• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Koloid Part 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Koloid Part 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. Judul PercobaanJudul Percobaan : : KoloidKoloid II.

II. Hari/ Tanggal percobaan dimulaiHari/ Tanggal percobaan dimulai : : Selasa, Selasa, 27 27 Februari Februari 20182018 Pukul 13:00 WIB

Pukul 13:00 WIB III.

III. Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal percobaapercobaan selesain selesai : : Selasa, Selasa, 27 27 Februari Februari 20182018 Pukul 15:30 WIB

Pukul 15:30 WIB IV.

IV. Tujuan PercobaanTujuan Percobaan :: 1.

1. Mengetahui cara pembuatan koloidMengetahui cara pembuatan koloid 2.

2. Mengetahui sifat-sifat koloidMengetahui sifat-sifat koloid V.

V. Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zatdua zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi atau pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran atau pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, mauun tebal

yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, mauun tebal dari suatudari suatu  partikel. Keadaan

 partikel. Keadaan koloid merupakan koloid merupakan keadaan antara keadaan antara suatu lasuatu larutan dan rutan dan suatusuatu suspensi. Bila suatu bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984). suspensi. Bila suatu bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984).

Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom, ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak atom, ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dala

mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dala m suatu mediumm suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu disperse (sebaran) koloid atau sistem sinambung, sehingga dihasilkan suatu disperse (sebaran) koloid atau sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu, dan kabut merupakan contoh yang koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu, dan kabut merupakan contoh yang dikenal. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai dikenal. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebar) dan m

zat terdispersi (tersebar) dan materi kontinu dalam ateri kontinu dalam mana partikel mana partikel itu tersebaritu tersebar disebut zat pendispersi atau medium pendipersi (Arsyad, 2001).

disebut zat pendispersi atau medium pendipersi (Arsyad, 2001).

Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas  permukaan

 permukaan dengan dengan voumenya. voumenya. Telah Telah diketahui diketahui bahwa bahwa atom, atom, ion, ion, atauatau molekul pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal molekul pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal ini disebebkan karena spesies dipermukaan mempunyai gaya-gaya yang ini disebebkan karena spesies dipermukaan mempunyai gaya-gaya yang  berbeda

 berbeda dengan dengan spesies spesies di di bagian bagian dalam. dalam. Untuk Untuk bahan bahan biasa biasa perbandinganperbandingan antara atom, ion, atau molekul pada permukaan sangat kecil dibandingkan di antara atom, ion, atau molekul pada permukaan sangat kecil dibandingkan di

(2)

menonjol. Dalam bahan koloid gejalapermukaan sering sangat menonjol menonjol. Dalam bahan koloid gejalapermukaan sering sangat menonjol (Petrucci, 1987).

(Petrucci, 1987).

Larutan sejati, sistem koloid, dan susoensi kasar mempunyai Larutan sejati, sistem koloid, dan susoensi kasar mempunyai  perbedaan

 perbedaan dalam dalam beberapa beberapa hal. hal. Pada Pada fase, fase, sedangkan sedangkan sistem sistem koloid koloid dandan suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati  bersifat

 bersifat homogen, homogen, sedangkan sedangkan sistem sistem koloid koloid dan dan suspensi suspensi kasar kasar bersifatbersifat heterogen. Kemudian dalam penyaringan, larutan sejati tidak dapat disarng, heterogen. Kemudian dalam penyaringan, larutan sejati tidak dapat disarng, kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam kestabilan larutan sejadi dengan sistem koloid mempunyai terakhir, dalam kestabilan larutan sejadi dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil (tidak memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang stabil (tidak memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil (memisah).

kestabilan yang tidak stabil (memisah).

Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin  berupa gas, cair, atau

 berupa gas, cair, atau padat. Pengertian dasa disini tidak padat. Pengertian dasa disini tidak sama dengan wujusama dengan wujud,d, karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air dan karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran itu minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran itu mempunyai fasa berbeda dengan air walauoun keduanya cair. Oleh karena mempunyai fasa berbeda dengan air walauoun keduanya cair. Oleh karena itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa pendispersi mirip dengan pelarut dan itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa pendispersi mirip dengan pelarut dan zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan  partikel

 partikel ini ini dapat dapat positif positif atau atau negatif. negatif. Contohnya Contohnya koloid koloid FeFe22OO33  bermuatan  bermuatan

 positif

 positif setelah setelah mengadsorpsi mengadsorpsi FeFe3+3+  pada koloid Fe  pada koloid Fe22OO33 xHxH22O. Koloid bilaO. Koloid bila

dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara sentrifugal ultra atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara sentrifugal ultra (Syukri, 1999).

(Syukri, 1999).

Sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid adalah s

Sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid adalah sebagai berikut :ebagai berikut : 1.

1. Efek TyndallEfek Tyndall

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada

(3)

2.

2. Gerak BrownGerak Brown

Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena bernturan tidak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena bernturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek.

dan jarak yang pendek. 3.

3. AdsorpsiAdsorpsi

Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada  permukaannya. Jika pertikel

 permukaannya. Jika pertikel koloid menyerap ion bermuatan, kemudiankoloid menyerap ion bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, partikel koloid tersebut ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi dipermukaan saja menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi dipermukaan saja disebut adsorpsi atau penyerapan, sedangkan yang terjadi diseluruh disebut adsorpsi atau penyerapan, sedangkan yang terjadi diseluruh  bagian disebut absorpsi.

 bagian disebut absorpsi. 4.

4. KoagulasiKoagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih  besar. Koagulasi

 besar. Koagulasi dapat terjadi kdapat terjadi karena pengaruh arena pengaruh pemanasan, pendpemanasan, pendinginan,inginan,  penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid

 penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbedayang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.

muatan, atau karena elektroforesis. 5.

5. ElektroforesisElektroforesis

Peristiwa bergeraknya partikel-partikel koloid ke salah satu Peristiwa bergeraknya partikel-partikel koloid ke salah satu elektrode menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. elektrode menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan parikel koloid.

ion pada permukaan parikel koloid. 6.

6. Koloid PelindungKoloid Pelindung

Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan  pada sistem koloid lainnya agar diperoleh kolo

 pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil.id yang stabil. 7.

7. DialisisDialisis

Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari i

Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari i on-ion yangon-ion yang teradsorpsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat teradsorpsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat

(4)

teradsorpsi terbatas dari ion-ion yang tidak diinginkan (Sutresna, 2007. teradsorpsi terbatas dari ion-ion yang tidak diinginkan (Sutresna, 2007. 299-307).

299-307).

Sistem koloid dapat dibuat degan menggabungkan ukuran Sistem koloid dapat dibuat degan menggabungkan ukuran partikel- partikel

 partikel larutan larutan sejati sejati menjadi menjadi berukuran berukuran partikel partikel koloid koloid atau atau dinamakandinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran  partikel susp

 partikel suspense kasar ense kasar menjadi menjadi berukuran berukuran partikel kopartikel koloid, loid, cara ini cara ini dinamakandinamakan dispersi.

dispersi. 1.

1. Cara KondensasiCara Kondensasi

Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi  partikel-partikel

 partikel-partikel berukuran berukuran koloid. koloid. Pembuatan Pembuatan koloid koloid dengan dengan caracara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika. Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti fisika. Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap dan dengan reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap dan dengan  pergantian pelarut.

 pergantian pelarut. 2.

2. Cara DispersiCara Dispersi

Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (Cara Busur Bredig).

loncatan bunga listrik (Cara Busur Bredig). a)

a) Cara MekanikCara Mekanik

Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumping atau Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumping atau  penggiling

 penggiling koloid koloid sampai sampai diperoleh diperoleh tingkat tingkat kehalusan kehalusan tertentu,tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.

kemudian diaduk dengan medium dispersi.

Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk  belerang

 belerang bersama-sama bersama-sama dengan sdengan suatu uatu zat zat inert inert (seperti (seperti gula gula pasir),pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.  b)

 b) Cara PeptisasiCara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir

(5)

Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.

karet oleh bensin, dan lain-lain. c)

c) Cara Busur BredigCara Busur Bredig Cara Busur B

Cara Busur Bredig redig digunakan untudigunakan untuk membuat sol-sol logk membuat sol-sol logam.am.

Baik zat terdispersi maupun pendispersi dapat berbentuk gas, cairan, Baik zat terdispersi maupun pendispersi dapat berbentuk gas, cairan, ataupun padatan (kecuali keduannya berbentuk gas, karena molekul gas ataupun padatan (kecuali keduannya berbentuk gas, karena molekul gas tidaklah sebesar koloid), berikut jenis-jenis koloid:

tidaklah sebesar koloid), berikut jenis-jenis koloid: 1.

1. Sol (Fase Terdispersi Padat)Sol (Fase Terdispersi Padat) a)

a) Sol Padat adalah sol dalam medium pendispersi padat.Sol Padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam. Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam.  b)

 b) Sol Cair adalah sol dalam medium pendispersi cair.Sol Cair adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh: cat, tinta, tepung dalam air.

Contoh: cat, tinta, tepung dalam air. c)

c) Sol Gas adalah sol dalam medium pendispersi gas.Sol Gas adalah sol dalam medium pendispersi gas. Contoh: debu di udara, asap pembakaran.

Contoh: debu di udara, asap pembakaran. 2.

2. Emulsi (Fase Terdispersi Cair)Emulsi (Fase Terdispersi Cair) a)

a) Emulsi Padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat.Emulsi Padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat. Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi.

Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi.  b)

 b) Emulsi Cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair.Emulsi Cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair. Contoh: susu, mayones, krim tangan.

Contoh: susu, mayones, krim tangan. c)

c) Emulsi Gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas.Emulsi Gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh: hairspray, obat nyamuk.

Contoh: hairspray, obat nyamuk. 3.

3. Buih (Fase Terdispersi Gas)Buih (Fase Terdispersi Gas) a)

a) Buih Padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.Buih Padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh: Batu apung, marsmallow, karet busa, styrofoam. Contoh: Batu apung, marsmallow, karet busa, styrofoam.  b)

 b) Buih Cair adalah buih dalam medium pendispersi cair.Buih Cair adalah buih dalam medium pendispersi cair. Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun.

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun. Menurut Thomas Grahan kecepatan difusi suatu z

Menurut Thomas Grahan kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi olehat dipengaruhi oleh massa parikelnya. Semakin besar massa partikel makin kecil kecepatan massa parikelnya. Semakin besar massa partikel makin kecil kecepatan difusinya. Ada hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa difusinya. Ada hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa  partikel besar berarti ukurannya besar, demikian sebaliknya.

(6)

Salah satu pebedaan nyata antara koloid dan kristaloid adalah ukuran Salah satu pebedaan nyata antara koloid dan kristaloid adalah ukuran  partikelnya. Berdasarkan

 partikelnya. Berdasarkan ukuran partikel ukuran partikel ini, campuran ini, campuran zat zat dapat dibedakandapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

menjadi tiga, yaitu: 1.

1. Kristaloid (Larutan Sejati)Kristaloid (Larutan Sejati)

Diameter partikelnya lebih kecil dari 1 nm (10 Diameter partikelnya lebih kecil dari 1 nm (10-9-9m).m). 2.

2. KoloidKoloid

Diameter partikelnya antara 1 nm

Diameter partikelnya antara 1 nm

 – 

 – 

 100 nm. 100 nm. 3.

3. SuspensiSuspensi

Diameter partikelnya lebih besar dari 100 nm. Diameter partikelnya lebih besar dari 100 nm.

Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati oleh Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati oleh mikroskop, dan dapat melalui kerta

mikroskop, dan dapat melalui kerta saring maupun membran. Partikel koloidsaring maupun membran. Partikel koloid ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih cukup kecil ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih cukup kecil untuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk melewati untuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk melewati membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid dapat membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid dapat terlihat denganmikroskop ultra.

terlihat denganmikroskop ultra.

Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi: Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi:

 No.

 No. Jenis PerbeaanJenis Perbeaan LarutanLarutan (Kristaloid)

(Kristaloid) Koloid Koloid SuspensiSuspensi 1.

1. Diameter Diameter Partikel Partikel < < 1 1 nm nm 11 nm nm 100 100 nm nm >100 >100 nmnm 2.

2. Fasa Fasa Satu Satu Fasa Fasa Dua Dua Fasa Fasa Dua Dua FasaFasa 3. 3. Penyaringan:Penyaringan: -- BiasaBiasa -- MembranMembran -- UltraUltra Lewat

Lewat Lewat Lewat TertahanTertahan Lewat

Lewat Tertahan Tertahan TertahanTertahan Lewat

Lewat Tertahan Tertahan TertahanTertahan 4.

4. Gerak Gerak Brown Brown Tak Tak Nampak Nampak Nampak Nampak NampakNampak 5.

5. Efek Efek Tyndall Tyndall Tak Tak Nampak Nampak Nampak Nampak NampakNampak 6. Pengendapan; 6. Pengendapan; -- GayaGaya Gravitasi Gravitasi Tidak

(7)

Contoh

Contoh LarutanLarutan Garam

Garam Tinta Tinta LumpurLumpur (Yazid, Eisten, 2005)

(Yazid, Eisten, 2005) VI.

VI. Alat dan BahanAlat dan Bahan

 AlatAlat 1.

1. Tabung Tabung Reaksi Reaksi 2 2 buahbuah 2.

2. Rak Rak Tabung Tabung Reaksi Reaksi 1 1 buahbuah 3.

3. Pipet Pipet Tetes Tetes 5 5 buahbuah 4.

4. Gelas Gelas Ukur Ukur 100 100 ml ml 1 1 buahbuah 5.

5. Mortar Mortar + + Alu Alu 1 1 buahbuah 6.

6. Sendok Sendok 2 2 buahbuah

7.

7. Spatula Spatula 1 1 buahbuah

8.

8. Corong Corong 1 1 buahbuah

9.

9. Pembakar Pembakar Bunsen/ Bunsen/ Spirtus Spirtus 1 1 buahbuah 10.

10. Kertas Kertas Saring Saring 3 3 buahbuah 11.

11. Penjepit Penjepit Kayu Kayu 1 1 buahbuah 12.

12. Kertas Kertas Label Label SecukupnyaSecukupnya

 BahanBahan 1.

1. Aquades Aquades 50 50 mlml

2.

2. FeClFeCl33Jenuh Jenuh SecukupnyaSecukupnya

3.

3. Amilum Amilum (Tepung (Tepung kanji) kanji) 2 2 sendoksendok 4.

4. Larutan Larutan Iod Iod 2 2 tetestetes 5.

5. Larutan Larutan Benzena Benzena 1 1 mlml 6.

6.  Na-Oleat (Minyak Kelapa)  Na-Oleat (Minyak Kelapa) 15 tetes15 tetes 7.

7. Gula Gula Pasir Pasir 1 1 sendok sendok porselinporselin 8.

8.  Norit  Norit 1 sendok1 sendok

VII.

VII. Cara Cara Keja Keja ::

1.

1. Pembuatan Koloid Fe(OH)Pembuatan Koloid Fe(OH)33

10 ml Aquades 10 ml Aquades

  

  

Dimasukkan kedalam gelas kimiaDimasukkan kedalam gelas kimia

  

(8)

  

  

Ditambahkan setetes demi setetes larutanDitambahkan setetes demi setetes larutan

FeCl

FeCl33 jenuh jenuh

  

  

Diaduk sampai berubah warna (merahDiaduk sampai berubah warna (merah

kecoklatan). Dengan menghitung jumlah kecoklatan). Dengan menghitung jumlah tetesan

tetesan Koloid Fe(OH) Koloid Fe(OH)33

Reaksi : H

Reaksi : H22O(l) + FeClO(l) + FeCl33(aq)(aq) →→ Fe(OH) Fe(OH)33(aq) + HCl(aq)(aq) + HCl(aq)

2.

2. DispersiDispersi 10

10 ml ml Aquades Aquades 10 10 ml ml AquadesAquades

  

  

Dimasukkan kedalam gelasDimasukkan kedalam gelas −−Dimasukkan kedalam gelasDimasukkan kedalam gelas

kimia kimia

kimia kimia

  

  

Ditambahkan 1 sendokDitambahkan 1 sendok −−Ditambahkan 1 sendokDitambahkan 1 sendok

amilum

amilum atau atau tepung tepung kanji kanji amilum amilum atau atau tepung tepung kanjikanji

  

  

Diaduk Diaduk yang yang digerusdigerus

  

  

DisaringDisaring −−DiadukDiaduk

−DisaringDisaring

Dibandingkan Dibandingkan Filtrat

Filtrat A A Filtrat Filtrat BB

Dibandingkan

Dibandingkan −−Ditambahkan larutan IodDitambahkan larutan Iod

Filtrat B Filtrat B 3. 3. EmulsiEmulsi 1 ml Benzena 1 ml Benzena

  

  

Dimasukkan kedalam tabung reaksiDimasukkan kedalam tabung reaksi

  

  

Ditambahkan 2 ml aquadesDitambahkan 2 ml aquades

  

  

DikocokDikocok

  

  

Diletakkan pada rak tabung reaksi hingga kedua larutan terpisahDiletakkan pada rak tabung reaksi hingga kedua larutan terpisah

Benzena, Air Benzena, Air

  

  

Ditambahkan 15 tetes Na-Oleat (minyak kelapa)Ditambahkan 15 tetes Na-Oleat (minyak kelapa)

  

  

DikocokDikocok

Ditunggu 10-15 menit Ditunggu 10-15 menit

(9)

4.

4. AdsorpsiAdsorpsi

1 sendok poselen gula pasir 1 sendok poselen gula pasir

  

  

Dilarutkan dalam 10 ml aquades dalam tabung reaksiDilarutkan dalam 10 ml aquades dalam tabung reaksi

  

  

Ditambahkan 1 sendok norit yang sudah digerusDitambahkan 1 sendok norit yang sudah digerus

  

  

DiaduhDiaduh

  

  

Diletakkan tabung reaksi yang berisi air mendidih ke dalam gelasDiletakkan tabung reaksi yang berisi air mendidih ke dalam gelas

kimia kimia

  

  

Dikocok menggunakan penjepit selama 10 menitDikocok menggunakan penjepit selama 10 menit

  

  

Disaring dengan menggunakan kertas saringDisaring dengan menggunakan kertas saring

  

  

Diperhatikan warna sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalamDiperhatikan warna sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam

 bejana  bejana

Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna

Referensi

Dokumen terkait

Sumber: Penerbit.. berupa zat warna, oksida logam, zat pereduksi, zat pencemerlang, bahan pengawet, dan bahan penstabil dihaluskan hingga berukuran partikel koloid

Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat mempengaruhi cahaya

Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi

Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol, emulsi, dan buih.. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya

Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dengan satu campuran yang terdiri dari dua

i. &amp;azimnya, istilah sol digunakan untuk menyatakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat di dalam medium pendispersi berupa zat 'air

Kestabilan koloid dapat disebabkan oleh: adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid dan adanya fase terdispersi yang afinitasnya lebih tinggi daripada medium