• Tidak ada hasil yang ditemukan

72897391 Makalah Sosiologi Penelitian Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "72897391 Makalah Sosiologi Penelitian Sosial"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA TIDUR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR

SISWA/I SMAK PENABUR

GADING SERPONG TAHUN AJARAN 2011/2012

Karya Ilmiah

oleh : Citta Suni Devi Elfin Nadia Rini Nicholas Yanuardi

Randy Rijono Yehezkiel

XIIS1

SMAK Penabur Gading Serpong

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hubungan pola tidur dengan prestasi siswa di sekolah tentunya hal yang tidak asing lagi yang pernah kita dengar, bahkan dapat dikatakan adalah suatu topik yang sangat menarik untuk kita kaji lebih lanjut lagi. Banyak sekali para pelajar yang tidak memperhatikan pola tidurnya saat ini, hal tersebut bisa kita lihat ketika pelajaran ada saja siswa yang tertidur ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Mungkin mereka menganggap bahwa hal ini adalah sepele, tetapi kalau dibiarkan, tentunya akan menjadi kebiasaan yang buruk. Sebenarnya, banyak faktor yang mempengaruhi pola tidur siswa menjadi berantakan dan menjadi tidak teratur. Salah satunya adalah kemajuan teknologi di era globalisasi ini, seperti game online yang sedang merajalela. Para siswa, lebih memilih game online dibandingkan dengan membaca buku atau belajar. Game tersebut membawa dampak yang sangat tidak baik bagi para siswa yang bermain, karena dapat menyebabkan ketagihan dan akan memiliki keinginan untuk selalu bermain tanpa menyadari keadaan dan waktu yang tanpa sengaja membuat pola tidur mereka menjadi tidak teratur. Contoh lainnya adalah kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi. Banyak pelajar yang terlalu sering lupa waktu ketika mengakses internet, terutama situs-situs jejaring sosial seperti

Twitter, Facebook dan banyak jejaring sosial lainnya melalui telepon

genggam mereka ataupun melalui komputer.

Tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan tersebut menyebabkan pola tidur siswa menjadi tidak teratur dan mempengaruhi prestasi siswa di sekolah. Tentunya hal tersebut akan membuat prestasi siswa menurun dibandingkan

(3)

dengan siswa lain yang memiliki pola tidur yang baik dan teratur. Karena dengan pola tidur yang baik dan teratur akan membuat siswa lebih konsentrasi dan apa yang dipelajari dapat diterima dengan lebih mudah dibandingkan dengan siswa yang memiliki pola tidur yang kurang baik. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika kita lebih memperhatikan pola tidur yang baik. Banyak juga siswa yang tidur larut dan tidur tidak cukup akibat mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Banyak siswa yang memilih untuk tidur larut malam dan mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Ada juga siswa yang memilih untuk tidur sampai jam tertentu lalu bangun pada subuh hari dan mengerjakan tugas ataupun belajar. Padahal, hal tersebut tidak baik karena jika manusia porsi tidurnya kurang maka ia akan kesulitan berkonsentrasi dan juga berpengaruh bagi kesehatan siswa. Karena pada jam-jam malam bagian-bagian tubuh tertentu akan bekerja selama tubuh kita tidur dan jika kita tidak tidur maka proses-proses yang terjadi di dalam tubuh tidak akan terjadi dan tentu saja siswa akan mengalami gangguan kesehatan. Daya tahan tubuh akan bekerja dengan baik dan meningkat bila kita cukup tidur. Dan sebuah penelitian mengatakan bahwa tidur yang baik adalah ketika kita menggunakan waktu selama 8 jam untuk tidur. Karena tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus diperhatikan oleh setiap orang khususnya bagi para siswa. Karena kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh para siswa bukan hanya bersekolah. Diharapkan tindak hanya siswa yang dapat mengatur tetapi diperlukan juga peran orang-orang sekitar siswa untuk mengingatkan mereka untuk tidur dengan baik. Karena lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh bagi siswa. Banyak siswa yang tidur larut atau bahkan tidak tidur karena bergaul dan berkumpul bersama teman-temannya dan lupa waktu. Dan mereka juga tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan oleh kebiasaan tidur tersebut.

(4)

1.2. Identifikasi Masalah

1.2.1. Apakah pola tidur mempengaruhi konsentrasi belajar siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong.

1.2.2. Alasan mengapa pola tidur dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong.

1.2.3. Faktor-faktor yang menyebabkan pola tidur menjadi tidak baik.

1.3. Pembatasan Masalah

1.3.1. Pengaruh pola tidur siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong terhadap konsentrasi belajar siswa di sekolah.

1.3.2. Penyebab/alasan siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong memiliki pola tidur yang tidak sehat atau kurang baik.

1.3.3. Dampak-dampak yang dirasakan siswa/i dari pola tidur yang kurang baik atau tidak sehat.

1.4. Perumusan Masalah

1.4.1. Apakah pola tidur siswa turut mempengaruhi konsentrasi belajarnya di sekolah?

1.4.2. Apa alasan/penyebab siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong memiliki pola tidur yang kurang baik?

1.4.3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pola tidur yang kurang baik yang dijalani oleh siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong?

1.5. Tujuan Penelitian

1.5.1. Menjawab persoalan ada atau tidaknya pengaruh pola tidur terhadap prestasi siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong. 1.5.2. Mengetahui pola tidur yang baik dan efektif untuk

(5)

1.5.3. Mengetahui dampak negatif dari pola tidur yang kurang baik dari siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong.

1.5.4. Mengetahui dampak positif dari pola tidur yang baik dari siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi :

1.6.1. Masyarakat dan orang tua para siswa agar dapat mengetahui bagaimana pola tidur yang sehat dan dapat membantu anak-anaknya dalam menerapkan pola tidur tersebut.

1.6.2. Siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong supaya dapat mengetahui bagaimana pola tidur yang sehat dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Tidur adalah suatu hal yang dilakukan manusia untuk menghilangkan rasa letih dan lelah pada diri. Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Beberapa pengertian tidur yang lainnya adalah :

Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik (Lanywati, 2001).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679).

Jam biologis merupakan mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk menentukan waktu bangun dan tidur, setiap orang memiliki jam biologis yang berbeda- beda tergantung umur, pekerjaan dan temperamen.

Melawan jam biologis akan berdampak buruk bagi kesehatan. Dr. Restak, seorang ahli saraf mengemukakan “irama terjaga dan tidur yang biasa tampaknya menimbulkan pengaruh stabilisasi pada kesehatan psikologis dan fisik kita.” “Jam biologis yang berkurang akan memberikan efek buruk bagi jantung, hati, otak, dan berat badan.” dr. Rini menambahkan. Kurang tidur membuat tekanan darah turun, mudah lelah dan pada akhirnya memicu penyakit jantung.” Tidur malam atau terlalu siang merupakan

(7)

penyebab kerusakan hati. Ini terkait dengan pola pembuangan di tubuh kita yang terganggu akibat begadang. Saat tidur, organ-organ tubuh beristirahat sehingga menetralakan kerusak yang terjadi akibat kegiatan sehari-hari, membersihkan secara menyeluruh melaui aliran darah dan memulihkan keseimbangan kimiawi. Terkait dengan otak, kurang tidur menyebabkan otak berhenti memproduksi sel-sel baru. Penelitian yang dimuat dalam Proceeding of the Nation of Science menemukan bahwa kurang tidur pada tikus akan mempengaruhi hipopocampus, suatu wilayah di otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan. Belum diketahui apakah efek kurang tidur pada tikus akan ini sama dengan manusia. Tapi faktanya manusia akan sulit berkonsentrasi akibat kurang tidur. dr. rini menyatakan bahwa kurang tidur juga bias mengakibatkan nafsu makan meningkat. Saat kurang tidur, terjadi penekanan hormone protein bernama leptin dan menimbulkan rasa lapar yang berakibat pada peningkatan berat badan.

Jam biologis yang kacau tidak hanya disebabkan oleh kurang tidur atau begadang melainkan tetapi juga terlalu banyak tidur. dr Rini mengungkapkan bahwa terlalu banyak tidur mengakibatkan sirkulasi darah tidak lancar, loyo dan lemah. Badan yang loyo dan lemah tersebut disebabkan oleh reabsorpsi limbah serta metabolisme tubuh. Mengubah jam biologis menjadi hal yang tidak dapat dihindari mengingat banyaknya kewajiban yang harus dilakukan.

Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan bahwa orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi. Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan 10.000 orang terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan mengalami depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi. Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang

(8)

tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat Anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.

Berikut adalah dampak-dampak negatif dari pola tidur yang tidak sehat :

Berikut beberapa dampak negatif yang diakibatkan karena kurang tidur :

2.1.4. Konsentrasi menurun

Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat memengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian.

2.1.5. Penyakit

Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko : penyakit jantung, serangan jantung, gagal jantung, detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, stroke dan diabetes.

2.1.6. Mempengaruhi kesehatan kulit

Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah, dan lingkaran hitam di bawah mata.

(9)

Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, tempat kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

2.1.8. Naiknya berat badan

Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur, maka bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, hampir 30 persen dari orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.

2.1.9. Meningkatkan Resiko Kematian

Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan bagaimana pola tidur memengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

2.2 Hipotesis

Dari dasar teori yang kami cari dan beberapa survey yang kami lakukan kepada beberapa siswa di SMAK Penabur Gading Serpong pola tidur sangatlah berpengaruh pada prestasi belajar siswa di sekolah. Bisa kita baca pada dasar teori diatas bahwa kurang tidur ataupun kelebihan tidur dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi dan menyebabkan seseorang menjadi pelupa. Tentunya hal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi

(10)

belajar siswa di sekolah. Jika seorang siswa kekurangan tidur akibat mengerjakan tugas, belajar, ataupun melakukan kegiatan lainnya maka tentu saja konsentrasi belajarnya di sekolah akan menurun dan siswa akan merasa ngantuk ketika sedang pelajaran bahkan bisa tertidur sehingga mengakibatkan pelajaran yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik. Begitu juga yang akan terjadi dengan siswa yang kelebihan tidur. Jadi, sangat jelas bahwa prestasi belajar siswa di sekolah dapat dipengaruhi oleh pola tidur siswa.

2.2 Prestasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Sedangkan pengertian prestasi menurut para ahli adalah :

Kemampuan nyata yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha (Mnutur A. Tabrani).

Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar (Sardiman A.M).

Jadi, prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah pencapaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar selesai. Menurut S. Nasution prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa, dan berbuat. S. Nasution membagi prestasi belajar menjadi 3 aspek :

(11)

2.2.1 Aspek Kognitif, aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Sangat erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik.

2.2.2 Aspek afektif, aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Pilihan pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain sebagainya.

2.2.3 Aspek Psikomotorik, segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Aspek ini memnunjukkan kemampuan atau keterampilan peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan, penelitian ini dikelompokkan menjadi penelitian eksplanasi karena kami mencari hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya dan kami juga menggunakan angket/kuesioner untuk mendapatkan data-data yang kami butuhkan.

Berdasarkan tingkat kejelasannya, penelitian ini

dikelompokkan menjadi penelitian korelatif, karena kami mencari pengaruh antara pola tidur dan prestasi belajar siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMAK Penabur Gading Serpong dengan cara menyebarkan angket kepada responden. Penelitian diadakan sejak minggu ke IV Agustus-minggu ke IV September.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa/i kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, XIA1, XIA2, XIA3, XIA4, XIA5, XIS1, XIS2, XIS3, XIS4, XIIA1, XIIA2, XIIA3, XIIS1, XIIS2, XIIS3, XIIS4 SMAK Penabur Gading Serpong tahun ajaran 2011/2012.

Sampel penelitian kami akan kami ambil dengan menggunakan metode kuota. Kami mengambil masing-masing 5 orang dari setiap kelas di SMAK Penabur Gading Serpong.

(13)

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel kami adalah dengan

menggunakan teknik sampel kuota. Jadi, kami akan mengambil masing-masing 5 orang dari setiap kelas yaitu kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, XIA1, XIA2, XIA3, XIA4, XIA5, XIS1, XIS2, XIS3, XIS4, XIIA1, XIIA2, XIIA3, XIIS1, XIIS2, XIIS3, XIIS4 di SMAK Penabur Gading Serpong.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik kuesioner/angket yang

disebarkan kepada responden yang kemudian memberikan data-data yang dibutuhkan.

(14)

BAB IV

PEMBAHASAN

Didalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian kelompok kami yang disertai dengan pembahasan-pembahasan setiap pertanyaan yang kami ajukan kepada responden sesuai dengan pokok permasalahan dan ruang lingkup penelitian. Maka pembahasan dimulai dengan menampilkan data,baik dalam bentuk tabel maupun diagram. Penampilan data tersebut diikuti dengan pembahasan berbagai parameter proses masing-masing variabel.

4.1 Deskripsi Data dalam Bentuk Tabel

Responden yang kami pilih adalah siswa/i SMAK Penabur Gading Serpong dari kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, XIA1, XIA2, XIA3, XIA4, XIA5, XIS1, XIS2, XIS3, XIS4, XIIA1, XIIA2, XIIA3, XIIS1, XIIS2, XIIS3, XIIS4. Kami mengambil 5 orang dari setiap kelasnya. Pertama 5 orang dari kelas sepuluh yang berjumlah 9 kelas. Untuk kelas XI berjumlah 9 kelas, dan kelas XII berjumlah 7 kelas. Deskripsi secara lengkap tersaji dalam tabel berikut :

TABEL NOMOR 1

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X 2-3 JAM 0 0% 4-5 JAM 12 26,66% 6-7 JAM 31 68,88% LAIN-LAIN 2 4,44% TOTAL 45 XI 2-3 JAM 0 0% 4-5 JAM 19 42,22% 6-7 JAM 20 44,44% LAIN-LAIN 6 13,33% TOTAL 45 XII 2-3 JAM 3 6,66% 4-5 JAM 15 33,33% 6-7 JAM 15 33,33% LAIN-LAIN 2 4,44% TOTAL 35

(15)

TABEL NOMOR 2

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 5 11,11% TIDAK 40 88,88% TOTAL 45 XI YA 12 34,28% TIDAK 23 65,71% TOTAL 35 XII YA 5 14,28% TIDAK 30 85,71% TOTAL 35 TABEL NOMOR 3

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 5 11,11% TIDAK 40 88,88% TOTAL 45 XI YA 12 34,28% TIDAK 23 65,71% TOTAL 35 XII YA 5 14,28% TIDAK 30 85,71% TOTAL 35 TABEL NOMOR 4

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE X YA 26 57,77% TIDAK 19 42,22% TOTAL 45 XI YA 24 68,57% TIDAK 11 31,42% TOTAL 35 XII YA 25 71,42% TIDAK 10 28,57% TOTAL 35

(16)

TABEL NOMOR 5

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 30 66,66% TIDAK 15 33,33% TOTAL 45 XI YA 19 54,28% TIDAK 16 45,71% TOTAL 35 XII YA 22 62,85% TIDAK 13 37,14% TOTAL 35 TABEL NOMOR 6

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE X YA 20 44,44% TIDAK 25 55,55% TOTAL 45 XI YA 11 31,42% TIDAK 24 68,57% TOTAL 35 XII YA 10 28,57% TIDAK 25 71,42% TOTAL 35 TABEL NOMOR 7

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 23 51,11% TIDAK 22 48,88 TOTAL 45 XI YA 20 57,14% TIDAK 15 42,85% TOTAL 35 XII YA 23 65,71% TIDAK 12 34,28% TOTAL 35

(17)

TABEL NOMOR 8

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 39 86,66% TIDAK 6 13,33% TOTAL 45 XI YA 22 62,85% TIDAK 13 37,14% TOTAL 35 XII YA 22 62,85% TIDAK 13 37,14% TOTAL 35 TABEL NOMOR 9

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X SANGAT BAIK 0 0% BAIK 32 77,77% CUKUP 13 28,88% BURUK 0 0% TOTAL 45 XI SANGAT BAIK 4 11,42% BAIK 18 51,42% CUKUP 11 31,42% BURUK 0 0% TOTAL 35

XII SANGAT BAIK 3 8,57%

BAIK 21 60%

CUKUP 10 28,57%

BURUK 0 0%

(18)

TABEL NOMOR 10

KELAS KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE

X YA 26 57,77% TIDAK 19 42,22% TOTAL 45 XI YA 25 71,42% TIDAK 10 28,57% TOTAL 35 XII YA 22 62,85% TIDAK 13 37,14% TOTAL 35

4.2 Deskripsi Data dalam Bentuk Diagram DIAGRAM NOMOR 1 0% 27% 69% 4%

Kelas X

2-3 Jam 4-5 Jam 6-7 Jam Lain-lain 0% 42% 45% 13%

Kelas XI

2-3 Jam 4-5 Jam 6-7 Jam Lain-lain 8% 43% 43% 6%

Kelas XII

2-3 Jam 4-5 Jam 6-7 Jam Lain-lain

(19)

DIAGRAM NOMOR 2 DIAGRAM NOMOR 3 11% 89%

Kelas X

Ya Tidak 34% 66%

Kelas XI

Ya Tidak 14% 86%

Kelas X

Ya Tidak 11% 89%

Kelas X

Ya Tidak 34% 66%

Kelas XI

Ya Tidak 14% 86%

Kelas XII

Ya Tidak

(20)

DIAGRAM NOMOR 4 DIAGRAM NOMOR 5 58% 42%

Kelas X

Ya Tidak 69% 31%

Kelas XI

Ya Tidak 71% 29%

Kelas XII

Ya Tidak 67% 33%

Kelas X

Ya Tidak 54% 46%

Kelas XI

Ya Tidak 63% 37%

Kelas XII

Ya Tidak

(21)

DIAGRAM NOMOR 6 DIAGRAM NOMOR 7 44% 56%

Kelas X

Ya Tidak 31% 69%

Kelas XI

Ya Tidak 29% 71%

Kelas XII

Ya Tidak 51% 49%

Kelas X

Ya Tidak 57% 43%

Kelas XI

Ya Tidak 66% 34%

Kelas XII

Ya Tidak

(22)

DIAGRAM NOMOR 8 DIAGRAM NOMOR 9 87% 13%

Kelas X

Ya Tidak 63% 37%

Kelas XI

Ya Tidak 63% 37%

Kelas XII

Ya Tidak 0% 71% 29% 0%

Kelas X

Sangat Baik Baik Cukup Buruk 12% 55% 33% 0%

Kelas XI

Sangat Baik Baik Cukup Buruk 9% 62% 29% 0%

Kelas XII

Sangat Baik Baik Cukup

(23)

DIAGRAM NOMOR 10

4.3 Penjelasan

No Kelas Penjelasan

1 X Diketahui bahwa sebagian besar siswa/i SMAK GS

tidak pernah belajar diwaktu larut malam/begadang 26,66% dari keseluruhan siswa/i tidur 4-5

jam,68,88% untuk 6-7 jam, dan 4,44% untuk jam lainnya.

XI Sama seperti kelas X, siswa/i kelas XII memiliki 0%

untuk rata-rata untuk tidak begadang di malam

hari,42,22% yang tidur hanya 4-5 jam,6-7 jam 44,44% dan untuk jam lain-lain 13,33%.

XII Ada 6,66% yang tidur hanya sekitar 2-3 jam , 33,33%

58% 42%

Kelas X

Ya Tidak 71% 29%

Kelas XI

Ya Tidak 63% 37%

Kelas XII

Ya Tidak

(24)

4-5 jam, 33,33% 6-7 jam, dan 4,44% untuk lain-lain.

2 X 11,11% tidur siang dan 88,88% ,hampir sebagian

seluruh siswa tidak tidur siang.

XI 34,28% tidur siang dan 65,71 tidak tidur siang.

XII 14,28 % tidur siang dan 85,71% tidak tidur siang.

3 X 11,11% merasa lebih segar ketika malam hari dan

88,88% tidak merasa segar ketika dimalam hari.

XI 34,28% merasa segar jika malam dan 65,71 tidak.

XII 14,28 % merasa jika malam akan lebih segar dan

85,71% tidak merasa segar.

4 X Hampir dari setengah dari siswa/i kelas X merasa lelah

ketika dimalam hari yaitu 57,77% dan 42,22% tidak merasa lelah ketika malam.

XI 68,57% merasa lelah ketika malam dan 31,42% tidak

merasa lelah.

XII 71,42% merasa lelah ketika malam dan 28,57% tidak

merasa lelah ketika malam.

5 X 66,66% mengatakan bahwa tidur siang dapat

mempengaruhi jam tidur dimalam hari dan 33,33% mengatakan jika tidur siang tidak mempengaruhi jam tidur ketika malam.

XI 54,28% mengatakan dapat mempengaruhi dan 45,71%

mengatakan tidak mempengaruhi.

XII 62,85 mengatakan bahwa tidur siang berpengaruh

untuk jam tidur ketika malam dan 37,14% mengatakan tidak mempengaruhi.

6 X 44,44% mengatakan bahwa mereka memiliki cukup

waktu untuk beristirahat sedangkan 55,55% mengatakan tidak.

(25)

sedangkan 68,57% tidak memiliki waktu yang cukup.

XII Sedangkan untuk angkatan kelas XII hanya 28,57%

yang mengatakan jika mereka memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat sedangkan 71,42 yang menandakan hampir keseluruhan dari mereka semua tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat.

7 X 51,11% siswa mengatakan jika mereka merasa segar

dimalam hari maka mereka akan lebih bersemangat untuk kesekolah setiap paginya dan 48,88%

mengatakan tidak bersemangat jika mereka merasa lebih segar dimalam hari.

XI 57,14% mengatakan bersemangat jika mereka segar

dimalam hari dan 42,85% mengatakan tidak.

XII 65,71% mengatakan bersemangat dan 34,28 % tidak

merasa lebih bersemangat jika mereka merasa segar dimalam hari.

8 X 86,66% menyatakan waktu istirahat mereka kurang

dimalam hari maka mereka tidak merasa bersemangat ketika pagi,sedangkan 13,33% mengatakan mereka akan bersemangat di pagi hari jika memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat ketika malam.

XI 62,85% tidak bersemangat jika mereka tidak memiliki

istirahat cukup ketika malam dan 37,14% merasa bersemangat.

XII 62,85% mengatakan tidak bersemangat sedangkan

37,14% mengatakan akan bersemangat.

9 X Sebagian besar tidak ad yang mengatakan bahwa

prestasi mereka sangat baik,akan tetapi 77,775 mengatakan prestasi mereka baik,disusul dengan 28,88 mengatakan jika prestasi mereka cukup, dan

(26)

tidak ada diantara mereka yang mengatakan jika prestasi mereka sangat buruk.

XI Sedangkan kelas XI 11,42% mengatakan bahwa

mereka memiliki prestasi yang sangat baik,51,42 mengatakan baik,31,42 mengatakan jika prestasi mereka cukup, dan tidak ada yang sangat buruk.

XII 8,57% mengatakan jika mereka memiliki prestasi yang

sangat baik,60%mengatakan baik,28,57% mengatakan jika prestasi mereka cukup, dan tidak ada yang

mengatakan jika prestasi mereka sangat buruk.

10 X 57,77%mengatakan jika pola tidur mereka dapat

mempengaruhi prestasi belajar disekolah sedangkan 42,22% mengatakan pola tidur tidak mempengaruhi prestasi belajar disekolah.

XI 71,42% mengatakan jika pola tidur dapat

mempengaruhi dan 28,57% mengatakan tidak.

XII 62,85% mengatakan jika pola tidur mereka dapat

mempengarahi prestasi belajar disekolah dan 37,14% mengatakan tidak mempengaruhi.

(27)

BAB V KESIMPULAN

Sesuai data yang telah didapatkan kelompok kami. Kami menyimpulkan bahwa

Gambar

TABEL NOMOR 2
TABEL NOMOR 5
TABEL NOMOR 8
TABEL NOMOR 10
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti mengambil untuk membuat sebuah penelitian dengan judul :“Konstruksi Berita Penetapan Basuki Tjahaya Purnama

Dosis terbaik dari perlakuan yang diberikan akan diperoleh dengan membandingkan mean (rerata) dari frekuensi tingkah laku kelamin/libido berdasarkan perlakuan dosis seduhan 1, 2,

– Kelas Orang memiliki turunan kelas Mahasiswa dan Dosen – Kelas Mahasiswa memiliki atribut dari kelas Orang yang. menurunkannya tambahannya adalah atribut Nim dan IPK – Kelas

Sanksi hukum yang dikenakan kepada para pelaku perambahan hutan terlalu ringan sehingga mereka tidak jera untuk melakukan praktik tersebut lagi.Beberapa informan

CPI yang panjangnya kurang lebih 2 (dua) Meter secara bergantian dengan menggunakan las LPG dengan cara memotong dua bagian besi tiang pipa dari pangkal yang

dilengkapi dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD). Dengan LAD ini, seorang anak dapat belajar dan memperoleh bahasa yang

Hasil implementasi tugas akhir ini, mikrokontroler sudah dapat membaca data dari sensor TGS 2610, penampilan pesan bahaya melalui alarm , LED dan LCD yang menyala dengan

hidup rukun dan belajar berdisiplin sejak dini tentunya akan bermanfaat agar kamu menjadi anak yang baik dan disayangi banyak orang buku pendidikan kewarganegaraan ini.. akan