital) Huruf y (bukan kapital).

(45)

Analisa

Contoh pada sinyal output huruf z dengan gambar sinyal diatas.

Pada tabel ASCII, kita ketahui bahwa code biner untuk huruf z kecil adalah :

01111010

Pada oscilloscope akan dibaca secara LSB ke MSB dari nilai biner tersebut. Selain itu, sinyal ini bersifat Active low. Sehingga ketika sinyal 0, bentuk sinyal akan high.

Pada pembacaan oleh oscilloscope terdapat nilai start bit dan stop bit, yaitu masing-masing bernilai : Start bit = 0

Stop bit = 1

Selain itu, pada uji coba ini tidak menggunakan parity bit, sehingga grafik sinyalnya seperti ini :

Karena hasil output sinyalnya sesuai dengan teori, maka saya simpulkan bahwa kabel serial yang saya buat sudah benar dan siap untuk dipakai untuk praktikum/permasalahan berikutnya.

(46)

BAB IV

PERANCANGAN SOFTWARE KOMUNIKASI DATA 4.1 Program Chatting

4.1.1 Deskripsi Software

Program chatting memungkinkan pengguna untuk mengirim karakter, kata bahkan kalimat dari PC 1 ke PC 2. Program chatting ini didukung dengan interface yang menyediakan tombol/keypress untuk mengirim data dan tampilan untuk menampilkan data dari PC lawan. 4.1.2 Hal yang dibutuhkan

1. Tampilan pengguna (User Interface) 1 setiap PC 2. BAFO usb to serial (Jika antar laptop) 1 Set

3. Kabel Serial Cross 3 jalur. 1 Unit

4. PC. 2 Unit

4.1.3 Rancangan Program

Pada program ini, saya hanya harus merancang program interface untuk chatting antar dua laptop. Pada program tersebut wajib terdapat :

1. Tombol kirim

2. Tampilan Layar Conversation 3. Kolom Text kirim

(47)

Pada form tersebut, terdapat komponen terpenting dalam chatting yaitu komponen MSCom yang bericon telepon.

Fungsi dari komponen tersebut adalah sebagai penyambung komunikasi antar PC1 ke PC2. Berikut adalah properties dari Komponem MSComm :

Pada kolom CommPort pada properties, diisi sesuai dengan COM yang aktif di device manager. Dan RThreshold harus diisi 1.

(48)
(49)
(50)
(51)

Code Program

Private Sub Command1_Click() MSComm1.Output = Text1.Text

List1.AddItem (Form3.Text1.Text + " Giga = " + Text1.Text) Text1.Text = ""

End Sub

Private Sub Command2_Click() If MSComm1.PortOpen = True Then MSComm1.PortOpen = False

End If End End Sub

Private Sub Command3_Click() List1.Clear

End Sub

Private Sub Command4_Click() Form3.Show

Form2.Hide End Sub

Private Sub Form_Load()

If MSComm1.PortOpen = False Then MSComm1.PortOpen = True

End If End Sub

Private Sub MSComm1_OnComm()

List1.AddItem ("Your Friend= " + MSComm1.Input) End Sub

Private Sub text1_keypress(keyascii As Integer) If keyascii = 13 Then

Command1_Click End If

End Sub

Private Sub list1_keypress(keyascii As Integer) If keyascii = 27 Then

Command2_Click End If

(52)

Analisa Code Program

1. Tombol Send

Private Sub Command1_Click() MSComm1.Output = Text1.Text

List1.AddItem (Form3.Text1.Text + " Giga = " + Text1.Text) Text1.Text = ""

End Sub

Ketika tombol send (Command1) diklick, maka program akan menjalankan perintah :

1. Mengaktifkan MSComm1 dan Mengirimkan output MSComm berupa text yang diberikan pada Text1 (Text conversation)

2. Dan menambahkan text yang diberikan pada text1 (Text conversation) ke List1 (jendela conversation)

3. Dan seketika langsung menghapus isi Text pada Text1.

Ketika MSComm1.Output aktif, sinyal akan diterima oleh MSComm1.input yang berada di lawan bicara (PC 2).

2. Form Load

Private Sub Form_Load()

If MSComm1.PortOpen = False Then MSComm1.PortOpen = True

End If End Sub

Ketika Form dibuka, port MSComm1 akan aktif. 3. MSComm1 aktif

Private Sub MSComm1_OnComm()

List1.AddItem ("Your Friend= " + MSComm1.Input) End Sub

Ketika PC2 memberikan sinyal dan menyebabkan MSComm1 pada PC1 aktif, program akan melakukan perintah menambahkan text “yourfriend =” ditambah dengan input MSComm1 yang merupakan adalah output MSComm1 dari PC2 berupa teks.

Ketika pengiriman, jenis pengiriman yang terjadi adalah komunikasi secara serial dengan kabel serial cross. Bit yang dihasilkan oleh PC1 (TX) akan sampai ke (RX) PC2 (dan begitu sebaliknya) dengan kecepatan 9600 bits /s.

(53)
(54)

4.2 Program Motor Stepper Controller

4.2.1 Deskripsi Software

Program ini merupakan program untuk mengatur pergerakan, kecepatan, serta arah putar dari motor stepper.

4.2.2 Hal yang dibutuhkan

1. Tampilan pengguna (User Interface) 1 per komputer

2. Kabel parallel 1 set

3. Panel motor stepper 1 unit

4. PC 1 unit

4.2.3 Rancangan Program

Pada program ini menggunakan kabel parallel karena data dikirim secara parallel. Untuk interface program, perlu ada hal-hal seperti ini :

1. Tombol Start 2. Tombol Stop

3. Scroll Pengaturan Kecepatan 4. List mode pergerakan

(55)

Berikut adalah properties komponen pengatur yang penting pada program : Command 2 - Command 6 = START

(56)
(57)
(58)
(59)

Code Dim x As Integer

Dim disp As Double

Dim s, t, u, v As Integer Private Sub Command1_Click() Combo1.Visible = True

End Sub

Private Sub Command2_Click() /Full step CW/ s = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until s = 0 Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Loop Out 888, 0 End Sub

Private Sub Command7_Click() HScroll1.Value = 1000 x = 0 s = 0 t = 0 u = 0 v = 0 End Sub

Private Sub Command8_Click() Form4.Show

Form6.Hide End Sub

Private Sub Form_Load()

(60)

Combo1.AddItem ("Half Step CW") Combo1.AddItem ("Full Step CCW") Combo1.AddItem ("Half Step CCW") Combo1.AddItem ("Wheeping Mode") End Sub

Private Sub Combo1_Click() Select Case Combo1.ListIndex Case 0

Label2.Caption = Combo1.Text + " is Ready" Label2.Visible = True Label3.Visible = False Label4.Visible = False Label5.Visible = False Label6.Visible = False Command2.Visible = True Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = False Command6.Visible = False Label7.Visible = True HScroll1.Visible = True Label8.Visible = True Case 1 Label7.Visible = True HScroll1.Visible = True

Label3.Caption = Combo1.Text + " is Ready" Label2.Visible = False Label3.Visible = True Label4.Visible = False Label5.Visible = False Label6.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = True Command4.Visible = False Command5.Visible = False Command6.Visible = False Label8.Visible = True Case 2 Label8.Visible = True Label7.Visible = True HScroll1.Visible = True

Label4.Caption = Combo1.Text + " is Ready" Label2.Visible = False

Label3.Visible = False Label4.Visible = True

(61)

Label5.Visible = False Label6.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = True Command5.Visible = False Command6.Visible = False Case 3 Label8.Visible = True Label7.Visible = True HScroll1.Visible = True

Label5.Caption = Combo1.Text + " is Ready" Label2.Visible = False Label3.Visible = False Label4.Visible = False Label5.Visible = True Label6.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = True Command6.Visible = False Case 4 Label8.Visible = True Label7.Visible = True HScroll1.Visible = True

Label6.Caption = Combo1.Text + " is Ready" Label2.Visible = False Label3.Visible = False Label4.Visible = False Label5.Visible = False Label6.Visible = True Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = False Command6.Visible = True End Select End Sub

(62)

Private Sub Command3_Click() /half step cw/ v = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until v = 0 Out 888, 9 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Loop Out 888, 0 End Sub

Private Sub Command4_Click() /Full step ccw/ u = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until u = 0 Out 888, 1 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Loop

(63)

Out 888, 0 End Sub

Private Sub Command5_Click() /Half Step ccw/ t = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until t = 0 Out 888, 1 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 9 Tunda (x) Loop Out 888, 0 End Sub

Private Sub Command6_Click() /wiping mode/ If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Dim i, a, b As Integer For i = 1 To 5 For a = 1 To 3 Out 888, 1 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x)

(64)

Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 9 Tunda (x) Next For b = 1 To 3 x = HScroll1.Value Out 888, 9 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Next Next Out 888, 0 End Sub

Private Sub HScroll1_Change() disp = 1 / HScroll1.Value * 1000 If disp = 1 Then

Label7.Caption = 0 /Display kecepatan/

Else

Label7.Caption = Round(disp, 3) /Display kecepatan/

End If End Sub

(65)

Analisa Code Program Full step CW

Private Sub Command2_Click() /Full step CW/ s = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until s = 0 Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Loop Out 888, 0 End Sub

Artinya ketika Command 2 di-click, maka nilai variable s=1 dan apabila Nilai HScroll 1000 (Nilai minimum HSCroll) nilai x menjadi 0, selain itu nilai x akan sama seperti nilai HSCroll.

Nilai x akan menjadi penentu kecepatan tunda. Apabila semakin besar nilai x, akan semakin lama pergerakan motor. Semakin kecil nilai x, akan semakin cepat dan halus pergerakan motornya.

Perintah tunda di-generate dari module yang telah ada. Out 888 adalah perintah output pada port parallel. Urutan Out 888 pada program kami adalah :

8 1000 4 0100 2 0010 1 0001

Pada satu siklus tersebut menghasilkan 30 derajat gerakan arah Clock Wise, sehingga apabila ingin mengubah arah, kita hanya tinggal mengganti urutannya.

Pada program kami, tidak dibatas pergerakannya, motor akan terus berputar ketika s=1. Dan berhenti ketika stop (s=0).

(66)

Half Step CW

Private Sub Command3_Click() /half step cw/ v = 1 If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Do Until v = 0 Out 888, 9 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Loop Out 888, 0 End Sub

Prinsipnya sama seperti full step namun, perpindahannya lebih halus dikarenakan sudut perpindahannya lebih kecil 2x dibanding full step (3.75 derajat).

Half Step akan bergerak lebih halus namun lebih lamban. Mode Wiping

Private Sub Command6_Click() /wiping mode/ If HScroll1.Value = 1000 Then x = 0 Else x = HScroll1.Value End If Dim i, a, b As Integer For i = 1 To 5 For a = 1 To 3

(67)

Out 888, 1 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 9 Tunda (x) Next For b = 1 To 3 x = HScroll1.Value Out 888, 9 Tunda (x) Out 888, 8 Tunda (x) Out 888, 12 Tunda (x) Out 888, 4 Tunda (x) Out 888, 6 Tunda (x) Out 888, 2 Tunda (x) Out 888, 3 Tunda (x) Out 888, 1 Tunda (x) Next Next Out 888, 0 End Sub

Pada program ini adalah campuran dari CW dan CCW, sehingga menghasilkan pergerakan berbolak-balik. Sudut diatur oleh perulangan

For a = 1 To 3 /CW/ Dan

For b = 1 To 3 /CCW/

(68)

4.2.4 Hasil dan Dokumentasi

Hasil dokumentasi berupa video yang telah diserahkan pada hari Jumat , 25 septermber 2015 pada pembimbing Komunikasi data 1.

(69)

4.3 Program LED Controller

4.3.1 Deskripsi Software

Program ini adalah program untuk mengontrol pergerakan LED oleh port parallel dengan interface visual basic. Program ini memungkinkan mengontrol pergerakan, kecepatan dan variasi dari kumpulan lampu LED .

4.3.2 Hal yang dibutuhkan 1. Panel Lampu LED

2. Tampilan Pengguna (User Interface) 3. Port Parallel

4. Kabel parallel.

4.3.3 Rancangan Program

Sama seperti motor stepper controller, program ini terdapat mode-mode pergerakan led-nya. Dan juga pengaturan kecepatan serta pengaturan jumlah berapa kali mengulang siklusnya. Form yang kami buat adalah seperti berikut :

(70)

Berikut adalah properties setiap komponen yang penting pada program ini : Combo box pemilihan mode

(71)

Tombol START

(72)
(73)
(74)
(75)

Code

Public m As Integer

Private Sub Check1_Click() If Check1.Value = 1 Then m = m + 128 Out 888, m Shape1.BackColor = vbGreen Else m = m - 128 Out 888, m Shape1.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check2_Click() If Check2.Value = 1 Then m = m + 64 Out 888, m Shape2.BackColor = vbGreen Else m = m - 64 Out 888, m Shape2.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check3_Click() If Check3.Value = 1 Then m = m + 32 Out 888, m Shape3.BackColor = vbRed Else m = m - 32 Out 888, m Shape3.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check4_Click() If Check4.Value = 1 Then m = m + 16 Out 888, m Shape4.BackColor = vbRed Else m = m - 16 Out 888, m

(76)

Shape4.BackColor = vbWhite End If

End Sub

Private Sub Check5_Click() If Check5.Value = 1 Then m = m + 8 Out 888, m Shape5.BackColor = vbYellow Else m = m - 8 Out 888, m Shape5.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check6_Click() If Check6.Value = 1 Then m = m + 4 Out 888, m Shape6.BackColor = vbYellow Else m = m - 4 Out 888, m Shape6.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check7_Click() If Check7.Value = 1 Then m = m + 2 Out 888, m Shape7.BackColor = vbBlue Else m = m - 2 Out 888, m Shape7.BackColor = vbWhite End If End Sub

Private Sub Check8_Click() If Check8.Value = 1 Then m = m + 1 Out 888, m Shape8.BackColor = vbBlue Else m = m - 1 Out 888, m

(77)

Shape8.BackColor = vbWhite End If

End Sub

Private Sub Combo1_Click() Select Case Combo1.ListIndex Case 0 Command1.Visible = True Command1.Caption = Combo1.Text Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = False Label3.Visible = True Case 1 Command1.Visible = False Command2.Visible = True Command2.Caption = Combo1.Text Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = False Label3.Visible = True Case 2 Command1.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = True Command3.Caption = Combo1.Text Command4.Visible = False Command5.Visible = False Label3.Visible = True Case 3 Command1.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = True Command4.Caption = Combo1.Text Command5.Visible = False Label3.Visible = True Case 4 Command1.Visible = False Command2.Visible = False Command3.Visible = False Command4.Visible = False Command5.Visible = True Command5.Caption = Combo1.Text Label3.Visible = True End Select End Sub

(78)

Private Sub Command1_Click() If HScroll1.Value = 0 Then HScroll1.Value = 1 End If Dim i As Integer If Val(Text1.Text) = 0 Then peringatan = "Mau Berapa??!" MsgBox peringatan Else For i = 1 To Val(Text1.Text) X = HScroll1.Value Out 888, 128 Shape1.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Out 888, 192 Shape1.BackColor = vbGreen Shape2.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Out 888, 224 Shape1.BackColor = vbGreen Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Out 888, 112 Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Out 888, 56 Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite

(79)

Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 28 Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Shape6.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Out 888, 14 Shape5.BackColor = vbYellow Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Out 888, 7 Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 3 Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 1 Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 0 Next End If End Sub

Private Sub Command10_Click() Form1.Hide

Form4.Show End Sub

Private Sub Command2_Click() If HScroll1.Value = 0 Then

(80)

HScroll1.Value = 1 End If

Dim i As Integer

If Val(Text1.Text) = 0 Then peringatan = "Mau berapa??!" MsgBox peringatan Else For i = 1 To Val(Text1.Text) X = HScroll1.Value Out 888, 128 Shape1.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Out 888, 192 Shape1.BackColor = vbGreen Shape2.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Out 888, 224 Shape1.BackColor = vbGreen Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Out 888, 112 Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Out 888, 56 Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 28 Shape4.BackColor = vbRed

(81)

Shape5.BackColor = vbYellow Shape6.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Out 888, 14 Shape5.BackColor = vbYellow Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Out 888, 7 Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 3 Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 1 Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 3 Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 7 Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 14 Shape5.BackColor = vbYellow

(82)

Shape6.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Out 888, 28 Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Shape6.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Out 888, 56 Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 56 Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Shape5.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 112 Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Shape4.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Shape4.BackColor = vbWhite Out 888, 224 Shape1.BackColor = vbGreen Shape2.BackColor = vbGreen Shape3.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Out 888, 192 Shape1.BackColor = vbGreen

(83)

Shape2.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Out 888, 128 Shape1.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Out 888, 0 Next End If End Sub

Private Sub Command3_Click() If HScroll1.Value = 0 Then HScroll1.Value = 1

End If

Dim i As Integer

If Val(Text1.Text) = 0 Then peringatan = "Mau Berapa??!" MsgBox peringatan Else For i = 1 To Val(Text1.Text) X = HScroll1.Value Out 888, 224 Shape1.BackColor = vbRed Shape2.BackColor = vbRed Shape3.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape2.BackColor = vbWhite Shape3.BackColor = vbWhite Out 888, 24 Shape4.BackColor = vbYellow Shape5.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 7 Shape6.BackColor = vbGreen Shape7.BackColor = vbGreen Shape8.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape6.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite

(84)

Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 0

Next End If End Sub

Private Sub Command4_Click() If HScroll1.Value = 0 Then HScroll1.Value = 1

End If

Dim i As Integer

If Val(Text1.Text) = 0 Then peringatan = "Mau Berapa??!" MsgBox peringatan Else For i = 1 To Val(Text1.Text) X = HScroll1.Value Out 888, 129 Shape1.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 66 Shape2.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape2.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Out 888, 36 Shape3.BackColor = vbRed Shape6.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Out 888, 24 Shape4.BackColor = vbGreen Shape5.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 0 Next End If End Sub

(85)

Private Sub Command5_Click() If HScroll1.Value = 0 Then HScroll1.Value = 1 End If Dim i As Integer If Val(Text1.Text) = 0 Then peringatan = "Mau Berapa??!" MsgBox peringatan Else For i = 1 To Val(Text1.Text) X = HScroll1.Value Out 888, 136 Shape1.BackColor = vbGreen Shape5.BackColor = vbGreen Tunda (X) Shape1.BackColor = vbWhite Shape5.BackColor = vbWhite Out 888, 68 Shape2.BackColor = vbRed Shape6.BackColor = vbRed Tunda (X) Shape2.BackColor = vbWhite Shape6.BackColor = vbWhite Out 888, 34 Shape3.BackColor = vbYellow Shape7.BackColor = vbYellow Tunda (X) Shape3.BackColor = vbWhite Shape7.BackColor = vbWhite Out 888, 17 Shape4.BackColor = vbBlue Shape8.BackColor = vbBlue Tunda (X) Shape4.BackColor = vbWhite Shape8.BackColor = vbWhite Out 888, 0 Next End If End Sub

Private Sub Form_Load() Combo1.AddItem ("MUTER")

Gambar

Gambar 2.9 Tabel ASCII

Referensi

Dokumen terkait

Seperti diketahui bahwa dalam sebuah komputer data dialirkan melalui jalur (bus) data secara paralel dan data yang dikirimkan atau yang diterima melalui port serial,

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu kiranya dibuat alat yang dapat mengkomunikasikan dua buah komputer pada jarak yang cukup jauh dengan menggunakan

Oleh sebab itu pada transmisi jarak yang jauh, data yang akan dikirim diubah dari bentuk paralel menjadi serial sehingga data tersebut dapat dikirimkan dengan hanya melalui

Kelebihan media fiber optik dibandingkan dengan media lain, lebih ekonomis untuk komunikasi jarak jauh dimana untuk keperluan media komunikasi dengan jarak yang

Desain sistem pengukuran jarak jauh dengan transmisi data menggunakan GSM pengukuran jarak jauh dapat dilakukan pada tiga tempat pengukuran secara bersamaan, desain

a) Pembelajaran jarak jauh adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan berbagai media komunikasi. b) Proses

• SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous • ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus

Kelebihan media fiber optik dibandingkan dengan media lain, lebih ekonomis untuk komunikasi jarak jauh dimana untuk keperluan media komunikasi dengan jarak yang