• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASIFIKASI KOLOID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KLASIFIKASI KOLOID"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIF

KLASIFIKASI

IKASI KOLOID

KOLOID

1.

1. KOLOID SOLKOLOID SOL

A.

A. Sol padat (padat-padat)Sol padat (padat-padat)

Sol padat 

Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zatpadat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh:' logam paduan, kaca berwama, i

fase padat. Contoh:' logam paduan, kaca berwama, intan hitam, danntan hitam, dan baja.

baja.

LOGAM PADUAN LOGAM PADUAN Lo

Logam gam padpaduauan n yaiyaitu tu loglogam am camcampupuran ran dardari i dua dua macmacam am loglogam am ataatauu le

lebibih h yayang ng didicacampmpur ur sasatu tu sasama ma lalain in dadalalam m kekeadadaaaan n cacairir,, sehinggasehingga mempunyai sifat-sifat :

mempunyai sifat-sifat :

1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya. 1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya. 2). Kekuatan tarik dapat

2). Kekuatan tarik dapat diperbesar diperbesar  3). Daya pemuaian dapat dikurangkan 3). Daya pemuaian dapat dikurangkan 4)

4). . TiTititik k lelebubur r dadapapat t diditutururunknkan an atatau au dindinaiaikkkkan an didibabandndining g lologagam-lm-logogamam asalnya.

asalnya.

Macam-macam logam paduan yaitu: Macam-macam logam paduan yaitu: 1). Paduan tuang

1). Paduan tuang

2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan 2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan logam berat dan paduan logam ringan.

logam berat dan paduan logam ringan.

Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai berikut

berikut..

a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dan a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dan sedikit tambahan timbal.

sedikit tambahan timbal.

b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, tim

b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan timbal.ah, sedikit seng dan timbal. c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dan c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dan sebagainya.

sebagainya.

d). Paduan seng untuk alat-alat ukur

(2)

KACA BEWARNA

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Dipandang dari segi fisika, kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur  partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair  namun berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silica tidak sempat menyusun siri secara teratur.

Dari segi kimia kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas disbanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silica (SiO2) dan

proses pembentukannya.

Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah : 1. Padatan amorf (short range order)

2. Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair  3. Tidak memiliki titik lebur yang pasti (lebih besar dari 1012 Pa..s)

4. Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hydrogen fluorida, karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium

5. Efektif sebagai isolator 

6. Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan

Kaca biasa mempunyai campuran bahan lain untuk mengubah cirinya. Kaca bertimah hitam adalah lebih berkilauan, karena peningkatan index pantulannya, sementara boron ditambah bagi mengubah ciri terma dan elektriknya, seperti pyrex. Menambah barium juga meningkatkan indeks pantulannya, dan serium digunakan dalam kaca yang menyerap tenaga infra. Logam oksida juga ditambah bagi menukarkan warna kaca. Peningkatan soda atau potash menurunkan lagi tahap lebur, sementara mangan ditambah bagi menyingkirkan warna yang tidak dikehendaki. Kaca berwarna dihasilkan dengan bercampur dengan sedikit oksida logam peralihan. Misalnya oksida mangan akan menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida kobalt memberikan warna biru.

(3)

B. Sol cair (padat-cair)

Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.

CAT

Cat termasuk koloid karena komponen penyusun cat tidak dapat dipisahkan dengan cara biasa dan tidak terdapat bidang batas yang jelas jika dilihat dengan mata telanjang. tapi batas antara cat dapat dilihat dengan mikroskop ultra.

Bukti cat bersifat koloid dapat diketahui dengan :

masukkan cat ke dalam tabung bening lalu senter cat maka cahaya akan senter akan tembus bidang cat karena terdapat efek tyndall.

efek tyndall adalah penghamburan cahaya yang disebabkan oleh gerakan partikel partikel dalam koloid itu sendiri.

TINTA

Terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).

C. Sol gas (padat-gas)

Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh: asap dan debu.

(4)

2. KOLOID EMULSI

Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:

A. Emulsi padat (cair-padat)

Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan m edium fase

padat. Contoh: mentega, keju, jeli/agar-agar, dan mutiara.

MENTEGA

 Aplikasi koloid dalam industri makanan contohnya mentega. Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus

lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

Mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa

penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam

mentega juga ditambahkan vitamin, zat pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi.

KEJU

Keju merupakan suatu sistem koloid jenis emulsi. Menurut Elaine(2006) sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase

(5)

dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair. Emulsi dapat terbentuk karena adanya koloid lain (emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi. Keju dibuat dengan cara

koagulasi (penggumpalan) kasein susu membentuk dadih atau

curd(Koswara,2007). Penggumpalan kasein dapat juga dilakukan dengan fermentasi bakteri asam laktat.

Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur  pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul. Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi.

Berikut langkah-langkah berbeda dalam pembuatan keju

• Pasteurisasi

Susu yang diperuntukkan untuk keju mentah (keju segar) harus dipasteurisasi. Secara tradisional, bahan-bahan kimia tertentu telah

ditambahkan dalam susu keju sebelum produksi. Hal ini untuk mencegah “blowing” dan perkembangan rasa tidak enak yang disebabkan oleh bakteri tahan panas dan pembentuk spora (terutama Clostridium tyrobutyricum). Bahan kimia yang paling sering digunakan adalah sodium nitrat (NaNO3), tetapi pada produksi keju Emmenthal , hidrogen peroksida (H2O2) juga digunakan.

• Rennet

Penggumpalan kasein merupakan proses dasar dalam pembuatan keju. Hal ini umumnya dilakukan dengan rennet, tetapi enzim proteolitik yang lain juga bisa digunakan, dan juga pengasaman kasein ke titik iso-elektrik (pH 4.6-4.7). Prinsip aktif pada rennet adalah enzim yang disebut chymosine , dan

penggumpalan terjadi dengan singkat setelah rennet ditambahkan ke dalam susu.

(6)

AGAR-AGAR

 Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan

merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar  dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan.

Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar  dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat—cair. Kisi-kisi ini

dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat

pergerakan molekul obyek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan.

B. Emulsi cair (cair-cair)

Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan kelapa.

SUSU

Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran

seperti inilah yang disebut larutan.

Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis

campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang

(7)

tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.

Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi

(bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air  dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.

Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air 

MINYAK IKAN

Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan tepung ikan dan ikan kaleng sering banyak mengandung banyak kotoran. kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak

(fosfatida dan karbohidrat) dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan (Irianto, 2002).

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode

ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet Rendering dan ekstraksi dengan silase.

(8)

Pada praktikum minyak ikan dilakukan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi pemasakan dan pengeringan dengan mengguanakan uap panas pada keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk

memisahkan tepung dan minyak ikan (Piggot, 1967 dalam Hakim, 1995)

 YOGHURT

 Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat  juga populer.

MAYONESE

C. Emulsi gas (cair-gas)

Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh: obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.

3. KOLOID BUIH

Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:

A. Buih padat (gas-padat)

Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa  jok dan batu apung.

(9)

BUSA

Busa adalah sebuah substansi yang terbentuk dengan menjebak banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat. Busa bisa pula merujuk ke busa kuantum. Sering pula istilah ini dikaitkan dengan busa poliuretan (karet busa), gabus sintetis maupun busa manufaktur lainnya. Busa bisa pula dianggap sebagai sejenis koloid.

BATU APUNG

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,

mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.

Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di

dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi.

B. Buih cair (gas-cair )

Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok.

(10)

Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni seperti dalam tabel berikut.

no

Fase Terdispersi Fase Pendispersi

Nama Koloid

Contoh

1

gas

cair

buih,

deterjen

buih sabun, shampoo,

krim kocok

2

gas

padat

busa padat

karet busa, batu apung

3

cair

gas

aerosol

cair

kabut

4

cair

cair

emulsi

susu, santan, minyak

ikan, es krim

5

cair

padat

emulsi padat

mutiara, jeli, keju

6

padat

gas

aerosol padat

asap, debu

7

padat

cair

sol

cat, tinta, larutan

agar-agar 

8

padat

padat

sol padat,

logam

kaca berwarna,

Referensi

Dokumen terkait

Sistem koloid dari zat padat atau cair dalam medium pendispersi gas adalah..a. Contoh system koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar

Buih sabun atau detergen merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair sehingga disebut buih. Limbah akibat detergen sulit diuraikan

Koloid merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut medium pendispersi.. Baik

Fase demonstrasi, guru melakukan demonstrasi mengenai contoh perbedaan koloid, larutan, suspensi, aerosol, emulsi, sol, buih, busa (siklus I) dan contoh sifat koloid efek

Fase demonstrasi, guru melakukan demonstrasi mengenai contoh perbedaan koloid, larutan, suspensi, aerosol, emulsi, sol, buih, busa (siklus I) dan contoh sifat koloid efek

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut  aerosol padat , jika zat

Kestabilan koloid dapat disebabkan oleh: adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid dan adanya fase terdispersi yang afinitasnya lebih tinggi daripada medium