• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

86

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan ini dipilih berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses pengembangan sumber daya manusia di LPMP Provinsi Kalimantan Timur terkait dengan refungsionalisasi LPMP dan peningkatan perannya dalam pelaksanaan SPMP. Sebuah proses merupakan sebuah penggambaran tahapan-tahapan sehingga data-data yang didapat akan sulit untuk dikuantifikasi. Untuk mengeksplorasi fenomena-fenomena yang sulit dikuantifikasi ini maka pendekatan kualitatif lebih banyak digunakan. Sebagaimana dinyatakan Satori dan Komariah (2011: 23) bahwa:

Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplorasi fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasi yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak, dan lain sebagainya.

Penelitian dilakukan melalui pengamatan secara intensif dalam situasi yang wajar pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Pendekatan semacam ini selanjutnya disebut dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan dalam bentuk narasi. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan substansi penelitian kualitatif diperlukan pengamatan secara mendalam dengan latar yang alami, dan data yang diungkap bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata, kalimat, paragraf, dan dokumen. Dengan pendekatan kualitatif dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja yang dianut seseorang atau

(2)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya, dalam penelitian ini lingkungan kerjanya adalah LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti di sini pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang lingkungan kerjanya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktifitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat

(place) itu. Dalam penelitian ini peneliti merupakan instrumen penelitian yang

akan berinteraksi secara langsung dengan responden penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peristiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu.

Ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982: 33-37; Creswell, 2010: 261-263; Satori dan Komariah, 2011: 27-32), yaitu:

a. Mempunyai latar alami (natural setting); peneliti mengumpulkan data lapangan di lokasi dimana para informan beraktifitas berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam konteks penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara langsung pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur, berinteraksi langsung dengan informan dalam aktifitas mereka.

b. Peneliti sebagai instrumen kunci; peneliti mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi, wawancara dengan para informan. Diri penelitilah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi.

c. Bersifat deskriptif; data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambar daripada angka. Narasi yang dihasilkan menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.

d. Analisis data induktif; peneliti membangun pola-pola, ketegori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas (induktif). Peneliti menemukan data atau fakta-fakta secara khusus atau bagian-bagian yang setelah dianalisis menghasilkan suatu kesimpulan. Jadi berpikir dari yang khusus untuk menuju pada suatu yang umum.

(3)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Makna dari para informan; peneliti lebih fokus pada usaha mempelajari makna yang disampaikan informan, jadi makna dalam perspektif informan.

f. Rancangan yang berkembang; proses penelitian akan berkembang dinamis dimana rencana awal penelitian tidak bisa secara ketat dipenuhi.

g. Menjadikan fokus studi sebagai batasan penelitian; peneliti membatasi kajiannya dengan menetapkan fokus studi sebagai batas penelitian sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam memverifikasi, mereduksi, dan menganalisis data.

h. Menggunakan kriteria khusus untuk ukuran keabsahan data.

Penelitian ini menggunakan data empiris, dimana data yang didapatkan merupakan hasil pengamatan di lapangan. Peneliti tidak memanipulasi atau mengendalikan keadaan, dalam hal ini lebih banyak memanfaatkan sumber bukti. Adapun strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus pada lingkup LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Menurut Stake (1995) sebagaimana dikutip oleh Creswell (2010: 20) bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktifitas. Peneliti memiliki kepentingan intrinsik pada suatu kasus, terfokus pada kasus dan konteks, dalam hal ini kasus yang terjadi pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur berkaitan dengan pengembangan SDM dan dampaknya pada budaya kerja dalam organinasi dalam kerangka refungsionalisasi dan peningkatan peran LPMP dalam SPMP. Tujuan dari studi kasus bukanlah untuk mewakili dunia, namun untuk mewakili suatu kasus (Denzin dan Lincoln, 2009: 313). Jadi menurut Denzin dan Lincoln bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Dimana manfaat dan kegunaan studi kasus bagi para praktisi dan pembuat kebijakan terletak pada aspek perluasan pengalamannya.

(4)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tiga tipe studi kasus (Yin, 2011: 1), yaitu: (1) Ekplanatoris; (2) Ekploratoris; dan (3) Deskriptif, maka tipe studi kasus penelitian ini adalah studi kasus deskriptif analitis (how). Studi kasus eksploratori bertujuan untuk merumuskan pertanyaan atau hipotesis dari suatu penelitian (yang belum tentu menggunakan studi kasus) atau menetapkan kelayakan dari suatu prosedur penelitian yang diinginkan, cara pengumpulan data, bahkan strategi analisis data. Apabila hal-hal tersebut telah ditetapkan, maka studi kasus eksploratori pun berakhir. Studi kasus deskriptif menyajikan deskripsi lengkap suatu fenomena yang diamati dalam konteks yang nyata. Sedangkan studi kasus eksplanatori berusaha membuktikan suatu hubungan sebab akibat, dengan memberikan penjelasan terhadap fenomena yang diamati.

3.2 Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil lokasi tempat penelitian ini di Lembaga Penjaminan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Timur, Jl. Cipto Mangunkusumo Km 2, Kota Samarinda. Lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan mampu menjawab masalah penelitian, dalam hal ini refungsionalisasi LPMP dan peningkatan peran LPMP dalam pelaksanaan SPMP di daerah yang difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Perubahan dari BPG menjadi LPMP serta peningkatan peran LPMP dalam pelaksanaan SPMP di daerah membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam bidang penjaminan mutu. Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) LPMP Provinsi Kalimantan Timur per 1 Maret 2012 lalu, sampai saat ini Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di LPMP Provinsi Kalimantan Timur mencapai 86 orang, yang terdiri atas 66 orang tenaga struktural dan 20 orang widyaiswara. Tantangan yang dihadapi oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur cukup besar mengingat terbatasnya sumber daya dan luasnya wilayah kerja yang ada. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

(5)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah/madrasah pada jalur pendidikan formal, dan kelompok belajar pada jalur pendidikan non formal yang memerlukan fasilitasi mutu pendidikan menuju standar nasional pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 5.364 Sekolah;

2. Pendidik yang perlu memperoleh layanan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sesuai dengan kebutuhan yang ada berjumlah 60.689 guru; 3. Tenaga kependidikan (laboran, pustakawan, tenaga administrasi sekolah) yang memerlukan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sebanyak 9.667 orang;

4. Kepala sekolah dan pengawas yang memerlukan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sebanyak 3.793 orang kepala sekolah dan 643 orang pengawas;

5. Peserta didik yang memerlukan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan standar nasional pendidikan berjumlah 833.956 siswa;

6. Forum Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (152 KKG/128 MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah/Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (33 KKKS/9 MKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (20 KKPS/9 MKPS);

7. Kabupaten/kota yang memerlukan layanan penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 14 Kabupaten/Kota;

8. Kondisi wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas wilayahnya 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura, atau 11% dari total wilayah Indonesia yang merupakan daerah yang luas dan sulit terjangkau; 9. Stakeholders terkait di daerah masih belum memahami tupoksi LPMP sebagai

Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan sehingga diperlukan sosialisasi keberadaan LPMP, selain itu juga adanya instansi formal maupun non formal yang dapat berperan sebagai lembaga yang dapat melaksanakan sebagian program kegiatan yang sama dengan tupoksi LPMP di daerah;

(6)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Dalam mendukung visi dan misi lembaga yang baru ke depan, maka kemitraan dengan berbagai stakeholders yang terkait dengan tupoksi yang baru menjadi sangat strategis dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan lembaga. Kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan pemerintah kabupaten/kota selama ini masih belum optimal sehingga keselarasan program dan kegiatan kelembagaan dengan stakeholders tersebut belum sesuai target dan sasaran yang optimal;

11. Masih ada stakeholders yang kurang mempercayai kemampuan SDM yang ada di LPMP Provinsi Kalimantan Timur.

3.3 Jenis Data Penelitian

Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, dimana data-data ini diperoleh dari informan baik lisan maupun data-data dokumen yang tertulis, perilaku subyek yang diamati di lapangan. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitian di lapangan (Satori dan Komariah, 2011: 176). Dalam konteks penelitian ini peneliti membuat catatan lapangan yang bersumber dari wawancara yang dilakukan terhadap informan yaitu Kepala/Pimpinan Lembaga, Kepala Seksi, Widyaiswara, Bagian Perencanaan, Bagian Kepegawaian, dan beberapa Staf. Selain itu juga catatan lapangan dibuat dari hasil observasi di LPMP Provinsi Kalimantan Timur terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada seksi-seksi yang ada, pelaksanaan internal capacity

building. Peneliti juga membuat catatan lapangan dari studi dokumentasi di

lapangan. Catatan lapangan merupakan bentuk lengkap catatan dari lapangan hasil wawancara, observasi atau pengamatan, dan studi dokumentasi, serta telah ada refleksi.

(7)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human

resources), berbentuk sesuatu yang tertulis atau dicetak. Peneliti

mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, dalam hal ini berupa dokumen resmi kantor seperti dokumen renstra, dokumen program kerja/kegiatan, undang-undang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, dan peran LPMP serta kegiatan LPMP dalam penjaminan mutu pendidikan di daerah.

3. Foto

Foto dapat dijadikan bahan pelengkap penelitian karena foto dapat menggambarkan situasi sebenarnya. Banyak hal yang dapat diperoleh dari foto jika dipahami secara cermat dan mendalam. Foto-foto disini berupa foto-foto kegiatan atau aktifitas yang berlangsung dan terjadi di LPMP Provinsi Kalimantan Timur seperti pelaksanaan internal capacity building, forum pembelajaran klaster, dan lain-lain.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana suatu data diperoleh. Ada dua jenis sumber data dalam penelitian, yaitu manusia (human) dan bukan manusia (non human).

Manusia merupakan informan penelitian yang penting dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian ini pelaku utama sumber data manusia adalah: Kepala Lembaga, Kepala Seksi, Bagian Perencanaan, Bagian Kepegawaian, dan Staf. Sedangkan sumber data non manusia yaitu berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan renstra, program kerja, undang-undang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Juga data-data yang memiliki korelasi dengan

(8)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konteks pengembangan SDM, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam kerangka peningkatan peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan SPMP. Selain itu juga dilakukan pengamatan mengenai proses pengembangan SDM dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang terjadi pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur.

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,

agar data yang diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Pengambilan sampel bukan dimaksudkan untuk mewakili populasi, melainkan berdasarkan relevansi dan kedalaman informasi. Sebagaimana yang dikemukakan Satori dan Komariah (2011: 47) bahwa “purposive sampling menentukan subjek/objek sesuai dengan tujuan”. Melalui teknik purposive

sampling ini, maka diperoleh informan kunci, dan dari informan kunci

dikembangkan untuk mendapatkan informasi lainnya dengan teknik sampel bola salju (snowball sampling). Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Lembaga.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri yaitu peneliti. Peneliti sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, dimana ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, peneliti juga dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Sebagaimana diungkapkan Satori dan Komariah (2011: 61) bahwa “konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci (key instrument) dalam penelitian kualitatif.

Pada saat di lapangan peneliti menerapkan teknik-teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam

(9)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara, dan studi dokumen dan artifak. Peneliti membuat catatan dan memberikan refleksi pada temuan-temuan lapangan, terus mencari informan purposive yang tepat untuk mendapatkan data melalui snowball sampling.

Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar teknik pengumpulan data yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Sebagaimana dinyatakan Sugiyono (2010: 203) bahwa “teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”. Melalui teknik observasi ini peneliti dapat menemukan secara mendalam hal-hal yang tidak akan terungkap oleh informan karena telah dianggap biasa atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. Penulis juga menemukan hal-hal di luar persepsi informan sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. Dengan demikian peneliti dapat memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan observasi pada pelaksanaan kegiatan di LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang berkaitan dengan pengembangan

Instrumen

Penelitian Data

Teknik Pengumpulan Data: 1. Observasi/Pengamatan 2. Wawancara

(10)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya manusianya, kegiatan rapat, perilaku pegawai dalam menjalankan tugasnya, pelaksananaan penjaminan mutu pendidikan oleh LPMP. Selain itu juga peneliti melakukan pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur.

Peneliti berupaya memposisikan diri sebagai pengamat tanpa memberikan intervensi yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan yang diamati. Cara demikian sengaja dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya. 2. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan. Ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan informan secara lebih mendalam baik itu berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran, dan sebagainya. Menurut Satori dan Komariah (2011: 130), “wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab”.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur atau tidak terstandar. Teknik wawancara ini digunakan karena dapat dilakukan secara lebih personal yang memungkinkan informasi didapat sebanyak-banyaknya dari informan. Wawancara yang spontan ini dilakukan untuk mengungkap pandangan, tanggapan, atau penjelasan informan tentang kegiatan atau peristiwa tertentu yang terkait dengan obyek penelitian. Wawancara dilakukan terhadap staf, bagian kepegawaian, bagian perencanaan, kepala seksi, dan kepala lembaga. Adapun daftar informan dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada Lampiran 7. Wawancara dilakukan umumnya pada saat luang dan memungkinkan. Bentuk pertanyaan wawancara adalah pertanyaan terbuka tetapi tetap dalam kerangka fokus penelitian sehingga memberikan keleluasaan terhadap informan untuk menjelaskan apa adanya dan terperinci. Wawancara dilakukan beberapa kali, pada tahap-tahap awal hanya berupa pengenalan dan mengetahui tugas yang mereka kerjakan, terutama pada

(11)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

staf LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti mencatat hasil wawancara dalam catatan lapangan.

3. Studi Dokumen dan Artefak

Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia, jadi merupakan sesuatu yang tercetak atau tertulis. Studi dokumentasi dan artefak dilakukan untuk menjaring informasi yang tersedia dalam bentuk dokumen. Dokumen-dokumen yang ada dipilah dan ditelaah sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen yang resmi dan dokumen tidak resmi. Pada penelitian ini peneliti lebih banyak menggunakan dokumen resmi lembaga seperti dokumen renstra, dokumen program kerja/kegiatan, undang-undang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Dokumen yang relevan kemudian dianalisis isinya secara sistematik dan objektif. Hal ini dalam rangka pembentukan kategori, sehingga dapat diarahkan untuk membuat generalisasi.

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data penelitian maka dibuat matriks fokus penelitian yang memuat tentang teknik pengumpulan data dan informan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data penelitian berdasarkan fokus atau aspek penelitian ini, seperti terlampir pada Lampiran 1.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan pengorganisasian apa yang peneliti pernah dengar, lihat, dan baca selama penelitian di lapangan sehingga bisa dipahami. Jadi analisis data dimaksudkan untuk menjelaskan dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat disimpulkan makna yang terkandung dalam data

(12)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Pertanyaan penelitian merupakan acuan awal dalam mengarahkan analisis data.

Proses analisis data pada penelitian kualitatif dapat dikatakan sudah berlangsung sejak data dikumpulkan, namun sifatnya baru sementara. Analisis data yang sesunguhnya dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Analisis data sebagai proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam sebuah pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.

Data-data yang terkumpul diperoleh dari bermacam cara, seperti hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, intisari dokumen, foto-foto, dan lain-lain. Data-data ini dipilah-pilah, dikelompokkan sesuai temanya. Analisis terdiri dari empat alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan sebagaimana yang ditempuh oleh Miles dan Huberman (1992: 20) dalam melakukan analisis penelitian kualitatif, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Gambar 3.2 Analisis Data Kualitiatif Sumber: Miles dan Huberman (1982: 20)

(13)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti akan mengumpulkan data dengan terjun secara langsung di tempat penelitian. Data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang bersumber dari wawancara, observasi atau pengamatan, dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Jumlah data yang banyak ini sangat kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pengkodean data dilakukan pada tahap ini.

Adapun pengkodean (coding) yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah seperti tabel berikut:

Tabel 3.1 Pengkodean Data Penelitian

Data Informan Aspek

w = wawancara kl = kepala lembaga ks = kepala seksi wi = widyaiswara s = staf

pL = peran LPMP

pk = penilaian kinerja pegawai uL = usaha pengembangan SDM oleh

LPMP

dp = dampak pengembangan SDM pp = perspektif pengembangan SDM ke

depan D = dokumen pL = peran LPMP

(14)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pk = penilaian kinerja pegawai uL = usaha pengembangan SDM oleh

LPMP

dp = dampak pengembangan SDM pp = perspektif pengembangan SDM ke

depan o = observasi A = peran LPMP

B = penilaian kinerja pegawai C = usaha pengembangan SDM oleh

LPMP

D = dampak pengembangan SDM E = perspekti pengembangan SDM ke

depan

Dalam penelitian ini, tahap reduksi dan tahap kategorisasi data telah dilakukan secara bersamaan pada catatan lapangan sebagaimana yang terlampir dalam laporan ini. Pada bagian laporan tersebut, data-data hasil penelitian langsung dikategorisasikan, sementara pemaknaan atas data terlihat pada kolom catatan. Sementara bagaimana data dipaparkan, hal itu dapat dilihat pada bab IV laporan penelitian ini.

3. Penyajian Data

Data ditampilkan sesuai dengan aspek dan kategori dengan menyertakan kode-kode sumber data. Penyajian data menggunakan bentuk teks naratif, yang tidak menutup kemungkinan penggunaan tabel atau gambar untuk mendukung penyajian. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penyajian data tidaklah terpisah dari analisis. Kegiatan dalam penyajian data ini juga merupakan bagian dari analisis.

4. Penarikan Kesimpulan

Dari keteraturan pola-pola, penjelasan, dan kategori dibuat kesimpulan untuk menjawab fokus permasalahan yang telah dibuat di awal penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

(15)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian. Keabsahan data terkait dengan sejauh mana data-data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada beberapa kriteria yang dipakai untuk menguji keabsahan data yang digunakan, yaitu (Satori dan Komariah, 2011: 100): derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), reliabilitas (dependability).

Derajat kepercayaan, pada uji ini diperlihatkan sejauh mana pengumpulan data dan analisis data hingga penafsiran data dilakukan berdasarkan kaidah penelitian kualitatif dilakukan, sehingga tidak ada lagi persoalan mengenai metodologi yang digunakan. Teknik yang digunakan untuk menguji derajat kepercayaan ini dapat melalui perpanjangan waktu penelitian, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan teman sejawat, kecukupan referensi. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah melalui trianggulasi serta melalui diskusi dengan pembimbing.

Keteralihan, terkait dengan bagaimana hasil penelitian ini bisa diaplikasikan di tempat lain. Namun hal itu sangat terkait dengan kesamaan konteks antara di mana penelitian dilakukan dengan lokasi di mana penelitian akan diimplementasikan hasilnya. Teknik pemeriksaan yang dilakukan dalam keteralihan ini adalah uraian rincian. Melalui pemeriksaan ini, peneliti harus dapat menyajikan data sedetil dan secermat mungkin yang dapat menggambarkan konteks di mana penelitian dilakukan.

Reliabilitas, apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian ini maka penelitian ini bisa dikatakan reliabel. Berkaitan dengan hal ini ada proses aktivitas yang dilakukan di lapangan, bagaimana cara peneliti untuk

(16)

Hadi Supriyatno, 2013

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaksanakan penelitian tersebut. Hal ini bisa dilihat dari tahapan-tahapan yang dijalankan dalam penelitian tersebut.

Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Satori dan Komariah (2011: 170-171) bahwa “triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Ada tiga macam triangulasi, yaitu: (1) triangulasi sumber/informan, (2) triangulasi teknik pengumpulan data, dan (3) triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Triangulasi teknik dilakukan dengan menggunakan beragam teknik untuk mengungkap data yang dilakukan kepada sumber data. Triangulasi teknik ini menggunakan teknik wawancara, dokumen, dan observasi untuk mengecek kredibilitas data. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek informasi/data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan. Kemudian data tersebut ditanyakan kepada informan lain yang masih terkait satu sama lain. Penggunaan metode triangulasi ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas. Demikian juga dengan triangulasi teknik, peneliti mengecek keabsahan data dengan membandingkan antara hasil wawancara, dokumen, dan observsi.

Gambar

Foto  dapat  dijadikan  bahan  pelengkap  penelitian  karena  foto  dapat  menggambarkan situasi sebenarnya
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.2 Analisis Data Kualitiatif  Sumber: Miles dan Huberman (1982: 20)
Tabel 3.1 Pengkodean Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paradigma SCP (Structure-Conduct-Performance), untuk dapat terus bertahan dalam industri dengan persaingan yang semakin ketat, perusahaan- perusahaan dalam

PPK masing-masing satker melakukan pengisian capaian output dalam aplikasi SAS dengan berpedoman kepada Manual Modul Capaian Output yang disertakan satu paket dengan

Apabila perlu dan mendesak membuat surat perintah penggeledahan dan surat perintah penyitaan barang bukti kepada PPNS KI, apabila tidak mendesak membuat surat ijin penggeledahan

Asia Petrocom Services Duri tahun 2016 untuk mengetahui pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman karyawan.. Jenis penelitian ini bersifat analitik

Variable yang di pertimbangkan dalam pemberian kredit - Kualitas piutang yang di terima - Jangka waktu periode kredit - Potongan tunai untuk pembayaran lebih awal - Piutang

Hasil penelitian yang diperoleh, iklim keselamatan kerja dan perilaku aman karyawan rig operation berada pada kategori baik.. Hal tersebut menunjukkan bahwa

PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI (LEG EXTENTION) DAN KORDINASI MATA-KAKI (WALL BALL PASS) TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN SHOOTING ATLET SEPAK BOLA BELITUN.. Universitas

Aplikasi e-Learning yang dibangun oleh penulis menggunakan Linux sebagai sistem operasi dan Apache sebagai web server dengan dukungan antarmuka HTML serta skrip pemrograman PHP