31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pulau Laut Utara yang merupakan perusahaan dalam bidang perbankan dan berlokasi di Jl. Putri Ciptasari (Pasar Limbur Raya Lt. III Blok. A), Kec. Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru 72113.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu menjelaskan objek (laporan keuangan) yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah diidentifikasi dan dilakukan secara intensif serta terinci terhadap suatu perusahaan (Weli & Tobing, 2017:83).
Penelitian ini menganalisis data dalam laporan keuangan berupa laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan informasi lainnya serta laporan penilaian penerapan tata kelola BPR untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan PT Bank Perkreditan Rakyat Pulau Laut Utara pada tahun 2017-2019 sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, serta berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.3/2016.
32 C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka). Berdasarkan sumber data penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, publikasi, laporan penelitian dari dinas atau instansi maupun sumber lainnya yang menunjang (Darmawan, 2013:13). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Pulau Laut Utara Periode 2017-2019.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode dokumentasi. Sugiyono (2016:240) menjelaskan metode dokumentasi adalah pengumpulan data dari catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Perkreditan Rakyat Pulau Laut Utara periode 2017-2019 yang dipublikasikan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk analisis kesehatan bank menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011.
Langkah-langkah prosedur yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank untuk masing-masing faktor dan komponennya dengan
33
menggunakan metode Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital (RGEC) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung rasio-rasio dengan metode RGEC dan menentukan kriteria masing-masing rasio.
2. Membandingkan rasio-rasio hasil perhitungan dari 4 faktor RGEC dengan standar rasio keuangan
3. Menginterpretasikan hasil perbandingan rasio dari 4 faktor RGEC dan menjabarkan kondisi keuangannya
4. Menetapkan penilaian berdasarkan nilai rata-rata dan menetapkan nilai kompositnya untuk menentukan peringkat tingkat kesehatan bank yang paling sehat selama tahun 2017-2019.
5. Menarik kesimpulan terhadap tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC.
Rasio-rasio RGEC yang digunakan adalah: a. Risk Profile
1) Risiko Kredit
Risiko ini diukur dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) net. NPL net. NPL Net dirumuskan sebagai berikut:
NPL= Kredit Bermasalah
Total Kredit x 100%
Peringkat Non Performing Loan (NPL) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut.
34 Tabel 3.1 Bobot Peringkat NPL Net
Peringkat Kriteria Keterangan
1 NPL < 2% Sangat Sehat 2 2% < NPL < 3,5% Sehat 3 3,5% < NPL < 5% Cukup Sehat 4 5% < NPL < 8% Kurang Sehat 5 NPL > 8% Tidak Sehat Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011 2) Risiko Likuiditas
Rasio LDR digunakan untuk mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana yang diterima oleh bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) dirumuskan sebagai berikut:
LDR= Total Kredit
Dana Pihak Ketiga x 100%
Peringkat Loan to Deposit Ratio (LDR) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Bobot Peringkat LDR
Peringkat Kriteria Keterangan
1 LDR < 75% Sangat Sehat 2 75% < LDR < 85% Sehat 3 85% < LDR < 100% Cukup Sehat 4 100% < LDR < 120% Kurang Sehat 5 LDR > 120% Tidak Sehat Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011
b. Good Corporate Governance (GCG)
Hasil pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada PT BPR Pulau Laut Utara sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai GCG bagi Bank Umum yang dilakukan secara self assessment oleh pihak Bank yang bersangkutan. Tata cara penilaian self assessment sebagai berikut:
35
1) Menetapkan nilai peringkat per-faktor dengan melakukan analisis self assessment dengan cara membandingkan tujuan dan kriteria atau indikator yang telah ditetapkan dengan kondisi bank yang sebenarnya. 2) Menetapkan nilai komposit hasil self assessment, dengan cara membobot seluruh faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan predikat kompositnya.
Berdasarkan POJK No 4/POJK.03/2015 yang mulai berlaku sejak 31 Maret 2015, BPR wajib melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola (GCG) dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Aspek yang dinilai dalam komponen GCG terdiri dari sebelas faktor utama dengan bobot masing-masing yaitu:
Tabel 3.3 Bobot Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG pada BPR
No Faktor yang Dinilai Bobot (%)
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 20% 2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris
15% 3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi
Komite
0% 4 Penanganan benturan kepentingan 10% 5 Penerapan fungsi kepatuhan BPR 10%
6 Penerapan fungsi audit intern 10%
7 Penerapan fungsi audit ekstern 0% 8 Penerapan fungsi manajemen risiko termasuk
sistem pengendalian intern
10% 9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 7,5%
10 Rencana bisnis BPR 7,5%
11 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta pelaporan internal
10% Sumber: SE OJK No. 5/SEOJK.3/2016
Peringkat Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.3/2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
36 Tabel 3.4 Bobot Peringkat GCG
Peringkat Kriteria Keterangan 1 1,0 < GCG < 1,8 Sangat Baik 2 1,8 > GCG < 2,6 Baik
3 2,6 > GCG < 3,4 Cukup Baik 4 3,4 > GCG < 4,2 Kurang Baik 5 4,2 > GCG < 5,0 Tidak Baik Sumber: SE OJK No. 5/SEOJK.3/2016
c. Earnings (Pendapatan) 1) ROA (Return on Asset)
Rasio ini mengukur kemampuan bank menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Besarnya nilai ROA dapat dihitung dengan rumus berikut.
ROA= Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva x 100%
Peringkat Return On Assets (ROA) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Bobot Peringkat ROA
Peringkat Kriteria Keterangan
1 ROA > 1,5% Sangat Sehat
2 1,25% < ROA < 1,5% Sehat
3 0,5% < ROA < 1,25% Cukup Sehat 4 0% < ROA < 0,5% Kurang Sehat
5 ROA < 0% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011
2) BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
Rasio ini merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus:
37
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional x 100%
Peringkat BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Bobot Peringkat BOPO
Peringkat Kriteria Keterangan
1 BOPO < 83% Sangat Sehat
2 83% < BOPO < 85% Sehat
3 85% < BOPO < 87% Cukup Sehat 4 87% < BOPO < 89% Kurang Sehat
5 BOPO > 89% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011 d. Capital (Permodalan)
Capital diukur dengan menggunakan rasio CAR. Rasio CAR bertujuan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. CAR dirumuskan sebagai berikut:
CAR = Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) x 100% Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Bobot Peringkat CAR
Peringkat Kriteria Keterangan
1 CAR > 12% Sangat Sehat
2 9% < CAR < 12% Sehat
3 8% < CAR < 9% Cukup Sehat 4 6% < CAR < 8% Kurang Sehat
5 CAR < 6% Tidak Sehat
38
e. Akumulasi Peringkat Komposit Metode RGEC
Matriks kriteria penetapan peringkat komposit sesuai dengan SE Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011 terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.8 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komposit
Peringkat Keterangan
PK 1
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, pendapatan, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
PK 2
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, pendapatan, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan
PK 3
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor- faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, pendapatan, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha bank
PK 4
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, pendapatan, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha bank
39 Peringkat Keterangan
PK 5
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor- faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, pendapatan, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan bank
Sumber: Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP/2011
Nilai komposit untuk rasio keuangan masing-masing komponen yang menempati peringkat komposit akan bernilai sebagai berikut:
1) Peringkat 1 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 5 2) Peringkat 2 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 4. 3) Peringkat 3 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 3. 4) Peringkat 4 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 2. 5) Peringkat 5 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 1.
Nilai komposit yang telah diperoleh dari mengalikan setiap ceklis kemudian ditentukan bobot persentasenya dengan rumus sebagai berikut:
PK = Jumlah Nilai Komposit
Total Nilai Komposit Keseluruhan x 100%
Adapun bobot/persentase untuk menentukan peringkat komposit keseluruhan komponen sebagai berikut:
Tabel 3.9 Bobot Peringkat Komposit
Bobot (%) Peringkat Komposit Keterangan
86 – 100 PK 1 Sangat Sehat
71 – 85 PK 2 Sehat
61 – 70 PK 3 Cukup Sehat
41 – 60 PK 4 Kurang Sehat
< 40 PK 5 Tidak Sehat