• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH AYU ANDRIANI 105441105518

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "OLEH AYU ANDRIANI 105441105518"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH AYU ANDRIANI

105441105518

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

2

(3)

3

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ayu Andriani NIM : 105 4411 055 18 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya sendiri dan bukan hasil Jiplakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Ayu Andriani

(4)

4

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ayu Andriani

NIM : 105441105518

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2022 Yang Membuat Perjanjian,

Ayu Andriani

(5)

5

pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku”

(Umar bin Khattab)

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa”

(Ridwan Kamil)

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang terkasih yang senantiasa memberikan semangat dan mendoakan untuk penulis. Kepada kedua orangtua

tercinta, kakak, serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi.

(6)

6 Anisa.

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yang memiliki tujuan untuk “ mengetahui bagaimana kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto dengan sampel 103 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Sampling Jenuh. Teknik analisis data yang digunakan adalah survei dalam bentuk angket dan deskripsi hasil wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis angket menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto dipengaruhi oleh lima aspek yaitu: (1) aspek psikologi berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 25%

termasuk dalam kategori sedang, (2) aspek sosial berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 20% termasuk ke dalam kategori rendah, (3) aspek sarana dan prasarana berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 25%

termasuk dalam kategori sedang,(4) aspek metode belajar berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 20% termasuk dalam kategori rendah, (5) aspek guru berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 20%, termasuk dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan hasil wawancara bahwa pada aspek psikologi siswa mengalami bosan belajar dirumah, aspek sosial siswa mengalami pengaruh lingkungan baik itu dari keluarga maupun orang tua, aspek saran dan prasarana siswa mengalami gangguan jaringan, aspek metode belajar siswa mengalami kesulitan memahami penerapan metode belajar dan aspek guru siswa kurang memahami materi yang dipaparkan karena pemaparan materi hanya melalui aplikasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto dipengaruhi oleh lima aspek di atas.

Kata kunci : Kesulitan belajar, pembelajaran daring

(7)

7

penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto”. Guna memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang tak-terhingga kepada kedua orang tua tercinta yang memilki pengaruh besar dalam hidup penulis selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, kepada ayahanda Drs Usman dan Ibunda St Ramlah yang telah memberikan doa restu, semangat juang serta dukungan baik secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Terima kasih kepada Ibu Irmawanty S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan kepada Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan bekal ilmu selama proses perkuliahan yang insyaallah akan bermanfaat dimasa depan.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Irmawanty S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan kepada Ibu Anisa S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II untuk segala waktu dan kesediaannya untuk membimbing, memotivasi serta memberikan ilmu-ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

(8)

8

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Muhammad Syukur S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 4 Jeneponto. Terima kasih kepada Ibu Nurkhairunissa Al Islamiah, S.Pd., selaku guru Biologi dan staff dan seluruh siswa(i) SMA Negeri 4 Jeneponto yang telah memberikan arahan dan turut membantu penulis pada saat melakukan penelitian.

Motivasi dan semangat tiada hentinya penulis dapatkan selama menyusun skripsi ini. Penulis ingin berterima kasih kepada my bestie Rahmawati Rahim yang selalu memotivasi dan mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi ini. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2018 Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya untuk kelas 2018 C yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberi bantuan berupa arahan serta semangat juang dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan segala kekurangan yang ada di skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, terkhusus bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang kepenulisan ilmiah. Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhoi kita semua. Aaminn.

Makassar, Juni 2022

Penulis

(9)

9 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATAPENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Daring ... 6

2. Kesulitan Belajar. ... 8

3. Penelitian Relevan. ... 14

B. Kerangka Pikir ... 15

C. Hipotesis... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 18

B. Lokasi Penelitian ... 18

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

D. Desain Penelitian ... 19

E. Prosedur Penelitian ... 19

F. Instrument Penelitian ... 20

G. Teknik Pengumpulan Data ... 23

(10)

1 0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian. ... 33 B. Pembahasan. ... 36 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan. ... 37 B. Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

1 1

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Aspek Kesulitan Belajar. ... 13

3.1 Populasi SMA Negeri 4 Jeneponto. ... 19

3.2 Instrumen Wawancara ... 21

3.3 Instrumen Angket ... 22

3.4 Pedoman Penskoran. ... 23

3.5 Kategori Kesulitan Belajar. ... 24

4.1 Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto Pada Aspek Psikologi ... 26

4.2 Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto Pada Aspek Sosial ... 26

4.3 Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto Pada Aspek Sarana dan Prasarana ... 27

4.4 Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto Pada Aspek Metode Belajar. ... 28

4.5 Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto Pada Aspek Guru. ... 29

(12)

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir… ... 16

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia tidak dapat terlepas dari kata belajar. Belajar merupakan bagian dari manusia karena hal tersebut berlangsung seumur hidup. Manusia belajar tidak hanya dengan dirinya sendiri melainkan belajar dengan orang lain, lingkungan dan dengan kondisi yang ada di lingkungan sekitar juga.

Apabila siswa mengalami kejenuhan belajar, dapat berdampak negatif terhadap hasil belajar. Meskipun waktu yang digunakan untuk belajar cukup lama, akan tetapi hasilnya tidak optimal karena kondisi jenuh.

Pembelajaran Daring adalah sistem pembelajaran dalam jaringan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Melalui video conference siswa dan guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan tatap muka dan berkomunikasi. Selain itu siswa juga bisa mendapatkan materi dari guru dengan mengunduh dalam suatu aplikasi tertentu dan mengirimkan tugas yang diberikan melalui internet. Meskipun pembelajaran daring saat ini menjadi solusi di masa pandemi Covid-19, namun juga memiliki kendala dan kekurangan dalam pelaksanaanya.

Pembelajaran Daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan dan dimana saja.

Hal tersebut bertujuan untuk memperluas akses sera mempermudah layanan pendidikan dan pembelajaran serta memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara

(14)

tatap muka. Seluruh mahasiswa di Indonesia dapat mengikuti sistem pembelajaran tersebut. Namun bagi SLTA, SLTP, SD maupun PAUD, kegiatan pembelajaran daring atau jarak jauh merupakan suatu hal yang baru dan butuh penyesuaian (Hikmah 2020).

Keberhasilan dari model atau media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar umumnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah yang berhubungan segala sesuatu yang ada pada diri siswa, seperti intelegensi, bakat, kemampuan motorik dan panca indra. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar mengajar, strategi belajar mengajar, dan fasilitas belajar mengajar serta tenaga pengajar (Habibah, 2020).

Pelaksanaan pembelajaran daring tidak terlepas dari kekurangan dan kendala yaitu kesulitan guru terjadi pada awal masa pandemi. Karena guru sempat kebingungan terkait rencana pembelajaran yang akan digunakan selama pandemi ini itu seperti apa. Kesulitan yang dialami guru, tentu menjadi pertimbangan bagi kepala sekolah, kemudian menanggapi hal tersebut, kepala sekolah melakukan komunikasi dengan pengawas sekolah terkait perencanaan serta pedoman perencanaan yang akan digunakan di masa pandemi. Adanya pandemi covid-19 tentu saja mempengaruhi satu dan banyak hal terkait dengan pembelajaran, terlebih dengan dilakukannya pembelajaran jarak jauh

(15)

yang dilakukan via daring. Dengan demikian guru tetap dapat menyusun rencana pembelajaran dengan pedoman sebelum masa pandemi dan juga tetap memperhatikan kebijakan dari kementrian pendidikan. Selain itu adanya upaya monitoring yang dilakukan kepala sekolah juga sangat berpengaruh dalam memotivasi guru dalam perbuatan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan selama masa pandemi (Maryani, 2020).

Menurut Maryani (2020) Kesulitan-kesulitan yang dialami beberapa siswa yang rumahnya luar biasa sulit jaringannya. Sehingga siswa sulit dalam pembelajaran secara online. Ketika terjadi seperti itu, toleransi waktu harus tetap ada. Sehingga bapak ibu guru dipersiapkan semaksimal mungkin. Selain itu kendala lain yaitu kesulitannya kadang siswa sulit dihubungi bahkan ada beberapa siswa karena kebijakan orangtua yang mungkin kurang begitu memahami pendidikan jarak jauh ini, ada beberapa siswa yang harus bekerja.

Ada beberapa yang membantu keluarga. Sehingga, pada saat pembelajaran setelah dilacak dia bekerja. Untuk itupun akhirnya diberi toleransi.

Menurut Syam (2021) Kesulitan belajar murid terhadap pembelajaran daring di SDN 051 Inpres Lampoko Polman yaitu sebagian murid tidak memiliki fasilitas atau handphone untuk mengakses pembelajaran daring dikarenakan keadaan murid yang kurang mampu, jaringan internet yang terkadang kurang stabil karena berada di daerah yang kurang mendukung jaringannya, sulit fokus dalam pembelajaran daring karena murid tidak terlalu memahami materi yang diajarkan oleh guru, keterbatasan pulsa data atau

(16)

kuota internet, dan sebagian murid tidak mengenal aplikasi pembelajaran daring.

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas X SMAN 4 Jeneponto terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran biologi karena materi sulit dipahami apalagi dilakukan dalam pembelajaran daring.

Saat proses pembelajaran guru mengatakan bahwa sedikit sekali siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang kurang dipahami. Siswa hanya fokus untuk mengabsen saja tidak pada materi yang ditampilkan oleh guru. Dan hasil wawancara dengan guru biologi mengatakan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMAN 4 Jeneponto beberapa siswa mempunyai nilai rendah, hal ini disebabkan ketika diberikan tugas banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik ingin mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa terhadap pembelajaran daring biologi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto ?”

(17)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu “Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto”

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan Model Pembelajaran Daring terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Daring di SMA Negeri 4 Jeneponto di tengah pandemi Covid-19 sehingga dapat mengetahui dan belajar secara muda mengenai materi Biologi.

b. Bagi Pendidik

Memberikan inovasi baru agar Guru mampu mengelola pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Daring di tengah pandemi Covid- 19 sehingga meningkatkan perkembangan anak secara holistik yang menarik perhatian anak.

c. Bagi Sekolah

(18)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif kepada penyelenggara lembaga pendidikan.

d. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan Penelitian pendidikan, khususnya tentang penggunaan Model Pembelajaran Daring Biologi di SMA Negeri 4 Jeneponto

(19)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Daring

Daring merupakan singkatan dari istilah “dalam jaringan” yaitu suatu kegiatan dengan sistem daring yang memanfaatkan penggunaan internet dalam pelaksanaannya. Menurut Kenji Kitao (1998) “Pembelajaran daring yaitu sistem perangkat jaringan komputer yang saling terhubung dan terkoneksi dengan keseluruhan jaringan Komputer lainnya.”

Menurut Moore dkk (2011) “Pembelajaran daring adalah beragam jenis interaksi pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, serta kemampuan untuk menciptakan”.

Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015) “Pembelajaran daring merupakan program pelaksana kelas belajar untuk mencapai kelompok yang kuat dan luas melalui jaringan internet dengan jumlah peserta yang tidak terbatas serta pembelajaran dapat dilaksanakan dengan kuat serta dapat dilakukan dengan gratis maupun berbayar”. Thorme dalam Kuantato (2017) “Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia dalam proses pembelajarannya seperti kelas virtual, CD-ROOM, pesan suara, streaming video, email, teks online animasi, dan video streaming online.

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan penulis dapat menyimpulkan pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dalam

(20)

8

penerapannya memanfaatkan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau komputer yang terhubung langsung dan cakupannya luas.

Sistem pembelajaran daring dilaksanakan dalam berbagai bentuk pembelajaran yang pada dasarnya membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar. Menurut Warsita (2007) sistem pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh atau daring adalah :

a) Peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok dengan bantuan minimal dari orang lain.

b) Materi pembelajaran disampaikan melalui media yang sengaja dirancang untuk belajar mandiri. Internet dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam pendidikan daring.

c) Untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara peserta didik dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara.

d) Untuk mengukur hasil belajar secara berkala diadakan evaluasi hasil belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang diselenggarakan di Institusi belajar.

e) Pada dasarnya peserta pendidikan daring dituntut untuk belajar mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri.

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Selama proses belajar siswa dituntut aktivitas siswa untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan guru, disamping itu

(21)

gagasan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Suasana belajar yang aman, nyaman, dan kondusif akan mendorong siswa untuk belajar seoptimal mungkin. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar adalah proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru dan siswa yang lebih cenderung pasif. Siswa yang pasif dalam pembelajaran akan membuat kemampuan berpikirnya tidak dapat berkembang, juga kegiatan yang membatasi bahkan tidak memberikan ruang untuk siswa aktif sehingga dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya (Wijaya, 2015).

Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran dalam jaringan, menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Melalui video conference mahasiswa dan dosen dapat melakukan proses pembelajaran dengan tatap muka dan berkomunikasi. Selain itu mahasiswa juga bisa mendapatkan materi dari dosen dengan mengunduh dalam suatu aplikasi tertentu dan mengirimkan tugas yang diberikan melalui internet (Tim Penulis UNIKA Soegijapranata, 2020). Meskipun pembelajaran daring saat ini menjadi solusi di masa pandemi COVID-19, namun juga memiliki kendala dan kekurangan dalam pelaksanaanya.

Karakteristik pembelajaran daring Menurut Khoe Yao Tung (2000), menyebutkan karakteristik pembelajaran daring atau ciri-ciri dalam pembelajaran daring antara lain :

a) Materi ajar yang disajikan berupa grafik, bentuk teks, dan berbagai elemen multimedia.

b) Komunikasi yang dilakukan secara bersamaan dan tidak serentak seperti chats rooms, discussion forums, atau video conferencing.

c) Dipergunakan untuk belajar pada waktu serta tempat maya.

(22)

e) Materi ajar yang terukur mudah untuk diperbaharui.

f) Meningkatkan interaksi antara guru dan siswa.

g) Meningkatkan komunikasi belajar dalam bentuk formal maupun informal.

h) Dengan menggunakan internet dapat memperluas berbagai sumber belajar.

Pembelajaran daring harus berpedoman pada tata cara pembelajaran jarak jauh. Peraturan No. 109 Tahun 2013 menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) ciri-ciri dari pembelajaran daring yaitu:

a) Pembelajaran jarak jauh adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan berbagai media komunikasi.

b) Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan paket informasi dan komunikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan peserta didik.

c) Sumber belajar merupakan bahan dan materi ajar dari berbagai bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan dan dikemas untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

d) Pembelajaran jarak jauh memiliki ciri yang bersifat terbuka, belajar, mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi pendidikan lainnya, serta menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, dan bentuk pembelajaran tertentu.

e) Pembelajaran jarak jauh bersifat terbuka yang dimana pembelajaran tersebut diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, jalur dan jenis pendidikan tanpa batas usia, pemilihan serta program studi dan waktu penyelesaian program, latar belakang bidang studi, masa registrasi,

(23)

pembelajaran daring, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik atau ciri pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan bantuan internet dengan menggunakan media elektronik, sehingga dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun serta pembelajaran daring ini bersifat terbuka.

Proses belajar mengajar daring/online atau jarak jauh tentu saja berbeda dengan belajar tatap muka, perbedaan yang paling esensi adalah adanya interaksi yang terbatas antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, interaksi hanya dapat dilakukan melalui media belajar seperti Google Form, Google Classroom, atau bahkan hanya melalui whatsap saja.

Dengan demikian guru hanya bertindak sebagai mediator dan fasilitator yang menyampaikan materi–materi pelajaran tanpa melihat langsung sisi psikologis siswa dalam proses belajar. Perbedaan selanjutnya adalah para guru tidak/dapat membentuk secara langsung suasana belajar yang nyaman agar para siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Padahal pembentukan suasana belajar merupakan hal yang penting dilakukan dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Kurniah, 2021).

(24)

Manfaat pembelajaran daring Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015), menjelaskan beberapa manfaat dari pembelajaran daring :

a) Meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran dan pelatihan.

b) Melalui penyelenggara pembelajaran dalam jaringan dapat meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu.

c) Pelatihan yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama akan menekan biaya penyelenggaraan pendidikan.

Menurut Hadisi dan Muna (2015), manfaat pembelajaran daring adalah:

a) Adanya kemudahan dan fleksibilitas belajar yang tinggi. Dimana, peserta didik dengan mudah mengakses bahan dan materi pembelajaran setiap saat dan dapat secara berulang-ulang.

b) Peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Dimana, penguasaan terhadap materi pembelajaran peserta didik dapat lebih maksimal.

Selain itu, manfaat pembelajaran daring khususnya dalam pembelajaran jarak jauh yaitu sebagai berikut :

a) Guru dan siswa dapat berinteraksi dengan mudah dan cepat melalui fasilitas aplikasi belajar tanpa dibatasi oleh tempat, jarak, dan waktu.

Secara reguler atau kapanpun kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.

b) Dengan pembelajaran daring materi pembelajaran dapat dengan mudah disimpan di komputer maupun handphone, sehingga siswa dapat

(25)

mempelajari materi ajar setiap saat dan dimana saja dan kapan saja serta dapat mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajarinya.

c) Mempercepat dan mempermudah akses dalam memperoleh banyak sumber informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya melalui internet.

d) Dengan adanya internet dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan diskusi antara guru dan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah terbatas bahkan pembelajaran massal.

e) Pembelajaran daring relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat, dan biaya.

Dapat disimpulkan manfaat dari proses pembelajaran daring diantaranya yaitu mempermudah proses pembelajaran karena dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang mampu meningkatkan interaksi, dan selain itu mudahnya mengakses materi pembelajaran serta mampu menjangkau peserta sisik dengan cakupan yang luas.

Dalam pembelajaran daring terdapat kelebihan dan kekurangan.

Menurut Suhery dkk, (2020) pembelajaran secara daring memiliki kelebihan diantaranya :

a) Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet secara kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

(26)

b) Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan terjadwal melalui internet.

c) Siswa dapat mengulang materi sat dan dimana saja apabila diperlukan.

d) Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang bisa diikuti dengan jumlah siswa yang banyak.

e) Siswa yang pasif bisa menjadi aktif.

f) Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya yang lebih jauh.

Menurut Suhery dkk, (2020) pembelajaran secara daring memiliki kekurangan diantaranya :

a) Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara pengajar dan siswa menjadi atau bahkan antara siswa itu sendiri.

b) Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis daripada sosial dan akademik.

c) Pembelajaran daring dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan guru melalui buku yang diberikan.

d) Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan CTI (Information Communication Technology).

e) Siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar cenderung gagal.

f) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah dengan listrik, telepon dan komputer.

(27)

Dari penjelasan di atas, adapun kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran daring antara lain mempermudah proses belajar mengajar, mengurangi biaya, materi pembelajaran yang mudah di akses, melatih peserta didik menjadi mandiri, serta mempermudah dalam pengumpulan tugas karena secara online. Tetapi ada juga kekurangan dari pembelajaran daring yaitu tidak adanya pengawasan dari guru karena pembelajaran tidak dilaksanakan secara face to face, siswa yang kurang mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya kurang tinggi maka akan menyebabkan siswa tersebut gagal dalam mencapai tujuan pembelajaran, serta tugas yang tidak terjadwal dan molor.

2. Kesulitan Belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dengan interaksi lingkungannya sendiri dan kemudian menghasilkan perubahan yang disadari pada dirinya. Perubahan yang disadari tersebut karena hasil belajar yang dipelajari berarti sudah sesuai, atau dengan kata lain perubahan yang disadari itu hasil yang dicapai secara maksimal saat belajar.

Artinya seseorang yang belajar akan mengalami perubahan dalam dirinya secara sadar tanpa di kontrol oleh dirinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jenuh artinya jemu atau bosan dengan pekerjaan yang selalu sama sepanjang tahun, karena semua orang pasti akan merasakan jenuh.

Artinya dengan peserta didik ketika mengalami kejenuhan maka kurang kenaikan hasil dalam belajar kaitannya dengan nilai mata pelajaran yang diperoleh peserta didik kurang maksimal (Tania, 2021).

(28)

Proses belajar bukan hanya karena faktor kemampuan dalam diri seseorang namun faktor-faktor dari luar pun ikut membentuk pola pikir sehingga memunculkan pola perilaku tertentu juga. Pola pikir seseorang dipengaruhi faktor-faktor yang ada disekitarnya termasuk dari lingkungan dan kebudayaan dimana ia tinggal. Termasuk sebagai masyarakat yang tinggal di Indonesia, maka pola pikir kita tentunya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang kita miliki. Kebudayaan lokal tentunya memiliki nilai-nilai luhur dan makna yang mendalam mengenai hidup manusia. Setiap individu tentunya memiliki kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Bahkan meski memiliki latar belakang dari suku, kebudayaan yang berbeda sekalipun, jika individu tersebut mau belajar dan memiliki ketekunan maka seharusnya dapat menguasai ilmu yang dipelajarinya (Hafiz, 2019).

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar sehingga kesulitan mencapai hasil belajar. Dengan kata lain kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana ketidaksesuaian kriteria standar yang telah ditetapkan terhadap kompetensi atau prestasi yang dicapai siswa (Syam,2021).

Keberhasilan dari model atau media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Dikutip dari semua sumber pembelajaran e- learning menjelaskan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. Adapun faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar umumnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

(29)

eksternal. Faktor internal adalah yang berhubungan segala sesuatu yang ada pada diri siswa, seperti intelegensi, bakat, kemampuan motorik dan panca indra. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar- mengajar, strategi belajar-mengajar, dan fasilitas belajar-mengajar serta tenaga pengajar (Habibah, 2020).

Kejenuhan belajar dapat mengakibatkan menurunnya konsentrasi dan daya serap dari intisari materi yang diberikan. Karena kejenuhan adalah letak titik buntu dari perasaan dan otak akibat tekanan belajar yang berkelanjutan.

Siswa ataupun mahasiswa cenderung bersikap sinis dan apatis terhadap pelajaran dengan ditunjukkan sikap kurang percaya diri dan menghindarinya serta tidak memahami pelajaran yang telah diterima (Arirahmanto, 2018).

Adapun keletihan belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: keletihan indra, keletihan fisik, dan keletihan mental (Muna, 2013). Keletihan indra dan fisik dapat dihilangkan dengan istirahat cukup, tetapi jika keletihan mental tidaklah mudah untuk diatasi. Oleh karenanya, keletihan mental menjadi faktor utama yang mengakibatkan kejenuhan belajar.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam :

a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

(30)

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belejar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi–materi pelajaran.

Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang peserta didik yang bersifat conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor internal), biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar sederhana dan tidak mendalam.

Sebaliknya, seorang peserta didik yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya (faktor eksternal) mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran (Maryani, 2018).

Menurut Ristiyani (2016) Faktor penyebab kesulitan belajar terdapat dalam beberapa indikator yaitu sebagai berikut :

1. Indikator Aspek Psikologi

Kesulitan belajar yang dipengaruhi oleh faktor psikologi yaitu kesulitan mengatur waktu belajar (difficulty in budgeting time), ketidaktahuan mengenai standar tugas yang harus dipenuhi (unfamiliar standards of work), dan kebiasaan membaca yang lambat (slow reading habits).

2. Indikator Aspek Sosial

(31)

Aspek sosial merupakan keadaan sekitar siswa, baik lingkungan keluarga, lingkungan kelas, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan sosial yang kondusif akan berefek positif terhadap kegiatan belajar demikian sebaliknya. Lingkungan sosial yang kurang kondusif salah satunya akan mempengaruhi konsentrasi dan perhatian siswa dalam belajar.

3. Indikator Aspek Sarana dan Prasarana

Indikator ini merupakan indikator terendah. Sarana dan prasarana dapat berupa buku–buku pelajaran, alat praktikum, alat tulis menulis, ruangan kelas, laboratorium, dan sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa.

Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh alat-alat pelajaran yang memadai dan sarana yang baik.

4. Indikator Aspek Metode Belajar

Metode belajar ini juga dipengaruhi oleh metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang digunakan guru sangat berperan terhadap tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Oleh karena itu pemilihan metode mengajar harus disesuaikan dengan kondisi siswa, kondisi sekolah, dan kebutuhan pelajaran.

5. Indikator Aspek Guru

Indikator guru merupakan indikator tertinggi yang mempengaruhi kesulitan belajar sebab peran seorang guru sangat mempengaruhi siswa

(32)

dalam belajar. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran salah satunya adalah kualitas guru. Sikap dan kepribadian guru, dasar pengetahuan dalam pendidikan, penguasaan teknik-teknik mengajar, dan kemampuan menyelami alam pikiran setiap individu siswa merupakan hal yang sangat penting.

Tabel. 2.1. Indikator Aspek Kesulitan Belajar

No Indikator

1. Indikator Aspek Psikologi 2. Indikator Aspek Sosial

3. Indikator Aspek Sarana dan Prasarana 4. Indikator Aspek Metode Belajar 5. Indikator Aspek Guru

Sumber : Ristiyani (2016)

Adapun jenis metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Kuantitatif. Menurut Arikunto (2006) metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan hasilnya. Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi sekarang. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik

(33)

wawancara, angket dan observasi terhadap siswa untuk mengumpulkan informasi dan data. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi serta menyebar angket dengan populasi siswa kelas X IPA SMAN 4 Jeneponto guna memperoleh data yang dibutuhkan, untuk selanjutnya data dianalisis serta dideskripsikan hingga memperoleh jawaban dari pertanyaan (Rafendi, 2020).

Hal tersebut didukung oleh adanya gejala-gejala yang muncul dan menunjukkan bahwa siswa mengalami kejenuhan belajar yaitu banyaknya keluhan yang dilontarkan baik melalui percakapan pribadi maupun postingan media sosial yang mereka miliki. Situasi pandemi yang mengharuskan untuk tetap di rumah saja menambah kejenuhan mahasiswa. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa SMAN 4 Jeneponto tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis pembelajaran daring terhadap kejenuhan belajar siswa Kelas X IPA khususnya selama masa pandemi Covid-19.

3. Penelitian yang Relevan

Berikut merupakan beberapa hasil penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Syam Ilham pada tahun 2021, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesulitan belajar murid terhadap pembelajaran daring di SDN 015 Inpres Lampoko Kabupaten Polman yaitu sebagian murid tidak memilik00i fasilitas atau handphone untuk mengakses pembelajaran daring dikarenakan keadaan murid yang kurang mampu, jaringan internet yang terkadang kurang stabil karena berada di

(34)

daerah yang kurang mendukung jaringannya, sulit fokus dalam pembelajaran daring karena murid tidak terlalu memahami materi yang diajarkan oleh guru.

b. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 oleh Widyawati Ita.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diketahui bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern, faktor intern terdiri dari kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Irwan Ratnasari pada tahun 2021, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesulitan belajar siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa dalam mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi zoom meeting pada masa pandemi covid-19 dipengaruhi oleh lima faktor yaitu faktor finansial berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 33.33% termasuk ke dalam kategori sedang.

Faktor fitur dan layanan zoom berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 25% termasuk dalam kategori sedang. Faktor jaringan berpengaruh dalam pembelajaran daring sebesar 20% termasuk dalam kategori rendah.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Ristiyani, dkk (2016), menunjukkan bahwa kesulitan belajar kimia siswa di SMAN X Kota Tangerang Selatan dalam mengikuti pembelajaran daring kimia menunjukkan persentase skor rata-rata sebesar 70,15 yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan

(35)

rata-rata untuk indikator yang terindentifikasi menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran kimia diantaranya faktor fisiologis (jasmani/panca indera), psikologi, aspek sosial, sarana dan prasarana, metode belajar dan guru.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha Purnama Putra, Universitas Muhammadiyah Cirebon Indonesia tahun (2020) dimana persamaan dalam penelitian ini yaitu mengkaji aplikasi Zoom Meeting terhadap proses pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami guru dan siswa umumnya yaitu kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai manajemen pembelajaran daring dan kurang stabilnya koneksi jaringan internet.

f. Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2021) dengan judul “Pembelajaran Daring dan Kajian Dampak Pandemi Covid-19 di sekolah Dasar di Kecamatan Muncar” adapun hasil penelitian tersebut adalah pembelajaran daring di SD Kecamatan Muncar sudah berjalan dengan menggunakan aplikasi Zoom, Whatsapp, dan Google Classroom. Dampak positif adanya Covid-19 ini mengajak Pendidik, murid, dan orang tua siswa untuk mengenal teknologi lebih dalam. Namun lebih banyak dampak negatif yang diperoleh, pendidik dituntut untuk mencapai target kompetensi melalui pembelajaran daring ini, namun kenyataannya untuk mencapai target tersebut masih memiliki begitu banyak kendala, misalnya kurangnya respon murid dalam proses pembelajaran, kurangnya umpan

(36)

balik materi oleh murid kepada pendidik yang memberikan materi, murid kurang mampu memahami materi yang diberikan oleh pendidik, kurangnya alat komunikasi membuat peserta didik lambat dalam mengumpulkan tugas yang diberikan, kurangnya akses internet sehingga penjelasan yang pendidik berikan kurang dipahami oleh murid yang terkendala akses internet.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama- sama melakukan penelitian tentang pembelajaran daring, dengan tujuan untuk menjelaskan analisis kesulitan belajar siswa kelas X pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19.

g. Penelitian yang dilakukan oleh Sialahi dan Hartono (2020) dengan judul

“Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Di masa Pandemi Covid-19 : Studi kasus pada Siswa SD Islam Terpadu Prima Mandiri”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Kesulitan-kesulitan yang dialami murid dalam dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, abnormalitas presepsi visual, gangguan hubungan keruangan, dan asosiasi visual motorik . oleh karena itu, dalam situasi pandemi ini peran aktif antara orang tua dan sekolah menjadi sangat penting, mengingat usia siswa masih sangat membutuhkan pengawasan dalam penggunaan gadget, dan laptop untuk menunjang proses pembelajaran daring menjadi efektif dan efisien.

(37)

Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang analisis kesulitan belajar siswa di masa pandemi covid- 19, dengan tujuan mendeskripsikan kesulitan-kesulitan belajar siswa.

h. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2021) dengan judul “Analisis Kesulitan Pembelajaran Daring yang dialami Guru dan Peserta Didik pada mata pelajaran tema 4 KD 3.10 di kelas III Sekolah Dasar”. Dengan tujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar online yang dialami oleh guru dan siswa dalam bahasa Indonesia. Adapun hasil yang diperoleh yaitu menunjukkan bahwa kesulitan pembelajaran online yang dialami oleh siswa sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengkonstruk dirinya sendiri dan terkendala secara teknis.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama meneliti tentang analisis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu dimana pada penelitian ini mengkaji kesulitan pembelajaran daring yang berfokus pada guru dan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengkaji kesulitan pembelajaran daring yang berfokus pada siswa kelas X IPA mata pelajaran Biologi.

Kedelapan penelitian tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk mengadakan penelitian sejenis yaitu menggali kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X IPA SMA Negeri 4 Jeneponto.

(38)

B. Kerangka Pikir

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar sehingga kesulitan mencapai hasil belajar. Dengan kata lain kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana ketidak sesuaian kriteria standar yang telah ditetapkan terhadap kompetensi atau prestasi yang dicapai siswa (Syam, 2021).

Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran dalam jaringan menggunakan metode jarak jauh. Melalui video conference siswa dan guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan tatap muka dan berkomunikasi.

Selain itu siswa juga bisa mendapatkan materi dari guru dengan mengunduh dalam suatu aplikasi tertentu dan mengirimkan tugas yang diberikan melalui internet. Meskipun pembelajaran daring saat menjadi solusi di masa pandemi Covid-19, namun juga memiliki kendala dan kekurangan dalam pelaksanaannya.

Pembelajaran biologi secara daring tertentu menimbulkan kesulitan belajar yang berbeda-beda bagi setiap siswa. Kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda dapat mempengaruhi belajar siswa. Hal ini dikarenakan kesulitan belajar siswa yang muncul dari siswa berasal dari pengamatan dan pengalaman mereka saat proses pembelajaran daring.

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran biologi karena materi sulit dipahami apalagi dilakukan dalam

(39)







Kesulitan Belajar

Indikator Aspek Psikologi Indikator Aspek Sosial Indikator

Prasarana

Aspek Sarana dan

 Indikator Aspek Metode Belajar

 Indikator Aspek Guru

Pembelajaran Daring

pembelajaran daring. Saat proses pembelajaran guru mengatakan bahwa sedikit siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang kurang dipahami, siswa hanya fokus untuk mengabsen saja tidak pada materi yang ditampilkan guru. Dan hasil wawancara dengan guru biologi mengatakan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto beberapa siswa memiliki nilai rendah, hal ini disebabkan ketika diberikan tugas banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya. Adapun kerangka pikir pada penelitian ini akan dijelaskan pada bagan berikut :

Gambar. 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan uraian di atas, maka hipotesis sebagai dugaan sementara dalam penelitian ini yaitu “Kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto”.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian ini bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan hasilnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dengan menggunakan angket, wawancara dan observasi. Angket dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan pendapat siswa mengenai apa saja kesulitan serta faktor-faktor yang menghambat siswa kelas X IPA 1, 2 dan 3 dalam mengikuti pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Jeneponto Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di SMA Negeri 4 Jeneponto sebanyak 102 orang yaitu sebagai berikut:

29

(41)

Tabel 3.1 Populasi SMA Negeri 4 Jeneponto

Kelas Jumlah siswa

X IPA 1 33 orang

X IPA 2 35 orang

X IPA 3 35 orang

Sumber : SMA Negeri 4 Jeneponto

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik.

Sampling Jenuh. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas X IPA SMA Negeri 4 Jeneponto, yang terdiri dari kelas X IPA 1, 2 dan 3.

D. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, dilakukan teknik pengumpulan data dengan wawancara, Angket serta dokumentasi pada siswa IPA pada mata pelajaran Biologi di SMAN 4 Jeneponto yang melaksanakan pembelajaran daring.

Wawancara dan penyebaran angket dilakukan secara langsung pada siswa kelas X IPA 1, 2 dan 3 SMA Negeri 4 Jeneponto. Dokumentasi dilakukan agar mendapatkan data yang lengkap, seperti dokumen tentang tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran daring.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu :

(42)

1. Tahap Persiapan

a. Observasi ke sekolah yang akan digunakan untuk penelitian

b. Meminta surat permohonan izin penelitian ke FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada SMA Negeri 4 Jeneponto

d. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru kelas SMA Negeri 4 Jeneponto dalam rangka observasi untuk mengetahui aktifitas dan kondisi dari lokasi atau objek penelitian

e. Mengajukan instrumen penelitian yaitu berupa lembar wawancara untuk siswa dan observasi.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan wawancara dan menyebar angket kepada siswa yang sudah di tetapkan sebagai sampel.

b. Mengumpulkan data hasil wawancara dan angket siswa.

c. Menutup kegiatan penelitian dengan berterima kasih.

3. Tahap Akhir / Evaluasi

a. Menganalisis hasil wawancara dan angket siswa yang dijadikan sampel.

b. Mengumpulkan data hasil wawancara dan angket siswa.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pedoman wawancara

(43)

Pedoman wawancara merupakan pedoman yang digunakan untuk membantu peneliti melakukan wawancara kepada siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap kesulitan belajar daring. Untuk mempermudah peneliti dalam wawancara, pedoman wawancara dibuat berdasarkan kisi-kisi dari indikator yang ada.

Tabel 3.2 Instrumen Pedoman Wawancara

No Indikator Kisi-kisi

1. Aspek Psikologi Kondisi siswa saat pembelajaran daring.

2. Aspek Sosial Bagaimana lingkungannya apakah mendukung siswa tersebut dalam pembelajaran daring, misalnya peran orangtua

3. Aspek Prasarana

Sarana dan Kondisi jaringan internet Ketersediaan kuota internet Ketersediaan gadget/gawai 4. Aspek Metode Belajar Metode belajar yang digunakan

selama pembelajaran daring

5. Aspek Guru Kejelasan

diberikan guru

informasi yang

Akses komunikasi dengan guru

2. Angket

Dalam penelitian ini instrument untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan angket. Angket diisi menurut pendapat setiap siswa

(44)

terhadap kesulitan belajar pada pembelajaran daring. Untuk mempermudah peneliti dalam membuat angket, angket dibuat berdasarkan kisi-kisi dari indikator yang ada.

Tabel 3.3 Instrumen Angket Penelitian

Variabel Aspek Indikator Item Soal Jumlah Positif Negatif

Analisis Kondisi siswa 1,3,5 2,4,6 6

Kesulitan Psikologi selama

Belajar pembelajaran

Siswa Pada daring.

Pembelajar an Daring

Masa Pandemi Covid-19

Kelas X SMAN 4 Jeneponto

Sosial

Bagaimana kondisi lingkungan apakah mendukung siswa tersebut dalam pembelajaran daring.

7,9 8,10,11 5

Sarana

Kondisi jaringan internet,

13,16,18, 21

12,14,1 5,17,19

11

dan ketersediaan kuota ,20,22

Prasarana internet dan ketersediaan

gadget/gawai.

Metode belajar 23,25 24,26 4 Metode yang digunakan

Belajar selama pembelajaran daring.

Kejelasan 27,29 28,30 4

Guru informasi yang diberikan guru dan akses komunikasi dengan guru.

JUMLAH SOAL

30

(45)

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Jawaban Angket

Butir Soal

Tally

SS S N/R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

3. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan pedoman bagi peneliti untuk mengamati hal–hal yang akan diamati mengenai proses belajar mengajar di sekolah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket dan dokumentasi. Uraian teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara, merupakan kegiatan Tanya jawab secara lisan untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan belajar siswa terhadap pembelajaran daring masa pandemi covid-19, kegiatan ini menggunakan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini melakukan wawancara langsung kepada guru biologi dan siswa untuk mendapatkan informasi yang memperkuat penelitian ini.

(46)

2. Angket, merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah terhadap kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19.

3. Dokumentasi, merupakan salah satu cara mengumpulkan informasi yang menghasilkan catatan–catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi yang dimaksud adalah dokumentasi nilai hasil belajar biologi siswa.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif menggunakan persentase, Suharsimi Arikunto (2002). Jenis penelitian ini memperoleh angka-angka dari angket penelitian yang kemudian dijumlahkan dan dikelompokkan sesuai instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini juga peneliti mendeskripsikan hasil wawancara siswa. Dan peneliti akan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif, kemudian nantinya diperoleh skor. Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dan dijumlahkan skor hasil penilaiannya.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan telah diketahui hasil dari penilaiannya, kemudian dikategorikan menjadi 5 yaitu “sangat tinggi”,

“tinggi”, “sedang”, “rendah”, dan “sangat rendah”. Kelima kategori tersebut adalah penentuan menurut Anas Sudijono (2011) sebagai berikut:

(47)

Tabel 3.5 Kategori Kesulitan Belajar.

Interval Kategori

X ≥ M+1,5 SD Sangat Tinggi

M + 0,5 SD ≤ X< M + 1,5 SD Tinggi M – 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Sedang M – 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD Rendah

X < M – 1,5 SD Sangat Rendah Sumber: Anas Sudijono, (2011)

Keterangan:

X = Skor

SD = Standar Deviasi M = Rata-Rata

Selanjutnya perolehan angka dari masing-masing siswa diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif. Angka yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif. Teknik analisis tersebut digunakan untuk mengubah angka menjadi sebuah kalimat. Menurut Suharsimi Arikunto (2001) berikut rumus untuk menentukan sebuah persentase :

P =ƒ 𝑥100%

𝑁

Keterangan : P = Persentase f = frekuensi N = Jumlah Siswa

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang ditampilkan yaitu perolehan angket dan hasil wawancara penelitian dari siswa kelas X sebanyak 103 orang di SMA Negeri 4 Jeneponto. Sampel angket yaitu 103 orang dan wawancara yaitu 15 orang, 5 orang perwakilan setiap kelas. Penelitian kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 di SMA Negeri 4 Jeneponto terdiri dari lima indikator aspek kesulitan belajar, yaitu aspek psikologi, aspek sosial, aspek sarana dan prasarana, aspek metode belajar, serta aspek guru. Berdasarkan perolehan hasil olah data angket dari keseluruhan indikator aspek kesulitan belajar, maka didapatkan nilai maksimal yaitu sebesar 12, nilai minimal yaitu 71 dan nilai rata-rata sebesar 88,845. Agar memudahkan pendeskripsian data, kemudian dilakukan pengkategorian yang mencakup pengkategorian seluruh jawaban siswa dan pengkategorian setiap faktornya.

Tabel 4.1 Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Indikator Aspek Psikologi.

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tinggi X ≥ 20 15 14,56

2. Tinggi 18-19 30 29,12

3. Sedang 16-17 35 33,98

4. Rendah 14-15 23 22,33

5. Sangat Rendah X < 14 0 0

Jumlah 103 100

(Dapat dilihat pada lampiran E.1 halaman : 93)

(49)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari skor tertinggi dari pengisian angket kesulitan belajar pada indikator aspek psikologi, diperoleh 15 orang siswa yang memiliki skor sangat tinggi, 30 orang siswa yang memiliki skor tinggi, 35 orang siswa yang memiliki skor sedang, 23 orang yang memiliki skor rendah, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor sangat rendah. Selanjutnya untuk menghitung persentase dari masing- masing skor yang terdiri dari skor sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, yaitu jumlah frekuensi setiap skor dibagi dengan jumlah seluruh siswa kelas X IPA yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 103 orang kemudian dikali 100%.

Tabel 4.2 Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Indikator Aspek Sosial

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tinggi X ≥ 18 22 21

2. Tinggi 16 – 17 25 24

3. Sedang 14 – 15 31 30

4. Rendah 12 – 13 18 17,5

5. Sangat Rendah X < 12 7 7

Jumlah 103 100

(Dapat dilihat pada lampiran E.2 halaman : 94)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dari dari pengisian angket kesulitan belajar pada indikator aspek sosial, diperoleh 22 orang siswa yang memiliki skor sangat tinggi, 25 orang siswa yang memiliki skor tinggi, 31 orang siswa memiliki skor sedang, 18 orang siswa memiliki skor rendah, 7 orang siswa memiliki skor sangat rendah.

(50)

Selanjutnya menghitung persentase dari masing-masing skor yang terdiri dari skor sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, yaitu jumlah frekuensi setiap skor dibagi dengan jumlah seluruh siswa kelas X IPA yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 103 orang kemudikan dikali 100%.

Tabel 4.3 Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Indikator Aspek Sarana & Prasarana

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tinggi X ≥ 43 13 13

2. Tinggi 37 – 42 10 10

3. Sedang 31 – 36 55 53.39

4. Rendah 25 – 30 25 24,27

5. Sangat Rendah X < 25 0 0

Jumlah 103 100

(Dapat dilihat pada lampiran E.3 halaman : 95)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari skor tertinggi dari pengisian angket kesulitan belajar pada indikator aspek sarana dan prasarana, diperoleh 13 orang siswa yang memiliki skor sangat tinggi, 10 orang siswa memiliki skor tinggi, 55 orang siswa memiliki skor sedang, 25 orang siswa memiliki skor rendah, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor sangat rendah. Selanjutnya menghitung persentase dari masing- masing skor yang terdiri dari skor sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, yaitu jumlah frekuensi setiap skor dibagi dengan jumlah

(51)

seluruh siswa kelas X IPA yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 103 orang kemudian dikali 100%.

Tabel 4.4 Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Indikator Metode Belajar

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tinggi X ≥ 15 13 13

2. Tinggi 13 – 14 29 28

3. Sedang 11 – 12 37 36

4. Rendah 9 – 10 14 13

5. Sangat Rendah X < 9 10 10

Jumlah 103 100

(Dapat dilihat pada lampiran E.4 halaman : 96)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dari skor tertinggi dari pengisian angket kesulitan belajar pada indikator aspek metode belajar, diperoleh 13 orang siswa yang memiliki skor sangat tinggi, 29 orang siswa yang memiliki skor tinggi, 37 orang siswa yang memiliki skor sedang, 14 orang siswa yang memiliki skor rendah, 10 orang siswa yang memiliki skor sangat rendah. Selanjutnya untuk menghitung persentase dari masing- masing skor yang terdiri dari skor sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, yaitu jumlah frekuensi setiap skor dibagi dengan jumlah seluruh siswa kelas X IPA yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 103 orang kemudian dikali 100%.

Tabel 4.5 Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Aspek Guru

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

(52)

(%)

1. Sangat Tinggi X ≥ 14 18 17,47

2. Tinggi 12 – 13 28 27,18

3. Sedang 10 – 11 27 26,21

4. Rendah 8 – 9 20 19,41

5. Sangat Rendah X < 8 10 9,70

Jumlah 103 100

(Dapat dilihat pada lampiran E.5 halaman : 97)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat dari skor tertinggi dari pengisian angket kesulitan belajar pada indikator aspek guru, diperoleh 18 orang siswa yang memiliki skor sangat tinggi, 28 orang siswa memiliki skor tinggi, 27 orang siswa yang memiliki skor sedang, 20 orang siswa memiliki skor rendah, 10 orang siswa yang memiliki skor sangat rendah.

Selanjutnya menghitung persentase dari masing-masing skor yang terdiri dari skor sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, yaitu jumlah persentase setiap skor dibagi dengan jumlah seluruh siswa kelas X IPA yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 103 orang kemudian dikali 100%.

Berdasarkan hasil penelitian pengkategorian pada tabel kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X di SMA Negeri 4 Jeneponto yang kemudian akan dicari nilai rata-rata pada setiap indikator aspeknya. Dimana dalam mencari nilai rata-rata yaitu dengan menjumlah keseluruhan data kemudian dibagi dengan banyaknya data, sehingga menghasilkan nilai rata-rata. Setelah dilakukan analisis data, maka didapatkan peroleh nilai rata-rata setiap indikator aspeknya, dimana pada indikator aspek psikologi sebanyak 20% indikator aspek sosial sebanyak 20% indikator aspek sarana & prasarana sebanyak 20%

(53)

indikator aspek metode belajar sebanyak 20% dan indikator aspek guru sebanyak 20 %

Tabel 4.6 Kategori Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPA Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19

No Faktor Rata-rata kategori

1. Psikologi 25 % Sedang

2. Sosial 20 % Rendah

3. Sarana & Prasarana 25 % Sedang

4. Metode Belajar 20 % Rendah

5. Guru 20 % Rendah

(Dapat dilihat pada lampiran E.6 halaman : 98)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat dari rata-rata persentase setiap indikator aspek dari pengisian angket kesulitan belajar, diperoleh 25% siswa yang memiliki kecenderungan pada indikator aspek psikologi, 20% siswa yang memiliki kecenderungan pada indikator aspek sosial, 25% siswa yang memiliki kecenderungan pada indikator aspek sarana dan prasarana, 20% siswa yang memiliki kecenderungan pada indikator metode belajar, 20% siswa yang memiliki kecenderungan pada indikator aspek guru. Selanjutnya, untuk menghitung rata-rata persentase dari masing-masing indikator aspek yaitu jumlah sampel dibagi dengan kategori skor penilaian angket yang terisi dan dikali dengan 100%.

B. Pembahasan

(54)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti berdasarkan angket dan wawancara akan dibahas satu persatu yaitu :

1. Angket

Dari perolehan analisis data penelitian bahwa kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto berdasarkan hasil rekapitulasi angket indikator aspeknya yaitu, pada indikator aspek psikologi sebanyak (25%) sedang, indikator aspek sosial sebanyak (20%) rendah, indikator aspek sarana &

prasarana sebanyak (25%) sedang, indikator aspek metode belajar sebanyak (20%) rendah dan indikator aspek guru sebanyak (20%) rendah.

a. Aspek Psikologi

Kesulitan belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto pada aspek psikologi diperoleh nilai rata-rata sebanyak (25%) dimana jika dikategorikan termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil perolehan data membuktikan bahwa hasil penelitian ini berimbang dengan hipotesis yaitu indikator aspek psikologi mempengaruhi kesulitan belajar pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 kelas X SMA Negeri 4 Jeneponto.

Pada aspek psikologi ini seperti kondisi siswa selama pembelajaran daring, dimana hampir seluruh siswa kelas X IPA mengalami kesulitan belajar daring karena siswa kelas X yang notabenenya merupakan siswa peralihan dari jenjang SMP ke jenjang SMA kegiatan belajar di sekolah merupakan usaha yang sangat berat dan perlu adaptasi, baik dengan sekolah maupun dengan mata pelajaran yang belum pernah didapatkan sebelumnya, seperti yang dialami siswa yaitu tugas yang terlalu banyak serta bosan belajar sendiri di rumah dan ada juga siswa yang senang karena bisa belajar dirumah dengan mandiri. Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata frekuensi jumlah siswa pada indikator aspek psikologi terdapat pada kategori sedang dimana ada 35 siswa dari jumlah sampel yang mengalami indikator aspek

Referensi

Dokumen terkait

lxv.. hukum terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Selain itu masyarakat juga lebih memehami korelasi antara PERPU Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua

Judul Tesis : HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI DI SMK NAMIRA TECH MEDAN TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Seri Wahyuni Harahap.. NomorIndukMahasiswa :

DAMPAK PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN BANDAR UTAMA KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

Penanaman sikap disiplin dalam ekstrakurikuler dilaksanakan dengan pemberian hukuman kepada siswa yang tidak disiplin namun tidak ada penghargaan khusus untuk siswa

Berdasarkan penjelasan di atas, pertama, JOINT menjadi satu-satunya gerakan kerelawanan di Indonesia dan pertama kali yang mengusung bakal calon walikota dan wakil

Dari 79 orang pasien pasca pemulihan gizi buruk yang ditelusuri berusia Balita, 60 orang (75.9 %) dapat menjadi sampel pada penelitian ini, sedangkan lainnya tidak dapat

Qualitative benefits of standards merupakan manfaat dari penerapan standar pada suatu objek penelitian yang tidak terkait dengan value drivers objek penelitian dan

Dapat pula dipahami bahwa menikah dengan satu istri (monogami) merupakan hukum asal dalam perkawinan menurut syariat Islam. Dengan monogami kehidupan rumah tangga suami istri